Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN BUKU

Model Kinerja Guru Dalam Mewujudkan Sekolah Efektif


Karangan : Dr.H.Akil,.M.Pd
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran

Dosen pengampu :
Dr. H. Akil, M.Pd,

Di susun oleh :
Dzikra Alya Dianah (1710631110044)
Gita Febrianti (1710631110062)
Ima Naziroh (1710631110071)
Kelas : PAI 4 B

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGATAR

‫ْــــــــــــــــم اﷲِالرَّحْ َم ِن ال َّر ِحيم‬


ِ ‫بِس‬

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. pemimpin segala berkah, pejuang
segala rahmat dan karena nikmat-Nya jualah kita dapat hidup rukun dan damai sebagaimana
keadaan kita pada saat sekarang ini. Salawat beriring salam tidak lupa kita kirimkan kepada
arwah junjungan nabi besar Muhammad SAW. yang telah bersusah payah membimbing
umatnya dari lembah kebodohan menuju alam berpendidikan seperti saat sekarang ini dan beliau
jugalah pemimpin besar revolusi islam selaku penegak kebenaran.

Selanjutnya dalam penulisan laporan buku ini, yang berjudul “Model Kinerja Guru
Dalam Mewujudkan Sekolah Efektif” penulis mengakui banyak sekali kekurangan dalam
penulisan laporan ini, Oleh karena itu penulis mengharapkan tegur sapa dari dosen  pengampu
mata kuliah “Strategi Pembelajaran” dan para pembaca yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

Demikian, terima kasih yang tak terhingga penulis tujukan kepada keluarga yang
mendorong dan terus mendo’akan untuk meneruskan pendidikan sampai saat ini. Akhirul kalam
penulis ucapkan selamat membaca semoga laporan ini akan membawa manfaat bagi penulis, dan
pembaca sekalian pada umumnya.

Karawang, 16 Februari 2019

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR...........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
BAB II MANAJEMEN PENDIDIKAN..........................................................................................3
A. Kinerja Guru.........................................................................................................................3
B. Visi dan Misi Sekolah...........................................................................................................4
BAB III KONSEP KEPEMIMPINAN SEKOLAH........................................................................6
A. Konsep Kepemimpinan........................................................................................................6
B. Gaya Kepemimpinan............................................................................................................6
C. Kepemimpinan Kepala Sekolah...........................................................................................7
D. Kepemimpinan Dalam Perubahan........................................................................................7
E. Komitmen Guru pada Tugas.................................................................................................7
F. Latar belakang Sosial, Ekonomi, dan Budaya......................................................................8
G. Kualitas Hasil Belajar Siswa................................................................................................8
H. Studi terdahulu yang relavan................................................................................................8
BAB IV METODE PENELITIAN................................................................................................10
A. Lokasi /obyek penelitian.....................................................................................................10
B. Subyek Penelitian...............................................................................................................10
C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data.............................................................................10
D. Instrumen Penelitian...........................................................................................................11
E. Populasi dan sampel penelitian...........................................................................................11
F. Pengolahan data..................................................................................................................11
BAB V HASIL-HASIL KAJIAN..................................................................................................13
BAB VI PENUTUP......................................................................................................................14
A. Komentar............................................................................................................................14
B. SKesimpulan.......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
Amanata Undang Undang Dadar Negara Republik Indonesia tahun 1945 antara lain terdapat pada
Pembukaan UUD 1945 alenia 4.

Sedangkan dalam pembagian lain dijelaskan tentang hak dan tanggung jawab pemerintah, yaitu:

1. Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran;


2. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur
dengan undang-undang ( UUD 1945 Pasal 31).
Begitu pula dalam UUD 1945 (Pasal 31 setelah Amandemen), menegaskan:
1. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan;
2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya;
3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional;
4. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran
pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja negara daerah untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggarahan pendidikan nasional;
5. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama
dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Pendidikan merupakan usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Program Pembangunan Nasional (propenas) tahun 2000-2004 memberikan perhatian khusus, bahwa
program pembinaan pendidikan menengah yang mencakup Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah (MA) ditunjukkan untuk:
1. Memperluas jangkauan dan daya tampung SMU, SMK, dan MA bagi seluruh masyarakat;
2. Meningkatkan kesamaan kesempatan untuk memperoleh pendidikan bagi kelompok yang kurang
beruntung, termasuk mereka yang tinggal di daerah terpencil dan perkotaan kumuh, daerah
bermasalah dan masyarakat miskin, dan anak yang berkelainan;
3. Meningkatkan kualitas pendidikan menengah sebagai landasan bagi peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan kebutuhan dunia kerja;
4. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya pendidikan yang tersedia;
5. Meningkatkan keadilan dalam pembiayaan dengan dana publik;
6. Meningkatkan efektivitas pendidikan sesuai dengan kebutuhan kondisi setempat;

