Anda di halaman 1dari 11

ETIKA DAN KEWENANGAN

BIDAN DALAM
ASUHAN KEHAMILAN

KELOMPOK 3 :

DARMAIDA SITUMORANG
SUFINA RAHMADANI TARIGAN
TRI PUTRI AGENG UTAMI
WIDYA WULANDARI
Pengertian

 Etika diartikan "sebagai ilmu yang mempelajari


kebaikan dan keburukan dalam hidup manusia
khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh
kehandak dengan didasari pikiran yang jernih
dengan pertimbangan perasaan".

 Etika merupakan bagian filosofis yang berhubungan


erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu
tindakan, apakah benar atau salah, dan
penyelesaiannya baik atau tidak.
Dalam Konteks Lain Secara Luas Dinyatakan Bahwa:

 Etik adalah aplikasi dari proses & teori


filsafat moral terhadap kenyataan yg
sebenarnya. Hal ini berhubungan dengan
prinsip-prinsip dasar & konsep yg
membimbing makhluk hidup dalam berpikir
& bertindak serta menekankan nilai-nilai
mereka.
Tipe Pelayanan Asuhan Kehamilan

 Layanan kehamilan primer / mandiri.


 Layanan kolaborasi.
 Layanan rujukan.
Hak-Hak Wanita Hamil

Pada saat wanita mengalami kehamilan terjadi berbagai


perubahan fisik maupun psikologis.
 Hak-hak yang dimiliki wanita hamil adalah sebagai berikut
 Wanita hamil berhak memperoleh informasi tentang obat yang
diberikan kepadanya dan pelaksanaan prosedur oleh petugas
kesehatan yang merawatnyaserta pengaruhnya secara langsung
maupun tidak langsung terhadap bayi yang dikandungnya.
 Wanita hamil berhak untuk memperoleh informasi tentang
pengaruh terhadap fisik, mental, maupun neurologis terhadap
pertumbuhan bayinya.
 Wanita hamil berhak untuk mengetahui nama obat dan nama
pabriknya, bila diperlukan, sehingga dapat memberikan keterangan
kepada petugas kesehatan yang professional bila terjadi reaksi
terhadap obat tersebut.
Hak- hak ibu ketika menerima layanan asuhan
kehamilan adalah sebagai berikut :

 Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya.


Informasi harus diberikan langsung kepada klien (dan
keluarganya).
 Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya, dan harapannya
terhadap sistem pelayanan dalam lingkungan yang dapat ia
percaya.
 Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan
terhadapnya.
 Mendapat pelayanan secara pribadi/ dihormati privasinya dalam
setiap pelaksanaan prosedur.
 Menerima layanan senyaman mungkin.
 Menyatakan pandangan dan pilihannya mengenai
pelayanan yang diterima.
Standar Pelayanan Antenatal

 STANDAR 3 : IDENTIFIKASI IBU HAMIL

 STANDAR 4 : PEMERIKSAAN DAN PEMANTAUAN


ANTENATAL
 STANDAR PELAYANAN 5 : PALPASI ABDOMINAL

 STANDAR 6 : PENGELOLAAN ANEMIA PADA KEHAMILAN

 STANDAR 7 : PENGELOLAAN DINI HIPERTENSI PADA


KEHAMILAN
 STANDAR 8 PERSIAPAN PERSALINAN
Kewenangan Bidan dalam Asuhan Kehamilan

 Pengertian
 Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan
sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan
tertentu
Permenkes yang menyangkut wewenang bidan

 Permenkes No. 5380/IX/1963, wewenang bidan terbatas pada pertolongan persalinan


normal secara mandiri, didampingi tugas lain.
 Permenkes No. 363/IX/1980, yang kemudian diubah menjadi Permenkes 623/1989
wewenang bidan dibagi menjadi dua yaitu wewenang umum dan khusus ditetapkan bila
bidan meklaksanakan tindakan khusus di bawah pengawasan dokter. Pelaksanaan dari
Permenkes ini, bidan dalam melaksanakan praktek perorangan di bawah pengawasan
dokter
 Permenkes No. 572/VI/1996, wewenang ini mengatur tentang registrasi dan praktek
bidan. Bidan dalam melaksanakan prakteknya diberi kewenangan yang mandiri.
Kewenangan tersebut disertai dengan kemampuan dalam melaksanakan tindakan.
Dalam wewenang tersebut mencakup:
 Pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan ibu dan anak.

 Pelayanan keluarga berencana

 Pelayanan kesehatan masyarakat

 Kepmenkes No. 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktek bidan revisi


dari permenkes No. 572/VI/1996 Dalam melaksanakan tugasnya, bidan melakukan
kolaborasi, konsultasi dan merujuk sesuai dengan kondisi pasien, kewenangan dan
kemampuannya.
Wewenang Bidan

 Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan


(Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010
tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan,
kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:
 Kewenangan normal
 Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah
 Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang
tidak memiliki dokter.
 Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh
seluruh bidan.

Anda mungkin juga menyukai