Anda di halaman 1dari 19

Kasus

Belum lama ini terjadi tindakan homosksual di Kota Banda Aceh.


Tindakan homoseksual ini pertama kalinya terjadi di Aceh, dan kejadian
tersebut dilakukan oleh dua pria berinisial MT (24 tahun) dan MH (20
tahun). Kejadian yang berlangsung sampai ke pengadilan berawal ketika
ada seorang saksi mata yang mengetahui perbuatan homoseksual
antara MT dan MH melalui sebuah celah dinding, kemudian saksi
tersebut memanggil orang lain untuk ikut menjadi saksi, setelah itu
kedua skasi memanggil warga dan memutuskan utuk mendobrak pintu
kamar terdakwa.
Menurut keterangan kedua terdakwa, mereka melakukan itu atas dasar
suka sama suka dan tidak ada paksaan. Kedua terdakwa dijerat dengan
Pasal 63 ayat 1 Qanun Nomor 7 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat
yang menyebutkan, setiap orang yang dengan sengaja melakukan liwat
diancam dengan hukuman paling banyak 100 kali cambuk atau denda
paling banyak 1.000 gram emas murni atau penjara paling lama 100
bulan. Dari hasil pengadilan kedua terdakwa tersebut dijatuhi hukuman
cambuk sebanyak 85 kali untuk setiap terdakwa.
Secara umum guy atau homoseksual merupakan suatu tindakan sexs
yang menyimpang dari seharusnya dan banyak dilakukan di kalangan
masyarakat. Homoseksual ialah tindakan seksual menyimpang yang
terjadi kepada jenis kelamin laki-laki. Perilaku homoseksual mengacu
pada tiga aspek yaitu orientasi seksual, perilaku seksual, identitas
seksual. Orientasi seskual yaitu ketertarikan atau dorongan untuk
terlibat cara seksual dan emosional terhadap orang yang berjenis
kelamin sama. Perilaku seksual manusia melingkupi aktivitas yang
ditujukan untuk menemukan dan menarik perhatian pasangan,
interaksi dengan pasangan, kedekatan fisik dan emosional, serta
hubungan seksual.
Homoseksual dapat muncul akibat tidak adanya dasar-dasar fisik, akan
tetapi tidak dapat mengendalikan dirinya. Orang tersebut kemudian
menjelma menjadi homoseks akibat perubahan psikis atau oleh
pengalaman dari lingkungannya.
Homoseksual dapat muncul akibat tidak adanya dasar-dasar fisik, akan
tetapi tidak dapat mengendalikan dirinya. Orang tersebut kemudian
menjelma menjadi homoseks akibat perubahan psikis atau oleh
pengalaman dari lingkungannya.
Secara garis besar ada 3 kemungkinan yang menjadi faktor terjadinya
homoseksual, faktor-faktor terbeut adalah
• Biologis
• Lingkungan
• Interkaksi antara biologis dan lingkungan
Dalam pandangan Budha perilaku homoseksual masih belum begitu
jelas, tetapi sebagian besar para bhikku menolak pernikahan sejenis.
Menurut Bhikku Uttamo Mahathera, seperti dikutip dari situs Bodhi
Buddhist Centre Indonesia, berpendapat bahwa seseorang yang
berperilaku menyimpang (homoseksual) bisa saja mengikuti BUdha
Dhamma. Karea ia juga memiliki hak untuk itu. Kita harus mengerti
bahwa penyimpangan pada dirinya adalah bagian dari keputusan
pribadinya, sedangkan pemilihan Buddha Dhamma juga merupakan
keputusan pribadinya yang lain. Memang idealnya, setelah ia mengenal
Dhamma, lambat laun ia akan memperbaiki prilakunya sehingga
hilanglah kebiasaa yang dikatakan oleh lingkungannya sebagai perilaku
yang menympang itu.
Bhikku Uttamo Mahathera juga menjelaskan, perilaku homoseksual
termasuk melanggar sila ke 3, yaitu perbuatan asusila yang maksudnya
adalah melakukan pemuasann nafsu indrawi yang menyimpang.
Apalagi jika yang ditekankan disini adalah “umat berkeluarga”, karena
bagi umat yang berkeluarga, hanya boleh melakukan hubungan seksual
dengan pasangannya yang resmi telah dinikahinya, maka sesorang pria
hanya boleh berhubungan seksual dengan istrinya.
Rumusan masalah
1. Bagaimanakah pandangan Agama Buddha mengenai tindakan
homoseksual yang terjadi di Banda Aceh tersebut ?
2. 2. Bagaimanakah saran yang diberikan Agama Budhha agar terjauh
dari segala tindakan seksual yang menyimpang ?
Pengertian LGBT
• LGBT merupakan singkatan dari “lesbian, gay, biseksual, dan
transgender”. IStilah ini digunakan semenjak tahun 1990-an dan
menggantikan frasa “komunitas gay” karena istilah ini lebihmewakili
kelompok-kelompok yang telah disebutkan.
• Akroni ini dibuat dengan tujuan utuk menekankan keanekaragaman
“budaya yang berdasarkan identitas seksualitas dan gender”/
KAdang-kadang istilah LGBT digunakan untuk semua orang yang tidak
heteroseksual, bukan hanya homoseksual, biseksual, atau
transgender
• Maka dari itu, seringkali huruf Q ditambahkan agar queer dan orang-
orang yang masih mempertanyakan identitas seksual mereka juga
terwakili (contoh, “LGBTQ” atau GLBTQ”, tercatat semenjak tahun
1996).

