Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

HUKUM LGBT DALAM ISLAM

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur

Mata Kuliah : Masail Fiqhiyah

Dosen Pengampu : Dr. H. Wawan Ahmad Ridwan M.Ag

Disusun oleh Kelompok 6 :

Fella Yatti Faqih : 2281010058

Lani Nuraini : 2281010036

Muhammad Ivan Maulana : 2281010053

Kelas 3 PAI B

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SYEKH NURJATI CIREBON

1445 H/2023 M
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat
karunia serta kasih sayang-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
Hukum LGBT Dalam Islam ini dengan lancar dan dapat diselesaikan sebaik
mungkin meski hasilnya masih jauh dari kata memuaskan

Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi terakhir
penutup para nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita, junjungan kita, yakni
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman Jahiliyyah hingga
zaman terang benderang sekarang ini.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat


kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun
teknik pengetikan. Walaupun demikian inilah usaha maksimal kami selaku penulis.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki mestinya.

Cirebon, 26 Oktober 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2

C. Tujuan Masalah ............................................................................................. 2

BAB II : PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

A. Pengertian LGBT ........................................................................................... 3

B. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi LGBT ................................................. 4

C. Pandangan Islam Terhadap LGBT ................................................................. 7

D. Dampak LGBT di Masyarakat ..................................................................... 12

E. LGBT dan Antisipasinya ............................................................................. 13

F. Hukuman Penyimpangan LGBT Menurut Islam. ......................................... 16

BAB III : PENUTUP ............................................................................................ 18

A. Kesimpulan ................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam telah mengatur segala sendi kehidupan, salah satu yang diatur
oleh Islam berkaitan dengan fitrah manusia yaitu tentang naluri seks. Islam
memandang bahwa itu merupakan suatu kekuatan alami yang terdapat dalam
diri manusia. Naluri seks memerlukan penyaluran biologis dalam bentuk
perkawinan. Islam tidak menganggap bahwa naluri seks merupakan sesuatu
yang jahat, dan tabu bagi manusia. Tetapi, Islam mengaturnya sesuai dengan
fitrahnya. Oleh karena itu, Islam sangat menentang penyimpangan seks,
semacam LGBT, yang dapat merusak eksistensi fitrahnya. Fenomena LGBT
tentunya tidak dapat dilepaskan dari gejolak fenomena LGBT yang terjadi di
tingkat dunia internasional pada tahun 2011.
Di era global ini LGBT pada saat ini menjadi pembahasan yang sangat
viral di masyarakat, fenomena LGBT yang sangat meresahkan masyarakat dan
akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak dan akan merusak
generasi muda. Banyak gerakan yang mendorong penerimaan keberadaan
mereka dengan mengkampanyekan di dunia. Berbagai Upaya mengenalkan
bahwa LGBT tersebut sesuatu yang lazim terus dilakukan melalui media massa
baik elektronik maupun cetak memeberitakan LGBT di berbagai Negara.
Melalui berbagai film, sinetron dan acara-acara televisi juga kita sering temui
gaya hidup LGBT seolah dicitrakan seperti sesuatu yang normal dan biasasaja.
Seolah berbagai tayangan tersebut mendorong anak-anak muda untuk meniru
gaya hidup homoseksual atau LGBT.
Saat ini LGBT sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia
dan merusak generasi muda. Salah satu cara efektif untuk mencegah dan
melindungi anak dari LGBT adalah dengan pendidikan agama. Melalui
pendidikan agama Islam diharapkan anak terutama usia remaja akan
menghindarkan dan menjauhkan mereka dari bahaya LGBT. Sehingga dalam
hal ini perlu adanya integrasi melalui pendidikan agama Islam dari keluarga,
sekolah dan lingkungan masyarakat.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian dari LGBT ?


2. Apa saja faktor yang mempengaruhi LGBT ?
3. Bagaimana pandangan Islan terhadap LGBT ?
4. Bagaimana dampak LGBT di masyarakat?
5. Bagaimana cara mengantisipasinya LGBT ?
6. Bagaimana hukuman LGBT dalam perspektif Islam ?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui pengertian dari LGBT


2. Untuk mengetahui faktor – faktor dari LGBT
3. Untuk mengetahui bagaimana pandangan Islam terhadap LGBT
4. Untuk mengetahui dampak LGBT di masyarkat
5. Untuk mengatahui cara mengantisipaso LGBT
6. Untuk mengetahui hukuman LGBT dalam perspektif Islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian LGBT

Islam sangat memperhatikan kesucian dan kehalalan. Agar manusia


sehat dan cerdas secara emosional, intelektual dan spiritual maka semua yang
dikonsumsi haruslah memenuhi kriteria suci dan halal.
LGBT merupakan singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual dan
Transgender. Pengertian dari LGBT adalah lesbian yang artinya wanita yang
mencintai atau merasakan rangsangan seksual dengan sesama wanita. Gay
adalah istilah yang digunakan bagi laki-laki penyuka sesama laki-laki.
Biseksual adalah orang yang memiliki ketertarikan kepada lelaki sekaligus
kepada perempuan, dan transgender adalah orang yang memiliki identitas
gender atau ekspresi gender yang berbeda dengan seksnya yang ditunjuk saat
lahir (waria/wadam).1
Istilah lesbian di dalam agama Islam disebut dengan “al-sihaq” (‫)السحاق‬
yang berarti perempuan yang melakukan hubungan seksual dengan sesama
perempuan. 2 Lesbian adalah istilah bagi perempuan yang mengarahkan
orientasi seksualnya kepada sesama perempuan. Istilah ini juga merujuk
kepada perempuan yang mencintai perempuan baik secara fisik, seksual,
emosional, atau secara spiritual. Sedangkan Gay (homoseksual) di dalam
agama Islam disebut dengan istilah “al-liwath” (‫ )اللواط‬yang berarti orang yang
melakukan perbuatan seperti perbuatan kaum Nabi Luth, yang pelakunya
disebut “al-luthiyyu” (‫)اللوطي‬, yang berarti laki-laki yang melakukan hubungan
seksual dengan laki-laki. 3 Sedikit berbeda dengan biseksual, biseksual
(bisexual) adalah individu yang dapat menikmati hubungan emosional dan
seksual dengan orang dari kedua jenis kelamin baik pria ataupun wanita. Lalu
bagaimana dengan Transgender? Transgender merupakan ketidaksamaan

