DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
NABILLA (1711211001)
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua serta shalawat dan salam yang senantiasa
Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat
sebagai rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta
pengalaman, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi dari makalah
ini.
memberikan kritik dan saran demi lebih memperbaiki makalah ini. Terima kasih.
Kelompok 1
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 5
2.1 Pengertian LGBT ................................................................................................ 5
2.2 LGBT dalam Perspektif Hak Asasi Manusia ...................................................... 5
2.3 Presentase Pengidap LGBT ................................................................................ 8
2.4 Sejarah LGBT di Indonesia................................................................................. 9
2.5 Hak Hukum LGBT ............................................................................................. 9
2.6 Kondisi Kehidupan Kaum LGBT ..................................................................... 10
2.7 Pendapat Pro penyetujuan HAM LGBT ........................................................... 11
2.8 Pendapat Kontra terhadap Adanya HAM ......................................................... 12
2.9 LGBT Bukan HAM .......................................................................................... 12
2.10 Kemungkinan Legalnya LGBT ......................................................................... 14
2.11 LGBT Dalam Pandangan Islam ........................................................................ 14
2.12 Seksualitas, Orientasi Seksual dan Perilaku Seksual ........................................ 15
2.13 LGBT dalam Kajian Islam ................................................................................ 17
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 21
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 21
3.2 Saran ................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 22
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pergerakan gay dan lesbian di Indonesia adalah salah satu yang terbesar dan tertua
di Asia Tenggara. Aktivisme hak-hak gay di Indonesia dimulai sejak 1982 ketika
kelompok kepentingan hak-hak gay didirikan di Indonesia. " Lambda Indonesia" dan
organisasi serupa lainnya muncul di akhir 1980-an dan 1990-an. Saat ini, ada beberapa
kelompok utama LGBT di negara ini termasuk "Gaya Nusantara" dan "Arus Pelangi".
Sekarang ada lebih dari tiga puluh LGBT kelompok di Indonesia
3
8. Apa pendapat kontra terhadap adanya LGBT ?
9. Apakah LGBT bukan HAM ?
10. Apakah kemungkinan legalnya LGBT ?
11. Bagaimana LGBT dalam pandangan islam ?
12. Bagaimana seksualitas, orientasi seksual dan perilaku seksual ?
13. Bagaimana LGBT dalam kajian islam ?
4
BAB II
PEMBAHASAN
Hak asasi manusia (HAM) merupakan hak dasar yang secara kodrati
melekat pada diri manusia, bersifat universal dan lan ggeng, dan oleh karena itu,
harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan, di-kurangi,
atau dirampas oleh siapapun. Dalam Mukaddimah Deklarasi Uni-versal Hak
Asasi Manusia (DUHAM) dinyatakan bahwa hak-hak manusia perlu dilindungi
dengan peraturan hukum, supaya orang tidak akan terpaksa me-milih jalan
pemberontakan sebagai usaha terakhir guna menentang kelaliman dan
penjajahan.
5
kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,
hak untuk diakui sebagai pribadi di depan hukum, dan hak untuk tidak dituntut
atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam situasi apa pun”, hal ini sesuai dengan ketentuan dalam
DUHAM Pasal 2, 7 dan 22.
Dari sisi lain, disamping HAM yang dimiliki oleh kelompok LGBT, se-
sungguhnya ada juga Kewajiban Asasi Manusia (KAM) yang harus dipatuhi oleh
setiap orang sebagai termakub dalam Pasal 29, ayat (1 dan 2) DUHAM yaitu:
6
dalam hal kesusilaan, ketertiban dan kesejahteraan umum dalam suatu
masyarakat yang demokratis.
7
psikososial atau masa perkembangan yang dialami oleh seorang anak sejak ia
lahir akan berpengaruh lebih besar terhadap keberadaan gay.
Bila kita menilik istilah HAM yang menjunjung ide-ide dan nilai-nilai
kemanusiaan serta berlaku secara universal, tampaknya dalam hal ini HAM
beresonansi lintas budaya dan tradisi, sehingga HAM merupakan seruan penting
bagi mereka yang mencari keadilan dan perdamaian di dunia secara
berkelanjutan. Terhadap konsep HAM yang demikian, muncul beberapa kritik
pemikiran.
8
meskipun relatif sedikit peserta dalam penelitian ini menyatakan diri mereka
sebagai kaum LGBT atau bisa dikatakan homoseksual.
