Anda di halaman 1dari 4

Bagian II

Prasaran orang sekitar.

Mengadukan Prihal ini kepada teman atau sahabat terdekat, bukannya


kabar baik yang bisa mengubah perasaan. Justru mendapat hinaan serta candaan
yang mengenaskan untuk didengar, mungkin mereka menilai secara normatif
tidak ada unsur menyakitkan dalam guyonan yang dirasakan sebagai orang
terdekat.
Diri ini mencoba mencari petunjuk berupa bisikan yang mampu
menterbalikan memori-memori yang selalu terngiang-ngiang, sulit memang
mendeskripsikan problema yang dirasa sudah mendarah daging karena lamanya
waktu yang termakan untuk memperjuangkannya. Ini bukan sapaan yang biasa
disebut budak cinta, tetapi perasaan yang sulit tergantikan.
Sekian dari banyaknya ucapan untuk mengharap adanya aksara positif
yang mampu membangkitkan gairah emosional, yang kerap jatuh bangun dalam
keterpurukan kenyataan yang tak sesuai dengan ekspektasi. Dari kesaksian yang
mengetahui kesengajaan yang kerap dilakukan padaNya, namun bodoh ketika
berkali-kali terjadi dengan kejadian yang s’lalu hampir sama.
Ada pun teman yang mengingatkan untuk lebih berhati-hati dengan
dirinya, wanita itu banyak tidak hanya dia seorang mungkin tidak membuka
cakrawala hati untuk menerima orang lain. Walaupun tidak semuanya sama
dengan apa yang diinginkan untuk menjalinkannya.
Mengetahui sedikit kronologi rasa kasih sayang orang-orang terhadap
pasangannya mungkin ada saja yang menyakitkan, mereka bagaikan “Rumah
beratap tidak ada tiangnya”. Biasanya masalah ke-egoisan sepele terhadap
komunikasinya masing, ya semudah itu kah hubungan diputus sambungkan
seperti mainan.
Seperti anak kemarin sore atau remaja baru mengenal percintaan, seusia
kepala 2 keatas sudah layaknya memilik prasaran yang dewasa dalam
hubungan. Untuk menjalin keseriusan tanpa candaan yang membuat saling
percaya hingga tak ada kekecewaaan, saling mempercayai dan berlaku lah jujur
dalam komunikasi.

Pepatah yang sering terucap dari Orang tua selalu mengajarkan dan selalu
mengingatkan “jangan kerasa kepala atau egois”. Meneladani yang dikatakan
oleh orang-orang yang sudah berpengalaman perihal ini, mungkin ada baiknya
diambil yang baiknya dan bukan secara mentah-mentah menolak nasihat yang
disampaikannya.
Beralatih patah hati setelah menghadapi kenyataan pahit dengan
melakukan banyak kegiataan, yang seolah-olah mampu melupakan untuk
mencari yang layak untuk dicari. Setelah sekian lama mendapat pelajaran yang
menyaitkan, mustahil jika kejadian yang sama terulang.
Mengakui itu semua sulit bagi yang menjalankan, dan mudah untuk di
katakan. Sekilas seperti omong kosong yang tidak membantu dalam
menyelesaikan permasalahan ini, bukan sekedar hiasan perkataan tapi hambatan
yang tak terbendung untuk dilakukan.
Adapun orang yang sudah pernah merasakan hal serupa menceritakan
suatu unsur yang memiliki kesengajaan mengarah distorsi yang sudah jelas
terjadi, seketika hanya lah menjaga psikis agar selalu tenang. Tidak canggung
dari mimik saat berhadapaan dengan keluarga bukan ingin membohongi,
mungkin kedok yang ampuh untuk menjaga rasa perasaan mereka, tidak ikut
cemas dengan apa yang dirasakan oleh diri ini.
Sekilas hanya sepele, namun bagi yang merasakan gundah yang amat
terdalam. Apa lagi persoalan percintaan yang selalu dikaitkan dengan masa
depan, jangan asal pilih ntah dari mana dia berasal dan bibit bebet bobotnya. Itu
lah yang selalu menjadi penjelasan certia dalam memilih pasangan.
Begitulah dukungan keluarga memberi arahan agar tidak salah dalam
membangun sebuah rumah tangga, untuk membuka cakrawala pemikiran yang
lebih dalam persoalan pasangan, agar tidak gagal di tengah jalan untuk kebaikan
dan menjaga martabat orang tercinta.
Resolusi selalu berdatangan untuk membangun daya psikis diri ini yang
telah rapuh, bagaimana menerika kenyataan yang gagal. Seperti terbaring sakit
di ruang yang penuh dengan jarum suntik dan obat-obatan, yang siap
mendoping diri ini agar kembali pulih kembali.