1
Rahmawati. Euis, (2023) “HUKUM ISLAM TENTANG PERBUATAN LGBT”, Jurnal Pendidikan Profesi
Guru Agama Islam, Vol. 3, No. 3, hal. 150-156.
2
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawir, cet. XIV (Surabaya; Pustaka Progressif, 1997), 616;
al-Sayid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Jilid II, (alQahirah; Dar al-Kitab al-Islamy-Dar al-Hadis, t.t), 269
3
Majma‟ al-Lughah al-‟Arabiyah, al-Mu‟jam al-Wasith, cet. II, Jilid II, (Mishr : Dar al-Ma‟arif, 1393 H-
1973 M), 846.

3
identitas gender seseorang terhadap jenis kelamin yang ditunjuk kepada
dirinya. Seseorang yang transgender dapat mengidentifikasi dirinya sebagai
seorang heteroseksual, homoseksual, biseksual maupun aseksual. Dari semua
definisi tersebut walaupun berbeda dari sisi pemenuhan seksualnya, akan tetapi
kesamaanya adalah mereka memiliki kesenangan baik secara psikis ataupun
biologis dan orientasi seksual bukan saja dengan lawan jenis akan tetapi bisa
juga dengan sesama jenis.
Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa homoseksual
ialah hubungan seksual antara laki-laki dengan laki-laki, sedangkan untuk
berhubungan seks antara wanita, disebut lesbian (female homosex). Lawan
homosex dan lesbian adalah heterosex, artinya hubungan seksual antara orang-
orang yang berbeda jenis kelaminnya (seorang pria dengan seorang wanita).
Dalam hukum Islam, homoseks sesama pria disebut liwath yang akar katanya
sama dengan akar kata Luth. Perbuatan homoseks sesama pria itu disebut
liwath, karena perbuatan tersebut pernah dilakukan oleh kaum yang durhaka
kepada seruan Nabi Luth as. Kaum itu berdomisili di negeri Sodom (di sebelah
timur Laut Mati atau di Yordania sekarang) dan karena itu di kalangan bangsa
Barat yang beragama Kristen perbuatan demikian disebut sodomi. 4 Dalam
berbagai referensi semua mengatakan, bahwa homoseksual adalah kebiasaan
seorang laki-laki melampiaskan nafsu seksualnya pada sesamanya. Sedangkan
lesbian adalah kebiasaan seorang perempuan melampiaskan nafsu
seksualnya pada sesamanya

B. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi LGBT

Dalam teori Born that Why yang diusulkan oleh Le Vay tahun 1996.
Menurutnya banyak faktor yang bertanggung jawab atas keberadaan orientasi
homoseksual dalam masyarakat. Teori ini juga menyatakan bahwa
tempramental dan lingkungan adalah penyebab utama terjadinya homoseksual.
Tempramental terdiri dari kombinasi gen, jaringan otak, dan lingkungan

4
Abd. Aziz Dahlan, et.al., (editor), Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid II (Jakarta : PT. Ikhtiar Van Hoeve,
1996), 563

4
hormon prenatal (sebelum lahir). Lingkungan merupakan penyebab
homoseksual yang terbentuk dari orang tua, teman sebaya, dan pengalaman.
1. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan bisa memicu terjadinya LGBT, misalnya saja karena
salah pergaulan. Dalam berteman, sudah selayaknya kita "memilih" teman
yang memiliki perilaku baik. Ketika seseorang berteman dengan orang
yang termasuk LGBT, ada kecenderungan dia akan ikut menjadi anggota
LGBT disebabkan faktor pengaruh teman. Jadi, lingkungan dan kebiasaan
menjadi faktor pemicu paling besar terjadinya LGBT di Indonesia. Adanya
pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia juga bisa menyebabkan
penyimpangan perilaku ini terjadi.
2. Faktor Keluarga
Jika seorang anak mengalami kekerasan di lingkungan keluarganya, hal
ini bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan dia menjadi LGBT.
Sebagai contoh, seorang anak perempuan yang mendapatkan perlakukan
kasar dari ayah atau saudara laki-lakinya akan berpikir untuk membenci
lawan jenisnya. Alhasil, dia memilih untuk hidup sebagai LGBT karena
pengalaman hidup yang tidak mengenakkan. Oleh sebab itulah, peranan di
dalam keluarga sangat penting. Kehangatan dan keharmonisan keluarga
akan mendorong anak untuk tumbuh normal dan wajar. Selain itu, jika
kedua orang tua memberikan pendidikan agama dan moral yang baik, hal
ini akan membentengi seseorang untuk menyimpang menjadi LGBT.
3. Faktor Genetik
Maksudnya ialah penyimpangan seksual seperti Lesbian, Gay,
Biseksual ataupun Transgender bisa terjadi karena adanya riwayat
keturunan dari anggota keluarga sebelumnya. Dalam tubuh manusia,
kromosom seorang laki-laki normal ialah XY dan perempuan yaitu XX.
Namun, di kehidupan nyata, bisa ditemukan bahwa seorang laki-laki
memiliki kromosom XXY. Kelebihan kromosom ini bisa menyebabkan dia
memiliki perilaku menyerupai seorang perempuan.
4. Pengetahuan Agama, Moral dan Akhlak yang Lemah

