Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI

(Psikologi Tentang Perkembangan, Perempuan Dan Keluarga Dalam


Persiapan Kehamilan Sehat)

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 4

1. Albertina Netty 15. Meli Andaniya


2. Amelia Agustina 16. Mia Yulva
3. Deuis Jayanti 17. Mida Triani Nurchalika
4. Desi tri Aryani 18. Repi Susanti
5. Dewi Herawati 19. Resa Septi Rahayu
6. Endah Sri Handayani 20. Ria Puspita Sari
7. Eneng Yuyu Munawaroh 21. Riavie Rossivana
8. Evaliska Giovani D 22. Sarah Oktaviani
9. Iip Latipah 23. Sari Mutiara
10. Iis Lestari 24. Serly Yulita Viana
11. Lusina 25. Titi Yulistiana
12. Lungguh Gufita F.O 26. Yuliana
13. Masripah 27. Yulia Nusafitri
14. Melia Nopiani 28. Yunita Pratiwi
29. Yusniar Helen Hu

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI PERTIWI INDONESIA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah tentang ’’Psikologi Tentang Perkembangan,
Perempuan Dan Keluarga Dalam Persiapan Kehamilan Sehat’’. Tidak lupa dukungan baik secara
materil dan nonmateril yang diberikan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini.

Sebagai penulis, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun
tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga
makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Jakarta, 21 Agustus 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan keluarga .................................... 2
2.2 Mempersiapkan Diri Sebelum Memasuki Gerbang Pernikahan ........................... 3
2.3 Perencanaan Kehamilan......................................................................................... 4
2.4 Dukungan dari Keluarga Dalam Persiapan Persalinan .......................................... 5
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 6
3.2 Saran ...................................................................................................................... 6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Kehamilan merupakan suatu hal yang paling menyenangkan bagi seorang wanita
pada umumnya. Kehamilan juga merupakan salah satu cara untuk mencapai
kesempurnaan seorang ibu. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan
kehamilan, seorang ibu harus mampu untuk beradaptasi terhadap perubahan yang
terjadi baik fisik maupun psikologisnya. Proses perubahan yang terjadi akan
menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan hormon yang ada di dalam tubuh ibu
selama kehamilan selama masa kehamilan, perubahan anatomi, fisiologi maupun
psikologis merupakan beberapa hal yang tidak bisa dihindari, yang mana
perubahan tersebut dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan ibu dan janin
sehingga dalam situasi ini ibu dituntut untuk siap dalam menghadapi segala
perubahan yang terjadi selama masa kehamilan.
Perubahan psikologis yang terjadi pada ibu hamil adalah peningkatan
kecemasan seperti ketakutan merawat bayi dan penerimaan peran baru dalam
keluarga sebagai seorang ibu, dalam hal ini bukan hanya ibu hamil yang harus
mempersiapkan diri dalam kehamilannya, peran serta keluarga terutama suami
merupakan hal utama sebagai support system. Maka dari itu, karena pentingnya
persiapan secara psikologis bagi perempuan dan keluarga dalam mempersiapkan
kehamilan yang baik maka penulis menyajikan materi ini agar lebih siap menghadapi
kehamilannya kelak.
1.2. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam makalah ini adakah “pengaruh kehamilan yang sehat dengan
kesiapan secara psikologis bagi perempuan dan keluarga?
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui adakah pengaruh kehamilan yang sehat dengan kesiapan secara
psikologis bagi perempuan dan keluarga.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan keluarga


