Kelas : PAI 5B
Npm : 1710631110045
1
mengenai pendidikan seperti dijelaskan bahwasanya Allah akan meninggikan derajat
bagi manusia yang senantiasa menuntut ilmu dan memiliki ilmu pengetahuan dengan
pendidikan. Seperti dalam QS. Al-Mujadilah ayat 11 :
Guru yang dimaksud adalah guru Pendidikan Agama Islam, hal itu merupakan
upaya sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa dalam mengenal, menyakini,
memahami, menerima, menghayati dan berakhlak mulia, mengamalkan ajaran
Agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur’an dan al-Hadits, melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan serta penggunaan pengalaman. Adapun
suasana belajar Pendidikan Agama Islam sangat berpengaruh dalam peningkatan
kualitas belajar mengajar. Apabila pembelajaran menyenangkan, niscaya dapat
menimbulkan minat dan motivasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Begitu
juga sebaliknya, apabila dalam berlangsungnya pembelajaran tersebut tidak nyaman
dan membosankan. Maka siswa pun kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran
tersebut.
Dalam hal ini guru harus dapat menfasilitasi siswa agar dapat meningkatkan
potensi yang dimiliki oleh siswa dan membuat siswa aktif dalam belajar sehingga
tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat tercapai. Pada akhirnya, guru
lah yang dituntut untuk mampu memilih metode atau model pembelajaran yang tepat
dalam menyampaikan bahan ajar sehingga siswa lebih mudah memahami, mencerna,
dan mengingat kembali bahan ajar yang disampaikan oleh guru.
Model pembelajaran menurut Joyce dan Weil adalah suatu pola yang dapat
digunakan untuk membentuk (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
2
bahan-bahan pembelajaran di kelas atau lainnya. Para ahli menyusun model
pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori psikologis, sosiologis
atau teori-teori lain yang mendukung.
Model Pembelajaran yang ideal adalah model yang mengeksplorasikan
pengalaman belajar efektif, yaitu pengalaman belajar yang memungkinkan
siswa/seseorang mengalami atau berbuat secara langsung dan aktif dalam sebuah
lingkungan belajarnya. Dengan situasi dan hasil belajar tersebut, menjadikan peniliti
terinspirasi untuk menerapkan model pembelajaran problem terbuka (Open Ended)
pada mata pelajaran PAI. Adapun model pembelajaran problem terbuka (Open
Ended) “merupakan pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan
pemecahan berbagai cara dan solusinya juga bisa beragam”. (Ngalimun, Strategi
dan Model Pembelajaran, (Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2014), hlm.164
Adapun model pembelajaran problem terbuka (Open Ended) ”menjadikan siswa
untuk melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis,
keterbukaan dan sosialisasi”. Dengan begitu siswa yang pasif akan termotivasi
untuk bisa mengeluarkan argumennya, karena dalam model pembelajaran ini, tidak
hanya satu jawaban dalam menyelesaikan soal/masalah, namun permasalahan
tersebut memiliki solusi dengan multijawaban.
Berdasarkan hasil observasi peneliti, guru yang mengajar mata pelajaran PAI
kepada siswa masih mengacu pada model pembelajaran lihat, dengar dan catat
(LDC), sehingga proses pembelajaranpun kurang menarik perhatian siswa. Proses
pembelajaran tersebut menjadikan siswa mudah bosan, peluang untuk ribut, serta
ingin segera mengakhiri pelajaran.
Dari uraian diatas terlihat jelas bahwa masih ditemukan guru mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMPN 5 Karawang Barat yang kurang memahami
modelitas yang dimiliki oleh siswanya karena masih ada yang hanya menggunakan
metode ceramah atau metode lihat, dengar dan catat (LDC) dalam hal ini seharusnya
guru harus bisa memilih model pembelajaran yang tepat dalam proses belajar
mengajar. maka disini peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Open Ended Terhadap Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Iman Kepada Hari Akhir Kelas IX di SMPN 5
Karawang Barat”
3
B. Identifikasi Masalah Penelitian Tindakan Kelas
Masih ditemukan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas IX di
SMPN 5 Karawang Barat yang kurang memahami modelitas yang dimiliki oleh
siswanya karena masih ada yang hanya menggunakan metode ceramah atau metode
yang bersifat satu arah, dalam hal ini seharusnya guru harus bisa memilih model
pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar. Maka langkah yang tepat
untuk meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan metode Open Ended.
