Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender)


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Mashail Fiqhiyah
Dosen Pengampu : Dr. Oyoh Bariyah, S.Ag., M. Ag.

Disusun Oleh Kelompok 4:

Farah Ramdani (1710631110052)


Gifran Seftamas (1710631110061)

Holiwan Maulana (1710631110067)

Karlina Damayanti (1710631110076)


Kelas : PAI 7 B

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
TAHUN AKADEMIK 2020
KATA PENGANTAR

‫س ِم هللاِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح ْي ِم‬


ْ ِ‫ب‬

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu.

Tujuan kami membuat makalah yang berjudul “LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual,
Transgender)” adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Masail Al-Fiqhiyah.

Tak lupa saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Oyoh Bariyah,
S.Ag., M. Ag. selaku Dosen Pengampu Mata kuliah Masail Al-Fiqhiyah yang telah
membimbing kami.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi sahabat dalam belajar
untuk meraih prestasi yang gemilang. Kritik dan saran dari dosen pengampu mata kuliah dan
teman-teman seperjuangan sangat diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan dalam belajar
pada masa mendatang.

Karawang, 21 oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................2
A. Pengertian LGBT...........................................................................................................2
B. LGBT Menurut Pandangan Islam...............................................................................2
C. Hukum LGBT Menurut Islam.....................................................................................3
D. Peran Orang Tua Dalam Mencegah LGBT................................................................4
BAB III PENUTUP....................................................................................................................7
A. Kesimpulan.....................................................................................................................7
B. Saran...............................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fenomena LGBT (lesbian, gay, biseksual, transgender) saat ini telah berkembang
dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat Indonesia dengan kebudayaan timurnya masih
menganggap bahwa kaum LGBT merupakan orang-orang yang menyimpang, sehingga kaum
kaum LGBT ini masih ragu untuk membuka diri mereka kepada masyarakat. Sebagian kaum
LGBT mempresentasika dirinya sebagai heteroseksual, hal ini dilakukan agar kaum LGBT
dapat bergaul secara nyaman dalam melakukan berbagai aktivitas sosial bermasyarakat.
Presentasi diri sebagai heteroseksual membuat masyarakat tidak menyadari secara
jelas bahwa keberadaan kaum LGBT yang sebenarnya dekat dengan lingkungan kita sehari-
hari. Selain karena faktor budaya, faktor Agama juga menjadi alasan bagi kelompok LGBT
untuk menutup jati dirinya dimasyarakat. Salah satu dari kaum LGBT yang jarang diketahui
keberadaanya adalah kaum biseksual.
Fenomena LGBT tumbuh dengan subur di Indonesia karena kran kebebasan semakin
terbuka, sehingga kampanye-kampanye terbuka dapat dilakukan dengan memainkan isu hak
asasi manusia. Dengan adanya keterbukaan ini komunitas LGBT merupakan barisan untuk
mempengaruhi pemuda-pemuda yang belum tersentuh dengan berbagai modus dan yang
lebih penting lagi adalah keberadaan para aktivis yang dianggap pahlawan untuk
memperjuangkan eksistensi LGBT.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari LGBT?
2. Bagaimana LGBT menurut pandangan Islam?
3. Bagaimana hukum LGBT menurut Islam?
4. Bagaimana peran orang tua dalam mencegah prilaku LGBT?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari LGBT.
2. Untuk mengetahui LGBT menurut Islam.
3. Untuk mengetahui hukum LGBT menurut Islam.
4. Untuk mengetahui peran orang tua dalam mencegah prilaku LGBT.
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian LGBT (lesbian, gay, biseksual, transgender)