5
Golongan homoseksual ini terjadi karena adanya pergeseran n orma-norma
susila yang dianut oleh masyarakat, serta semakin menipisnya kontrol
sosial yang ada dalam masyarakat tersebut. Hal ini disebabkan karena
lemahnya iman dan pengendalian hawa nafsu serta karena banyaknya
ransangan seksual. Pengetahuan agama memainkan peran yang penting
sebagai benteng pertahanan yang paling ideal dalam mendidik diri sendiri
untuk membedakan yang mana baik dan yang mana yang sebaliknya,
haram dan halal dan lain-lain. 5

Pada beberapa penelitian menjelaskan tentang mengapa individu dapat


masuk dan menjadi LGBT, sebagai berikut :

1. Trauma Di Masa Lalu


Ketika individu mengalami sebuah kejadianyang memilukan dan
hampir merusak kondisi mentalnya, individu tersebut tidak ingin
mengingat bahkan memiliki ketakutan berlebihan terhadap apapun yang
berhubungan dengan kenangan tersebut, seperti: kaum lesbian, hal ini
terjadi karena merasa di hianati lelaki sehingga seorang perempuan bisa
sangat membenci lelaki dan akhirnya senang dengan sesama jenis.
2. Genetik
3. Perempuan lebih memahami perempuan.
perempuan, eksperimen dengansesama perempuan sering kali berangkat
dari kemampuan perempuan saling memahami bahasa verbal mereka.
Perempuan bisa terbuka dan berbicara sejujur-jujurnya.
4. Sensi bercinta yang berbeda.
Hal ini cenderung sulit dijelaskan karena sering kali bukan ketertarikan
seksual yang dirasakan. Ketika melihat perempuan lain yang cantik, pintar,
dan wangi, seperti apa ya rasanya berdekatan dengan dia? Mengapa pria
begitu terobsesi dengan payudara perempuan? Apa yang dirasakannya saat
bersentuhan dengan titik sensitive perempuan tersebut? Apabila
perempuan bisa mengagumi keindahan tubuh perempuan lain, bukankah

5
Pambudi. A, Yitawan K, (2022) “FAKTOR YANG MENIMBULKAN PERILAKU LESBIAN, GAY, BISEXUAL
DAN TRANSGENDER (LGBT) DAN PENGATURANNYA DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA”. Hlm 1-
11

6
itu berarti lebih mudah pula memberikan dan merasakan sentuhannya? 6

C. Pandangan Islam Terhadap LGBT

Islam menginginkan pernikahan antar lawan jenis (laki-laki dan


perempuan) bukan semata-mata hanya memenuhi hasrat biologis namun
sebagai ikatan suci untuk menciptakan ketenangan hidup dengan membentuk
keluarga sakinah dan mengembangkan keturunan umat manusia yang
bermartabat.
Islam menjelaskan hukum LGBT dalam ayat-ayatnya di dalam al-
Qur’an yaitu: Q.S al-A’raf ayat (7): 80 dan 81

٨٠ َ‫سبَقَكُم ِب َها م ِْن أ َ َح ٍۢد مِنَ ْٱل َع ٰـ َلمِين‬ َ ِ‫طا ِإذْ قَا َل ِلقَ ْومِ ِ ٓۦه أَت َأْتُونَ ْٱلفَـٰح‬
َ ‫شةَ َما‬ ً ‫َولُو‬

Artinya : "Dan (Kami juga telah mengutus) Luth, ketika dia berkata
kepada kaumnya, Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum
pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia ini)." (QS. Al-A'raf
7: Ayat 80).

٨١ َ‫سآءِ ۚ بَ ْل أَنت ُ ْم قَ ْو ًۭم ُّمس ِْرفُون‬


َ ِ‫ش ْه َو ًۭة ً مِن د ُو ِن ٱلن‬ ِ َ‫إِنَّكُ ْم لَت َأْتُون‬
َ ‫ٱلر َجا َل‬

Artinya : "Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada


sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang
melampaui batas." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 81).

Pada ayat di atas dijelaskan bahwa Nabi Luth mempertanyakan kepada


kaumnya ketika melakukan kedurhakaan yang besar, apakah kamu melakukan
fahisyah, yaitu melakukan pekerjaan yang buruk (homoseksual) yang belum
pernah dilakukan oleh seseorangpun di alam ini. Perbuatan demikian
merupakan bentuk kedurhakaan mereka terhadap Allah Swt. Nabi Luth dalam
ayat ini sedikit berbeda dengan Nabi-nabi sebelumnya. Beliau tidak berpesan
tentang tauhid, hal ini tidak berarti beliau tidak mengajak kepada tauhid,
namun satu masalah yang sangat jelek harus beliau selesaikan bersama

6
Kurdek, L. A. (2003). Differences between Gay and Lesbian Cohabiting Couples. Journal of Social
and Personal Relationships, 20(4), 411–436. https://doi.org/10.1177/02654075030204001

7
pelurusan akidah. Orang yang melakukan homoseksual hanya mengharapkan
kenikmatan jasmani yang menjijikkan.