• Istilah LGBT sangat banyak digunakan untuk penunjukkan diri. Istilah


ini juga diterapkan oleh mayoritas komunitas dan media yang
berbasis identitas seksualitas dan gender di Amerika Serikat dan
beberapa Negara berbahasa Inggris lainnya.
Sejarah
• Sinyo (2014) menjelaskan kaum homoseksual mulai bermunculan di
kota-kota besar pada zaman Hindia Belanda. Di Indonesia terdapat
komunitas kecil LGBT walaupun pada saat zaman Hindia Belanda
tersebut belum muncul sebagai pergerakan sosial. Pada sekitar tahun
1968 istilah wadam (wanita adam) digunakan sebagai pengganti
kata banci atau bencong yang dianggap bercitra negatif. Sehingga
didirikan organisasi wadam yang pertama, dibantu serta difasilitasi
oleh gubernur DKI Jakarta, Bapak Ali Sadikin.
• organisasi wadam yang pertama, dibantu serta difasilitasi oleh
gubernur DKI Jakarta, Bapak Ali Sadikin. Organisasi wadam tersebut
bernama Himpunan Wadam Djakarta (HIWAD). Pada tahun 1980
karena Adam merupakan nama nabi bagi umat islam maka sebagian
besar tokoh Islam keberatan mengenai singkatan dari
Wadam sehingga nama Wadam diganti menjadi waria (wanita-pria).
• Organisasi terbuka yang menaungi kaum gay pertama berdiri di
Indonesia tanggal 1 Maret 1982, sehingga merupakan hari yang
bersejarah bagi kaum LGBT Indonesia. Organisasi tersebut bernama
Lambda
• Pada tahun 1985 berdiri juga komunitas gay di Yogyakarta mendirikan
organisasi gay. Organisasi tersebut bernama Persaudaraan Gay Yogyakarta
(PGY). Tahun 1988 PGY berubah nama menjadi Indonesian Gay Society
(IGS). Laporan survei yang dikeluarkan oleh ILGA (the International Lesbian,
Gay, Bisexsual, Trans and Intersexed Association) pada bulan Mei 2010
tentang kebijakan dibeberapa negara yang melarang aktivitas sesama jenis
antara dua orang dewasa. Pada bagian Indonesia ditulis bahwa hubungan
sesama jenis, baik dengan perempuan atau laki-laki, tidak dilarang jika
mengacu pada KUHP pasal 292. Secara eksplisit menyatakan pelarangan
hubungan sesama jenis, jika dilakukan dengan anak dibawah umur. Pasal
292 KUHP yaitu orang yang cukup umur, yang melakukan perbuatan cabul
dengan orang lain sama kelamin, yang diketahui atau sepatutnya harus
diduga, bahwa belum cukup umur diancam dengan pidana penjara paling
lama lima tahun
• Dalam Rancangan Aksi Nasional HAM RI tahun 2004-2009, pemerintah
dengan tegas menyebutkan LGBT adalah kelompok yang harus dilindungi.
Namun visi itu masih dilakukan dengan setengah hati. Diskriminasi
terhadap LGBT paling tampak akhir-akhir ini adalah tidak adanya
perlindungan bagi komunitas LGBT yang mendapat perlakuan tidak
menyenangkan dan bahkan dapat berujung kekerasan
• Selanjutnya pembubaran pelatihan Hak Asasi Manusia bagi komunitas
transgender yang diselenggarakan oleh Komisi Nasional Hak Asasi 20
Manusia pada bulan April 2010. Lalu seminar HIV & AIDS di Bandung dan
peringatan Hari Internasional Melawan Homophobia di Yogyakarta juga
mendapat ancaman dan akhirnya dibatalkan pada bulan Mei 2010. Dalam
kasus ini kebebasan berkumpul dan ekspresi komunitas LGBT sebagai
warga negara tidak dilindungi oleh pemerintah sebagaimana dimaksud
