Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK-ANAK

DENGAN KONDISI RENTAN

TENTANG LGBT

Disusun Oleh

Kelompok 18 :

1. TRIYANI (152191076)
2. INDRI TRI REZEKI (152191113)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN TRANSFER


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang membahas tentang
LGBT ini dengan baik. Makalah ini dipergunakan untuk memenuhi mata kuliah Asuhan
Kebidanan pada Perempuan dan Anak-Anak dengan Kondisi Rentan.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberi
kesempatan kepada kami untuk membuat makalah ini, sehingga penyusunan makalah yang
membahas tentang LGBT telah kami selesaikan dengan baik. Dalam penyusunan makalah ini
kami menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini menjadi lebih bermanfaat untuk para mahasiswa.

Semarang, Febuari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................i

Kata Pengantar....................................................................................................ii

Daftar Isi...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................
D. Manfaat .....................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................................

A. Pengertian Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT)................


B. Faktor yang menyebababkan adanya LGBT.............................................
C. Pandangan mengenai LGBT dalam kacamata hukum di Indonesia..........
D. Pandangan mengenai LGBT dalam kacamata hukum Islam.....................
E. Masalah-masalah yang muncul akibat LGBT...........................................
F. Pencegahan dan penanganan LGBT..........................................................

BAB III PENUTUP.............................................................................................

