Anda di halaman 1dari 7

Mohon kebesaran hati dan kesadarannya untuk tidak menyebarluaskan materi- materi

dari belajartaaruf.com
Prinsip-Prinsip Utama Pernikahan

Bismillah,.

Sahabat semua apa kabar ? Semoga selalu dalam keadaan sehat walafiat penuh semangat ya.
Alhamdulillah beberapa materi telah kita lewati. Kita sudah belajar menjaga hati dan pikiran,
kita belajar memaafkan,menemukan cintaNya kita belajar mengenali diri dan berdamai
dengan orangtua. Boleh dibilang materi-materi yang Kami sampaikan diawal tersebut adalah
Pondasi Menuju Pernikahan . Boleh dibilang itu adalah materi pokok sebelum melangkah
menuju pernikahan. Jika materi-materi tersebut teman maksimal mengamalkannya
InsyaAllah akan membantu sahabat semua untuk selesai dengan dirinya sendiri

Banyak yang menikah tapi belum selesai dengan diri sendiri, dampaknya adalah dia
membawa luka batin dan traumanya ke rumah tangga yang akan dibangun. Contoh kasus
berantam dan bermasalah dengan pasangan, marah-marah secara berlebihan pada anaknya,
tidak mau mengalah dengan pasangan, sudah berkeluarga tapi belum sadar kalau dirinya
sudah menjadi seorang istri atau suami. Yang kasian siapa ? Tentu pasangan dan anaknya.

Banyak anak muda sekarang malah sibuk mikirin dengan siapa dia menikah, sibuk
menggelisahkan si dia yang sudah meninggalkan dia menikah duluan. Tapi lupa
mempersiapkan diri untuk menjadi seorang istri, menjadi seorang suami, menjadi seorang
ayah serta menjadi seorang ibu.

Harapannya dengan materi yang Kami bagikan sebelum ini bisa membantu sahabat semua
lebih siap untuk memulai pernikahan. Tentu tidak menunggu sempurna, tetapi bisa memberi
lebih baik, membuat kesalahan lebih sedikit.

Banyak yang gelisah jodoh saya kok lama ya? Saya kok sulit jodoh ya ? Saran Kami sahabat
semua fokus aja dekatin Allah, kejar ridhonya Allah, dekatin Allah. InsyaAllah mudah bagi
Allah mendatangkan atau mempertemukan jodoh terbaik untuk teman-teman semua. Jadi, ayo
sama-sama kita fokus kejar ridhoNya, kejar cintaNya Allah.

Dan, malam ini. Sebelum masuk besok materi tentang taaruf kita akan belajar tentang
PRINSIP – PRINSIP UTAMA DALAM PERNIKAHAN

Silakan disimak dan dibaca pelan-pelan sembari memohon pada Allah agar diberi kemudahan
hati dan pikiran kita menerima materi ini dan menjadi bermakna bagi diri kita.

1. Luruskan Niat Menikah

Jika ditanya untuk apa menikah rata-rata secara umum tentu akan menjawab untuk ibadah.
Tapi apakah benar – benar untuk ibadah ? Atau malah untuk :

1. Menikah karena didesak orangtua sebab merasa usia sudah semakin bertambah

2. Menikah karena ingin bebas dari orangtua, capek diatur-atur dan disuruh-suruh orangtua.
3. Menikah karena dendam, ingin membuktikan pada mantan kalau ternyata Kamu juga bisa
dapat yang lebih baik dari dia.

4. Menikah karena ingin punya anak semata

5. Menikah agar ada yang membimbing dan mengayomi

6. Menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual

7. Menikah karena harta, misal melihat calon kaya secara materi

8. Menikah sebagai status saja agar tidak ditanyakan lagi “Kapan nikah”, agar tidak malu
ketika yang lain sudah menikah

9. Dan beberapa niat semu lainnya.

Nah, dari 9 poin diatas adakah sahabat semua sekarang yang menikahnya lebih kuat
karena salah satu atau beberapa poin diatas ?

Jika ada maka bersyukurlah jika saat ini belum menikah, berarti Allah sayang sama teman-
teman semua. Allah masih beri kesempatan untuk kembali meluruskan niat.

Maka ayo luruskan niat untuk menikah karena Allah dan sampaikan pada Allah Swt.

Ya Allah, Ya Rabb. HambaMu yang lemah ini niat menikah karenaMu ya Allah. Untuk
ibadah padaMu. Menyempurnakan separoh dari agamaMu. Menjalankan sunnah RasulMu.
Ingin ikut berkontribusi pada umat melahirkan anak-anak yang taat dan shaleh. Ya Allah
pertemukanlah hambaMu yang lemah ini dengan seseorang yang engkau ridhoi ya Allah

Itu contoh doanya ya, sahabat semua juga boleh kok membuat redaksi lain yang semisal
dengan itu. Intinya adalah benar-benar menunjukkan kalau niat menikah hanya karena Allah.

