Masa Lalu
Sejatinya aku masih terperangkap oleh kisah lampau
yang masih terekam jelas difikiranku, oleh perasaanku
yang tak tau kenapa menjadi penetap abadi, rasanya
berkutat bak lingkran yang tak tau ujungnya. Beberapa
kejadian awal cukup membuatku kecewa dan mungkin
itulah yang membuanya menetap. Kau menetap dan
betah tertidur difikaranku dan seolah tak ada yang bisa
membangunkanmu dalam keadaan apapun. Kau tak
hentinya melukaiku, membuatku terpuruk lagi dan lagi,
membuatku seolah berjalan diatas air walau pada
nyatanya itu tak mungkin. Kau berputar difikiranku bak
gasing terus berputar tanpa berhenti sedikitpun dan aku
terjebak dalam bilik lamunan kenangan yang tidak aku
ketahui mana ujungnya. Dan senyumu masih sama
seperti awal kita menciptakan kenangan indah waktu itu,
aku yang percaya akan teori yang menyatakan bahwa
“dari sejarah kita bisa belajar bahwa sesuatu yang
kelam dimasa lampau agar tidak diulangi kembali
dimasa depan” nyatanya teori tersebut hanya kenaifan
kita semata. Kita yang kala itu dimanjakan oleh situasi di
padukan dengan indahnya berkata masa depan dan
disatukan untuk selalu bersama seolah semua yang
buruk takan pernah terjadi. Nyatanya yang kita katakan
abadi hanya sebuah opini yang tak berlandaskan
apapun kecuali rasa yang sementara.
Berhentilah mengusiku, berhentilah mengganguku, tak
pernah kah kau sadari ketika kauu mengganggu
fikiranku dan mengusik perasaanku hanya dengan
goresan senyummu yang lugu dan lesung pipimu itu.
Goresan senyummu ketika awal kita pertama bertemu
begitu menggoresankan rasa yang selama ini aku tak
tau apakah itu nyata atau tidak. Pertemuan yang
membuat gegap gemita seluruh jiwa ini seperti terhimpit
dalam sebuah mimpi yang penuh dengan pemandangan
safana yang membentang dan luas. Dalam pertemuan
kita setidaknya kita dapat definisikan beberapa arti dari
hari, hari adalah sesuatu yang menyenangkan karna
terlahir untuk dapat melihat kedip mata elok yang
menawan merupakan sesuatu pemandangan yang
langka akhir-akhir ini aku jumpai, dan hari adalah delusi
yang panjang menceritakan tentang pertemuan kita
yang tiada akhir ini. kemudian sesuatu yang indah itu
tak pernah lari dalam fikiranku dan layaknya sebuah
dongeng metamorfosis aku terbawa dalam dimensi
labirin yang penuh dengan gambar matamu dan lagi-lagi
aku selalu terobsesi untuk melihat senyum manismu itu
dari sudut yang tak pernah kau duga walaupun jika kau
tahu, aku yakin kau tak pernah peduli denganku, karna
aku layaknya kerupuk yang lapuk dimatamu berwujud
namun tak lagi terasa. lagi-lagi aku bersabar menanti
kita dapat bercengkara satu sama lain dengan kendali
penuh atas kita berdua,mengobrol tentang mata kuliah
yang kau suka, kabar kedua orang tua kita hingga aku
rela mendengarkan ceritamu tentang artis kpop
kesukaanmu meskipun aku tak pernah menyukai hal-hal
yang berbau dengan boyband itu, tapi ah itu hanyalah
hayalku yang seolah dibuat sengaja karnamu. Tapi
sungguh indah jika kita dapat membuat mimpiku itu
menjadi kenyataan kita.
Masa laluku
Kau hadir dalam ingatan
Memnaggil luka menyinggung derita
Mengundang asa juga rasa
Masa laluku
Daku tiada mampu tuk menahan
Tentangmu enggan hilang
Melekat erat dalam ingatan
Masa laluku
Kau pernah kusemogakan
Sebelum terkubur bersama waktu
Jingga