9
hukum syariah Islam yang dapat mengkriminalisasi homoseksualitas, meskipun
hanya untuk warga Muslim.
Pasangan sesama jenis Indonesia dan rumah tangga yang dikepalai oleh
pasangan sesama jenis tidak memenuhi syarat untuk salah satu perlindungan
hukum yang tersedia untuk pasangan lawan jenis menikah.Pentingnya di Indonesia
untuk harmoni sosial mengarah ke tugas daripada hak untuk ditekankan, yang
berarti bahwa hak asasi manusia bersama dengan hak-hak homoseksual sangat
rapuh.Namun, komunitas LGBT di Indonesia telah terus menjadi lebih terlihat dan
aktif secara politik.
Hukum Indonesia tidak mengkriminalisasi homoseksualitas, jika dilakukan
secara pribadi dan di antara orang dewasa. Namun, hukum Indonesia tidak
mengakui pernikahan gay, serikat sipil atau manfaat kemitraan domestik.Pasangan
sesama jenis tidak memenuhi syarat untuk mengadopsi anak di Indonesia.Hanya
pasangan menikah yang terdiri dari suami dan istri yang bisa melakukan
mengadopsi.tidak ada hukum untuk melindungi warga negara Indonesia dari
diskriminasi atau pelecehan atas dasar orientasi seksual atau identitas gender
mereka.
Jadi,intinya di Indonesia sendiri penagnan kasus homo seksual masihlah
lembek karena pemerintah tidak secara tegas melarangnya.hanya untuk kasus kasus
komersial sajalah yang dipidanakan sedangkan untuk kasus-kasus sosialnya masih
belum dipidanakan,padahal jelas-jelas dalam uu oerkawinan no.1 tahun 1974
melarang akan adanya pernikahan sejenis.
10
modernis, dan juga kelompok agama lainnya seperti Kristen, terutama
KatolikRoma umumnya menentang homoseksualitas. Banyak kelompok
fundamentalis Islam seperti FPI (Front Pembela Islam) dan FBR (Forum Betawi
Rempuk) secara terbuka memusuhi orang-orang LGBT dengan menyerang rumah
atau tempat mereka bekerja dari orang-orang yang mereka yakini ancaman bagi
nilai-nilai Islam.
11
hidup nyaman dan diinginkan.Peningkatan kualitas hidup di sini, termasuk
mengembalikan hak mereka untuk saling memiliki di masyarakat.
Agama Katholik pun memiliki paham yang sama. Dalam suatu ikatan
pernikahan hanya bisa dilakukan oleh pria dan wanita atau laki-laki dan
perempuan.Para pemeluk agama ini juga menganggap perilaku homoseksual itu
sebagai bentuk penyimpangan.
Penolakan atas pernikahan sejenis juga dianut oleh agama Hindu. Agama
ini jelas-jelas melarang pernikahan yang dilakukan oleh pasangan yang berjenis
kelamin sama. Tak beda dengan empat agama itu, Konghucu pun memililki
pemahaman yang sama. Pemeluk Konghucu memilliki prinsip, bahwa pernikahan
itu terjadi antara laki-laki dan wanita.Hampir semua masyarakat mengetahui,
bahwa Islam juga menolak dengan keras pernikahan sejenis.
LGBT bukanlah bagian dari hak asasi manusia karena hak asasi manusia
merupkan hak yang diberikan oleh tuhan yang menciptakan kita sebagai anugrah
yang maha kuasa dan tuhan menciptakan kita berpasang pasangan dengan lawan
jenis kita.
12
Kita tidak dapat mengatakan sesuatu hal sebagai hak terlebih lagi hak asasi
manusia bila kita juga telah melanggar hak orang lain karena suatu hak orang yang
satu tidak mungkin bersingguangan dengan hak manusia yang lainnya.
Karena bila kita berbicara homoseksual itu artinya kita membicarakan pihak
yang dirugikan pula yaitu:
1) Orang tua yang dirampas haknya oleh kita karena keinginan setiap orang tua
untuk menimang cucu dari darah dagingnya sendiri sirna karena secara
biologis sesame jenis tidaklah mungkin dapat menghasilkan keturunan karena
tidak bertemunya antara sel telur dan sel sperma.