Ada banyak ahli yang mengemukakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
perencanaan keluarga. Dibawah ini akan dikemukakan beberapa factor yang mempengaruhi
perencanaan keluarga menurut para ahli. Oleh karena itu untuk menciptakan perlu
diperhatikan faktor-faktor berikut:
1) Perhatian,
yaitu menaruh hati pada seluruh anggota keluarga sebagai dasar utama
hubungan yang baik antar anggota keluarga. Baik pada perkembangan keluarga
dengan memperhatikan peristiwa dalam keluarga dan mencari sebab akibat
permasalahan, juga terdapat perubahan pada setiap anggotanya.
2) Pengetahuan,
perlunya menambah pengetahuan tanpa henti-hentinya untuk memperluas
wawasan sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan keluarga. Sangat perlu
untuk mengetahui anggota keluarganya, yaitu setiap perubahan dalam keluarga, dan
perubahan dalam anggota keluarganya, agar kejadian yang kurang diinginkan kelak
dapat diantisipasikan. Jika pasangan suami istri mempunyai seorang anak maka
pasangan tersebut dapat memikirkan jarak dan penambahan anak supaya kasih sayang
dan perkembangan anak dapat tumbuh dengan optimal jika pasangan suami istri baru
berkeluarga maka dilakukan perencanaan secara financial atau perencanaan akan
momongan.
3) Pengenalan terhadap semua anggota keluarga,
hal ini berarti pengenalan terhadap diri sendiri dan pengenalan diri sendiri yang
baik penting untuk memupuk pengertian-pengertian. Bila pengenalan diri sendiri
telah tercapai maka akan lebih mudah menyoroti semua kejadian atau peristiwa yang
terjadi dalam keluarga. Masalah akan lebih mudah diatasi, karena banyaknya latar
belakang lebih cepat terungkap dan teratasi, pengertian yang berkembang akibat
pengetahuan tadi akan mengurangi kemelut dalam keluarga
4) Sikap menerima,
langkah lanjutan dari sikap pengertian adalah sikap menerima, yang berarti
menerima segala kelemahan, kekurangan, dan kelebihannya, ia seharusnya tetap
mendapatkan tempat dalam keluarga. Sikap ini akan menghasilkan suasana positif

2
dan berkembangannya kehangatan yang melandasi tumbuh suburnya potensi dan
minat dari anggota keluarga.
5) Peningkatan usaha,
setelah menerima keluarga apa adanya maka perlu meningkatkan usaha, yaitu
dengan mengembangkan setiap aspek keluarga secara optimal, hal ini disesuaikan
dengan setiap kemampuan masing-masing, tujuannya yaitu agar tercipta perubahan-
perubahan dan menghilangkan keadaan bosan. Penyesuaian harus perlu
mengikuti setiap perubahan baik dari fisik orang tua maupun anak.
Dari sumber lain, keluarga harmonis atau keluarga bahagia adalah apabila
dalam kehidupannya telah memperhatikan faktor-faktor berikut:
1. Faktor kesejahteraan jiwa, yaitu rendahnya frekuensi pertengkaran dan percecokan
di rumah, saling mengasihi, saling membutuhkan, saling tolong-menolong antar
sesama keluarga, kepuasan dalam pekerjaan dan pelajaran masing-masing yang
merupakan indikator-indikator dari adanya jiwa yang bahagia, sejahtera dan sehat.
2. Faktor kesejahteraan fisik, seringnya anggota keluarga yang sakit, banyak
pengeluaran untuk kedokter, untuk obat-obatan, dan rumah sakit tentu akan
mengurangi dan menghambat tercapainya kesejahteraan keluarga.
3. Faktor perimbangan antara pengeluaran dan pendapatan keluarga. Kemampuan
keluarga dalam merencanakan hidupnya dapat menyimbangkan pemasukan dan
pengeluaran dalam keluarga. Kunci utama perencanaan keluarga sebenernya
terletak pada kesepahaman hidup suami dan istri. Karena kecilnya kesepahaman dan
usaha untuk saling memahami akan membuat keluarga menjadi rapuh. Makin
banyak perbedaan antara kedua belah pihak. Jika salah satunya tidak mau berkorban
maka pihak satunya harus mau untuk berkorban. Jika pengorbanan tersebut telah
melapaui batas atau kerelaannya maka keluarga tersebut akan terancam. Maka
pahamilah keadaan pasangan, baik kelebihan maupun kekurangannya yang kecil
hingga terbesar untuk mengerti sebagai landasan dalam menjalani kehidupan
berkeluarga. Rencana kehidupan yang dilakukan kedua belah pihak merupakan
faktor yang sangat berpengaruh karena dengan perencannan ini keluarga bisa
mengantisipasi hal yang akan datang dan terjadi saling membantu untuk misi
keluarga.
2.2 Mempersiapkan Diri Sebelum Memasuki Gerbang Pernikahan
Pada umumnya setiap individu yang ingin membangun rumah tangga melalui
ikatan pernikahan yang sakral, bertujuan untuk mencapai kebahagian lahir dan batin.
3
Namun, untuk mencapai kebahagiaan dalam hidup pernikahan ternyata tidaklah
mudah karena banyak masalah yang harus dihadapi. Untuk itu, sebelum memasuki
pernikahan perlu adanya hal-hal penting untuk mencapai kebahagiaan tersebut, dengan
kata lain adanya penyesuain terhadap pasangan hidup.

