Kelas 3 PAI B
1445 H/2023 M
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat
karunia serta kasih sayang-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
Hukum LGBT Dalam Islam ini dengan lancar dan dapat diselesaikan sebaik
mungkin meski hasilnya masih jauh dari kata memuaskan
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi terakhir
penutup para nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita, junjungan kita, yakni
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman Jahiliyyah hingga
zaman terang benderang sekarang ini.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
A. Kesimpulan ................................................................................................. 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Islam telah mengatur segala sendi kehidupan, salah satu yang diatur
oleh Islam berkaitan dengan fitrah manusia yaitu tentang naluri seks. Islam
memandang bahwa itu merupakan suatu kekuatan alami yang terdapat dalam
diri manusia. Naluri seks memerlukan penyaluran biologis dalam bentuk
perkawinan. Islam tidak menganggap bahwa naluri seks merupakan sesuatu
yang jahat, dan tabu bagi manusia. Tetapi, Islam mengaturnya sesuai dengan
fitrahnya. Oleh karena itu, Islam sangat menentang penyimpangan seks,
semacam LGBT, yang dapat merusak eksistensi fitrahnya. Fenomena LGBT
tentunya tidak dapat dilepaskan dari gejolak fenomena LGBT yang terjadi di
tingkat dunia internasional pada tahun 2011.
Di era global ini LGBT pada saat ini menjadi pembahasan yang sangat
viral di masyarakat, fenomena LGBT yang sangat meresahkan masyarakat dan
akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak dan akan merusak
generasi muda. Banyak gerakan yang mendorong penerimaan keberadaan
mereka dengan mengkampanyekan di dunia. Berbagai Upaya mengenalkan
bahwa LGBT tersebut sesuatu yang lazim terus dilakukan melalui media massa
baik elektronik maupun cetak memeberitakan LGBT di berbagai Negara.
Melalui berbagai film, sinetron dan acara-acara televisi juga kita sering temui
gaya hidup LGBT seolah dicitrakan seperti sesuatu yang normal dan biasasaja.
Seolah berbagai tayangan tersebut mendorong anak-anak muda untuk meniru
gaya hidup homoseksual atau LGBT.
Saat ini LGBT sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia
dan merusak generasi muda. Salah satu cara efektif untuk mencegah dan
melindungi anak dari LGBT adalah dengan pendidikan agama. Melalui
pendidikan agama Islam diharapkan anak terutama usia remaja akan
menghindarkan dan menjauhkan mereka dari bahaya LGBT. Sehingga dalam
hal ini perlu adanya integrasi melalui pendidikan agama Islam dari keluarga,
sekolah dan lingkungan masyarakat.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian LGBT
1
Rahmawati. Euis, (2023) “HUKUM ISLAM TENTANG PERBUATAN LGBT”, Jurnal Pendidikan Profesi
Guru Agama Islam, Vol. 3, No. 3, hal. 150-156.
2
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawir, cet. XIV (Surabaya; Pustaka Progressif, 1997), 616;
al-Sayid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Jilid II, (alQahirah; Dar al-Kitab al-Islamy-Dar al-Hadis, t.t), 269
3
Majma‟ al-Lughah al-‟Arabiyah, al-Mu‟jam al-Wasith, cet. II, Jilid II, (Mishr : Dar al-Ma‟arif, 1393 H-
1973 M), 846.
3
identitas gender seseorang terhadap jenis kelamin yang ditunjuk kepada
dirinya. Seseorang yang transgender dapat mengidentifikasi dirinya sebagai
seorang heteroseksual, homoseksual, biseksual maupun aseksual. Dari semua
definisi tersebut walaupun berbeda dari sisi pemenuhan seksualnya, akan tetapi
kesamaanya adalah mereka memiliki kesenangan baik secara psikis ataupun
biologis dan orientasi seksual bukan saja dengan lawan jenis akan tetapi bisa
juga dengan sesama jenis.
Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa homoseksual
ialah hubungan seksual antara laki-laki dengan laki-laki, sedangkan untuk
berhubungan seks antara wanita, disebut lesbian (female homosex). Lawan
homosex dan lesbian adalah heterosex, artinya hubungan seksual antara orang-
orang yang berbeda jenis kelaminnya (seorang pria dengan seorang wanita).
