Anda di halaman 1dari 4

Semua Akan Baik Baik Saja, Percayalah

Cerpen Karangan: Riki Asiansyah

Benarkah setiap orang memiliki masalah. Masalah yang terkadang membuatanya seolah-olah
itu merupakan cobaan terberat dalam hidupnya. Merasa sendiri, tidak berdaya, seperti dunia
terasa asing untuk tempatnya berpijak. Tetapi siapa menyangka, jika suatu saat nanti kita
terkejut melihat diri kita yang sekarang, dapat tetap hidup menjalani hari-hari, meskipun
dahulu kita merasa keterpurukan yang kita hadapi begitu mengerikan. Bahkan hanya sekedar
untuk dilewati.
Sadar atau tidak, kita pasti akan melalui cerita yang sama. Ya benar. Cerita yang sama, atau
hampir sama nantinya dengan orang-orang yang telah menua dengan pengalaman hidupnya.
Orang tua dan orang-orang yang terlahir lebih dahulu dari kita, telah melalui hal yang sama.
Merasa bahagia, kecewa, menangis, tertawa. Dan yang ku khawatirkan adalah tentang diri
kita yang sekarang. Awal usia remaja memasuki dua puluh tahun, seperti saat umurku
sekarang. Mungkin ini merupakan masa dimana kita mulai merasa gampang cemas dengan
masa depan kita yang belum pasti dan satu lagi tentang perasaan cinta kita dengan lawan
jenis. Dinamika yang sulit untuk dihindari tentunya pada saat sekarang ini.
Hal yang wajar memang jika kita mengalami kecemasan, karena terkadang masa depan tidak
selalu menjadi kenyataan sesuai dengan mimpi dan harapan yang kita inginkan. Namun juga
tidak menutup kemungkinan kalau ternyata ketidakpastian itu nantinya malah memberikan
kesempatan baik untuk hal-hal baru, yang pada awalnya kita malah tidak memikirkannya
sama sekali. Baru kusadari kemudian. Sesulit apapun rintangan yang akan kita hadapi
kedepanya, dan separah apapun perasaan sakit yang akan atau sudah kita rasakan, entah
karena itu diakibatkan oleh cinta maupun sesuatu yang lain. Harapanku untuk diriku dimasa
depan maupun dimasa lalu terutama untukmu yang sekarang sedang menghadapi masalah itu
sekarang.

Meskipun aku sebenarnya sungkan untuk mengatakanya karena saat ini mungkin kita dimasa
yang sama dan umur kita juga tidak terlalu jauh berbeda. Aku tidak ingin terlihat
mengajarimu karena aku juga terkadang butuh orang lain di sampingku untuk mendengarkan
ocehan dan keluh kesah akan masalahku. Namun dengan ketulusan hatiku paling dalam,
karena aku juga tidak bisa membiarkan seorang teman, yang seumuran, lebih muda atau pun
lebih tua dariku yang merasa dirinya sendiri dalam menghadapi cobaan hidupnya. Tanpa aku
berbuat sesuatu untuknya. Setidaknya sampai ia bisa tidur dengan nyenyak, melalui malam
harinya yang akan terasa panjang.
Mungkin suatu kekuatan juga bagiku saat aku menjadi pendengar yang baik. Mendengarkan
cerita pilu mu beberapa waktu sampai tidak terasa menit meninggalkan detik, dan akan
menjadi beberapa jam yang membosankan. Kamu hanya akan lebih ingin bercerita tentang
masalahmu ketimbang meminta solusi dariku ataupun orang lain. karena tanpa kita sadari kita
lebih tau apa yang harus kita putuskan numun juga tidak dipungkiri masukan dari orang lain
menjadi kekuatan tersendiri untuk mempertegas apa yang kita harus putuskan.
Ini juga yang sedang aku lakukan pada diriku dengan tetap mencintai wanita itu. Wanita yang
pernah mengisi pagiku dengan kebahagian, meskipun hanya dengan sekedar ucapan.
