“PENGGUGATAN PERCERAIAN”
NPM :20810005
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................11
E. Daftar Istilah.............................................................................................13
Daftar Pustaka................................................................................................15
2
BAB I
PENDAHULUAN
kenyamanan bagi suami isteri serta anggota keluarga. Islam dengan segala
dasar manusia, juga merupakan ikatan tali suci atau merupakan perjanjian suci antara
Perkawinan untuk membentuk keluarga yang bahagia tak lepas dari kondisi
lingkungan dan budaya dalam membina dan mempertahankan jalinan hubungan antar
keluarga suami isteri. Tanpa adanya kesatuan tujuan tersebut berakibat terjadinya
persoalan baru yang melanda rumah tangga, semakin banyak pula tantangan yang di
hadapi sehingga bukan saja berbagai problem yang dihadapi bahkan kebutuhan
rumah tangga semakin meningkat seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Akibatnya tuntutan terhadap setiap pribadi dalam rumah tangga untuk memenuhi
kebutuhan semakin jelas dirasakan. Kebutuhan hidup yang tidak terpenuhi akan
3
1
4
berakibat menjadi satu pokok permasalahan dalam keluarga, semakin lama
permasalahan meruncing sehingga dapat menjadikan kearah perceraian bila tidak ada
masyarakat dan kuatnya informasi dari barat lewat film atau media massa
berpengaruh terhadap alasan pernikahan dan perceraian. Budaya semacam ini secara
tidak langsung sudah menunjukan adanya sikap masyarakat Indonesia saat ini yang
memandang bahwa sebuah perkawinan bukan hal yang sakral. Dampak dari krisis
kondisi ini diperparah dengan maraknya tontonan perceraian di kalangan artis dan
tokoh masyarakat, pola budaya masyarakat Indonesia yang tak pernah lepas dari
sosok penuntun atau tokoh akan semakin beranggapan bahwa perceraian bukan hal
tabu yang selayaknya dihindari. Andi Eko Winanto. 2010. Cerai Gugat Akibat
Surakarta.
Terlebih saat ini, stasiun televisi di tanah air banyak menyuguhi para pemirsa
dengan tayangan berupa infotainment yang mengupas kehidupan para selebriti, mulai
dari kehidupan karir sampai kepada kehidupan pribadi artis itu. Hal ini tidak hanya
dilakukan oleh satu stasiun televisi saja tetapi oleh beberapa stasiun televisi. Acara-
5
acara infotainment ini juga di tayangkan setiap hari dengan jam tayang yang berbeda
mulai dari pagi sampai sore hari. Tayangan infotainment pun bertebaran hampir
diseluruh stasiun televisi di tanah air. dan kita juga tahu bahwasanya setiap stasiun
televisi di Negara kita mempunyai program acara ini, dan penayangannya pun hampir
tiap hari dari pagi, siang dan petang untuk jam penayangannya.
kisah yang hampir sama. Tayangan yang menggambarkan kehidupan dunia selebriti
ini sering kali diwarnai dengan banyak kasus perceraian dan perselingkuhan yang
bahas dalam tayangan infotainment bahkan tidak jarang bila ada satu kasus yang
rumah tangga artis tersebut. Mereka ingin meliput mulai dari penyebab perceraian,
hakim. Hal ini menjadikan televisi seolah-olah hanya sebuah ruang yang di dalamnya
untuk massa. Ia adalah sebuah tempat yang di dalamnya rahasia pribadi seseorang
Sebagai contoh kasus terhangat saat ini dan santer diberitakan adalah kasus
perceraian dari markus horizon dan kiki amalia. Hampir setiap hari, tiap stasiun
6
berulang-ulang. Gambaran yang dapat dilihat adalah Markus Horison dikerubuti
banyak wartawan untuk dimintai konfirmasi. Begitu pula dengan istrinya Kiki
disebabkan karena kekerasan dalam rumah tangga. Semua orang yang bersangkutan
dimintai keterangannya akan masalah tersebut. Belum lagi, isu yang dihadirkan
dalam infotainment tersebut mempertajam konflik yang ada antara pihak yang
terlibat.
Kehidupan privasi antara markus horizon dan kiki amalia pun diumbar di
dalam televisi dan itu menjadi tontonan banyak orang. Bukan hanya kasus perceraian
Markus Horison saja tapi masih banyak lagi artis lainnya seperti Dewi Persik dan
permasalahan perceraian, baik secara langsung maupun tak langsung hal ini dapat
berpengaruh terhadap pola pikir dari masyarakat kita tentang cara pandang mereka
terhadap perceraian. Perceraian yang dulu dianggap tabu tetapi seiring dengan
perkembangan jaman hal itu sudah tidak berpengaruh lagi, masyarakat kita
Dalam hal ini Goode dalam Ihromi (1999) menyatakan bahwa perubahan pada
dalam masyarakat. Beberapa orang ahli lainnya seperti O’Neil (1967), Scanzoni &
7
dalam struktur sosial yang mempengaruhi sistem keluarga sekaligus tingkat
perceraian yaitu:
1. Berkaitan dengan perubahan pada nilai dan norma tentang perceraian, dimana
Perceraian pada hakekatnya adalah suatu proses dimana hubungan suami isteri
mengatur secara tegas, melainkan hanya menentukan bahwa perceraian hanyalah satu
8
sebab dari putusnya perkawinan, di samping sebab lain yakni kematian dan putusan
penghapusan perkawinan karena keputusan hakim atau tuntutan salah satu pihak
dalam perkawinan”.
