Dosen Pembimbing :
Dr.Niken Titi Pratitis, S.Psi,Msi, Psikolog
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
DAFTAR ISI :
Halaman Judul
Daftar Isi ……………………………………………………………………………….i
Ringkasan……………………………………………………………………………....ii
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang………………………………………………………………………….1
2. Tujuan dan Manfaat……………………………………………………………………..2
GAGASAN
1. Definisi Perceraian……………………………………………………………………....3
2. Gagasan yang Ditawarkan……………………………………………………………….5
3. Langkah-langkah teknik konseling keluarga………………….........................................6
KESIMPULAN.................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………....9
i
RINGKASAN
Melihat dunia yang semakin maju dan banyak masyarakat yang mengalami
kesulitan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam keluarganya, maka konseling
keluarga harus banyak berperan untuk menolong kliennya dalam menghadapi masalah
dalam keluarganya untuk mencegah perceraian. Dalam proposal ini bertujuan pertama
mengetahui pemetaan masalah dan solusi yang dihadapi oleh klien dalam konseling
keluarga mengatasi masalah yang dialami klien problem penyebab perceraian, yang
kedua untuk mengetahui strategi pelaksanaan konseling yang dilakukan untuk menolong
klien dalam mengatasi penyebab perceraian.
ii
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Perceraian (divorce) merupakan suatu peristiwas perpisahan secara resmi antara
pasangan suami istri. Mereka tidak berketetatapan untuk tidak menjalankan tugas dan
kewajiban sebagai suami istri. Mereka tidak lagi hidup dan tinggal serumah bersama,
karena tidak ada ikatan resmi. Mereka yang belum bercerai dan belum mempunyai anak,
maka perpisahan tidak menimbulkan dampak traumatis psikologis anak-anaknya. Namun
mereka yang telah memiliki keturunan , tentu saja perceraian menimbulkan masalah
psiko-emosional bagi anak-anak. Disisi lain mungkin saja suami istri, akan diikut
sertakan kepada salah satu orang tuanya apakah mengikuti ayah atau ibunya. Perceraian
merupakan sebuah fakta , baik suka maupun tidak suka (like or dislike), perceraian
merupakan sebuah fakta yang terjadi antara pasangan suami istri akibat perbedaan-
perbedaan prinsip yang tidak dapat dipersatukan lagi melalui berbagai cara dalam
kehidupan keluarga. Masing –masing tetap mempertahankan pendirian, keinginan dan
kehendak sendiri, tanpa berupaya untuk mengalah demi tercapainya keutuhan keluarga.
Ketidakmauan dan ketidakmampuan untuk mengakui kekurangan diri sendiri dan atau
orang lain menyebabkan suatu masalah yang sepele menjadi besar sehingga berakhir
dengan sebuah perceraian.
Walaupun dalam ajaran agama melarang untuk bercerai akan tetapi kenyataan
seringkali tak dapat dipungkiri bahwa perceraian bisa terjadi pada pasangan yang telah
menikah secara resmi. Tidak peduli apakah sebelumnya mereka menjalin hubungan
percintaan cukup lama atau tidak romantic atau tidak dan menikah secara megah atau
tidak tidak, perceraian dianggap menjadi jalan yang terbaik bagi pasangan tertentu yang
tidak mampu menghadapi masalah konflik rumah tangga atau konflik pernikahan.
Apalagi dimasa pandemic covid-19 ini mengakibatkan persoalan di berbagai sektor
kehidupan. Bukan hanya ekonomi dan pendidikan, wabah ini pun menjadi pemicu
tingginya angka perceraian di Cianjur, Jawa Barat.Berdasarkan data Pengadilan Agama
Cianjur, tingkat perceraian di Cianjur meningkat. Jumlah pendaftar gugatan dalam satu
hari mencapai 50 orang. Hingga kini, terdaftar 2.029 perkara gugatan cerai karena alasan
ekonomi. Antrean pendaftaran gugatan cerai di kantor Posbaku Pengadilan Agama
Cianjur mengalami peningkatan sejak dibukannya layanan normal jelang new normal.
