Anda di halaman 1dari 2

Serifikat Layak Kawin diwajibkan 2020, Perlu kah ?

Mulai 2020 pemerintah Indonesia akan mewajibkan bagi seluruh masyarakat yang ingin
menikah untuk mendapatkan “Sertifikat Layak Kawin” sebelum menikah. Hal ini disampaikan
oleh mantan rektor UMM, yang sekarang menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia “Maksud saya sertifikat itu harus dipastikan
bahwa setiap calon pasangan pengantin muda, dia memang sudah dibekali pengetahuan dan
pemahaman yang sangat cukup tentang itu sebelum dia menikah. Termasuk ini untuk menekan
angka perceraian segala itu lho”.
Berdasarkan data dari website Mahkamah Agung (MA) sebanyak 419.286 pasangan
bercerai sepanjang 2018. Pelatihan pra-nikah akan diberikan selama 3 bulan, hal-hal yang ingin
ditanamkan pemerintah antara lain pengetahuan kesehatan alat reproduksi, penyakit, stunting,
emosi, dan keuangan. Terjadi pro dan kontra dalam masyrakat kita tentang kebijakan ini. Mereka
yang pro beranggapan bahwa kebijakan ini adalah sebuah kebutuhan untuk membantu mereka
untuk mengatungi bahtera rumah tangga. Mereka yang kontra berasumsi hal ini hanya akan
mempersulit proses pernikahan. Sejatinya, setiap pasangan suami istri akan berupaya semaksimal
agar kehidupan rumah tangganya tidak berakhir pada perceraian.
Sebab, semua agama apapun memandang bahwa perceraian adalah tindakan yang tidak
baik terutama akibatnya terhadap anak-anaknya. Namun faktanya, tidak semua kehidupan rumah
tangga berjalan langgeng, mulus, atau berakhir bahagia. Akhirnya, keputusan untuk bercerai pun
menjadi jalan terakhir dan terbaik bagi mereka. Adapun faktor perceraian disebabkan banyak hal,
mulai dari selingkuh, ketidak harmonisan, sampai karena persoalan ekonomi. faktor ekonomi
merupakan penyebab terbanyak dan yang unik adalah 70 % yang mengajukan cerai adalah istri,
dengan alasan suami tidak bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Hidup adalah pilihan, ketika ada masalah dalam keluarga atau dalam pernikahan jika
tidak ada jalan lain mungkin perceraian adalah jalan terbaik yang harus diambil. Akan tetapi,
setidaknya apabila pernikahan kita didasari oleh perencanaan dan persiapan yang matang
bukankah lebih baik karena tujuan dari pernikahan sendiri adalah untuk mencapai yang namanya
kebahagiaan. Lalu apa sajakah yang harus dipersiapkan sebelum kita memutuskan untuk
melaksanakan pernikahan.
Pertama, menghadiri kelas pendidikan pranikah atau konseling pranikah. Delapan puluh
sembilan persen pasangan menikah yang menghadiri pendidikan pra-nikah sebelum menikah
merasa hal itu sangat membantu. Kelas yang berharga akan mengajarkan anda keterampilan
komunikasi dan alat manajemen konflik, bersama dengan mengatasi harapan yang sesuai. Lalu,
temukan pasangan mentor. Cari pasangan yang lebih tua, lebih berpengalaman, dan bahagia
menikah untuk memberikan kebijaksanaan dan dukungan kepada anda saat anda memulai
petualangan anda bersama.
Mulailah berpikir "Kita", bukannya "Aku." pernikahan adalah kemitraan. Ini akan
membantu anda dengan baik mengingat anda berada di tim yang sama. Luangkan waktu untuk
melakukan kegiatan bersama dan mengeksplorasi minat bersama. Bicaralah tentang harapan
anda untuk menikah. Apa tujuan anda untuk pernikahan anda? Bagaimana anda memutuskan
siapa melakukan apa di sekitar rumah? Siapa yang akan mengelola uang? Diskusikan tujuan
anda untuk membantu memastikan pernikahan yang sukses. Harapan yang tidak realistis dan
tidak terpenuhi sering kali menimbulkan kebencian.
Berkomitmenlah. Karena komitmen adalah pilihan, meyakini keabadian pernikahan anda
sebenarnya akan membantu hubungan anda dalam jangka panjang. Bicara tentang uang.
Selamatkan diri anda dari banyak sakit kepala di masa depan dengan membahas kebiasaan
pengeluaran dan rencana dan tujuan pengeluaran anda. Selalu habiskan lebih sedikit dari yang
anda hasilkan, simpan sedikit untuk hari hujan dan cobalah untuk menghindari hutang. Bicara
tentang anak-anak. Apakah Anda akan punya anak? Jika demikian, berapa banyak anak yang
ingin anda miliki? Kapan anda ingin punya anak? Apakah kalian berdua bekerja atau akankah
kalian tinggal di rumah? Bagaimana pekerjaan, teman, keluarga, kegiatan sosial akan
memengaruhi pernikahan Anda? Juga, diskusikan batasan-batasan untuk pernikahan anda. Jika
anda dan pasangan sudah satu prinsip dalam hidup, kebahagiaan bukan hal yang sulit lagi untuk
digapai.

Anda mungkin juga menyukai