1
7. Meningkatkan kinerja personal dan lembaga pendidikan;
8. Menigkatkan partisipasi masyarakat untuk mendukung program pendidikan; dan
9. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bukan hanya sebagai sistem sosial terbuka, agen
perubahan (agen of change), namun sebagai tempat untuk menyiapkan peserta didik (siswa) melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan serta harus peka penyesuaian diri dan dapat
mengantisipasi perkembangan-perkembangan yang akan terjadi dalam kurun waktu tertentu.

2
BAB II
MANAJEMEN PENDIDIKAN

Manajemen pendidikan ialah suatu illmu yang mempelajari bagaimana menata sumber
daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan
suasana yang baik.
A. Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja Guru
Penegrtian kinerja guru mengacu pada pengertian performance yang diterjemahkan
menjadi kinerja, juga berarti prestai kerja atau pelaksanaan kerja atau penampilan kerja. Dengan
demikian kinerja adalah penampilan perilaku kerja yang ditandai oleh keluwesan gerak, ritme
dan urutan kerja yang sesuai dengan prosedur sehingga diperoleh hasil yang memenuhi syarat
kualitas, kecepatan dan jumlah.(LAN, 1992:3)
Kinerja guru memerlukan suatu sistem manajemen kinerja yan dirancang untuk
menghubungkan tujuan institusional (lembaga) dengan tujuan dalam proses pembelajaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Guru
P. Drucker mengemukakan, bahwa dalam mengendalikan kinerja (performanse)
karyawan/pegawai, mempunyai lima dimensi, yaitu:
a. Dimensi Fisilogis, yaitu dimensi yang menunjuk, bahwa manusia akan bekerja
dengan baik bila bekerja disesuaikan dengan fisiknya;
b. Dimensi Psikologis, yaitu dimensi yang merupakan aspek-aspek kepribadian.
c. Dimensi sosial, yaitu dimensi yang mengacu pada suatu ungkapan hubungan
sosial diantara sesama karyawan.
d. Dimensi ekonomi, yaitu dimensi yang ada hubungannya dengan kehidupan
karyawan.
e. Dimensi keseimbangan, yaitu dimensi yang ada hubungannya dengan
keseimbangan antara apa yang diperoleh dari pekerjaannya dengan kebutuhan
hidupnya.
Secara garis besar berbagai kemampuan yang dimiliki oleh Guru, dapat disimpulkan
menjadi tiga kemampuan dasar Guru, yaitu:
1) Kemampuan merencanakan pembelajaran;

3
2) Kemampuan melaksanakan pembelajaran;
3) Kemampuan mengevaluasi (Pengawasan) pembelajaran.
Suatu motivasi cenderung mengurangi kekuatannya, manakala tercapainya suatu
kepuasan itu terhalang, perbedaan kognisi, frustasi, atau karena kekuatan motivasinya
bertambah. Perubahan-perubahan kekuatan motivasi tersebut, secara singkat penulis kemukakan
sebagai berikut:
a. Kepuasan kebutuhan, yaitu kepuasan yang mengacu pada kebutuhan yang
apabila terpenuhi/terpuaskan.
b. Terhalangnya pemuasan kebutuhan, berubahnya suatu kebutuhan dari
kebutuhan selain ditentukan oleh terpuasnya kebutuhan tersebut.
c. Perbedaan Kognisi, yaitu perbedaan yang menunjuk pada mendorong seseorang
untuk berbuat sesuatu.
d. Frustasi, yaitu terhalangnya/ gagalnya suatu usaha pencapaian tujuan.
e. Kekuatan motivasi yang bertambah, yaitu prilaku akan berubah manakala
kebutuhan-kebutuhan yang menarik, bertambah kekuatannya.
B. Visi dan Misi Sekolah
Visi berasal berasal dari kata Inggris “Vision” artinya penglihatan, daya lihat, pandangan,
atau impian atau bayangan. Pada konteks pendidikan, Visi diartikan dengan gambaran
(wawasan) atau pernyataan tentang lembaga pendidikan yang ingin diwujudkan di masa jauh ke
depan. Adapun ciri-ciri rumusan Visi, sebagai berikut:
1. Mudah dipahami;
2. Bahasa sederhana, jelas, sarat makna;
3. Bersifat menantang dan dapat dicapai;
4. Ideal, tapi dapat dihayati;
5. Menimbulkan motivasi dan kegairahan untuk melaksanakan;
6. Bersifat mempersatukan;
7. Tidak menyebut dan tidak terikat pada angka definitif; dan
8. Memberikan nuansa kinerja bermutu bagi para karyawan.
Misi (Mission), diartikan dengan tugas, perutusan, utusan. Misi diartikan pula sebagai
perutusan yang dikirimkan oleh suatu negara ke negara lain untuk melakukan suatu tugas khusus
di bidang diplomatik, politik, perdagangan, kesenian, dan sebagainya. (Depdikbud, 1995:660)