Dalam tafsir al-Manar dijelaskan bahwa Nabi Luth diutus Allah untuk
memperbaiki akidah serta akhlakkaumnya yang tinggal di negeri Sadum,
Adma’, Sabubim dan Bala’ di Tepi Laut Mati. Nabi Luth menetap di kota yang
paling besar dari lima kota tersebut, yaitu Sadum. Sadum mengalami
kehancuran moral,kaum laki-laki lebih senang bersyahwat kepada sesama
jenisnya yang lebih muda dan tidak bersyahwat kepada wanita.
Senada dengan ayat-ayat tersebut, juga disebutkan dalam Q.S al-
Syu’ara (26) ayat 165 dan 166, sebagai berikut :
١٦٥ َ‫أَت َأْتُونَ ٱلذُّ ْك َرانَ مِنَ ْٱلعَ ٰـلَمِين‬

Artinya : “Luth berkata kepada kaumnya): Mengapa kamu mendatangi


(menggauli jenis laki-laki) di antara manusia” (QS. al-Syuara‟:165)

١٦٦ َ ‫َوتَذَ ُرونَ َما َخلَقَ لَكُ ْم َربُّكُم م ِْن أ َ ْز ٰ َو ِجكُم ۚ بَ ْل أَنت ُ ْم قَ ْوم‬
َ‫عاد ُون‬

Artinya: “Dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh


Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang- orang yang melampaui batas”.
(QS. al-Syuara‟:166).

Perbuatan homoseksual tidak pernah dibenarkan dalam keadaan


apapun. Pembunuhan dapat dibenarkan apabila untuk membela diri atau
menjatuhkan sanksi hukum, begitu juga hubungan seks dengan lawan jenis
dibolehkan oleh agama kecuali berzina, apabila terjadi dalam keadaan syubhat,
maka dapat ditoleransi dengan batas-batas tertentu. Dalam surat an-Naml: 54
Allah Swt menjelaskan:

ِ ‫ش ْه َو ًۭة ً مِن د‬
‫ُون‬ ِ َ‫ أَئِنَّكُ ْم لَت َأْتُون‬٥٤ َ‫ْص ُرون‬
َ ‫ٱلر َجا َل‬ َ ِ‫طا ِإذْ قَا َل ِلقَ ْو ِم ِ ٓۦه أَت َأْتُونَ ْٱلفَـٰح‬
ِ ‫شةَ َوأَنت ُ ْم تُب‬ ً ‫َولُو‬

٥٥ َ‫سآءِ ۚ بَ ْل أَنت ُ ْم قَ ْو ًۭم ت َجْ َهلُون‬


َ ِ‫ٱلن‬

Artinya : Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika Dia berkata kepada


kaumnya: “Mengapa kamu mengerjakan fahisyah sedang kamu
memperlihatkannya. Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk memuaskan

8
nafsumu, bukan mendatangi wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang
tidak mengetahui. (Q.S. an-Naml [27]: 54-55).

Dari ayat di atas Nabi Muhammad Saw diingatkan dengan perilaku


umat Nabi Luth bahwa apakah kamu tidak berakal atau tidak malu
mengerjakan perbuatan fahisyah, yaitu sikap yang sangat buruk dalam
pandangan akal dan adat kebiasaan manusia. Kamu menyaksikan manusia
bahkan hewan melampiaskan hawa nafsu kepada lawan jenisnya, laki-laki
dengan perempuan dan jantan dengan betina. Dampak yang dihasilkan dari
perbuatan ini adalah penyakit yang belum ditemukan obatnya.7

Pelajaran yang dapat diambil dari ayat ini adalah keadaan istri Nabi
Nuh dan Luth ada dua orang wanita yang mengkhianati suami mereka.
Pengkhianatan ini bukan hanya menyeleweng atau berzina akan tetapi tidak
mempercayai kenabian mereka dan pura-pura menampakkan keimanan
padahal keduanya kafir. As-Sya’rawi menyatakan jangan kalian menganggap
isteri kedua Nabi tersebut angkuh terhadap suami mereka, sebenarnya
keduanya tunduk terhadap kepemimpinan suami mereka, namun persoalan
iman dan kufur adalah kebebasan individu dan Nabi tidak memaksakan
kehendak mereka terhadap isterinya.

Adanya beberapa orang yang melakukan perbuatan liwat pada kaum


Nabi Luth memberikan pengaruh yang kuat kepada masyarakat yang lain pada
waktu itu. Lingkungan memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku
yang jelek tersebut, seperti dijelaskan oleh Paul Cameron:
1. Sub-kultul homoseksual yang tampak dan diterima secara sosial akan
mengundang rasa ingin tahu dan menumbuhkan rasa ingin mencoba.
2. Pendidikan yang pro-homoseksual (hal ini terjadi apabila para pendukung
homoseksual berhasil masuk ke kurikulum sekolah).
3. Toleransi sosial dan hukum terhadap perilaku homoseksual.
4. Adanya figur yang secara terbuka berperilaku homoseksual.

7
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an. Jakarta:
Lentera Hati.

9
5. Penggambaran bahwa homoseksualitas adalah perilaku normal dan dapat
diterima.
Ulama fikih sepakat mengharamkan homoseks selain berdasarkan Al-
Qur‟an dan Hadis, juga berdasarkan kaidah fiqhiyah yang mengatakan :

Artinya : “Hubungan seks pada dasarnya adalah haram, sehingga ada


dalil (sebab-sebab yang jelas dan yakin tanpa keraguan) yang
menghalalkannya, yakni adanya akad nikah”.
Begitu pula ulama fikih sepakat mengharamkan perbuatan lesbian,
berdasarkan Hadis Nabi Saw yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Said :