“Selamat pagi sayang”. Kita akan merasa malas saat kita berada pada posisi seperti saat
sedang merasa kecewa. Benarkan?. Beginilah caraku untuk mengembalikan mimpiku yang
sempat beberapa waktu terlupakan. Aku mencoba bangkit dengan membayangkan di waktu
istirahatku mimpi itu semangkin nyata. Menjadikan ia sasaran semangat yang sangat berharga
untuk kita miliki. Jika kita action untuk mewujudkanya, dan yakinkanlah itu pada hatimu
bahwa itu bukan hanya sekedar angan-angan tanpa tindakan. Sampai suatu saat nanti kita
akan menikmati indahnya cahaya senja sore dengan mentari yang malu-malu
menyembunyikan cahaya merah membarahnya di antara awan, membentuk seberkas cahaya
emas di setiap sudutnya. Lambat tapi pasti. Menuju peraduannya.
Bukan malah menganggapnya sebagai akhir dari cerita hidup kita tetapi sebagai kesempatan
buat kita beristirahat mempersiapkan diri untuk menyambut cahaya mentari pagi esok hari.
Rasakanlah suara kicauan merdu beberapa ekor burung yang bercengkerama satu sama lain di
antara ranting-ranting pohon di dekat jendela kamarmu. Gemericik aliran air di bebatuan
kerikil, yang ditumbuhi rerumputan di kanan kiri parit halaman rumahmu. Jika pun nanti pagi
tidak terlalu cerah. Kita tidak usah terlalu mengkhawatirkannya dan menyamakannya dengan
perasaan kita. Seperti saat langit mendung perasaan kita pun jadi latah ikut-ikut mendung. Itu
hanya masalah cuaca tidak ada pengaruhnya dengan perasaan kita. Kecuali jika kamu masih
menikmati menjadi anak alay yang senang berkata. “Cuaca hari ini mendung, sesuai dengan
perasaan abang dek. Abang gitu orangnya”. Hahaha
Aku memang tidak punya hak melarangmu. Tetapi tolong jangan sampai aku mendengar
langsung atau melihat dari status seorang cowok berkata seperti itu karena, itu sangat
menggangguku sebagai cowok sejati. Karena aku gitu orangnya. Hehehe
Mungkin ini nampak seperti menceramahimu, bahkan diriku pun merasa seperti pernah
diceramai oleh kakek-kakek yang merasa tau segalanya. Jika tidak salah kita akan berfikir
hanya kitalah yang tau rasa getirnya masalah yang kita hadapi. Saran dari orang lain pun
tidak terlalu membantu karena kita merasa hanya kita yang tau pasti bagai mana rasanya
perasaan itu. jika tidak ada kata-kata ataupun saran dari orang lain yang mampu menbuatmu
lebih baik maka dengarlah ini sementara waktu. Kamu harus tetap bertahan. Dan kamu tidak
sendiri jika hatimu merasa sendiri aku hanya akan bilang kamu tidak sendiri. Aku
mengatakannya jujur tentang itu. coba kita fikirkan mungkinkah hanya kamu hari ini yang
sedang ada masalah. Lihat orang sekelilingmu apakah kamu yakin mereka sedang baik-baik
saja. Semua orang setiap harinya memiliki masalah masing-masing bahkan lebih rumit dari
yang kamu bayangkan tetapi tenang saja. Masalahmu lebih berat dari yang lainya, jika kamu
masih berfikir hanya kamu yang tau segalanya tentang perasaan sakit itu.
