Anda di halaman 1dari 15

KOSEP HUKUM HOMOSEKSUAL DAN LESBIAN

MAKALAH INI DISUSUN SEBAGAI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH


MASAIL FIQHIYAH

Dosen: Dr. Muhajirin, M.E.I

Disusun Oleh:

Dian Farhani : 2018220010

Dina Herliana : 2018220011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM SARJANA STAI AL-HAMIDIYAH JAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2021 M / 1442 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah menganugerahkan nikmat


kesehatan dan rezeki sehingga penulis dapat menyelasaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Shalawat dan salam disampaikan kepada Nabi Muhammad saw.
Yang memberikan kesadaran bagi kita semua akan pentingnya ilmu pengetahuan.

Makalah ini dapat diselesaikan karena dukungan dan bimbingan berbagai


pihak dan kami mengucapkan terima kasih kepada mereka, diantaranya :

1. Keluarga, yang selalu memberikan dukungan kepada penulis dalam


penyelasaian makalah ini.
2. Dr. Muhajirin, M.E.I , selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah
“Masail Fiqhiyah”.
3. Teman teman yang telah memberikan dukungan dan ide-idenya sehingga
penulis dapat menyempurankan makalah ini.

Tidak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan hasil makalah ini
yang tidak luput dari berbagai kekurangan dan kelemahan. Untuk itu kami,
sebagai penulis mohon kepada semua pihak akan kritik dan sumbang sarannya
terhadap penyempurnaan makalah ini.

Dengan harapan semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi


penulis sendiri sebagai langkah awal dalam berkarya dan berjuang serta menjadi
rujukuan bagi generasi esok demi karya tulis yang lebih baik lagi.

Semoga Allah SWT. membalas kebaikan berbagai pihak dan


menjadikannya sebagai amal sholeh.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1

C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Homoseksual dan Lesbian ..................................................... 3

B. Homoseksual pada Zaman Nabi Luth .................................................... 4

C. Konsep Hukum Homoseksual dan Lesbian Menurut Islam .................... 5

D. Hukum Homoseksual dan Lesbian di Indonesia ..................................... 6

E. Homoseks dalam Masyarakat Modern .................................................... 7

F. Resiko Homoseksual dan Lesbian dalam Kesehatan .............................. 8

BAB III. PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sudah tidak asing lagi istilah Homosex dan Lesbian terdengar di
masyarakat. Hampir seluruh kalangan masyarakat mengenal istilah tersebut.
Banyak sekali pelantara yang menjadikan masyarakat itu tahu tentang istilah
Homosex dan Lesbian. Mulai dari materi yang diajarkan dilembaga
pendidikan formal maupun non formal atau mereka tahu dari orang yang
lebih dulu mengerti tentang istilah tersebut. Bahkan banyak sekali ditemukan
kejadian Homosex dan Lesbian di masyarakat itu sendiri mulai dari kejadian
nyata maupun lewat media berita elektronik dan media cetak.
Dengan perkembangan dan kemajuan zaman ini, kehidupan di
Indonesia sangatlah terpengaruh oleh kebudayaan barat. Yang mana dalam
kehidupan ini semua kegiatan, Aktifitas yang dilakukan tanpa memikirkan
dasar hukum islam. Padahal dalam identitasnya mereka adalah pemeluk
agama islam tetapi tidak peduli terhadap hal itu. Inilah yang sangat realita,
bahwa sesuatu yang penting dianggap tidak penting. Disini pengaruh yang
sangat merajalela antara lain adalah sex bebas, homoseksual, dan lesbian
yang sudah merajalela dalam kehidupan di Indonesia, tentunya berbuat
seperti itu adalah dosa besar dan sudah termasuk zina. 1
Oleh karena itu, pemakalah akan membahas tentang Pengertian dan
Hukum Homosex dan Lesbian menurut islam.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian homoseks dan lesbian?
2. Bagaimana konsep hukum homoseks dan lesbian dalam Islam?