4
Ciri-ciri rumusan Misi, sebagai berikut:
1. Mudah dihafal;
2. Mudah dikomunikasikan;
3. Sifat bidang garapan jelas;
4. Ada komitmen pada mutu;
5. Vokus pada pelanggan;
6. Mengandung maksud jangka panjang;
7. Fleksibel.
8. (Depdikbud, 1998:8)

5
BAB III
KONSEP KEPEMIMPINAN SEKOLAH
A. Konsep Kepemimpinan
Pemimpin berasal dari kata pimpin yang berarti bimbing, tuntun. Pemimpin berarti orang
yang memimpin, membimbing, menuntun, menunjukan jalan, melatih (mendidik, mengajar)
supaya akhirnya dapat mengerjakan sendiri (W. J. S. Poerwadarminta, 1986:754).
Teori kepemimpinan pada umumnya membahas hal-hal yang sama. Ada teori yang
menyatakan, bahwa pimpinan itu dilahirkan bukan dibuat. Ada pula yang menyatakan bahwa
pemimpin itu terjadi karena adanya kelompok orang-orang, dan ia melakukan pertukaran dengan
yang dipimpin. Ada pula teori lain yang mengemukakan bahwa pemimpin timbul karena
situasinya memungkinkan ia ada.Berdasarkan prespektif Islam, ada dua konsep kepemimpinan,
yaitu “khalifah” yang menunjuk pada tujuan penciptaan manusia di muka bumi, dan “Al-Amr”
yang menunjuk pada karakteristik kepemimpinan dalam Islam. Islam menegaskan, bahwa
kepemimpinan Islam diperlukan kualifikasi, yaitu :
1. Shidik,
2. Amanah,
3. Tabligh, Fathonah,
4. Wafa’Adil
5. Tawadlu’,
6. Sajaah,
Al-Amr dalam Al-qur’an selalu tampil dalam dua makna, yaitu urusan dan pemerintah
atau penguasa, contohnya dalam hal musyawarah harus ada seseorang yang mengendalikan
jalannya permusyawaratan tersebut untuk mencapai kesepakatan.
B. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan ini menunjuk pada bagaimana seorang pemimpin merefleksikan
tindakan berdasarkan gaya yang tergantung dari situasi.
Daniel Goleman (2004:65) mengemukakan, bahwa ada empat gaya kepemimpinan yang
menciptakan resonansi untuk memajukan kerja, yaitu: Visioner, Pembimbing, Afiliatif,
Demokratis.

6
C. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Ada dua kata kunci yang dipakai sebagai landasan untuk memahami pengertian Kepala
Sekolah, yaitu “Kepala” dan “Sekolah”. Kepala diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam
suatu organisasi atau lembaga. Sedangkan Sekolah merupakan sebuah lembaga (organisasi),
dimana menjadi tempat menerima (take) dan memberi (give) pelajaran.
Secara umum Dirjen Dikdasmen (1993) dan disempurnakan oleh penulis, bahwa “Kepala
Sekolah dalam menerapkan Gaya Kepemimpinannya harus mampu mengelola .berbagai
administrasi di sekolah”, yaitu :
1) Kepegawaian / ketenagaan
2) Kejelasan visi dan misi sekolah ( termasuk program sekolah)
3) Kurikulum (program pembelajaran)
4) Kesiswaan
5) Keuangan
6) Sarana dan prasarana sekolah
7) Ketatausahaan / tata persuratan
8) Perpustakaan
9) Laboratorium
10) Bimbingan dan konseling
11) Hubungan sekolah dengan masyarakat
D. Kepemimpinan Dalam Perubahan
Kepemimpinan dalam perubahan menunjuk pada perubahan kepemimpinan yang
mengacu pada perubahan-perubahan yang terjadi ketika seorang pemimpin dalam menerapkan
gaya kepemimpinannya. Ini berarti seorang pemimpin harus betul-betul mampu membaca situasi
dan kondisi yang dipimpinnya dalam menerapkan gaya kepemimpinannya. Seorang pemimpin
harus mampu menyederhanakan sesuatu yang kompleks. Contoh, seorang pemimpin ditengah-
tengah masyarakat petani berbeda dengan pemimpin di tengah-tengah masyarakat nelayan.
E. Komitmen Guru pada Tugas
Secara garis besar, tugas guru terbagi menjadi tiga, yaitu tugas Profesional, kemanusiaan,
dan Kemasyarakatan.
1) Tugas Profesional,

