Anda di halaman 1dari 9

Pernikahan sejenis (disebut juga pernikahan gay) adalah pernikahan secara hukum atau sosial yang

diakui antara dua orang dari jenis kelamin biologis yang sama atau jenis kelamin sosial yang sama. Sejak
tahun 2001, sepuluh negara dan berbagai wilayah yuridiksi telah mulai meresmikan secara hukum
pernikahan sesama jenis, dan pengakuan dari pernikahan tersebut adalah hak-hak sipil, politik, sosial,
moral, dan isu agama di banyak negara. Konflik muncul mengenai apakah pasangan sesama jenis harus
diizinkan untuk masuk ke dalam pernikahan, diharuskan untuk menggunakan status yang berbeda
(seperti serikat pekerja sipil yang bisa memberikan hak yang sama sebagai perkawinan atau hak
terbatas dibandingkan dengan perkawinan), atau tidak memiliki apa pun seperti hak.

Kaitan Perkawinan Sejenis dan Hak Asaai Manusia

Sejak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendeklarasikan Hak Asasi Manusia (HAM) seiring
dengan pendiriannya pada tahun 1945, maka HAM muncul sebagai issue internasional yang
selalu menjadi perhatian masyarakat dunia. Namun sayangnya, HAM yang semula lahir
dimaksudkan untuk membebaskan umat manusia dari penjajahan dan perbudakan, belakangan
justru menjadi senjata ampuh untuk menghidupkan kembali Imperialisme Modern.

http://www.suara-islam.com/read5457-WAWASAN-KEBANGSAAN--HAK-ASASI-MANUSIA-
%28HAM%29.html

Meskipun tidak terpublikasi secara luas. Sebenarnya sudah cukup banyak dan sudah terjadi beberapa
pernikahan sejenis di Indonesia. Memang Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar
di dunia ini belum melegalkan pernikahan sejenis. Namun banyak warga negara Indonesia yang telah
melakukan ikatan suci pernikahan dengan pasangan hidupnya.

http://www.igama.or.id/2012/11/fakta-pernikahan-sejenis-di-indonesia-2/

Untuk standar orang yang hidup dengan fitrahnya dan mengakui dan setia terhadap kebenaran ajaran
agamanya, dukungan itu terdengar mengkhawatirkan. Mengkhawatirkan karena prilaku mencintai
sesama jenis itu bukan merupakan tabiat asli manusia, prilaku itu muncul karena manusia mengikuti
hawa nafsunya semata, mengejar segala sesuatu yang hedonisme, tanpa peduli rambu agama, adat dan
fitrahnya.

Meski negara NKRI ini berasaskan Pancasila yang menempatkan sila "Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai
sila pertama, yang artinya semangat keagamaaan harus menjiwai kehidupan berbangsa dan bernegara.
Agama harus menjadi landasan secara fundamental, selanjutnya terimplementasikan dalam prilaku
keseharian. Namun faktanya ada segelintir orang yang justru menyalahi ajaran agamanya dan menyalahi
kodratnya, dan itu dilakukan secara terbuka, terus terang dan tanpa rasa malu mengkampanyekan
orientasi sex mereka yang menyimpang. Bahkan mereka telah membentuk satu wadah perkumpulan
demi menjaga eksistensi dan kepentingan jangka panjangnya.

Mereka beranggapan mencintai sesama jenis bukan ketidaknormalan, bukan menyalahi kodrat manusia,
dan bukan pengingkaran terhadap ajaran Tuhan. Saya tidak tahu pasti mereka-mereka para pecinta
sesama jenis itu seorang yang meyakini Allah, Yesus, Sang Budha, Trimurti atau yang lainnya. Namun
apapun nama Tuhan mereka, pasti tak akan ridho terhadap orientasi sex mereka.

