Anda di halaman 1dari 7

Kenalkan aku kenangan

Aku adalah seseorang yang ditakdirkan untuk mengerti


apa itu perjuangan. Berbagai macam variable yang aku
lalui mengajarkan berbagai macam rasa. Rasa
kehilangan,rasa penyesalan dan rasa rasa yang kelam.
Walau pada akhirnya semua yang ku rasa adalah
subjektif dari perasaanku yang kacau balau ini tapi
kenangan. Ya kenangan, kenangan itulah yang
membuatku tenggelam dalam lamunan yang tidak bisa
ku terpa sedikitpun. Aku yang diagungkan oleh impian
dan dirasakan maya oleh kenyataan hingga tiba
penantian yang merusak segala retorika kehidupan,
kenangan. Padanya aku selalu berusaha memikirkan
yang terbaik, menanggapi yang terjadi seolah-olah aku
belajar darinya namun taukah dari relung hati paling
dalam kenangan seolah-olah memberikan ranjau dan
kode untukku. Kalau nyatanya iya ingin selalu ada
difikiranku dan hidup kembali bak dejavu. Walau pada
realitanya semua itu tak mungkin. Kenangan yang
terberat bagiku adalah kenangan dengan beberapa
situasi yang membuatku sulit untuk melupa. Melupa
rasanya aku kini sendiri, melupa bahwa kau tak pernah
menginginkan aku nyatanya. Sungguh angkuh aku
berkata baik pada kenangan namun nytanya menangis
pedih oleh memori tentangnya. Dengan kenangan
setidaknya aku tau bahwa residu yang memberikan api
ada didekatku, kamu yang menjadi bintang didalam
malamku merubahku bak laksana mawar yang tumbuh
digurun pasir, indah dan wangi namun selang purnama
laksana itu berubah menjadi residu berkonspirasi
dengan teriknya mentari menjadi ledakan yang cukup
membungi hanguskan perasaan. Tapi setidaknya 365
hari lebih kenangan yang tidak disengaja melalui
senyuman social media membuatku bahagia. Hingga
akhirnya ku sadari membuatmu bahagia bukan soal
bersama tapi soal merelakan dan berpasrah akan takdir
yang diberikanya.

