Anda di halaman 1dari 108

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan


limpahan rahmat dan karunianya kami dapat
menyelesaikan antologi cerita pendek ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW.

Alhamdulillah, hanya dengan izinNya kami berhasil


mewujudkan salah satu mimpi besar kami yaitu
menerbitkan suatu karya fenomenal kami berupa cerita
pendek ini. iyaa

2
Daftar Isi

Sebuah Pengertian di Masa Lalu 5

Ada Cinta Di Instagram 10

SD 13

Rendah Hati 14

Tentang Rahasia 17

Gara-gara Kalkulus 22

GALAU SEWAJARNYA 25

TERDAPAT CAHAYA DI UJUNG 34

GUSTI PANGERAN 46

TERTAHAN PERASAAN 49

Kamu Di Akhir Tahun 2022 52

Aku Pria Sederhana 54

JIKA DIMASA DEPAN SAYA TIDAK JADI APA


APA 56

SEBUAH NASIHAT 58

3
Ketika Laut Tertidur, Katanya, Adalah Saat Paling
Tenang di Muka Bumi 59

Rindu... 61

DIET BERAKHIR JERUJI 63

Mimpi Buruk atau Kenyataan 66

Menggugat Sang Raja 79

Hidup Terlalu Indah 84

Wanita itu Terlalu Cantik 88

Berburu Hantu 98

GATA 1 100

GATA 2 102

AKU.....? 104

4
Sebuah Pengertian di Masa Lalu

That's true, because my ex did it too. Dan aku baru dapat


pemahaman setelah semuanya berlalu.
Yang bakal aku sampein ini tidak mutlak ya. Tapi
menurut pengalaman pribadi, orang lain, dan juga
banyak pengamatan, mayoritasnya begini. Hal ini tentu
berlaku untuk kedua sisi.
Perempuan kalo ada masalah, pengennya curhat. Dia
butuh didengerin. Laki laki kalo ada masalah,
pengennya dikasih ruang. Dia butuh dimengerti.
Betul apa betul?
Dulu aku selalu kesel sama mantanku ketika dia punya
masalah. Saat itu aku ngomong ke dia, menurutku
pacaran itu harusnya saling berbagi. Susah seneng
apapun itu, termasuk masalah. Jadi keinginanku saat itu,
kalo dia punya masalah ya cerita. Supaya bebannya bisa
dipikul berdua, cari solusi sama sama. Pun kalau ngga
dapat pemecahannya, dia bisa cukup lega karena udah
numpahin isi hati dan pikirannya. Belakangan ini aku
baru tau, kalo itu kebutuhannya kebanyakan perempuan.
Beda dengan kebutuhan kebanyakan laki laki.

5
Tentu aja dia punya pemikirannya sendiri. Menurutnya,
kalo dia ada masalah, pacarnya itu ngga perlu tau. Juga
ngga perlu mikir. Yang dibagi ke pasangan cukup bagian
senang senangnya aja. Udah biar dia yang nanggung
semuanya, pusing sendiri, cari solusinya sendiri kalo
masalah itu memang ngga ada kaitannya samasekali
dengan aku. Ngga ada gunanya cerita tentang
masalahnya, yang menurut dia bukan kapasitasku.
Kecuali kalo emang dia yang minta pendapat duluan at
the first place. Dia pengennya aku ngerti sama
kondisinya, tapi sama dia ngga diucap gitu loh. Jadi aku
sendiri yang disuruh peka.
Ngga beda jauh kan, sama perempuan?
Aku bilang lah ke dia, "Ya gimana aku mau ngerti, kalo
akunya aja ngga dikasih tau? Makanya dari awal tolong
ngomong ke aku, biar aku tau harus ngapain".
Dulu aku juga ngasi contoh ayahku ke dia. Jadi, beliau
ini kalo punya masalah, selalu aja diem. Semua
dipendem sendiri. Terus outputnya jelek. Beliau kalo
udah overwhelming, bakalan meledak dan yang kena ya
pastilah anak dan istrinya.

6
Honestly, trust issue terbesarku dalam berkomitmen
asalnya dari orangtuaku sendiri. Aku sebagai anak selalu
tau permasalahan rumah tangga mereka, karena selalu
jadi pendengar, jadi tempat berkeluh kesah ibuku. Juga
jadi moderator maupun pemberi saran bagi mereka
berdua.
Jadi ketika dia bilang "Aku bukan ayahmu. Caraku
ngendaliin masalah ngga begitu. Semisal aku sampe di
titik kewalahan sama diriku dan pikiranku,
pelampiasanku bukan ke keluarga dan aku sangat
mencegah itu terjadi", aku ngga percaya. Karena pikirku,
semua laki laki sama saja dalam hal ini.
Menurut dia, tunggu laki laki cerita setelah semuanya
beres. Menurutku, untuk apa aku tau setelah itu selesai?
Jadi andilku di situ apa dong? Ngga ada gunanya.
Akhirnya, saat itu kami ngga nyampe ke titik temu yang
sama. Prinsipku dan prinsip dia tetap masing masing
dalam menghadapi struggle.
Sekarang kuakui memang akunya yang salah.

Betul, pacaran emang untuk berbagi. Tapi penyajiannya

7
ngga melulu harus seporsi. Karena pasangan itu punya
perannya masing masing di dalam hubungan mereka.
Kalo kamu sebagai perempuan pengen ada telinga yang
siap sedia ketika kamu punya problem hidup, yaudah
ngga papa. Tapi jangan maksain laki laki untuk pake
sepatu yang sama kayak kamu.
Terus, gimana sih kita taunya kalo dia lagi punya
masalah?
Berdasarkan pengalaman pribadi, laki laki kalo punya
masalah walaupun berusaha ditutupi, pasti masih bisa
diidentifikasi kok. contohnya:
1. Mereka pengen punya ruang sendiri, tiba tiba
ngilang.
2. Jadi lebih pendiem, kadang ada senewennya
juga.
3. Ada perubahan sikap yang bakalan kerasa.
Pokoknya beda aja gitu (percayalah dengan
intuisi seorang perempuan hehe).
4. Kadang mereka juga bisa jawab "gapapa" kalo
dikasih pertanyaan "ada apa?".

8
Bahkan kalo dia cukup dewasa, dia bakal bilang kalo
lagi punya masalah, dan dia minta kamu untuk mengerti
dan bersabar. Jadi, gimana peran kita supaya ada
fungsinya ketika menghadapi situasi seperti itu?
1. Ngga perlu banyak intervensi.
2. Jangan memaksa.
3. Beri distraksi berupa rasa nyaman dan
tentram (misal lagi ketemuan nih), biar dia punya
waktu istirahat sejenak dari pikirannya.
4. Kasih effort yang bisa kita jangkau ke dia.
5. Kasih ruang untuk dirinya 'me time'.

Intinya gantian gitu lah haha, anggap aja lagi ngadepin


cewe pms. Cuma beda metode penyelesaian.

Pada akhirnya, sebagai pasangan harus saling belajar


mengerti dan mengomunikasikan kebutuhan masing
masing. Belajar untuk mendengar kemudian mencerna
apa yang diinginkan oleh pasangan. Perempuan condong
dengan perasaannya, laki laki dominan dengan
logikanya.

9
Ada Cinta Di Instagram
Dari beberapa banyaknya orang lebih memilih
mempertahankan orang lama, dari pada harus membuka
lembaran baru dengan orang baru. aku pun sudah
beberapakali melakukkannya, namun tidak ada yang
berubah, tetap saja dan akan tetap seperti itu. kemudian
aku pun perlahan melepaskan dan bertemu orang2 baru
dalam waktu singkat. ketika itu aku bertemu dengan
putri dia melihatku di salah satu story instagram milik
temanku yang saat itu sedang ada aku distory
instagramnya, katanya dia hanya iseng menayai ku lewat
direct message di instagram. akhirnya karna aku
penasaran dengannya aku mencoba untuk memulai suatu
percakapan dengan menyapanya.

“assalamualaikum”.

“Ini yg tadi gua dm di hp rini ya wkwkk” ucapku sambil


mengajaknya bercanda, dia pun merespon candaan ku
dan menjawab

“walaikumsalam, bukan deh hehe•”

10
pada saat itu kami pun intens chatting di instagram, dan
dia pun mengajakku bertemu hanya saja aku belum siap
bertemu dengannya.

suatu ketika aku tidak membalas chatnya lagi dan pergi


begitu saja darinya pada saat itu perasaanku bingung
karna mantan ku mengajak aku untuk memulai kembali
hubungan yg telah lama hilang, akhirnya kuputuskan
untuk kembali dengan mantanku.

hari demi hari aku lalui dan hubunganku berakhir dengan


mantanku, entah ini takdir atau suatu kebetulan aku
bertemu dengan putri disebuah tempat makan yang pada
saat itu aku sedang berkumpul dengan teman-temanku
untuk bersantai dan makan cemilan, aku pun tidak
mengenali kalo itu dia, tetapi dia mengenaliku di tempat
itu. akupun mengungah suatu story instagram yang
sedang berada ditempat itu, tidak lama kemudia aku pun
mendapat notification dari putri yang membalas story
instagram ku

11
“lah tadi nongkrongnya ternyata tetanggan wkwkwk”
ucapnya didirect massage ku

“Ohh lu disebelah yaa tadi wkwkk” ku jawab dengan


nada bercanda.

singkat cerita kami pun mulai intens chatting dan


bertemu untuk pertama kalinya dan dihari itu pula aku
menyatakan perasaanku kepadanya, hingga pada
akhirnya aku dan putri menjalin hubungan hingga saat
ini.

12
SD
Hai namaku Aril waktu kecil aku, cukup dibilang anak
yang sangat nakal karena kalau disuruh pergi sekolah
seperti malas-malasan. Tapi pas aku di sekolah aku
sangat senang, bertemu dengan teman-teman dan belajar
aku sangat senang kalau sudah pelajaran
Penjaskes/olahraga pasti ada keseruan di pelajaran itu
dan terkadang melakukan bermain futsal yang dimana
aku cukup minat dalam bola. Aku ingat kalau pelajaran
Penjasorskes itu pelajran terakhir habis itu pulang, Jadi
kalau futsal itu aku bisa langsung pulang yang dimana
tempat futsal ama rumah ku tidak tetlalu jauh aku hanya
tinggal jalan kaki saja. Namun kadang aku naik angkot
dan suka bergelantung di pintu angkot bagiku itu ada
kesenangan, aku tidak sendiri ada beberapa teman yang
gantung di pintu. Aku inget waktu itu aku di dalam
angkot dan teman ku berada di pintu/gelantung ketika itu
dia bilang “ kiri bang “ setelah angkot itu berhenti “ bang
di bayar ama yg di dalam itu aril “ dan aku hanya
tersontak kaget lalu terdiam, bagiku itu menyenangkan
karena tarif angkot tidak begitu mahal dahulu.

13
Rendah Hati
Ada seorang anak bernama Arul, dia merupakan teman
sebayaku, yang baik hati. Di sekolah sangat banyak
teman yang menyukainya karena sikapnya tersebut.
Tidak jarang, semua ingin berteman dengan Arul.

Suatu hari, Ibu guru mengumumkan bahwa akan ada


perlombaan futsal dua minggu lagi. Bu Yati selaku wali
kelas 12 membuka kesempatan seluas-luasnya bagi siapa
saja yang ingin ikut seleksi. Arul dan alvin jelas ikut
berpartisipasi. Setiap hari mereka selalu latihan futsal
agar lolos seleksi. Sampai hari penyeleksian tiba,
keduanya memberikan tampilan yang memukau lalu
dinyatakan lolos.

Saat hari perlombaan tiba, alvin terus saja


membanggakan dirinya, menyatakan bahwa pasti ia akan
juara. Sebab sebelumnya dia juga pernah menjadi juara
waktu kelas 11 SMA di lomba futsal. Berbeda dengan
arul, ia tidak henti-hentinya berdoa dan berlatih,
mencoba berlatih kembali futsal. alvin pun dipanggil

14
lebih dulu, sang juara kelas 11 SMA kini mendadak
menurun perfoma yang sudah dilatihnya.

