Anda di halaman 1dari 5

Lo 2

Perencanaan strategik merupakan proses perencanaan jangka panjang yang disusun dan
digunakan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi. Ada tiga alasan yang
menunjukkan pentingnya perencanaan strategik.
Pertama, perencanaan strategik memberikan kerangka dasar dalam mana semua bentuk-bentuk
perencanaan lainnya harus diambil.
Kedua, pemahaman terhadap perencanaan strategik akan mempermudah pemahaman bentuk-
bentuk perencanaan lainnya.
Ketiga, perencanaan strategik sering merupakan titik permulaan bagi pemahaman dan penilaian
kegiatan-kegiatan manajer dan organisasi.
Rangkaian perencanaan yang dapat diadopsi menurut Edward Sallis adalah sebagai berikut:
1. Visi, Misi, dan Tujuan
2. Analisa Pasar
3. Analisa SWOT dan Faktor penting sukses
4. Perencanaan Operasi dan Bisnis
5. Kebijakan dan Perencanaan Mutu
6. Biaya Mutu
7. Monitoring dan Evaluasi

a) Visi, Misi, Nilai-nilai, dan Tujuan


Visi dan misi juga dipandang sangat penting untuk menyatukan persepsi, pandangan dan cita-
cita, harapan, dan bahkan impian-impian semua pihak yang terlibat didalamnya. Keberhasilan
dan reputasi organisasi sangat tergantung pada sejauh mana misi yang diembannya dapat
dipenuhi.

Visi dapat diartikan sebagai pandangan, keingunan, cita-cita, harapan dan impian-impian tentang
masa depan. Misi sangat berkaitan dengan visi dan memberikan arahan yang jelas baik untuk
masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang. Sementara nilai-nilai dari sebuah
organisasi merupakan prinsip- prinsip yang menjadi dasar operasi dan pencarian organisasi
tersebut dalam mencapai visi dan misinya. Setelah visi, misi dan nilai-nilai telah diteteapkan,
kegiatanya harus diterjemahkan ke dalam tujuan-tujuan yang bisa dicapai.

b) Riset Pasar
Riset pasar adalah cara utama untuk mendengarkan pelanggan, dan calon pelanggan. Riset pasar
dapat digunakan untuk menentukan isu-isu mutu melalui sudut pandang pelanggan.

c) Analisis SWOT
SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats (Kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman). Analisis SWOT sudah menjadi alat yang umum digunakan
dalam perencanaan strategis

d) Rencana Bisnis dan Operasi


Rencana bisnis dan operasi adalah rencana detail jangka pendek, biasanya satu tahun, untuk
mencapai aspek-aspek tertentu dari strategi institusional jangka panjang. Ia mencakup ukuran-
ukuran nyata dan implikasi financial yang siap diimplementasikan. Disamping mencakup
keuntungan financial, ia juga harus mencakup keuntungan non-finansial seperti meningkatnya
reputasi, meningkatnya profil, dan sebagainya.

e) Kebijakan Mutu dan Rencana Mutu


Kebijakan mutu adalah sebuah statemen komitmen yang disampaikan institusi. Tahap
selanjutnya adalah mengembangkan rancana mutu. Selanjutnya rencana mutu harus memiliki
tujuan-tujuan yang berkaitan dengan mutu dan dengan metode-metode yang digunakan untuk
menerjamahkan komitmen manajemen ke dalam pelasanaan.

f) Biaya dan Keuntungan Mutu


Pembiayaan mutu merupakan tolok ukur tentang keuntungan dari peningkatan mutu. Tujuan
pembiayaan mutu adalah menghilangkan biaya. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa
segala sesuatu selalu dikerjakan dengan benar. Jika ada sesuatu yang keliru, maka perlu
ditemukan akar penyebab kegagalan tersebut, sehingga kegagalan-kegagalan yang serupa dapat
dicegah dan tidak terjadi lagi.

g) Pegawasan dan Evaluasi

Proses evaluasi harus fokus pada pelangga, dan mengeksplrasi dua isu: pertama, tingaktan
dimana institusi mampu memenuhi kebutuhan individual para pelanggannya, baik internal
maupun eksternal. Dan kedua, sejauh mana insititusi mampu mencapai misi dan tujuan
strategisnya.

Lo4
1. ATP lebih besar dari WTP
Kondisi ini menunjukan bahwa kemampuan membayar lebih besar dari pada keinginan
membayar jasa tersebut. Ini terjadi bila pengguna mempunyai penghasilan yang relatif tinggi
tetapi utilitas terhadap jasa tersebut relatif rendah, pengguna pada kondisi ini disebut choiced
riders.
2. ATP lebih kecil dari WTP
Kondisi ini merupakan kebalikan dari kondisi diatas, dimana keinginan pengguna untuk
membayar jasa tersebut lebih besar dari pada kemampuan membayarnya. Hal ini memungkinkan
terjadi bagi pengguna yang mempunyai penghasilan yang relatif rendah tetapi utilitas terhadap
jasa tersebut sangat tinggi, sehingga keinginan pengguna untuk membayar jasa tersebut
cenderung lebih dipengaruhi oleh utilitas, pada kondisi ini pengguna disebut captive riders.
3. ATP sama dengan WTP
Kondisi ini menunjukan bahwa antara kemampuan dan keinginan membayar jasa yang
dikonsumsi pengguna tersebut sama, pada kondisi ini terjadi keseimbangan utilitas pengguna
dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar jasa tersebut.