Jika niatnya sudah lurus, InsyaAllah sahabat semua akan merasakan :

1. Ikhlas menjalani masa penantian, nggak merasa terdesak dan terburu-buru lagi

2. Nggak baperan ketika ditanya kapan menikah

3. Nggak fokus lagi sama usia

4. Ada keberserahan diri pada Allah Swt.

Dan lurusnya niatnya juga akan berdampak pada kehidupan setelah pernikahan nanti. Ada
satu kasus yang ini Kami dapatkan dari guru Kami. Jadi ceritanya ada sepasang suami istri
yang setelah punya anak malah kehidupan dia dan pasangannya renggang. Nggak harmonis
lagi, nggak seperti dulu lagi. Si suami malah lebih fokus dan sayang pada anaknya dan mulai
abai pada istri. Si istri merasakan perbedaan ini, usut punya usut ternyata si suami niat utama
menikahnya adalah punya anak. Jadi setelah punya anak merasa tujuannya telah sampai dan
abai secara tidak disadari pada istrinya.
Serta banyak lagi kasus serupa. Intinya yuk luruskan niat. Yang sekarang sudah khitbah atau
sudah menentukan tanggal pernikahan jika merasa ada ganjalan di niat belum terlambat untuk
meluruskan niat. Karena niat itu selalu dijaga dari awal, ditengah hingga sampai akhir.

Begitu ya, tentang niat. Semoga Allah mudahkan kita semua untuk menjaga niat ya.

2. Pernikahan Bukan Hanya Tentang Aku dan Kamu

Pernikahan bukan hanya tentang aku dan kamu maksudnya adalah menikah bukan hanya
untuk sepasang saja. Tetapi juga tentang keluargaku dan keluargamu. Maka penting untuk
berusaha dari awal pernikahan direstui oleh dua keluarga besar. Bagi yang belum ada calon
sama sekali sebelum jauh melangkah minta pendapat orangtua. Tanya mereka inginnnya
menantu yang seperti apa. Harapannya Kamu menikah dengan orang yang bagaimana.
Kadang orangtua menyerahkan saja sama anak, terserah anak. Jika orangtuamu seperti itu
jangan lansung ngikut aja, coba gali lagi, tanya lagi. Kalau ditanya lama-lama akan muncul
juga harapan mereka seperti apa.

Sebab pernikahan bukan hanya tentang aku dan kamu saja maka penting menemukan jodoh
yang cocok dengan diri kita dan juga cocok dengan orangtua kita. Sama-sama menerima di
awal, sama-sama ridho InsyaAllah yang seperti ini lebih berkah.

3. Berhenti untuk menggantungkan / menyandarkan diri sepenuhnya pada pasangan

Pengalaman kami ketemu beberapa sahabat yang masih sendiri tak sedikit yang berpikiran
begini :

”Saya mau menikah dengan orang yang bisa membimbing saya dan mengarahkan saya lebih
dekat pada Allah”

”Saya sih belum taat, berdoa aja mudah-mudahan dapat pasangan yang sudah taat dan bisa
membimbing saya”

Apakah yang seperti ini salah ?

Ketika sahabat berharap dapat pasangan yang shaleh dan berharap dibimbing sepenuhnya
oleh pasangan tentu keliru. Karena rumah tangga yang kokoh itu dibangun oleh dua orang
yang sama-sama kuat, sama taat, sama-sama bisa untuk saling mengingatkan, sama-sama
mengokohkan. Tidak hanya mengandalkan pasangannya saja.

Jadi, mulai saat ini sahabat semua yuk semakin ditingkatkan ketaatan pada Allah, semakin
banyak belajar dan persiapkan bekalnya agar Allah pertemukan dengan jodoh terbaiknya.
Yang mana nanti setelah menikah bisa saling menguatkan, saling mengingatkan untuk selalu
taat pada Allah Swt.

4. Cinta Sejati Itu Tidak Menerima Apa Adanya

Pernah mengucapkan kalimat ini? Atau minimal pernah mendengar ?

“Kalau dia cinta sama saya harusnya dia terima saya apa adanya dong”
Atau

“Aku mencintainya dan aku menerima dia apa adanya”

Ayo pernah berpikiran demikian ? Hehehe.

Begini sahabat semua, cinta sejati itu tentu berusaha menjadi pribadi terbaik dan memberikan
yang terbaik untuk orang yang dicintainya. Bukan malah menuntut pasangannya kelak
menerima dirinya apa adanya, kalau suruh orang menerima diri kita apa adanya kasian sekali
pasangan kita nanti hehehe. Dan, terus berusaha untuk bertumbuh bersama dengan pasangan.

