Anda di halaman 1dari 2

04.

23 20:46
Teman Dekatku Punya Teman Dekat yang Lain - DwI
Teman dekatku punya teman dekat yang lain, it's problem for a lot of people, tapi
terlalu receh.

Ketika Ardhi punya teman dekat yang lebih dekat, merasa tersisihkan, merasa akan
kehilangan.

Labelling, ini teman biasa ini teman dekat. Semua ada porsinya.

Kamu kan mendefinisikan teman dekat berarti dia yang harus selalu ada, dia tidak
boleh dekat sama siapa siapa. Ini toxic relationship ya.

Chill people, biasa aja.

Bukan sedih karena main sama orang lain, tapi lebih ke sedih karena merasa
tersisihkan.

Mungkin dia merasa kurang perhatian saat masih kecil, lalu saat merasakan
kepedulian dari seseorang, sedih saat merasa tersisihkan.

Set boundaries.

Perasaan seperti ini sebenarnya malu untuk dirasakan, karena kekanak-kanakan, kind
of jealous. We don't want it, but we feel it. Kita punya perasaan yang tidak kita
inginkan tapi perasaan itu datang.

Tetapi apakah perasaan kita harus kita tunjukkan kepada orang lain agar orang lain
merasa bersalah sama apa yang sebenarnya tidak salah.

Menarik diri, merasa I'm not a friend anymore.

Lebih ke kayak this is the moment where I will lose a friend, jadi menarik diri
agar tidak terlalu merasa sakit hati.

The act of withdrawing, show your feeling. Salah, tapi normal.

Kunci untuk berubah jadi lebih baik adalah hilangkah denial. Jika kita menyangkal,
kita akan merasa ini tidak salah dan terus menerus melakukan kesalahan.

Tidak boleh berpikir sebagai korban, tetapi berpikir sebagai pahlawan.

Berusaha memahami keadaan, tidak ada orang yang bisa jadi segalanya di hidup kita,
setiap orang punya porsi masing-masing.

Tidak semua harus diungkapkan.

Kita ada di generasi speak up, confess anything. You don't have to confess
anything. Beberapa hal harus dikeep sendiri.

Allah Maha Mendengar, kenapa harus berharap sama manusia yang tidak bisa mendengar
sepenuhnya. Berdamai dengan keadaan itu.

I'm having fun with my self. Ketika aku sendiri, berteman dengan diri sendiri.

Alhamdulillah masih memiliki waktu sendiri untuk mengingat Allah, memperjuangkan


mimpi.

Bahaya dari orang seperti ini, merasa spesial dan ingin dispesialkan.
Harus lihat ketulusannya, there is always a reason.

Cari teman, cari yang bisa bermanfaat, akhirat lebih baik, dunia juga.

Bisa mendapat apa dsri pertemanan ini, ilmu yang bisa didapat, skill atau apa.

Berbuat baik ke mereka, berusaha ikhlas, tapi tidak melabeli yang ini harus lebih
dekat.

Semua ada masanya.

Ya karena memang kita butuh

Kita teman, pernah saling memberikan kebaikan, kita pasti akan mengalami
perpisahan. Part of our journey. Ketika suatu saat datang dan butuh bantuan, ya tak
apa. Makanya kita harus pilih teman, teman yang baik.

Bertemu karena Allah, berpisah karena Allah, dan ketika bertemu lagi pun karena
Allah.

Terkadang orang meninggalkan kita bukan karena kita, tapi karena situasi, sedih
memang, entah mereka tumbuh atau menemukan teman yang lebih baik. It's not all
about me yang bikin sedih, merasa kita buruk atau anything.

I'm not enough kah sebagai seorang teman, padahal aku mau melakukan apapun selama
itu benar.

Teman kita butuh teman yang lebih kuat, maybe we are not strong enough, but we
don't have to be strong for them. Kita harus menjadi kuat untuk diri kita sendiri.
Setiap orang butuh dikuatkan.

I'm not enough with myself, but I'm enough with Allah.

Orang yang mendekatkan diri ke Allah, dia akan terlihat kuat, tidak butuh kepada
manusia lain.

Enak untuk jadi teman, dia tidak expect apapun.


Tidak beban, kasarnya.

Everyone brings their own weight.

Lebih kuat, lebih chill, lebih akrab.

Anda mungkin juga menyukai