Anda di halaman 1dari 16

Ciri-Ciri Buah Semangka Yang Sudah Masak

1. Buah semangka yang sudah masak sanggup kita lihat dari warna buahnya yang sudah berubah
agak kekuningan, hijau ketuaan atau agak pudar warnanya.
2. Ciri buah semangka yang sudah masak juga sanggup dilihat dari tangkainya yang sudah mulai
mengecil dan kering.
3. Selain itu sanggup pula kita lihat dari bentuk daunnya yang juga sudah menguning dan layu.
4. Ciri buah semangka sudah sanggup dipanen atau sudah masak yang paling umum yaitu dengan
memukulnya dengan telapak tangan, bila terdengar ibarat nangka masak berarti sudah masak.
Mungkin dengan 4 ciri tersebut kita sudah sanggup mengenali apakah semangka yang kita tanam sudah
masak dan sanggup dipanen. Kalau ingin lebih terperinci lagi anda sanggup mengambil satu sampel buah
semangka yang sudah besar dan membelahnya, kalau sudah dirasakan manis berarti semangka sudah
mulai masak dan anda sanggup menentukan dengan asumsi dari ukuran yang sama dengan buah yang
sudah dibelah tadi. Semoga bermanfaat.
Lima Pertanyaan Sebelum
Menikah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kamu beberapa kali ditanya orangtua dan
keluarga, "kapan menikah" karena umur sudah mencukupi. Lalu buru-buru mencari
calon menikah untuk melegakan orangtua. Atau sudah pacaran lama, tapi gak
juga menikah, malu dianggap gak bertanggungjawab, lalu buru-buru menikah. Atau
karena teman-temanmu seangkatan sudah menikah dan punya anak, lalu kamu
memutuskan menikah? Atau kamu tidak enak mau memutuskan pacarmu dan pasrah
saja saat diajak menikah? Pertanyaannya, apakah menikah adalah pilihan yang tepat
bagimu? Apa yang perlu kamu ketahui sebelum kamu siap untuk mengikat janji
pernikahan? Coba jawablah beberapa pertanyaan dibawah ini sebagai introspeksi :
1. Apa yang kamu cari dalam hidup pernikahan?
Pertanyaan ini nampaknya sangat filosofis dan susah untuk dijawab. Tapi coba carilah
jawaban sederhana yang spontan dari dirimu. Kalau kamu hanya fokus pada
perubahan status dari single to married, atau fokus pada mencari kebahagiaan dalam
pernikahan, silakan untuk merenung dulu sebelum mengikat janji. Kebahagiaan itu
pasti hal yang dicari dan setiap orang berhak untuk bahagia. Namun saat
sudah menikah, apakah momen bahagia itu datang setiap detik dan waktu? Ada
kalanya yang tidak muncul saat pacaran, akan muncul pada saat menikah. Nah, coba
saya ganti pertanyaan yang saya lontarkan di atas dengan pertanyaan yang lain :
Siapkah kamu menghadapi susah dan sedih bersama pasanganmu? Siapkah kamu
menerima dan melengkapi kekurangan pasanganmu?Atau kamu tidak bisa
mentoleransi pada hal-hal yang bahkan sangat sepele dia lakukan? Kalau jawaban
dari pertanyaan yang terakhir adalah iya, coba renungkan baik-baik, apakah kamu
menyayanginya?
2. Apakah kamu tertarik pada pesta pernikahan dan bukan pernikahannya
karena kamu suka pesta dan ingin menjadi raja atau ratu sehari dalam waktu
dekat?
Kue, bunga dan pernak-pernik pernikahan itu menarik semua.Tapi ada yang lebih
dipertaruhkan daripada satu hari pesta pernikahan. Pernikahanmu adalah seumur
hidup. Kamu tidak hanya ingin menikah, kamu ingin menikah dengan bahagia.
Pikirkan tentang 50 tahun ke depan. Selain membicarakan pesta pernikahan,
diskusikan kesepakatan pranikah dengan pasanganmu, uraikan bagaimana kalian
akan menangani anak-anak, disiplin, sex education, pengelolaan uang, pembagian
kerja, agama, karir, pensiun, mertua, dsb.
Jika kamu tidak berencana untuk mendiskusikan topik ini, kamu akan cenderung sulit
di kemudian hari untuk menggabungkan dua kehidupan bersama-sama.
3. Mengapa kamu menikah?
Jujurlah dalam mengevaluasi alasan kamu merencanakan pernikahan.Tulis daftar pro
dan kontra tentang pasangan kamu dan hubungan kalian berdua. Jika kamu dan
pasangan belum pernah membicarakan hal ini, pastikan adanya diskusi antara dua
hati, mengapa kalian memutuskan untuk menikah. Pastikan kamu tidak menikah untuk
melarikan diri atau menghindari sesuatu. Apakah kamu hanya ingin menikah dan itu
saja alasannya? Itu bukan alasan yang cukup baik. Jika kamu mual atau demam atau
merasa tidak enak badan setiap saat belanja baju pengantin atau catering atau
perlengkapan pernikahan yang lain, perhatikanlah bahwa tubuhmu sedang berbicara
dengan jujur. Sisihkan waktu untuk introspeksi. Kamu ingin menikah sekali untuk
selamanya?
4. Bisakah kamu menerima masa lalu pasanganmu?
Apakah kamu paham, percaya dan menerima terhadap masa lalu pribadi
pasanganmu? Karena hal terbaik untuk memprediksi perilaku masa depan adalah dari
perilaku masa lalu yang relevan. Belajarlah dari hal tersebut. Bagaimana pasanganmu
berperilaku dalam hubungan masa lalu? Bagaimana pasanganmu berperilaku saat
denganmu? Bagaimana pasanganmu belajar dari pernikahan orangtuanya? Apa yang
pasangan kamu pelajari tentang pernikahan orang tuanya? Lihatlah secara dekat
orang tua pasanganmu. Anak-anak belajar dari hidup mereka selama ini. Bukan
berarti, anak dari orangtua bercerai lalu akan selalu bercerai. Mungkin bahkan mereka
akan lebih menghargai pernikahan dan mempertahankannya. Tetapi fokusnya adalah,
diskusikan tentang hal ini dalam sesi-sesi pacaranmu.
5. Sudahkah kamu mengkomunikasikan kebutuhan dan harapanmu pada
pasanganmu?
Kenali dirimu. Kamu tidak dapat menentukan apakah seseorang adalah baik bagimu
jika kamu sendiri tidak tahu kebutuhanmu sendiri. Ini tidak egois kok. Ini demi untuk
memiliki tujuan dalam hubungan. Saling mengungkapkan kebutuhan dan harapan
sekarang sebelum menikah, dan bukan ketika kamu sudah dalam pernikahan. Lalu
sampaikan apa yang benar-benar membuatmu menilai bahwa pasanganmu mutlak
melanggar komitmen? Sebaliknya, apakah kamu juga tahu harapan dan kebutuhan
pasangan kamu?

