Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas mata pelajaran Kebutuhan Dasar Manusia.
Kami menulis makalah ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui lebih
banyak ilmu tentang Aborsi.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para siswa siswi SMK Asta Mitra
Purwodadi. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, kepada guru pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca.
Purwodadi, 26 April 2016
Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................................
Kata Pengantar................................................................................................................
Judul................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan Umum.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Definisi................................................................................................................2
Jenis Aborsi.........................................................................................................2
Penyebab Tindakan Aborsi.................................................................................3
Resiko Aborsi......................................................................................................3
Undang-undang yang Mengatur Mengenai Aborsi.............................................4
Legalitas Aborsi dalam kondisi khusus menurut Undang-undang.....................5
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menghindari kejadian aborsi tidak aman. .5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.........................................................................................................7
B. Saran...................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aborsi adalah kematian dan pengeluaran janin dari uterus baik secara spontan atau
disengaja sebelum usia kehamilan 22 minggu. Jumlah minggu kehamilan yang spesifik dapat
bervariasi antar Negara, begantung pada perundangan setempat.
Menurut Potter&Perry (2010), setengah dari kehamilan di Amerika Serikat adalah
tidak direncanakan; sebagian besar kehamilan yang tidak direncanakan terjadi pada remaja,
wanita berusia di atas 40 tahun, dan wanita Afrika-Amerika yang berpenghasilan rendah.
Hampir setengah dari kehamilan yang tidak diharapkan berakhir dengan aborsi.
Sementara itu, kendati dilarang, baik oleh KUHP, UU, maupun fatwa MUI atau
majelis tarjih Muhammadiyah, praktik aborsi (pengguguran kandungan) di Indonesia tetap
tinggi dan mencapai 2,5 juta kasus setiap tahunnya dan sebagian besar dilakukan oleh para
remaja. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pendidikan tentang sex dan pergaulan bebas serta
dampaknya, baik dari segi kesehatan maupun social kepada masyarakat khususnya remaja.
Selain itu, pengawasan orang tua juga memiliki peran yang sangat penting dalam
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti kehamilan yang tidak diinginkan yang
merupakan akibat dari pergaulan bebas tersebut yang tidak sedikit berakhir dengan tindakan
aborsi.
Aborsi atau pengguguran kandungan seringkali identik dengan hal-hal negatif bagi
orang-orang awam. Bagi mereka, aborsi adalah tindakan dosa, melanggar hukum dan
sebagainya. Namun, sebenarnya tidak semua aborsi merupakan tindakan yang negatif karena
ada kalanya aborsi dianjurkan oleh dokter demi kondisi kesehatan ibu hamil yang lebih baik.
Dalam kasus aborsi yang dianjurkan dokter, perawat tak hanya sebagai conselor atau
peran dan fungsi perawat yang lain, tetapi juga dapat menjalankan prinsip dan asas etik
keperawatan yang ada untuk membantu pasien menghadapi pilihan yang telah dipilih
(aborsi). Selanjutnya, dalam makalah ini kami akan membahas tentang aborsi beserta
dampaknya sekaligus peran orang tua untuk menghindari hal-hal tersebut
B. Tujuan Umum
1. Mengetahui definisi aborsi
2. Mengetahui faktor yang mendorong terjadinya aborsi
3. Mengetahui dampak aborsi
4. Mengetahui contoh kasus aborsi yang terjadi di Indonesia
5. Mengetahui menanggapi kasus yang ada berdasarkan prinsip dan asas etik keperawatan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4

A. Definisi
Aborsi adalah kematian dan pengeluaran janin dari uterus baik secara spontan atau
disengaja sebelum usia kehamilan 22 minggu. Jumlah minggu kehamilan yang spesifik dapat
bervariasi antar Negara, begantung pada perundangan setempat.
B. Jenis Aborsi
Klasifikasi abortus atau aborsi berdasarkan dunia kedokteran, yaitu:
1. Abortus spontanea
Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan/pengeluaran
janin secara spontan sebelum janin dianggap mampu bertahan hidup. Aborsi ini
dibedakan menjadi 3 yaitu :
a.