Masa Persiapan Individu

Pada umunya pasangan yang akan menikah selalu sibuk dengan hal-hal yang
mberhubungan dengan prosesi pernikahan. Padahal, masih ada hal-hal yang pokok dan
jauh lebih penting sebelum sesorang memasuki kehidupan pernikahan, yaitu
sebagaiberikut:

1. Persiapan mental, merupakan kematangan secara psikologis untuk memasuki hidup


pernikahan, seperti dapat menerima pasangan apa adanya dan dapat menerima perbedaan
satu samalain.

2.Persiapan keilmuan, individu tidak dapat selalu mengandalkan dengan cara learning by
doing. Carilah informasi sebanyak mungkin tentang kehidupan rumah tangga

3.Persiapan fisik, hal ini berkaitan dengan kesiapan fisik untuk memiliki anak sebagai
penerus keturunan, agar anak yang dihasilkan dari pernikahan dapat lahir sehat dan baik.

4.Persiapan finansial, pasangan yang akan menikah lupa bahwa perhitungan aspek
finansial pasca pernikahan jauh lebih penting dari acara pernikahan.

2.3 Perencanaan kehamilan


Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang optimal melalui
perencanaan kehamilan yang aman,sehat dan diinginkan merupakan salah satu faktor
penting dalam upaya menurunkan angka kematian maternal. Perencanaan kehamilan
merupakan hal yang penting untuk dilakukan setiap pasangan suami istri. Baik itu secara
psikologi/mental,fisik dan finansial adalah hal yamg tidak boleh diabaikan.
Kehamilan yang baik itu direncanakan dan dipersiapkan karena hamil itu butuh
persiapaan fisik dan psikis yang sehat dari seorang ibu. Bila fisiknya tidak sehat dan
psikisnya belum siap,maka ibu hamil sangat mudah terserang stress.Akibatnya kehamilan
akan terganggu dan berpengaruh terhadap Kesehatan janin.5-10% Wanita yang hamil itu
mengalami depresi. Kehamilan adalah berubahnya kondisi tubuh,terutama Rahim
sehingga mempengaruhi kondisi psikologisnya. Kesiapan aspek psikologis dalam
persiapan kehamilan apabila memutuskan untuk hamil sebaiknya mulai menjalani

4
konseling prahamil. Konseling ini berisikan saran dan anjuran,seperti dengan cara
melakukan pemeriksaan fisik (pemeriksaan umum dan kandungan) dan pemeriksaan
laboratorium. Tujuan dari konseling prahamil ini akan mempersiapkan calon ibu beserta
calon ayah untuk menyiapkan kehamilan yang sehat sehingga bisa menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan. Konseling prahamil dilakukan untuk mencegah cacat bawaan
akibat kekuranagn zat gizi tertentu.
Agar kehamilan yang akan dijalani tidak menimbulkan ketegangan maka hindari
hal-hal yang memberikan pengaruh buruk dalam keseimbangan hormonal,stress dapat
mengganggu siklus bulanan dan mencegah proses ovulasi. Sebuah studi membuktikan
bahwa Wanita dengan tingkat stress tinggi umumnya akan sulit untuk hamil
2.4 Dukungan dari keluarga dalam persiapan persalinan
Sebagian ibu hamil mengalami kesusahan untuk mengatur emosi karena perubahan
yang terjadi. Apalagi perubahn pada kehamilan trimester pertama. dukungan keluarga
untuk ibu hamil sangat penting dan banyak manfaatnya,bukan hanya dari suami,tapi juga
dari orang tua, mertua, adik, kakak, saudara atau bahkan teman dekat sekalipun
Secara personal,istri tentu sangat membutuhkan dukungan dari suami, selama
masa kehamilan peran suami siaga akan meningkatkan kesiapan ibu hamil sampai dengan
menjelang masa persalinan,sedangkan dukungan keluarga saat sedang hamil juga sangat
penting. Seluruh anggota keluarga harus turut ambil bagian mendukung si ibu hamil agar
siap menjadi orangtua kelak

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perlu adanya perencanan yang baik untuk mempersiapkan kehamilan dan


persalinan bagi perempuan agar tidak menimbulkan masalah psikologis atau trauma
psikologis yang mendalam selama menjalankan kehamilannya,sehingga diharapkan bisa
mencipkan sebuah keluarga yang Bahagia seperti yang diinginkan dan menghasilkan
keturunan yang baik secara fisik maupun psikis.

3.2 Saran

Untuk dapat mencapai suatu tujuan yang sama yaitu sehat secara fisik dan psikis
dalam perencanaan kehamilan dan persalinan diharapkan keluarga dan suami menjalankan
perannya masing-masing dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai