PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) menjadi topik hangat dan semakin
marak diperbincangkan, baik di Indonesia pada khususnya, maupun dunia pada umumnya.
Satu hal yang menjadi pertanyaan ialah, "Bagaimana perspektif hukum mengenai LBGT di
Indonesia?
Muncul berbagai pro dan kontra mengenai golongan LGBT. Mereka yang pro
menyatakan, bahwa negara dan masyarakat harus mengkampanyekan prinsip non
diskriminasi antara lelaki, perempuan, transgender, pecinta lawan jenis (heteroseksual)
maupun pecinta sesama jenis (homoseksual).
Sebaliknya, mereka yang kontra menyatakan, bahwa negara dan masyarakat harus
berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan upaya preventif terhadap gejala LGBT yang
akan membahayakan generasi masa depan Indonesia. Oleh sebab itulah, posisi strategis
pemerintah dalam hal ini sangat diperlukan untuk menangani polemik LGBT secara langsung
agar tak terjadi disintegrasi bangsa. Indonesia sebagai salah satu negara hukum (Rechtstaat)
menjamin kebebasan berekspresi dalam UUD 1945 Amendemen II, yaitu Pasal 28 E ayat (2)
yang menyatakan, "Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya".
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu LGBT?
2. Apa hukum LGBT menurut pandangan islam?
3. Apa hukum menyukai sesama jenis?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan LGBT
2. Untuk mengetahui bagaimana hukum Islam memandang LGBT
3. Islam melarang keras hubungan dan perilaku sesama jenis atau homoseksual
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian LGBT
LGBT merupakan sebuah singkatan dari LESBIAN, GAY, BISEX dan TRANSGENDER.
Pengertian LGBT tersebut secara global akan kita bahas mengenal lebih jauh tentang dunia
LGBT:
a. Lesbian
Orientasi seksual seorang perempuan yang hanya mempunyai hasrat sesama
perempuan.
b. Gay
Orientasi seksual seorang pria yang hanya mempunyai hasrat sesama pria
c. Bisex
Sebuah orientasi sexsual seorang Pria/Wanita yang menyukai dua jenis
kelamin baik Pria/Wanita
d. Transgender
Sebuah Orientasi seksual seorang Pria/Wanita dengan mengidentifikasi
dirinya menyerupai Pria/Wanita (Misal Waria)
Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender (LGBT) merupakan penyimpangan orientasi
seksual yang bertentangan dengan fitrah manusia, agama dan adat masyarakat Indonesia.
Menurut wikipedia, lesbian adalah istilah bagi perempuan yang mengarahkan orientasi
seksualnya kepada sesama perempuan. Istilah ini juga merujuk kepada perempuan yang
mencintai perempuan baik secara fisik, seksual, emosional, atau secara spiritual. Bisa juga
lesbian diartikan kebiasaan seorang perempuan melampiaskan nafsu seksualnya pada
sesamanya pula.
Sedangkan Gay adalah sebuah istilah yang umumnya digunakan untuk merujuk orang
homoseksual atau sifat-sifat homoseksual. Sedikit berbeda dengan bisexual. Biseksual
(bisexual) adalah individu yang dapat menikmati hubungan emosional dan seksual dengan
orang dari kedua jenis kelamin baik pria ataupun wanita. Lalu bagaimana dengan
Transgender? Masih menurut wikipedia, transgender merupakan ketidaksamaan identitas
gender seseorang terhadap jenis kelamin yang ditunjuk kepada dirinya. Transgender adalah
perilaku atau penampilan seseorang yang tidak sesuai dengan peran gender pada umumnya.
Seseorang yang transgender dapat mengidentifikasi dirinya sebagai seorang
heteroseksual, homoseksual, biseksual maupun aseksual. Dari semua definisi diatas walaupun
berbeda dari sisi pemenuhan seksualnya, akan tetapi kesamaanya adalah mereka memiliki
2
3
kesenangan baik secara psikis ataupun biologis dan orientasi seksual bukan saja dengan
lawan jenis akan tetapi bisa juga dengan sesama jenis.