A. Kesimpulan.................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perilaku seksual yang menyimpang masih merupakan hal yang tabu bagi masyarakat
Indonesia yang berbudaya ketimuran, masyarakat masih kental dan memegang teguh apa
yang dinamakan dengan ajaran moral, etika, dan agama, sehingga perilaku seksual yang
menyimpang tentu bukanlah fenomena yang dapat diterima begitu saja. Perilaku seksual
yang menyimpang itu sendiri, muncul atas dasar orientasi seksual yang
menyimpang.Orientasi seksual adalah kecenderungan seseorang untuk mengarahkan rasa
ketertarikan, romantisme, emosional, dan seksualnya kepada pria, wanita, atau kombinasi
keduanya (Douglas, Markus, 2015).Perilaku seksual meyimpang dilakukan oleh
kelompokkelompok orang yang memiliki orientasi seksual menyimpang, atau lebih
dikenal dengan istilah kelompok LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, dan
Transgender/Transsexual).
LGBT adalah istilah yang digunakan sejak tahun 1990-an(Sinyo, 2014),menggantikan
frasa “komunitas gay” karena istilah ini dinilai lebih mewakili kelompok-kelompok yang
“mengisi” istilah tersebut secara lebih rinci.LGBT terdiri dari kelompok: 1)
Lesbi:kelompok wanita yang secara secara fisik, emosional, dan/atau spiritual merasa
tertarik dengan wanita lain; 2) Gay: kelompok pria yang secara fisik, emosional, dan/atau
spiritual merasa tertarik dengan pria lain; 3) Biseksual: kelompok orang yang secara fisik,
emosional,
dan/atau spiritual merasa tertarik baik kepada lawan jenis dan sesama jenis; 4)
Transgender: kelompok orang yang merasa identitas gendernya berbeda dengan anatomi
kelamin yang dimiliki, sehingga memilih/tidak memilih untuk melakukan operasi
kelamin menyesuaikan dengan identitas gender yang diinginkan (APA: American
Psychological Association, 2015).
LGBT sebenarnya bukanlah hal yang baru di negeri ini.Sebelumnya, telah banyak
pertemuan penting dilakukan untuk mengakomodir kepentingan komunitas LGBT,
terutama dalam menanggapi pelanggaran hakhak mereka sebagai komunitas seksual
minoritas.Pada tahun 2006, diadakan perkumpulan di Yogyakarta yang pada akhirnya
melahirkan "Prinsip Yogyakarta tentang Penerapan Hukum Hak Asasi Manusia
Internasional yang Berkaitan dengan Orientasi Seksual dan Identitas Gender." Prinsip-
prinsip tersebut menekankan perlindungan hak-hak komunitas seksual minoritas dan
menciptakan kerangka kerja bagi standar hak asasi manusia internasional untuk
masyarakat yang memiliki orientasi seksual dan identitas gender khusus (Onapajo, Isike,
2016). Banyak kajian yang dilakukan oleh para akademisi dan aktivis HAM yang
menghasilkan polarisasi sikap terhadap kaum LGBT.Banyak pihak yang menolak
perilaku seksual menyimpang tersebut dan tidak sedikit pula yang bersedia
menerima.Perdebatan pendapat antara keduanya semakin memanas dan meluas dengan
adanya argumentasi-argumentasi yangberperspektif HAM dan argumentasi yang
berperspektif agama.
Mereka yang pro terhadap perilaku seksual yang menyimpang, kerap menjadikan HAM
sebagai perisai untuk melindungi kepentingan kaum LGBT. Bahwasanya mereka adalah
manusia yang juga memiliki hak dan kesempatan yang sama dan tidak boleh
diperlakukan secara diskriminatif (mengkriminalisasi orientasi seksual mereka). Di sisi
lain, Indonesia adalah negara yang berke-Tuhanan, sebagai negara yang mengakui
adanya Tuhan, warga negaranya diberi kebebasan untuk melaksanakan perintah Tuhan
sebagaimana yang termaktub dalam kitab suci dan ajaran agama masing-masing.
Berdasarkan pada ajaran agama-agama yang diakui di Indonesia, tidak terdapat alasan
pembenar yang dapat dijadikan dalil untuk membenarkan perilaku seksual menyimpang
kaum LGBT.
Berdasarkan uraian di atas, sistem hukum di Indonesia mengakui “konsep” HAM dan
agama, sehingga perlu dikaji seperti apa pandangan hakhak kaum LGBT dari perspektif
HAM, seperti apa pandangan hak-hak kaum LGBT dari perspektif agama, dan bagaimana
hukum di Indonesia mengatur perilaku seksual menyimpang berdasarkan kepentingan
perlindungan HAM dan penghormatan agama.
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender ( LGBT)?
2.Apa saja faktor yang menyebababkan adanya Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender
(LGBT) ?
3. Bagaimana pandangan mengenai Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT)
dalam kacamata hukum di Indonesia?
4. Bagaimana pandanagan mengenai Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender LGBT)
dalam kacamata hukum Islam?
5. Apa saja masalah yang muncul akibat LGBT?
6. Bagaimana pencegahan dan penanganan LGBT?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memahami makna dari LGBT itu sendiri.Karena pada
dasarnya di Indonesia, para kaum LGBT ini menuntut pemerintah Indonesia untuk
melegalkan tindakan yang dapat menghancurkan moral bangsa.Selain itu, makalah ini
juga mendskripsikan beberapa faktor adanya LGBT, dimana faktor-faktor ini dapat
membantu dalam hal menanggulangi para golongan LGBT yang semakin hari semakin
menunjukan tindakannya sebagai gay ataupun lesbi. Oleh karena itu, jika kita
menjabarkan faktor-faktor adanya LGBT ini kita dapat memahami solusi untuk para
LGBT yang menginginkan perubahan menjadi manusia yang normal.
D.Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari makalah ini adalah dapat menambah pengetahuan serta
