Anda di halaman 1dari 4

Nama : Gerry Corizky Ramadhan

Kelas : XI-IS-A

MENCARI CINTA SEJATI


Aku ingin menikah bang!!!
Bukan karena aku ingin melakukan hal yang selama ini dilarang oleh
agama, tapi aku ingin menikmati pernikahan itu sendiri.
Aku tau tak mudah untuk menjalani sebuah pernikahan, suatu ikatan
erat yang tak bisa dimainkan layaknya orang yang berpacaran. Tapi
aku inginkan itu, aku ingin menikmati susahnya menjadi seorang istri,
mempunyai anak dan mengurus mereka..aku suka akan hal itu dan aku
akan menganggapnya sebagai suatu ibadah karena ada tantangan
yang harus aku lalui, disamping menjalankan roda rumah tangga juga
berkarir untuk diriku sendiri.
Bukankah kau tau, dari dulu aku ingin sekali menikah muda. Kau mau
tau alasannya? Karena aku suka melakukan hal itu, aku merasa
bangga menjadi seorang istri sekaligus menyandang status ibu bagi
anak-anakku, melihat perkembangan mereka dari kecil hingga dewasa
menaklukkan rasa penatku setelah sehari bekerja. Mengurus suami
yang sangat aku hormati juga aku cintai, memberikannya limpahan
cinta dan ingin selalu tampil cantik didepannya. Itulah yang ingin aku
lakukakan.
Aku tau ini gak gampang untukmu, aku tau banyak hal yang engkau
fikirkan. Tapi terkadang hal itu hanya sebuah keinginan, dimana
manusia tak bisa lepas dari rasa puas. Saat keinginan engkau telah
tercapai, engkau pasti menginginkan hal yang lain lagi.
Kau tau sayang??menikah itu ibadah, dengan menikah kau telah
menyempurnakan ibadahmu juga agamamu. Menikah bukanlah hal
yang paling manakutkan, setidaknya menurut versiku, karena semua
tak akan berbeda, kecuali hidup bersama dengan kewajiban masingmasing.
Kau masih bisa beraktivitas seperti biasa, yang berbeda hanyalah
kurangnya waktu luangmu
diluar rumah karena ada seorang istri yang menantimu dirumah,
menyediakanmu segala hal yang engkau perlukan.

Aku bisa membayangkan betapa bahagianya dengan keluarga seperti


itu. Tak ada paksaan juga tekanan, karena semua didasari dengan rasa
sayang juga kebersamaan.
Keinginan ini sudah kupendam sejak lama, hanya saja aku juga gak
bisa sembarangan memilih calon suami yang akan mendampingiku
seumur hidupku.
Satu hal yang perlu kau tau, selama ini aku juga terjebak dalam dua
keadaan yang sangat mengganggu fikiranku, menikah atau berkarir.
Karena jika aku memilih untuk menikah, maka karirku tak seperti yang
aku inginkan, sementara aku juga ingin sukses dalam berkarir,
kebanyakan perusahaan menginginkan karyawan yang belum
menikah.
Tapi hasrat ku ini sangat kuat, banyak pro dan kontra akan keinginanku
ini, ada yang memberiku nasehat untuk menyegerakan pernikahan,
ada juga yang menyuruh kami untuk berkarir karena usia kami yang
terbilang muda, hanya saja menurutku usiaku bukan muda lagi,
walaupun masih banyak yang lebih tua usianya dan belum menikah,
tapi aku mengkhawatirkan usia ini. Aku juga mengkhawatirkan
kesalahan yang akan kulakukan dalam menjalin sebuah hubungan
yang biasa disebut pacaran.
Menurutku 1 tahun cukup untuk mengenal karakter masing-masing,
dan aku rasa aku telah cukup mengenalmu. Apa fikiranku ini salah?
Mungkin engkau tlah banyak menyusun rencana untuk masa depan
kita, aku dukung semua itu, tapi aku tak mau terlalu berencana bang,
karena terlalu sakit klo semua itu tak seperti yang kita harapkan,
bukankah kita lebih mantap menyusun rencana saat kita sudah
menikah? Menyatukan untuk satu tujuan, apa apa saja yang ingin kita
raih dan kita miliki.
mungkin banyak hal yang terfikir dikepalamu, seperti memiliki sebuah
rumah, kendaraan juga yang lainnya, tapi tidakkah kau tau itu pasti
bisa kita dapatkan dan aku yakin kita bisa mewujudkannya bersamasama.
Mungkin engkau adalah penganut faham yang mengatakan belum siap
menikah apabila belum mapan dari segi materil, engkau ingin
segalanya perfect saat engkau ingin melanjutkan sebuah hubungan ke
jenjang pernikahan. Itu wajar, aku tau engkau melakukan semua itu
karena kau ingin membahagiakan aku. Semua itu memang sangat kita
butuhkan, apalagi di era globalisasi seperti ini, dimana persaingan