4
dalam mendapatkan jawaban, namun beberapa atau banyak. Contoh penerapan
masalah Open-Ended dalam kegiatan pembelajaran adalah ketika siswa diminta
mengembangkan metode, cara atau pendekatan yang berbeda dalam menjawab
permasalahan yang diberikan bukan berorientasi pada jawaban (hasil) akhir. “Oleh
karena itu guru seharusnya tidak memperkenankan jawaban tunggal”. Dengan kata
lain, kegiatan kreatif dan pola pikir siswa harus dikembangkan semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan setiap siswa.
Jadi, Model Pembelajaran Problem Terbuka (Open Ended) merupakan suatu
pembelajaran dimana seorang guru telah mempersiapkan suatu problem/masalah
kepada siswa, dan seorang siswa ditugaskan untuk menjawab/menyelesaikan
permasalahan tersebut dengan multijawaban dengan tujuan, agar siswa mampu
mengasah serta memperdalam kekreatifan siswa serta mampu berfikir kritis untuk
menjawab pertanyaan- pertanyaan dengan benar. Dengan demikian kemampuan
berpikir siswa dapat berkembang secara maksimal dan kegiatan-kegiatan kreatif
siswa dapat terkomunikasikan melalui proses pembelajaran.
Tujuan model pembelajaran problem terbuka (Open Ended) yaitu untuk
membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir siswa. Dengan kata lain
kegiatan kreatif dan pola pikir siswa harus dikembangkan semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan setiap siswa agar aktivitas kelas yang penuh ide-ide
kreatif memacu kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa. Pokok pikiran dari model
pembelajaran problem terbuka (Open Ended) yaitu pembelajaran yang membangun
kegiatan interaktif antara bahan ajar dan siswa sehingga mengundang siswa untuk
menjawab permasalahan melalui berbagai strategi.
5
kegunaan materi tersebut (motivasi).
b) Kegiatan Inti
1. Memberikan masalah, guru memberikan masalah Open Ended yang berkaitan
dengan materi yang diajarkan sehingga siswa dapat memahaminya dan
menemukan cara atau metode penyelesaiannya.
2. Mengeksplorasi masalah, waktu mengeksplorasi masalah dibagi dalam dua
sesi.
a. Pada tahap pertama, seluruh siswa bekerja secara individual dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan guru di awal pembelajaran.
Setiap siswa diberi kertas kosong untuk menuliskan ide-ideya. Kertas-
kertas tersebut dikumpulkan guru untuk menyiapkan kesimpulan dari
respon individu. Kemudian dalam kelompok yang tediri dari 6 orang
siswa, mereka mendiskusikan hasil pekerjaan masing-masing, dan
perwakilan kelompok menuliskan hasil diskusi kelompoknya.
b. Pada tahap kedua, hasil dari masing-masing kelompok dipresentasikan
dan didiskusikan. Kemudian pembelajaran disimpulkan.
3. Merekam respon siswa.
4. Guru mencatat respon siswa.
5. Meringkas apa yang dipelajari.
c) Kegiatan Akhir
6
dengan cara mereka sendiri.
d) Siswa secara instringsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan.
2. Hasil Belajar
Hasil Merupakan “Sesuatu yang diadakan atau dibuat”. (Muhammad Ali,
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta : Pustaka Amani ), Sedangkan
Belajar merupakan “suatu usaha, berlatih untuk mendapatkan pengetahuan”(ibid).
Menurut Pemikiran Gagne, hasil belajar merupakan :
7
rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program remedial
bagi siswa yang belum berhasil. Karena itulah, suatu proses belajar mengajar
dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran khusus dari
bahan tersebut.
Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap keberhasilan
belajar siswa yang dicapai. Siswa harus merasakan adanya suatu kebutuhan untuk
belajar dan berprestasi. Ia harus mengerahkan segala daya dan upaya untuk
mencapainya. “Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disegaja
dari individu yang bersangkutan”.
Dengan demikian, hasil yang dapat diraih masih juga bergantung dari
lingkungan, artinya ada faktor-faktor yang berada di luar dirinya yang dapat
menentukan dan mempengaruhi hasil belajar yang dicapai.
Jadi, hasil belajar merupakan Perubahan tingkah laku secara keseluruhan, siswa
dapat dikatakan berhasil dalam belajarnya apabila ia mampu mengembangkan
seluruh aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya dengan baik, Sebaliknya siswa
belum dikatakan berhasil dalam belajar, apabila tidak ada perubahan tingkah laku
yang terjadi dalam dirinya. “Semakin manusia itu dewasa maka masalah semakin
kompleks. Manusia yang sukses dan berhasil adalah manusia yang sanggup
memecahkan masalah dan rintangan yang dihadapinya, dan manusia itu akan merasa
gagal, apabila tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapinya”.
Hal tersebut dapat dimiliki sesorang siswa bila siswa mempunyai pengalaman,
pengetahuan serta skill yang baik hingga mampu merubah sikap dan tingkah lakunya
setelah mengikuti pembelajaran.
a. Tingkatan/Taraf Keberhasilan Belajar
Untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran (indikator yang dijadikan
tolak ukur dalam menyatakan hasil belajar) dibagi atas beberapa tingkatan taraf
sebagai berikut :
1) Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh
siswa.
2) Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar bahan pelajaran dapat dikuasai
76%-99%.
3) Baik/minimal, apabila bahan pelajaran hanya dikuasai 60%-
75%.
4) Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai kurang dari 60%.
8
b. Ciri-ciri Perubahan Sebagai Hasil Belajar
Menurut Ahmadi Suprijono, suatu proses perubahan dapat dikatakan sebagai
hasil belajar jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a) Terjadi secara sadar
Perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar itu disadari, individu yang
mengalami perubahan itu menyadari akan perubahan yang terjadi pada dirinya.
b) Bersifat fungsional
Artinya perubahan tersebut memberi manfaat yang luas.
c) Bersifat aktif dan positif
Aktif artinya, tidak terjadi dengan sendirinya. Adapun positif bermanfaat sesuai
dengan tujuan.
d) Bersifat sementara
e) Bertujuan dan terarah
f) Mencakup seluruh aspek perilaku
“Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan
padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.
(Q.S Al – Hajj : 7)
9
b. Ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan hari akhir
a) Gambaran kedahsyatan hari kiamat bisa menyebabkan wanita menyusui
melalaikan anak yang disusuinya, ibu hamilpun melahirkan anaknya seketika,
seperti dilukiskan dalam surat Al Hajj : 1-2 :
َ ) يَ ْو َم ت َ َر ْو َنهَا تَ ْذ َه ُل ُك ُّل ُم ْر ِضعَ ٍة1( ع ِة ش َْيء ع َِظيم
ع َّما َّ اس اتَّقُوا َربَّ ُك ْم إِنَّ َز ْل َزلَةَ ال
َ سا ُ َّيَا أَيُّهَا الن
)2( شدِيد َ َِّللا
َّ اب َ َعذ
َ ََّارى َولَ ِكن َ سك ُ َارى َو َما ُه ْم ِب
َ سك
ُ اسَ َّت َح ْم ٍل ح َْم َلهَا َوت َ َرى الن ِ ض ُع ُك ُّل ذَا َ أ َ ْر
َ َ ضعَتْ َوت
“Hai manusia, bertaqwalah kepada Rabbmu; sesungguhnya kegoncangan
hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah)
pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita
yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah segala
kandungan wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan
mabuk, padahal mereka sebenarnya tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu
sangat keras”. (QS. Al Hajj :1-2).
b) Tidak Seorang pun yang mengetahui kapan terjadinya kiamat selain Allah
swt. Firman Allah swt dalam surat Al Araf : 187.
