Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian LGBT

LGBT adalah akronim dari Lesbian Gay Biseksual and Transgender. Istilah LGBT sudah
dikenal sejak tahun 1990 yang menggantikan sebuah frasa “Kelompok Gay”. Kadang-kadang
LGBT sering disebut QLGBT yang berakronim Queer Lesbian Gay Biseksual and Transgender
yang tercatat telah digunakan sekitar tahun 1996. Istilah ini sering muncul dikalangan kelompok
yang sering menyukai sesama jenis, berganti jenis kelamin dan sejenis lainnya. Istilah ini sering
ditemukan di Negara Amerika Serikat atau Negara yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai
bahasa nasionalnya.

Menurut  Amerikan Psyciatric Association (APA),

Amerikan Psyciatric Association (APA) menyatakan bahwa orientasi seksual akan terus
berkembang sepanjang hidup seseorang. Orientasi seksual dibagi menjadi tiga berdasarkan
dorongan atau hasrat seksual dan emosional yang bersifat ketertarikan romantis pada suatu jenis
kelamin sama. Carol menjelaskan bahwa orientasi seksual merupakan ketertarikan yangmuncul
pada seseorang dengan jennis kelamin tertensu dan dilandasi perasaan emosional, fisik, seksual,
dan cinta. Jika diuraikan menurut hurufnya, pengertian masing- masing istilah dari LGBT yaitu:

 Lesbian : merupakan gangguan seksual yang menyimpang dimana wanita tertarik pada
wanita lainnya.
 Gay: merupakan perilaku menyimpang seksual dimana laki laki tertarik dengan sesama
laki laki. Gay juga disebut dengan homoseksual.
 Biseksual: merupakan perilaku menyimpang dimana seseorang menyukai dua gender
sekaligus baik wanita maupun pria.
 Transgender: merupakan perubahan alat kelamin dikarenakan seseorang merasa alat
kelaminnya tidak menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya yang merupakan kebalikan
dari apa yang dia miliki. Kondisi ini memicu seorang wanita yang memiliki sifat tomboy
dan merasa seperti laki laki akan merubah jenis kelaminnya menjadi laki laki dan juga
sebaliknya dengan cara operasi kelamin.

2. Sejarah LGBT
LGBT sudah ada sejak zaman dahulu, tetapi banyak yang menyebutkan dengan istilah
“Gender Ketiga”. Istilah ini sudah disebut-sebut sejak tahun 1960. Istilah pertama yang
digunakan dahulu adalah “Homoseksual”. Tetapi istilah ini mengandung konotasi negative.
Akronim LGBT kadang-kadang digunakan di Amerika Serikat dimulai dari sekitar tahun
1988.Baru pada tahun 1990-an istilah ini banyak digunakan.
Frase Gay dan Lesbian menjadi lebih umum setelah identitas kaum Lesbian terbentuk.
Pada tahun 1970, Daughter of Bilitis menjadikan isu feminisme atau hak kaum gay sebagai
prioritas. Perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan dipandang bersifat patriarkal oleh
feminis lesbian. Banyak feminis lesbian yang menolak bekerja sama dengan kaum gay.Lesbian
yang lebih berpandangan esensialis merasa bahwa pendapat feminis lesbian yang separatis dan
beramarah itu merugikan hak-hak kaum gay.
Selanjutnya, kaum biseksual dan transgender juga meminta pengakuan dalam komunitas
yang lebih besar.Setelah euforia kerusuhan Stonewall mereda, dimulai dari akhir 1970-an dan
awal 1980-an, terjadi perubahan pandangan. Beberapa gay dan lesbian menjadi kurang menerima
kaum biseksual dan transgender.Kaum transgender dituduh terlalu banyak membuat stereotip
dan biseksual. Hanyalah gay atau lesbian yang takut untuk mengakui identitas seksual mereka.
Setiap komunitas yang disebut dalam akronim LGBT telah berjuang untuk mengembangkan
identitasnya masing-masing. Seperti apakah, dan bagaimana bersekutu dengan komunitas lain,
konflik tersebut terus berlanjut hingga kini.
Meskipun komunitas LGBT menuai kontroversi mengenai penerimaan universal atau
kelompok anggota yang berbeda (biseksual dan transgender kadang-kadang dipinggirkan oleh
komunitas LGBT), istilah ini dipandang positif. Walaupun singkatan LGBT tidak meliputi
komunitas yang lebih kecil (lihat bagian Ragam di bawah), akronim ini secara umum dianggap
mewakili kaum yang tidak disebutkan. Secara keseluruhan, penggunaan istilah LGBT telah
membantu mengantarkan orang-orang yang terpinggirkan ke komunitas umum.
Aktris transgenderCandis Cayne pada tahun 2009 menyebut komunitas LGBT sebagai
"minoritas besar terakhir", dan menambahkan bahwa "Kita masih bisa diganggu secara terbuka"
dan "disebut di televisi."