melakukan penanganan yang sesuai dalam khasus LGBT
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian LGBT
LGBT adalah sebuah singkatan yang memiliki arti Lesbian, Gay, Bisexual dan juga
Transgender dan arti dari semua istilah tersebut dapat di lihat di bawah ini.
- Lesbian : Lesbian berarti seorang perempuan yang mencintai atau menyukai
perempuan, baik dari segi fisik ataupun dari segi seksual dan juga spiritualnya.
- Gay :Gay adalah seorang laki-laki yang menyukai dan juga mencintai laki-laki, dan
kata-kata gay ini sering disebutkan untuk memperjelas atau tetap merujuk pada
perilaku Homoseksual.
- Bisexual : Bisexual ini sedikit berbeda dengan kedua pengertian diatas karena orang
bisexual itu adalah orang yang bisa memiliki hubungan emosional dan juga seksual
dari dua jenis kelamin tersebut jadi orang ini bisa menjalin hubungan asmara dengan
laki-laki ataupun perempuan.
- Transgender :Transgender adalah ketidaksamaan dari identitas gender yang
diberikan kepada orang tersebut dengan jenis kelaminnya, dan seorang transgender
bisa termasuk dalam orang yang homoseksual, biseksual, atau juga heteroseksual.
Dari semua pengertian yang kami jabarkan diatas memang semuanya memiliki sebuah
kesamaan yaitu mencari kesenangan baik dari segi prikis ataupun psikologis dan
mereka bisa melakukan hubungan dengan sesama jenis, bukan melakukannya dengan
lawan jenis seperti orang normal.
B. Faktor penyebab adanya LGBT
Ada banyak faktor yang menyebabkan seorang pria menjadi gay atau penyuka sesama
jenis dan seorang wanita menjadi lesbi, terdapatnya seseorang yang memiliki sifat
biseksual serta perempuan yang ingin merubah dirinya menjadi laki-laki begitupun
sebaliknya. Menurut psikolog Elly Risman Musa, faktor pemicu itu di antaranya
adalah ia berada di lingkungan di mana homoseksual, lesbian, biseksual maupun
transgender dianggap sesuatu yang biasa atau umum. Karena tidak ada nilai-nilai
moral atau agama yang membekali pengetahuannya sehingga ia memiliki wawasan
yang tidak lurus mengenai hubungan antara pria dan perempuan.
Seseorang dapat tumbuh menjadi seorang gay atau lesbi karena pengalaman buruk
dengan pengasuhan keluarga seperti memiliki ibu yang dominan sehingga anak tidak
memperoleh gambaran seorang tokoh laki-laki, atau sebaliknya. Faktor lain yang
mungkin membuat seseorang keluar dari fitrahnya adalah pengalaman seks dini, yang
disebabkan karena menyaksikan gambar-gambar porno dari televisi, DVD, Internet,
komik ataupun media lain di sekitarnya.
LGBT dapat juga merupakan sebuat penyakit akibat faktor kelainan otak dan genetik
maupun karena faktor psikologi.
Beberapa faktor yang menjadi mereka eksis adalah karena kecenderungan akan
semakin buruk jika ia bergabung dengan orang-orang dewasa yang homoseksual
ataupun lesbian. Ia tidak memiliki daya tahan imunitas dalam diri yang berasal dari
penghayatan agama dan pengaplikasiannya, dan berada pada situasi yang membuatnya
dipaksa oleh orang lain untuk melakukan perbuatan yang sangat dilarang oleh agama
itu. Eksistensi mereka terus dibangun dengan alasan hak asasi manusia tanpa
diskriminasi, mereke melegalkan hubungan bahkan perkawinanya sehingga
melahirkan sebuah identitas komunitas masyarakat baru.
C. LGBT dalam kacamata hukum di Indonesia
Banyak sekali pro dan kontra mengenai golongan LGBT. Tak jarang, mereka
yang menginginkan agar LGBT dilegalkan.
Indonesia sebagai negara yang berdaulat dan memiliki hukumnya sendiri sudah jelas
tertera dalam pasal 1 Undang – Undang No. 1 Tahun 1974 mengenai perkawinan
bahwa“Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia
dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang MahaEsa”.
Perkawinan bertujuan salah satunya untuk melestarikan umat manusia.Sangat kontras
bila dibandingkan dengan kaum LGBT yang merupakan penyuka sesama jenis.
Apabila dilegalkan, LGBT tentu akan berdampak pada timbulnya berbagai masalah di
Indonesia. Mulai dari menurunnya angka kelahiran karena sudah pasti sesama jenis
tak bisa bisa menghasilkan keturunan, hingga masalah lainnya seperti yang sudah
disinggung diatas (keresahan masyarakat yang merasa keamanan hidupnya terusik,
hingga retaknya keutuhan bangsa yang terpecah belah menjadi golongan pro dan
kontra LGBT).
Menimbang dari berbagai pernyataan yang ada, dapat disimpulkan bahwa tidak
dibenarkan apabila kaum LGBT menjadi legal di Indonesia.Mengingat kembali
Indonesia merupakan negara hukum dengan masyarakat yang menghargai tradisi dan
agamanya masing – masing.
D. LGBT dalam kacamata Hukum Islam
Dalam agama Islam pun sudah terang Allah SWT.Tuhan Yang Maha Esa melarang
keras hamba-Nya agar tidak masuk ke dalam golongan orang – orang yang menyukai
sesama jenis seperti lesbi maupun gay, biseksual, dan transgender.Al – Qur’an sebagai
sumber ajaran agama Islam yang merupakan representasi kalimat – kalimat Allah
SWT.di dalamnya terdapat berbagai pelajaran mulai dari cerita masa lampau hingga
ramalan masa kini. Para pihak yang kontra merasa bahwa dengan adanya kaum LGBT
yang tak lazim tumbuh di tengah masyarakat Indonesia dengan adat dan agamanya
yang kental, sehingga kenyamanan mereka untuk bersosialisasi dengan bebas pun
terenggut. Masyarakat satu sama lain bersikap lebih waspada dan mencurigai terhadap
kehadiran kaum LGBT. Seolah-olah masyarakat suatu negara terbagi menjadi 2