Setelah itu, arul maju dan memberikan penampilan yang


sangat bagus. Semua pelatih kagum termasuk Pak karni
yang saat itu datang untuk menemani mereka lomba.
Pengumuman pun tiba, Arul dan timnya keluar menjadi
juara 1 sedangkan Alvin harus menahan air matanya
karena dia tidak menang sama sekali.

15
PERSAHABATAN

16
Tentang Rahasia
Pagi ini nampak begitu cerah, Matahari mulai
menampakkan sinar keemasannya. Dua remaja tujuh
belas tahunan sedang asyik bersenda gurau diatas sepeda
yang melaju kencang. Angin berhembus membuat jilbab
keduanya berkibar dengan anggunnya.

“Aang, kamu suka sama siapa sih? Kok selama kita


berteman, kamu nggak pernah ceritakan tentang itu?
Ayolah cerita Affa, aku penasaran!” sahut Putri sambil
mengayuh sepedanya.

“Duh ril, ini sudah ke tujuh ratus tiga puluh lima kali
kamu menanyakan hal ini padaku. Sudahlah, tunggu
saatnya saja, lagipula ummi bilang tidak baik
menggembar-gemborkan perasaan kita. Nanti jatuhnya
bisa zinah hati tahu” jawab Aang sambil melemparkan
senyum kepada Putri.

“Yah kamu ini curang deh, selama ini aku kan selalu
cerita sama kamu kalau sedang jatuh cinta. Bahkan

17
mungkin kamu juga masih hafal tiga belas pria yang
pernah aku sukai sejak masih SMA. Aang curaaaang!”
ujar Aril sambil bersungut-sungut memperlambat sepeda
motornya.

“Haha, dasar Aril! Kan sudah kubilang tunggu saja nanti


saatnya. Kau akan tahu jika ada seorang pria gentle yang
berani datang ke rumahku untuk menemui Abi dan
Ummi ku. Kamu tenang saja, kamu akan jadi orang
pertama yang tahu tentang itu. Percayalah padaku, Aril.”
Jawab Aang dengan karakter tenangnya yang selalu
melekat pada dirinya.

“Yah, selalu saja begini. Tapi aku pegang janjimu ya


Aang, awas saja kalau kamu bohong!”

“Iya sahabatku tersayang” ujar Aang sambil


menyunggingkan senyum terbaiknya.

Aril dan Aang adalah pasangan sahabat sejak SMA. Ya,


ibu mereka juga pasangan sahabat yang tak terpisahkan,
mereka saling mengenal sejak dunia putih-biru hingga

18
sudah beranak dua saat ini. Oleh karena ikatan itulah,
Aril dan Aang layaknya saudara , kemana-mana selalu
berdua.

Sudah tujuh belas tahun mereka bersahabat. Orang-orang


di sekitarnya selalu bingung melihat persahabatan
mereka. Bagaimana tidak, Aang yang sangat anggun,
ramah dan tidak banyak berbicara bisa bersahabat
dengan Aril yang urakan dan iseng pada teman-
temannya. Pernah suatu hari aku membuat masalah besar
di kelas, lalu dengan tenangnya Aang yang
membereskan semuanya. Aang selalu menjadi malaikat
penolong bagi ku. Lalu mengapa Aang mau bersahabat
dengan ku selama itu? Entahlah, itu tetap menjadi sebuah
pertanyaan besar untuk teman-temannya di sekolah.

“Aang, ayo cepat bereskan barang-barangmu! Ayo kita


pulang, aku sudah lapar!” teriak aku dari luar jendela
kelasnya.

19
“Iya ril, sebentar. Kebiasaan deh kamu nggak sabaran
kalau sudah jam pulang!” jawab Aanh seraya
membereskan barang-barangnya.

Siang itu sangat terik. Para pengendara mobil dan motor


rasanya sedang berbalapan di jalan raya. Debu jalanan
menghalangi pandangan mata. Aang dan Aku menunggu
angkutan di halte depan sekolahnya.

Aang mengambil dompetnya di dalam tas untuk


menyiapkan ongkos pulang, namun tak sengaja selembar
foto terjatuh dari dompetnya dan terbawa angin terbang
ke jalan raya yang sedang ramai. Aang terkejut dan
refleks berlari mengambil selembar foto tersebut.

“BRAAKK!”

Terdengar suara tabrakan yang sangat keras.

Aang terhuyung bangkit di pinggir jalan. Orang-orang


sudah mengerumuni jalan. Aang melihat bercak darah di
jalanan dan motor yang berhenti tepat di sebelahnya.

20
Dan Aku tersungkur tak berdaya di tengah jalan, darah
segar terus mengalir dan membuat celana abu-abu ada
bercak merah.

aku terserempert motor tepat setelah menarik Aang ke


pinggir jalan.

Aang pingsan saat itu juga.

Namun bagiku tidak terlalu parah, mungkin sahabatku


pingsan memang karna syok dengar suara itu dan ada
sedikit darah yang keluar

21
Gara-gara Kalkulus
Dinginnya pukul empat pagi tidak mengalahkan
semangatku untuk menaklukkan sederet angka matriks
yang sudah ku ulik sejak pukul sepuluh malam dengan
ditemani lagu Mariah Carey yang ku putar berulang-
ulang. Aku sama sekali belum tidur, aku sudah bertekad
untuk mendapatkan nilai seratus pada ujian kakulus pada
pukul tujuh pagi hari ini. Aku sudah kesal diejek oleh
teman-temanku karena selalu mendapatkan nilai nol
pada setiap ujian.
“Ah, akhirnya konsepnya sudah aku kuasai sepenuhnya!
Lihat saja, nilai 100 pasti aku dapatkan!” Ujarku tanpa
sadar dengan setengah berteriak. Seketika itu, Adzan pun
berkumandang, aku segera memenuhi kewajibanku dan
berangkat ke surau dekat rumah.

Ayam pun berkokok, menyambut mentari pagi yang


mulai menampakkan sinarnya. Dan seorang lelaki
menuju dewasa masih tertidur dengan manis diatas
kasurnya, lengkap dengan peci dan sarungnya.

22
“AAAAAAAARGHH! Jam berapa ini?! Hah, jam
delapan?! Apa kabar ujian kalkulusku?” Aku mengerang
panik, tak tahu harus menyalahkan siapa. Aku tahu jelas
bahwa meskipun aku berlari ke sekolah sekarang, ujian
matematika pasti sudah selesai dan aku akan menjadi
bulan-bulanan teman sekelasku lagi.

“Ah sudahlah, bagaimanapun aku harus berangkat ke


kampus” hati kecilku memaksa untuk tetap berangkat ke
kampus meski aku tahu Pak Suripto tak akan pernah
mengizinkan siapapun masuk ke kelasnya jika terlambat
semenit pun.

Aku pun berlari ke kampus. Tapi.. kok kampus sepi


sekali ya?

“Eh, ada bang Tofun, ngapain bang minggu-minggu


adem gini ke kampus?” sapa Pak Hamid, petugas
keamanan di kampus.

“Apa pak? Hari ini hari minggu?!” timpalku tak percaya.

23
Naas, sudah semangat 45 untuk ujian kalkulus, rupanya
aku salah lihat kalender lagi.

24
GALAU SEWAJARNYA
Galau adalah salah satu hal yang paling tidak enak yang
pernah saya alami selama
hidup saya, kegalauan saya bermula saat saya mengenal
cinta dan wanita. Saat

pertama saya rasa itu indah tapi pas di ujung batas


kehancuran hubungan saya

merasa berat sekali melihat orang yang saya sayang


bersanding bersama orang lain. Disaat itu lah kegalauan
saya memuncak dan saya semakin uring-uringan tidak
bisa

makan, tidur tidak nyenyak, dan pola hidup berantakan.


Pernah terlintas dalam

fikiran saya dengan menjauh atau pindah ke tempat lain


bisa merubah dan

melupakan semua hal yang udah terjadi yang menjadikan


saya orang yang paling

25
galau saat ini. Saya makin tidak mengerti saya harus
bagaimana dengan semua ini. Saya harus

bagaimana...?. Saat itu saya berfikir bahwa saya adalah


orang yang paling gagal

karena saya gagal mempertahankan pacar saya untuk


terus bersama saya. Saya

masih berfikir apa yang salah dari saya sehingga Dia


berpaling dan meniggalkan saya. Saya pun tidak henti-
hentinya selalu menyalahkan diri saya tanpa tau salah
saya apa. Waktu demi waktu berlalu dan saya lalui
semua itu dengan kegalauan yang saya

alami yang tidak ada habisnya. Tapi suatu hari saya


denger kabar kalau mantan saya

itu putus dengan pacarnya, Dia pun galau dan mulai


mendekati saya lagi. Karena

saya masih ada rasa sayang ke dia, ya saya senang saja


pas dia mendekati saya lagi

26
dan saat itu pun saya berfikir kalau dia masih sayang
sama saya. Setelah beberapa lama saya liat dia galau
terus lama kelamaan saya ada rasa kasihan

melihat mantan saya yang selalu galau karena dia


ditinggal cowoknya yang berpaling

ke wanita lain. Dan saya pun memberi dia sedikit


wejangan agar dia tetap semangat. Dan pada waktu itu
lah rasa sayang saya ke dia tumbuh kembali, dan saya
pun sejak

hari itu menjadi penghibur buat dia. Akhirnya kita sering


pergi bersama dan di suatu

malam dia sms saya

“haii” isi sms dia ke saya

“apa?” balesan sms saya ke dia

“lagi ngapain?” basa-basi dia

“lagi duduk santai aja nih, kenapa?”

27
“Aku masih sayang sama kamu, aku mau balikan sama
kamu. Kamu mau gak jadi

pacar saya lagi?” Tiba-tiba dia tanya saya kayak gitu

“Aku mau kok, aku juga masih sayang sama kamu”


balas saya sambil senyum senyum

sendiri kegirangan baca sms dia

Sejak malam itu kami pun resmi balikan sebagai


sepasang kekasih. Keesokan harinya kami pun menjalani
hari berdua penuh keindahan yang dilalui oleh

dua anak manusia yang sedang dilanda asmara yang


begitu indah sampai lupa

adanya kehadiran orang lain di sekitarnya. Memang


orang yang jatuh cinta itu

merasa kalau dunia ini itu milik berdua dan yang lain
hanya ngontrak. Dan akhirnya 3 bulan berlalu ... 4 bulan
berlalu ... dan begitupun bulan berikutnya

kami lalui sebagai sepasang kekasih dan sampai akhirnya


pada bulan ke 8 dia mulai

28
berbeda sikap kepada saya. Sikapnya ke saya sudah
mulai cuek, tidak peduli dan

sikapnya sama persis seperti dahulu saya diputusin sama


dia. Dan ternyata di akhir

bulan ke 9 ternyata dia sudah ada yang deketin tanpa


sepengetahuan saya juga

ternyata diam-diam dia sudah jadian dengan orang itu.


Sakit sekali rasanya, apalagi

pas tahu kalau saya juga diputusin LAGI sama dia dan
lebih parahnya saya

diputusinnya setelah dia jadian sama pria lain. Semenjak


hal itu saya kembali jadi orang yang galau setiap waktu
dan tempat. Saya

gak tau lagi harus gimana dan saya tidak habis fikir
ternyata saya disakitin lagi sama

orang yang dulu pernah nyakitin saya. Saya kayak orang


yang kehilangan tujuan

hidupnya yang tidak tau harus kemana.

29
Makin lama saya makin bingung sama hidup yang saya
jalanin. Sampai suatu saat

saya lagi tertunduk lesu di kelas ada teman kelas saya


namanya Fitri dia duduk di

samping saya dan tiba-tiba dia pun berbicara

“saya juga pernah galau kok sama kaya kamu pas saya
putus dari mantan saya dulu” kata Fitri “ah serius kamu
Fit? Tapi kamu senang senang saja waktu itu” Tanya
saya

“pertamanya sih saya memang galau, uring uringan


setiap waktu”

“terus?” Tanya saya semakin penasaran

“akhirnya saya sadar kalau hidup hanya sekali dan


sayang bila kesempatan hidup itu

kita sia-siakan dengan hal yang tidak penting seperti


menggalau ini, apalagi galau

karena kekasih” penjelasannya

30
“oh begitu ya Fit” saya sambil merenung dan
memikirkan kata-kata itu

“Bukankah di dalam islam kita tidak boleh merenung


atau memikirkan sesuatu yang

membuat kita merasa murung terlalu lama atau


berkelanjutan ya?” ucap Fitri “Iya sih..” jawab saya
sambil tertunduk. “ya sudah sekarang kamu ga usah
galau, galau itu tidak penting men. Galau hanya

bisa membuat kamu kelihatan jadi orang yang lemah


men. Jadi nikmati saja hidup

kamu, lepaskan saja semua kegalauan kamu dan


mulailah berkarya dalam hidup

kamu” sambil menepuk bahu saya lalu dia pergi

Kata-kata itu yang selalu saya ingat dan membuat saya


semakin termotivasi untuk

tidak galau lagi dan memang benar kalau hidup memang


hanya sekali, tidak ada

31
gunanya juga kita galau dan menyesali semua yang
sudah terjadi. Lambat laun teman

teman dan sahabat saya memberi semangat dan masukan


ke saya untuk saya

kedepannya agar tidak berhenti begitu saja dan jangan


menyerah sampai disini. Sesuatu yang saya ingat adalah
kata-kata sahabat saya yang selalu kasih wejangan

motivasi dan semangat buat saya terus berkarya. Dari


kejadian ini saya bisa belajar kalau galau bukanlah akhir
dari segalanya, dan

jangan jadikan kegalauan itu sebagai alasan kenapa kita


gagal. Dan akhirnya saya tau

kalau hidup itu sangat berharga dan sangat sayang untuk


di sia siakan dengan hal

yang tidak berguna dan membuang-buang waktu. Dan


juga hidup itu adalah pilihan,

kamuu mau stop berhenti sampai disini dan menyerah


sama keadaan galau lu atau lu
32
mau lanjut terus dan memperjuangkan hidup lu mau jadi
apa nantinya.

33
TERDAPAT CAHAYA DI UJUNG
Asap-asap rokok mengepul hebat, membumbung di
udara lantas melebur bersama
angin yang kemudian berdesir lembut. Asap-asap kopi
tak mau kalah. Ia berlomba-lomba mengepul ke atas
sana. Berampur

dan melebur bersama asap rokok dan partikel-partikel


angin. Sebuah tawa pecah. Kebahagiaan menyeruak.
Lima anak SMA itu tengah menikmati kebebasannya
dari ingar-bingar angka-angka. Mereka bersepakat untuk
kabur dari pelajaran matematika dan memilih untuk

berleha-leha di sebuah lepau kecil depan sekolah. Oleh


mata telanjang, bisa dilihat bahwa mereka memiliki
perwakan yang tinggi serta

berisi. Kulitnya putih, parasnya tampan. Matanya selalu


sukses memikat siapa saja

yang menatapnya. Hidungnya mancung, bagai sebuah


perosotan di taman

34
kanak-kanak. Lalu mulutnya, berwarna merah bagai
delima yang merekah. “Eh bro. Ngomong-ngomong,
yang di kelas apa kabar ya? Pada lagi mabok

angka-angka kali ya, hahahaha.” Ujar Haikal diakhiri


dengan tawa super renyah-nya. Lagi-lagi, tawa kembali
pecah. Tak hanya Haikal saja, kini Alvaro, Nathan,
Dilan, dan

Ge pun ikut tertawa. “Kalau gue sekarang ada di sana,


mungkin otak gue udah bucat, bro.” Nathan ikut

berkomentar. “Bener, mending gue main bola sampe 100


hari 100 malam nonstop daripada harus

berkutat sama matematika,” timpal Alvaro. Dan,


semuanya satu per satu ikut angkat bicara.
Membicarakan tentang mereka

yang syukur-syukur sudah terbebas dari belenggu


matematika. Setelah semuanya telah angkat bicara,
Nathan menggant topik. Ia meluncurkan

lawakannya, membuat tawa lagi-lagi meledak. Tapi, ada


satu yang kini tidak ikut tertawa. Yaitu Ge.

35
Ada sebuah sinar di ujung sebelah barat, menyita
perhatiannya. Sinar putih yang

semula kecil, lalu bermetamorfosis menjadi besar lalu


membesar hingga mega giga

besar. Dan entah mengapa, Ge sangat penasaran. Saat


dirinya hendak menanyakan kepada

keempat temannya apakah mereka juga melihat cahaya


putih atau tidak, mulutnya

tidak bisa berkata-kata. Sementara itu, teman-temannya


seketika berubah seperti

patung. Diam tak bergeming sekalipun. Seakan wantu


berhenti. Ge kaget bukan main. Ia berusaha menggerak-
gerakan badannya, dan... bisa!

Tapi mengapa teman-temannya membeku, tidak


bergerak bahkan tidak berkedip

sedangkan dirinya bebas bergerak?

36
Bagai ada yang menghipnotisnya, Ge berjalan mendekati
cahaya di ujung sana. Setelahnya ia berlari secepat
mungkin sebab ia penasaran bukan main akan cahaya

itu. Belum sampai ia mendekati cahaya itu, dunia tiba-


tiba mengamuk. Seperti

dibolak-balikkan oleh Tuhan. “Anjrit, ini gempa?”


gumam Ge terkaget. Begitulah seorang Ge. Berkata
kasar dan

seenaknya memang merupakan kebiasaannya. Buruk


sekali memang. Tiba-tiba, pandangan Ge berubah
menjadi hitam. —

Ge membuka matanya. Kali ini tidak silau.

Ia tidak tahu ada di mana, yang jelas kini bau tidak sedap
menusuk hidungnya. Menghunus-hunus hidungnya. Ge
mengedarkan pandangan. “Ini kolong jembatan?”
tanyanya pelan, pelan sekali.

Ia berjalan tak tentu arah, sembari menutup hidungnya.


Bau yang menyengat ini

37
sangat mengganggu Ge. Rasa-rasanya, ia ingin muntah
hingga beribu-ribu liter

muntahan. Dan...

Ge menghentikan jalannya. Ia terkejut. Tenggorokannya


tercekat dan mulutnya

membentuk huruf O. Pasalnya, ia melihat dirinya di


sana. Di dekat tumpukan-tumpukan sampah. Memakai

baju kumal yang tak layak pakai. Sedang memegang


buku yang jeleknya minta

ampun—bahkan lebih bagus bungkus gorengan. Ge


mendekati anak yang mirip dengannya. Setelah berada di
dekatnya, anak itu

menoleh. Pandangan matanya yang semula berpusat


pada buku, sekarang beralih

pada Ge. Anak yang mirip dengan Ge itu menebar


senyum. “Hai.” Katanya pendek. “Kenalkan, namaku
Ge. Aku di sini sedang belajar, berharap

38
agar aku bisa menjadi orang sukses.” Anak itu
mengulurkan tangannya. Rupanya

namanya juga sama seperti Ge. Sama-sama bernama Ge.


“Andai saja aku bisa sekolah. Kau tahu? Dari dulu, aku
sangat ingin sekolah. Kalau

aku bisa, aku akan snagat bersyukur sekali. Aku rela


mengorbankan satu paru-paruku

demi sekolah. Sayangnya, tindakan itu konyol sekali.


Tak ada yang mau membeli

paru-paruku. Hahahaha,” Anak itu tertawa datar. “Tapi,


meski aku tidak bisa sekolah, bukan berarti aku harus
menyerah bukan?

Seperti kata pepatah, banyak jalan menuju roma. Jadi,


aku masih punya cara lain

walau tidak dengan sekolah. Yaa... seperti ini contohnya.


Aku harus belajar dari

buku-buku bekas yang kuambil dari tumpukan sampah,”


Selesai anak itu berbicara, dunia kembali berguncang.
Dalam sekejap, Ge sudah

39
berada di lain tempat. Di mana ini? Pikirnya seraya
mengerlingkan matanya. Sebenarnya, kalau boleh jujur,
dalam hati ia masih memikirkan kejadian aneh tadi.
Tentang siapa anak tadi sebenarnya. Mengapa ia belajar
di kolong jembatan? Dan

mengapa ia mirip dirinya sendiri?

“Ge, kamu sedang berada di masa depan. Ini masa


depanmu.” Tiba-tiba sebuah suara asing terdengar.
Menggema. Menggetarkan hati Ge. Ge semakin tidak
mengerti atas apa yang sedang ia alami saat ini.

“Jalanlah lurus ke depan, lalu belok ke kanan. Kau akan


menemukan dirimu di sana.” Lagi-lagi, suara itu
berbicara. Ge mencari-cari sumber suara, tapi sayangnya
tidak ada orang di sekitarnya. Hanya

ada jalanan beraspal rapi, pohon-pohon menjulang yang


berdiri kokoh di setiap

40
pinggir jalan, dan trotoar berwarna-warni. “Gue di mana
sekarang?” dahi Ge mengernyit. Berharap suara itu
menjawab

pertanyaannya. “Kau ada di masa depan sekarang. Sekali


lagi, jika kau ingin menemukan dirimu,

jalanlah lurus ke depan lalu belok ke kanan saat ada jalan


yang berbelok ke kanan.” Ge pun melakukan itu secara
tidak sadar. Ia baru tersadar ketika ia sudah berjalan

lurus. Toh, nasi sudah menjadi bubur. Ge akhirnya


melanjutkan perjalanannya. Sesuai perintah, ia berbelok
ke kanan saat ada belokan ke kanan. Rupanya itu gang
sempit. Ge berjalan snatai sembari bersenandung lagu
Akad dari

Payung Teduh. Itu lagu kesukaannya, karena maknanya


dalam dan sangat berarti

bagi seorang lelaki sepertinya. Tapi, nyanyian dan


langkahnya terhenti saat Ge melihat...

Ada seseorang di gang sempit itu, tidur di jalanan tanpa


sehelai pun alas. Wajahnya

41
tertutup topi kusam. “Ini siapa? Ini gue? Ah sh*t, ga
mungkin lah gue yang ganteng jadi gelandangan kaya

gini. Cita-cita gue kan tentara.” Ucap Ge sembari


melipat tangannya. “Itu adalah dirimu, Ge. Percaya atau
tidak. Maka dari itu, bukalah topi yang

menutupi wajah seorang gelandangan itu.” Tangan Ge


spontan menyingkapkan topi itu dari wajah seorang
gelandangan. Alangkah terkejutnya Ge. Karena, yang
sedang tergeletak di jalanan gang sempit itu...

Dirinya sendiri. “Inilah kamu 6 tahun yang akan datang,


Ge. Inilah masa depanmu. Kamu menjadi

seorang gelandangan, yag tidak punya tempat tinggal.


Orangtuamu bahkan sudah

menyerah mengurusmu.” Suara itu terdengar lagi.

“Jika saja kamu dulu tidak bermalas-malasan, pasti kamu


tidak akan menjadi

gelandangan seperti ini. Pasti kamu bisa menggapai cita-


citamu menjadi tentara, asal
42
kamu gigih dan mau berusaha serta mau belajar.”
Sepersekian detik, sebuah cahaya menyeruak. Membesar
dan membesar. Menyilaukan mata, membuat Ge
menyipitkan mata sampai menutupnya. Dunia
berguncang kembali, lalu memuntahkan Ge ke tempat
asalnya; lepau yang

penuh dengan asap-asap rokok. Waktu kembali lagi


seperti biasa. Asap-asap rokok kembali mengepul bebas,
membumbung di udara. Disusul dengan

asap-asap kopi yang tak mau kalah mengepul. Ge


membuang jauh-jauh rokoknya. Ia melemparkannya
dengan sekuat tenaga. “Ge, lu kenapa njir?”

“Ge kayanya lu kudu diruqyah deh.”

“Ge lu udah gesrek ya?” Berbagai komentar melesat dair


mulut teman-temannya. Tapi Ge tidak peduli. Kemudian
ia menghampiri Bibi sang pemilik lepau depan sekolah
dan membayar

rokok serta kopi yang tadi telah ia konsumsinya. Setelah


itu, ia berlari meninggalkan lepau itu. Keempat

43
temannya, Alvaro, Nathan, Dilan, dan Haikal berteriak-
teriak memanggil Ge

namun Ge mengabaikannya. Ge memanjat pagar


belakang sekolah dalam satu menit. Rasa semangatnya
berkobar

hebat. Ia pun berlari ke kelasnya. Tak peduli ia akan


dimarahi atau tidak, tapi yang

jelas tekadnya sudah bulat. Bahwa ia ingin belajar.


Bahwa ia ingin sukses. —

Sementara di lepau depan sekolah, Alvaro, Nathan,


Dilan, dan Haikal membicarakan

tingkah aneh Ge.

Saat sedang membahas, ada cahaya tertangkap di mata


Alvaro. Itu membuat Alvaro

penasaran. Kemudian, waktu seakan terhenti. Dan


Alvaro berjalan menuju cahaya

44
itu. Cahaya di ujung sana, cahaya yang sama dengan
cahaya yang tadi membawa Ge.

45
GUSTI PANGERAN
Oh...... tentu aku bukan orang putih bersih masih banyak
kotoran yang berada di tubuhku ini, entah aku aku harus
bagaiamana membersihkan nya.tetapi pikiran ku berfikir
rapih akan tetapu ragaku seperti tidak bisa
melakukannya. maaf kan aku ini gusti, memang aku
bukan orang baik akan tetapi aku terus mencoba untuk
menjadi orang baik. masih banyak hal yang harus aku
benahi dan masih banyak yang harus di perbaharui, yaa
begitulah perjalanan masih banyak kerikil dan pasir yang
ditemukan tapi aku masih harus melewati nya.

Aku hanya bisa meratapi apa yang kulakukan di


masalalu terkadang ku bercerita dengan kawan-kawan,
“duh kok kita dulu gitu ya malu banget”
“haha iya ril ya begitulah perjalanan ril tetapi sekarang
kita harus bebenah mau sampai kapan begitu aja”.

Aku hanya terdiam bisu karena merasa bodoh


melakukan hal yang dulu, seperti tidak berguna untuk
diriku yang di dapat hanyalah kesenangan semata.

46
Tetapi ku kadang berfikir manusia tak ada di fase itu-itu
saja pasti ada fase yang baru yang membuat dirinya
membaik, begitu juga sebaliknya ada yang memulai dari
fase baik menjadi buruk. Aku sempat bertanya-tanya

“kok dia kembali lagi kayak dulu ya bukannya udh


berubah ya??”

Teman ku berkata “yaa namanya manusia ril pasti ada


aja yang begitu kita gabisa tebak, kita hanya bisa doa kan
saja yang terbaik”

“iyasih bener tapi heran aja gua padahal kan dia udh
milih jalan yg bagus, kenapa kembali lagi kejalan yang
jelek”

“yaa gabisa di pungkiri, mungkin dia lagi ada masalah


yang menimpanya dia juga jarang cerita ke kita ril”

Aku hanya bisa bergumam “hmm iyasih”

Tidak heran lagi kalo perjalanan terkadang ada sebuah


kerikil yang delewati, tidak selalu tentang mulus dan
bersih.

Kelamnya masa lalu jangan sampai membuat kita

47
menyerah jangan ragu untuk berubah menjadi baik
walau ada rintangan, tenang saja gusti pangeran maha
kaya segala-galanya akan tetapi kita tidak boleh
menyepelekan apa yang ia sudah kasih ke kita.

48
TERTAHAN PERASAAN
Kisah-kisah di masa SMA memang paling menarik dan
unik, entah percintaan nya atau pertemanan nya kali ini
ku mau sedikit cerita tentang perasaan terhadap
seseorang perempuan.

Kisah ini berawal dari pertama kali masuk di SMA ada


seseorang yang membuat ku tertarik kepadanya, akan
tetapi aku tak berani untuk berdialog dengan dia seperti
ada yang menahan.

Dan setelah beberapa waktu ada ajakan beberapa eskul


di sekolah ada beberapa eskul yang aku minati di awal
yaitu futsal, dan seseorang itu mengambil eskul
pramuka.

Pertama kali aku tidak tau kalau ia mengambil eskul itu,


tapi setelah beberapa waktu aku mengetahuinya dan aku
mengikuti eskul pramuka nya.

Memang karena aku tertarik kepadanya hingga aku


mengikuti eskul yang ia ambil setelah beberapa kali
pertemuan eskul pramuka itu kita sering berkumpul

49
bersama yang lain, akan tetapi aku hanya tertarik
kepadanya sering curi-curi pandang kepadanya hehe.

Waktu itu ada yang namanya jurit malam dan ia


dipanggil oleh kakak kelas untuk menghadap dan aku
menunggu giliran dipanggil, ketika aku dipanggil aku
hanya seperti biasa saja tidak merasa takut sedikit pun.

Setiap kakak kelas memarahi aku hanya tertawa seperti


ada lucu dari dia karena seperti tidak biasanya waktu
jam-jam sekolah kakak itu sering bercanda.

Kembali lagi kepada seseorang yang buat ku menarik,


saat itu kamu terjadi beberapa dialog saja.

“ehh ril lu ketawa-tawa aja di omelin tadi”

“yaa gimana, abis ga seperti biasanya dia marah-marah


gitu”

“iyaasih gua juga mau ketawa tapi gua tahan, agak takut
soalnya. “

Namun singkat cerita, sudah kama ia tidak hadir di


pertemuan pramuka ternyata ia sudah keluar.

50
Disitu aku seperti rada kecewa oleh diriku yang tidak
memberanikan diri untuk mengajak dia ngobrol atau
melakukan pendekatan, sampai kelas 11-12 SMA aku
masih terdiam tidak berani untuk melakukan
pembicaraan walau sekedar basa-basi.

Bahkan sampai lulus pun aku tetap menahan perasaan ku


terhadapnya, dan aku menjadi paham kita tidak baik
untuk selalu menahan perasaan lebih baik menyatakan
walau tidak sesuai ekspetasi tapi itu membuat lega.

51
Kamu Di Akhir Tahun 2022
Hi.. i want to tell you something thanks for coming this
year, mungkin kamu memang tidak tahu sekuat apa dan
seberusaha apa aku nyembuhin trauma- trauma sebelum
kehadiran kamu yang mungkin tanpa sengaja dan buat
aku berhasil ngerasain jatuh cinta lagi setelah patah hati
yang sangat dalam kala itu, tapi tidak tahu kenapa
setelah ada nya kamu my day gets better you are my
plester you are my favorite girl and you are my amazing
girl you know? sebenernya i really hate people come and
go, tapi jika suatu saat kamu mendapatkn yangg lebih
baik apa aku harus marah? jika suatu saat nanti kamu
ketemu orang yang lebih sempurna dari aku dan kamu
memutuskan untuk ninggalin aku, apa aku harus marah
juga? aku rasa tidak. i dont know kita akan sampai mana
aku hanya ingin benar" menikmati bahagia ini tanpa
harus mencemaskan akhirnya sudah terlalu banyak
kegagalan dalam hidupku yang membuatku takut akan
ending dari cerita. ily you more than you know, jika nanti
akhirnya kamu menjadi lukaku pun aku akan tetap
berterimakasih atas prilaku baikmu selama ini walaupun

52
terkadang sedih jika kamu menyepelekan hal-hal kecil
but its okey. sebuah kemunafikan jika aku tidak takut
kehilangan mu. aku senang dibuat senang dan aku
senang membuatmu senang, aku senang kamu buat nama
panggilan buat aku yg beda dari orang lain,aku senang
bisa bertemu dengan manusia ciptaan Tuhan seperti
mu,aku nyaman jika berada didekatmu, but i dont like
saat kamu dengan sengaja buat aku cemburu. maaf kalau
selama ada aku banyak merepotkanmu, maaf jika
kehadiranku ini menjadi penggangu dalam hidup
kamu,banyak menguras amarahmu maaf terkadang aku
suka ga nyambung kalau ngomong, kamu marah ya?
maaf. maaf jika perhatianku masi kurang karna tertutup
gengsi, so i pround of u and thanks for coming my life
this year.

53
Aku Pria Sederhana

Mungkin diantara lelaki yg kamu temui, aku adalah


lelaki yg paling biasa saja dari segi apapun itu. tapi jika
kamu mengira aku adalah lelaki tidak setia dan tulus
padamu, kamu salah besar.

aku selalu memperhatikanmu dengan cara yg mungkin


tidak bisa kamu lihat. mungkin aku sedikit berbeda dari
lelaki yg pernah kamu temui. ya aku lelaki yg terkadang
keras, egois dan memiliki sifat gengsi untuk
membuktikan bahwa aku tulus mencintai dan
menyayangimu. aku ingin memberitahu banyak hal,
tentang betapa aku mencintaimu dan semua rasa takut
kehilangan yg aku punya. maaf untuk semua tingkah hal
kekanak kanakanku selama ini. aku sekarang cuma
punya allah dan kamu yg menjadi tempat cerita aku
selama ini. maaf untuk kerewelanku akhir akhir ini,
karena sebegitu sayangnya aku ke kamu.

tapi semoga kamu tahu, aku selalu mengupayakan yg


terbaik untuk kamu. hubungan ini seringkali naik dan

54
turun, ada pasang dan surutnya. tapi apapun yg terjadi
aku akan terus mencintaimu.

aku adalah lelaki yang tulus mencintaimu.Terimakasih


karna sudah menjadi bagian dari pendewasaan ini

Terimakasih sudah menjadi alasan buat aku


bahagia.tidak ada yang bisa menebak kapan cinta itu
datang dan pada siapa cinta itu berlabuh namun bila cinta
telah menghampiri entah kenapa seakan tidak ada
logika,tidak perlu kesempurnaan untuk merasa bahagia
karena kebahagiaan yang sesungguhnya adalah ketika
kamu mampu melihat apapun secara sempurna.

Kurang lebih seperti ituu,,,aku tambah lagi ya "...Semua


itu memang benar tapi aku juga akan mundur jika aku
merasa sudah tidak di harapkan lagi untuk pemeran
utama!..."

55
JIKA DIMASA DEPAN SAYA TIDAK
JADI APA APA

Tetaplah hidup dan jadilah orang baik. Dunia tidak butuh


orang sukses yang tak berguna. Dunia butuh orang-orang
yang hidupnya bermanfaat, entah bagi sesama,
lingkungan, atau makhluk hidup di muka bumi. Tuhan
tidak pernah menciptakan manusia sia-sia. Selalu ada
peran baik yang bisa diambil sekalipun tak sesuai
definisi sukses versi komunal.
Ketika seseorang meninggal dunia, orang-orang tidak
mengingat berapa banyak harta yang berhasil
ditimbunnya atau pangkat yang diembannya. Mereka
hanya ingat bagaimana dahulu sikapnya di dunia.
Apakah dia anak yang berbakti pada orang tua? Ayah
yang penyayang pada anak-anaknya? Suami yang baik?
Tetangga yang ramah? Saudara yang akur? Apakah dia
gemar membantu? Apakah lisannya menyenangkan dan
menenangkan? Apakah dia gigih dalam mengejar
impiannya? Apakah dia pernah menyakiti hati mereka

56
semasa hidup? Apakah dia pernah berlaku buruk dan
curang? Apakah dia sombong dan kikir?

Tentu saja memikirkan pendapat orang lain di dunia


bukan urusanku ketika mati, melainkan saat aku masih
hidup. Hidup ini bukan hanya menyangkut "aku" dan
kesuksesan yang semu itu. Tapi juga "peran terbaik"
yang pernah kita mainkan di dunia. Dalam kondisi
seburuk apa pun, saya berdoa semoga engkau tetap
menjadi manusia yang baik. Tidak apa tak sesukses
Gibran atau Indra Kenz. Ketidak mampuanku
mendapatkan impian tak menjadikanku gagal sebagai
manusia. aku adalah versi terbaik dirimu di kehidupan
ini.

57
SEBUAH NASIHAT
Ada sebuah nasihat yang menampar saya. Yang saya
dapat dari Pandji Pragiwaksono.
Kurang lebih bunyinya begini:

Kalau sama mood aja kalah, apalagi sama kerasnya


kehidupan.
Wah, bukan main kalimat ini kalau direnungkan. Coba
deh pikir-pikir lagi, sudah berapa kali saya kalah
sama mood saya sendiri.

Sudah berapa kali kita kalah sama diri kita sendiri, kita
kalah sama rasa males, kita gagal mendahulukan yang
prioritas, kita gak enakan buat nolak hal yang gak
penting, kita selalu nerima ajakan buat nongkrong, dan
sebagainya.