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Lima Pertanyaan Sebelum
Menikah, https://www.tribunnews.com/lifestyle/2014/09/07/lima-pertanyaan-sebelum-menikah.

Editor: Ade Mayasanto


Jenis-Jenis Tes Sebelum Nikah di KUA Yang
Harus Dilewati
Tes Sebelum Nikah di KUA
Ilustrasi Tes Sebelum Nikah di KUA

Tes sebelum nikah di KUA ini ada beberapa hal yang harus dilalui, seperti penataran pra nikah,
sebenarnya penataran bukanlah tes nikah di KUA, hanya pelatihan saja, tata cara akad, doa-doa,
nasehat pra nikah dan nasehat pasca nikah, dan masih ada banyak yang lainnya.

Apakah ada tes keperawanan sebelum menikah? Di beberapa wilayah atau organisasi yang
seseorang yang berada di organisasi tersebut kemungkinan ada.

Tes keperawanan sebelum menikah itu adalah kebijakan dari masing-masing intansi di mana
seseorang bekerja atau mengabdi.

Nah tak semuanya tes sebelum nikah di KUA ini diselenggarakan di KUA, ada juga yang
dilakukan di Pusat Kesehatan Masyarakat atau disebut dengan Puskesmas. Nah biasanya
puskesmas domisili mempelai wanita.

Beberapa tes yang harus dilewati adalah sebagai berikut

A. Penataran Pra Nikah


Banyak terjadi di Indonesia pernikahan yang tak bertahan lama atau berujung perceraian. Apalagi
pernikahan tersebut hanya berusia di bawah 5 tahun.

Pernikahan sepertinya dianggap enteng bahkan hanya sebagai alasan pengubah status. Oleh
karena itu, KUA melakukan kegiatan penataran nikah atas himbauan dari Kementrian Agama
dengan alasan untuk meminimalisir angka perceraian di Indonesia.

Kegiatan ini terkadang disebut juga sebagai pendidikan pra nikah atau disebur penataran pra
nikah, sejak tahun ke tahun, hal ini dilakukan, termasuk di 2019 ini hinga 2020, 2021 mendatang,
dan tahun-tahun selanjutnya.

Kegiatan ini berisi berbagai materi pernikahan yang perlu diketahui oleh para calon pengantin
seperti:

 Hak dan kewajiban seorang istri dan suami,


 Bagaimana berumah tangga yang baik,
 Bagaimana jika ada masalah rumah tangga,
 Simulasi akad nikah,
 Wejangan-wejangan (nasehat) lainnya.

Kenapa Penataran Pra Nikah Itu Penting?


Kenapa penting? Perihal ini disampaikan pihak KUA kepada para calon pengantin dengan
harapan supaya dengan adanya sharing ilmu ini dapat menjadi bekal dalam berumah tangga
setelah menikah kelak.

Para peserta kegiatan ini dapat lebih bijak dalam menghadapi masalah dan diharapkan dapat
menghindari perceraian.

Kebanyakan para calon pengantin kurang mengetahui informasi ini secara jelas dari pihak Kantor
Urusan Agama, bahwa kegiatan ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan buku nikah.

Para calon pengantin mengetahui wajibnya mengikuti kegiatan penataran nikah ini hanya dari
pengalaman teman yang sudah menikah saja.
Kantor Urusan Agama biasanya memberitahukan kepada para calon pengantin untuk menghadiri
kegiatan penataran nikah yang jadwal dan tempatnya telah ditentukan oleh pihak Kantor Urusan
Agama.