Serta dalam memilih pasangan juga ga menerima apa adanya, tetapi selalu bertanya
bagaimana agamanya, bagaimana akhlaknya dan bagaimana visi misinya. Sebab memilih
pasangan adalah memilih orangtua untuk anak-anak kita kelak, memilih menantu untuk
orangtua kita, memilih kakak atau adik ipar bagi saudara kita. Maka sudah sepantasnya
berusaha untuk memilih yang terbaik.

Dan ketika sudah menikah nanti tentu pasangan kita punya kekurangan. Kita bukan
menerima apa adanya kekurangannya tetapi melihat dan menyadari kekurangannya Serta
berusaha bersama-sama untuk memperbaiki diri dan berubah kearah yang lebih baik

5. Jodoh adalah cerminan diri, ingin jodoh yang baik ikhtiarkan dulu diri kita menjadi
yang baik

Jodoh adalah cerminan diri kita, maka jika kita ingin jodoh terbaik cara paling mudah dan
sederhananya adalah menjadikan diri lebih baik terlebih dahulu. InsyaAllah akan Allah
pertemukan dengan jodoh terbaik. Ini sudah sunnatullah, teman-teman bisa lihat di sekitar.
Orang yang suka nongkrongnya di masjid biasanya akan lebih nyaman nongkrong dengan
anak masjid. Begitu juga dengan orang yang suka nongkrong di tempat yang kurang baik
biasanya teman-temannya juga begitu. Karena mereka merasa satu frekuensi, satu getaran,
sata rasa dan satu bahasa.

Jodohpun begitu, kita akan bertemu dengan orang yang satu frekuensi, satu getaran, satu rasa
dengan kita. Jadi, yuk ikhtiar perbaiki diri

6.Memahami ukuran kesiapan diri menikah

Ada pertanyaan bagus yang ditanyakan oleh salah seorang sahabat kita yaitu Apa ukuran
seseorang agamanya bagus?

Menurut hemat kami ukurannya sederhana. Seminimalnya kalau dia laki-laki shalat 5 waktu
dikerjakan lebih utama lagi berjamaah di masjid, lihat shalat shubuhnya sebab kuncinya ada
disini. Lalu dia bisa baca Alquran, paham hukum-hukum dasar dalam Islam seperti riba,
talak, mana yang halal dan haram. Lebih bagus lagi jika mengerjakan ibadah sunnah, rajin
tilawah quran, rajin dzikir, rajin mengkaji islam dan seterusnya.

Kalau bagi wanita ukurannya selain shalat 5 waktu diawal waktu tentu adalah menutup
auratnya dalam artian berhijab. Sebab hijab bagi seorang muslimah hukumnya wajib sama
dengan wajibnya puasa, shalat dan zakat. Lebih bagus lagi jika wanitanya menjaga pergaulan
dengan lawan jenis, menjaga diri di dunia nyata dan dunia maya (tidak mudah upload foto-
foto yang memungkinkan dilihat memunculkan syahwat bagi laki-laki yang melihatnya) dan
seterusnya.

Jadi pada intinya bagus agama itu bukan serba sempurna, paling tidaknya yang wajib
dikerjakan dan paham hal-hal mendasar dalam agama ini. Setelah itu untuk lebih
sempurnanya tentu ada kemauan untuk belajar setelah pernikahan nanti.

Demikian materi malam ini ya, semoga bermanfaat. Dan sekarang kerjakan latihannya :

1. Mulailah merenung apakah niat kita selama ini sudah lurus menikah untuk ibadah atau
karena yang lain.

2. Jika belum ada calonnya temui orangtuanya, ajak ngobrol baik-baik. Tanyakan apa
harapan dan kriteria calon menurut ayah dan ibu. Dengarkan saja dulu, simak harapan
mereka. Jika ada perbedaan pendapat misal orangtua inginnya yang kaya raya, sukses punya
mobil dan rumah ya dengarkan saja dulu. Jangan buru-buru disanggah. Nanti setelah orangtua
selesai bicara baru sampaikan harapanmu. Mungkin proses ini akan butuh waktu, nikmatilah
dan bersabarlah menjalaninya.

3. Evaluasi diri apa ibadah-ibadah wajib yang masih sering kita lalaikan, segeralah berbenah
dan perbaiki

4. Tulis kira-kira ibadah sunnah apa yang ingin kita jadikan amalan unggulan kita. Contoh
sedekah pagi, dhuha, tahajud, dll.

Sekian dari kami,.

Salam bahagia.

Agus Ariwibowo & Fidayani

Pelayan belajartaaruf.com

Anda mungkin juga menyukai