Malah yang ada, kita lebih fokus sama pencapaian orang


lain di luar sana, sibuk membanding-bandingkan diri
sendiri sama orang di luar sana.

Padahal yang harus kita kalahin terlebih dulu, ya


diri kita sendiri. Disiplin sama kebiasaan yang kita lagi
bangun, komitmen sama apa yang udah kita mulai, dan
selesein tanggung jawab tepat waktu.

Bukannya berpikir terlalu jauh buat ngalahin orang lain


—padahal musuh sebenernya adalah mood diri sendiri.

58
Ketika Laut Tertidur, Katanya, Adalah
Saat Paling Tenang di Muka Bumi

Ketika dunia tidak bersuara, orang- orang menarik


selimut untuk tidak mendengar kebisingan apa pun
sampai delapan jam berikutnya.

Tidak untuk seorang gadis kecil yang menunggu


kepulangan jiwanya. Di balik selimut merah muda yang
melindunginya dari udara dingin khas pendingin
ruangan, dia menahan sengguk di tenggorokan agar tidak
terdengar peri malam-dan yang terburuk. dia tidak tahu
mengapa dirinya menangis.

Dia tidak bisa mengambil alih dirinya.

Dan itu adalah hal paling buruk yang dapat terjadi pada
seorang gadis kecil yang fisiknya sehat. Karena
bagaimanapun tidak akan ada yang mendengarkannya
bercerita tentang gelapnya malam, tornado kecil dalam
pikirannya, serta apa yang dia rasakan.

59
Sementara jiwanya yang sehat dan bahagia mencari
terangnya siang hari. Bercengkerama dengan peri siang.
berlarian di taman bersama jiwa-jiwa yang tidak tenang
lainnya, atau apa pun yang tidak membuatnya kembali
kepada raga seorang gadis kecil yang bersedih.

Di balik gelapnya malam. di antara suara dengkuran


satu-dua orang di kota, gadis itu mengalami malam yang
berat. Untuk yang kesekian kalinya, yang tidak bisa lagi
dihitung dengan jari kecilnya.

60
Rindu...
Aku selalu ingin menggambarkanmu dengan nada sendu
penuh penghayatan akan banyaknya rindu yang tak
berhasil ku selesaikan
Namun, hadirmu layaknya lapis legit atau rendang yang
dibuat dengan cinta oleh nenekku yang terakhir ku icip
lima tahun yang lalu

Rendang dan lapis legit itu sudah pasti yang terbaik


selama aku hidup

Ibuku membuatnya puluhan kali, tapi aku merasa tak ada


yang bisa mendekati rendang buatan nenekku itu, meski
bahkan aku sudah lupa bagaimana rasa pastinya.

Sudah hilang ribuan mil perasaan malu-malu membuka


pintu rumah lalu ikut tersenyum ketika kau juga
tersenyum sambil membenarkan sepeda, agar nanti-nanti
ayahku tak berisik berteriak dari luar, bahwa sepedamu
menganggunya untuk keluar

Sudah hilang menjadi debu perasaan tenang ketika kau


dekap sambil menonton film saat itu

61
Sungguh, sudah hilang ribuan mil di sana, perasaan malu
dan tak percaya ketika kau bilang, "kamu manis ya kalau
senyum."

Oh, atau mungkin sebenarnya, yang hilang hanyalah kita


berdua.

Sama seperti ketiadaan rendang dan lapis legit buatan


nenekku hari ini

Namun, perasaan nikmat itu, mana bisa hilang meski


diganti dengan puluhan rendang dan lapis legit lain?

Yang hilang hanya kita berdua

Kenangan manis itu takkan pernah menghilang

Dan bahkan berusaha aku gali meski itu adalah ujung


tajak bertemu bentala buangan korporat emas yang akan
dibiarkan ambruk.

Ditulis sambil menangis, dengan perasaan cinta yang


sama pada lelaki yang ku temui tahun 2019. Apa
kabarnya hari ini?

62
DIET BERAKHIR JERUJI
Adalah Joe, yang hanya bisa mengejar tukang bakso
dengan pandangannya yang pilu, Joe merupakan
mahasiswa yang bisa dikatakan maniak weight loss,
yang mengatur diet sehat dan diet ketat---macam betul.
Hari-hari ia isi dengan konsumsi makanan penuh gizi
rendah kalori, plus dengan hati yang tidak menikmati.
Joe tidak menyadari bahwa ia tidak terlahir kurus, kedua
orang tuanya gemuk, hampir seluruh sanak nya gemuk,
kecuali satu orang, yaitu Alex, si buncit yang humoris.

Namun Joe percaya dengan motivasi dari seminar bisnis


multilevel yang pernah digelutinya 5 bulan lalu, "tidak
ada yang tak mungkin", "jika kalian ingin mencapai apa
yang kalian inginkan", dan "sukses usia muda", tentu
saja sukses bagi Joe adalah sukses menurunkan berat
badan, apa yang membuat Joe tidak pernah berhasil
adalah nafsu makan yang sama besar dengan badan,
memang ia memakan sayur, dengan porsi yang sangat
banyak.

63
Suatu hari ia membaca sebuah artikel "Tertawa dapat
membakar lemak" dan dengan sangat serius menanggapi,
Joe sama dengan kedua orang tuanya, pemurung dengan
muka berlemak---sulit dibuat tertawa. Namun hari
dimana ia membaca artikel itu adalah hari dimana ia
seolah terlahir kembali. Joe menjadi pribadi yang
gampang sekali tertawa, bahkan saat seseorang berbicara
serius (pada saat itu Joe menerima caci maki), sikap Joe
yang berubah tentu mengundang berbagai penafsiran
dari masyarakat, dan didominasi oleh pandangan bahwa
ia telah gila.

Sedikit namun sakit, Joe perlahan-lahan diabaikan,


teman-temannya sering memandang paham ke arahnya
ketika ia mencoba berbicara hal yang lucu, hanya
merespon berupa tersenyum penuh simpati, keluarga Joe
pun perlahan mulai mengabaikannya, dan ketika Joe
menimbang badannya ,mendapati beratnya hanya
berkurang sedikit, beberapa ons, ia meningkatkan
intensitas'latihannya'.

64
Hingga pada suatu pagi, pihak keluarga sudah tidak kuat
lagi dan melaporkan Joe ke rumah sakit Jiwa di pusat
kota, dan sorenya datanglah sebuah avanza hitam ke
rumah Joe, membawa lima orang dokter jiwa (orang tua
Joe sudah mengatakan sebelumnya kalau Joe bertubuh
besar dan suka melawan) dan menyeret paksa Joe ke
dalam mobil, bahkan Joe tetap tertawa karena salah satu
motivasi nya dalam latihan tertawa ini adalah
"memandang positif dari segala sesuatu", singkat cerita,
Joe harus menginap sampai waktu yang belum
ditentukan di balik jeruji besi yang dicat putih, bersama
penghuni-penghuni lain yang melakukan 'latihan' yang
sama.

65
Mimpi Buruk atau Kenyataan
Saat aku terbangun, aku mendapati diriku berada di
tengah pemakaman yang asing bagiku, sebanarnya apa
yang sedang terjadi, bagaimana aku bisa sampai berada
disini?

Sedangkan langit sudah mulai menghitam karena


mungkin sekarang sudah senja, aku panik dan berlari
kesan kemari, mencari jalan pulang.

Namun naasnya sejauh apapun aku berlari, aku justru


berakhir ditempatku terbangun.

Angin sepoi-sepoi mulai berhembus dan menerpa


wajahku dikikuti suara alunan musik piano, tunggu
orang macam apa memangnya yang bermain piano di
tengah pemakaman?

Tapi kurasa ini bagus juga, mungkin aku bisa mengikuti


arah suara ini dan bertanya kepada orang yang bermain
piano itu arah pulang.

66
Aku terus berjalan hingga sampailah aku di sebuah
rumah kosong, tapi apakah rumah ini benar-benar
kosong? Suara piano itu berasal dari dalam sini, maka
kuputuskan untuk mengetuk pintu.

Seketika itu juga alunan musik itu berhenti.

Bau anyir menusuk hidungku, lantai yang kotor, dinding


yang berdebu, sungguh tidak terawatt.

Aku terus berjalan masuk, ke dalam rumah itu, hingga


sampailah diriku disebuah ruangan yang pintunya
tertutup.

Saat aku buka pintu, aku medapati seorang wanita


berambut panjang, menyembunyikan wajahnya dibalik
kedua lututnya, samar-samar kudengar suara isakkan
tangis darinya.

“Maaf, ada yang bisa kubantu?” kataku menyentuh


pundaknya.

Maka dia pun menengadahkan wajahnya.

67
Pucat, wajahnya pucat, matanya hitam, atau lebih
tepatnya dia tidak memilik bola mata, wajahnya penuh
luka dan ada banyak belatung yang menggerogoti
lukanya.

Aku lantas berlari ketakutan, keluar secepat-cepatnya


dari rumah itu.

Namun saat aku sudah keluar dari rumah, langit


menggugurkan abu putih, hujan abu putih lebih tepatnya.

Tanpa memperdulikan fenomena alam yang aneh itu aku


terus berlari sekencang-kencangnya. Hingga aku
menabrak seorang pria penunggang kuda, si pria tanpa
kepala.

Pria tanpa kepala itu mengayunkan sebuah sabit penuh


dengan darah, ke arahku.

Sial kakiku tidak bisa digerakkan, aku tewas seketika.

Aku terbangun dari mimpi burukku, ya ampun itu


terlihat seperti nyata sekali bagiku, baru kali ini aku
tidak bisa membedakan antara mimpi dan kenyataan.

68
Ruangan tempatku ketiduran adalah ruangan kelasku,
aku baru ingat sekarang, aku yang malas pulang
kerumah, memilih untuk tetap berada di sekolah hingga
akhirnya rasa ngantuk mengambil alih diriku.

Aku lalu pergi keluar kelas dan mendapati jika langit


sedang hujan.

Astaga ini bukanlah hujan biasa, ini adalah hujan yang


sama seperti apa yang ada di dalam mimpiku, ini adalah
hujan abu putih.

Mengambil tasku dan langsung pulang ke rumahku


secepat mungkin.

Jalanan dimana aku berlari sangatlah sepi, tidak kutemui


satupun penjaja makanan yang sudah kukenal dengan
baik, aku terus berlari untuk mnegetahui keadaan
keluargaku.

Di persimpangan jalan suara pekikkan kuda dapatlah


terdengar, si penunggang kuda tanpa kepala itu
mengejarku.

69
Aku jatuh tersandung batu, si penunggang kuda berhasil
mendapatkanku dan langsung mengayunkan sabit
berdarahnya, aku tewas seperti apa yang ada di dalam
mimpiku.

Aku lagi-lagi terbangun dari mimpi burukku, tunggu jadi


itu juga hanyalah mimpi, jadi itu adalah mimpi dalam
mimpi.

Aku tetap tediam di kursiku mengingat-ingat mimpi tadi,


semuanya terasa sangat nyata bagiku.

Suara ketokkan terdengar dari arah pintu, maka akupun


beranjak dari tempat dudukku untuk membuka pintu
kelas yang memang tertutup, tunggu dulu, aku memang
menutupnya, tapi aku tidak menguncinya.

Saat aku membuka pintu, apa yang ada di luar sungguh


mengejutkanku melebihi daripada hujan abu itu, aku
melihat diriku sendiri, tunggu dulu, jika yang ada di
hadapanku ini adalah diriku sendiri, lalu siapa aku?

Diriku yang ada didepanku ini masuk tanpa


memperdulikanku, diriku yang ada di hadapanku ini

70
berjalan ke pojok kelas mendatangi seorang wanita yang
sedang menangis, tunggu dulu, aku pernah melihat
wanita itu.

Diriku yang ada di depan mataku ini memegang pundak


wanita itu, maka wanita itu menengadahkan kepalanya.

Sama seperti sebelumnya, wajah wanita itu pucat, dan


dipenuhi luka yang digerogoti belatung.

Aku mundur karena ketakutan, namun sebuah tangan


menyentuh pundakku, saat aku berbalik, pria tanpa
kepala siap menebasku dengan sabitnya itu, lagi-lagi aku
tewas seketika.