Artinya: “Janganlah pria melihat aurat pria lain dan janganlah wanita
melihat aurat wanita lain dan janganlah bersentuhan pria dengan pria lain di
bawah sehelai selimut/kain, dan janganlah pula wanita bersentuhan dengan
wanita lain di bawah sehelai selimut/kain”. 8
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa perbuatan homo dan lesbi
haram hukumnya, apakah itu berbentuk pasangan menikah atau tidak. Kalau
ada ungkapan atau pernyataan yang mengatakan bahwa homo dan lesbi
dibolehkan, itu bukan ajaran Al-Qur‟an dan Hadis dan bukan pula hasil ijtihad
ulama yang mumpuni dibidangnya. Itu hanya ungkapan dan pernyataan dari
kalangan liberal yang hanya berbekal sedikit pengetahuan agama, yang belum
mengkaji dengan baik ayat-ayat Al-Qur‟an dan Hadis, sehingga mereka
memberi fatwa yang menyesatkan, yaitu mengabsahkan perilaku homoseksual
dan lesbi.
Larangan homoseksual dan lesbian bukan hanya karena merusak
kemuliaan dan martabat kemanusiaan, tetapi resikonya lebih besar lagi, yaitu
dapat menimbulkan penyakit kanker kelamin HIV/AIDS, spilis, dan lain-lain.
Demikian pula perkawinan waria yang telah menjalani operasi penggantian

8
Muslim, Shahih Muslim, Jilid I (Cairo: Dar al Hadits, 1997), 277.

10
kelamin dengan laki-laki, dikategorikan sebagai praktek homoseksual, karena
tabiat kelaki-lakiannya tetap tidak bisa berubah oleh dokter, meskipun ia sudah
memiliki kelamin perempuan.
Allah memurkai tingkah laku laki-laki yang mempunyai sifat
keperempuanan begitupun sebaliknya, sebagaimana sabda Rasulullah Saw
sebagai berikut :
)‫قَا َل رسول هللا ال ينظرهللا ال رجل اتى رجالاوامراةفي الد بر (رواه الترمذى‬

Artinya : Rasululah bersabda: “Allah tidak melihat seorang laki-laki


yang mendatangi laki-laki (melakukan hubungan sex dengan sesamanya) dan
mendatangi (menggauli) isteri melalui dubur).” (HR. al Tirmidzi). 9
Dalam Hadis yang lain Rasulullah Saw bersabda :
‫ت من النساء بالرجال والمتشبهين من الرجال بالنساء (رواه احمدوأبوداود والترمذى‬
ِ ‫لعن هللا المتشبها‬
)‫و ابن ماجه عن ابن عباس‬

Artinya: “Allah mengutuk perempuan yang menyerupai laki-laki dan


laki-laki menyerupai perempuan. (HR. Ahmad, Abu Daud, al-Tirmidzi dan
Ibnu Majah dari Ibnu Abbas).10
Dari Hadis-Hadis yang telah disebutkan menunjukkan bahwa laki-laki
tidak boleh menyerupai perempuan dan sebaliknya. Tidak di kutuk oleh Allah
perbuatannya itu melainkan karena perbuatan itu dilarang. Kalau dilarang
mengerjakannya, maka hukumnya haram.
Berkenaan dengan laki-laki yang mempunyai sifat keperempuanan dan
sebaliknya dianggap kalangan liberal sebagai “given” atau pemberian Tuhan.
Benar memang segala sesuatu adalah dari Allah, tetapi perbuatan Allah itu, ada
yang sifatnya karena ikhtiar dari manusia itu sendiri. Laki-laki yang
mempunyai sifat keperempuanan dan sebaliknya, itu bisa terbentuk dari
lingkungannya sejak kecil. Kalau lingkungan keluarga membiarkan anak laki-
laki bergaul dengan anak perempuan terus-menerus, bahkan mengikuti
pakaian, atau aktivitasnya, maka anak laki-laki itu akan terbiasa mengikuti
sifat-sifat anak perempuan. Begitu pula sebaliknya. Walaupun ada anak laki-
laki seperti tingkah laku perempuan, atau memiliki sifat perempuan dan

9
Al-Tirmidzi, Sunan Al-Tirmidzi (Bairut : Dar al Fikr, 1994), 89
10
Jalaluddin al-Suyuthy, al-Jami‟ al-Shaghir, Jilid II (Bairut-Libanon : Dar al-Kutub al-Ilmiyah, t.t.), 124

11
sebaliknya, tetapi orang tuanya dapat mengarahkannya menjadi seorang laki-
laki atau seorang perempuan sesuai dengan jenis kelamin anak.
D. Dampak LGBT di Masyarakat

Abdul Hamid El-Qudah, Seorang Dokter Spesialis Penyakit Kelamin


Menular dan AIDS di Asosiasi Kedokteran Islam Dunia (FIMA) menjelaskan
dampak-dampak yang ditimbulkan dari LGBT adalah11 :
1. Dampak Kesehatan
Dampak-dampak kesehatan yang ditimbulkan di antaranya adalah 78%
pelaku homo seksual terjangkit penyakit kelamin menular.11 Rata-rata usia
kaum gay adalah 42 tahun dan menurun menjadi 39 tahun jika korban AIDS
dari golongan gay dimasukkan ke dalamnya. Sedangkan rata-rata usia
lelaki yang menikah dan normal adalah 75 tahun. Rata-rata usia Kaum
lesbian adalah 45 tahun sedangkan rata-rata wanita yang bersuami dan
normal 79 tahun.12
2. Dampak Sosial
Beberapa dampak sosial yang ditimbulkan akibat LGBT adalah sebagai
berikut: Penelitian menyatakan “seorang gay mempunyai pasangan antara
20-106 orang per tahunnya. Sedangkan pasangan zina seseorang tidak lebih
dari 8 orang seumur hidupnya.”13 43% dari golongan kaum gay yang
berhasil didata dan diteliti menyatakan bahwasanya selama hidupnya
mereka melakukan homo seksual dengan lebih dari 500 orang. 28%
melakukannya dengan lebih dari 1000 orang. 79% dari mereka mengatakan
bahwa pasangan homonya tersebut berasal dari orang yang tidak
dikenalinya sama sekali. 70% dari mereka hanya merupakan pasangan
kencan satu malam atau beberapa menit saja. Hal itu jelas-jelas melanggar
nilai-nilai sosial masyarakat.
3. Dampak Pendidikan
Adapun dampak pendidikan di antaranya yaitu siswa ataupun siswi
yang menganggap dirinya sebagai homo menghadapi permasalahan putus

11
El-Qudah, Abdul Hamid. Kaum Luth Masa Kini, (Jakarta: Yayasan Islah Bina Umat, 2015), hal. 65-71.
12
1Rueda, E. “The Homosexual Network.” (Old Greenwich, Conn., The Devin Adair Company, 1982),
hal. 53.