dalam pasal 28 UUD 1945
LGBT Pandangan Buddhis
• Pada umumnya agama Buddha memandang homoseksualitas
merupakan halangan untuk mencapai kesucian batin pada kehidupan
saat itu juga karena mereka yang homoseksual tidak dapat
mengembangkan pandangan terang (vipassana) akibat
kekotoran batinnya yang selalu "bergejolak" dari waktu ke waktu.
Namun demikian, mereka masih dapat menanam benih kebajikan
(kusala kamma) dengan mengembangkan sila dan berdana. Kelahiran
sebagai homoseksual merupakan akibat dari perbuatan buruk di masa
lampau, di antaranya mengkebiri orang lain, merendahkan pertapa
yang menjalankan sila, melanggar sila karena nafsu seksual, dan
mengajak orang lain untuk melakukan pelanggaran sila akibat nafsu
seksual
• Vinaya melarang penahbisan seorang homoseksual (pandaka) dan
mengharuskan pelepasan jubah bagi anggota Sangha yang terbukti
homoseksual karena dapat mengganggu kehidupan suci komunitas Sangha.
Selain itu, dalam Vinaya seorang bhikkhu yang memasukkan (maaf) alat
kelaminnya ke dalam salah satu lubang tubuh makhluk apa pun (termasuk
sesama pria atau seorang pandaka) akan dikeluarkan dari Sangha.
• Cakkhavatti-sihanada Sutta (Digha Nikaya 26) menyebutkan praktek
menyimpang (miccha-dhamma) menyebabkan generasi manusia yang
dulunya memiliki usia rata-rata 500 tahun berkurang usianya menjadi 250
tahun pada generasi berikutnya Dengan demikian, homoseksualitas
dianggap sebagai salah satu faktor yang menyebabkan penurunan moral
manusia.
• Pelanggaran sila ke-3 (melakukan perbuatan asusila) bagi umat awam
dikatakan sebagai "kehendak yang dilakukan melalui tubuh dengan cara
yang tidak bermoral untuk melakukan hubungan seksual dengan orang-
orang yang tidak seharusnya disetubuhi". Bagi pria, orang-orang yang tidak
seharusnya disetubuhi dijelaskan sebagai 20 jenis wanita yang tidak boleh
disetubuhi (diantaranya wanita yang masih dalam perlindungan orang tua
atau kerabatnya, wanita yang merupakan kerabat dekat yang dilarang
dalam adat masyarakat, wanita yang menjalani hidup selibat/bhikkhuni,
wanita yang sudah terikat janji pernikahan atau pertunangan dengan pria
lain walaupun bersifat sementara, dst). Namun Buddhaghosa dan beberapa
komentator teks Buddhis lainnya menambahkan pria ke dalam kategori
"orang yang tidak seharusnya disetubuhi" ini.
• Sedangkan untuk hubungan sesama wanita, kitab-kitab Buddhis India
tidak banyak membicarakannya selain larangan bagi bhikkhuni untuk
melakukan hubungan sesama jenis. Hal ini disebabkan karena
hubungan heteroseksual (lawan jenis) lebih populer menjadi pusat
perhatian pada masa Sang Buddha dan sangat sedikit kasus
homoseksual yang dijumpai pada masa itu (walaupun bukan berarti
tidak ada).
Gay
• Definisi Gay
Istilah gay digunakan secara umum untuk menggambarkan
seorang pria yang tertarik secara seksual dengan pria lain dan
menunjukkan komunitas yang berkembang diantara orang-orang yang
memiliki orientasi seksual yang sama. Caroll (2005) mengatakan bahwa
orientasi seksual merupakan ketertarikan seseorang pada jenis kelamin
tertentu secara emosional, fisik, seksual dan cinta

Anda mungkin juga menyukai