Aku kembali terbangun dari tidurku, jadi itu jugalah


mimpi? Terasa sangat nyata sekali, mimpi dalam mimpi
yang berada dalam mimpi gumamku.

Aku langsung berdiri menuju pintu, mengecek keluar


untuk memeriksa apakah langit sedang menjatuhkan
hujan abu putih atau diriku sendiri berada di balik pintu
ini.

71
Tidak ada apa-apa yang aneh, syukurlah mimpi buruk itu
sudah berlalu.

Aku memutuskan untuk segera pulang ke rumah.

Syukurlah jalanan ramai dengan orang-orang yang


berakivitas, jadi bisa dipastikan kalau ini adalah
kenyataan.

Aku terus berjalan hingga sampai di depan rumahku,


tunggu dulu, dimana rumahku? Aku yakin jika aku tidak
salah jalan, tapi apa yang ada di depan mataku ini adalah
komplek pemakaman bukannya rumahku

Seorang pria bertubuh besar dan hitam legam datang


mendekat sambil mengangkat rumahku.

Nafasnya sangatlah bau seperti bau bangkai, anehnya


meskipun dia itu raksasa tapi baunya sampai kesini.

Pria bertubuh besar itu melemparkan rumahku ke arahku


berdiri, aku tewas seketika.

Itu juga hanyalah mimpi, aku lagi-lagi terbangun di


ruangan kelasku, untungnya beberapa temanku masih

72
ada yang belum pulang, mereka sedang menonton
anime.

Merasa tertarik aku juga ikut menontonnya.

Anime yang kami tonton itu bergenre horror, dan adegan


saat itu menunjukkan sorang hantu wanita berambut
panjang, sodako kalau tidak salah nama hantu itu.

Scene berikutnya menunjukkan sodako yang merayap


dengan cepat, suatu keanehan kembali terjadi, sodako
keluar dari layar laptop dan menarikku masuk ke dalam.

Tempatku berada sekarang adalah ruangan yang ada di


Jepang biasanya, aku melangkahkan kakiku dengan hati-
hati. Kemudian kakiku menginjak suatu genangan air,
bukan air tapi darah.

Ada banyak sekali darah di tempat itu tak hanya di lantai


tapi juga di dinding-dindingnya.

Aku melihat di atas sebuah lemari kaca yang terpajang


boneka-boneka menyeramkan, aku mengenali salah satu
boneka itu, chukky.

73
Sedangkan di atas lemari itu berbaring seorang wanita,
tidak sesosok mahluk gaib, itu adalah sodako.

Sodako menangis sekencang-kencangnya sampai-sampai


telingaku mau pecah.

Teriakkannya membangunkan para boneka, boneka itu


melompat dan menusukku dengan sebuah pisau, aku
tewas di tempat.

Aku terbangun dari mimpi buruk berulangku, lagi-lagi


mimpi dalam mimpi.

Aku gemetaran, tempat dimana aku berada bukanlah


sebuah pemakaman ataupun ruangan kelasku, tapi ini
adalah rumahku sendiri.

Ingatanku samar-samar, apakah terakhir kali aku tertidur


itu adalah di kelasku atau di rumahku sendiri.

Televisi sedang menyala menyiarkan sebuah


pertunjukkan piano, eh…! Aku kenal music ini, ini
seperti apa yang ada di dalam mimpiku.

74
Saat itulah aku menyadari jika aku tidak sendirian, di
samping kananku duduk seorang waniita Jepang yang
sangat cantik, sedangkan di sebelah kiriku seorang
wanita Eropa berkulit putih yang tentunya jugalah sangat
cantik.

Bau badan mereka sangatlah harum, kurasa ini bau


bunga kenanga.

Si wanita Eropa tiba-tiba saja memelukku dari depan,


sedangkan wanita jepang memelukku dari belakang,
mereka sungguhlah harum sekali.

“Ahmad, kami menginkanmu” kata si wanita Jepang


berbicara di dekat telingaku dengan nada menggoda.

Kulit mereka sangatlah halus dan lembut, aku terus


meraba mereka hingga aku menyentuh bagian yang agak
kasar dan berlendir..

Saat itulah aku menyadari jika bagian belakang wanita


Eropa berlubang, dia adalah sundel bolong.

75
Aku menoleh kebelakang dan mendapati jika si wanita
Jepang telah berubah menjadi hantu yang dikenal
sebagai sodako.

Aku benar-benar telah terhimpit, dipeluk oleh dua wanita


yang bukan manusia. Tanpa bisa melarikan diri.

Sodako terus menjilat-jilat leherku, seolah-olah air


keringatku adalah minuman yang sangat lezat baginya.

Tubuhku semakin lemas, dan aku pun tewas dipeluk oleh


kedua hantu itu.

Aku terbangun dari tidurku, syukurlah kedua hantu itu


juga hanyalah mimpi, tunggu dulu, jangan-jangan ini
juga mimpi, sial aku sudah tidak bisa lagi membedakan
antara mimpi buruk dan kenyataan, mimpi dalam mimpi.

Aku berdiri dengan gemetar, mataku mengawasi sekitar,


bersiap akan segala kemungkinan yang akan terjadi.

Saat itulah aku menyadari jika rumahku penuh dengan


abu putih.

76
Aku terus membuka mataku lebar-lebar tapi entah
mengapa pandanganku menjadi sangat buruk, mata
kananku telah tiada.

Dari balik dapur muncullah dua orang wanita yang


terlihat sangat cantik dari luar, mereka adalah si wanita
Eropa dan jepang, tidak mereka adalah sundel bolong
dan juga sodako, dan mereka tertawa padaku.

Tiba-tiba saja rumahku seperti terangkat, aku melihat ke


luar jendela dan mendapati si penunggang tanpa kepala
berdiri di atas sebuah kuburan di mana aku terbangun di
mimpi pertamaku, sedangkan penyebab dari rumahku
yang terangkat adalah si raksasa bertubuh hitam legam.

Raksasa itu melemparkan rumahku beserta


peenghuninya, aku tewas lagi.

Aku terbangun dari mimpi burukku yang terus berulang,


mimpi dalam mimpi dalam mimpi dalam mimpi dalam
mimpi dalam mimpi dalam mimpi, sudah tujuh kali hal
itu terulang, aku sudah tidak bisa lagi membedakan
antara mimpi buruk dan kenyataan, bahkan sekarang aku

77
tidak tahu apakah aku sedang bermimpi ataukah sedang
terjaga, aku tidak tahu.

Tempatku terbangun adalah rumahku sendiri, aku


sungguh ketakutan, aku baru ingat seekarang, jika aku
pergi tidur tanpa membaca doa.

Jam dinding telah menunjukkan jam 7 sore, aku


langsung pergi ke kamar mandi dan mengambil air
wudhu untuk segera mengerjakan shalat maghrib, aku
telah terbebas dari mimpi buruk berulang.

78
Menggugat Sang Raja
Langit sedang gaduh. Para penghuni ribut dan saling
tuduh. Lirikan curiga pekat memenuhi udara. Catatan
takdir Tuhan bocor kemana-mana. Entah siapa yang
memulainya dan bagaimana sampai catatan itu akhirnya
terbaca oleh para penghuni langit.

Mereka berjumlah ribuan. Berjalan dalam kelompok-


kelompok besar menuju ke satu arah. Rumah Sang
Maha. Pembicaraan mereka penuh kata dalam nada lebih
tinggi dari biasa. Wajah mereka merah, tidak terima
dengan apa yang telah mereka baca. Pikir mereka Tuhan
pasti sudah melakukan kesalahan.

Sepuluh orang prajurit dengan baju berwarna perak maju


menghadang kerumunan di depan Gerbang Utama.
Seorang dari mereka mengambil dua langkah lebih maju.

“Berhenti!” gertak seorang penjaga.

"Biarkan kami lewat. Kami harus menemui Raja," ujar


sebuah suara dari tengah kerumunan.

79
“Dia sedang sibuk. Pergilah. Akan ada saat dimana
kalian akan menemuiNya,” jawab sang penjaga.

"Tidak! Kami harus menemuiNya sekarang. Bagaimana


bisa Dia membiarkan kami terlahir menjadi binatang
melata di bumiNya nanti? Lebih baik kami tetap tinggal
disini,” sebuah suara dari sisi kiri kerumunan menjawab
kalimat sang penjaga.

“Biarkan kami lewat. Kami perlu mendengar penjelasan


tentang takdir yang Dia buat. Ini hidup kami!” ujar suara
lainnya.

“Dia Raja kalian! Dia berhak melakukan segalanya!”


hardik sang penjaga lagi.

“Gugat.. Gugat.. Gugat..”

Entah dari mana asalnya, kemuruman itu kini berseru


dalam sebuah irama.

Para penjaga menahan sekuat tenaga agar Gerbang


Utama tidak terbuka. Kerumunan datang semakin
banyak. Jumlah mereka jelas tidak seimbang. Para

80
penjaga saling pandang. Mereka benar-benar butuh
bantuan sekarang.

Ratusan malaikat melesat terbang. Rentang sayap


mereka membelah udara, menyenandungkan nada serupa
siulan. Kepala-kepala dalam kerumunan menengadah.
Mata mereka membelalak melihat ratusan malaikat
terbang menukik ke arah mereka. Kerumunan itu
membelah diri. Lari.

Ratusan suara sapuan udara saat para malaikat menjejak


membuat kerumunan berjengit. Sebagian mereka saling
peluk dan merapatkan diri. Sedang sebagian lainnya
melindungi telinga mereka dari hantaman udara yang
membuat telinga sakit dan berdenging.

Seorang malaikat paling tinggi maju menghadapi


kerumunan. Sayapnya berkilau serupa warna pelangi saat
tersentuh cahaya matahari. Kulitnya kemerahan dengan
raut wajah tenang dan sorot mata yang teduh. Menatap
setiap wajah dalam kerumunan.

81
"Siapa yang bertanggung jawab?” suaranya membelah
udara.

“Sang Raja tidak pernah salah. Tidak pantas kalian


berbantah!” suaranya menggema menghentikan kasak
kusuk di ujung sana.

Kata-kata bungkam di ujung lidah. Gerakan mata


berdiam diri dan memilih sembunyi. Sang malaikat maju
selangkah lagi. Mengedarkan pandangan ke setiap sisi.

Sebuah gerakan kecil muncul di tengah kerumunan.


Sang malaikat menundukkan pandangan. Seorang anak
kecil dengan jubah berwarna kuning emas keluar dengan
langkah pelan. Matanya memandang sang malaikat
dengan tatapan yang dalam. Sang malaikat tersenyum
kepada anak kecil itu.

“Ada yang ingin kau katakan, Nak?” ujar Sang Malaikat


seraya membungkukkan badan.

Kerumunan menjatuhkan pandang ke arah depan.


Menunggu dalam balut penasaran.

82
"Aku akan menjadi manusia yang paling hebat sekaligus
dibenci di muka bumi. Aku akan mati bersama ribuan
prajurit setia saat berlari mengejar musuh. Kami terjebak
dalam sapuan ombak di Laut Merah. Kisahku akan
dikenang oleh anak cucu manusia. Mengapa Sang Raja
memilihku? Mengapa?”

83
Hidup Terlalu Indah
Di suatu malam aku sedang bersantai di 0 km Yogya
dengan teman-temanku menikmati indahnya langit
malam.
Awalnya aku merasa terusik, aku merasa ada aura
negatif yang merasuki jiwaku, aku merasa ini tidak
biasa. Aku mencoba untuk tetap fokus berdiri di tempat
yang ramai ini menikmati keseruan yang ada. Lama lama
aura itu sangat menganggu dan membuatku tidak
nyaman, aku seperti orang yang sedang kesurupan dan
tidak bisa terkontrol.

Tanpa basa-basi aku berlari sekuat kuatnya menerjang


badai dan aku tak tahan jika terlalu lama di sini. Aku
tidak tenang di tempat yang ramai seperti ini, aku tak
nyaman.

Aku ingin berteriak tapi aku menahannya di dalam hati,


aku berlari tanpa henti dan terus mencari.

84
Aku sangat gundah dan khawatir dengan semua ini, aku
harus bisa aku harus berlari terus mencari cari aura apa
yang menggangguku ini.