7
2) Tugas Kemanusiaan,
3) Tugas Kemasyarakatan,
Dari tugasnya yang sangat berat itulah, seorang guru pantas mendapatkan tugas yang
istimewa dan terhormat, sehingga dianggap masyarakat Indonesia adalah orang yang di gugu dan
ditiru dalam kehidupan masyarakat.
F. Latar belakang Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Faktor-faktor lingkungan sering kurang diperhitungkan dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapi pendidikan, khususnya masalah social, ekonomi dan budaya yang sangat
berpengaruh terhadap kinerja guru.
Pengaruh latar belakang sosial, ekonomi dan budaya dengan berbagai permasalahannya
yang dihadapi guru, tidaklah mungkin diselesaikan dengan terpisah, namun berbagai
permasalahan itu harus diselesaikan dengan menggunakan pendekatan multidimensional, artinya
dengan berbagai cara/pendekatan/sudut pandang yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi dunia pendidikan, khususnya pengaruh terhadap kinerja guru, apakah pendekatan
sosiologis, ekonomis, maupun budaya.
G. Kualitas Hasil Belajar Siswa
Kualitas hasil belajar siswa menunjuk pada hasil yang telah dicapai, dari yang telah
dilakukan atau dikerjakan siswa pada proses pembelajaran. Hal ini merupakan suatu indikator,
baik atau buruknya dari pengaruh gaya kepemimpinan Kepala Sekolah, kejelasan Visi dan Misi,
komitmen guru pada tugas dan kondisi latar belakang social, ekonomi, dan budaya terhadap
kinerja guru, tetap fokusnya pada kualitas hasil belajar siswa, Kualitas hasil belajar siswa yang
dimaksud dalam hal ini, yaitu kualitas hasil belajar siswa yang memberikan kepuasan kepada
guru, Kepala Sekolah, tenaga kependidikan lainnya, orang tua siswa, dan siswa itu sendiri yang
ditinjau dari indikator dan dapat diukur, antara lain dari Nilai akademik dan nilai non akademik
1) Nilai akademik, melputi nilai ujian nasional, nilai ujian sekolah dan nilai harian.
2) Nilai non akademik meliputi kegiatan ekstrakulikuler yang dilakukan oleh siswa.
H. Studi terdahulu yang relavan
roHasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dan sangat erat hubungannya
dengan Pengaruh gaya Kepemimpinan Sekolah, kejelasan Visi dan Misi, komitmen guru pada
tugas, latarbelakang sosial ekonomi, dan budaya terhadap kinerja guru dan hubungannya dengan
hasil belajar siswa, sebagai berikut

8
Nurtain (1983) dalam Disertasinya yang berjudul “Studi mengenai Gaya dan Wibawa
Kepemimpinan Sekolah dalam Mengelola Kematangan Guru dan hubungannya dengan Prestasi
Belajar Murid”, menemukan, bahwa :
1. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah di Sumatera Barat bertumpu
pada “Menjual-Mendikte” dan didukung oleh wibawa kepemimpinan.
2. Wibawa Kepemimpinan berkorelasi positif sangat myata dengan gaya
kepemimpinan yang diterapkan.
3. Kepala Sekolah belum peka terhadap kebutuham guru-guru dan belum mampu
mendiagnosis/menangkap situasi kematangan guru-guru, sehingga kurang adiptif
dalam menghadapi keadaan kritis atau darurat dan kurang kreatif dalam
menangani berbagai masalah program pembelajaran di sekolah.
Andi P.P Undap 1988, dalam disertasinya berjudul “pola kepemimpinan dan
profesionalisme tenaga kependidikan” menemukan bahwa :
1. Terdapat kecenderungan yang menunjukan bahwa pola kepemimpinan pejabat
structural dilembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) IKIP tidak jauh
berbeda dengan pola kepemimpinan organisasi birokrasi lainnya.
2. Pola kepemimpinannya menunjukkan unsur-unsur kepemimpinan tradisiomal
disamping kepemimpinan politis-birokratis yang sentralistis.