Masa Lalu
Sejatinya aku masih terperangkap oleh kisah lampau
yang masih terekam jelas difikiranku, oleh perasaanku
yang tak tau kenapa menjadi penetap abadi, rasanya
berkutat bak lingkran yang tak tau ujungnya. Beberapa
kejadian awal cukup membuatku kecewa dan mungkin
itulah yang membuanya menetap. Kau menetap dan
betah tertidur difikaranku dan seolah tak ada yang bisa
membangunkanmu dalam keadaan apapun. Kau tak
hentinya melukaiku, membuatku terpuruk lagi dan lagi,
membuatku seolah berjalan diatas air walau pada
nyatanya itu tak mungkin. Kau berputar difikiranku bak
gasing terus berputar tanpa berhenti sedikitpun dan aku
terjebak dalam bilik lamunan kenangan yang tidak aku
ketahui mana ujungnya. Dan senyumu masih sama
seperti awal kita menciptakan kenangan indah waktu itu,
aku yang percaya akan teori yang menyatakan bahwa
“dari sejarah kita bisa belajar bahwa sesuatu yang
kelam dimasa lampau agar tidak diulangi kembali
dimasa depan” nyatanya teori tersebut hanya kenaifan
kita semata. Kita yang kala itu dimanjakan oleh situasi di
padukan dengan indahnya berkata masa depan dan
disatukan untuk selalu bersama seolah semua yang
buruk takan pernah terjadi. Nyatanya yang kita katakan
abadi hanya sebuah opini yang tak berlandaskan
apapun kecuali rasa yang sementara.
Berhentilah mengusiku, berhentilah mengganguku, tak
pernah kah kau sadari ketika kauu mengganggu
fikiranku dan mengusik perasaanku hanya dengan
goresan senyummu yang lugu dan lesung pipimu itu.
Goresan senyummu ketika awal kita pertama bertemu
begitu menggoresankan rasa yang selama ini aku tak
tau apakah itu nyata atau tidak. Pertemuan yang
membuat gegap gemita seluruh jiwa ini seperti terhimpit
dalam sebuah mimpi yang penuh dengan pemandangan
safana yang membentang dan luas. Dalam pertemuan
kita setidaknya kita dapat definisikan beberapa arti dari
hari, hari adalah sesuatu yang menyenangkan karna
terlahir untuk dapat melihat kedip mata elok yang
menawan merupakan sesuatu pemandangan yang
langka akhir-akhir ini aku jumpai, dan hari adalah delusi
yang panjang menceritakan tentang pertemuan kita
yang tiada akhir ini. kemudian sesuatu yang indah itu
tak pernah lari dalam fikiranku dan layaknya sebuah
dongeng metamorfosis aku terbawa dalam dimensi
labirin yang penuh dengan gambar matamu dan lagi-lagi
aku selalu terobsesi untuk melihat senyum manismu itu
dari sudut yang tak pernah kau duga walaupun jika kau
tahu, aku yakin kau tak pernah peduli denganku, karna
aku layaknya kerupuk yang lapuk dimatamu berwujud
namun tak lagi terasa. lagi-lagi aku bersabar menanti
kita dapat bercengkara satu sama lain dengan kendali
penuh atas kita berdua,mengobrol tentang mata kuliah
yang kau suka, kabar kedua orang tua kita hingga aku
rela mendengarkan ceritamu tentang artis kpop
kesukaanmu meskipun aku tak pernah menyukai hal-hal
yang berbau dengan boyband itu, tapi ah itu hanyalah
hayalku yang seolah dibuat sengaja karnamu. Tapi
sungguh indah jika kita dapat membuat mimpiku itu
menjadi kenyataan kita.

Kau Masa Lalu


Ibarat mata memandang
Ilusi fatamorgana
Bintang terang dibalik mendung awan
Rembulan menyapa hati dilema

Masa laluku
Kau hadir dalam ingatan
Memnaggil luka menyinggung derita
Mengundang asa juga rasa

Masa laluku
Daku tiada mampu tuk menahan
Tentangmu enggan hilang
Melekat erat dalam ingatan

Masa laluku
Kau pernah kusemogakan
Sebelum terkubur bersama waktu
Jingga

Aku terbangun seperti biasa tiba pada rasa yang


meragukan tentang diri ssendiri, bagaimana
beradaptasi, mengaantisipasi tanpa bantuan orang lain,
dan terus bergerak walau suasana tak mendukung.
Akhir-akhir ini aku habiskan waktuku dengan membaca
buku tentang motivasi. Bagaimana caranya seorang
menjadi inspirasi dan bagaimanakah tindakan
mengalahkan segala bentuk orasi untuk diambil menjadi
rasa simpati. Namun fikiranku melayang pada tahap
dimana aku bingung. Rasa ragu hingga tidak percaya
diri timbul dengan sendirinya. Fikiranku berkata “anak
desa ini akan berpindh pada kehidupan kota yang
penuh dengan mobilitas dan kopleksitas yang tinggi,
apakah aku mampu yah?” seketika diriku ragu oleh
kemampuan yang sudah kubangun sendari kecil.aku
adalah seorang yang perasa, kata temen-temenku aku
layaknya seorang perempuan,begitu gampang
tersinggung dan terpancing,danyang paling prah begitu
gampang merasa minder. Aku ingat ketika seseorang
yang kucintai dalam diam semasa duduk dibangku sma
berkata padaku “sebagai teman,aku menyarankan kamu
supaya melihat gaya hidup dan gimana sih caranya kota
hidup, dibanding kamu selalu memakai baju batik
dengan celana bahan dan panthopelmu, kesannya
umurmu terlalu tua”

Anda mungkin juga menyukai