Namun jarang menjelaskan bahwa kegiatan ini bersifat wajib dan merupakan salah satu syarat
untuk mendapatkan buku nikah sehingga banyak pula para calon pengantin yang menyepelekan
kegiatan ini dan tidak menghadirinya.

Alasan yang dilakukan pun bermacam-macam, ada yang beralasan sedang ada pekerjaan,
karena kegiatan ini dilakukan selama 1-2 hari pada hari dan jam kerja.

Ada juga yang hanya berasalam malas untuk menghadirinya, ia tidak mengetahui konsekuensi
dari ketidak hadirannya, yaitu buku nikahnya akan ditahan oleh pihak Kantor Urusan Agama.

Baca Juga: Alasan Menikah di Usia Muda dan Tua, Simak


Perbedaanya
Baru di suruh ikut penataran udah bilang malas. Duhh.. Gimana dong kalau buku nikah sampai di
tahan di Kantor Urusan Agama? Hehe,

Jadi ceritanya cuma numpang tanda tangan adi buku nikah aja ya, setelah akad nikah buku
nikahnya gak bisa di bawa pulang. Otomatis status dalam KTP masih lajang, bisa-bisa kalo pergi
berdua orangnya ikutan ditahan juga.

Makanya, untuk para calon pengantin yang sebentar lagi mau menikah jangan samapai
menyepelekan kegiatan penataran ini ya! Izin 1-2 hari dari pekerjaan gak bakal ngurangin gaji
turun temurun kok.

Namun, bagi para calon pengantin yang terlanjur tidak menghadiri, buku nikahnya gak bakal
ditahan selamannya kok. Berarti bisa diambil dong? Tentu bisa, yaitu dengan cara mengikuti
penataran nikah meskipun telah menikah.

Ya meskipun bisa diambil setelah nikah bukan berarti, para calon pengantin tidak menghadiri
kegiatan ini ya! kalau sudah dibilang wajib ya tahu sendirilah gimana, tetap disiplin ajadehh.

Kira-kira apa cuma penataran nikah aja yang dilakukan sebelum menikah? Eiitttsss! Jangan salah
Mas, Mba. Untuk para calon pengantin persiapa yang tak kalah penting dari yang lainnya adalah
melakukan tes sebelum nikah, yaitu tes kesehatan sebelum menikah.

B. Tes Kesehatan Sebelum Menikah


Ilustrasi Tes Sebelum Nikah di KUA

Tes sebelum nikah di KUA selanjutnya yang harus dipenuhi adalah tes kesehatan sebelum
menikah. Ada beberapa tahapan tes yang dilakukan.

Kenapa tes kesehatan sebelum menikah dilakukan dalam tahapan tes sebelum nikah di KUA?
Jawabannya, karena tes ini sangat bermanfaat bagi para calon pengantin untuk memastikan
bahwa tidak ada penyakit yang berbahaya termasuk penyakit kelamin.

Sebaiknya kedua pasangan melakukan tes ini enam bulan sebelum menikah. Mengapa
demikian? Hal ini dilakukan agar mengetahui leih awal ada atau tidaknya penyakit organ
reproduksi maupun penyakin keturunan yang dapat membahayakan anat mereka dikemudian
hari.

Tapi masih bingung nih, emang apa saja yang bakal di tes? Tenang, saya bakal kasih tau tes apa
saja bakal dilakukan. Yuk, kita simak bareng-bareng penjelasannya berikut ini:
Baca Juga: 40 Manfaat Nikah Muda Bagi Perempuan Yang
Wajib Diketahui
1. Tes Hematologi : Tes ini dilakukan agar dapat mengetahui adanya sel kelainan pada
kedua calon pengantin.
2. Tes Urine : Tes ini berfungsi untuk mengetahui tidak adanya infeksi saluran kandung
kemih dan kesehatan fungsi ginjal.
3. Tes Golongan Darah : Tes ini dilakukan untuk mengetahui golongan darah
dan rhesus./Rh (+ atau -) kedua calon pengantin.
4. Tes Gula Darah : Tes ini dilakukan untuk memeriksa gula darah, sebelum dilakukan tes
seseorang dianjurkan untuk puasa terlebih dulu, hal tersebut dilakukan untuk mengamati
kadar gula darah dalam tubuh. Setelah berpuasa dan 2 jam setelah makan, sampel darah
kedua calon pengantin akan diambil.
5. Tes Hepatitis B Surface Antigen (HBsAG) : Tes ini dilakukan agar dapat mengetahui ada
atau tidaknya penyakit hepatitis B.
6. Tes VDRL (Venereal Disease Research Laboratory) : Tes ini dilakukan untuk mengetahui
penyakit yang berhubungan dengan kelamin seperti sipilis atau raja singa.
7. Tes Gambaran Darah Tepi : Untuk mengetahui bentuk sel darah kedua calon pengantin,
tes inilah yang dapat dilakukan.
8. Tes TORCH (Toxoplasma gondii (toxo), Rubella, Cyto Megalo Virus (CMV), Herpes
Simplex Virus (HSV) dan lainnya.)
o Tubuh yang terinfeksi TORCH mengakibatkan cacat ataupun gangguan janin
dalam kandungan. Sehingga tes TORCH berfungsi untuk mengetahui adanya
infeksi penyakit yang menyebabkan gangguan kesuburan kedua calon pengantin.