9
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Lokasi /obyek penelitian


Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, maka lokasi penelitiannya adalah wilayah
kabupaten indramayu, khususnya di SMA Negeri sekabupaten indramayu, mengingat fokus
penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk menganalisis emperik kekenaan dengan
pengaruh kejelasan visi dan misi, gaya kepemimpinan kepala sekolah, komitmen guru pada
tugas, latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya terhadap kinerja guru dan hubungannya
dengan kualitas hasil belajar siswa SMA Negeri di kabupaten indramayu.
1. Sekolah menengah atas (SMA) Negeri
2. Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu
B. Subyek Penelitian
Penelitian ini berfokus pada penelitian pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah,
kejelasan visi dan misi, komitmen guru pada tugas, latar belakang social, ekonomi, dan budaya
terhadap kinerja guru dan hunungannya dengan kualitas hasil belajar siswa. Subyek penelitian
utama atau respoden utama adalah guru SMA Negeri dengan jumlah 238 0rang dari populasi
berjumlah 950 orang dan kepala sekolah berjumlah 14 orang.
C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan
pendekatan deskriptif analitis.
Pengertian deskriptif analitis lebih menuturkan / menguraikan suatu secara sistematis
tentang data atau karakteristik tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat, dengan
kata lain penelitian deskriptif analitis memusatkan pada masalah- masalah yang bersifat aktual,
untuk melukiskan variabel atau kondisi apa yang ada dalam situasi tertentu.
Pendekaatan penelitian Deskriptif Analitis terhadap data Kuantitatif adalah metode
penelitian yang di gunakan untuk memberikan gambaran atau mendeskripsikan serta
menganalisis hasil-hasil penelitian bedasarkan tafsiran data yan diperoleh melalui angka-angka
statistik dengan menekankan kejadian masa kini dan masa lampau.

10
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
angket (kuesioner) yaitu melalui penyebaran instrumen, wawancara (interview), dan studi
dokumentasi.
1. Angket (kuesioner)
2. Angket (kuesioner) merupakan suatu teknik pengumpulan data mengenai suatu
masalah yang dilakukan dengan cara mengedarkan suatu daftar pertanyaan atau
pernyataan yang diajukan secara tertulis kepada subyek.
3. Wawancara (Interview)
4. Wawancara (Interview) adalah teknik pengumpulan data melalui suatu
percakapan (tanya jawab secara lisan) yang diarahkan pada suatu masalah tertentu
antara dua orang atau lebih dengan maksud untuk di publikasikan.
5. Studi Kepustakaan dan Dokumentasi
6. Studi ini di maksud untuk memperoleh berbagai informasi konsep teoritis tentang
kejelasan visi dan misi, gaya kepemimpinan kepala sekolah, komitmen guru pada
tugas, latar belakang sosekbud, dan kinerja guru, serta kualitas hasil belajar
siswa.
D. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data ini dianggap representatif dan valid, oleh karena dapat menunjukkan
Reliabilitas(keajegan) dan validitas (ketepatan) respoden dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan / Pernyataan-pernyataan angket dan wawancara sehingga dapat dijadikan alat ukur
yang sebenarnya.
E. Populasi dan sampel penelitian
Populasi adalah subyek penelitian yang dijadikan sumber data baik yang berupa manusia,
gejala, nilai tes, benda-benda, atau peristiwa. Sujana (1996:6) mengemukakan,bahwa: populasi
adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pengukuran kuantitatif maupun
kulitatif mengenai karakter ristik dari semua anggota kumpula yang lengkap dan jelas yang ingin
dipelajari sifat-sifatnya. Adapun sebagian yang diambil dari populasi di sebut sampel.
F. Pengolahan data
Mengigat data yang dikumpulkan dalam penelitian ini masih merupakan data
mentah/lunak ( Soft data), maka harus disusun, diklasifikasikan, diolah dan dianalisis menurut
teknik/Prosedur tertentu. Oleh karena itu data yang dikumpulkan melalui teknik angket

11
(kuesioner), wawancara (interview) dan studi dokumentasi dalam penelitian kuantitatif harus
validitas ( internal/eksternal), reliabitas, dan objektivitas.