12
sekolah 5 kali lebih besar daripada siswa normal karena mereka merasakan
ketidakamanan. Dan 28% dari mereka dipaksa meninggalkan sekolah. 13
4. Dampak Keamanan
Dampak keamanan yang ditimbulkan lebih mencengangkan lagi yaitu:
Kaum homo seksual menyebabkan 33% pelecehan seksual pada anak-anak
di Amerika Serikat; padahal populasi mereka hanyalah 2% dari
keseluruhan penduduk Amerika. Hal ini berarti 1 dari 20 kasus homo
seksual merupakan pelecehan seksual pada anak-anak, sedangkan dari 490
kasus perzinaan 1 di antaranya merupakan pelecehan seksual pada anak-
anak. Meskipun penelitian saat ini menyatakan bahwa persentase
sebenarnya kaum homo seksual antara 1-2% dari populasi Amerika, namun
mereka menyatakan bahwa populasi mereka 10% dengan tujuan agar
masyarakat beranggapan bahwa jumlah mereka banyak dan berpengaruh
pada perpolitikan dan perundang-undangan masyarakat.
Sementara itu, di Indonesia melalui riset dengan bantuan Google dalam
kurun waktu 2014 hingga 2016, telah terjadi 25 kasus pembunuhan sadis
dengan latar belakang kehidupan pelaku dan atau korban dari kalangan
pelaku homoseksual.
E. LGBT dan Antisipasinya

Mengingat banyak sekali dampak-dampak yang ditimbulkan dari


perilaku menyimpang LGBT, maka diperlukan cara mengantisipasinya agar
selamat dari bahaya LGBT ini, di antaranya adalah:
1. Menumbuhkan Kesadaran Individual Pelaku LGBT
Tak dipungkiri bahwa setan menjadi musuh abadi manusia yang akan terus
menyesatkan dan menjerumuskan manusia ke dalam lembah kebinasaan.
Upaya manusia salah satunya adalah dengan berlindung kepada Allah SWT
agar terhindar dari kejahatan setan sebagaimana Allah SWT berfirman
dalam Q.S. An-Nas : 1-6 yang artinya : “Katakanlah, “Aku berlindung
kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari

13
National Gay and Lesbian Task Force, “Anti-Gay/Lesbian Victimization,” New York, 1984

13
kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan
(kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”
Kemudian setelah mengenal adalah menyesali perbuatan tersebut dan
berupaya kembali kepada Allah SWT dengan memperbanyak istighfar
serta memohon ampunan atas segala kesalahan dan dosa yang dilakukan
serta segera melakukan Taubatan Nashuha. Proses penyucian hati dalam
Islam dikenal dengan Tazkiyatun Nafs yakni dengan cara beribadah untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui dzikir, memuji Asma Allah,
berpikir positif (Husnuzhan) tidak hanya kepada sesama manusia tetapi
juga terhadap diri sendiri dan Allah SWT serta memperbanyak doa kepada-
Nya.
2. Menerapkan Usulan Untuk Menanggulangi Wabah LGBT di Indonesia
a. Dalam jangka pendek, perlu dilakukan peninjauan kembali peraturan
perundang-undangan yang memberikan kebebasan melakukan praktik
hubungan seksual sejenis.
b. Dalam jangka pendek pula, sebaiknya ada Perguruan Tinggi yang
secara resmi mendirikan Pusat Kajian dan Penanggulangan LGBT.
Pusat kajian ini bersifat komprehensif dan integratif serta lintas bidang
studi. Aktivitasnya adalah melakukan penelitian-penelitian serta
konsultasi psikologi dan pengobatan bagi pengidap LGBT.
c. Membuka klinik yang memberikan bimbingan dan penyuluhan
keagaaman kepada penderita LGBT baik secara langsung msupun
mellaui media online, bahkan juga pengobatan-pengobatan terhadap
penderita, bisa dipadukan dengan terapi modern dengann beberapa
bentuk pengobatan seperti bekam, ruqyah syar’iyyah, dan sebagainya.
d. Pemerintah bersama masyarakat perlu segera melakukan kampanye
besar-besaran untuk memberikan penyuluhan tentang bahaya LGBT,
termasuk membatasi kampanye-kampanye hitam kaum liberalis yang
memberikan dukungan kepada legalisasi LGBT.
e. Kaum muslimin, khususnya, perlu memberikan pendekatan yang
integral dalam memandang kedudukan LGBT di tengah masyarakat.