3. Hukum Islam tentang LGBT

Sejauh ini hukum nasional Indonesia tidak mengkriminalisasikan homoseksualitas. Hukum


pidana nasional tidak melarang hubungan seksual pribadi dan hubungan homoseksual non-
komersial antara orang dewasa yang saling bersetuju. Hal ini berarti, Kitab Undang-undang
Hukum Pidana (KUHP) tidak menganggap perbuatan homoseksual sebagai suatu tindakan
criminal, selama tidak melanggar hukum-hukum lain yang lebih spesifik, antara lain hukum yang
mengatur mengenai perlindungan anak, kesusilaan, pornografi, pelacuran, dan kejahatan
pemerkosaan.

Perbuatan homoseksual tidak dianggap sebagai tindakan kriminal, selama hanya dilakukan
oleh orang dewasa (tidak melibatkan anak-anak atau remaja di bawah umur), secara pribadi
(rahasia/tertutup, tidak dilakukan di tempat terbuka/umum, bukan pornografi yang direkam dan
disebarluaskan), non-komersial (bukan pelacuran), dan atas dasar suka sama suka (bukan
pemaksaan atau pemerkosaan).

Sebuah RUU nasional untuk mengkriminalisasi homoseksualitas, beserta dengan hidup bersama
di luar ikatan pernikahan (kumpul kebo), perzinahan dan praktik sihir, gagal disahkan pada tahun
2003 dan tidak ada undang-undang berikutnya yang diajukan kembali.

Pada tahun 2002, pemerintah Indonesia memberi Aceh hak untuk memberlakukan hukum
Syariah pada tingkat daerah/provinsi. Maka berdasarkan hukum syariah, homoseksualitas
dianggap sebagai suatu kejahatan atau tindakan kriminal. Walaupun pada awalnya hukum
syariah hanya berlaku bagi orang Muslim, pada perkembangannya juga berlaku kepada semua
pihak di Aceh. Kota Palembang juga ikut menerapkan hukuman penjara dan denda terhadap
tindakan hubungan seksual homoseksual.

Di bawah hukum syariah, homoseksualitas didefinisikan sebagai tindakan 'prostitusi yang


melanggar norma-norma kesusilaan umum, agama, dan norma hukum dan aturan sosial yang
berlaku. Berikut tindakannya didefinisikan sebagai tindakan prostitusi :
·                     Seks homoseksual

·                     Lesbian

·                     Sodomi

·                     Pelecehan seksual

·                     Tindakan pornografi lainnya.

Sejak saat itu, sebanyak lima puluh dua daerah ikut memberlakukan hukum berbasis syariah
dari Al-Qur'an, yang mengkriminalisasikan homoseksualitas.

Di Jakarta, lesbian, gay, biseksual dan transgender secara hukum diberi label sebagai
”Cacat” atau cacat mental dan karenanya tidak dilindungi oleh hukum.Sementara Indonesia
telah memungkinkan hubungan seksual pribadi dan konsensus antara orang-orang dari jenis
kelamin yang sama sejak tahun 1993, memiliki usia yang lebih tinggi dari persetujuan untuk
hubungan sesama jenis dari hubungan heteroseksual (17 untuk heteroseksual dan 18 untuk
homoseksual).

