A.Muiz Aziz
Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jl. Arjuna Utara No. 9, Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510
Muiz.aziz@esaunggul.ac.id
Abstraksi
LGBT merupakan akronim dari “Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender”.
Istilah ini digunakan circa tahun 90 an untuk menggantikan frase “komunitas
gay”. Setiap komunitas yang disebut dan terkandung dalam akronim di atas
tersebut, pada praktiknya, telah berjuang untuk mengembangkan identitasnya
masing-masing. Bagaimana mereka bersekutu dan menyimbolisasikannya lewat
bendera pelangi adalah hal yang telah melewati proses yang sangat panjang.
Perkembangan LGBT di Indonesia walaupun tidak dapat dikatakan cukup
pesat,namun masyarakat makinmenyadari akan adanya keberadaan kaum LGBT
disekitar mereka .Data yang dilansir oleh portal gaya nusantara (Oetomo,2006)
mengatakan bahwa kaum ini di Indonesia sudah mencapai sekitar 20.juta. Bahkan
Kinsey dalam penelitiannya menemukan bahwa setiap individu memeliki
kecndrungan seksual menyukai sesame jenis ,satu dari tiga orang respondennya
pernah memilki pengalaman melakukan hubungan seksual paling tidak sekali
dengan sesame jenis (Oetomo,2006). Kemudia WHOpada tahun 2005 menyatakan
bahwa orientasi seksual seseorang yang tidak “lazim”bukanlah penyakit social
melainkan hanya preferensi seksual individu. Dewasa ini kecendrungan kaum
penganut LGBT untuk mengespresikan dirinya semakin nampak dan makin
berani. Fenomena dan isu seputar LGBT telah menjadi perbincangan yang sangat
hangat di banyak kalangan masyarakat dan khalayak ramai, terutama di negara-
negara berkembang yang mana masih berpendapat bahwa orientasi seksual adalah
sesuatu yang masih asing dalam kebudayaan mereka. Bahkan, banyak lagi yang
telah meloloskan regulasi untuk melarang orang-orang dari perilaku LGBT
tersebut. Lembaga-lembaga swadaya masyarakat pun beramai-ramai dan bertubi-
tubi melawan dengan getir peraturan-peraturan yang melarang orientasi seksual
ini sembari menyatakan bahwa pangkal permasalahannya kembali kepada sebuah
pilihan pribadi dan tindakan yang telah melumpuhkan pengamalan dan
pelaksanaan isu-isu fundamental lagi mendasar dari arti hak asasi manusia.
dari penyuluhan psikiater secara paksa fundamental lagi mendasar dari arti hak
atau hukuman seumur hidup hingga kerja asasi manusia mengingatkan dan mewanti-
paksa dan dirajam3. Dan rasanya sudah wanti UN Development Program atau
cukup jelas bahwa Indonesia pun Badan Program Pembangunan PBB untuk
merupakan bagian dari Negara-negara menyalurkan gelontoran dana untuk
tersebut di atas. Secara konkrit perlawanan program LGBT di Indonesia.