Meski dengan alasan Hak Asasi Manusia sekalipun, kita tetap tak bisa membenarkan legalitas
pernikahan sejenis, setidaknya untuk konteks Indonesia, karena HAM sendiri memiliki ruang lingkup
tertentu, tidak semua nilai harus diterima dengan alasan HAM. Dalam UUD 1945 memang amat jelas
disebutkan adanya pengakuan dan perlindungan negara terhadap HAM. Namun hak asasi itu merupakan
hak-hak yang normal dan tidak menyalahi kodrat manusia sebagaimana yang diatur dalam pasal 27 ayat
1, pasal 28, 28A-28J, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1 UUD 1945. Hak-hak yang wajib
dihargai dan dilindungi negara itu adalah seperti, hak mendapatkan perlakuan sama di depan hukum
(pasal 27), hak berserikat dan berkumpul (pasal 28), hak menjalankan agama (pasal 29), hak
mempertahankan negara (pasal 30 ayat 1), dan hak mendapatkan pendidikan (pasal 31 ayat 1).

Dilihat dari sisi kesehatan hubungan sex yang dilakukan pasangan gay, yaitu hubungan sex melalui dubur
(anal sex) sangat beresiko terhadap kesehatan, Menurut Dr Boyke Nugraha, hubungan seksual melalui
anal sangat tidak dianjurkan karena berdampak buruk terhadap kesehatan. Mengapa dilarang? Sebab, di
dalam dubur itu bersarang beragam bakteri yang bersifat patogan yang berhasil dikeluarkan dari tubuh
bersama feses. Tindakan sodomi atau melakukan hubungan intim dan penetrasi melalui dubur itu justru
akan berpotensi memasukkan kembali kuman-kuman itu ke dalam tubuh. Selain itu, hubungan intim
melalui anal seks ini juga akan menimbulkan berbagai penyakit ‘aneh’ dan berbahaya, seperti hepatitis C
dan HIV-AIDS. Hal ini telah terbukti secara jelas melalui temuan penelitian dari pakar kesehatan di luar
negeri (http://www.resep.web.id/tips/hindari-anal-sex.htm).

Dengan begitu sudah sangat jelas orientasi sex kepada sesama jenis merupakan penyimpangan bila
dilihat dari segi apapun. Untuk itu legalitas pernikahan sesama jenis tidak pantas untuk masyarakat
Indonesia yang berasaskan Pancasila dan yakin akan Tuhan Yang Maha Esa.

Bukan merupakan suatu sikap yang berlebihan bila sejak awal kita mengambil sikap hati-hati dan
waspada terhadap kelatahan dukung mendukung pernikahan sesama jenis dan berhati-hati terhadap
argumentasi-argumentasi yang mereka gunakan untuk membenarkan orientasi sex yang tidak normal
ini. Jangan sampai kita terkecoh dengan alasan suci ‘kebebasan dan hak asasi manusia’.

Karena sesungguhnya selama ia makhluk yang bernama manusia ia tidak bisa bebas sebebas-bebasnya
melakukan yang ia ingini meski apa yang ia lakukan tidak merugikan orang lain secara fisik dan materil.
Namun harus dilihat juga kerugian jangka panjangnya, keresahan masyarakat yang ditimbulkan, dan saat
bersamaan harus mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama yang tumbuh dan berkembang di
suatu negara.***

http://www.analisadaily.com/news/read/2012/06/02/53768/menyoal_pernikahan_sejenis/#.ULFsYHLP
h0s

Kaitan Perkawinan Sejenis dengan Kewaspadaan Nasional


Kewaspadaan merupakan sikap mental suatu bangsa yang berarti selalu siap menghadapi segala
ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang mungkin timbul setiap saat. Kewaspadaan
nasional sangat erat hubungannya dengan ketahanan nasional. Pada hakikatnya, ketahanan
nasional adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan
-hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara.

Dengan maraknya kasus perkawinan sejenis yang banyak ditentang ini, baik oleh agama maupun
pemerintah, di harapkan masyarakat tetap bersikap positif.

Meskipun tidak terpublikasi secara luas. Sebenarnya sudah cukup banyak dan sudah terjadi beberapa
pernikahan sejenis di Indonesia. Memang Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar
di dunia ini belum melegalkan pernikahan sejenis. Namun banyak warga negara Indonesia yang telah
melakukan ikatan suci pernikahan dengan pasangan hidupnya.