semakin ketat, juga mahalnya biaya hidup baik primer maupun


sekunder.
Tapi sampai kapan kau ingim mewujudkan semua itu?semakin lama
waktu berjalan, semakin banyak yang akan difikirkan, dan semakin
mahal pula biaya hidup yang harus dikeluarkan..tidakkah kau mengerti
akan hal itu.
Kita tak pernah tau apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang,
tapi jika kita mempunyai niat yang baik untuk suatu urusan, aku yakin
Allah pasti memberikan kemudahan, apalagi kita mempunyai niat
untuk menyempurnakan.
Tidakkah kau sadari, selama ini engkau telah memiliki niat yang tulus
dalam hatimu, walau engkau sempat merasa putus asa, namun
perlahan tapi pasti, engkau mendapatkannya satu demi satu, tawaran
itu mengalir walau belum seperti yang engkau inginkan, hanya saja itu
adalah proses akan niat baikmu.
Aku tak bisa menjelaskan dengan detail akanhal itu, aku takut engkau
akan merasa seolah aku mengguruimu atau mungkin memaksamu,
bukan-bukan itu yang aku mau, aku hanya ingin meluruskan
maksudmu, aku akan tetap menunggumu. Sampai engkau merasa
siap. Tapi aku tak mau engkau terus berfikir akan semua materil,
karena aku yakin seiring berjalannya waktu kita pasti bisa
mewujudkannya bersama-sama.
Banyak orang sukses pada awal ia menikah biasa-biasa saja, tapi
karena mereka mau berusaha, bahu membahu dan didampingi oleh
istri tercinta, akhirnya mereka bisa mewujudkan cita-citanya.
Untuk itu jangan memaksakan diri untuk segera mewujudkannya, aku
tak mau dirimu sakit, hanya kerena bekerja dan tak mengenal waktu
beristirahat.
Engkau mengatakan agar aku tak perlu memikirkan dan
mengkhawatikanmu, tapi aku tak bisa, karena aku tau sikapmu yang
selalu merasa bisa dan menganggap semua mudah, itu yang aku
khawatirkan. Istirahat yang kurang dan tidak beraturan bisa
membuatmu sakit, bagaimana bisa aku tidak memikirkanmu? Kau
tau..engkau adalah semangatku, separuh dari hidupku, ada yang
kurang jika sehari saja aku tidak memikirkan dan mendengar kabarmu,
bagaimana bisa aku melupakanmu jika engkau sudah terpatri dalam
hatiku.

Mungkin kau tak pernah tau akan hal itu, seberapa besar aku
mencintaimu, mengharapkanmu tuk menjadi pendampingku. Menjadi
imam untukku juga anak-anakku kelak.
Kadang aku juga merasa heran, mengapa aku begitu menyanjungmu,
tak perduli akan yang lain. Engkau yang terbaik, segalanya untukku.
Sayang aku terus berdoa untuk kita, semoga Allah memberikan
kemudahan dan melimpahkan rahmatnya pada kita. Amien.
medan, 14 sep 2007
tak kuasa aku membaca semua itu, fikiranku berputar, mungkin semua
yang dikatakan rini pada surat itu benar adanya, surat yang ia
kirimkan padaku karena mungkin tak sanggup untuk dia ucapkan..
hatiku terus berkata, apa yang harus aku lakukan?
Tuhan tuntunlah hambaMu ini.

Anda mungkin juga menyukai