Syarat Mengikuti Tes Kesehatan Sebelum Menikah


Tes ini juga bukan asal tes, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain:

1. Dianjurkan untuk berpuasa 10 sampai 12 jam tanpa makan sebelum melakukan tes.
Namun, kedua calon pengantin tetap diperbolehkan minum air putih.
2. Calon pengantin wanita tidak sedang haid/menstruasi.

Biaya Tes Kesehatan Sebelum Nikah di KUA


Untuk biaya mahal tes kesehatan sendiri mahal gak sih? Oke, tim infokua.com bakal kasih
penjelasan. Bagi calon pengantin yang memiliki BPJS tes kesehatan gratis, namun perlu
melengkapi berkas-berkas sebagai berikut:

 Surat pengantar dari RT-RW yang disertai cap


 KTP elektronik
 Kartu keluarga.
 BPJS.

Semua berkas di foto copy masing-maing 2 lembar. Untuk yang tidak punya kartu BPJS, ya kena
biaya. Tidak mahal kok kira-kira Rp150 ribu.

Tes Keperawanan Sebelum Nikah Adakah?


Sebagian mengatakan tes keperawanan sebelum nikah masih berlaku. Namun sebagian tidak.
Hal ini tentunya membuat para calon pengantin wanita minder akan hal ini.

Sebenarnya tes ini bukanlah suatu yang ditetapkan oleh negara. Namun ini adalah salah satu hal
yang bisa dilakukan keluarga untuk meyakinkan bahwa putera puteri mereka melakukan
pernikahan karena cintayang tulus bukan menjadi perantara menutupi aib saja.

Lebih baik mengetahui dari awal, daripada harus bercerai di tengah jalan.

Tes Nikah di KUA


Ilustrasi Tes Sebelum Nikah di KUA

Btw, kira-kira tes apa lagi yang akan dlakukan ya selain tes sebelum nikah di KUA? Nah, ini dia
para calon pengantin tim infokua.com kasih tahu bahwa akan ada juga tes nikah di KUA lho.
Gimana ceritanya tuh? Yuk kepoin lagi, hehe:

Pertama, pengecekan data diri dul untuk melihat kesesuaian dengan data yang diajukan
sebelumnya, seperti nama kedua calon pengantin, orang tua/wali, dan perihal mas kawin.

Semua ini dilakukan guna pembuatan kartu nikah dan sertifikat lainnya. Setelah itu, tes baca Al-
Qur’an baik calon pengantin pria maupun wanita.

Hal ini dilakukan karena Al-Qur’an adalah pedoman hidup umat islam, alangkah baiknya para
calon pengantin bisa membacanya meskipun tidak terlalu pandai setidaknya bisa belajar
bersama.

Setelah test baca Al-quran, gak begitu aja selesai. Petugas Kantor Urusan Agama memberikan
arahan tentang rukun nikah, dan menanyakan pada masing-masing calon pegantin, apa saja poin
rukun nikah, dan lain sebagainya.

Tak hanya itu, petugas KUA juga memberitahu apa saja hukum-hukum pernikahan, dan
bagaimana. Sesudah itu, ada pelatihan baca doa berhubungan suami istri. Jika tidak tahu doanya
bisa juga hanya dengan membaca basmallah.

Baca Juga: Rukun Nikah: Pengertian, Syarat dan


Hukumnya
Namun, di saat itu juga akan diajarkan bagaimana doanya dan harus menghapalnya di hari itu
juga. Anggap saja seperti saat mata pelajaran PAI di bangku sekolah dulu, hehe.

Lalu, latihan Ijab qabul untuk calon pengantin pria. Jadi saat kegiatan ini antara calon pengantin
pria dan wanita dipisah, untuk calon pengantin pria berkumpul di masjid latihan mengucapkan ijab
qabul, dan calon pengantin wanita tetap dalam ruangan awal untuk mendapat pegarahan dari
bidan sekaligus suntik Tetanus.

mesjid latihan Ijab qabul, sedangkan yang perempuan tetap di ruangan, ada pengarahan dari
bidan sekaligus suntik Tetanus.

Jika sedang tidak enak badan atau sudah pernah di suntik sebelumnya bisa menolak agar tidak
dilakukan suntik Tetanus ini.

Tapi jangan bohong ya Mba, gara-gara takut jarum suntik nanti malah bohong lagi. Tapi, bagi
yang sudah di suntik Tetanus sebelumnya harus punya bukti lho, yaitu surat dari dokter yang
bersangkutan.
Buat yang Sebentar Lagi Naik Pelaminan, Ini Dia 5
Jenis Vaksin Pra-Nikah yang Perlu Kamu Tahu
Saat akan melangsungkan pernikahan, biasanya kita akan larut dengan segala macam
kesibukan persiapan; mulai dari menentukan siapa saja yang akan diundang, memilih
dekorasi gedung, sampai pada memikirkan akan seperti apa jalannya prosesi pernikahan
nantinya. Di balik semua ke-riweuh-an ini, ada satu tahap yang masih belum dianggap lazim
di Indonesia, yakni persiapan vaksin jelang nikah. Entah karena enggan mengeluarkan biaya
untuk urusan yang satu ini, atau dari pihak pemerintah sendiri yang belum melakukan
sosialisasi dengan optimal.