Dalam hukum Islam, homoseks sesama pria disebut liwath yang akar katanya
sama dengan akar kata Luth. Perbuatan homoseks sesama pria itu disebut
liwath, karena perbuatan tersebut pernah dilakukan oleh kaum yang durhaka
kepada seruan Nabi Luth as. Kaum itu berdomisili di negeri Sodom (di sebelah
timur Laut Mati atau di Yordania sekarang) dan karena itu di kalangan bangsa
Barat yang beragama Kristen perbuatan demikian disebut sodomi. 4 Dalam
berbagai referensi semua mengatakan, bahwa homoseksual adalah kebiasaan
seorang laki-laki melampiaskan nafsu seksualnya pada sesamanya. Sedangkan
lesbian adalah kebiasaan seorang perempuan melampiaskan nafsu
seksualnya pada sesamanya
Dalam teori Born that Why yang diusulkan oleh Le Vay tahun 1996.
Menurutnya banyak faktor yang bertanggung jawab atas keberadaan orientasi
homoseksual dalam masyarakat. Teori ini juga menyatakan bahwa
tempramental dan lingkungan adalah penyebab utama terjadinya homoseksual.
Tempramental terdiri dari kombinasi gen, jaringan otak, dan lingkungan
4
Abd. Aziz Dahlan, et.al., (editor), Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid II (Jakarta : PT. Ikhtiar Van Hoeve,
1996), 563
4
hormon prenatal (sebelum lahir). Lingkungan merupakan penyebab
homoseksual yang terbentuk dari orang tua, teman sebaya, dan pengalaman.
1. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan bisa memicu terjadinya LGBT, misalnya saja karena
salah pergaulan. Dalam berteman, sudah selayaknya kita "memilih" teman
yang memiliki perilaku baik. Ketika seseorang berteman dengan orang
yang termasuk LGBT, ada kecenderungan dia akan ikut menjadi anggota
LGBT disebabkan faktor pengaruh teman. Jadi, lingkungan dan kebiasaan
menjadi faktor pemicu paling besar terjadinya LGBT di Indonesia. Adanya
pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia juga bisa menyebabkan
penyimpangan perilaku ini terjadi.
2. Faktor Keluarga
Jika seorang anak mengalami kekerasan di lingkungan keluarganya, hal
ini bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan dia menjadi LGBT.
Sebagai contoh, seorang anak perempuan yang mendapatkan perlakukan
kasar dari ayah atau saudara laki-lakinya akan berpikir untuk membenci
lawan jenisnya. Alhasil, dia memilih untuk hidup sebagai LGBT karena
pengalaman hidup yang tidak mengenakkan. Oleh sebab itulah, peranan di
dalam keluarga sangat penting. Kehangatan dan keharmonisan keluarga
akan mendorong anak untuk tumbuh normal dan wajar. Selain itu, jika
kedua orang tua memberikan pendidikan agama dan moral yang baik, hal
ini akan membentengi seseorang untuk menyimpang menjadi LGBT.
3. Faktor Genetik
Maksudnya ialah penyimpangan seksual seperti Lesbian, Gay,
Biseksual ataupun Transgender bisa terjadi karena adanya riwayat
keturunan dari anggota keluarga sebelumnya. Dalam tubuh manusia,
kromosom seorang laki-laki normal ialah XY dan perempuan yaitu XX.
Namun, di kehidupan nyata, bisa ditemukan bahwa seorang laki-laki
memiliki kromosom XXY. Kelebihan kromosom ini bisa menyebabkan dia
memiliki perilaku menyerupai seorang perempuan.
4. Pengetahuan Agama, Moral dan Akhlak yang Lemah
5
Golongan homoseksual ini terjadi karena adanya pergeseran n orma-norma
susila yang dianut oleh masyarakat, serta semakin menipisnya kontrol
sosial yang ada dalam masyarakat tersebut. Hal ini disebabkan karena
lemahnya iman dan pengendalian hawa nafsu serta karena banyaknya
ransangan seksual. Pengetahuan agama memainkan peran yang penting
sebagai benteng pertahanan yang paling ideal dalam mendidik diri sendiri
untuk membedakan yang mana baik dan yang mana yang sebaliknya,
haram dan halal dan lain-lain. 5
5
Pambudi. A, Yitawan K, (2022) “FAKTOR YANG MENIMBULKAN PERILAKU LESBIAN, GAY, BISEXUAL
DAN TRANSGENDER (LGBT) DAN PENGATURANNYA DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA”. Hlm 1-
11
6
itu berarti lebih mudah pula memberikan dan merasakan sentuhannya? 6
٨٠ َسبَقَكُم ِب َها م ِْن أ َ َح ٍۢد مِنَ ْٱل َع ٰـ َلمِين َ ِطا ِإذْ قَا َل ِلقَ ْومِ ِ ٓۦه أَت َأْتُونَ ْٱلفَـٰح
َ شةَ َما ً َولُو
Artinya : "Dan (Kami juga telah mengutus) Luth, ketika dia berkata
kepada kaumnya, Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum
pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia ini)." (QS. Al-A'raf
7: Ayat 80).