Perkembangan masyarakat yang begitu pesat meneybabkan pula berbagai perubahan yang terjadi
di dalam masyarakat. Perubahan itu meliputi segala aspek yang berkaitan erat dengan pola pikir
dan pandangan hidup yang berpengaruh pada tingkah laku dan karakter suatu masyarakat.
Ditambah paham tentang liberalis yang begitu menarik untuk dijadikan sebuah ideologi sehingga
sikap ideologi ini sangatlah tercermin pada karakter manusia saat ini yang semakin bebas dalam
berprinsip. Kebebasan yang semakin berkembang dengan adanya era globalisasi telah berhasil
membangun masyarakat yang majemuk di muka bumi ini, serta telah menciptakan nuansa baru
yang sensaional.tentunya fenomena ini menyebabkan problematika sosial yang semakin beragam
dan semakin inovatif, dan membutuhkan kajian yang lebih mendalam lagi.

Ketika pihak masyarakat beranggapan ada beberapa penyimpangan yang telah terjadi di dalam
komponen sosial, kini dengan kebebasan berikir itu maka penyimpangan-penyimpangan tersebut
dapat dipertimbangkan dan mendapatkan toleransi, bahkan ada yang bisa membenarkannya.

Salah satu dampak feomenal yang dihasilkan oleh kebebasan dalam berpkir dan berprinsip
adalah munculnya suatu komunitas yang memiliki kecenderungan menyukai sesama jenis yang
lebih dikenal dengan sebutan homoseksual. Mulanya ke-abnormal-an ini dianggap sebuah
penyimpangan yang sangat tidak diharapkan terjadi di dalam kalangan masyarakat, sehingga
golongan ini menjadi minoritas dan tersisihkan. Mereka selalu mendapatkan gunjingan dan
celaan, akhirnya golongan gay ini cenderung bersifat tertutup dan tidak sudi untuk menunjukkan
identitas mereka yang sebenarnya. Mereka pun dapat berbaur dengan masyarakat tapi telah
membangun komunitas tertutup sesama mereka.
Dengan isu globalisasi yang semakin marak, kaum gay ini lambat laun semakin menunjukkan
eksistensi mereka. Beberapa negara penganut paham liberal seperti Amerika, Inggris, Australia,
dan lain-lain, telah mengakui hak-hak mereka dengan melegalkan pernikahan sesama jenis.

Dan di Indonesia sendiri keberadaan mereka lambat laun mulai diterima oleh masyarakat,
meskipun telah menuai kontroversi. Bermula dari paradigma masyarakat yang berasumsi bahwa
homoseksual merupakan suatu jenis kelainan seksual yang merangkap sebagai penyimpangan
sosial, dan saat ini semua kondisi itu telah berbalik arah. Kini homoseksual telah berkembang
menjadi sebuah lifestyle. Dari hari ke hari jumlah komunitas mereka bertambah, kemajuan yang
signifikan ini seolah menunjukkan bahwa kaum pria telah mencapai titik kejenuhan mereka
kepada para wanita.

Inilah fenomena masyarakat yang betul-betul iovatif, walaupun penyimpangan ini telah adasejak
zaman sebeum Masehi. Namun perubahan paradigma masyarakat tentang homoseksual yang kini
telah menjadi salah satu alternatif gaya hidup masa kini, itulah yang merupakan problematika
yang belum pernah dihadapi sebelumnya.

Budaya Homoseksual di Indonesia.

Homoseksual merupakan sebuah bentuk kelainan seksual ayng menekankan orientasi seksualnya
pada sesama jenis. Sebutan ini biasanya dikhususkan kepada pria yang menyukai pria, sedangkan
wanita yang menyukai wanita lebih dikenal dengan sebutan lesbian. Dan yang mengherankan
adalah yang telah menampakkan eksistensinya saat ini dan telah mengalami perkembangan yang
pesat hanyalah homoseks. Kaum pria yang menyukai sesama jenis, kini telah menampakkan diri
di atas permukaan.