terhadap LGBT keluar dari berbagai Namun tak dapat disangkal, di
kalangan di Indonesia. Muhammad Nasir, belahan lain dunia, Amerika Serikat,
menteri riset teknologi dan pendidikan penganut sistem pemerintahan demokratis
tinggi, mengatakan bahwa murid-murid selayaknya Indonesia, dapat melegalkan
dan mahasiswa-mahasiswa yang menganut pernikahan sesama jenis di seluruh Negara
LGBT sudah sepatutnya untuk dilarang bagiannya. Mulai dari Massachusetts pada
apabila mereka melakukan tindakan- tahun 2003, mencapai 15 negara bagian
tindakan yang memalukan, seperti pada tahun 2013, memuncak dan menjadi-
menunjukkan keintiman atau rasa kasih jadi pada tahun 2014 dan menyisakan 15
sayang mereka di tempat-tempat umum. negara bagian saja hingga pada akhirnya
Majelis Ulama Indonesia pun mendorong di tahun 2015 legal untuk seluruh negara
Pemerintah untuk mengilegalkan bagian di seantero Amerika Serikat bagi
hubungan dan ketertarikan sesama jenis. warga negaranya yang melangsungkan
Bahkan tidak tanggung-tanggung, Wakil pernikahan sesama jenis. Yang menarik,
Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla Ratu Beatrix dari kerajaan Belanda, negara
Fenomena dan isu seputar LGBT telah yang mana Indonesia menjadikan
menjadi perbincangan yang sangat hangat hukumnya bersumber daripadanya,
di banyak kalangan masyarakat dan menandatangani hukum pertama di
khalayak ramai, terutama di negara-negara seluruh dunia ini yang melegalkan
berkembang yang mana masih pernikahan antar sesama jenis (New York
berpendapat bahwa orientasi seksual Times. Akankah Indonesia menuju jalan
adalah sesuatu yang masih asing dalam yang sama? Akan diakuinyakah perilaku
kebudayaan mereka. Bahkan, banyak lagi dan hak-hak para pendukung dan penganut
yang telah meloloskan regulasi untuk LGBT di Indonesia? Atau bahkan, akan
melarang orang-orang dari perilaku LGBT pernahkah pernikahan sesama jenis
tersebut. dilegalkan di bumi pertiwi ini? Atas dasar
Lembaga-lembaga swadaya pertanyaan-pertanyaan tersebut, makalah
masyarakat pun beramai-ramai dan ini akan mencoba menjawab isu-isu yang
bertubi-tubi melawan dengan getir berkembang seputar dinamika pro-kontra
peraturan-peraturan yang melarang LGBT dan bagaimana memaknai unsur-
orientasi seksual ini sembari menyatakan unsur LGBT dari kacamata Sosiologi
bahwa pangkal permasalahannya kembali ,HAM, Pancasila dan Kewarganegaraan
kepada sebuah pilihan pribadi dan yang dijadikan oleh bangsa ini sebagai cita
tindakan yang telah melumpuhkan hukum yang konstitutif lagi regulatif.
pengamalan dan pelaksanaan isu-isu
diperdebatkan hingga kini setelah pada amandemen II, Pasal 28 E ayat (2) dimana
tahun 1973 bahwa homoseksualitas (dan termaktub:
penyuka sejenis lainnya) berhasil “Setiap orang berhak atas
dihapuskan dari DSM-3 atau klasifikasi kebebasan meyakini kepercayaan,
jenis-jenis penyakit kejiwaan edisi ke-3 menyatakan pikiran dan sikap, sesuai
terbitan APA, pada faktanya pula, para dengan hati nuraninya.”
pendukung dan penganut LGBT secara Atau pun, pasal 5 (Article 5) dari
umum tidak memiliki kelainan kromosom the Universal Declaration of Human
yang menyebabkan terjadinya disorientasi Rights atau Pernyataan Umum tentang
seksual tersebut (Ikrar, 2016) 14 . Yang Hak-‐Hak Asasi Manusia yang
menjadi masalah psikologi hingga kini dipromulgasikan oleh PBB pada tahun
adalah dihapusnya homoseksualitas dari 1948, sebagaimana termaktub sebagai
DSM-3 sebagai penyakit dan gangguan berikut:
kejiwaan dan digantikannya dengan sexual “Tidak seorang pun boleh disiksa
orientation disturbance atau SOD. atau diperlakukan secara kejam,
Maksudnya, gangguan kejiwaan menurut memperoleh perlakuan atau dihukum
manual book secara tidak manusiawi atau direndahkan
Asosiasi Psikiater Amerika adalah martabatnya.”16
disaat para homoseksual tersebut sedang Atau bahkan Pasal 9 (Article 9)
berada dalam konflik dengan orientasi masih dari sumber yang sama yang
seksualnya dan bukan fakta bahwa termaktub sebagai berikut:
seseorang adalah seorang homoseks. Atau “(1) Setiap orang mempunyai hak
bahasa gampangnya adalah, disaat atas kebebasan berkumpul dan berserikat
seseorang merasakan dorongan untuk secara damai. (2) Tidak seorang pun boleh
menjadi homoseksual, haruskah ia melela dipaksa untuk memasuki sesuatu
atau coming out untuk mengungkapkan perkumpulan.”