Aku mengerahkan semua kekuatanku tak mampu


mendengarkan perkataan orang-orang di keramaian ini.
Aku merasa malu, aku benci dengan kondisi ini, aku
tetap harus terus berlari tanpa henti dan terus mencari
kesana kemari.

Semakin jauh aku berlari semakin membuatku merasa


hancur. Aku ingin sekali berhenti dan sudah sangat lelah.
Kapan aku menemukan apa yang kucari untuk
memperbaiki kegundahanku di tempat yang ramai ini.

Tak ada satupun yang mengerti keadaanku, jikapun ada


yang mengerti pasti mereka sangat mengerti bagaimana
perasaanku ini dan pasti mereka ikut berlari bersamaku
dan mencarinya bersamaku tetapi mereka tidak mengerti
apa maksudku, karena aura ini hanya datang
menghampiriku.

85
Kemana aku harus mencari, tak ada teman yang
mengerti, aku sudah sangat bosan mencari. Aku ingin
menangis tapi berusaha jangan sampai menangis. Aku
tak boleh menyerah, jika aku menyerah selesai sudah.

Di situasi yang genting ini aku memutuskan berhenti


mencari dan memilih pulang saja. Aku pulang dengan
rasa lelah, berjalan sambil merintih berkeringat deras,
mataku tak mampu memandang apa-apa hanya kesakitan
yang sungguh menyakitkan yang ku rasa.

Kakiku gemetar sudah sangat susah untuk bergerak.


Kedua tanganku mengepal dengan keras dan nafas yang
menggebu-gebu di hiasi mata merah dan bekaca kaca.

Aku sampai di rumah dengan sangat lemas dan lelah,


aku sadar tenagaku sudah habis, aku berjalan dengan
sabar sambil berkata kasar dan merintih bahkan kepalan
tanganku tetap mengepal dengan keras. Aku sudah tidak
kuat dan hanya bisa pasrah jika nyawaku di ambil hari
itu.

86
Aku melihat sebuah ruangan gelap tak bercahaya, aku
berjalan perlahan masuk ke ruangan gelap itu, udara
dingin membelai seluruh ragaku dan disaksikan oleh
para penghuni penghuninya. Aku menyalakan lampu
dengan sisa kekuatanku yang masih tersisa.

Lantas aku membuka celanaku, dan duduk di closet WC


tercintaku

Untung tidak pecah di jalan. Jika hal itu terjadi maka


selesai sudah. Hal ini benar benar membuatku merasa
lega.

87
Wanita itu Terlalu Cantik
Setidaknya begitulah kesan yang kudapat saat
melihatnya pertama kali. Dari Bar yang kujaga kulihat
dia duduk sendirian; perempuan dengan badan
mengembang yang cukup membuatku heran. Dulu
bentuk tubuhnya tidak begitu; tingginya semampai
dengan lekukan yang menggoda. Namun, sekarang
berbeda. Entah apa yang terjadi beberapa bulan ke
belakang.
Dia tak ada kabar pun tak mengabariku apa-apa.
Awalnya aku sungguh jatuh hati kepadanya, tapi setelah
menguntit media sosialnya lambat laun aku kehilangan
rasa.

"Bon!" dia memutar tubuh memanggilku.

Aku menyahut dengan senyuman.

"Minta simple syrup!"

Tumben ...

Aku pun bergerak mengiyakan. Badan kuputar menjauhi


Penggiling Kopi lalu mengambil gelas sloki yang lebih
dekat dibanding gelas gula keramik itu. Aku orangnya
simpel.

88
Kuambil Botol Gula Cair dan menuang isinya ke sloki.
Kemudian, kuberjalan mengantarnya ke meja wanita itu.

Ketika sampai di mejanya kuperhatikan lagi wajahnya;


dari dekat seraya menaruh sloki. Ternyata benar memang
berubah tak seperti dulu.

"Makasih, Bon," ucapnya sebelum kusempat berkata.

Dia sedang sibuk dengan ponselnya, meja lalu


kutinggalkan, aku kembali ke Pos Kerja.

Kuperhatikan lagi sejenak dirinya sambil menyandarkan


lurus kedua lengan di mejaku. Sedang menunggu
seorang kah? Tetapi, dia tak memesan apa-apa selain
Flat White tadi. Dan, gula yang tak pernah diminta
semakin menambah rasa penasaranku.

*ting-tung*, dering notifikasi hape mengalihkanku; hape


kubuka.

Cuma pesan tak berfaedah dari Undian Berhadiah. Aku


kira pesan Instagram masuk dari seorang yang kucinta.

Oh iya, aku tau wanita itu sekitar setahun lalu. Orangnya


sudah berumur dan menilainya terlalu cantik cuma hasil
dari kesan dibalik Makeup. Tak lama aku melayani
sebagai Pembuat Kopinya, ternyata kerut wajahnya
nampak jelas saat diperhatikan dari dekat. Semua foto-
foto di Instagramnya sangat cantik dan menggambarkan
dia sebagai petualang dengan ekspresi gembira. Nah,
yang bikin aku kehilangan rasa adalah balasan chatnya
yang kering meski aku selalu menyapa seramah mungkin

89
untuk menarik perhatiannya. Dan lagi hasil dari
observasiku yang menyatakan kalau dia itu seorang
palsu.

Palsu dalam artian ada topeng di balik kepribadiannya


yang terlihat riang. Entah itu 'defense mechanism'-nya
dia, aku tak tahu. Yang pasti atmosfir yang terpancar
berbanding terbalik dengan keindahan foto-foto di
Instagram itu. Apalagi gombalan dan humorku tak
bekerja. Sempat aku menghujatnya dalam hati setelah
tau pasti dia tak ada minat berhubungan seksual
denganku maupun melihatku sebagai calon pendamping
hidup. Hey, aku ga 'desperate' ya~

Beberapa bulan setelah aku mengenalnya di kafe ini, dia


tiba-tiba menghilang sekitar 3 bulan dan sekarang
kembali lagi untuk minum kopi di sini.

Sudah kubilang kan kalau tubuhnya mengembang? Apa


mungkin dia sudah menyerah mengikuti jejak leluhur
untuk beranak-pinak? Dia jadi tak peduli lalu makan
sesuka hatinya tanpa mempertimbangkan pandangan
laki-laki yang bisa berpotensi menjadi suami.

Tidak. Aku yakin bukan itu jawabannya sebab wajahnya


lebih segar dibanding pertama bertemu dan goresan
Makeup tak terlihat tadi. Apa mungkin dia pergi ke suatu
tempat seperti Pegunungan Himalaya dan beroleh
pencerahan?

Bisa jadi. Namun, pernak-pernik pendukung hipotesa ini


tidak menempel di tubuhnya. Berarti bukan juga.

90
Apa ya? ...

*cring*, bel pintu masuk berbunyi.

Aku mengangkat muka dan ada seorang pria masuk.

Dia langsung berjalan ke Bar tempatku berdiri.

"Mas, double espresso satu," sapanya tersenyum.

"Oke," balasku singkat dan dia segera berputar.

Sebelum bekerja kulihat dia bergerak ke arah wanita itu.


Aku diam mau menonton apa yang akan terjadi.

Setibanya di meja, pria itu mencubit pipi wanita itu.

Si wanita segera berdiri dan memeluk senang si pria.

Tak sengaja jarinya kuperhatikan di punggung si pria;


kok tadi ga keliatan ya?

Mereka berciuman di bibir lalu si pria memegang perut


si wanita.

Mereka duduk langsung mengobrol.

91
Kekayaan Dengan Cara Persugihan

Awal 2015 saya pernah mengantar seorang teman ke


selatan pulau jawa, 27 jam perjalanan yang saya tempuh
sampai lokasi,bisa dikatakan seperti itulah kondisi jalan
mobil menuju lokasi, aya tidak begitu akrab dengannya
tapi dia memang mengenal saya sejak lama…
dia hidupnya sangat melarat, makan pun cuma sekali
dalam sehari,istrinya meninggal karena sakit parah dan
dia hidup dengan seorang anak satu satunya, badannya
kurus, kurang gizi, dekil pula, dia sering dihina,dicaci
maki,diejek, cuma perkataan yang menyakitkan yang ia
dengar setiap hari, ya dia jauh jauh datang ke kampung
saya cuma mau mencari saya karena menurutnya saya ini
supir edan yang urat takutnya sudah pada putus. saking
melaratnya dia, saking terlalu banyaknya sakit hati
sampai dia hilang iman sama akal sehatnya, sehingga dia
mencari kekayaan dengan cara pintas
yaitu PESUGIHAN

waktu itu saya kerja bawa bus malam giliran libur 2


minggu, sore hari dia datang besalam ke rumah saya,
setelah basa basi dia langsung bicara inti ke saya..dia
bilang..

sep, saya udah jual rumah reot saya ke tetangga sisa


bayar hutang tinggal 6 juta lagi, saya mau minta tolong
sama ente sep pokoknya ente mesti tolongin saya,

92
sekarang ente sewa mobil disini tolong ente anter saya
ke daerah ci**"*""""" ente tau kan, pokoknya biaya
sewa mobil, bensin, makan, rokok, kopi saya yang
tanggung duit 6 juta sisanya buat ente semua.

saya udah banyak sakit hati sep, saya udah terlalu


kenyang dihina, diejek, dicaci maki sama sodara sama
tetangga sama semua orang, saya udah gak kuat hidup
melarat, miskin susah segala-galanya tolong anter saya
sekarang juga ke tempat itu saya yakin sama ente
sep..ente pasti tau jalannya ke tempat itu, sebab temen
ente sendiri yang bilang… disini si yosep yang tau
jalannya ke tempat itu ai yosep pernah disuruh bawain
mobil ke tempat itu…temen ente yang bilang gitu ke
saya

saya bilang " heh sa'it mau ngapain ente kesono sehari
semalem dijalannya juga terus kedalemnya juga jalannya
parah angker sama rawan, kalau mau kesana kita jangan
sampe kemaleman kalo kemaleman kita mesti nunggu
pagi baru bisa lanjut jalan,…ane gak mau achhh, terlalu
berat resikonya ane masih pengen idup anakn anak ane
masih butuh sama bapaknya, mending itu duit pake
modal usaha aja sama ente…dasar koplak Lu…istigfar
Lu…

dia tetap sama pendiriannya, dia sudah persegi berbuat


nekat, dia mohon mohon ke saya supaya saya bisa
bawain mobil ketempat itu, mau gak mau saya
mengatarnya..jam 8 malam saya mengatarnya ke tempat
itu, saya pinjam mobil suzuki apv punya tetangga saya,
saya cuma berangkat berdua sama dia, jam 2 dini hari
saya istirahat dulu ditengah perjalanan saya tidur dulu
93
sebentar jam setengah 4 saya bangun, selesai ngopi saya
lanjut ke tujuan jam 11 siang kami sampai ke tujuan.

kami harus berjalan kira kira satu jam lamanya masuk ke


hutan, saya jalan dibelakang dia saya cuma
mengikutinya, tibalah kami disebuah rumah panggung
yang dari kejauhan saya mencium bau kemenyan,
dirumah panggung itu saya duduk rebahan dikursi
bambu sambil merokok, saya tidak meminum dan
memakan apapun dirumah itu, selama saya dirumah itu
orang yang punya rumah itu tidak pernah menegur dan
menyapa saya bahkan melihat saya pun pandangannya
begitu aneh, sorot matanya tajam seram.

entah apa yang mereka bicarakan malam harinya


dimulailah proses ritual saya gak tau jam berapa, entah
ada apa dalam diri saya, entah kenapa mata saya selalu
saja melihat hal yang tidak masuk diakal dan diluar
nalar,

melihat teman saya makan saya langsung terasa mual


rasanya mau muntah, saya langsung keluar saya muntah
muntah, saya jijik melihat teman saya makan nasi dan
lauk pauknya, apa yang saya lihat saat dia makan.

awalnya saya lihat nasi lontong tapi pas dibuka oleh dia
lalu yang saya lihat sebenarnya dalam daun pisang itu
ulat tanah sebesar betis, dia begitu lahap memakannya,
saya lihat ikan teri tapi nyatanya belatung seperti
belatung dari mayat manusia, saya jijik melihat semua
yang dia makan, saya langsung mau muntah melihatnya,

94
diluar rumah saya melihat sosok tinggi besar dekat
pepohonan, lidahnya panjang menjulur keluar matanya
melotot badannya berbulu kasar bau bangkai, saya jijik
melihatnya, makhluk apa yang saya lihat itu, amit
amiiiiiiitttt jabang bayi na'udzubillahimindzalik,

selesai dia makan dia disuruh menyembelih seekor


monyet, saat ia menyembelih monyet itulah saya
menangis melihatnya, dalam hati saya bergumam, "ya
allah..dimana hatinya teman saya itu, ditaruh dimana
otaknya, bener bener bejat,rusak,haram jadah,jahanam
itu orang, haus sama harta kekayaan sampai hati dia
menukar imannya demi harta"

dia melihatnya cuma seekor monyet tapi saya lihat


anaknya yang dia sembelih, dia menjerit dia meronta
meregang nyawa ya allah ya robbi batin saya menjerit,
hati saya menangis, anak kecil yang tidak berdosa harus
meregang nyawa menjadi tumbal demi harta kekayaan.
saya menyesal, saya merasa berdosa karena saya
terpaksa harus mengantar dia ke tempat itu.

semalaman telinga saya yang sebelah cuma mendengar


suara tangisan dan jeritan juga rintihan didalam hutan,
suasana hutan begitu sangat mengerikan, saya takut, saya
khawatir, hati saya tidak enak, batin tidak tenang saya
ingin segera pulang, saya tidak kuat lagi ditempat itu.

pagi pagi kami pamit pulang, si pemilik rumah cuma


menatap tajam diri saya entah apa yang dia lihat,
ditengah jalan setelah kami keluar hutan tiba tiba saya
lihat teman saya itu badannya banyak bulunya, saya
tidak bilang apa apa sama dia saya cukup diam.