Dikarenakan para homoseks menyukai pria yang pada hakekatnya hanyalah wanita yang pantas
menyukai kaum pria, maka kaum gay sering digambarkan dengan berbagai ciri khas dan karakter
yang melekat pada wanita. Masyarakat biasa menggambarkan para gay identik dengan karakter
pria yang feminin, kemayu, gemar mengenakan pakaian dan aksesori dengan warna dan bentuk
yang mencolok, yang semua itu hanya melekat pada diri wanita. Dengan kata lain seorang yang
gay sangat gampang untuk dikenali.

Akan tetapi, semua imej tersebut tidak dapat dijamin seratus persen kebenarannya. Tak sedikit
para gay saat ini adalah pria metroseksua, berpenampilan maskulin, dengan bentuk badan kekar
dan atletis, yang pada umumnya merupakan karakter pria normal. Dan tak jarang pula pria yang
feminin sebenarnya merupakan laki-laki normal yang masih menyukai wanita.

Dapat disimpulkan bahwa saat ini dengan melihat perkembangan kaum gay yang cukup pesat,
ada kemungkinan pria yang kelihatannya normal-normal saja ternyata adalah seorang gay.
Mereka kini telah banyak berkeliaran di mana-mana, karena mereka gemar mencari ’mangsa’
sama halnya dengan para wanita tuna susila. Tapi mereka terlihat lebih elit dan eksklusif dari
pada para PSK. Dalam memburu mangsa pun mereka mereka lebih pintar dan lebih lihai.

Di beberapa tempat hiburan di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabya dan lain-lain. Telah
dibuka diskotek, kafe, dan bar khusus untuk menerima kaum gay. Dan tempat-tempat hiburan itu
telah mendapatkan untung yang tak kalah besar dengan tempat hiburan biasa.

Di Indonesia, golongan kaum gay telah membentuk perkumpulan yang berkomoditi di


beberapa daerah. Seperti di Malang terdapat IGAMA (Ikatan Gaya Malang), di Surabaya ada
yang namanya IGABAYA (Ikatan Gay Surabaya), MUTIARA untuk perkumpulan kaum gay di
Bali, dan masih banyak lagi. Komunitas gay pun telah merambat masuk ke dalam beberapa
universitas terkemuka di Indonesia, seperti di Universitas Padjajaran Bandung ada perkumpulan
yang bernama IMAHO (ikatan Mahasiswa Homo). Dan di beberapa univeristas lainnya mereka
tidak melabelkan secara khusus perkumpulan mereka, namun tetap saja jeberadaan mereka
sangatlah jelas.

Menurut pengakuan sebelas pria gay yang berhasil di interview oleh penulis via chatting,
sms, dan telepon yang diambil dari umur, agama, status sosial, dan keadaan ekonomi yang
berbeda. Mereka telah memberikan beberapa poin yang sama, yang berkaitan dengan perilaku
dan tingkah laku mereka.
Sebagai seorang gay mereka menyebut diri mereka sendiri sebagai orang yang sedang
sakit. Begitupun dengan menanyakan seseorang gay atau tidak, mereka lebih sering
menggunakan sebutan 'sakit' dan tidak menyebutkan gay secara eksplisit. Tapi untuk sesama gay
sudah paham dengan maksudnya.

Dalam menyukai sesama pria, ada dua jenis dari relationship yang mereka jalin. Pertama;
mereka menjalin hubungan atas dasar suka sama suka, penuh dengan rasa cinta dan kasih sayang
antara sesama pasangannya. Diibaratkan seperti pasangan suani istri yang mendambakan hidup
bersama selamanya. Kedua; adalah jenis hubungan yang dilakukan hanya dengan tujuan untuk
memuaskan hasrat seksual saja. Tak jarang mereka sering gonta-ganti pasangan dan hal ini pula
yang menyebabkan kaum gay sangatlah rawan dengan berbagai penyakit kelamin dan mudah
terjangkit virus HIV AIDS.

Dan kebanyakan jenis relationship yang dijalin oleh kaum gay,khususnya di Indonesia
adalah jenis yang kedua. Jika mereka telah bosan dengan pasangan mereka maka mereka tak
segan-segan untuk mencari pasangan baru. Pada umumnya, kaum gay menyebut pasangan
mereka dengan sebutan 'BF' yakni singkatan dari Boyfriend. Para homoseks yang bertujuan
untuk having sex ini biasanya melakukan hunting di pusat-pusat perbelanjaan seperti di mall-
mall. Kerap kali hunting mereka tidak pernah tidak berhasil. Karena menurut mereka untuk
mengenali seseorang gay atau tidak sangatlah gampang di mata mereka, seolah-olah mereka
memiliki antena di kepala mereka untuk mendeteksi keberadaan kaum gay di sekitar mereka.