1
Kasus gugat perceraian ini hampir 80 persen didominasi kaum wanita."Dari Januari
hingga saat ini, tingkat perceraian di Cianjur dengana adanya pandemi meningkat.,
sebanyak 1.613 gugatan cerai dan 416 perkara permohonan. 80 persen adalah cerai
gugat," kata humas Pengadilan Agama Cianjur. berdasarkan data Badan Peradilan Agama
Mahkamah Agung (MA), angka perceraian di Indonesia, khususnya yang beragama
Islam, pada tahun 2019 mencapai 480.618 kasus. Angka tersebut mengalami peningkatan
setiap tahun sejak tahun 2015 (394.246 kasus), 2016 (401.717 kasus), 2017 (415.510
kasus), dan 2018 (444.358 kasus). Tahun 2020, per Agustus jumlahnya sudah mencapai
306.688 kasus."Itu artinya, jumlah perceraian di Indonesia rerata mencapai seperempat
dari dua juta jumlah peristiwa nikah dalam setahun, Menurut data MA, angka perceraian
anjlok menjadi 16.410 pada April dan 11.848 pada Mei, dari 33.999 kasus pada Maret
sebelum penerapan PSBB di banyak daerah. Ketika PSBB dicabut pada Juni, angka
perceraian melonjak menjadi 57.750 kasus, 51.133 pada Juli, dan 36.525 pada Agustus.
Seperempat perceraian ini dilatarbelakangi masalah ekonomi.
2
hidupnya. Dimasa pandemic ini banyak penyebab perceraian dikarenakan oleh KDRT
yang dilakukan pasangan masing-masing.
3
GAGASAN
1. Definisi Perceraian
Perceraian membawa dampak besar bagi rumah tangga apalagi dimasa pandemic
Covid -19 seperti ini. menyatakan bahwa dalam kondisi terbaik sekalipun perceraian
adalah pengalaman yang sangat mengganggu secara emosional. Dirjen Bina Masyarakat
Islam, Kementerian Agama, Kamaruddin Amin mengatakan pihaknya mencatat rata-
rata setiap tahunnya terjadi 300 ribu angka perceraian di Indonesia. Sehingga setidaknya
ada 300 ribu perempuan yang menjadi janda, dan laki-laki yang menjadi duda karena
perceraian setiap tahunnya."Ya ada 300 ribuan yang terjadi perceraian," kata Kamaruddin
saat ditemui di kawasan Grogol, Jakarta Barat, Kemarin (17/12). Bercerai menimbulkan
berbagai konsekuensi dan resiko yang tidak ringan terutama bagi wanita, seperti dalam
memenuhi kebutuhan dan melakukan pengasuhan anak dilakukan secara sendirian.
4
2. Gagasan baru yang ditawarkan
Dalam proposal ini gagasan yang ditawarkan yaitu konseling keluarga ini
berusaha memberikan pelayanan secara efektif dan efisien, dengan menggunakan metode
pendekatan agama dan psikologis dengan berbagai spesialisasi, salah satu diantaranya
yaitu problematika pra-nikah dan pasca pernikahan yang dapat menyebabkan
keretakatakan dan kehancuran rumah tangga sehingga mengakibatkan perceraian. Faktor
5
lain yang dipengaruhi perubahan budaya dan zaman yang dapat menimbulkan perceraian.
Pada hakikatmnya konseling bukanlah yang sudah baru , selain meruapakan cara untuk
menyelesaikan problem yang dihadapi, secara filosofi konseling memberikan motivasi
yang didasarkan pada prinsip tolong menolong dalam kebaikan, mengingatkan akan
kebeneran sehingga dapat mengalami perubahan.
6
keinginan yang lebih meningkat untuk turut aktif mencapai hasil positif yang diharapkan dari
konseling keluarga.
7
KESIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA
Agoes Dariyo. 2004. Memahami Psikologi Perceraian dalam lingkup Keluarga. 2(2), 1-9.
Nurhadi Suhcoyo. 2020. Cerai di Masa Pandemic ditahan PSBB dan didorong ekonomi
voaindonesia.com/a/cerai-di-masa-pandemi-ditahan-psbb-didorong-ekonomi-
/5578035.html