2) Terampasnya hak pasangan yang sebenarny/yang sejati karena manusia itu
telah diciptakan berpasang pasangan seperti magnet kutub positif dengan
magnet kutub negative,maka bila magnet yang positif itu bertemu dengan
magnet yang positif juga maka si magnet pasangannya yaitu yang berkutub
negative akan kehilangan pasangannya,dan hal tersebut bisa saja malah
memunculkan masalah baru yaitu si pasangan yang lain akan mencoba
menemukan pasangan yang sejenis juga padahal sebenarnya mereka tidak akan
dapat menyatu satu sama lainnya.
3) Terampasnya hak manusia yang lainnya karena perbandingan antara laki-laki
dan perempuan adala 1:4 bila kaum laki laki sebagiannya adalah gay misalnya
maka perbandingannya akan menjadi 1:8 itu artinya hal tersebut tidaklah baik
bagi ekosistem karena pasti akan banyak hal hal yang tidak diinginkan terjadi
4) Sebenarnya tujuan pernikahan adalah menciptakan keluarga yang harmonis
dan melanjutkan generasi,maka bila hal tersebut dilakkukan sesama jenis
tidaklah mungkin dapat menghasilkan keturunan dan apabila itu terjadi maka
regenerasii akan terhenti yang itu sama artinya dengan pemberhentian
kehidupan dunia.
Oleh karena itu, hal tersebut saya berpendapat bahwa menjadi homoseksual
bukanlah merupakan suatu pilihan apalagi suatu hak asasi manusia karena hal
tersebut,kita telah merampas hak-hak manusia yang lainnya.Dan menurut
pandangan kami sebenarnya homoseksual merupkan penyakit kejiwaan yang dapat
disembuhkan karena hal tersebut bukanlah gejala alamiah karena yang alamiah
adalah ketertarikan dengan lawan jenis bukan dengan sesama jenis jadi, jelaslah hal
tersebut bukanlah bagian dari HAM.
13
2.10 Kemungkinan Legalnya LGBT
Terlebih lagi mayoritas penduduk kita yang muslim pastilah bila ada
wancana hal tersebut akan di legalkan pasti akan bertindak karena bagi ajaran umat
muslim hal tersebut adalah salah dan tidak dibenarkan apapun keadaanya.
Tulisan ini akan mengkaji eksistensi seorang anak manusia yang selama ini
dianggap sebagai “liyan”, mereka adalah lesbian, gay, biseksual dan transgender
(LGBT). Transgender di Indonesia, penyebutannya bervariasi, ada yang bilang
banci, waria, bencong, wadam atau bisu.1 Orientasi seksual mereka dianggap
sebagai suatu penyimpangan, dosa, haram dan terlaknat. Apalagi didukung oleh
fatwa Majelis Ulama’ Indonesia (MUI) tertanggal 31 Desember 2014 yang
ditandatangani oleh Prof. Dr. H. Hasanuddin, AF. MA bahwa homoseksual
merupakan perbuatan yang hukumnya haram, merupakan suatu bentuk kejahatan
dan pelakunya dijatuhi hukuman mati.Ibarat “jatuh ketiban tangga”, Fatwa MUI
14
melengkapi beban seorang LGBT yang ter-diskriminasi dari keluarga, masyarakat
dan negara. Agama (Islam) yang membawa misi “rahmatanlil „alamien” menjadi
tidak rahmat (kasih) lagi hanya karena fatwa MUI yang bias gender “ketiga”.
Pertanyaan utama yang ingin dikaji dalam tulisan ini adalah, bagaimana pandangan
LGBT dalam Islam.Kemudian bagaimana pandangan LGBT dalam perspektif
hukum internasional yakni Hak Asasi Manusia (HAM).
Pendekatan yang digunakan dalam kajian ini adalah pendekatan social humanity
contemporary.
Tujuan utama dari kajian ini adalah agar agama Islam yang menjadi simbol
dan label MUI tidak terkesan Islam yang keras, radikal dan bertentangan dengan
HAM, melainkan seperti yang dicita-citakan oleh pemikir Islam Kontemporer
Abdullah Saed, bagaimana menciptakan Islam yang progresif, yang menghargai
hak-hak manusia (kaum marjinal) sebagai manusia dan bukan merampas hakhak
dasariahnya atas nama ”agama”.
15
dipelajari. Cara untuk mengespresikan hubungan seksual adalah seperti sodomi
atau dalam bahasa Arab disebut dengan liwath. Perilaku seksual inilah yang
’dianggap’ menyimpang karena seks bebas seperti itu telah menumbuhsuburkan
suatu penyakit seksual yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya yakni AIDS
(Acquired Immonu Syndrome), suatu sindrom kumpulan dari berbagai gejala dan
infeksi sebagai akibat dari kerusakan spesifik sistem kekebalan tubuh karena
inveksi virus HIV (HumanImmonudeficiency Virus) pada tubuh manusia.
