Anda di halaman 1dari 7

HUJAN BERCERITA.

Pernah takut kehilangan seseorang nggak?


Kalian sadar nggak, bahwa apapun yang ditakdirkan untukmu akan kembali kepadamu. Sedang
bersama siapa—pun dia saat ini, serumit apapun jalan menujumu, dia akan kembali padamu.

Pernah banget di titik, nyapa orang, tapi dilihat aja enggak. (Saking enggak sukanya).
Pernah banget di titik, buat kesalahan dikit, abadi di telinga pembencinya.
Pernah banget di titik paling bawah, bangkit sendiri, (Allah tahu kok), kita mampu. Makannya
ujian berat diamanahkan kepada kita.

Jangan jauh-jauh dari Allah ya. Agar hidup akan selalu baik-baik saja. Sampai kapan—pun
kita tetap membutuhkan pertolongan-Nya

Mungkin, suatu hari aku perlu mengajak diriku menemui laut.


Penikmat kesendirian, tapi masih sering menakuti kesepian

(Karena kita berharga)


Tidak apa, jika hari ini banyak yang meragukanmu. Memandang rendah. Karena tentang semua
hal yang kau lewati di masa lalu. Selayaknya itu, mampu dijadikan pelajaran berarti untuk
hidupmu yang baru.
Tidak apa, jika dadamu sesak melihat beberapa oramg yang sibuk menjadikanmu bahan
bincang. Karena tugasmu hanya membuktikan, bahwa kamu tidak lagi terjebak pada masa itu.
Masa di mana kamu, pernah hancur berantakan karena telah salah menaruh perasaan.
Tidak Mengapa beberapa orang pergi karena seisi kepalanya dipenuhi keraguan atasmu.
Karena atas apapun yang tertinggal di belakang, kamu tetap berharga hari ini.

Bahkan ketika seseorang ingin mendapatkanku, aku sempat menanyakan ini pada diriku
sendiri.
(Apa lukaku sudah sembuh, apa sakitku sudah pulih, apa pantas orang sebaiknya harus
bersanding dengan orang sepertiku, yang selalu memiliki cerita rumit), lalu aku berkaca sekali
lagi, aku pun tidak pernah ingin terjebak dikerumitan, masa lalu. Tidak juga ingin melukai
siapa-siapa.
—katanya, semua sudah ad yang mengatur. Baik buruk,
Semangat ya. Bersyukur, ketika ada yang mendoakanmu diam-diam.
Dialah pemenang dari apa yang kamu doakan.

Dewasa memang tidak seasik menjadi anak-anak. Bertengkar baikan lagi.

Sehat selalu orang baik. Sehat selalu orang yang diem-diem nutupin sedih. Sehat-sehat orang
yang selalu dianggap nggak bisa apa-apa. Sehat selalu kewarasannya. Orang kuat dibentuk dari
ujian-ujian.
Kalau kita tidak bisa menerima masa lalu seseorang, coba renungi, dosa apa yang pernah kita
perbuat di masa lalu? Sampai-sampai Allah menghukum kita dengan cara-cara yang
menyakitkan. Sampai-sampai Allah memberikan kita kenyataan yang menyakitkan.
; mari saling menerima. Biarkan masa lalu terjaga oleh, kenangannya. Tidak perlu selalu
menjadi bahan ketika saling bertengkar. Mari mendewasa bersama.

Tidak melukai dengan sentuh, tapi menyakiti lewat ucapan

Dear aku. Sehat yuk! Jangan sakit-sakitan.

; setiap hari adalah kerumitan. Kata seseorang, yang duduk di sampingku .

Jangan pergi ya. Apapun salahku. Tetaplah menjadi penengah. Jangan marah ya, katanya,
(masa lalu) adalah pelajaran, boleh bantu aku menyembuhkan.

Ternyata gini ya, rasanya dijatuhkan berkali-kali. Mental yang hancur, tidak akan pulih
kembali. —kecuali kita percaya bahwa punya Allah.
Semua akan pulih,

Udah nggak apa-apa. Sekarang dijatuhin sama orang. Mentalnya dirusak pelan-pelan. Allah
lebih tahu kok mungkin, ini perantara Allah. Biar kita lebih kuat. Allah hanya sedang menguji,
nanti juga kita baikan lagi semangat.

Sedang dihancurkan oleh keadaan. Sedang dikuatkan oleh diri sendiri. Sedang ingin menyerah,
sedang tidak ingin membuka wa tidak ingin membuka pesan-pesan tidak ingin mengangkat
telepon, tidak ingin mendengarkan obrolan siapapun. Rasanya hanya ingin tidur. Membuka
mata dan mempersiapkan diri menghadapi ujian yang telah Allah berikan. Rasanya lelah,
berkutat pada masalah yang sama. Rasanya lelah membahas sesuatu yang tidak enak didengar,
tidak nyaman untuk dijalani, semangat aja dulu, soal hasil biar Allah yang menentukan tanda.
Yang penting doanya yang tulus.