jati dirinya atau terus berada dalam konflik
dengan dirinya sendiri. Pertanyaannya, Perlu dicatat dan dipahami bahwa
haruskah mereka dilindungi di Indonesia kami sebagai penulis memilih “tameng-‐
ini? tameng” di atas berdasarkan kacamata
para pendukung LGBT atau lebih tepatnya
HAM dan LGBT ahli-‐ahli LGBT pada tahun 2006 melalui
Mengusut LGBT dari sisi sebuah konvensi LGBT, the Yogyakarta
psikologis dan medisnya tidak akan ada Principles yang menggunakan dan
habisnya dikarenakan sifatnya yang kerap mengedepankan tameng-‐tameng tersebut
kali dihubungkan dengan hak asasi di atas (Amnesty International USA,
manusia atau HAM sebagai tameng untuk 2016).
memberikan penjaminan kebebasan Kami pun sebagai penulis masih
berekspresi dan setaranya, dan sangat setuju dengan pasal-‐pasal
sebagaimana diatur dalam UUD 1945 diatas bahwa setiap orang, terlepas dari
orientasi seksualnya, haruslah mendapat
lagi, adalah sebuah kebebasan setiap sesama jenisnya dalam pandangan gender
individu. secara biologis. Pernikahan LGBT.
Bukankah justru yang terjadi
adalah sebaliknya? Bahwa sungguh-‐ Hukum dan Pancasila Memandang
sunguh para pendukung LGBT adalah LGBT
sekelompok kaum yang sangat egois. Menurut Undang-‐Undang
Bagaimana tidak, terlalu banyak isu-‐isu Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974
detrimental yang akan timbul dengan, tentang Perkawinan yang notabenenya
katakanlah, melegalkan LGBT hingga merupakan Formell Fgesetz atau norma
pada akhirnya melegitimasi pernikahan hukum yang konkret sebagai bentuk
sesama jenis. Jalan pemikirannya dari derivatif yang bersumber dari cita hukum
sudut pandang pendukung LGBT adalah Indonesia, Pancasila, dimaktubkan pada
bahwasannya dengan tidak melindungi Pasal 42 bahwa:
dan secara berkesinambungan melegalkan “Anak yang sah adalah anak yang
LGBT, para penganutnya akan tiada dilahirkan dalam atau sebagai akibat
akhirnya dikucilkan dan dialienasi. Hal ini perkawinan yang sah.”
sudahlah pasti karena tanpa Sedangkan perkawinan yang sah
melegalkannya, yang normal adalah yang mencakup di dalamnya banyak hal, seperti
heteroseksual saja dan yang bukan atas persetujuan kedua calon mempelai
heteroseksual akan terus menuntut (Pasal 6), ketentuan umur (Pasal 7)aturan-
perlindungan dari Negara untuk ‐aturan mengenai larangan-‐larangan
melindunginya dari penghakiman yang membatalkannya sebuah perkawinan
masyarakat. Artinya, pada akhirnya, ujung (Pasal 8, Pasal 14), dan lain-‐lain.