dimana peraturan itu juga dijadikan sebagai hukum positif di Indonesia, maka
terhadap perceraian diberikan pembatasan yang ketat dan tegas baik mengenai syarat-
syarat untuk bercerai maupun tata cara mengajukan perceraian, Hal ini di jelaskan
dengan ketentuan pasal 39 UU No 1 Tahun 1974. Cerai talak hanya berlaku bagi
mereka yang beragama islam dan di ajukan oleh pihak suami. Cerai talak adalah
para pihak yang mengajukan cerai. Dalam perkara talak pihak yang mengajukan
adalah suami sedangkan cerai gugat pihak yang mengajukan adalah isteri.
adalah bagi mereka yang beragama islam di pengadilan agama dan bagi agama selain
Adapun hal-hal yang dapat dipakai untuk mengajukan gugatan perceraian diatur
9
dalam Pasal 39 ayat 2, dan dipertegas lagi di dalam Pasal 19 ayat 1 Peraturan
bulan. Data Januari hingga September 2012, kasus perceraian di Kota Solo mencapai
582 kasus. Faktor dominan penyebab perceraian yakni hubungan intim di luar
pernikahan. Hal itu diungkapkan Pejabat Humas Pengadilan Agama (PA) Solo, Hadi
Suyoto, “Jumlah itu terdiri dari cerai talak yang diajukan suami dan cerai gugat yang
diminta istri”, jelas Hadi, saat ditemui Solopos.com, di kantornya, Rabu (12/9/2012).
mengalami kenaikan. Hal ini didasarkan pada jumlah penduduk Kota Solo yang terus
bertambah. Menurut Hadi, beberapa penyebab perceraian antara lain faktor tidak ada
tanggungjawab antara suami dan isteri mencapai 41%, perselingkuhan mencapai 8%,
dan krisis akhlak hanya 1%. “Faktor pemicu perceraian berawal dari pernikahan tidak
sehat yang mencapai 60%. Artinya salah satu atau kedua belah pihak pernah
berhubungan intim sebelum pernikahan. Sebab, persoalan ini akan mencuat jika
suami isteri sedang cek cok”, ujar Hadi. Hadi menjelaskan usia perceraian didominasi
kaum remaja. Mereka kebanyakan belum siap menghadapi kemelut rumah tangga
perceraian yang hanya dapat dilakukan didepan persidangan setelah pengadilan yang
10
Banyaknya kasus perceraian yang melanda pasangan suami isteri saat ini merupakan
suatu pelajaran bagi kita untuk lebih seleksi dan intropeksi diri dalam memilih
kegiatan penting yang harus ada dalam penulisan karya ilmiah. Oleh karena itu,
tahun 2013-2014?
Agama Surakarta?
11
C. Tujuan Penelitian
Dalam suatu penelitian tentu mempunyai suatu tujuan tertentu yaitu ingin
tujuan penulis melakukan penelitian ini pada garis besarnya dapat diperinci dalam
Surakarta.
b. Sebagai karya tulis ilmiah maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
13
d. Hasil penelitian ini diharapakan dapat digunakan sebagai dasar untuk kegiatan
penelitian selanjutnya.
masyarakat secara umumya agar persoalan dalam keluarga dapat teratasi dan
E. Daftar Istilah
istilah yang diambil dari kata-kata kunci dalam judul penelitian. Penjelasan istilah
yang diambil dalam setiap kata kunci akan mempermudah untuk memahami isi yang
ada didalamnya dan lebih mudah untuk dipelajari. Yang menjadi kata kunci dalam
penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu
sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat
14
2. Pengertian Perceraian. Soebakti SH. (1987:247), mendefinisikan perceraian
perkara". http://www.pn-yogyakota.go.id.
15
Daftar Pustaka
Alam, Nurul, Sajal K.Saha and Jeroen Van Ginneken. 2000. Determinants of Divorce in a
Jakarta: PT Bina Aksara. Hadi Mufaat Ahmad, Fiqh Munakahat, Jakarta: Dutra Grafika,
1992, hlm. 201-206. Ibrahim Lubis, Agama Islam; Suatu Pengantar, Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1982, hlm. 145. Ihromi, T.O (Penyunting). 1999. “Bunga Rampai Sosiologi
Keluarga”. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. KN. Sofyan Hasan, Dasar-dasar Memahami
Hukum Islam di Indonesia, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), hal. 118. M Ridwan Indra.
16