Setelah melakukan perkenalan dansudah mengetahui bahwa di antara keduanya sama-


sama 'sakit', tanpa basa-basi mereka langsung pergi untuk mencari tempat untuk berhubungan
intim. Tidak mengherankan kalau toilet umum dijadikan sebagai tempat alternatif mereka untuk
berhubungan seks yang dikenal dengan sebutan 'seks kilat' yaitu melakukan hubungan seks di
tempat yang tak seharusnya dengan cara oral dan hanya membutuhkan waktu yang relatif
singkat.

Kajian Antropologi terhadap Gejala Homoseksual


Tentunya fenomena homoseksual yang semakin marak di Indonesia merupakan sebuah bentuk
perubahan gejala masyarakat dari segi sosial dan budaya, melihat kaum gay ini pun telah
memiliki tradisi tersendiri dalam menjalani kehidupannya. Hal ini nampak dari perilaku mereka
yang berbeda dengan masyarakat biasanya.

Perilaku menyimpang homoseksual yang berkembang menjadi gaya hidup adalah sebuah
dampak dari perubahan yang lambat laun dan tidak dirasakan secara signifikan perubahannya
karena membutuhkan waktu yang lama, gejala ini disebut sebagai evolusi sosial. Evolusi sosial
merupakan siklus perubahan sebuah struktur masyarakat yang merupakan hasil sejarah yang
berkembang secara progresif. Tentunya antara suatu masyarakat dengan yang lainnya tidak
mengalami jalur evolusi yang sama. Hanya saja perubahan itu tidak dapat dihindari oleh
masyarakat manapun dan hal tersebut dialami berulang-ulang kali. Sehingga akhir dari
kontinuitas itu adalah sebuah diferensiasi yang sangat jelas antara masyarakat primitif (sebelum
mengalami evolusi sosial) dan masyarakat modern (setelah mengalami evolusi sosial)
(Parsons,1966).

Perubahan sosial yang terjadi secara tidak langsung telah menyebabkan komponen lainnya pun
mengalami perubahan, dalam konteks ini adalah paradigma masyarakat tentang kaum gay itu
sendiri. Sehingga terjadi semacam sebuah perang pemikiran antara golongan masyarakat yang
tetap statis berdiri pada pendirian mereka dengan sebuah golongan dinamis yang mau menerima
perubahan. Dengan kata lain evolusi sosial merupakan indikator yang menyebabkan konflik
sosial yang terjadi dalam masyarakat, namun sisi positifnya adalah melalui gejala konflik orang
dapat mengetahui bentuk dan corak perubahan sosial dan kebudayaan yang tengah melanda suatu
masyarakat.

Evolusi sosial yang terjadi di dalam masyarakat khususnya mereka yang telah membentuk
golongan homoseksual sangatlah sadar harus menampakkan perubahan mereka secara fisik agar
terlihat jelas. Seperti perilaku-perilaku para homoseks dalam mencari pasangannya, berhubungan
seks dan lain-lain, adalah salah satu proses pencarian makna oleh kaum gay dengan berupaya
mengungkapkan cara-cara simbolik dalam memberikan makna yang berbeda dalam hidupnya,
yaitu makna kehidupan seorang pria gay yang betul-betul menikmati kehidupannya di tengah-
tengah dinamisnya zaman.
http://zain15.multiply.com/journal/item/6/PERSPEKTIF_ANTROPOLOGI_TERHADAP_FENOMENA_HOM
OSEKSUAL_DI_INDONESIA?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

Kaitan Perkawinan Sejenis dengan Demokrasi

Menurut undang-undang no 1 tahun 1947, perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang
pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pernikahan itu dilakukan oleh seorang
pria dengan seorang wanita dengan berbagai macam tujuan, baik dari motivasi biologis,
sosiologis, religious, psikologis, ekonomis, genetic, bahkan sampai tujuan politik.