95
sesampainya dimobil saya langsung berangkat mesin
juga gak dipanasin, saya jijik melihat teman saya itu,
saya benci, saya muak, kalau saja saya tidak ingat hukum
rasanya saya ingin membelah kepalanya,

saat malam hari diperjalanan dikaca spion saya melihat


sosok hitam duduk bertiga di jok belakang, bola matanya
melotot keluar, sepanjang jalan saya istigfar dan
bertasbih dalam hati tanpa henti, saya berhenti di rest
area saya langsung makan dan saya menjauh dari dia,

selesai makan saya langsung tancap gas, bensin sudah


terisi penuh dijalan tol saya pacu mobil dengan
kecepatan tinggi, jam 2 siang saya sampai
dikampungnya didaerah bogor utara, dirumah
saudaranya tempat dia menitipkan anak semata
wayangnya terlihat ramai banyak tetangga rumahnya
berkumpul disana, saya masuk kedalam saya lihat
anaknya meninggal kata mereka anaknya meninggal
mendadak, saya tidak kaget karena saya tahu
penyebabnya.

teman saya berlari menggendong anaknya sambil


menangis, melihat dia menangis saya makin benci sama
dia, dalam hati saya "dasar iblis…yang elu gendong itu
monyet bukan anak Lu" saya tanpa basa basi tanpa pamit
saya langsung pulang, sosok hitam dibelakang mobil pun
entah kemana dan sampai sekarang saya tidak pernah
lagi mendengar kabarnya, mungkin dia udah mampus
atau lagi menikmati kekayaannya…

semelarat melaratnya diri saya, semiskin miskinnya


hidup saya, saya merasa lebih baik hidup seperti itu

96
daripada saya menukar akidah dan keimanan saya cuma
demi harta kekayaan,

miskin bukan pilihan,kaya bukan juga sebuah


keberuntungan, kita bisa mengubah hidup,nasib dan
takdir dengan usaha,ikhtiar, dan doa….Tuhan tidak akan
pernah memberikan hal yang mudah untuk kita, Tuhan
senantiasa selalu memberikan hal yang teramat sulit
untuk kita agar kita mau berpikir,berusaha,dan berdoa
memohon kepada-Nya dalam tawakalnya diri kita.

97
Berburu Hantu
Pada suatu malam aku diajak oleh kedua temanku untuk
berburu hantu di sebuah rumah tua dimana dulunya pernah
terjadi pembunuhan.
“Aku dengar si pembunuh menjagal orang-orang ini” kata
salah satu temanku.
“Pasti arwah mereka benar-benar marah”

“Ya, aku dengar ini adalah pembantaian massal” sahut


temanku yang lain. “Rupanya, si pembunuh mencongkel
mata sang suami dan membacok sang istri dengan pisau
yang besar. Kemudian dia mencekik anak-anaknya hingga
tewas.”. “Apakah kalian benar-benar serius?” tanyaku,
“atau kalian hanya menakut-nakutiku saja? Kalian tau
betapa takutnya aku terhadap hantu.”
Pintu depan pun kami buka, kami berjalan sambil
berpegangan tangan karena di dalam sana gelap total dan
kami hanya berbekal satu lampu senter. Kami menelusuri
ruang tamu dan dapur, kemudian turun ke ruang bawah
tanah dimana pembunuhan keji tersebut terjadi. Kami
masih bisa melihat dengan jelas darah bercipratan di
tembok. Tempat ini memang benar-benar mengerikan, tapi

98
kami tidak melihat satupun kejanggalan atau sesuatu yang
aneh. Pada saat keluar dari ruang bawah tanah, aku
bertanya kepada temanku.

“Aku tidak melihat satupun hal yang aneh, bagaimana


dengan kalian?”
“Aku tidak”
“Aku juga tidak”
“Akku tidak melihat apapun”

Jadi memang benar-benar tidak ada hantu, aku merasa lega.

99
GATA 1
Aku rindu kepadamu sudah lama aku tidak mengunjungi
mu, mungkin dalam waktu dekat aku akan pergi
mengunjungi mu karena aku sudah kangen kepadamu.
sekarang aku cuman bisa mengirimkan kamu do'a, aku
ingin berbicara lagi denganmu lebih banyak dan aku
sedikit menyesal waktu itu kita bertemu aku hanya
sedikit berbincang dengan karena aku segan denganmu
aku mengecewakanmu dengan jawaban-jawaban ku.

Aku masih belum bisa berfikir jernih, menurutku kamu


seorang panutan untuk seorang laki-laki kamu mengajari
ku banyak hal tentang kehidupan yang harus di lakui.

"le, rokomu lintingan? "


" hehe, iyaa mbah itung-itung hemat aja karena harga
lebih murah mbah ".
"berarti podo karo mbah yo, mbah biyen lintingan roko
e. "
" hidup memang harus sesederhana mungkin, tidak usah
muluk-muluk le"

100
Kau mengajari ku tentang kesederhanaan untuk hal
apapun itu dan mengajari ku tentang semangat dalam hal
apapun jadi harus terus melangkah kedepan walau
banyak kerikil yang terinjak kaki. mungkin karna kamu
emang orang Jogja asli jadi nilai-nilai moral disana kau
terapkan kedalam kehidupanmu, Dan itu terbukti pas aku
melihat mu waktu itu. Namun aku bersedih sudah tidak
bisa melihatmu lagi, mendengarkan mu. semoga kamu
tenang disana mendapatkan terang dalam kuburmu,
Kamu lah mbah kakung ku yang sayangi.

101
GATA 2
Hei.. apakabar mu yang disana mungkin kita sudah
terlalu jauh sampai tidak bisa megirim tentang kabar,
hehe aku terlalu munafik untuk tidak menanyakan kabar
mu yang disana aku menyesal untuk tidak menengok mu
waktu itu terakhir. Aku mendengar kabar kalau kamu
sedang sakit sebernya aku merasa kalau itu adalah
panggilan untukku mendatangi mu kesana akan tetapi
aku malah acuh tak acuh memang kita terpisah oleh jarah
yang cukup jauh, Tapi aku sada kalu jarak bukan sebagai
penghalang untuk bertemu dan dua hari telah berlalu aku
mendapat kabar kalau kamu sudah "Tiada" Disitu aku
tergulai lemas mendengar kabar itu aku menetas air mata
saat itu. Karena ia adalah sosok yang ku sayangi dan
mengajari banyak hal tentang hidup ini contoh kecil
tentang "kesederhanaan" mulai dari pakaiannya suara
dia berbicara tekadang itu masih terbayang-bayang
dalam pikiran ku pas saat itu muncul aku langsung
menetas air mata, Aku juga menyesal belum bisa
mengasih apa-apa untuk dia akan tetapi ia tetap senang

102
walau aku hanyak menengok ia kesana. Aku selalu
berdoa yang terbaik untukmu, Semoga kamu tenang
disana ya. Mbah Suyekti

103
AKU.....?
Hehehe bingung kalau mendeskripsikan diriku ini,
Karena aku seseorang yang masih mencari jati diri. Dan
masih labil kalau untuk memilih, belum tegas untuk
memilih apapun itu tetapi sekarang aku mulai tegas
untuk memilih sesuatu tentang diriku ini. Terkadang
teman-teman ku selalu curhat kepadaku dan aku
menjelaskan kalau aku ini belum tentu bisa mengasih
solusi yang tepat, Aku sering mengasih solusi sesuai
dengan yang menurut ku benar dan terkadang solusi itu
sesuai dengan yang teman ku mau. Aku bisa mengasih
solusi kepada teman ku akan tetapi untuk diriku ini tidak
bisa, sama sekali tidak bisa menemukan solusi kalau ada
masalah. Dan ketika aku mendapatkan kan masalah, Aku
ini orangnya hanya bisa memendam masalah itu tanpa
menceritakan ke orang-orang menurut ku dengan begitu
lama kelamaan masalah itu akan larut dengan sendiri dan
itu memang terbukti akan tetapi tidak semua ada
beberapa bagian yang sudah lenyap di otakku ini hihi.
serperti cerita pendek ku diatas yang tentang selalu

104
terbuka, memang aku salah dalam hal pacaran aku
orangnya memang selalu tertutup bahkan ke teman-
teman atau sahabatku. Dari beberapa orang bilang aku
ini harus terbuka untuk menceritakan masalah yang di
hadapi ke teman atau kekasih, tetapi masih sulit bagiku
untuk menceritakan nya karena masalah ku ini tentang
keluarga. Mungkin dosaku terhadap keluarga banyak
makannya aku tidak mau menambahnya dengan
bercerita ke orang lain, Maka dari itu lebih baik aku
pendam saja walau terkadang otak ku ini overthinking.
Terutama pas menjelang tidur aku selalu memikir jalan
keluarnya, Aku sudah muak mendengar teriakan mereka
berdua di malam hari dan pagi hari. Aku di harapkan
dalam posisi yang bingung harus melakukan apa, Aku
berfikir kalau mau memisahkan mereka ketika sudah
berlebihan seperti bermain tangan tapi syukur itu tidak
pernah terjadi di keluarga. dari situ aku juga merasa
bersyukur karena aku dengar cerita teman pasti ada yg
bermain tangan sedangkan aku hanya dengan ucapan,
hmmm tapi di satu sisi perkataan nya itu mematahakan
semangat ku. Walau begitu aku sangat sayang
keluargaku terlepas dari ucapan-ucapan yang terdahulu,

105
aku juga merasa diriku ini ada yang sudah berbeda tidak
seperti waktu SMP-SMA yang selalu ceria hampir tidak
ada yang namanya kesedihan.

Namu sekarang aku lebih kebanyakan murung di kamar


sembari memikirkan masalah di otakku ini aku suka
bersedih terkadang aku sampai meneteskan air mata
tanpa di sadari hehe. aku lebih suka menangis untuk saat
ini, Semoga badai cepat berlalu.

106
Biografi
Hai perkenalkan namaku Aril Kuncoro Djati, aku
merupakan seorang Mahasiswa fakultas Sastra Indonesia
di salah satu univ di daerah Pamulang, aku keturunan
dari Jawa tulen. ayahku berasal dari daerah Gunung
Kidul,DIY. dan Ibuku dari daerah Wates Kulon
Progo,DIY. Aku cukup bangga untuk bisa membuat
karya seperti semoga ada pelajaran yang bisa diambil
dari Karya ini, Mungkin kata-kata disini terlalu baku
karena aku masih berusaha untuk membuatnya.

Sekian Terimakasih.

107
108

Anda mungkin juga menyukai