Dear aku, udah ya sedihnya. Nggak usah dipikirin lagi. Disaat kita terjatuh, di saat itulah kita
tahu mana yang benar-benar orang terdekat, orang yang selalu baik dan ada untuk kita. Lain
kali, jangan sembarangan cerita ya. Karena nggak Semua orang bisa mendengarkan apa yang
kamu rasain.

Di saat terpuruk, kita paham arti kesetiaan orang-orang terdekat.


Sedang di fase hampir mati, tapi masih bisa bertahan.

Dear kalian, pinter-pinter menjaga cerita ya. Nggak semua yang selama ini jadi bahu, mampu
menampung cerita kita.

Kualitas sabar tanpa ukuran. Tidak ada kesabaran yang dapat dikalahkan oleh ujian.
Kesabaran seperti pelindung terakhir dalam kehidupan. Membuat kita terjaga dari nyinyiran
sindiran atau Luka dari orang sekitar.

Hanya orang-orang pilihan yang memiliki kesabaran terbaik. Meskipun ia dilukai dan
dihantam oleh rasa sakit yang tiada henti-henti. Ia adalah manusia pilihan Allah yang diberikan
kekuatan lebih meskipun, air matanya sering runtuh, sering jatuh. Ia adalah manusia pilihan
Allah yang memiliki kesabaran lebih. Yang memiliki hati, yang tulusnya serupa hati Milik ibu.
Ia adalah manusia kuat, yang saat dilukaipun ia masih Mencoba tersenyum di hadapan orang
yang melukainya.

Berapa waktu lalu, saya sempat membaca tulisan. Entah itu tulisan siapa namun saya pernah
membacanya dan mengingat isi tulisannya.

Manusia akan mengalami tiga kali jatuh cinta dalam hidupnya. Pada 3 orang yang berbeda.
Cinta Pertama, terjadi pada saat usia muda. Yang bersamanya kita bisa bertumbuh dan berpisah
dengan cara-cara yang konyol.

Kalau kita ingat-ingat lagi rasanya itu bukan lagi cinta. Tapi itulah cinta. Cinta Kedua, dalam
perjalanan Cinta Kali ini akan memberi kita banyak pelajaran. Di dalamnya kita akan
merasakan rasa sakit, kecewa, penghianatan yang penuh drama.

Tapi inilah cinta yang membuat kita bertumbuh. Belajar dan menyadari inilah hal-hal yang
tidak kita suka maupun suka. Pada fase ini kita akan tahu mana orang yang baik dan mana
orang yang buruk. Dalam Fase ini kita akan jauh lebih hati-hati untuk mengenal orang baru.
Selanjutnya tahap cinta ketiga, cinta yang datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Cinta
yang datang tiba-tiba. Datang pun terkadang terlihat seperti orang tidak kita butuhkan untuk
menjadi teman hidup. Tapi kita bisa melihat keindahannya dari ketidaksempurnaannya. Inilah
Cinta yang sebenarnya. Yang pada akhirnya kita yakin bahwa kita bisa melalui perjalanan
bersamanya. Susah maupun senang.

Kalau dikaitkan dengan masa lalu saya, dengan perjalanan hidup saya, ada fase-fase yang
memang saya alami. Meskipun tidak semuanya, tapi ada beberapa hal yang memang saya
alami.

Send mungkin memang inilah sebuah perjalanan hidup sebelum kita ditemukan dengan orang
yang benar-benar.
Ada banyak hal yang terangkum beberapa hari terakhir ini. Kesabaran yang harus ditukar
dengan ketidaknyamanan dan kesedihan.

Di balik kesabaran tersebut ada pelajaran baru yang didapatkan dari ujian yang paling berat
dan ringan. Bukankah setiap waktu adalah belajar, karena setiap waktu adalah pelajaran.
Meskipun seringkali remidi menghadapi ujian, ada banyak Hikmah yang bisa dipetik dari
setiap ujiannya. Seringkali menangis malam-malam, tertawa sendirian, menahan isak tangis di
keramaian. Ah, dasar aku.

Karena ujian hidup bukan seperti pilihan ganda yang mutlak jawabannya, atau yang bisa kita
silang sembarangan saat kita tidak tahu jawabannya.

Nanti saat ujian ini sudah mampu terlewati, akan ada banyak cerita yang tersimpan, maupun
bisa disampaikan untuk motivasi siapapun maupun diri sendiri. Selamat belajar melewati ujian-
ujian baru setelahnya.