Walaupun kelompok LGBT mengklaim keberadaannya karena faktor genetis dengan
teori “Gay Gene” yang diusung oleh Dean Hamer pada tahun 1993. Akan tetapi, Dean
sebagai seorang gay kemudian meruntuhkan sendiri hasil risetnya. Dean mengakui risetnya
itu tak mendukung bahwa gen adalah faktor utama/yang menentukan yang melahirkan
homoseksualitas. Perbuatan LGBT sendiri ditolak oleh semua agama bahkan dianggap
sebagai perbuatan yang menjijikan, tindakan bejat, dan keji.
B. Pandangan Islam terhadap LGBT
Dalam Islam LGBT dikenal dengan dua istilah, yaitu Liwath (gay) dan Sihaaq
(lesbian). Liwath (gay) adalah perbuatan yang dilakukan oleh laki-laki dengan cara
memasukan dzakar (penis)nya kedalam dubur laki-laki lain. Liwath adalah suatu kata
(penamaan) yang dinisbatkan kepada kaumnya Luth ‘Alaihis salam, karena kaum Nabi Luth
‘Alaihis salam adalah kaum yang pertama kali melakukan perbuatan ini (Hukmu alliwath wa
al-Sihaaq, hal. 1). Allah SWT menamakan perbuatan ini dengan perbuatan yang keji (fahisy)
dan melampui batas (musrifun). Sebagaimana Allah terangkan dalam al Quran yang artinya:
“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia
berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum
pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu. Sesungguhnya kamu
mendatangi lelaki untuk melampiaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita,
bahkan kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.” (TQS. Al ‘Araf: 80 – 81).
Sedangkan Sihaaq (lesbian) adalah hubungan cinta birahi antara sesama wanita
dengan image dua orang wanita saling menggesek-gesekkan anggota tubuh (farji) nya antara
satu dengan yang lainnya, hingga keduanya merasakan kelezatan dalam berhubungan
tersebut. Hukum Sihaaq (lesbian) adalah haram. Berdasarkan dalil hadits Abu Said
AlKhudriy yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim (no. 338), At-Tirmidzi (no. 2793) dan
Abu Dawud (no. 4018) bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
“Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki lain, dan jangan pula seorang
wanita melihat aurat wanita lain. Dan janganlah seorang laki-laki memakai satu selimut
dengan laki-laki lain, dan jangan pula seorang wanita memakai satu selimut dengan wanita
lain”.
Terhadap pelaku homoseks, Allah swt dan Rasulullah saw benar-benar melaknat
perbuatan tersebut. Al-Imam Abu Abdillah Adz-Dzahabiy -Rahimahullah- dalam Kitabnya
“Al-Kabair” telah memasukan homoseks sebagai dosa yang besar dan beliau berkata:
4
“Sungguh Allah telah menyebutkan kepada kita kisah kaum Luth dalam beberapa tempat
dalam Al-Qur’an Al-Aziz, Allah telah membinasakan mereka akibat perbuatan keji mereka.
Kaum muslimin dan selain mereka dari kalangan pemeluk agama yang ada, bersepakat
bahwa homoseks termasuk dosa besar”.
Hal ini ditunjukkan bagaimana Allah swt menghukum kaum Nabi Luth yang
melakukan penyimpangan dengan azab yang sangat besar dan dahsyat, membalikan tanah
tempat tinggal mereka, dan diakhiri hujanan batu yang membumihanguskan mereka,
sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Hijr ayat 74:
َفَجَعْلَنا َعاِلَيَه ا َس اِفَلَه ا َو َاْم َطْر َنا َعَلْيِه ْم ِح َج اَر ًة ِّم ْن ِس ِّج ْيٍل
Artinya: Maka kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan kami hujani
mereka dengan batu dari tanah yang keras.