Melakukan vaksin pra-nikah -khususnya bagi calon pengantin wanita– memang tidak wajib.
Namun bukan berarti tidak perlu. Ada banyak kasus bayi lahir dengan tidak sempurna
dikarenakan si ibu yang terinfeksi virus tertentu ketika hamil. Padahal, hal ini bisa saja
dicegah seandainya sebelum menikah, calon ibu tersebut sudah melakukan vaksin pra-nikah
yang biayanya tidak sebanding dengan besarnya budget untuk sewa gedung atau pesan
katering di resepsi pernikahan.

1. Vaksin TT (Tetanus – Toksoid) yang diwajibkan oleh semua KUA

Kartu suntik TT

Imunisasi TT merupakan satu-satunya imunisasi sebagai salah satu syarat pemberkasan di


KUA saat kita akan mendaftarkan pernikahan. KUA sendiri yang akan memberikan surat
pengantar ke puskesmas mana kita harus melakukan suntik TT. Karena hal inilah vaksin ini
sering disebut sebagai suntik catin alias suntik calon pengantin.

Imunisasi TT diberikan dengan tujuan mencegah terjadinya penyakit tetanus yang


disebabkan oleh infeksi clostridium tetani. Penyakit ini sangat rentan mengenai ibu dan bayi
saat persalinan karena adanya perlukaan saat proses tersebut. Waktu yang tepat pemberian
imunisasi TT adalah 2-6 bulan, atau selambat-lambatnya 1 bulan sebelum menikah. Untuk
biaya yang dikeluarkan tentunya akan berbeda pada tiap puskesmas, namun berada pada
kisaran Rp. 10.000 – Rp. 20.000. Murah banget, ‘kan?
Jadwal pelaksanaan vaksin TT adalah sebagai berikut;

1. TT I adalah waktu imunisasi catin pertama


2. TT II adalah satu bulan setelah TT I
3. TT III adalah enam bulan setelah TT II
4. TT IV adalah dua belas bulan setelah TT III
5. TT V adalah dua belas bulan setelah TT IV

2. Vaksin HPV (Human Papiloma Virus) sebagai benteng terhadap penyakit


kanker serviks

Vaksin HPV via hamilandkehamilan.blogspot.co.id


ADVERTISEMENT

Kanker serviks (dan juga kutil) bisa dialami oleh siapapun, baik pria maupun wanita, terlebih
bagi yang sudah melakukan hubungan seksual secara aktif. Untuk itulah, sebelum menikah,
vaksin HPV jadi salah satu yang mesti dilakukan sebagai benteng pertahanan terhadap
penyakit mematikan ini.

Pada dasarnya, vaksin HPV bisa diberikan pada wanita mulai umur 9 – 45 tahun dan
dilakukan di rumah sakit oleh dokter spesialis kandungan. Sedangkan pemberian vaksin ini
dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada bulan ke 0, ke-1, dan ke-6. Besar biayanya sekitar Rp.
600.000 – Rp. 1.000.000 sekali suntik, tergantung jenis vaksin HPV apa yang diambil.

3. Vaksin MMR (Mumps – Measles – Rubella) agar bayi yang dikandung tidak
terinfeksi virus serupa

Vaksin MMR adalah bentuk pertahanan terhadap penyakit gondongan dan juga campak.
Gondongan sendiri dapat menyebabkan infertilitas karena terjadinya pembengkakaan pada
testis atau indung telur. Sedangkan campak jika diderita oleh ibu hamil, akan menyebabkan
bayi terlahir dalam kondisi congenital rubella syndrome di mana terdapat gejala berupa
cacat fisik akibat infeksi Rubella pada ibu hamil yang ditularkan ke janin melalui plasenta
seperti diantaranya adalah gangguan pendengaran/tuli, kerusakan otak, gangguan jantung
dan pembuluh darah, sampai pada cerebral palsy.

Dampak yang mengerikan akibat penyakit ini tentu tak sebanding dengan biaya yang
dikeluarkan jika kita melakukan tindakan preventif berupa vaksin MMR sebelum menikah.
Vaksin ini hanya dilakukan sekali saja dengan biaya sekitar Rp. 200.000.

4. Vaksin VZV (Varicela Zoster Virus) untuk mencegah terinfeksi cacar air
karena berbahaya jika dialami saat sedang dalam keadaan hamil

VZV merupakan virus penyebab cacar air. Kondisi paling umum akibat dari ibu hamil yang
mengalami penyakit ini adalah jaringan parut pada kulit, kelainan lain yang bisa mencakup
kepala, masalah mata, berat badan bayi lahir rendah dan keterbelakangan mental. Tapi jika
infeksi cacar air ini terjadi saat mendekati waktu kelahiran atau sekitar 1 minggu sebelum
kelahiran, maka bayi berisiko tertular infeksi varicella. Tentunya kita tidak ingin hal ini terjadi,
bukan? Karena vaksin ini tidak bisa diberikan saat sedang hamil, maka lebih baik kita
melakukan tindakan pencegahan dengan menjalani vaksin VZV sekali sebelum menikah.