Katanya, sedih itu selalu ada penawarnya. Katanya, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
Katanya setiap doa yang dilangitkan, akan pulang dengan jawaban. Entah kepulangannya
cepat, atau lambat. Kapan ya, sedih itu tidak merenggut lagi tawa, memulangkan segala tawa
yang pernah direnggut. Mengembalikan senyum, yang sekarang dialihkan menjadi muram.
Kapan ya, obrolan sangat dulu terjalin lagi. Tidak ada yang ditutup-tutupi, tidak ada yang
disembunyikan. Entah aku yang bodoh, atau aku yang memang tidak sadar diri.

Ternyata, nggak semua orang kalau diajak ngobrol bisa sepaham. Ada beberapa orang yang
selalu menyimpangkan pemahaman, ada yang gagal pemahaman, ada yang malah sibuk dengan
ponselnya, becanda.

Jadi, jika obrolanmu tidak seasik orang-orang, berhentilah mengajaknnya ngobrol, coba pola
pikirnya diubah, sibukin dengan dirimu sendiri, asikin main hpnya, banyakin ngobrol sama
Allahnya.

Semangat.

Dear aku, semangat ya, masih panjang perjalanan yang harus kita lewati. Masih banyak ujian
yang akan datang, ataupun yang harus diselesaikan.
Dear aku, semangat ya, jangan telat makan. Nanti asam lambungnya naik lagi, kalau capek
istirahat dulu. Jangan begadang, kurang tidur itu nggak baik buat kesehatan.
Kupikir apa yang diceritakan akan disimpan. Ternyata malah disampaikan. Katanya
penerimaan itu sulit, Tidak semua orang bisa menerima kekurangan yang kita miliki. Kupikir
cuma aku yang punya banyak kekurangan, sebenarnya dia juga memiliki banyak kekurangan
atau mereka. Mereka hanya kurang menyadari, bahwa mereka juga hanya manusia yang
memiliki banyak kekurangan sama sepertiku. Rasanya sulit, menerima kenyataan seperti ini.
Tidak ada penerimaan yang benar-benar kapan ya semuanya membaik. Tidak ada lagi luka
yang seperti ini. Rasanya ingin menyerah, tapi malu sama usaha yang udah terlalu panjang.
Tapi mau sampai kapan dilukai oleh kata-kata yang terkadang tidak bisa dimasukkan oleh akal.
Kebahagiaan itu bonus kan.

Banyak orang yang ingin bersahabat dengan kesendirian. Banyak orang, yang memilih diam
daripada cerita dengan teman sebangkunya. Ada orang, yang memilih mengurung diri daripada
berjalan kaki menuju keramaian. Ada orang yang hanya memandangi HP berjam-jam,
menunggu ketidakpastian. Ada orang yang lupa dengan dirinya sendiri, karena terlalu
memperhatikan orang lain, kesehatan orang lain, kabar orang lain. Banyak orang yang
melupakan dirinya sendiri karena terlalu memperdulikan orang lain. Lupa jam makan, jam tidur
berantakan. Semangat ya, Jangan terlalu sibuk dengan kehidupan orang yang sekali saja tidak
pernah menengokmu.

Semalam, aku kepikiran. Gimana ya besok, menjalani kehidupan setelah melewati hari ini
yang penuh ujian. Semalam aku kepikiran, bisa nggak ya, menjalani kehidupan setelah
melewati banyak kerumitan. Ternyata aku bisa, bangun pagi-pagi, dan melanjutkan sisa hidup
yang masih Allah berikan. Aku nggak tahu, ujian apa yang akan ada hari ini, besok atau bahkan
sekarang.

Pengen banget, kembali ke masa dulu. Waktu masih ada bapak, ibu. Masih bisa meluangkan
waktu bersama mereka, ngobrol sederhana, makan masakan ibu di meja yang sama. Pengen
banget, kembali ke masa dulu. Waktu punya tempat untuk ngeluarin cerita yang banyak. Punya
bahu untuk ngadu. Rasanya menjadi dewasa harus sesepi ini. Banyak cerita yang harus
disimpan sendiri. Banyak sakit yang harus disembuhkan sendiri. Banyak pekerjaan yang
tercecer dan tidak terselesaikan karena pernah tidak ada hiburan. Siapa lagi yang mau diajak
bercanda. Dulu saat aku lelah dengan tugas PR sekolah, ibu selalu ada menghiburku. Saat tidak
punya teman, ibu selalu mengajakku ngobrol di teras depan rumah. Sekarang tidak ada lagi
teman untuk berbicara panjang, tidak ada tempat yang bisa menampung ceritaku selain Allah.
Menjadi dewasa tidak semudah yang diucapkan ya. Menjadi dewasa tidak semudah yang
dibayangkan. Harus ada tangis di setiap usaha. Semangat ya aku perjalanan kita masih panjang.
Akan ada banyak batu di depan sana, hati-hati ya tali sepatu yang rapi kita coba jalan lagi.
Nangisnya nanti lagi, jangan di keramaian. Kamu sudah dewasa tutupi saja kesedihanmu itu,
jangan diumbar. Perempuan harus sekuat ibu, yang ia lelah kecewa air matanya tak pernah
tumpah di hadapan anaknya.
Banyak orang yang menghabiskan waktu hanya untuk memikirkan orang yang jelas-jelas
nggak memikirkan kita.