1
SUDARTO, Masailul Fiqhiyah Al-Haditsah, (Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2018), Hal. 115

1
C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui pengertian homoseks dan lesbian.
2. Untuk mengetahui konsep hukum homoseks dan lesbian dalam Islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Homoseksual dan Lesbian


Homoseksualitas dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang
kuat akan daya tarik eritis seseorang justru terhadap jenis kelamin yang
sama. Istilah homoseksual lebih lazim digunakan bagi pria yang menderita
penyimpangan ini, sedang bagi wanita, keadaan yang sama lebih lazim
disebut “lesbian”.2
Lesbian dalam LGBT adalah sebuah orientasi seksual ketika
perempuan mempunyai kecenderungan seksual menyukai sesama
perempuan. Lesbian merupukan istilah yang lebih spesifik dari
ketertarikan seksual dengan sesama jenis (homoseksual).
Homoseksual sendiri terdiri dari dua golongan, yaitu lesbian dan gay.
Lesbian adalah wanita yang memuaskan birahinya dengan sesama
jenisnya; wanita homoseksual. Sedangkan gay adalah pria yang mencintai
pria baik secara fisik, seksual, emosional, atau pun secara spiritual.
Mereka juga rata-rata agak memedulikan penampilan, dan sangat
memperhatikan apa-apa saja yang terjadi pada pasangannya. Dapat
disimpulkan bahwa seorang perempuan yang memiliki ketertarikan
terhadap perempuan disebut lesbian, sedangkan seorang laki-laki yang
tertarik dengan laki-laki disebut gay.3
Homoseks ini dilakukan dengan cara memasukkan zakar ke dalam
dubur, sedangkan lesbian dilakukan dengan cara masturbasi satu sama
lain, atau cara lainnya, untuk mencapai orgasme (climax of the sex act).
Homoseks menyimpang dari fitrah manusia karena fitrah manusia
cenderung kepada hubungan biologis secara heterosex, yakni hubungan

2
Yogestri Rakhmahappin dan Adhyatman Prabowo, Kecemasan Sosial Kaum Homoseksual
Gsy dan Lesbian, “Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan” Vol. 02, No.02, Januari 2014
3
Ibid hlm. 201

3
seks antara pria dan wanita. Perbuatan homoseks bukan hanya terdapat di
zaman modern ini, tetapi telah terjadi pada zaman Nabi Luth
Penyebab homoseksual ada beberapa hal. Beberapa pendekatan biologi
menyatakan bahwa faktor genetik atau hormon mempengaruhi
perkembangan homoseksualitas. Psikoanalis lain menyatakan bahwa
kondisi atau pengaruh ibu yang dominan dan terlalu melindungi
sedangkan ayah cenderung pasif. Penyebab lain dari homoseksualitas
seseorang yaitu karena faktor belajar. Orientasi seksual seseorang
dipelajari sebagai akibat adanya reward dan punishment yang diterima.

B. Homoseksual pada Zaman Nabi Luth


Dalam tafsir al-Manar dijelaskan bahwa Nabi Luth diutus Allah
untuk memperbaiki akidah serta akhlak kaumnya yang berdiam di negeri
Sadum, Amurah, Adma‟, Sabubim, dan Bala‟, di tepi Laut Mati. Nabi
Luth memilih tinggal di negeri yang paling besar dari kelima negeri itu,
yaitu Sadum. Negeri Sadum mengalami kehancuran moral, kaum laki-laki
lebih bersyahwat kepada sesama jenisnya yang berusia muda, dan tidak
bersyahwat kepada kaum wanita. Ketika menyaksikan perbuatan kaumnya
yang tidak bermoral itu, Nabi Luth menegur dan memperingatkan mereka
untuk meninggalkan kebiasaannya. Ia mengajak untuk menyalurkan naluri
seks sesuai dengan fitrah, yaitu melalui perkawinan antara pria dan wanita.
Ajakan Nabi Luth ini mereka jawab dengan mengusirnya. Sementara itu,
mereka terus mengerjakan perbuatan keji dan tidak bermaksud hendak
meninggalkan kebiasaan mereka.4
Usaha Nabi Luth untuk menyadarkan kaumnya dari perbuatan keji
tidak membawa hasil yang maksimal, karena sikap kaumnya yang ingkar
terhadap ajaran agama. Kesabaran Nabi Luth menghadapi kaumnya
mendapat perlindungan dari Allah