5. Vaksin Hepatitis B, agar terhindar dari penyakit kuning, radang liver, atau
kanker hati

Penyakit Hepatitis B menular lewat transfusi darah, hubungan seksual, dan penggunaan
barang pribadi bersama. Penyakit ini disebabkan oleh virus dan menyerang liver. Vaksin
hepatitis B diberikan tiga kali dengan jarak satu dan enam bulan. Dua dosis pertama untuk
membentuk antibodi dan yang ketiga untuk meningkatkan kadar antibodi. Sebagai pasangan
yang akan menjadi suami istri dan nantinya menjadi aktif berhubungan seksual, vaksin ini
juga masuk ke dalam vaksin yang perlu dilakukan sebelum menikah.

Kelihatannya memang ribet ya, tapi ini tentu akan menjadi tindakan pencegahan paling efektif
daripada terlambat dan menyesal kemudian. Apalagi jika kamu berfikir terlalu mahal untuk
sebuah suntikan, rasanya lebih baik mengeluarkan biaya untuk vaksin daripada malah
mengeluarkan banyak dana jika nantinya kita (atau calon anak) terjangkit salah satu penyakit
di atas.

Sedangkan untuk masalah waktu pelaksanaan vaksin, tak masalah jika misalnya kamu akan
menikah bulan depan. Karena sejatinya vaksin itu sangat fleksibel dan bisa ditentukan
dengan kondisi masing-masing orang. Tinggal konsultasikan pada dokter saja. Jadi, tunggu
apalagi, kalimat mencegah lebih baik daripada mengobati rasanya sangat pas untuk
permasalahan ini.
TES KESEHATAN PRA-NIKAH DI PUSKESMAS

PS: Salah satu syarat pengurusan dokumen pernikahan itu adalah melampirkan Surat Layak Kawin yang
dikeluarkan oleh Puskesmas.
***
Sejujurnya, saya males banget cek kesehatan di Puskesmas karena ribet dan terlalu banyak birokrasinya. Masih
inget kan cerita saya pas sakit gigi dan harus menjalani perawatan akar berkali-kali? Rasanya saya udah nyerah
duluan. Sempat coba menghubungi beberapa RS swasta dan RS pemerintahan yang ternyata sia-sia. Hanya
Puskesmas yang bisa kasih saya Surat Layak Kawin-nya. 🙁
Perjuangan bikin SLK (Surat Layak Kawin) ini sebenernya gampang banget, tapi karena sempet ‘dikerjain’
sama salah satu satpamnya, akhirnya saya kudu bolak-balik datang ke Puskesmas Kecamatan. Seminggu
sebelumnya, saya sudah pernah dateng dianter sama Odi, baru sampai parkiran langsung diteriakin Pak
Satpam katanya kuota cek kesehatan CATEN (Calon Pengantin) sudah habis. Besoknya dateng lagi tapi saya
nggak bawa surat pengantar RT/RW (sesuai informasi yang diinfoin sama Pak Satpam via telepon), dan
ternyata nggak bisa. Surat pengantar itu wajib dibawa. Lagi-lagi ngelus dada dan inisiatif untuk tanya langsung
ke petugas Puskesmas lainnya supaya nggak ‘dikerjain’ lain. Dan akhirnya, setelah seluruh dokumen saya siap,
akhirnya bisa cek juga. Alhamdulillah!
Buat yang punya kartu BPJS, periksanya gratis, tapi tetap perlu bawa beberapa dokumen pendukung. Catat ya
beberapa dokumen yang kudu dibawa supaya nggak perlu bolak-balik:

 KTP elektronik
 Kartu Keluarga
 Surat Pengantar dari RT & RW (di-cap ya)
 BPJS – kalau nggak punya, nanti bayar di kasir