Pengertian perkawinan sejenis dapat diartikan sebagai ikatan yang dilakukan antar dua manusia
dengan jenis kelamin yang sama, baik sesama laki-laki maupun sesama perempuan.

Perkawinan antarwaria atau perkawinan sesama jenis sungguh bertolak belakang dengan
pengertian dari perkawinan menurut undang-undang, yang menyebabkan perkawinan itu ditolak
oleh Indonesia. Mungkin dilihat dari sudut tujuan biologis perkawinan ini dapat diterima, karena
mereka mempunyai kelainan seks yang hanya dapat terpuaskan dengan berhubungan sesama
jenis.

Perkawinan sesama jenis juga tidak memenuhi syarat-syarat perkawinan menurut undang-
undang maupun agama. Dan Kompilasi Hukum Islam buku I tentang perkawinan pasal 14, untuk
melaksanakan perkawinan harus ada: Calon suami, calon istri, Wali nikah, Dua orang saksi, ijab
dan qobul.

Dilihat dari pembahasan di atas, maka langkah pemerintah dalam menolak pernikahan sesama
jenis sangatlah masuk akal dan merupakan langkah yang bijak dalam menjaga harkat dan
martabat sebagai bangsa yang bermoral sesuai dengan kaidah pancasila.

http://www.docstoc.com/docs/22177748/hukum-perkawinan

Kaitan Perkawinan Sejenis dengan Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya
yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan
tetap menghargai serta menghormati kebhinnekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk
mencapai tujuan nasional.

Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu :


1.      Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan
kemerdekaan Indonesia adalah "untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan
keadilan sosial".

2.      Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah maupun
sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi
kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina
kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.

http://susanto-lovevespa.blogspot.com/2012/04/hubungan-antara-wawasan-nusantara-dan.html

Pernikahan sesama jenis masih merupakan hal yang sangat sensitive, penuh pro dan kontra diantara
pendukung dan penentang.

http://politik.kompasiana.com/2012/05/10/terpaksa-obama-mendukung-pernikahan-sesama-
jenis-461216.html

Perkembangan organisasi-organisasi homoseksual kini bukan lagi menjadi rahasia pribadi, eksistensinya
untuk melebarkan sayap sampai merekrut anggota tak lagi dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Saat
ini beberapa kaum homoseksual sudah tidak malu untuk membuka diri kepada masyarakat. Dari
informasi yang penulis dapatkan, banyak perkumpulan organisasi homoseksual terbentuk dan
berkembang khususnya di Indonesia. Legalisasi homoseksual di negara-negara barat seolah menjadi
angin segar bagi mereka untuk terus aktif dalam mewujudkan cita-citanya untuk melegalisasikan
homoseks di Indonesia. Meskipun begitu, kehadiran kaum homoseksual di Indonesia masih menjadi
kontroversi di negara yang mayoritas muslim serta menjunjung nilai moral yang tinggi, homoseksual
masih dianggap sangat tabu dan menakutkan oleh sebagian besar kalangan masyarakat. Namun saat ini
tak sedikit masyarakat Indonesia yang telah menerima kehadiran mereka sebagai salah satu dari
keragaman, bukan lag suatu hal yang menyimpang. Tak kurang dari 1% penduduk Indonesia adalah
pelaku seks menyimpang (gay dan lesbian), jumlah itu akan terus bertambah sejalan dengan
perkembangan dan eksistensi asosiasi homoseksual di Indonesia (www.gayanusantara.com). Kasus ini
perlu mendapatkan perhatian khusus karena masa depan anak bangsa ikut dipertaruhkan. Beberapa
faktor seperti lingkungan keluarga dan masyarakat serta media sangat berpengaruh membentuk
perilaku seks seseorang. Sebagai pencegahan timbulnya perilaku seks menyimpang, pendidikan seks dini
pada lingkungan keluarga adalah solusi yang sangat berpengaruh, karena keluarga adalah lingkungan
awal yang membentuk jati diri seorang anak.

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/32885

Anda mungkin juga menyukai