6
Kurdek, L. A. (2003). Differences between Gay and Lesbian Cohabiting Couples. Journal of Social
and Personal Relationships, 20(4), 411–436. https://doi.org/10.1177/02654075030204001
7
pelurusan akidah. Orang yang melakukan homoseksual hanya mengharapkan
kenikmatan jasmani yang menjijikkan.
Dalam tafsir al-Manar dijelaskan bahwa Nabi Luth diutus Allah untuk
memperbaiki akidah serta akhlakkaumnya yang tinggal di negeri Sadum,
Adma’, Sabubim dan Bala’ di Tepi Laut Mati. Nabi Luth menetap di kota yang
paling besar dari lima kota tersebut, yaitu Sadum. Sadum mengalami
kehancuran moral,kaum laki-laki lebih senang bersyahwat kepada sesama
jenisnya yang lebih muda dan tidak bersyahwat kepada wanita.
Senada dengan ayat-ayat tersebut, juga disebutkan dalam Q.S al-
Syu’ara (26) ayat 165 dan 166, sebagai berikut :
١٦٥ َأَت َأْتُونَ ٱلذُّ ْك َرانَ مِنَ ْٱلعَ ٰـلَمِين
١٦٦ َ َوتَذَ ُرونَ َما َخلَقَ لَكُ ْم َربُّكُم م ِْن أ َ ْز ٰ َو ِجكُم ۚ بَ ْل أَنت ُ ْم قَ ْوم
َعاد ُون
ِ ش ْه َو ًۭة ً مِن د
ُون ِ َ أَئِنَّكُ ْم لَت َأْتُون٥٤ َْص ُرون
َ ٱلر َجا َل َ ِطا ِإذْ قَا َل ِلقَ ْو ِم ِ ٓۦه أَت َأْتُونَ ْٱلفَـٰح
ِ شةَ َوأَنت ُ ْم تُب ً َولُو
8
nafsumu, bukan mendatangi wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang
tidak mengetahui. (Q.S. an-Naml [27]: 54-55).
Pelajaran yang dapat diambil dari ayat ini adalah keadaan istri Nabi
Nuh dan Luth ada dua orang wanita yang mengkhianati suami mereka.
Pengkhianatan ini bukan hanya menyeleweng atau berzina akan tetapi tidak
mempercayai kenabian mereka dan pura-pura menampakkan keimanan
padahal keduanya kafir. As-Sya’rawi menyatakan jangan kalian menganggap
isteri kedua Nabi tersebut angkuh terhadap suami mereka, sebenarnya
keduanya tunduk terhadap kepemimpinan suami mereka, namun persoalan
iman dan kufur adalah kebebasan individu dan Nabi tidak memaksakan
kehendak mereka terhadap isterinya.
7
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an. Jakarta:
Lentera Hati.
9
5. Penggambaran bahwa homoseksualitas adalah perilaku normal dan dapat
diterima.
Ulama fikih sepakat mengharamkan homoseks selain berdasarkan Al-
Qur‟an dan Hadis, juga berdasarkan kaidah fiqhiyah yang mengatakan :
Artinya: “Janganlah pria melihat aurat pria lain dan janganlah wanita
melihat aurat wanita lain dan janganlah bersentuhan pria dengan pria lain di
bawah sehelai selimut/kain, dan janganlah pula wanita bersentuhan dengan
wanita lain di bawah sehelai selimut/kain”. 8
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa perbuatan homo dan lesbi
haram hukumnya, apakah itu berbentuk pasangan menikah atau tidak. Kalau
ada ungkapan atau pernyataan yang mengatakan bahwa homo dan lesbi
dibolehkan, itu bukan ajaran Al-Qur‟an dan Hadis dan bukan pula hasil ijtihad
ulama yang mumpuni dibidangnya. Itu hanya ungkapan dan pernyataan dari
kalangan liberal yang hanya berbekal sedikit pengetahuan agama, yang belum
mengkaji dengan baik ayat-ayat Al-Qur‟an dan Hadis, sehingga mereka
memberi fatwa yang menyesatkan, yaitu mengabsahkan perilaku homoseksual
dan lesbi.
Larangan homoseksual dan lesbian bukan hanya karena merusak
kemuliaan dan martabat kemanusiaan, tetapi resikonya lebih besar lagi, yaitu
dapat menimbulkan penyakit kanker kelamin HIV/AIDS, spilis, dan lain-lain.
Demikian pula perkawinan waria yang telah menjalani operasi penggantian
8
Muslim, Shahih Muslim, Jilid I (Cairo: Dar al Hadits, 1997), 277.