Konstitusi tidak secara eksplisit membahas orientasi seksual atau identitas gender. Itu
menjamin semua warga dalam berbagai hak hukum, termasuk persamaan di depan hukum,
kesempatan yang sama, perlakuan yang manusiawi di tempat kerja, kebebasan beragama,
kebebasan berpendapat, berkumpul secara damai, dan berserikat. Hak tersebut semua jelas
dibatasi oleh undang-undang yang dirancang untuk melindungi ketertiban umum dan moralitas
agama.

4. Kekerasan dan tindakan diskriminatif yang dialami kelompok LGBT


Jenis-jenis tindakan diskriminatif pada kelompok LGBT dapat berupa :

Diskriminasi adalah perlakuan yang berbeda yang diterapkan kepada sekelompok atau
individu yang didasarkan oleh karakteristik tertentu yang dimiliki kelompok atau individu
tersebut dan memberikan dampak negatif terhadap kelompok atau individu tersebut.
Diskriminasi dapat bersifat langsung dan tidak langsung. Yang membedakan antara diskriminasi
langsung dan tidak langsung adalah tindakan yang dapat terlihat secara langsung atau ada hidden
agenda dibalik sebuah perilaku.   
Harassment adalah perilaku yang tidak menyenangkan yang ditumbulkan melalui tindakan
intimidasi, mempermalukan atau menyerang orang lain. Salah satu bentuk harassment adalah
sexual harassment yaitu perilaku tidak menyenangkan terkait dengan seksualitas seseorang,
sehingga membuat orang tersebut merasa malu, terintimidasi atau bahkan tersinggung.   

Bullyingadalah perilaku berulang (tidak hanya terjadi satu kali) yang diarahkan kepada
kelompok atau individu. Bullying  dapat berbentuk verbal atau pun tindakan atau juga melalui
tulisan. Bullying melalui tulisan dapat dilakukan via surel atau media sosial lain, seperti
facebook, twitter, dan lain-lain. Selain itu, bullying, juga dapat dilakukan secara vertikal (baik
senior terhadap junior atau junior terhadap senior) maupun horizontal (dengan orang lain yang
sebaya/seusia).   

Beberapa istilah di atas menunjukkan adanya berbagai perlakuan yang diterima oleh kelompok
minoritas, terutama kelompok minoritas seksual seperti LGBT. Perilaku-perilaku tersebut tentu
dapat memberi dampak yang signifikan bagi kelompok LGBT. Salah satu diantaranya adalah
menguatnya heteronormativitas yang ada di masyarakat. 

Heternormativitas adalah suatu paham yang membagi masyarakat ke dalam dua kelompok
yang pada dasarnya adalah ciptaan alamiah, yaitu laki-laki dan perempuan. Dalam paham ini,
yang dianggap benar adalah hubungan heteroseksual, sehingga hal ini dijadikan norma atau
standar dalam masyarakat. Hal ini berdampak pada munculnya homophobia (ketakutan,
keengganan, atau diskriminasi terhadap individu homoseksual) dan heteroseksisme (diskriminasi
dan/atau kebencian terhadap seseorang yang bergantung terhadap homoseksualitas). 

Dengan adanya heteronormativitvas ini, ekspresi gender, hubungan atau orientasi seksual di luar
heteroseksual, dan orang-oranginterseks menjadi seolah-olah tersisihkan dari bagian masyarakat
karena dianggap tidak sesuai dengan norma atau standar yang ada di masyarakat itu sendiri.

Bentuk kekerasan yang dicatat Komnas perempuan seperti correcctive rape (perkosaan
untuk mengkoreksi), pemaksaan perkawinan, pengusiran oleh keluarga maupun komunitas,
diskriminasi dan bullying di lembaga pendidikan yang berakibat terhentinnya akses pendidikan
dan pemiskinan, kriminalisasi, diskriminasi layanan publik dan akses keadilan, ancaman bagi
pendamping, dan lain-lain.
Diskriminasi, pelecahan, bahkan kekerasan yang ditujukan pada orang-orang trangender tidak
jarang terjadi. Orang transgender yang tidak menyembunyikan identitas gender mereka sering
merasa sulit untuk mempertahankan pekerjaan yang sah dan dengan demikian sering dipaksa
menjadi pelacur dan melakukan kegiatan ilegal lainnya untuk bertahan hidup.