Abortus imminens, pada kehamilan kurang dari 20 minggu terjadi perdarahan dari
uterus atau rahim, dimana janin masih didalam rahim, serta leher rahim belum

b.

melebar (tanpa dilatasi serviks).


Abortus insipiens, berarti bahwa kehamilan mustahil untuk dilanjutkan. Seringkali
terdapat pendarahan per vagina hebat karena area plasenta yang luas terlepas dari

c.

dinding uterus
Abortus inkompletus, keluarnya sebagian organ janin yang berusia sebelum 20

d.

minggu, namun organ janin masih tertinggal didalam rahim


Abortus kompletus, semua hasil konsepsi(pembuahan) sudah di keluarkan. Hal ini
cenderung terjadi pada usia delapan minggu pertama kehamilan.

2. Aborsi buatan/ sengaja/ Abortus Provocatus Criminalis adalah pengakhiran kehamilan


sebelum usia kandungan 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram sebagai suatu
akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi
(dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak).
3. Aborsi terapeutik / Abortus Provocatus therapeuticum adalah pengguguran kandungan
buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil
tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang
dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua
atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.

C. Penyebab Tindakan Aborsi


Setiap tindakan pasti ada yang menyebabkannya. Berikut beberapa penyebab aborsi
dilakukan :
5

1. Umur
2. Incest (hubungan seks sedarah) seperti tindak pemerkosaan yang dilakukan oleh ayah
kepada anaknya.
3. Kehamilan tak diinginkan (KTD) seperti hamil diluar nikah
4. Paritas ibu
5. Adanya penyakit kronis atau indikasi medis
6. Aktivitas seksual di usia muda
7. Kurangnya pengetahuan tentang dampak aborsi
8. Perspektif sosiokultural dan agama
9. Tingkat pendidikan tentang seksual dan kesehatan reproduksi rendah
10. Kurangnya kesadaran masyarakat akan dampak dari aborsi yang tidak aman
D. Resiko Aborsi
Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang
wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia tidak
merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang. Ini adalah informasi yang sangat
menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak
menginginkan kehamilan yang sudah terjadi.
Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang
akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku Facts of Life yang
ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:
a.
Kematian mendadak karena pendarahan hebat
b. Infeksi serius disekitar kandungan
c.
Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat
d.
e.
f.
g.
h.

pada anak berikutnya.


Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
Kanker hati (Liver Cancer)
Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan

i.

cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
Beresiko menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic

j.
k.

Pregnancy)
Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

2. Resiko gangguan psikologis


Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi
kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak
yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.
6

Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai Post-Abortion Syndrome


(Sindrom Pasca-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam Psychological
Reactions Reported After Abortion di dalam penerbitan The Post-Abortion Review
(1994).
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal
seperti berikut ini:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Kehilangan harga diri


Merasa diasing di masyarakat
Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi
Ingin melakukan bunuh diri
Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang
Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual
Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi

perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya. Rasa
bersalah tersebut dapat menyebabkan stres psikis atau emosional, yaitu stres yang
disebabkan karena gangguan situasi psikologis (Hidayat, 2007).
E.

Undang undang yang mengatur mengenai aborsi


Mengenai aborsi, dalam KUHP Bab XIX Pasal 346 s/d 350 dinyatakan sebagai
berikut :
1.

Pasal 346 : Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan


kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara

2.

paling lama empat tahun.


Pasal 347 : (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama dua belas tahun.(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita

3.

tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
Pasal 348 : (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun enam bulan. (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya

4.

wanita tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 349 : Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan
berdasarkan pasal 346, ataupun membantu melakukan salah satu kejahatan dalam
pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah
dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana
kejahatan dilakukan.

F. Legalitas Aborsi dalam Kondisi Khusus menurut Undang-Undang


Abortus buatan, jika ditinjau dari aspek hukum dapat digolongkan ke dalam dua
golongan yakni :
1.

Abortus buatan legal (Abortus provocatus therapcutius)

Yaitu pengguguran kandungan yang dilakukan menurut syarat dan cara-cara yang
dibenarkan oleh undang-undang, karena alasan yang sangat mendasar untuk
2.

melakukannya, seperti menyelamatkan nyawa/menyembuhkan si ibu.