Semua dokumen difotokopi 2 lembar dan dibawa yang aslinya juga soalnya pas lagi daftar ditanyain sama
bagian administrasi Puskesmas.
Ngomong-ngomong soal tes kesehatan, ternyata banyak banget yang nyepelein karena takut disuntik, takut liat
darah dan banyak yang bilang vaksin TT-nya itu adalah KB. Saya nggak bisa ngomong banyak sih, sebenernya
balik sama kepercayaan masing-masing juga kan. Kalau saya sih mikirnya demi kesehatan kan, supaya tau
kondisi diri sendiri dan pasangan sebelum nantinya tinggal seatap. Odi juga ikut tes kesehatan ini dan dia udah
bahas di insta-story. Coba follow dulu aja @akbrod buat para calon pengantin laki-laki ya. Soalnya dia udah
sering sharing soal persiapan pernikahan kami.
Saya datang ke Puskesmas hari Senin pagi. Begitu datang ke Puskesmas, saya langsung daftar di antrean
khusus tes kesehatan pra-nikah. Semua dokumen diperiksa satu-satu dan dikasih nomer antrean untuk nunggu
di ruang periksa. Tes kesehatan ini dilakukan ramai-ramai sama semua calon penganten, jadi usahain dateng
pagi supaya dapet nomer kecil dan nggak kelamaan nunggu. Kemarin saya dateng jam 7-an dan dapat antrean
nomer 3, katanya emang bulan Desember itu banyak banget yang mau nikah jadi agak ramai antreannya.
Saya dan para calon penganten lainnya disuruh masuk ke ruangan khusus dengan kursi-kursi yang berjejer
rapih. Di bagian depan ada meja yang berisi peralatan tensi darah, dan timbangan yang berada persis di
samping kursi penyuluhan.
Sebelum memulai proses tes kesehatan, tahap pertama yang harus dilakukan itu cek berat badan, tinggi badan
dan tensi darah. Mungkin karena saya super lelah atau emang belum sarapan, tensi darah saya lumayan tinggi,
130 / 90. Setelahnya, saya diajak berkonsultasi dengan seorang petugas Puskesmas. Sesi 1 o 1 ini bersifat
tertutup karena ada beberapa pertanyaan yang cukup pribadi yang ditanyakan ke calon pengantin.
Seingat saya, beberapa pertanyaan yang ditanyakan adalah seputar sudah pernah berhubungan badan, apakah
pernah menggunakan narkoba suntik dan sebagainya. Pertanyaan ini sebenarnya untuk langkah awal
mengetahui tanda-tanda HIV dalam tubuh. Nggak perlu takut, semua informasi yang kita berikan dijamin
kerahasiaannya, kok. Di sesi konseling ini juga diinfoin beberapa hal yang berhubungan sama kesehatan
reproduksi, baik berupa posisi sex, kapan harus berhubungan dan bagaimana menghadapi fase-fase awal
kehamilan. Staf Puskesmas yang kemarin menangani saya termasuk yang baik banget dan nggak nge-judge
sama sekali. Berasa nggak lagi konseling malah jadi sesi curhat karena Mba-nya takjub sama proses pacaran
saya sama Odi hahaha.
Langkah selanjutnya adalah pengecekan urin dan darah. Pengecekan urin berguna untuk mengecek apakah
positif menggunakan narkoba dan apakah kita (perempuan) sedang hamil atau nggak. Dan terakhir adalah
proses pengambilan darah. Berhubung pembuluh vena saya kecil dan ngumpet, saya sempat disuntik ambil
darah sebanyak 2 kali hahaha. Mau nangis tapi ya gimana dong ya :’) Sehabis pengambilan darah, saya dikasih
tau kalau hasil labnya bisa diambil 3 hari kerja kemudian.
Setelah semua proses tes kesehatan dilakukan, saatnya divaksin deh. Suntik vaksin dilakukan di ruangan
imunisasi, jadi bareng sama adik bayi yang mau imunisasi. Gemes-gemes banget liat bayi yang nangis sehabis
disuntik hahaha. Nggak nunggu lama, nama saya dipanggil dan langsung disuntik TT yang ternyata nggak
sesakit ambil darah dan kelar deh proses skrining kesehatannya.
Suntik TT (Tetanus Toksoid) sendiri lagi jadi bahan omongan di kalangan para calon pengantin. Banyak yang
bilang – termasuk tetangga dekat saya, bilang kalau suntik TT justru KB tersembunyi. Padahal ya, nggak
mungkin lah pemerintah kasih KB ke perempuan sembarangan gitu. Justru vaksin TT ini gunanya untuk
memberi kekebalan tubuh terhadap penyakit tetanus. Jadi, jangan takut ya! Insya allah aman! 🙂
Skrining kesehatan udah, vaksin juga udah. Saya langsung siap-siap jalan ke kantor. Butuh waktu sekitar 1 jam
buat semua prosedurnya. Menurut saya sih nggak terlalu ribet dan lama karena emang semua pendaftaran dan
tes-nya dipisah dengan orang yang daftar berobat di bagian umum.
Tiga hari kemudian, saya ambil suratnya dan ternyata kartunya gemes banget warna merah muda dengan
tulisan Surat Layak Kawin di bagian depannya. Pas ngambil kartu, saya sempat dikonseling lagi sama Bu Bidan.
Semua hasil tes dibacain, alhamdulillah semua normal. Gula darah normal, HIV negative, dan golongan darah
saya ternyata B+. Padahal selama ini saya pikir golongan darah saya itu O lho, bahkan pas saya operasi usus
buntu juga saya pikir O hahaha sumpah, udah 26 tahun dan baru tahu kalau golongan darah saya B+. :)))
Kalau hasil tesnya semua OK, langsung boleh pulang dan tinggal urus dokumen lain yang juga jadi syarat
pengurusan dokumen pernikahan. Tapi kalau misal hasil tesnya ada masalah, Bu Bidan atau dokter di
Puskesmas akan ngerujuk kita untuk konseling ke dokter lainnya. Kayak saya, kemarin sempat konsultasi ke
dokter gizi karena memang obesitas. So lucky, dokter gizi-nya super baik jadi saya dikasih buku gizi dan dikasih
menu diet yang enak dan tentunya sehat.
Proses Administrasi Menuju KUA Ini Wajib Diketahui
Calon Pengantin
Posted on June 26, 2016 by Khansa

Bagi kamu yang belum menikah,

mungkin akan merasa ribet jika memikirkan mengenai proses pernikahan,


terutama proses administrasinya. Namun tak ada salahnya mengetahui
bagaimana prosedur proses administrasi menuju KUA bagi calon pengantin,
karena ini akan membantumu terhindar dari “keribetan” yang banyak
dialami pasangan calon pengantin yang enggan meriset dulu seputar
administrasi menuju KUA.

