Pendahuluan
Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita
sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (pasal 1 UU No.1
tahun 1974). Ikatan lahir yaitu hubungan formal yang dapat dilihat karena
dibentuk menurut Undang-Undang, hubungan mana mengikat kedua pihak,
dan pihak lain dalam masyarakat, sedangkan Sesuai dengan tujuan dari
perkawinan yang terdapat dalam UU No.1 tahun 1974. Akan tetapi, tidak
semua orang dapat membentuk suatu keluarga yang dicita-citakan tersebut,
hal ini dikarenakan adanya perceraian, baik cerai mati, cerai talaq, maupun
cerai atas putusan hakim. Menurut data dari Direktorat Jenderal Badan
Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung, tren angka perceraian setiap
tahunnya mengalami peningkatan terutama sejak pada masa krisis ekonomi
moneter 1997-1998, dimana angka putusan cerai gugat lebih tinggi dibanding
cerai talak. Menurut data 60 sampai dengan 70 persen dari jumlah perkara
yang masuk merupakan cerai gugat. Kebanyakan alasan pihak istri
mengajukan gugat cerai lantaran banyak mengalami ketidakharmonisan
dalam kehidupan rumah tangga. Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH)
APIK, Venny Octarini Siregar mengakui pengajuan gugatan cerai seringkali
dilakukan oleh pihak istri. Salah satu sebabnya, perempuan dan anak kerapkali
menjadi korban dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). ( Melihat Tren
Perceraian....,18 Juni 2018)
Fenomena yang terjadi pada krisis ekonomi moneter tahun 1997-
1998 kembali terjadi pada masa pandemi Covid-19. Hal tersebut dapat dilihat
dari data yang dilansir dari suara.com, pada bulan Juni hingga Juli 2020,
Jumlah perceraian meningkat dengan 80% kasus gugatan cerai yang masuk ke
Kesimpulan
Dalam kehidupan rumah tangga pasti terjadi permasalahan, tetapi
permasalahan tersebut seharusnya tidak berujung pada sebuah perceraian.
Antara suami istri harus mampu mempertahankan keharmonisan dan
keutuhan keluarganya. Apabila hal tersebut tidak tercapai maka akan berujung
pada perceraian. Berdasarkan data dari Pengadilan Agama Bandung, jumlah
gugatan yang masuk per-bulannya adalah 433 gugatan pada bulan maret, 103
gugatan pada bulan april, sedangkan bulan Mei terdapat 207 gugatan dan
pada bulan Juni mencapai 706 gugatan. Secara umum faktor penyebab
perceraian di Kota Bandung pada masa pandemi COVID-19 Terjadi karena
adanya konflik dalam rumah tangga yang disebabkan oleh permasalah
ekonomi, ketidakseimbangan aktivitas dan waktu bersama, kekerasan dalam
rumah tangga (KDRT), berubah pola komunikasi, faktor usia dalam membina
rumah tangga. Terjadinya konflik rumah tangga yang berlarut-larut
88 Editor: Adi Fahrudin, dkk
beranggapan bahwa perceraian adalah sebuah solusi. Perlu adanya pola
pencegahan agar tidak terjadinya perceraian dan mengatasi masalah
perkawinan. Pola pertama adalah dengan cara merendahkan atau menekan
keinginan-keinginan individu tentang apa yang bisa diharapkan dari sebuah
perkawinan. Pola kedua adalah dengan cara menanamkan nilai yang tidak
mementingkan hubungan kekerabatan daripada hubungan suami-istri dalam
perkawinan. Pola ketiga adalah dengan cara ―tidak menganggap penting‖
sebuah perselisihan. Pola keempat adalah mengajarkan anak-anak dan para
remaja untuk mempunyai harapan yang sama terhadap sebuah perkawinan.
Hal lain yang perlu diperhatikan untuk menjaga keharmonisan dalam rumah
tangga adalah meninjau tujuan berumah tangga dan secara teratur berbicara
tentang cara untuk tetap berada pada tujuan tersebut. Untuk mewujudkan hal
tersebut, komunikasi dua arah yang terbuka, jujur, dan pengambilan
keputusan adalah kuncinya.
Daftar Pustaka
Editor :
Adi Fahrudin, PhD
Faizah Haji Mas’ud, PhD
Nurul Naimah Rose, PhD
Laila Meiliyandrie Indah Wardani, PhD
DINAMIKA KELUARGA
Pada Masa Pandemi COVID-19
i – xiii, 175 hlm
Editor :
Adi Fahrudin, Faizah Haji Mas’ud,
Nurul Naimah Rose,
Laila Meiliyandrie Indah Wardani
ISBN :
978-602-0798-90-5
Diterbitkan oleh :
UM Jakarta Press
University of Muhammadiyah Jakarta Press
Jl. KH. Ahmad Dahlan, Cirendeu, Ciputat Timur
Jakarta Selatan – Indonesia 15419
Phone : +62 021-7492862, 7401894
e-mail: umjakarta.press@gmail.com