Pada dasarnya semua diskriminasi terhadap kelompok LGBTI disebabkan oleh stigma
sosial yang dihasilkan dari doktrin dan pemahaman agama yang konservatif. Beberapa contoh
diskriminasi yang sering dihadapi kelompok LGBTI di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Diskriminasi sosial, contohnya adalah stigmatisasi, cemoohan, pelecehan, dan pengucilan,


tidak adanya kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan formal, dan
kekerasan fisik maupun psikis; contohnya melempar batu kerikil ke seorang waria.

2. Diskriminasi hukum contohnya adalah kebijakan Negara yang melanggar hak-hak LGBTI
dan perlakuan hukum yang berbeda sebagaimana telah dikemukakan di bagian
sebelumnya di dalam buku ini.

3. Diskriminasi politik, contohnya adalah kesempatan berbeda dalam wilayahpolitik praktis


dan pencekalan atau tidak adanya keterwakilan politik dari kelompok LGBT.

4.Diskriminasi ekonomi, contohnya adalah pelanggaran hak atas pekerjaan disektor formal.

5. Diskriminasi kebudayaan, contohnya adalah upaya penghapusan dan penghilangan nilai-


nilai budaya yang ramah terhadap kelompok LGBTI. Contohnya, selama dasawarsa 70-
80an budaya Bissu di Sulawesi Selatan hampir musnah diberantas oleh kelompok Islam
garis keras, DI-TII.

Selama ini pemerintah tidak pernah memprioritaskan pemenuhan dan perlindungan hak-hak
kelompok LGBTI. Mereka tidak saja mendapatkan diskriminasi dalam bentuk pengusiran,
cemoohan, dan pengucilan, tapi juga mengalami berbagai tindak kekerasan fisik seperti
pelecehan seksual, pemukulan, penganiayaan dan bahkan pembunuhan.

5. Upaya yang dilakukan kelompok LGBT dalam memperjuangkan haknya


1. Kampanye LGBT melalui Internet tujuan akhir kampanye LGBT adalah melegalkan
pernikahan sesama jenis di Indonesia. Memang tidak secara tegas disampaikan dalam visi
misi dan program organisasi pendukung LGBT, namun dari apa yang mereka unggah di
media sosial, jelas mereka ingin Indonesia seperti Amerika Serikat.
2. menciptakan pro dan kontra di masyarakat. Tidak penting banyak yang menolak, yang
utama adalah terus membiarkan ini menjadi polemik. Caranya terus produksi konten sebagai
bahan debat di media sosial, hingga masyarakat terbiasa berbeda kemudian menerima LGBT
sebagai sesuatu yang tidak bisa diubah, ujungnya menghormati keputusan-keputusan
pemerintah yang menguntungkan perkembangan LGBT.
3. Aktivis LGBT juga melakukan survei, penelitian, diskusi, konseling, jumpa pers. Mereka
juga membuat buku, leaflet, e-poster, video, infografis, tulisan serta konten lainnya. Bahan-
bahan untuk debat di medsos juga disediakan di website. Mereka melakukan produksi dan
distribusi berbagai konten untuk membela LGBT, merangkul, mengarahkan kepada tujuan
utama.

4. Di internet, mereka juga membuka pendaftaran anggota yang terdiri dari tiga
kategori: anggota biasa, anggota luar biasa, anggota kehormatan. Syarat menjadi anggota
biasa adalah, pertama, individu yang mempunyai orientasi seksual/identitas gender LGBT
dan/atau individu yang mempunyai orientasi heteroseksual yang mempunyai komitmen
dalam memperjuangkan hak-hak dasar LGBT, dan yang kedua cukup menarik karena selain
warga negara Indonesia, warga negara asing juga boleh menjadi anggota.