1) Lesbian adalah istilah bagi perempuan yang mengarahkan orientasi seksualnya kepada
sesama perempuan.
2) Gay adalah sebuah istilah bagi laki-laki yang mengarahkan orientasi seksualnya kepada
sesama laki-laki.
3) Biseksaual merupakan ketertarikan romantis, ketertarikan seksual kepada pria maupun
wanita. Istilah ini umumnya dilakukan dalam konteks ketertarikan manusia untuk
menunjukan perasaan romantis atau seksual kepada pria maupun wanita sekaligus.
4) Transgender merupakan ketidaksamaan identitas gender seseorang terhadap jenis
kelaminnya yang ditentukan Allah SWT, atau dari jenis kelamin perempuan menjadi laki-
laki, dan sebaliknya dari laki-laki menjadi perempuan.
B. LGBT menurut pandangan Islam
Islam mengakui bahwa manusia memiliki hasrat untuk melangsungkan hubungan
seks, terutama terhadap lawan jenis. Islam mengatur hal ini dalam sebuah lembaga yang
dinamakan dalam perkawinan. Melalui perkawinan, fitrah manusia dapat terpelihara dengan
baik, sebab perkawinan mengatur hubungan seks antara pria dan wanita. Dengan adanya
perkawinan yang di syariatkan, maka Islam melarang segala bentuk hubungan seks diluar
perkawinan. Sebab akan berdampak pada kekacauan hubungan biologis dan bisa merusak
garis keturunan dan menyebabkan permusuhan dan pembunuhan (Sudiman, 2002: 91)
Pembicaraan mengenai homoseksual selama ini selalu berujung pada hukuman bagi
para pelakunya, karena dalil keharaman nya menurut ahli fiqh telah ditetapka oleh Al-Qur’an
seperti yang ditetapkan oleh umat Nabi Luth. Oleh karena itu para Imam mazhab kecuali
Hanafi menetapkan hukuman rajam hingga mati bagi pelaku homoseksual. Sedangkan
Hanafi berpandangan hal ini termasuk maksiat yang tidak ditetapkan secara pasti oleh Allah,
maka dihukum ta’zir (pemberian pelajaran), ‫ا‬karena bukan bagian dari zina (ibn al-Qayyam
al-jauziyah, 1996: 168)

2
Mengenai larangan prilaku homoseksual, Rasulullah Saw bersabda:

‫ َمنْ َو َج ْد تُ ُم ْوهُ يَ ْع َم ُل َع َم َل لُ ْو ٍط فَا ْقتُلُ ْواالفَ ِع َل‬: ‫م‬.‫قال رسلو هللا ص‬: ‫س قال‬ ِ ‫عَنْ ِع ْك ِر َمةَع‬
ٍ ‫َن ا ْب ِن َعبَا‬
)‫َوال َم ْف ُع ْو َل بِ ِه (رواه الخمسةاالاالنسائ‬
Dari Ikrimah, dari Ibn Abbas, Rasulullah bersabda: “barang siapa yang kamu dapati
melakukan perbuatan kaum Nabi Luth (homoseksual) maka bunuhlah sipelaku dan yang
dikerjainya”.(HR. Lima Ahli hadist kecuali Annasa’i)
C. Hukum Penyimpangan Seksual (LGBT) Menurut Islam
Pasangan homoseks dalam bentuk liwath termasuk dalam tindak pidana berat
(dosa besar), karena termasuk perbuatan keji yang merusak kepribadian, moral dan
agama. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S al-A’raf ayat (7) : 80 dan 81
sebagai berikut : Artinya: “Dan (kami juga telah mengutus) Luth ketika dia berkata
kepada mereka “mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji, yang belum pernah
dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini)”. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki
untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini
adalah kaum yang melampaui batas.”
Ayat ini telah disebutkan menerangkan bahwa perbuatan kaum Nabi Luth yang
hanya melakukan hubungan seksual kepada sesama laki-laki melepaskan syahwatnya
hanya kepada sesama laki-laki dan tidak berminat kepada perempuan sebagaimana
ditawarkan oleh Nabi Luth, tetapi mereka tetap melakukan perbuatan homoseksual,
akhirnya Allah memberikan hukuman kepada mereka dan memutarbalikan negeri
mereka, sehingga penduduk Sodom, termasuk isteri Nabi Luth kaum lesbi, tertanam
bersamaan dengan terbaliknya negeri itu. Yang tidak kena azab hanya Nabi Luth dan
pengikut-pengikutnya yang saleh dan menjauhkan diri dari perbuatan homoseks.
Ulama fikih sepakat mengharamkan homoseks selain berdasarkan Al-Qur’an dan
Hadis, juga berdasarkan kaidah
fiqhiyah yang mengatakan : “Hubungan seks pada dasarnya adalah haram, sehingga
ada dalil (sebab-sebab yang jelas dan yakin tanpa keraguan) yang menghalalkannya,
yakni adanya akad nikah”.
Begitu pula ulama fikih sepakat mengharamkan perbuatan lesbian, berdasarkan
Hadis Nabi Saw yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Said. “Janganlah pria melihat