4
Ramlan Yusuf Rangkuti, 2012, “Homoseksual sdalam Perspektif Hukum Islam”, Jurnal Ilmu
Syari’ah dan Hukum” Vol. 46 No. I, Januari-Juni 2012

4
Perbuatan kaum Nabi Luth telah melampaui batas kemanusiaan, yang
hanya bersyawat kepada sesama laki-laki, dan tidak berminat kepada
wanita sebagaimana yang ditawarkan oleh Luth. Perbuatan semacam ini
membawa akibat yang sangat fatal, karena dapat merusak akal dan jiwa,
menimbulkan kehancuran akhlak dan tindak kejahatan yang akan
menghilangkan ketenteraman masyarakat. Kejahatan kaum Nabi Luth
yang bertentangan dengan fitrah dan syari‟at itu mendapat hukuman dari
Allah dengan memutarbalikkan negeri mereka, sehingga penduduk Sadum,
termasuk istri Nabi Luth sendiri, terbenam bersamaan dengan terbaliknya
negeri itu. Yang tidak terkena azab hanyalah Nabi Luth beserta para
pengikutnya yang saleh, taat menjalankan perintah Allah dan menjauhkan
diri dari homoseks

C. Konsep Hukum Homoseksual dan Lesibian Menurut Islam


Para ulama fiqh sepakat atas keharaman homoseks menurut ketentuan
syari’at. Homoseks merupakan perbuatan keji sebagaimana jarimah zina.
Keduanya termasuk dosa besar, dan merupakan perbuatan yang tidak
sesuai dengan fitrah manusia.
Hukuman bagi Homoseks, para ulama fiqh berbeda pendapat tentang
hukuman bagi homoseks. Ada tiga pendapat:5

1. Dibunuh secara mutlak.

2. Dihad sebagaimana had zina. Bila pelakunya jejaka ia harus didera, bila
pelakunya muhsan ia harus dihukum rajam.

3. Dikenakan hukuman ta’zir.

Malikiyah, Hanabilah dan Syafi‟iyah, berpendapat bahwa hadd


homoseks adalah rajam dengan batu sampai mati, baik pelakunya seorang
bikr (jejaka) maupun muhsan (orang yang telah menikah). Yang menjadi

5
Abdurrahman Al-Juzairi, Kitab al-Fiqh 'ala al-Mazahib al-Arba‟ah, V (Beirut–
Libanon: Ahya al-Tardisu al-Arabi, t.th.), hlm. 113.

5
dasar pendapatnya adalah sabda Rasulullah saw.: “Bunuhlah pelakunya
dan pasangannya”. Hadis ini juga dikeluarkan oleh Baihaqi dari Sa‟id Ibn
Jabir, dan Mujahid dari Ibn Abbasr.a. bahwa ia ditanya tentang bikr yang
melakun homoseks, maka ia menjawab bahwa hukumannya adalah rajam,
berdasarkan hadis Rasulullah . Dikatakan: “bahwa had homoseks adalah
rajam, baik pelakunya jejaka maupun orang yang telah menikah”.
Dalam suatu riwayat, Abu Bakar pernah mengumpulkan para sahabat
Rasul untuk membahas persoalan homoseks. Diantara para sahabat Rasul
yang paling keras pendapatnya adalah Ali ibn Abi Thalib. Ia mengatakan:
“Sebagaimana kalian ketahui, homoseks adalah perbuatan dosa yang
belum pernah dilakukan umat manusia kecuali Luth. Maka pelakunya
harus dibakar dengan api”. Berdasarkan keterangan di atas, had yang
dikenakan kepada pelaku homoseks adalah hukum bunuh. Akan tetapi
para sahabat Rasul berbeda pendapat dalam menetapkan cara
membunuhnya. Menurut Abu Bakar, pelaku homoseks dibunuh dengan
pedang, kemudian dibakar. Demikian juga pendapat Ali ibn Abi Thalib
dan sebagian besar sahabat Rasul, seperti Abdullah ibn Zubair, Hisyam
ibn Abdul Malik dan lainnya.