Bila parameter ATP dan WTP yang ditinjau, maka aspek pengguna dalam hal ini dijadikan
subyek yang menentukan nilai tarif yang diberlakukan dengan prinsip sebagai berikut:
1. ATP merupakan fungsi dari kemampuan membayar, sehingga nilai tarif yang
diberlakukan, sedapat mungkin tidak melebihi nilai ATP kelompok masyarakat sasaran.
Intervensi/campur tangan pemerintah dalam bentuk subsidi langsung atau silang dibutuhkan pada
kondisi, dimana nilai tarif berlaku lebih besar dari ATP, sehingga didapat nilai tarif yang
besarnya sama dengan nilai ATP.
2. WTP merupakan fungsi dari tingkat pelayanan angkutan umum, sehingga bila nilai WTP
masih berada dibawah ATP maka masih dimungkinkan melakukan peningkatan nilai tarif
dengan perbaikan kinerja pelayanan.

Lo5
A. Analisa Strengths, Opportunities, Weaknesses, Threath (SWOT)
1. Kekuatan (strength)
Kekuatan (strength) adalah sumberdaya keterampilan atau keunggulan keunggulan lain relatif
terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani oleh perusahaan atau organisasi. Kekuatan
adalah kompetensi khusus yangmemberikan keunggulan komparatif bagi perusahaan di pasar.
Kekuatan dapat terkandung dalam sumber daya keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan
pembeli dengan pemasok, dan factor-faktor lain.

2. Kelemahan (weakness)
Kelemahan (weakness) adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, keterampilan,
dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan atau organisasi.
Fasilitas, sumber daya keuangan, kapabilitas manajemen, keterampilan pemasaran, citra merek
dapat merupakan sumber kelemahan. Faktor-faktor kelemahan, jika orang berbicara tentang
kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu perusahaan, yang dimaksud ialah keterbatasan atau
kekurangan dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius
bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan.

3. Peluang (opportunity)
Peluang (opportunity) adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan
atau organisasi. Faktor peluang adalah berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi
suatu satuan bisnis. Yang dimaksud dengan berbagai situasi tersebut antara lain:

a) Kecenderungan penting yang terjadi dikalangan pengguna produk.


b) Identifikasi suatu segmen pasar yang belum mendapat perhatian.
c) Perubahan dalam kondisi persaingan.
d) Perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang membuka
berbagai kesempatan baru dalam kegiatan berusaha.
e) Hubungan dengan para pembeli yang akrab.
f) Hubungan dengan pemasok yang harmonis.

4. Ancaman (threath)
Ancaman (threath) adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan
perusahaan atau organisasi. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang yang
diinginkan organisasi. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya
kekuatan tawar-menawar pembeli atau pemasok penting, perubahan teknologi serta peraturan
baru atau yang direvisi dapat menjadi ancaman bagi keberhasilan perusahaan. Ancaman
merupakan kebalikan pengertian peluang, dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman
adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis, jika tidak diatasi,
ancaman akan menjadi ganjalan bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang
maupun masa depan. Ringkasnya, peluang dalam lingkungan eksternal mencerminkan
kemungkinan dimana ancaman adalah kendala potensial.

Proses Analisis SWOT


Analisis kasus adalah kegiatan intelektual untuk memformulasikan dan membuat rekomendasi,
sehingga dapat diambil tindakan manajemen yang tepat sesuai dengan kondisi atau informasi
yang diperoleh dalam pemecahan kasus tersebut.

Analisis Lingkungan Internal


Tahapan ini berintikan pada analisis kondisi internal yang meliputi faktor kelebihan atau
kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) organisasi. Analisis kondisi internal juga
dimaksudkan untuk mengidentifikasi keunggulan bersaing (competitive advantage) organisasi.
Lingkungan internal merupakan suatu kondisi yang ada didalam organisasi yang tercipta karena
proses kerja sama atau karena proses konflik yang ada didalam organisasi. Organisasi disamping
terdapat proses kerja sama didalamnya juga ada proses konflik. Proses konflik dapat bersifat
disfungsional atau bersifat fungsional. Lingkungan internal akan ada disetiap fungsi dan bagian.
Oleh karena itu lingkungan internal harus diperhatikan. Lingkungan internal bersifat dapat
dikendalikan dibandingkan dengan lingkungan eksternal. Jika lingkungan internal sudah tidak
dapat dikendalikan maka perusahaan telah berada diujung kematian (kebangkrutan).