Tahapan yang sulit menerima masukan yang tak masuk akal, sehingga
jenuh mendengar dan benci terhadap yang mengatakan. Entah rasa keras kepala
ini yang menjadi presepsi orang-orang sekitar, bagaimana cara membangun
kestabilan dari itikad yang dikecewakan.
Lalu Saran menohok carilah yang tidak jauh dari diri kita sejatinya, tidak
lebih dari 1 atau 2 angka bahkan lebih. Karena diri kita bukan seorang yang
perfect yang memliki segala hal yang dibutuhkan wanita, jika diri kita dinilai
denga angka 7 cari lah yang sepadan tidak memiliki jauh perbedaan. Bisa
dibawah 0,5 maupun setara dengan angka yang kita punya atau jika lebih juga
hanya 0,5 itu pun diliat dari kelebihan diri kita yang tidak ada pada wanita
tersebut. Seperti keimanan, kecerdasaan, fisik dan harta atau dari keturunanNya.
Bukan untuk membanding-bandingkan siapa dia dan siapa kita, tapi
untuk memantaskan serta merta melanggengkan hubungan agar sesuai dengan
harapan. Dengan gini akan mengurangi rasa kekhawatiran jika sudah berjalan
sekian tahun, dan satu tujuan untuk melengkapi satu sama lain.
Begitu lah apa yang dibutuhkan dan sesuatu yang wajar jika wanita ingin
mendapatkan yang menurutnya untuk kelancaraan hidupnya di masa-masa yang
akan datang, sehingga muncul rasa ingin mengeksploitasi diri dengan mencari
sana sini dan mana yang lebih pantas dengannya.
Mendengar cerita seperti agak berlebihan atau hal tersebut sedikit kaku,
karena menjudge drajat wanita yang seolah-olah itu sama. Padahal jumlah
wanita di muka bumi ini sangat banyak tidak terhitung, bagaimana pun
menyikapi kenyataan pahit yang sering kali terjadi. Menerima dengan rasa
ikhlas untuk sebagai pelajaran, dan tidak ada rasa dendam kepada siapapun.
Setelah sekian lama tak jumpa dengan kawan duduk bersamaan yang
pernah menyatakan sikap jika dia ingin mendekati wanita dari teman wanita
yang diri ini maksud, hingga berhasil menaklukan wanita tersebut. Mungkin
kejadian itu sudah sangat lampu, berawal dari tatap ada dua wanita yang
memiliki paras yang cantik. Lalu kami berdua ada rasa berusaha untuk
mendekatinya.
Kawan tersebut selalu mengingatkan bahwa wanita yang dimaksud itu
bukan lah wanita yang baik untuk diajak hubungkan, karena sering sekali
memainkan perasaan orang-orang. Termasuk pada diri ini yang sudah berkali-
kali menjadi korban perasaan, dengan dalih ingin berniat baik kawan duduk
bersamaan mengenali dengan wanita lainnya, namun berat hati tidak ada rasa
ketertarikan pada seseorang yang dikenali pada diri ini.
Dengan perkataan yang sudah biasa terdengar,,, BODOH! Memangnya
wanita Cuma dia saja dan tidak ada lagi wanita yang lebih darinya. Yaaa,,, mau
seperti apa lagi untuk sementara ini masih belum siap untuk kenal dengan orang
lain, masih berusaha mengikhlaskan keadaan yang menjadi kenyataan pait. Lalu
terpampang sikap acuh karena kawan tersebut sudah mulai bosan mengingatkan
pada diri ini, namun bagaimana pun sebagai orang yang pernah duduk
bersamaan sekian lama tetap memperdulikaan kawan didalam keadaan terpuruk
maupun membutuhkan bantuan.

Anda mungkin juga menyukai