َ ع ِة أَيَّانَ ُم ْر
سا َها ۖ قُ ْل إِنَّ َما ِع ْل ُمهَا ِع ْن َد َربِي ۖ ََل يُج َِليهَا ِل َو ْقتِهَا إِ ََّل ه َُو َّ سأَلُونَكَ ع َِن ال
َ سا ْ َي
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya".
Katakanlah:"Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi
Rabbku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya
selain Dia”. (QS. Al ’Araf :187)
c) Tidak ada lagi yang bisa memberikan manfaat termasuk anak dan harta
kecuali orang yang datang menghadap Allah dengan hati yang bersih. Firman
Allah dalam Al Qur’an Surat Asy Syu’araa (26) ayat 88-89.
)89(يم
ٍ س ِل
َ ب َّ ) ِإ ََّل َم ْن أَتَى88( َيَ ْو َم ََل يَ ْنفَ ُع َمال َو ََل بَنُون
ٍ َّللاَ ِبقَ ْل
"(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-
orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (Q.S. 26 : 88-89) “
10
tersebut menunjukkan bahwa keimanan kepada hari akhir merupakan hal yang
sangat penting dan paling mendasar di dalam Islam.
Terdapat banyak sekali ayat yang menyatakan wajibnya beriman dengan hari
akhir. Bahkan di dalam banyak ayat pula, Allah menyebutkan keimanan kepada
Allah dan keimanan kepada hari akhir secara bergandengan. Semisal dalam Surat
An Nisa’ ayat 162, Allah berfirman :
ِ سخُونَ فِي ا ْل ِع ْل ِم ِم ْن ُه ْم َوا ْل ُمؤْ ِمنُونَ يُؤْ ِمنُونَ بِ َما أ ُ ْن ِز َل إِلَ ْيكَ َو َما أ ُ ْن ِز َل ِم ْن قَ ْب ِلكَ ۚ َوا ْل ُم ِق
ۚ َيمينَ الص َََّلة َّ َٰلَ ِك ِن
ِ الرا
)162(يه ْم أَجْ ًرا ع َِظي ًما ِ ِسنُؤْ ت َ َاَّللِ َوا ْليَ ْو ِم ْاْل ِخ ِر أُو َٰلَئِك
َّ ِالزكَاةَ َوا ْل ُمؤْ ِمنُونَ ب
َّ ََوا ْل ُمؤْ ت ُون
11
pernah kehilangan arah dan dapat memelihara sikap hidup yang positif
serta optimis.
f) Dengan beriman kepada hari akhir, kita bisa menerima segala ketentuan
Allah dengan ikhlas. Allah tidak pernah menciptakan segala sesuatu
dengan sia-sia. Oleh karena itu, kita harus yakin bahwa setiap manusia
memiliki misi dan tujuan dalam kehidupannya serta akan mendapat
ganjaran atas usahanya tersebut.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan anggapan diatas, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan
hipotesis sebagai berikut :
1. Penerapan Model Pembelajaran Open Ended Dapat Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Iman Kepada Hari Akhir Kelas IX di SMP NEGERI
5 Karawang Barat.
12
e. Siswa membacakan pertanyaan yang sudah diacak dengan sukarela dan
menjawabnya.
f. Siswa dengan sukarela melanjutkan pertanyaan di depan.
13
G. Prosedur dan Tindakan Penelitian Kelas
1 Siklus 1.
a. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan atau persiapan tindakan ini, langkah langkah
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Menyusun rencana pembelajaran dengan standar kompetensi meyakini
adanya hari akhir. Sedangkan yang menjadi kompetensi dasar
menyebutkan nama-nama hari akhir.
2) Guru mempersiapkan lembar kerja berupa soal-soal tentang iman
kepada hari akhir yang akan diberikan kepada peserta didik.
b. Tahap kedua yaitu tahap pelaksaan, peneliti melaksanakan pembelajaran
berdasarkan pada RPP yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan
pembelajaran dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan baik pada kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran problem terbuka (Open
Ended) maupun pada kelas control yang tidak menggunakan model
pembelajaran problem terbuka (Open Ended) tetapi menggunakan metode
ceramah.