Analisis Lingkungan Eksternal


Dalam melakukan analisa eksternal, perusahaan menggali dan mengidentifikasi semua peluang
(opportunity) yang berkembang dan menjadi trend pada saat itu serta ancaman (threath) dari
para pesaing dan calon pesaing. Kebanyakan perusahaan menghadapi lingkungan eksternal yang
berkembang secara tepat, kompleks dan global, yang membuatnya semakin sulit
diinterpretasikan.
Proses ini meliputi empat kegiatan dan harus dilakukan secara terus menerus, empat kegiatan
tersebut antara lain :
a. Pemindaian (Scanning)
Adalah usaha untuk mempelajari seluruh segmen dalam lingkungan umum dan merupakan studi
terhadap semua segmen dalam lingkungan umum. Melalui pemindaian, perusahaan
mengidentifikasi tanda-tanda awal dari perubahan potensial dalam lingkungan umum dan
mendeteksi perubahan-perubahan yang sedang terjadi. Selain itu,aktivitas pemindaian harus
disatukan dengan konteks organisasi, suatu sistem pemindaian dirancang untuk lingkungan yang
tidak stabil tidakakan cocok bagi perusahaan yang berada dalam lingkungan stabil.

b. Pengawasan (monitoring)

Para analisis mengamati perubahan lingkungan untuk melihat apakah suatu kecenderungan yang
penting. Untuk memantau kecenderungan tersebut, kritikal bagi pengawasan yang berhasil
adalah kemampuan untuk mendeteksi makna dalam peristiwa-peristiwa lingkungan yang
berbeda.

c. Peramalan (forecasting)
Analisis mengembangkan proyeksi tentang apa yang akan terjadi, dan seberapa cepat, sebagai
hasil perubahan dan kecenderungan yang dideteksi melalui pemindaian dan pengawasan.
Sebagai contoh analisis dapat memperkirakan waktu yang diperlukan suatu teknologi baru untuk
mencapai pasar atau mereka juga dapat memperkirakan kapan prosedur pelatihan perusahaan
yang berbeda dibutuhkan untuk menghadapi perubahan komposisi angkatan kerja, atau berapa
lama waktu yang diperlukan bagi perubahan dalam kebijakan perpajakan pemerintah untuk
mempengaruhi pola konsumsi pelanggan.
d. Penilaian (assessing)
Tujuan dari assessing adalah menentukan saat dan pengaruh perubahan lingkungan serta
kecenderungan dalam manajemen strategis suatu perusahaan.

Lo 8
Strategi untuk memperoleh kunjungan pasien adalah sebagai berikut :
a. Berorientasi pada apa yang dikehendaki dan dicari oleh masyarakat/pasien. Masyarakat / pasien
biasanya mengharapkan dokter gigi yang dapat memberikan pelayanan yang efektif dan efisien. Selain itu
dokter gigi juga perlu mengenal tingkat ekonomi pasar yang dituju, segmen kelas konsumen yang akan
menjadi target pelanggannya.

b. Berorientasi pada kepuasan pasar.

Ada 2 tujuan pokok, seorang pasien berobat ke dokter gigi yang dipilihnya.
Tujuan pertama adalah untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan mendapatkan perawatan secara
kompeten dan wajar. Tujuan kedua adalah dokter gigi mampu menghilangkan rasa cemas dan takut yang
menyertai keadaan sakit tersebut. Jadi, dalam praktek dokter gigi, kepuasan ditentukan oleh pada
kemampuan menghilangkan rasa cemas dan takut, kemampuan medis teknis serta kepribadian dokter gigi

c. Profesionalisme
Dokter gigi seharusnya berpraktek secara benar, artinya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah,
sesuai dengan tingkat kemajuan IPTEK mutakhir dan metode-metode yang telah teruji.
Dokter gigi sebaiknya senantiasa mengembangkan diri sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi secara tepat guna melalui penambahan ilmu. Penguasaan bahasa Inggris sangat penting agar
bisa membaca literatur dalam bahasa Inggris, juga bila ada pasien orang asing. Dokter gigi beserta semua
anggota tim, harus berkomitmen secara menyeluruh pada mutu. Semua pekerja harus belajar untuk
melakukan pemeriksaan mutu

d. Service (pelayanan)
Pelayanan harus memuaskan dan memenuhi keinginan serta kebutuhan pasien. Cara dokter gigi beserta
timnya melayani pelanggan, sangat berpengaruh terhadap kunjungan pelanggan. Layanan yang berbeda
dengan tempat pelayanan yang lain, akan langsung diingat oleh pelanggan . Kenyamanan, keramahan,
keakraban, waktu menunggu yang tidak lama, merupakan kunci keberhasilan pelayanan.

e. Menciptakan identitas dan citra tempat praktek.


Identitas tempat praktek berorientasi pada kekhususan yang ditampilkan, sedangkan citra tempat praktek
adalah ciri-ciri yang melekat pada alam perasaan pasien yang
datang.

f. Melengkapi ijin-ijin dan peraturan yang diperlukan.


Ijin dan peraturan tempat praktek meliputi Surat Ijin Praktek (SIP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP)

Anda mungkin juga menyukai