dari perdebatan ini dan tujuan akhir Menyambung dari isu-‐isu
daripada para penganut LGBT adalah detrimental dan dampak buruk yang dapat
untuk menghapus kata „Pria‟ dan kata timbul dari dilegalisasinya pernikahan
„wanita‟ daripada yang tertera di Pasal 16 LGBT di Indonesia dan
(Article 16) ayat (1) the Universal mengkorelasikannya dengan hukum positif
Declaration of Human Rights, yang ada di Indonesia adalah bahwa
sebagaimana yang tertera sebagi berikut, seorang anak yang sah adalah salah
“Pria dan wanita yang sudah satunya “akibat perwakinan yang sah”
dewasa, dengan tidak dibatasi kebangsaan, selain bahwa tidak mungkin frase “dalam
kewarganegaraan atau agama, berhak perkawinan” dapat merepresentasikan dan
untuk nikah dan membentuk keluarga. melahirkan seorang anak dari perkawinan
Mereka mempunyai hak yang sama dalam sesama jenis. Artinya, sebagai epitome,
soal perkawinan, di dalam masa selain adopsi atau mengangkat anak,
perkawinan dan pada saat perceraian.” pasangan LGBT yang membentuk sebuah
Maksudnya adalah, deklarasi umat keluarga dan ingin memiliki anak,
manusia atas HAM haruslah melebar dan haruslah melakukan proses bayi tabung
mengesampingkan gender biologis agar atau in virto fertilization (IVF). Proses
setiap orang bahkan dapat menikah dengan yang diinovasikan pertama kalinya di
Inggris pada tahun 1978 ini dan oleh karenanya kebanyakan manusia yang
menghasilkan lebih dari 40 ribu sampai 50 lahir ke dunia ini tendensinya adalah
ribu proses IVF setiap tahunnya di melalui proses bayi tabung sebagaimana di
Amerika Serikat (Atkinson, 2012) dapat bahas di atas. Padahal, tingkat kesuksesan
menambah polemik yang tidak alami dan dari proses ini hingga benar-‐benar hamil
natural apabila diaplikasikan di Indonesia. secara sempurna hanyalah 25% hingga
Misalnya, prosedural bayi tabung dimana 35% bagi perempuan kebanyakan yang
pre-‐embrio atau embrio yang difertilisasi melewati proses ini (Resolve: National
di dalam laboratorium dan belum Infertility Association, 2016) Artinya,
ditransfer ke dinding rahim membawa, dinamika natalitas dan mortalitas dari sisi
mengelisit dan mengembangkan sebuah demografis manusia secara alami
pertanyaan mendasar, apakah pre-‐embrio mengalami keterhambatan, terlampau
atau embrio tersebut dapat dikatakan dan kompleks dan menjadi tidak natural lagi.
dilegitimasi sebagai seorang anak Padahal kita sedang membahas manusia
manusia/manusia, ataukah itu sebuah yang sesungguhnya adalah vicegerent atau
properti atau sesuatu yang lain. Bagaimana khalifah di bumi ini -‐ warga-‐warga
dengan hak-‐haknya sebagai manusia masyarakat, warga yang menduduki
(atau properti atau sesuatu yang lain yang lapisan masyarakat, warga Negara dan
belum dapat secara resmi ditentukan) di bahkan warga bumi yang menjadikan kata
mata hukum sungguh dapat mengubah “Kewarganegaraan” menjadi bermakna.
tatanan hukum KUH perdata yang Padahal lagi, sila ke-‐2 Pancasila kita
bahwasannya, dianggap telah lahir dan yang berbuyi “Kemanusiaan yang adil dan
diakui kepentingan-‐kepentingannya beradab” diliputi dan dijiwai oleh sila
sebagai seorang anak yang masih ada pertama Pancasila, “Ketuhanan Yang
dalam kandungan ibunya (Pasal 2, Maha Esa”
KUHPer) Belum lagi termasuk isu-‐isu Maksud dari sila pertama tersebut
yang timbul tentang bagaimana kewajiban adalah bahwa manusia Indonesia percaya
orang tua biologis dari embrio tersebut dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha
terhadapnya, hingga embrio tersebut Esa, sesuai dengan agama dan
berkembang menjadi seorang anak, atau kepercayaannya masing-‐masing menurut
kontrak antara pendonor sperma dan dasar kemanusiaan yang adil dan
penyedia sel telur atau pengandung yang beradab28. Inferens dan interpretasinya
memberikan jasa mengandung. Sungguh dalam korelasinya dengan kehadiran
rumit dan menjadi tidak alami lagi proses LGBT ialah bahwa sebagai manusia
reproduksi dan perkembangan manusia Indonesia yang beragama, setiap agama
dapat berubah dan melenceng ke arah yang diakui di Indonesia menurut
yang sungguh-‐sungguh membingungkan Penjelasan Atas Penetapan Presiden RI
(Sieck, 1998) Nomor 1/PNPS tahun 1965, Pasal Demi
Bayangkan saja sejenak apabila Pasal, Pasal 1, baik Islam, Kristen,
LGBT yang menjadi mayoritas di antara Katolik, Hindu, Budha dan Khong Cu
seluruh manusia yang ada di bumi dan (Confusius) yang bahkan termasuk di
pembahasan ini dari sudut pandang cita "What Are My Chances Of Success With
Negara kita yang terkukuhkan lewat cita IVF?" - RESOLVE: The National
hukumnya, Pancasila. Formell fgesetz, Infertility Association. The
verordnung, dan autonome salzung-‐nya National Infertility Association,
saja tidak mendukung gerakan pro-‐ 2016. Web. 07 Apr. 2016.