Coba berikanlah kesempatan waktu untuk menunjukan apa yang bisa dilakukanya. Dan
jangan terkejut jika suatu saat nanti kita sama-sama semangkin kuat menghadapi cobaan di
masa depan. Ini untuk mengingatkan diriku di masa lalu dan untuk di masa depan, buat adik
lelakiku yang sekarang baru sekolah dasar tingkat satu. Untuk orang-orang yang sedang
merasa terluka. Kita pasti akan menjumpai masa itu. Meskipun nanti kamu merasa nasehat
orang lain, temanmu atau aku sebagai abangmu bahkan keluargamu tidak akan membantu
banyak. Karena kamu merasa hanya dirimulah yang mengerti dan merasakan penderitaan itu.
kamu mungkin akan bisa lebih baik melaluinya jika kamu memiliki rutinitas kesibukan yang
positif. Seperti berolahraga bersama teman-temanmu, mengikuti perkemahan dan bersenang-
senang dengan orang-orang yang kuharap tidak akan membawamu tejerumus ke sesuatu yang
malah akan membuatmu semangkin terpuruk. Aku enggan mengatakan pepatah ini
sebenarnya. karena aku pun tidak merasakan kekutan sihir dari mendengar pepatah ini dari
orang lain yang sedang menasehatiku atau saat kuucapkan mungkin seribu kali di kepalaku,
mencoba menasehati diri sendiri. Sampai aku telah melakukan kesalahan itu dan menerima
akibatnya.
Aku tidak menyuruhmu untuk mengikuti apa yang kulakukan, karena itu hanya akan jadi
penyesalan pada akhirnya. Penyesalan memang selalu datang terlambat. Tetapi jangan
jadikan ini alasan untukmu jadi takut. Hadapilah semua masalah yang ada di depan matamu.
Berat ringanya tergantung cara kamu menghadapinya. Jika memang itu sulit bagimu. Coba
dengarkan kata hatimu. Dia tidak pernah berbohong padamu dan kata hatimu akan
mengarahkanmu selalu menuju kebaikan.
Beberapa hari lalu, ada teman satu kelasku seorang perempuan cantik yang sebelumnya kami
pun juga tidak terlalu dekat. Dan di kampus saja kami sering bertemu, karena kebetulan juga
satu lokal. Awal dulu pertama masuk kuliah, di mataku saat itu ia memang tidak terlalu
menarik karena aku sudah lebih memilih seorang wanita yang kuanggap lebih menarik.
Padahal dua teman dekatku di kelas dan mungkin orang-orang lain yang seleranya bagus.
karena sebelumnya Al dan Aga yang kebetulan juga satu lokal. Begitu memuji kecantikan
yang ada pada dirinya. Dan mereka berdua pernah bilang padaku kalau selerahku payah.
Mungkin memang payah.
Setiap melihat cara berbicarnya aku sudah memberikan gambaran buruk tentang dirinya.
Yang manjalah, kalau bicara kayak reporter gosip. Pokoknya gak banget buat ngobrol sama
dia apa lagi dekat. Meskipun sangat kusesali prasangka burukku tentangnya saat ini.
Seharusnya aku tidak boleh melakukan hal itu, dan aku terjebak oleh pemikiranku tenteng
orang lain yang hanya ku tau dari sampulnya saja. Padahal mungkin aku tidak tau bagaimana
jika ia memiliki hati yang lebih baik dari malaikat dan lembut seperti kapas putih. Sungguh
aku tidak memiliki hak untuk menilai seseorang tanpa mengetahui isi hatinya yang
sebenarnya.
Saat tidak sengaja kulihat status di BBMnya. Dengar gambar emoticon menangis yang
ditampilkan. Kupikir ia sedang mengalami sesuatu yang mungkin sedang membuatnya
merasa hari itu merupakan salah satu saat-saat terberat dalam hidupnya dan saat itu juga aku
baru bangkit dari hal yang sama untuk kesekian kalinya. Aku tau bagai mana rasanya
penderitaan itu.