10
kelamin dengan laki-laki, dikategorikan sebagai praktek homoseksual, karena
tabiat kelaki-lakiannya tetap tidak bisa berubah oleh dokter, meskipun ia sudah
memiliki kelamin perempuan.
Allah memurkai tingkah laku laki-laki yang mempunyai sifat
keperempuanan begitupun sebaliknya, sebagaimana sabda Rasulullah Saw
sebagai berikut :
)قَا َل رسول هللا ال ينظرهللا ال رجل اتى رجالاوامراةفي الد بر (رواه الترمذى
9
Al-Tirmidzi, Sunan Al-Tirmidzi (Bairut : Dar al Fikr, 1994), 89
10
Jalaluddin al-Suyuthy, al-Jami‟ al-Shaghir, Jilid II (Bairut-Libanon : Dar al-Kutub al-Ilmiyah, t.t.), 124
11
sebaliknya, tetapi orang tuanya dapat mengarahkannya menjadi seorang laki-
laki atau seorang perempuan sesuai dengan jenis kelamin anak.
D. Dampak LGBT di Masyarakat
11
El-Qudah, Abdul Hamid. Kaum Luth Masa Kini, (Jakarta: Yayasan Islah Bina Umat, 2015), hal. 65-71.
12
1Rueda, E. “The Homosexual Network.” (Old Greenwich, Conn., The Devin Adair Company, 1982),
hal. 53.
12
sekolah 5 kali lebih besar daripada siswa normal karena mereka merasakan
ketidakamanan. Dan 28% dari mereka dipaksa meninggalkan sekolah. 13
4. Dampak Keamanan
Dampak keamanan yang ditimbulkan lebih mencengangkan lagi yaitu:
Kaum homo seksual menyebabkan 33% pelecehan seksual pada anak-anak
di Amerika Serikat; padahal populasi mereka hanyalah 2% dari
keseluruhan penduduk Amerika. Hal ini berarti 1 dari 20 kasus homo
seksual merupakan pelecehan seksual pada anak-anak, sedangkan dari 490
kasus perzinaan 1 di antaranya merupakan pelecehan seksual pada anak-
anak. Meskipun penelitian saat ini menyatakan bahwa persentase
sebenarnya kaum homo seksual antara 1-2% dari populasi Amerika, namun
mereka menyatakan bahwa populasi mereka 10% dengan tujuan agar
masyarakat beranggapan bahwa jumlah mereka banyak dan berpengaruh
pada perpolitikan dan perundang-undangan masyarakat.
Sementara itu, di Indonesia melalui riset dengan bantuan Google dalam
kurun waktu 2014 hingga 2016, telah terjadi 25 kasus pembunuhan sadis
dengan latar belakang kehidupan pelaku dan atau korban dari kalangan
pelaku homoseksual.
E. LGBT dan Antisipasinya
13
National Gay and Lesbian Task Force, “Anti-Gay/Lesbian Victimization,” New York, 1984
13
kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan
(kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”
Kemudian setelah mengenal adalah menyesali perbuatan tersebut dan
berupaya kembali kepada Allah SWT dengan memperbanyak istighfar
serta memohon ampunan atas segala kesalahan dan dosa yang dilakukan
serta segera melakukan Taubatan Nashuha. Proses penyucian hati dalam
Islam dikenal dengan Tazkiyatun Nafs yakni dengan cara beribadah untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui dzikir, memuji Asma Allah,
berpikir positif (Husnuzhan) tidak hanya kepada sesama manusia tetapi
juga terhadap diri sendiri dan Allah SWT serta memperbanyak doa kepada-
Nya.
2. Menerapkan Usulan Untuk Menanggulangi Wabah LGBT di Indonesia
a. Dalam jangka pendek, perlu dilakukan peninjauan kembali peraturan
perundang-undangan yang memberikan kebebasan melakukan praktik
hubungan seksual sejenis.
b. Dalam jangka pendek pula, sebaiknya ada Perguruan Tinggi yang
secara resmi mendirikan Pusat Kajian dan Penanggulangan LGBT.