Sebenarnya secara fitrah, manusia diciptakan oleh Allah swt berikut dengan dorongan
jasmani dan nalurinya. Salah satu dorongan naluri adalah naluri melestarikan keturunan
(gharizatu al na’u) yang diantara manifestasinya adalah rasa cinta dan dorongan seksual
antara lawan jenis (pria dan wanita). Pandangan pria terhadap wanita begitupun wanita
terhadap pria adalah pandangan untuk melestarikan keturunan bukan pandangan seksual
semata. Tujuan diciptakan naluri ini adalah untuk melestarikan keturunan dan hanya bisa
dilakukan diantara pasangan suami istri.
Bagaimana jadinya jika naluri melestarikan keturunan ini akan terwujud dengan
hubungan sesama jenis? Dari sini jelas sekali bahwa homoseks bertentangan dengan fitrah
manusia. Oleh karena itu, sudah dipastikan akar masalah munculnya penyimpangan kaum
LGBT saat ini adalah karena ideologi sekularisme yang dianut kebanyakan masyarakat
Indonesia. Sekularisme adalah ideologi yang memisahkan agama dari kehidupan (fash al ddin
‘an al hayah). Masyarakat sekular memandang pria ataupun wanita hanya sebatas hubungan
seksual semata. Oleh karena itu, mereka dengan sengaja menciptakan fakta-fakta yang
terindera dan pikiran-pikiran yang mengundang hasrat seksual di hadapan pria dan wanita
dalam rangka membangkitkan naluri seksual, semata-mata mencari pemuasan. Mereka
menganggap tiadanya pemuasan naluri ini akan mengakibatkan bahaya pada manusia, baik
secara fisik, psikis, maupun akalnya. Tindakan tersebut merupakan suatu keharusan karena
sudah menjadi bagian dari sistem dan gaya hidup mereka.
Tidak puas dengan lawan jenis, akhirnya pikiran liarnya berusaha mencari pemuasan
melalui sesama jenis bahkan dengan hewan sekalipun, dan hal ini merupakan kebebasan bagi
mereka. Benarlah Allah swt berfirman:
5
b. Hukumannya dirajam, hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Baihaqy dari Ali
bahwa dia pernah merajam orang yang berbuatliwath. Imam Syafi’y mengatakan:
“Berdasarkan dalil ini, maka kita menggunakan rajam untuk menghukum orang yang
berbuat liwath, baik itu muhshon (sudah menikah) atau selain muhshon. Hal ini
senada dengan Al-Baghawi, kemudian Abu Dawud dalam “Al-Hudud” Bab 28 dari
Sa’id bin Jubair dan Mujahid dari Ibnu Abbas: Yang belum menikah apabila didapati
melakukan liwathmaka dirajam.
c. hukumannya sama dengan hukuman berzina. Pendapat ini seperti ini disampaikan
oleh Sa’id bin Musayyab, Atha’ bin Abi Rabbah, Hasan, Qatadah, Nakha’i, Tsauri,
Auza’i, Imam Yahya dan Imam Syafi’i (dalam pendapat yang lain), mengatakan
bahwa hukuman bagi yang melakukan liwath sebagaimana hukuman zina. Jika pelaku
liwath muhshon maka dirajam, dan jika bukan muhson dijilid (dicambuk) dan
diasingkan.
d. hukumannya dengan ta’zir, sebagaimana telah berkata Abu Hanifah: Hukuman bagi
yang melakukan liwath adalah di-ta’zir, bukan dijilid (cambuk) dan bukan pula
dirajam. Abu Hanifah memandang perilaku homoseksual cukup dengan ta‘zir.
Hukuman jenis ini tidak harus dilakukan secara fisik, tetapi bisa melalui penyuluhan
atau terapi psikologis agar bisa pulih kembali. Bahkan, Abu Hanifah menganggap
perilaku homoseksual bukan masuk pada definisi zina, karena zina hanya dilakukan
pada vagina (qubul), tidak pada dubur (sodomi) sebagaimana dilakukan oleh kaum
homoseksual.