Kucoba memberanikan diri untuk menayakan ada apa denganya, walaupun sebelumnya aku
juga saat itu masih terbesit berfikir tentangnya dengan pikiran lama. Dan ternyata dari
balasannya yang sebelunya aku juga gak yakin dia akan menceritakan masalah pribadinya
malam itu padaku. Ia sedang mengalami masalah yang hampir sama masalah yang akan
membuatnya tertidur lebih malam. Dengan perasaan yang tidak tenang. Dan kita akan melihat
diri kita menangis di saat sendiri. saat di kamar mandi, tempat tidur. Saat melihat benda
ataupun kenangan yang akan mengingatkan kita pada seseorang yang kita sayang.
Melihatnya seperti melihat diriku beberapa waktu lalu bahkan jujur sebenarnya aku masih
pada situasi yang sama sampai saat ini, karena itu sampai sekarang aku coba menyadarkan
diriku jika aku terus menyiksa diri seperti ini, itu tidak akan membuatku lebih baik. Setelah ia
menceritakan masalahnya dengan tulisan di pesan BBM yang panjang dan kuyakin itu belum
semua dapat mewakili perasaanya saat itu. Karena itu aku harus beberapa kali membaca
pesanya untuk mencoba mengerti apa yang sebenarnya masalah yang dihadapinya. Sehingga
sampai di akhir pesanya ia mengatakan sangat ketakutan, kebingungan luarbiasa. Di lain sisi
aku sempat gak percaya dia sampai mau cerita masalah pribadinya kepadaku yang hanya
sekedar teman kuliah yang jarang juga kami mengobral bahkan untuk membicarakan tentang
mata pelajaran kuliah, namun di lain sisi mungkin Allah memang sudah menakdirkan semua
ini. Untuk aku bisa sedikit mengurangi rasa derita di hatinya dan untuk menyadarkan aku
agar tidak menilai seseorang dari yang dilihatkannya saja. Karena kita juga tidak tau apa yang
sebenarnya ada di hati seseorang.
Saat itu yang aku bisa katakan padanya untuk berusaha tetap bertahan dari cobaan yang
dihadapinya dan kuyakinkan bahwa iya tidak sendiri. Kuulangi sampai beberapa kali supaya
ia mengingatnya. Karena aku yakin jika akupun mengatkan sesuatu hal yang panjang lebar itu
tidak akan berarti banyak padamu. Karena aku juga pernah mengalami hal yang sama.
Mungkin aku akan menceritakan beberapa pengalamanku beberapa saat yang lalu, jujur
beberapa minggu lalu aku menghadapi perasaan yang sama denganmu. Merasakan menjadi
orang yang tidak bisa berbuat apa-apa. Kita melihat diri kita tidak berguna untuk orang lain.
Tetapi aku berharap kamu lebih baik dariku dalam menghadapi penderitaan itu. Dan
percayalah kita tidak selalu bisa mengharapkan pukulan dari orang lain untuk membuat kita
bangkit kembali. Malah mungkin kamu menjumpai orang-orang yang malah membuatmu
terluka.
Aku juga tidak tau kenapa kamu menghapus pertemanan dengan kontak bernama Riki
Asiansyah di BBM mu beberapa hari lalu. Apakah kamu malu telah menceritakan masalah
privasimu, atau kamu merasa tidak lebih baik setelah mendengar ocehanku yang hanya
memintamu bertahan beberapa saat dan menyakinkanmu bahwa kamu tidak sendiri. Sungguh
aku ingin memperbaiki hubungan pertemanan denganmu juga dengan teman-teman lokal
kita. Sebagai saudara yang akan saling membangkitkan disaat kita terpuruk. Tidak ada lagi
kata aku libih baik darimu yang ada aku jadi jauh lebih baik karenamu teman.
Seperti bunga mawar yang mekar di gurun sahara. Aku ingin kita sama-sama mekar
meskipun kehidupan akan terasa sulit kedepanya. Tetapi jangan kahawatir semua akan Penuh
keajaiban di masa depan dan tampak sangat indah. Seperti bunga mawar yang mekar di gurun
sahara

Anda mungkin juga menyukai