3
aurat pria lain dan janganlah wanita melihat aurat wanita lain dan janganlah
bersentuhan pria dengan pria lain di bawah sehelai selimut/kain, dan janganlah pula
wanita bersentuhan dengan wanita lain di bawah sehelai selimut/kain”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa perbuatan homo dan lesbi haram
hukumnya, apakah itu berbentuk pasangan menikah atau tidak. Kalau ada ungkapan atau
pernyataan yang mengatakan bahwa homo dan lesbi dibolehkan, itu bukan ajaran Al-
Qur’an dan Hadis dan bukan pula hasil ijtihad ulama yang mumpuni dibidangnya. Itu
hanya ungkapan dan pernyataan dari kalangan liberal yang hanya berbekal sedikit
pengetahuan agama, yang belum mengkaji dengan baik ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadis,
sehingga mereka memberi fatwa yang menyesatkan, yaitu mengabsahkan perilaku
homoseksual dan lesbi.
D. Peran Keluarga dalam Mencegah Perilaku LGBT
Dalam pandangan psikologi perkembangan, anak memiliki beberapa aspek penting yang
harus diperhatikan orang tua dalam mendidik dan mengawasi agar terhindar dari perilaku
LGBT. Berikut ini sepuluh pendidikan yang harus diperhatikan dan menjadi tanggung
jawab orang tua.
a. Pendidikan Iman
Pemahaman yang menyeluruh terhadap pendidikan anak adalah menumbuhkan anak
atas dasar pemahaman-pemahaman berupa dasar-dasar pendidikan iman dan ajaran
Islam sejak masa pertumbuhannya. Dengan demikian anak akan terikat dengan Islam,
baik akidah maupun ibadah, dan ia akan selalu berkomunikasi dengannya dalam hal
penerapan metode maupun peraturan.
Contoh pendidikannya adalah:
1) Membuka kehidupan anak dengan kalimat Laa ilaaha illallah.
2) Mengenalkan hukum halal dan haram kepada anak.
3) Menyuruh anak-anak beribadah ketika memasuki usia tujuh tahun.
4) Mendidik anak untuk mencintai Rasul, keluarga dan membaca al-Qur’an.
b. Pendidikan Syari’at Islam
Pendidikan syari’at Islam meliputi ibadah dan muamalah. Jika orang tua tidak mampu
melakukannya berkaitan dengan keilmuan yang dimilikinya, maka orang tua
mempuyai kewajiban untuk mencarikan guru untuk anaknya. Keimanan dan ketaatan

4
kepada Allah sudah tentu harus diikuti dengan pemahaman syari’at Islam. Hal yang
mendasar wajib diberikan ilmunya kepada anak, misalkan kewajiban sholat, zakat,
puasa, haji berdasarkan al-Qur’an dan Hadits. Terutama tentang syarat, rukun, dan
tata cara pelaksanaannya ibadah dan muamalah. Sehingga anak dari usia dini sudah
memahami dan menjalankan hak dan kewajiban terhadap Allah dan sesamanya.
c. Pendidikan Moral/ Akhlak
Pendidikan moral adalah serangkaian prinsip dasar moral dan keutamaan sikap serta
watak yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak sejak masa pemula
hingga ia menjadi seorang mukallaf (dewasa). Pengertian akhlak dalam hal ini bukan
sekedar sopan santun dalam hubungannya dengan sesama manusia saja, melainkan
yang paling utama adalah keluhuran budi seorang hamba terhadap Allah Yang Maha
Luhur dan juga tetap berbudi luhur terhadap semua makhluk ciptaan Allah selain
manusia (Wahid Abdus Salam Bali 1990:38).
d. Pendidikan Fisik
Berikut ini adalah beberapa dasar-dasar ilmiah yang digariskan Islam dalam mendidik
fisik anak-anaknya supaya para pendidik dapat mengetahui besarnya tanggung jawab
dan amanat yang diserahkan Allah di antaranya adalah:
1) Kewajiban memberi nafkah kepada keluarga dan anak.
2) Mengikuti aturan-aturan yang sehat dalam makan, minum, dan tidur.
3) Melindungi diri dari penyakit menular.
4) Pengobatan terhadap penyakit.
5) Merealisasikan prinsip-prinsip ‘tidak boleh menyakiti diri sendiri dan orang lain.
6) Membiasakan anak berolah raga dan bermain ketangkasan.
7) Membiasakan anak untuk bersahaja, zuhud dan tidak larut dalam kenikmatan.
8) Membiasakan anak bersikap tegas dan menjauhkan diri dari pengangguran,
penyimpangan dan kenakalan.
e. Pendidikan Intelektual
Pendidikan intelektual adalah pola pikir anak dengan segala sesuatu yang bermanfaat,
seperti ilmu agama, ke-budayaan, dan peradaban.
f. Pendidikan Kejiwaan (Psikologis)