14
f. Harus aktif menyuarakan kebenaran, melakukan amar ma‟ruf dan nahi
munkar.
g. Media-media massa muslim perlu menampilkan sebanyak mungkin
kisah-kisah pertobatan orang-orang LGBT dan mengajak mereka untuk
aktif menyuarakan pendapat mereka, agar masyarakat semakin optimis,
bahwa penyakit LGBT bisa disembuhkan.
3. Islam sebagai Solusi Permasalahan Umat
Islam mengatasi permasalahan LGBT ini dari akar-akarnya, dengan
cara mengharamkan semua penyebab-penyebab penyakit ini, sehingga
diharamkan perzinaan, homo seksual dan semua hal yang bisa
menyebabkan keduanya. Hal inilah yang dapat memberikan perlindungan
hakiki dari terserang penyakit kelamin. Metode Islam dalam Melawan
Penyakit AIDS terdiri dari sekumpulan akidah dan falsafah yang lurus di
masyarakat, karakteristik usia dan hubunganhubungan sosial serta
sekumpulan akidah yang baku dalam memandang tiga pilar utama:
manusia, alam semesta dan kehidupan. Dasar-dasar itu ditentukan oleh
Allah Ta‟ala melalui syariatnya yang sempurna diambillah sumber syariat
dan batasan-batasannya yang benar dengan pola hubungan sosial antar
manusia.
Dengan begitu maka sumbernya adalah tauhid kepada Allah Ta‟ala
Tuhan alam semesta, batasannya adalah syariat Islam dan kasih sayang
antar sesama manusia merupakan pola pengatur hubungan antar sesama
manusia. Dengan kerangka yang luas dan kompleks inilah diambil metode
Islam dalam melawan IDS, karena Islam menganggap menjaga tubuh
merupakan salah satu tujuan Islam dan salah satu cara menjaga kekuatan.
Dalam hal ini Nabi Shalallahu „alaihi wasallam bersabda:
َّ ‫َّللا مِنَ ْال ُم ْؤم ِِن اا‬
‫ضعِيف‬ ُّ ‫(رواه مسلم) … ْال ُمؤْ مِ نُ ْالقَ ِو‬
ِ َّ ‫ى َجيْر َوأ َ َحبُّ ِإلى‬

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada
mukmin yang lemah…” (HR. Muslim)

Perbedaan utama antara metode Islam dengan strategi PBB dalam


mengobati wabah AIDS adalah bahwasanya metode Islam berupaya untuk

15
mengeringkan sumber penyakit, mengatasi penyebabnya dan membelenggu
bahayanya. Sedangkan strategi PBB malahan mempertahankan sumber
penyakit-dengan membela hak-hak homo seksual dan seks bebas dan berupaya
untuk berinteraksi dengan dampaknya saja-seperti dengan membagikan
kondom dengan alasan untuk menjaga kebebasan pribadi sedangkan
hakikatnya ia menghancurkan hak-hak umat, bangsa dan Negara dengan
berupaya untuk mewajibkan pola kehidupan barat ke seluruh penjuru dunia. 14
F. Hukuman Penyimpangan LGBT Menurut Islam.

Islam mengakui bahwa manusia memiliki hasrat untuk melangsungkan


hubungan seks, terutama terhadap lawan jenis. Islam mengatur hal ini dalam
sebuah lembaga yang dinamakan dengan perkawinan. Melalui perkawinan,
fitrah manusia dapat terpelihara dengan baik, sebab perkawinan mengatur
hubungan seks antara pria dan wanita. Dengan adanya perkawinan yang
disyariatkan, maka Islam melarang segala bentuk hubungan seks di luar
perkawinan. Sebab akan berdampak kepada kekacauan hubungan biologis dan
bisa merusak garis keturunan dan menyebabkan permusuhan dan pembunuhan.
(Sudiman, 2002: 91).
Pembicaraan mengenai homoseksual selama ini selalu berujung pada
hukuman bagi para pelakunya, karena dalil keharamannya menurut ahli fiqh
telah ditetapkan oleh Alquran seperti yang ditetapkan pada umat Nabi Luth.
Oleh karena itu para imam mazhab kecuali Hanafi menetapkan hukuman rajam
hingga mati bagi pelaku homoseksual. Sedangkan Hanafi berpandangan hal ini
termasuk maksiat yang tidak ditetapkan secara pasti oleh Allah, maka dihukum
ta’zir (pemberian pelajaran), karena bukan bagian dari zina (Ibn al-Qayyim al-
Jauziyah, 1996: 168). Menurut Sayid Sabiq liwat atau homoseks merupakan
perbuatan yang dilarang oleh syara’ dan merupakan jarimah yang lebih keji
daripada zina. Liwat merupakan perbuatan yang bertentangan dengan akhlak
dan fitrah manusia dan berbahaya bagi manusia yang melakukannya (Sayyid
Sabiq, 1981: 361). Para ulama fiqh berbeda pendapat tentang hukuman
homoseks, di antaranya adalah :

14
Husaini, Adian, LGBT di Indonesia: Perkembangan dan Solusinya, (Jakarta: Insists, 2015), hal 117 -
120.

16
1. Dibunuh secara mutlak.
2. Dihad seperti had zina. Bila pelakunya jejaka maka didera dan rajam
apabila di telah menikah.
3. Dikenakan hukum ta’zir. (Sayyid Sabiq, 1981: 432).
Mengenai larangan perilaku homoseksual, Rasulullah Saw bersabda:
َ‫ َم ْن َو َجدْت ُ ُم ْوه ُ َي ْع َملَ لُ ْوط فَا ْقتُلُ ْوا ْالفَا ِعلَ َو ْال َم ْفعُ ْول‬: ‫م‬.‫َّللا ص‬ ُ ‫ قَ َل َر‬: ‫عبَّاس قَ َل‬
‫س ْو ُل ه‬ َ َ‫ع ْن ِع ْك ِر َمة‬
َ ‫ع ْن اب ِْن‬ َ
)‫بِ ِه (رواه الخمسة اال النسا ئي‬