Sedangkan bagi para pelaku lesbian, hukumannya adalah ta’zir. Al-Imam Malik
Rahimahullahberpendapat bahwa wanita yang melakukan sihaq, hukumannya dicambuk
seratus kali. Jumhur ulama berpendapat bahwa wanita yang melakukan sihaq tidak ada hadd
baginya, hanya saja ia di-tazir, karena hanya melakukan hubungan yang memang tidak bisa
dengan dukhul (menjima’i pada farji), dia tidak akan di-hadd sebagaimana laki-laki yang
melakukan hubungan dengan wanita tanpa adanya dukhul pada farji, maka tidak ada had
baginya. Dan ini adalah pendapat yang rojih (yang benar).
Sebenarnya sanksi yang dijatuhkan di dunia ini bagi si pendosa akan mengakibatkan
gugurnya siksa di akhirat. Tentu saja hukuman di akhirat akan lebih dahsyat dan kekal
dibandingkan sanksi yang dilakukan di dunia. Itulah alasan mengapa sanksi – sanksi dalam
Islam berfungsi sebagai pencegah (jawazir) dan penebus (jawabir). Disebut pencegah karena
akan mencegah orang lain melakukan tindakan dosa semisal, sedangkan dikatakan penebus
karena sanksi yang dijatuhkan akan menggugurkan sanksi di akhirat.
7
juga menyebar kepada laki-laki biseksual atau heteroseksual hingga kepada ibu-ibu, bahkan
kepada janin dan bayi-bayi yang dilahirkan dari seorang ibu yang mengidap virus tersebut.
Penyakit ini juga bisa menjangkiti siapa saja yang tidak berdosa melalui pertukaran cairan
(sperma atau transfusi darah).
E. Dampak Negatif Bagi Pelaku Homoseksual
Dampak negatif tidak hanya ancaman penyakit HIV/AIDS yang juga berdampak besar di
masyarakat. Tetapi masih banyak lagi jenis penyakit kelamin yang akan menimpa para
pelaku seks menyimpang, antara lain:
a. Sifilis atau raja singa. Ini adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh treponema
pallidum yang berbahaya bagi penderita dan keturunannya.35 Penyakit sifilis dapat
menyebar melalui persenggamaan vaginal atau anal (jalan belakang), seks oral,
ciuman dan kontak kulit dengan kulit.36
b. Gonorrhea (kencing nanas). Ini adalah salah satu penyakit kelamin yang berbahaya
yang biasanya dilakukan oleh orangorang yang melakukan hubungan seks tanpa
aturan. Penyakit kelamin ini mudah menular akibat peradangan yang disebabkan oleh
bakteri gonokukus, neisseria gonorrhoeae. Masa inkubasinya sekitar 2-7 hari. Gejala
Gonorrhea lebih jelas terlihat pada pria, seperti keluarnya nanah dari saluran kencing
yang terasa membakar.37 Penyakit yang menyerang alat kelamin ini termasuk dalam
salah satu faktor yang membuat seseorang mandul, juga menyebabkan penyakit
kencing batu, juga menyebabkan penderita merasa kesakitan ketika ingin kencing,
sakit kepala yang pada akhirnya merusak paru-paru, hati, dan lambung.
c. Uretritis dan Klamidia Nonspesifik Nongonococcal, adalah kondisi-kondisi medis
yang menyebabkan perdangan uretra pria. Penyakit ini paling umum berkembang dari
mikroorganisme mirip bakteri yang disebut clamydia trachomatis. Infeksi klamidia
ditularkan melalui seks oral, vaginal, dan anal.