6 Hambatan terhadap penegakan hak-hak LGBT

1. Indonesia adalah negara beragama

Secara politik negara kita Indonesia Raya menganut sistem demokrasi, namun Indonesia tetap
mengutamakan agama sebagai landasan negara hal ini termuat dalam Pancasila sila ke satu.
Dikesemua agama yang diakui di Indonesia tidak ada satupun yang mengakui bahkan sangat
menentang para kaum LGBT. Hal ini tentunya membawa andil besar terhadap pola pikir
masyarakat Indonesia. Agama adalah nomor satu, demi agama banyak orang rela mati, jadi
masih minta diakui ?

2. Indonesia terdiri dari suku dan budaya

Suku dan budaya yang ada di Indonesia sangat kuat dan berhubungan erat dengan agama, norma
dan nilai kebudayaan yang ada di Indonesia tidak lepas dari agama itu sendiri. Bahkan ada
beberapa suku di Indonesia yang memiliki pantangan menikah dengan satu marga, kalau ada
yang melanggar mereka harus siap menerima hukum adat dan ditambah di coret dari kartu
keluarga, apalagi buat yang satu jenis ?

3. LGBT adalah perilaku menyimpang

Ini masih sangat berkaitan dengan agama dan budaya yang sangat kuat di Indonesia. Mungkin
bagi yang pernah mengikuti pelajaran Sosiologi di SMA sudah tau, kalau yang suka bolos dan
lupa ini sedikit penjelasannya. Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan
norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. LBGT sendiri merupakan perilaku yang tidak sesuai
dengan nilai dan norma yang ada di Indonesia dimana sebagian besar norma sosila berasal dari
agama, suku dan budaya.

4. LGBT merupakan penyakit kejiwaan

Kalau hal ini memang masih membingungkan untuk orang awam, karena pada ahli kejiwaan saja
masih ada yang pro dan kontra tentang LGBT, apakah LGBT penyakit atau tidak. Menurut
pandangan beberapa orang, maka LGBT adalah penyakit kejiwaan, karena menyalahi kodrat dan
tak lazim dalam orientasi seksual sejak dari zaman adam dan hawa jatuh dalam dosa. Tapi
kembali lagi seperti pernyataan awal, setiap manusia bebas dalam memilih.
Namun, jika dilihat dari penyataan seorang psikiater Dr. Fidiansyah di sebuah acara diskusi
Indonesian Lawyer's Club (ILC) yang disiarkan salah satu stasiun televisi swasta yang bertajuk
"LGBT Marak, Apa Sikap Kita?" Dr. Fidiansyah menyatakan kaum ini termasuk gangguan jiwa,
karena merupakan salah satu bagian dari gangguan jiwa, penyakit ini pun juga bisa menular
kepada orang lain.
Dr. Fidiansyah juga menambahkan bahwa, dalam sebuah buku Pedoman Penggolongan
Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) halaman 228 disebutkan homoseksual dan biseksual
termasuk dalam gangguan psikologis dan perilaku yang berhubungan dengan perkembangan dan
orientasi seksual.

5. LGBT bisa menular

Masih berkaitan dengan pernHyataan psikiater Dr. Fidiansyah yang mengungkapkan bahwa
LGBT adalah penyakit yang dapat menular ke orang lain. Tau sendiri masyarakat Indonesia itu
paling tidak suka dengan penyakit apa lagi yang menular, takut gak bisa diklaim di BPJS.

Selain itu dalam ilmu Sosiologi ada istilah Sosialisasi yaitu proses belajar individu terhadap
norma dan nilai yang ada disekitanya. Manusia sebagai makhluk sosial secara sadar atau tidak
sadar melakukan proses sosialisasi dengan lingkungannya, jadi dengan semakin maraknya
perilaku LBGT disekitarnya tidak menutup kemungkinan dia menjadi pengikut LBGT.