golongan, kaum LGBT dan non-LGBT.Dalam agama Islam pun sudah terang Allah
SWT.Tuhan Yang Maha Esa melarang keras hamba-Nya agar tidak masuk ke dalam
golongan orang – orang yang menyukai sesama jenis seperti lesbi maupun gay,
biseksual, dan transgender.Al – Qur’an sebagai sumber ajaran agama Islam yang
merupakan representasi kalimat – kalimat Allah SWT.di dalamnya terdapat berbagai
pelajaran mulai dari cerita masa lampau hingga ramalan masa kini.
Salah satunya ialah kisah pada zaman Nabi Luth ‘alaihissalam, kaumnya yang
terkenal sebagai penyuka sesama jenis dilaknat oleh Allah SWT.dengan adzab yang
amat pedih. Merupakan suatu pertanda bahwa Allah SWT.tidaklah menyukai
perbuatan tersebut. Dalam masalah penetapan hukum, sudah tentu ada yang
mendukung dan ada yang menolak.Bahkan dalam upaya menetapkan hukum Allah
sebagai hukum positif, mungkin lebih banyak yang tidak mendukung daripada yang
mendukung.Akan tetapi, peringatan Allah mengharuskan decision maker (pembuat
keputusan) agar mendahulukan kehendak Tuhan daripada selera manusia yang tak ada
ujungnya.
Selain itu, dalam UU Perkawinan Indonesia memperhatikan pula dasar agama, yakni
Ketuhanan Yang Maha Esa.Menjadi salah satu alasan memperkuat pandangan hukum
Islam mengenai LGBT yang dilarang Allah SWT.
E. Masalah-masalah yang muncul akibat LGBT
Prof. DR. Abdul Hamid El-Qudah, spesialis penyakit kelamin menular dan AIDS di
asosiasi kedokteran Islam dunia (FIMA) di dalam bukunya Kaum Luth Masa Kini
(hal. 65-71) menjelaskan masalah-masalah yang ditimbulkan sebagai berikut:
1. Dampak kesehatan: Pelaku LGBT terjangkit penyakit kelamin menular
2. Dampak social: Pelaku LGBT dikucilkan dalam masyarakat
3. Dampak Pendidikan: Pelaku LGBT putus sekolah akibat kebiasaannya
4. Dampak Keamanan: Melakukan pelecehan seksual pada pasangan LGBT maupun
orang yang baru ditemui.
F. Pencegahan dan penanganan LGBT
Adapun beberapa upaya pencegahan dalam mengatasi bahaya dan ancaman LGBT di
kalangan masyarakat, antara lain:
a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta kesadaran akan
bahaya Penyakit Menular Seksual (PMS) yang diakibatkan karena pergaulan bebas.
b. Menolak adanya legalisasi yang mendukung perilaku menyimpang seksual yang
dapat merusak moral generasi muda.
c. Meminta pemerintah dan mengajak organisasi masyarakat untuk mengantisipasi
terjadinya penyebaran paham LGBT.
d. Menjauhi lingkungan yang telah terpapar paham LGBT.
e. Lebih selektif dalam memilih teman, dan melakukan kegiatan positif setiap harinya.
Mengingat banyak sekali dampak-dampak yang ditimbulkan dari perilaku
menyimpang ini, maka diperlukan strategi dalam menghadapi masalah LGBT ini.
Menumbuhkan Kesadaran Individual Pelaku LGBT dengan Mengenal Musuh dan
Strategi Melawan Musuh Abadi. Tak dipungkiri bahwa setan menjadi musuh abadi
manusia yang akan terus menyesatkan dan menjerumuskan manusia ke dalam lembah
kebinasaan.
Allah SWT berfirman:“Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh setan;
sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (Q.S. Az-Zukhruf: 62)
Cara setan dalam menyesatkan manusia adalah dengan memoles perbuatan maksiat
dan jahat sehingga tampak indah dalam pandangan manusia. Iblis berkata: “Ya Rabbi,
karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, maka pasti aku akan menjadikan
mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan
menyesatkan mereka semuanya.” (Q.S. Al-Hijr: 39)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penulisan makalah ini maka dapat disimpulkan bahwa, tidak dibenarkan apabila
kaum LGBT menjadi legal di negara Indonesia mengingat kembali Indonesia adalah
negara hukum dengan masyarakat yang menghargai agamanya masing-
masing.Dengan maraknya golongan LGBT yang sudah terang-terangan di Indonesia
membuat golongan masyarakat normal merasa tidak nyaman dengan keberadaan
LGBT itu sendiri. Jika para kaum LGBT ini masih terus memaksa agar pemerintah di
Indonesia melegalkan tindakan LGBT dengan menggunakan alasan Hak Asasi
Manusia, seharusnya para kaum LGBT ini sadar akan tindakannya yang melanggar
aturan-aturan hukum di Indonesia dan agama.
B. Saran
Indonesia sebagai negara hukum dan negara yang mengakui eksistensi agama, dalam
menghadapi fenomena globalisasi LGBT harus bersikap tegas untuk menolak
legalisasi praktek perilaku seksual yang menyimpang (perbuatanperbuatan yang
mengindikasikan orientasi seksual pada sesama jenis).Oleh sebab itu, negara tetap
harus melindungi kaum LGBT dari segala bentuk pelanggaran HAM yang terjadi.
Selain itu, perlu diperhatikan bahwa penegakan HAM atas mereka juga memiliki
batasanmenghormati HAM orang lain, norma agama, etika, dan budaya masyarakat di
sekitar mereka. Di samping itu, diperlukan langkah-langkah konkrit sebagai upaya
‘penyembuhan dan pemulihan’ kaum LGBT. Salah satunya adalah dengan
memfasilitasi proses penyembuhan dan pemulihan tersebut seperti dengan mendirikan
tempat-tempat yang dapat dijadikan basis ‘healing centre’. Tempat di mana kaum
LGBT akan mendapatkan bimbingan dari berbagai ahli dengan berbagai metode
penyembuhan (terapi psikologi, terapi behavior, bimbingan spiritual, agama, dll).
Diharapkan dengan memasukan seseorang ke dalam lingkungan yang lebih 'bersih
dan baik', dapat membentuk ulang perilakunya yang menyimpang ke arah yang benar.
DAFTAR PUSTAKA