5
Tujuan pendidikan ini adalah membentuk, membina, dan menyeimbangkan
kepribadian anak. Sejak anak dilahirkan, Islam telah memerintahkan kepada para
pendidik untuk mengajari dasar-dasar kesehatan jiwa yang memungkinkan ia dapat
menjadi seorang manusia berakal, berpikir sehat, bertindak penuh pertimbangan, serta
ber-kemauan tinggi.
g. Pendidikan Sosial
Pendidikan sosial adalah pendidikan anak sejak dini agar terbiasa melakukan tata
krama sosial yang utama, yang bersumber dari aqidah Islamiyah yang abadi dan
emosi keimanan yang mendalam di masyarakat. Pendidikan sosial merupakan
fenomena tingkah laku yang dapat mendidik anak guna melakukan segala kewajiban
sopan santun dalam berinteraksi dengan orang lain secara baik.Pendidikan sosial ini
dijelaskan oleh
h. Pendidikan Lingkungan
Pendidikan lingkungan adalah upaya yang dilakukan oleh orang tua kepada anak
untuk menjaga dan melestarikan lingkungan yang telah diciptakan Allah dan
bagaimana ia bergaul dengan lingkungannya. Adapun yang dimaksud dengan
lingkungan di sini adalah segala sesuatu yang ada di sekitar anak didik baik berupa
benda-benda, peristiwa yang terjadi maupun kondisi masyarakat terutama yang dapat
memberikan pengaruh kuat kepada anak, dan lingkungan di mana anak-anak bergaul.
i. Pendidikan Seksual
Pendidikan seksual adalah upayapengajaran, penyadaran, dan penerangan tentang
masalah-masalah seksual pada anak. Metode yang digunakan dalam pendidikan
seksual yaitu metode ceramah, observasi, dan metode langsung. Pendidikan seks atau
bimbingan seks penting sekali untuk diketahui oleh para generasi muda. Seperti yang
terjadi pada zaman Nabi Muhammad saw., bahwa kaum Muslim tidak pernah malu-
malu untuk bertanya kepada Rasulullah Saw tentang segala permasalahan (termasuk
masalah yang demikian pribadi seperti kehidupan seksual suami isteri) untuk
mengetahui seluk beluk dan hukum-hukum agama yang berkaitan dengan masalah-
masalah tersebutPendidikan kehidupan berkeluarga adalah suatu bentuk dari
pendidikan seks dengan ruang lingkup yang lebih luas.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyimpangan seksual dapat terjadi pada siapa saja tanpa pandang bulu. Salah satu
bentuk penyimpangan seks adalah LGBT. LGBT dapat disebabkan oleh pengaruh
lingkungan pertemanan, perlakuan orang tua terhadap anak, tayangan fornografi, dan froblem
hidup seperti himpitan ekonomi dan kejiwaan.
Hal-hal tersebut menjadi penyumbang dari terjadinya prilaku seks menyimpang
maupun LGBT. LGBT dapat dihindari atau dicegah, bahkan dapat disembuhkan. Jalur yang
digunakan oleh para ahli untuk menyembuhkan perilaku LGBT adalah kejiwaan dan
pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu dalam menyelesaikan problem LGBT ini tidak
dapat mengandalkan satu sisi keilmuan saja, sehingga pendidikan Agama Islam juga harus
didukung oleh ilmu jiwa. Orang tua dan guru sangat dibutuhkan dalam mengawal generasi
agar terhindar dari perilaku LGBT tersebut.
B. Saran
Beberapa saran dapat dilakukan berdasarkan faktor penyebab munculnya LGBT.
Penanganan terhadap mereka dibedakan dari faktor penyebabnya antara lain faktor genetik,
psikologis maupun kultural.
Dengan memahami faktor-faktor tersebut, maka diharapkan dapat dirumuskan solusi
yang tepat untuk seseorang yang mengidap penyakit LGBT tersebut. secara umum, solusi
untuk menyembuhkan penyakit LGBT ini terbagi menjadi 2 yaitu solusi internal dan
eksternal. Solusi internal misalnya perlu adanya kesadaran dan kemauan untuk sembuh, serta
kesungguhan melakukan perubahan. Sedangkan solusi eksternal dapat berupa dukungan
keluarga dan orang-orang dekat, serta membebaskan diri dari lingkungan LGBT.

7
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Dan Al-Hadist

ABD. Madjid Ahmad. Masa’il Fiqhiyah (membahas masalah Fiqh yang aktual)”. PT.Garuda
Buana Indah, Pasuruan, jatim 1994

https://aina1237.blogspot.com/2019/02/makalah-lgbt.html?m=1 (diakses tanggal 21 oktober


2020)

Anda mungkin juga menyukai