12
BAB V
HASIL-HASIL KAJIAN
Pendekatan penelitian yang di gunakan yaitu penelitian deskriptif analitismelalui data
kuatitatif maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.
1. Temuan hasil penelitian tentang pengaruh kejelasan visi dan misi sekolah
terhadap kinerja guru dan hubungannya dengan kualitas hasil belajar siswa
2. Temuan hasil penelitian tentang pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah
terhadap kinerja guru dan hubungannya dengan kualitas dengan kualitas hasil
belajar siswa
3. Temuan hasil penelitian tentang pengaruh komitmen guru pada tugas terhadap
kinerja guru dan hubungannya dengan kualitas dengan kualitas hasil belajar
siswa
4. Temuan hasil penelitian tentang pengaruh latar belakang sosekbud terhadap
kinerja guru dan hubungannya dengan kualitas dengan kualitas hasil belajar
siswa
5. Temuan hasil penelitian tentang tentng kontribusi faktor-faktor yang
mempengaruhi peningkatan kinerja guru dalam peningkatan hasil belajar siswa

13
BAB VI
PENUTUP
A. Komentar
Menurut penulis laporan buku “Model Kinerja Guru dalam Mewujudkan Sekolah
Efektif”merupakan sebuah buku yang sangat bagus. Karena dengan adanya buku ini pembaca
lebih mudah memahami model kinerja guru dalam mewujudkan sekolah yang efektif dan lebih
efisien lagi.Didalamnya terdapat penjelasan-penjelasan berkaitan tentang semua hasil penelitian
dengan sangat jelas dan mudah untuk dipahami. Semua itu karena laporan yang dibuat kurang
lebih melakukan riset selama 1 tahun.
B. Kesimpulan
1. Pengaruh kejelasan Visi dan Misi sekolah terhadap kinerja guru dan hubunganya
dengan kualitas hasil belajar siswa SMA Negeri di kabupaten Indramayu,
menunjukan pengaruh yang positif dan signifikan. Hal ini dapat dilihat dari
pengaruh besar keseluruhan faktor-faktor Visi dan Misi sekolah yang
mempengaruhi kinerja guru.
2. Pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru dan
hubungannya dengan kualitas hasil belajar siswa Negeri di kabupaten Indramayu,
menunjukan pengaruh yang positif dan signifikan. Hal ini dapat dilihat dari
pengaruh keseluruhan gaya kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kinerja guru.
3. Pengaruh komitemen guru pada tugas kinerja guru dan hubungannya dengan
kualitas hasil belajar siswa SMA Negeri di Kabupaten Indramayu menunjukan
pengaruh yang positif dan signifikan. Hal ini dapat dilihat dari pengaruh
keseluruhan faktor-faktor komitmen guru pada tugas yang mempengaruhi kinerja
guru.
4. Pengaruh latarbelakang sosial, ekonomi, dan budaya sekolah/masyarakat terhadap
kinerja guru dan hubungannya dengan kualitas hasil belajar siswa SMA Negeri di
Kabupaten Indramayu menunjukan pengaruh yang positif dan signifikan . Hal ini
dapat dilihat dari pengaruh keseluruhan faktor-faktor latarbelakang sosekbud
sekolah/masyarakat yang mempengaruhi kinerja guru.
5. Ditinjau dari peningkatan kinerja guru sebagai salah satu faktor utama dan
pertama/dominan dalam proses pembelajaran, terutama dalam melaksanakan

14
tugas merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, menganalisis, mengadakan
perbaikan dan pengayaan (remedial and enrichment teaching), serta tidak lanjut
terhadap peningkatan kualitas hasil belajar siswa, kinerja guru memberikan
kontribusi yang cukup signifikan dan kepala sekolah senantiasa memberikan
motivasi secara kontinue (terus menerus) terhadap tugas-tugasnya, meskipun pada
tataran analisis dan perbaikan, serta pengayaan hasil belajar siswa, pada umumnya
belum dilaksanakan secara optimal.

15
DAFTAR PUSTAKA

Akil.2018.Model kinerja Guru dalam mewujudkan sekolah efektif.Bandung:Gapura press

16

Anda mungkin juga menyukai