D. Hukum Homoseksual dan Lesbian di Indonesia


Perbuatan homoseksual adalah perbuatan yang tidak dibenarkan menurut
budaya hukum masyarakat Indonesia. Budaya hukum dari setiap daerah di
Indonesia menolak dengan tegas perbuatan homoseksual. Perbuatan
homoseksual merupakan perbuatan yang melanggar norma, salah satunya
norma agama. Homoseksual juga bertentangan dengan sumber dari sumber
hukum Indonesia yaitu Pancasila yang juga merupakan dasar falsafah dan
dasar negara Indonesia. Pancasila merupakan cerminan dari masyarakat
Indonesia sendiri, dalam sila satu Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa
yang berarti masyarakat Indonesia mengakui eksistensi dari Ketuhanan dan
merupakan bangsa yang beragama. Sebagai bangsa yang beragama,
perbuatan homoseksual jelas dilarang dalam setiap agama, dari segi

6
perbuatan dan segi sanksinya dalam setiap agama menentang keras perbuatan
homoseksual. Indonesia juga tidak mengakui eksistensi dari homoseksual,
dalam Undang-Undang nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan disebutkan
bahwa pasangan yang diakui di Indonesia hanyalah pasangan heteroseksual
bukan pasangan homoseksual.
Di Indonesia homoseksual ternyata bukanlah merupakan suatu perbuatan
pidana karena tidak adanya produk hukum di Indonesia yang mengatur secara
jelas tentang homoseksual ini. Hal yang digolongkan sebagai perbuatan
pidana adalah hal yang telah di atur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana, karena hukum pidana Indonesia berdasarkan asas legalitas dimana
suatu perbuatan tidak dapat dipidana jika belum ada aturan yang
mengaturnya. Dengan ini para pelaku perbuatan homoseksual tidak dapat
dikenakan hukuman meskipun telah melanggar norma-norma yang hidup
dimasyarakat, hanya disebagian daerah saja pelaku perbuatan homoseksual
dapat dikenakan sanksi karena telah ada produk hukum seperti peraturan
daerah yang melarang perbuatan homoseksual ini.6

E. Homoseks dalam Masyarakat Modern


Kendati kaum Luth telah dihancurkan oleh Allah ratusan abad yang lalu,
namun homoseks tetap ada di tengah kehidupan manusia. Siksaan keras yang
ditimpakan kepada kaum Luth tidaklah diambil sebagai pelajaran. Bahkan
dunia dewasa ini dilanda revolusi seks yang jauh melampaui batas dan
ketentuan agama. George Harvard dalam bukunya Revolusi Seks
mengungkapkan, “Kita tidak begitu khawatir terhadap bahaya nuklir yang
mengancam kehidupan manusia di abad modern ini. Yang kita khawatirkan
adalah serangan bom seks yang setiap saat dapat meledak, menghancurkan
moral manusia.” Pandangan semacam ini juga dilontarkan oleh sejarawan

6
Adami Chazawi, 2002, Pelajaran Hukum Pidana, bagian 1, Stelsel Pidana, Teori-teori
Pemidanaan & Batas Berlakunya Hukum Pidana, PT. Raja Grafindo, Jakarta

