BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pembelajaran yang dapat digunakan oleh para guru. Seperti, model pembelajaran
Kooperatif Jigsaw, Numbered Head Together (NHT), Role Playing dan lain
pada proses dan dapat tercapai tujuan dari pembelajaran tersebut. Guru harus
“Salah satu prinsip yang penting dalam pendidikan saat ini adalah pembelajaran
yang melibatkan peserta didik secara aktif sehingga proses pembelajaran tidak
berpusat lagi kepada guru. Tetapi pada kenyataannya saat ini masih banyak
proses pembelajaran yang berpusat pada guru.”2
Peserta didik hanya menerima apa yang disampaikan guru tetapi tidak benar-
masih kurang efektif, yang mana guru secara terus-menerus menyampaikan materi
1
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika
Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 57
2
Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), hlm.34
2
atau lebih aktif lagi dalam sebuah pembelajaran. Oleh karena itu, siswa hanya
manusia dalam ajaran Islam adalah sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling
sebagaimana terungkap dalam firman Allah SWT, Q.S: Al Isra’ [17]: 70:
dengan kehidupan nyata peserta didik sehingga muncul pembelajaran aktif, kreatif,
kognitif siswa.
3
Al-Quran dan Terjemahannya, Al Isra’[17]:70 (Jakarta: Departemen Agama RI, 2014)
3
Pendapat di atas diperjelas oleh Ibrahim dan Nur bahwa “PBL merupakan
suatu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir
tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia
nyata, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar.” 8 Seperti yang telah
diungkapkan oleh pakar PBL Barrows “PBL merupakan sebuah model
pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah (problem) dapat
digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan atau mengintegrasikan
pengetahuan (knowledge) baru.”9
4
“Model Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran inovatif berpusat pada siswa (student
centered) membantu siswa mengembangkan kemampuan kognitif seperti berpikir kreatif, memecahkan
masalah dan kemampuan komunikasi.”
5
Hafizah Awang dan Ishaka Ramly, Crative Thingking Skill Approach Trough Problem Based
Learning: Pedagogi and Practice in the Engineering Classroom, International Journal of Human and
social 3:1 (2008), h. 18
6
Rusman, Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua),
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 49.
7
Ibid., hlm, 50.
8
Ibid., hlm, 51.
9
Ibid., hlm, 51.
4
Nurul Wahid Al-Wahyuni, pembelajaran pada mata pelajaran Fiqh masih berpusat
pada guru, guru lebih banyak menjelaskan dari pada memberi kesempatan kepada
siswa untuk lebih aktiv di kelas, hal ini membuat siswa menjadi pasif dalam
hanya dipandang sebagai objek dan menjadi pasif. Pada saat siswa pasif, siswa
mengalami proses tanpa ada rasa ingin tahu, tanpa pertanyaan, dan tanpa ada daya
10
Hasil Observasi di MA Nurul Wahid Al-Wahyuni pada tanggal 19 Desember 2019
5
Oleh karena itu upaya meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik dan
masalah-masalah.
penelitian yang dilakukan oleh peneliti hanya pada materi Fiqh saja, karena pada
mata pelajaran Fiqih banyak materi yang memang harus siswa pahami dan mampu
mempraktekkannya.
11
Syah Muhibbin, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raya Grafindo Perkasa, 2005), hlm.37
6
banyak yang tidak bisa mempraktekkan materi yang telah mereka pelajari. Oleh
yang dipelajari, maka diperlukan model pembelajaran yang efektif dan efisien,
Dalam wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada guru mata
pelajaran Fiqh Bapak Sirajul Munir, S,Ag. mengatakan bahwa, “model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sangat membantu peserta didik
dalam meningkatkan cara berpikir kritis, kreatif dan terampil. Model PBL ini
juga membantu dalam meningkatkatkan kemampuan kognitif siswa, karena
model pembelajaran PBL ini berpusat kepada siswa, sehingga siswa selalu
aktiv dalam sebuah pembelajaran.”12
B. Identifikasi Masalah
1. Rendahnya kemampuan kognitif siwa pada mata pelajaran Fiqh di MA. Nurul
Wahid Al-Wahyuni.
Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Fiqh, Bapak Sirajul Munir, S,Ag. di MA. Nurul wahid
12
Al-Wahyuni
7
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
khususnya bidang pendidikan Fiqih. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh ialah
sebagai berikut.
1. Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan referensi atau khazanah ilmu
2. Praktis
a) Bagi siswa
b) Bagi guru
c) Bagi sekolah
d) Bagi peneliti
F. Definisi Konsep
dalam tema skripsi ini maka penulis perlu menegaskan istilah yang menjadi kata
kunci dalam tema ini baik secara konseptual maupun secara operasional.
komunikasi.13
G. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian yang dilakukan oleh Anis Khoerun Nisa (2015) yang berjudul
Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Peserta didik pada Mata Pelajaran
13
Hafizah Awang dan Ishaka Ramly, Crative Thingking Skill Approach Trough Problem Based
Learning: Pedagogi and Practice in the Engineering Classroom, International Journal of Human and
social 3:1 (2008), h. 18
10
menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan hasil belajar peserta didik yang
ditunjukkan dengan keaktifan peserta didik pada siklus I sebesar 67.97% dan
siklus II sebesar 77.97%. Hasil belajar pengetahuan peserta didik ratarata kelas
pada siklus I sebesar 72.50 dan siklus II sebesar 77.81, sedangkan hasil belajar
keterampilan peserta didik rata-rata kelas pada siklus I sebesar 74.38 dan siklus
yang digunakan dalam penelitian ini adalah: tes, observasi, wawancara, catatan
mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II, yaitu pada saat pre test
hasil post test siklus II, presentase ketuntasan belajar menjadi 82,61%.
yang telah dilaksanakan, tujuan penelitian tersebut antara lain: (1) untuk
yaitu pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh 78,68%, meningkat dari
sebelum diberi tindakan hanya 75,54%, sedangkan pada siklus II nilai ratarata
12
4. penelitian yang dilakukan oleh Nita Agustina Nur Laila Eka Erfina, mahasiswa
Prestasi Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran IPA MI Assafi’iyah Pikatan
peningkatan dari siklus I sampai dengan siklus III, yaitu: siklus I (55%), siklus