Pusat kajian ini bersifat komprehensif dan integratif serta lintas bidang
studi. Aktivitasnya adalah melakukan penelitian-penelitian serta
konsultasi psikologi dan pengobatan bagi pengidap LGBT.
c. Membuka klinik yang memberikan bimbingan dan penyuluhan
keagaaman kepada penderita LGBT baik secara langsung msupun
mellaui media online, bahkan juga pengobatan-pengobatan terhadap
penderita, bisa dipadukan dengan terapi modern dengann beberapa
bentuk pengobatan seperti bekam, ruqyah syar’iyyah, dan sebagainya.
d. Pemerintah bersama masyarakat perlu segera melakukan kampanye
besar-besaran untuk memberikan penyuluhan tentang bahaya LGBT,
termasuk membatasi kampanye-kampanye hitam kaum liberalis yang
memberikan dukungan kepada legalisasi LGBT.
e. Kaum muslimin, khususnya, perlu memberikan pendekatan yang
integral dalam memandang kedudukan LGBT di tengah masyarakat.
14
f. Harus aktif menyuarakan kebenaran, melakukan amar ma‟ruf dan nahi
munkar.
g. Media-media massa muslim perlu menampilkan sebanyak mungkin
kisah-kisah pertobatan orang-orang LGBT dan mengajak mereka untuk
aktif menyuarakan pendapat mereka, agar masyarakat semakin optimis,
bahwa penyakit LGBT bisa disembuhkan.
3. Islam sebagai Solusi Permasalahan Umat
Islam mengatasi permasalahan LGBT ini dari akar-akarnya, dengan
cara mengharamkan semua penyebab-penyebab penyakit ini, sehingga
diharamkan perzinaan, homo seksual dan semua hal yang bisa
menyebabkan keduanya. Hal inilah yang dapat memberikan perlindungan
hakiki dari terserang penyakit kelamin. Metode Islam dalam Melawan
Penyakit AIDS terdiri dari sekumpulan akidah dan falsafah yang lurus di
masyarakat, karakteristik usia dan hubunganhubungan sosial serta
sekumpulan akidah yang baku dalam memandang tiga pilar utama:
manusia, alam semesta dan kehidupan. Dasar-dasar itu ditentukan oleh
Allah Ta‟ala melalui syariatnya yang sempurna diambillah sumber syariat
dan batasan-batasannya yang benar dengan pola hubungan sosial antar
manusia.
Dengan begitu maka sumbernya adalah tauhid kepada Allah Ta‟ala
Tuhan alam semesta, batasannya adalah syariat Islam dan kasih sayang
antar sesama manusia merupakan pola pengatur hubungan antar sesama
manusia. Dengan kerangka yang luas dan kompleks inilah diambil metode
Islam dalam melawan IDS, karena Islam menganggap menjaga tubuh
merupakan salah satu tujuan Islam dan salah satu cara menjaga kekuatan.
Dalam hal ini Nabi Shalallahu „alaihi wasallam bersabda:
َّ َّللا مِنَ ْال ُم ْؤم ِِن اا
ضعِيف ُّ (رواه مسلم) … ْال ُمؤْ مِ نُ ْالقَ ِو
ِ َّ ى َجيْر َوأ َ َحبُّ ِإلى
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada
mukmin yang lemah…” (HR. Muslim)
15
mengeringkan sumber penyakit, mengatasi penyebabnya dan membelenggu
bahayanya. Sedangkan strategi PBB malahan mempertahankan sumber
penyakit-dengan membela hak-hak homo seksual dan seks bebas dan berupaya
untuk berinteraksi dengan dampaknya saja-seperti dengan membagikan
kondom dengan alasan untuk menjaga kebebasan pribadi sedangkan
hakikatnya ia menghancurkan hak-hak umat, bangsa dan Negara dengan
berupaya untuk mewajibkan pola kehidupan barat ke seluruh penjuru dunia. 14
F. Hukuman Penyimpangan LGBT Menurut Islam.
14
Husaini, Adian, LGBT di Indonesia: Perkembangan dan Solusinya, (Jakarta: Insists, 2015), hal 117 -
120.
16
1. Dibunuh secara mutlak.
2. Dihad seperti had zina. Bila pelakunya jejaka maka didera dan rajam
apabila di telah menikah.
3. Dikenakan hukum ta’zir. (Sayyid Sabiq, 1981: 432).
Mengenai larangan perilaku homoseksual, Rasulullah Saw bersabda:
َ َم ْن َو َجدْت ُ ُم ْوه ُ َي ْع َملَ لُ ْوط فَا ْقتُلُ ْوا ْالفَا ِعلَ َو ْال َم ْفعُ ْول: م.َّللا ص ُ قَ َل َر: عبَّاس قَ َل
س ْو ُل ه َ َع ْن ِع ْك ِر َمة
َ ع ْن اب ِْن َ
)بِ ِه (رواه الخمسة اال النسا ئي
15
Zaini. Hasan, “LGBT DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM”. Jurnal Ilmiah Syari‘ah, Volume 15, Nomor
1, Januari-Juni 2016. Hlm 66-73
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
19