7
Arnold Toynbee yang menyatakan, “Dominasi seks dewasa ini akan
mengakibatkan runtuhnya peradaban manusia.".7
Pernyataan para ahli ini didasarkan atas fakta empiris bahwa huhungan
seks dewasa ini tidak lagi terbatas pada suamiistri atau dua insan berlainan
jenis, tetapi telah jauh melebar ke bentuk hubungan seks sesama jenis, baik
homoseks maupun lesbian. Inilah yang melatarbelakangi tulisan James
Ruston di harian New York Times yang menyatakan bahwa bahaya tenaga
seks lebih besar daripada bahaya tenaga nuklir. Ini dapat dibuktikan dari
catatan resmi Dewan Kesehatan Dunia, bahwa terdapat puluhan juta orang
melakukan homoseks, tiga juta orang di antaranya di Amerika.8
Orang-orang yang melakukan penyimpangan seksual, dan
menenggelamkan dirinya dalam kelezatan syahwat, akan pudar perasaan
agamanya, dan semakin jauh. Dinyatakan oleh al- Qur‟an, bila hati manusia
telah bergelimang dengan dosa, maka iman yang berada dalam kalbunya akan
memudar, dan tidak akan dapat menerima hidayah Tuhan. Sesungguhnya
Allah tidak akan memberi petunjuk-Nya kepada orang-orang fasik

F. Resiko Homoseksual dan Lesbian dalam Kesehatan


Menurut Muhammad Rashfi dalam kitabnya al-Islam waal-Tib,
sebagaimana dikutib oleh Sayyid Sabiq, bahwa Islam melarang keras
homoseks, karena mempunyai dampak yang negatif terhadap kehidupan
pribadi dan masyarakat, antara lain:9
Seorang homo tidak mempunyai keinginan terhadap wanita. Jika mereka
melangsungkan perkawinan, sang istri tidak akan mendapatkan kepuasan
biologis, karena nafsu berahi suami telah tertumpah ketika melangsungkan
homoseks terhadap laki-laki yang diinginkannya. Akibatnya, hubungan suami-
istri menjadi renggang, tidak tumbuh rasa cinta dan kasih sayang, dan tidak
memperoleh keturunan, sekalipun istrinya subur dan dapat melahirkan

7
Fathi Yakan, al-Islam wa al-Jins, penerj. Syafril Halim, Islam dan Seks (Jakarta: Al-Hidayah,
1989), hlm. 78
8
Ibid., hlm. 49.
9
Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, VI, hlm. 361–365

8
a. Perasaan cinta dengan sesama jenis membawa kelainan jiwa yang
menimbulkan suatu sikap dan perilaku ganjil. Seorang homo kadang-
kadang berperilaku sebagai laki-laki dan kadang-kadang sebagai
perempuan.
b. Mengakibatkan rusaknya saraf otak, melemahkan akal, dan
menghilangkan semangat kerja. Di samping akibat negatif di atas, ada
pula akibat yang sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup
seseorang, yakni berjangkitnya penyakit Aids. Penyakit Aids yang
menyebar ke berbagai penjuru dunia cukup menggetarkan para pelaku
penyimpangan seks, karena kedokteran masih sulit menemukan obat
untuk menyembuhkan penderitanya. Penderita Aids akan kehilangan
daya ketahanan tubuhnya, akibat serangan bakteri yang menggerogoti
pembuluh darah, kulit, tubuh, dan alat kelamin. Korban penyakit Aids
telah banyak, terutama di Eropa dan Amerika Serikat. Hasil survei di
Amerika Serikat tahun 1985 ditemui 12.000 penderita Aids. Dari
jumlah ini 73% akibat hubungan free sex, terutama homoseks, 17%
akibat penyalahgunaan obat narkotik atau sejenisnya, dan 2,5% akibat
transfusi darah. Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah (Jakarta: Karya
Unipress, 1988), hlm. 39.