7.Hukuman Bagi Para Pelaku LGBT

Berikut dibawakan beberapa riwayat yang beredar di kalangan para salaf kita dalam hal
ini:
1. Dihukum bunuh seperti hukuman pelaku zina, yaitu dirajam jika pelaku pernah menikah atau
dicambuk 100 kali jika belum pernah menikah.
2. Dihukum bunuh dengan dirajam secara mutlak, tidak membedakan antara yang pernah
menikah atau belum pernah menikah.
3. Dihukum bunuh dengan dilemparkan dari tempat/bangunan yang tertinggi.
4. Dihukum dengan ta’zir, bukan had, Imam An-Nawawi rahimahullah menyebutkan bahwa
sanksi homoseksual tidak sampai batas hudud, level sanksi terberat dalam hukum Islam seperti
rajam. Mereka hanya dikenakan ta’zir, satu tingkat sanksi di bawah hudud.
8 Ayat-ayat Al-quran dan Nadis nabi Tentang Peristiwa atau Tindakan LGBT

1) Ayat - ayat Al-quran

“Dan kepada Luth, Kami telah berikan hikmah dan ilmu, dan telah Kami selamatkan dia dari
(azab yang telah menimpa penduduk) kota yang mengerjakan perbuatan keji. Sesungguhnya
mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik” [Al-Anbiya : 74]

“Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu kalian (kepada mereka), bukan
kepada wanita, malah kalian ini adalah kaum yang melapaui batas” [Al-A’raf : 81]. Artinya,
mereka melampaui batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh Allah.

”Luth berdo’a. ‘Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat
kerusakan itu’. Dan tatkala utusan Kami (para malaikat) datang kepada Ibrahim membawa kabar
gembira, mereka mengatakan, ‘Sesungguhnya kami akan menghancurkan penduduk (Sodom) ini.
Sesunguhnya penduduknya adalah orang-orang yang zhalim” [Al-Ankabut : 30-31]

Allah berfirman : Dan Luth ketika berkata kepada kaumnya: mengapa kalian mengerjakan
perbuatan faahisyah (keji) yang belum pernah dilakukan oleh seorangpun sebelum kalian.
Sesungguhnya kalian mendatangi laki-laki untuk melepaskan syahwat, bukan kepada wanita;
malah kalian ini kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan:
“Usirlah mereka dari kotamu ini, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura
mensucikan diri. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia
termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan
(batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu.” [QS Al-
A’raf:80-84].

Allah menggambarkan Azab yang menimpa kaum nabi Luth : “Maka tatkala datang azab Kami,
Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani
mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh
Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim” [Hud : 82-83]
Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Luth. Allah melaknat siapa saja
yang berbuat seperti perbuatan kaum Luth. Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti
perbuatan kaum Luth” [HR Nasa’i dalam As-Sunan Al-Kubra IV/322 (no. 7337)]

2) Hadist Nabi 

1. Rasullullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Barangsiapa yang kalian


dapati melakukan perbuatan kaum Luth, maka bunuhlah kedua pelakunya” [HR
Tirmidzi : 1456, Abu Dawud : 4462, Ibnu Majah : 2561 dan Ahmad : 2727]
2. Dari Jabir Radhiyallahu anhu , dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda. “Artinya : Sesungguhnya yang paling aku takuti (menimpa) umatku adalah
perbuatan kaum Luth” [HR Ibnu Majah : 2563, 1457. Tirmidzi berkata : Hadits ini hasan
Gharib, Hakim berkata, Hadits shahih isnad]
3. Dari Ibnu Abbas Shallallahu alaihi wa sallam , dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Allah melaknat siapa saja yang melakukan
perbuatan kaum Luth, (beliau mengulanginya sebanyak tiga kali)” [HR Nasa’i dalam As-
Sunan Al-Kubra IV/322 No. 7337]
4. Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam bersabda. “Artinya : Allah tidak mau melihat kepada laki-laki yang menyetubuhi
laki-laki atau menyetubuhi wanita pada duburnya” [HR Tirmidzi : 1166, Nasa’i : 1456
dan Ibnu Hibban : 1456 dalam Shahihnya. Keterangan : hadits ini mencakup pula wanita
kepada wanita]
5. Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Itu adalah liwat kecil, yakni laki-laki yang
menggauli istrinya di lubang duburnya” [HR Ahmad : 6667]

Anda mungkin juga menyukai