LGBT seperti yang sudah dibahas di atas,
apalagi staatsfundamentalnorm-‐nya yang Atkinson, Barbara. "In-Vitro Fertilization
jelas-‐jelas merupakan landasan filosofis Raises Custody Rights and Family
dari pengaturan bernegara dan Law Questions." Legal News
berkewarganegaraan. Pada akhirnya, Archive RSS. SEO Law Firm, 12
keberadaan LGBT dan para pendukungnya Oct. 2012. Web. 07 Apr. 2016.
memang, oleh sebahagian lain yang masih Brooks. "Indonesia's Transsexual Muslims
erat nilai Pancasila-‐nya, harus disadarkan
(Documentary)." YouTube. Vice
secara psikologis, medis, ataupun bahkan
News, 2012. Web. 07 Apr. 2016.
secara agamais. Tentu saja bukan dengan
<https://www.youtube.com/watch
kekerasan dan kepicikan bertindak, tapi
?v=SJTzMHDaOlg>.
dengan dialog-‐dialog konstruktif dalam
bidang-‐bidang yang relevan dan Firmansyah, Teguh. "Facebook Dan
pemberian penyuluhan-‐penyuluhan tanpa Whatsapp Juga Dukung LGBT |
menghakimi mereka yang terkurung dalam Republika Online." Republika
pola pikir LGBT ini.
Online. Republika, 10 Feb. 2016.
Web. 07 Apr. 2016.
Daftar Pustaka
"About LGBT Human Rights." Amnesty
Halim, Senjaya, et al. "Ucapan Terima
International USA. 2016. Web. 09
Kasih." (2012). Received from:
Apr. 2016.
<http://www.amnestyusa.org/our-
Human Right Watch, (December 5, 2012).
work/issues/lgbt-rights/about-lgbt-
„Moderate‟or Fraud: Najib
human-rights>. Slammed for attacking LGBT
forPolitical Motives. In Malaysia
"Diagnostic and Statistical Manual:
Chronicle. Retrieved form:
Mental
http://www.malaysia-
Disorders."Turkpsikiyatri.org.
chronicle.com/index. php? option
American Psychiatric Association. = com_k2 and view = item and id
Web. received from: = 44738: moderate-or-fraud-najib-
http://www.turkpsikiyatri.org/arsi slammed-forattacking-lgbt-for-
v/dsm-1952.pdf political-motives and Itemid = 2.
"Dutch Legislators Approve Full Marriage KUHPER, received from:
Rights for Gays." The New York http://hukum.unsrat.ac.id/uu/bw1.
Times. The New York Times, htm
2000. Web. 07 Apr. 2016.
Maftuhin, Arif. "Hukum Islam Dan LGBT Tap MPR no. I/MPR/2003
| Tempo.co." Tempo. Tempo, 7
Mar. 2016. Web. 07 Apr. 2016. Tatchell, P., 2012. LGBT Rights: The
<https://www.tempo.co/read/kolo Global Struggle for Queer
m/2016/03/07/2373/hukum-islam- Freedom. Retrieved form:
dan-lgbt>. http://www. global-briefing.
org/2012/10/the-global -
Noviandari, Lina. "Tech in Asia - strugglefor-queerfreedom/
Connecting Asia's Startup Undang-Undang Dasar Negara
Ecosystem." Tech in Asia - Republik Indonesia Tahun 1945
Connecting Asia's Startup
Ecosystem. Tech in Asia, 12 Sept. Undang-Undang Republik Indonesia
2014. Web. 07 Apr. 2016. Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan,
Ramadhani, Aprilia Safitri. "Kromosom
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_1
Para LGBT Pada Umumnya
_74.htm
Normal | Republika Online."
Republika Online. Republika, 20
Feb. 2016. Web. 07 Apr. 2016.