1) Pertemuan pertama pada kelas eksperimen, pada tahap awal
peneliti mengkondisikan kelas, mengabsen siswa, setelah itu
menyampaikan apersepsi pada siswa. Pada pertemuan pertama ini
peneliti hanya memberikan soal pre test kepada siswa sebanyak
20 soal. Setelah siswa selesai mengerjakan soal peneliti
mengakhiri kegiatan pembelajaran.
2. Siklus Kedua
a. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan atau persiapan tindakan ini, langkahlangkah
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Menyusun rencana pembelajaran dengan standar kompetensi meyakini
adanya hari akhir. Sedangkan yang menjadi kompetensi dasar
menyebutkan nama-nama hari akhir.
14
2) Guru mempersiapkan lembar kerja berupa soal-soal tentang iman kepada
hari akhir yang akan diberikan kepada peserta didik.
b. Pelaksanaan Tindakan
15
H. Alat Perekam Data
a. Observasi
Secara umum observasi berarti pengamatan, sedangkan secara khusus adalah
mengamati dalam rangka memahami, mencari jawaban, mencari bukti terhadap
masalah yang diteliti.
Jenis observasi yang dilakukan adalah observasi buatan (eksperimental) dengan
tujuan untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan proses pembelajaran.
Materi Iman Kepada Hari Akhir Kelas IX di SMP NEGERI 5 Karawang Barat.
Selain itu, observasi yang alami juga dilakukan peneliti untuk mengetahui hasil
belajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran Problem Terbuka (Open
Ended) yang mana peneliti sebagai observernya.
b. Tes
Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada
siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk tulisan. Tes yang digunakan
penulis bentuknya berupa tes tulis pilihan ganda. Dalam hal ini peneliti melakukan
pre test dan post test. Pre test merupakan test awal yang dilakukan peneliti terhadap
kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum model pembelajaran problem terbuka
(Open Ended) digunakan. Sedangkan Post test merupakan test akhir yang digunakan
peneliti terhadap kedua kelas setelah kelas eksperimen mendapat perlakuan yaitu
penggunaan model pembelajaran problem terbuka (Open Ended) dan kelas control
mendapat perlakuan yang biasa tanpa menggunakan model pembelajaran problem
terbuka (Open Ended)
c. Dokumentasi
Dokumentasi meliputi sumber data yang berupa peraturan-peraturan, kebijakan-
kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak sekolah, data hasil prestasi yang telah dicapai
siswa. Dokumentasi yang diperoleh berupa gambaran umum SMP Negeri 5 Karawang.
Selain itu, dokumentasi yang diperlukan, diperoleh dari guru mata pelajaran PAI
Materi Iman Kepada Hari Akhir Kelas IX di SMP NEGERI 5 Karawang Barat yang berupa
skor hasil belajar siswa mata pelajaran PAI dengan mengacu pada ulangan harian
siswa. Dokumentasi tersebut digunakan sebagai pelengkap observasi alami hasil
belajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran problem terbuka (Open
Ended).
16
J. Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis dan hasil
observasi guru dapat merefleksikan dan dengan melihat data observasi guru dan siswa
selama pembelajaran berlangsung. Hasil yang diperoleh dari tahap observasi kemudian
dikumpulkan dan dianalisa. Dari hasil observasi apakah kegiatan yang dilakuakn dapat
meningkatkan kemampuan siswa pada materi iman kepada hari akhir melalui model
pembelajaran Open Ended pada materi Iman Kepada Hari Akhir kelas IX di SMP
Negeri 5 Karawang.
K. Daftar Pustaka
1 Nilawati 2012 skripsi “Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Dalam
Pembelajaran Matematika Dengan Pembelajaran Open Ended Di Kelas VII
SMP Negeri 46 Palembang”. Palembang : Universitas PGRI Palembang
2 http://eprints.radenfatah.ac.id
3 Djamarah, Syaiful Bahri. 2004, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka
4 Cipta Hamalik, Oemar. 2001, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi
Aksara
5 Amri, Sofan, 2013, Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar&Menengah,
Jakarta : Pt. Prestasi Pustakaraya.
17