Artinya : “Dari Ikrimah, dari Ibn Abbas, Rasulullah bersabda: “Barang


siapa yang kamu dapati melakukan perbuatan kaum Nabi Luth (homoseksual)
maka bunuhlah si pelaku dan yang dikerjainya (objeknya)”. (HR. Lima ahli
Hadis kecuali an-Nasa’i
Ibn al-Qayyim menjelaskan bahwa kerusakan yang diakibatkan oleh
perilaku homoseksual sangat besar. Mengenai kedudukan hukum antara
homoseksual dan zina terdapat tiga pendapat, antara lain (Ibn al-Qayyim al-
Jawziyah, t.th.: 241):
1. Thalib, Khalid ibn Walid, Abdullah ibn Zubair, Abdullah ibn Abbas, Jabir
ibn Zaid, Abdullah ibn Ma’mar, Az-Zuhri, Rabi’h ibn Abi Abdirrahman,
Malik, Ishaq ibn Rawaih, Ahmad, dan As-Syafi’i menyatakan hukum liwat
lebih berat daripada zina dan hukumnya adalah dibunuh.
2. Atha’ ibn Rabah, Hasan al-Basri, Sa’id ibn Musayyab, Ibrahim An-Nakh’i,
Qatadah dan Al-Auza’i menyatakan hukumnya sama dengan zina.
3. Atha’ ibn Rabah, Hasan al-Basri, Sa’id ibn Musayyab, Ibrahim An-Nakh’i,
Qatadah dan Al-Auza’i menyatakan hukumnya sama dengan zina.15

15
Zaini. Hasan, “LGBT DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM”. Jurnal Ilmiah Syari‘ah, Volume 15, Nomor
1, Januari-Juni 2016. Hlm 66-73

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

LGBT merupakan suatu tindakan amoral yang bertentangan dengan


fitrah manusia. Seluruh agama telah menetapkan ketentuan pernikahan yang
sah sebagai penjaga sakralitas hubungan suami isteri yang telah terjamin
legalitasnya. Allah Swt telah melarang seluruh perilaku yang menyimpang
karena menyimpan beberapa hikmah yang apabila direnungkan sangat banyak
manfaatnya bagi manusia. Namun, sikap dan perilaku manusia yang selalu
mencari alasan sehingga menolak informasiinformasi dari Allah menyebabkan
munculnya berbagai penyakit seperti AIDS, penyakit kelamin, dan sebagainya.
Dalam pandangan Islam Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender
(LGBT) merupakan masalah besar yang dampaknya sangat membahayakan
bagi umat manusia. Akan tetapi melarang LGBT dengan cara kekearsam dan
tidak memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan adalah hal yang dilarang pula
oleh Islam. Walaupun Islam secara keras melarang umatnya untuk melakukan,
melegalkan dan mendukung perbuatan LGBT. Peringatan secara keras itu bisa
dilihat dari sabda Rasulullah saw bersabda, “Siapa saja yang menemukan pria
pelaku homoseks, maka bunuhlah pelakunya tersebut.” (HR Abu Dawud, At
Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Al-Hakim, dan Al-Baihaki). Penanganan
kasus LGBT dapt dilakukan dengan peninjauan kembali peraturan tentang
perilaku LGBT, mendirikan pusat kajian yang membantu penderita/korban
LGBT agar bisa berperilaku normal kembali, dan berbagai kalangan bersatu
untuk membantu mengembalikan penderita LGBT agar dapat berperilaku dan
bersikap normal kembali.

18
DAFTAR PUSTAKA

Dacholfany, I., & Khoirurrija. (2016, Januari-Juni). DAMPAK LGBT DAN


ANTISIPASINYA DI MASYARAKAT. NIZHAM, 05(01), 107-118.
Retrieved Oktober 2023
Ermayani, T. (2017, September). LGBT DALAM PERSPEKTIF ISLAM. Jurnal
Humanika(2), 147-168. Retrieved Oktober 2023
Rahmawati, E. (2023). HUKUM ISLAM TENTANG PERBUATAN LGBT. Jurnal
Pendidikan Profesi Guru Agama Islam, 3(3), 150-156. Retrieved Oktober 2023
Sa'idah , I., & Annajih, M. Z. (2022). Hidup Sebagai LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual
dan Transgender): Pandangan Masyarakat Indonesia terkait Fenomena LGBT
dan Peran Konselor Multikultural. Jurnal Bimbingan Penyuluhan & Konseling
Islam, 2(1), 11-20. doi:10.36420/dawa
Wahyuni, F. (2018, Juni). SANKSI BAGI PELAKU LGBT DALAM ASPEK
HUKUM PIDANA ISLAM DAN KAITANNYA DENGAN HAK ASASI
MANUSIA. Jurnal Ilmu Hukum, 4(2), 726-735.
doi:http://doi.org/10.5281/zenodo.1286126
Yanggo, H. T. (2018, Desember). PENYIMPANGAN SEKSUAL (LGBT) DALAM
PANDANGAN HUKUM ISLAM. Jurnal Ilmu-Ilmu Al-Quran, Hadits,
Syariah dan Tarbiyah, 03(02), 1-28.
Zaini, H. (2016, Januari-Juni). LGBT DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM.
Jurnal Ilmiah Syari‘ah, 15(1), 66-73. Retrieved Oktober 2023
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawir, cet. XIV (Surabaya; Pustaka
Progressif, 1997), 616; al-Sayid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Jilid II, (alQahirah; Dar
al-Kitab al-Islamy-Dar al-Hadis, t.t), 269
Majma‟ al-Lughah al-‟Arabiyah, al-Mu‟jam al-Wasith, cet. II, Jilid II, (Mishr : Dar
al-Ma‟arif, 1393 H- 1973 M), 846.
Abd. Aziz Dahlan, et.al., (editor), Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid II (Jakarta : PT.
Ikhtiar Van Hoeve, 1996), 563.
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an.
Jakarta: Lentera Hati.
Kurdek, L. A. (2003). Differences between Gay and Lesbian Cohabiting Couples.
Journal of Social and Personal Relationships, 20(4), 411–436.
https://doi.org/10.1177/02654075030204001
1Rueda, E. “The Homosexual Network.” (Old Greenwich, Conn., The Devin Adair
Company, 1982), hal. 53

19

Anda mungkin juga menyukai