Abortus buatan illegal
Yaitu pengguguran kandungan yang tujuannya selain untuk menyelamatkan/
menyembuhkan si ibu, dilakukan oleh tenaga yang tidak kompeten serta tidak
memenuhi syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang.
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tindakan pengguguran

kandungan yang disengaja digolongkan ke dalam kejahatan terhadap nyawa (Bab XIX pasal
346 s/d 249). Namun dalam undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang kesehatan pada
pasal 15 ayat (1) dinyatakan bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk
menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu.
Kemudian pada ayat (2) menyebutkan tindakan medis tertentu dapat dilakukan :
1. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut
2. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kemampuan untuk itu dan
dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta pertimbangan tim ahli
3. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan serta suami dan keluarga.
G. Hal-Hal Yang Dapat Dilakukan Untuk Menghindari Kejadian Aborsi Tidak aman
(Ilegal)
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir serta mencegah
terjadinya tindakan aborsi yang tidak aman/illegal, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.

Memberikan pendidikan kepada masyarakat khususnya dikalangan remaja tentang


kesehatan seksual dan reproduksi yang komprehensif yang memberikan informasi

2.

tentang seksualitas, kontrasepsi dan hubungan gender.


Memotivasi kepada orang tua untuk ikut mengambil peran dalam mengawasi anak-

3.

anaknya dalam bergaul


Menyediakan layanan konseling yang berkualitas tinggi yang dapat memberikan

4.

informasi yang akurat tentang aborsi dan bahayanya bagi kesehatan


Bekerja sama dengan semua pihak yang terkait seperti sekolah-sekolah, puskesmas

5.

dan lain-lain dalam menurunkan angka aborsi yang ada.


Menyediakan sarana atau tempat pelayanan kesehatan yang bermutu dan memenuhi
syarat
Selain hal-hal tersebut di atas, ada beberapa hal penting yang dapat dilakukan oleh

orang tua, yaitu sebagai berikut :


1.
2.
3.

Memberikan pendidikan sex dini yang sesuai kepada anak-anaknya


Melakukan pengawasan terhadap pergaulan anak-anaknya
Menanamkan moral dan etika yang baik untuk menghindari hal-hal yang melanggar
aturan/hukum, baik di masyarakat bahkan di dalam Negara.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aborsi adalah kematian dan pengeluaran janin dari uterus baik secara spontan atau
disengaja sebelum usia kehamilan 22 minggu atu sebelum janin diberi kesempatan untuk
hidup.
Aborsi merupakan tindakan yang melanggar hukum dan tidak dibenarkan dalam
kondisi apapun kecuali untuk kemaslahatan si ibu. Hal ini sudah di atur dalam hokum
Negara.
Aborsi memiliki dampak yang sangat berbahaya bagi seorang yang melakukanya,
baik dari segi kesehatan maupun sosial. Selain itu aborsi yang tidak memenuhi syarat dan
tidak dilakukan oleh ahlinya dapat mengakibatkan komplikasi-komplikasi yang sangat
berbahaya bahkan dapat menyebabkan kematian.
B.

Saran

Seorang tenaga medis harus lebih sering memberikan pendidikan kesehatan


khususnya tentang aborsi dan dampaknya terhadap kesehatan sehingga masyarakat dapat
pengetahuan dan memiliki persepsi yang benar akan hal tersebut dan diharapkan dapat
menurunkan angka kejadian aborsi baik secara legal maupun illegal

DAFTAR PUSTAKA
Msruroh dan Mudzakkir, 2009. Panduan Lengkap Kebidanan dan Keperawatan.Merkid
Press. Yogyakarta
Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta
Tiar, Estu dkk. 2011. Manajemen Aborsi Inkomplet. Modul Kebidanan/WHO, Edisi 2.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Sumber online
Aborsi.org. 2004. Resiko Aborsi. Alamat : http://www.aborsi.org/resiko.htm.
Kompas.com.2012. Mahasiswa Aborsi Pakai Pil Sakit Kepala. Alamat :
http://megapolitan.kompas.com/read/2012/05/03/15561555/Mahasiswi.Aborsi.Pakai.Pil.Saki
t.Kepala.

10

Anda mungkin juga menyukai