Selain penyakit Aids ada pula penyakit kelamin lainnya, yaitu sipilis.
Menurut seorang ahli medis Prancis, di Prancis setiap tahunnya ada 30.000 orang
meninggal karena penyakit ini. Sementara itu, di Amerika terdapat sekitar 30.000
sampai 40.000. Menurut para ahli, penyakit ini menular dengan hubungan
seksual, seperti zina, homoseks, dan lesbian. Kuman sipilis berkembang biak
melalui luka, yang menular dengan cepat. Penyakit ini sangat berbahaya,
penderitanya dapat menjadi lumpuh karena lemahnya daya tahan tubuh, dan
membawa kematian. 10

Di samping bahaya bagi individu pelakunya, homoseks juga


membahayakan masyarakat. Jika individu enggan menikah, dan melampiaskan
10
Fathi Yakan, al-Islam wa al-Jins, hlm. 47 dan 71.

9
nafsu seksnya secara tidak legal, dengan sendirinya merusak sistem kekeluargaan
dan merapuhkan landasan kemasyarakatan. Selanjutnya menimbulkan kehancuran
akhlak, dan merenggangkan ikatan nilai-nilai dan norma agama yang akhirnya
membawa kebebasan tanpa batas, seperti yang kita saksikan dalam masyarakat
dewasa ini.11

11
Sayyid Syabiq, Fiqh al-Sunnah, VI, hlm. 431

10
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

1. Homoseksualitas dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang kuat


akan daya tarik eritis seseorang justru terhadap jenis kelamin yang sama.
Istilah homoseksual lebih lazim digunakan bagi pria yang menderita
penyimpangan ini, sedang bagi wanita, keadaan yang sama lebih lazim
disebut “lesbian”. Lesbian dalam LGBT adalah sebuah orientasi seksual
ketika perempuan mempunyai kecenderungan seksual menyukai sesama
perempuan. Lesbian merupukan istilah yang lebih spesifik dari
ketertarikan seksual dengan sesama jenis (homoseksual).
2. Para ulama fiqh sepakat atas keharaman homoseks menurut ketentuan
syari’at. Homoseks merupakan perbuatan keji sebagaimana jarimah zina.
Keduanya termasuk dosa besar, dan merupakan perbuatan yang tidak
sesuai dengan fitrah manusia. Hukuman bagi Homoseks, para ulama fiqh
berbeda pendapat tentang hukuman bagi homoseks. Ada tiga pendapat:
a. Dibunuh secara mutlak.
b. Dihad sebagaimana had zina. Bila pelakunya jejaka ia harus didera,
bila pelakunya muhsan ia harus dihukum rajam.
c. Dikenakan hukuman ta’zir.
Dengan pendapat yang paling kuat adalah dibunuh.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Al-Juzairi, Kitab al-Fiqh 'ala al-Mazahib al-Arba‟ah, V (Beirut–


Libanon: Ahya al-Tardisu al-Arabia)

Chazawi, Adami. 2002. Pelajaran Hukum Pidana, bagian 1, Stelsel Pidana,


Teori-teori Pemidanaan & Batas Berlakunya Hukum Pidana Jakarta : PT. Raja
Grafindo

Fathi Yakan, al-Islam wa al-Jins, penerj. Syafril Halim, Islam dan Seks
(Jakarta: Al-Hidayah, 1989)

Rakhmahappin, Yogestri. 2014. Kecemasan Sosial Kaum Homoseksual Gay


dan Lesbian, “Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan” Vol. 02, No.02

Sudarto. 2018. Masailul Fiqhiyah Al-Haditsah. Yogyakarta: DEEPUBLISH,

Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, VI

Yusuf, Ramlan. 2012, Homoseksual sdalam Perspektif Hukum Islam. Jurnal


Ilmu Syari’ah dan Hukum Vol. 46 No. I, Januari-Juni 2012

iv

Anda mungkin juga menyukai