d. Herpes Genital (herpes kelamin) adalah penyakit pada kulit di daerah kemaluan,
disebabkan oleh virus herpes simpleks. Ditandai dengan gelembung-gelembung kecil
berisi getah bening, letaknya berkumpul, dan terasa membakar. Terkadang disertai
gejala sakit kepala, gatal-gatal, dan demam.40
e. Hepatitis B. seperti HIV, virus hepatitis B dalam darah dan cairan-cairan tubuh dan
dapat ditularkan melalui hubungan seksual, dengan menggunakan jarum suntik
bersama-sama atau dengan menerima tarnsfusi darah yang telah terinfeksi.41 Penyakit
ini menyerang sel-sel hati (lever) dan dapat menyebabkan cirrhosis atau bahkan
kanker hati.
9
Homoseksual tidak hanya menimbulkan bahaya untuk pribadi atau individu yang
melakukan praktik hidup demikian saja, tetapi juga secara kesehatan bisa menimbulkan dan
menulari virus-virus berbahaya kepada siapa saja. Selain dampak secara kesehatan,
homoseksual juga berdampak pada kehidupan sosial, politik, ekonomi, sosiologis, psikologis
bahkan juga secara keagamaan. suatu masyarakat yang di dalamnya terdapat pelaku
homoseksual, maka akan menimbulkan hilangnya keberkahan dan rasa aman, karena
tersebarnya kerusakan di masyarakat. berdasarkan pesan Al-Qur‟an, bahwa suatu tindakan
dosa akan mendatangkan musibah dan azab bagi pelakuknya di suatu negeri. Jika itu telah
terjadi maka azab itu tidak hanya menimpa kaum yang berdosa saja tetapi juga mengenai
pada mereka yang beriman. Dikhawatirkan juga munculnya wabah penyakit akibat perilaku
seks menyimpang secara luas di masyarakat, penyakit-penyakit tersebut bisa menulari siapa
saja bahkan kepada seseorang yang tidak tersangkut sema sekali dengan tindakan
menyimpang tersebut.
tindakan homoseksual bisa merusak moral dan akhlak, memicu memunculkan
goncangan jiwa dan kelamahan sel-sel syaraf karena pelaku homoseksual hanya
mengedapankan pelampiasan terhadap hawa nafsu saja. orang yang memilki penyakit
homoseksual dan tidak ada niat untuk menyembuhkannya akan ada dalam tekanan dan
merasa terkucilkan dalam masyarakat, yang bisa mengakibatkan pergaulannya terbatasi.
Sebaliknya orang yang menjadikan perilaku homoseksual sebagai gaya hidupnya di
khawatirkan akan mempengaruhi lingkungan dan orang-orang di sekelilingnya. pelaku
homoseksual yang coming out di masyarakat dan turut berpartisipasi dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan bisa mendorong dibentuknya aturan dan hukum yang bisa melegalkan
perilaku homoseksual, padahal secara agama dan moral perilaku ini jelas-jelas terlarang.
banyaknya pelaku homoseksual bisa mempengaruhi struktur kemasyarakatan dan bisa
membawa pada perubahan sosial yang bisa mengarahkan masyarakatnya untuk menerima
hidup berdampingan dengan perilaku penyimpangan seksual lainnya dengan dalih hak asasi
atas kehidupan yang disamaratakan.
pelaku homoseksual yang memperturutkan hawa nafsunya juga menderita kerugian
secara ekonomi karena akan berusaha menuruti keinginannya setiap saat (melalui prostitusi
atau tindakan munkar lainnya). tindakan homoseksual juga bisa merusak kehormatan dan
kesucian dari laki-laki akibat pelampiasan hawa nafsu yang berlebih-lebihan. Selain itu juga
tindakan homoseksual bisa merusak kehormatan dan kemuliaan dari wanita (isteri-isteri)
karena mereka ditinggalkan oleh laki-laki yang tidak meninggikan akhlak mereka. Akibat
10
orang tidak bertanggung jawab terhadap orang lain yang berjenis kelamin sama merupakan
faktor yang mempengaruhi homoseksual dan lesbian.