Memang harus ada sebuah perjuangan yang dilakuan untuk mengesahkan


hubungan, baik secara hukum dan agama. Sepasang calon pengantin harus
mengurus administrasi di KUA atau di Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil. Dan, bagaimana sih langkah-langkah menuju KUA mulai
dari tahap awal hingga akhir, berikut tahapannya.

Tahap I: Kelengkapan Berkas Pengantar Nikah

Masalah domisili memang sangat erat kaitannya dengan prosedur


administrasi apapun, termasuk juga prosedur administrasi menuju KUA.
Maka kalian harus memiliki berkas domisili yang sah untuk kemudian
menentukan dimana kalian akan melangsungkan pernikahan. Jika kalian
sebagai calon pengantin berdomisili di kota yang berbeda, maka harus
ditentukan dikota mana kalian akan menikah, apakah di kota domisili calon
mempelai wanita atau kota domisili mempelai pria. Untuk kemudian kalian
membuat surat pengantar dari kota masing-masing.
Tahukah kamu bahwa dalam surat pengantar nikah yang terdiri atas 4 buah
berkas yang penting. Adapun surat yang harus kamu miliki sebelum
menginjakkan kaki di KUA adalah Surat Pengantar Nikah. Lalu bawalah 4
berkas penting ini ke pengurus RT tempat tinggalmu yang terdiri dari:

 Pas foto ukuran 2×3 sebanyak 3 lembar dan ukuran 4×3 sebanyak 2
lembar dengan latar belakang biru
 KTP asli beserta fotokopinya
 Kartu Keluarga C1, asli dan fotokopinya
 Akte Kelahiran dan Ijazah pendidikan terakhir asli dan fotokopinya

Calon suami dan istri harus menyiapkan hal ini bersama dan datang ke RT
masing-masing untuk meminta pengesahan stempel. Proses selanjutnya,
kamu perlu datang ke kantor Kelurahan untuk mendapatkan berkas
lanjutan yang harus kamu lengkapi sebelum dibawa ke KUA kecamatan
tempatmu berdomisili. Di KUA, berkas N1, N2, N3 dan N4 itu harus kamu
selesaikan yang meliputi:

 N1 = Surat Keterangan Nikah


 N2 = Surat Keterangan asal-usul
 N3 = Surat Keterangan Persetujuan Mempelai
 N4 = Surat Keterangan orang tua

Berkas ini harus diisi oleh kedua calon mempelai. Bedanya, untuk calon
istri ada beberapa form yang harus dipenuhi. Diantaranya adalah:

 N5 = Surat Keterangan Izin orang tua, bagi yang umurnya kurang dari 21
tahun
 Fotokopi imunisasi Tetanus Toksoid

Semua berkas ini akan diproses di KUA kecamatan tempat tinggalmu. Jika
lokasi akad dan domisili calonmu berbeda, Surat Rekomendasi Menikah
akan diberikan. Setelah semua beres, berkas dari calon suami akan
diberikan ke pihak keluarga calon istri. Mereka yang akan mengurus
semuanya.

Tahap II: Mengajukan Berkas Pengantar Ke KUA


Saat mengurus berkas pengantar ke KUA ini, kamu juga harus sudah
menentukan tanggal penikahanmu ya. Berbekal berkas domisili yang sudah
dimiliki dan menentukan di kota siapa kalian akan menikah, maka kamu
siap membuat surat pengantar menuju KUA. Karena proses pengurusan
surat ini tidak mungkin langsung selesai, maka kamu bisa melakukan
pengajuan berkas 6 bulan sebelum kamu dan pasangan melangsungkan
akad pernikahan.

Jangan menunda-nunda memenuhi kelengkapan berkas ya, karena semakin


cepat berkas lengkap, maka kamu dan pasangan juga akan cepat
mendapatkan penghulu untuk mengesahkan pernikahan. Karena kita tahu,
dalam sehari saja akan banyak yang mendaftarkan pernikahan, dan dalam
sehari itu juga akan terjadi beberapa pernikahan, jadi jadwal penghulu pun
harus disesuaikan.

Tahap III: Tes Kesehatan

Surat keterangan sehat memang sangat penting dan sangat dibutuhkan,


sebagai calon pengantin wanita harus mengumpulkan sebuah berkas
berisikan fotokopi kartu imunisasi. Jadi, para perempuan harus melakukan
tes kesehatan terlebih dahulu di Puskesmas. Imunisasi ini, diharapkan
supaya ketika hamil dan melahirkan akan terhindar dari penyakit Tetanus.

Tahap IV: Penentuan Tempat Pernikahan

Ada banyak pilihan dimana kamu akan melangsungkan pernikahan, bisa di


KUA, bisa di Masjid, bisa di Rumah, Gereja, atau tempat lain yang bisa
dipilih.

Dan, perlu kamu ketahui bahwa saat ini, menikah itu gratis kalau kamu
melangsungkan akad nikahnya di KUA. Berbeda lagi jika kamu
melangsungkan akad di rumah, kamu perlu mengeluarkan uang sebesar
600 ribu rupiah. Tidak ada biaya tambahan, karena kamu akan menyetor
uang tersebut dari Bank yang ditunjuk lalu melampirkan slipnya sebagi
bukti pembayaran.

Anda mungkin juga menyukai