Syaifullah, Asep. 2020. Ngaku Lesbian di TV, Pasangan Asal Arab Saudi ini Diancam Hukuman
Mati. https://hot.detik.com/celeb/d-4908581/ngaku-lesbian-di-tv-pasangan-asal-arab-saudi-ini-
diancam-hukuman-mati. 21/13.42 WIB.
Yansyah, Roby dan Rahayu. 2018. Globalisasi Lesbian, Gay, Biseksual, Dan Transgender
(Lgbt): Perspektif Ham Dan Agama Dalam Lingkup Hukum Di Indonesia. Program Studi
Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro. Volume 14. Diakses tanggal 26
Februari 2020.

Zaini, Hasan. 2016. LGBT dalam Perspektif Hukum Islam. Jurnal Ilmiah Syari’ah, 15 (1), pp.
65-73.
Lestari, Marsica. Makalah-lgbt-dalam-perspektif-hukum.
http://marsicalestarii.blogspot.com/2016/08/makalah-lgbt-dalam-perspektif-hukum.html. Diakses
pada 3 Maret 2020 pukul 13.00WIB
Yasinaron. lgbt-permasalahan-kesehatan-wanita.
https://yasinaron1545.blogspot.com/2016/12/lgbt-permasalahan-kesehatan-wanita.html. Diakses
pada 3 Maret 2020 pukul 13.26 WIB

Anda mungkin juga menyukai