Banyak orang yang membuang-buang waktu hanya untuk menuliskan orang yang gak pernah
membuka hatinya sedikit untuk kita. Banyak orang yang menghabiskan waktunya untuk
menangisi seseorang yang bahkan tidak pernah menyebut nama kita sedikit saja dalam doanya.
Ternyata bener ya bahagia kita hanya perlu menjadi diri sendiri.

Berhenti melukai diri sendiri. Coba lewat jalur langit berdoa setiap hari, berpasrah dan
mensyukuri atas apa yang Allah takdirkan. Bersama atau tidaknya kita dengan dia, itu adalah
jawaban dari Allah. Nanti kita akan menemukan seseorang yang benar-benar ditakdirkan untuk
kita entah dia yang kita doakan. Atau dia yang tidak pernah kita sebut dalam doa kita. Selamat
menuju takdir terbaik menurut Allah.

Bagian dari kehilangan adalah rindu yang tinggal dan harus dirawat sendiri.

Buat kamu yang ditinggal seseorang, buat kalian yang masih sekolah, tapi ngerasain, (kok
aku gini ya, selalu mikir, kok aku gabisa seperti yang lain ya). Udah stop ya, yuk mulai ubah
(pola pikir), gimana orang tua yang mati-matian ngebesarin kita, nyekolahin kita, bangun
sebelum subuh, masakin sarapan. Ayah yang berangkat pagi pulang petang, merantau jauh dari
rumah.

Bahkan gimana perasaan orang tua kita yang sudah lebih dahulu mendahului kita. Ketika
harus liat anaknya sedih. Nangis, merasa kehilangan.

Dear kalian, semangat ya. Sekolah dulu yang baik. Lulus dengan nilai yang baik. Bahagiaain
orang tua, diri sendiri. Berkembang, yuk. Banyak doa, dan minta sama Allah ya.

—Jangan patah hati.

Menangislah ketika kesedihan itu masih ada. Semoga Allah menguatkanmu, di setiap jalan
yang kamu lalui.

Lagi-lagi menyalahkan takdir.


Lagi-lagi menyalahkan diri sendiri.
Lagi-lagi kurang percaya diri.
Gimana mau berkembang, jika diri sendiri saja masih belum bisa dipercayai.

Hidup itu serupa malam yang kembali pagi. Pagi tidak selalu menjanjikan jalanan yang kering.
Terkadang hujan datang terlalu pagi. Malam yang indah, tidak menjanjikan bulan selalu
purnama.
Setiap kebahagiaan yang kamu berikan kepada orang lain akan kembali kepadamu, bahkan
lebih indah.

Yang baik, tidak akan meninggalkanmu di saat kondisi apa—pun. Terlebih, di banyaknya
kekuranganmu.

Yang tulus, akan menjadi atap di mana—pun jatuhmu. —melindungimu, apa—pun resikonya.
Karena penerimaan, menyingkirkan kata (malu).

Rasanya, setiap kota, selalu menyisakan kenangannya masing-masing. Lalu lalang yang bising.
Lalu lintas yang sempat membuat tertahan. Dan lampu-lampu yang pijarnya masih sama.

"Stay Privat."

Apa-apa, jangan selalu diceritain ya. Cerita boleh, tapi harus Allah pendengar pertama.

Kalau menolong itu harus ikhlas. Banyak orang di luar sana, yang sadar sebelum meminta
tolong. Mereka punya harga diri kok, mereka juga tahu, konsekuensi meminta tolong pada
orang enggak tepat itu apa, kemudian orang yang tergerak hatinya, memberi pertolongan.
Kalau tidak ingin menolong, doakan. Kalau tidak ingin mendoakan yasudah.

Kalau ingin menolong karena ingin mendapat balasan, tolong, dipikirkan kembali kondisi
orang yang meminta bantuan tersebut.

Yuk sama-sama belajar dari hal kecil, Allah saja Maha Baik, Maha Menolong, masa kita
sebagai manusia menolong sekali saja, harus melukai orang lain.
Hati dan perasaan orang gak sama. Yuk semangat.

Anda mungkin juga menyukai