Mengenai orientasi seksual yang bersifat kodrat, ada beberapa varian orientasi
seksual diantaranya adalah hetero, homo, biseksual dan aseksual.
16
orientasi seksual dan perilaku seksual yang ’paling benar’ dan yang lain salah dan
menyimpang. Menurut Musdah Mulia, doktrin dan persepsi tersebut mengakar
kuat, membeku dan membatu tidak terlepas dari perjalanan panjang manusia dalam
lintasan sejarah. Selama berabad-abad lamanya, manusia dihegemoni oleh
pandangan bahwa hetero yang normal dan alamiah, sedangkan homo adalah
menyimpang, pelakunya abnormal, memiliki kelainan jiwa (mental disorder) dan
mengidap penyakit jiwa (mental illnes).
Disamping itu, konstruksi sosial terhadap homo dipengaruhi juga oleh faktor
relasi gender yang timpang.Masyarakat yang menjunjung tinggi budaya patriarki,
yang mana laki-laki adalah power, subjek, maskulin dan pengontrol
kehidupan.Budaya patriarki ini mengkonstruksi laki-laki harus dominan, aktif dan
agresif, sebaliknya patriaki mengkonstruksi perempuan sebagai objek, pasif dan
mengalah. Ketika laki-laki terkonstruksi demikian, maka pada gilirannya, laki-laki
akan melakukan dominasi, pemaksaan hubungan seksual dan kekerasan dalam
hubungan seksual.
17
pada perilaku homoseksual.Pandangan Al-Qur’an mengenai homoseksual bisa
dilihat pada cerita Nabi Luth tentang kaum Sodom dan kaum Amoro di negeri
Syam dengan bunyi ayatnya.
Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia Berkata kepada kaumnya: "Mengapakamu
mengerjakan perbuatan ”fahisyah” itu sedang kamumemperlihatkan(nya)?".
"Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk(memenuhi) nafsu (mu), bukan
(mendatangi) wanita?Sebenarnya kamuadalah kaum yang tidak mengetahui
(akibat perbuatanmu)".(QS. An-Naml:54-55).
Kemudian ayat,
ٱنس َجا َل نَت َأتُى كَّ ََ َُ ى ِإ ُّ قَى تَ َُ ى أ َ بَمٞ س ِسفُى َُي و٨١
ِ س َََِ ا ِۚ ِء َِ ٱن دُو ي ِ شَهىَة
Dan (Kami juga Telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah)tatkala dia
Berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakanperbuatan ”faahisyah” itu,
yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun(di dunia ini) sebelummu?" (81)
Sesungguhnya kamu mendatangi lelakiuntuk melepaskan nafsumu (kepada
mereka), bukan kepada wanita, malahkamu Ini adalah kaum yang melampaui
batas. (QS. Al-A’raf:80-81).
Melalui ayat tersebut, diceritakan bahwa kaum Nabi Luth melakukan praktek
homoseksual dengan menyetubuhi lelaki sejenis melalui dubur (lubang belakang),
di era sekarang perilaku seksual yang demikian populer dengan sebutan sodomi.
Bahkan, menurut beberapa versi, kata ”sodom” diambil dari nama kaum Nabi Luth,
yakni kaum sodom. Di ayat lain, Nabi Luth bertanya kepada kaumnya. Pertanyaan
Nabi Luth tersebut direkam oleh al-Qur’an.
عادُو قَىو تَ َُ ى أ َ بَم أَش َٰ َوََ ِج ُك ِۚ ِى ي ِ زَ بُّ ُكى نَ ُكى َخ َهقَ يَا َوت ََر ُزو
َ ١٦٦
18
Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, Dan kamutinggalkan
isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkankamu adalah orang-
orang yang melampaui batas".(QS. Al-Shu’ara:165- 166).
ُ سافِ َه َها عَََ ََٰ ِهيَ َها اََُ َج َعه اَََ أَي
َس َجا َء اًََّ فَه َ ع َهي َها اَََ َوأ َي
َ طس َّ ضَُ ىد
َ ي س ِِجيم ي ِ حِ َجازَ ة ُ ٨٢
ََ َََََٰ ًسىَّيَت
َ ُِّي َويَا زَ بِكَ دََُ عِ ي
َ ٱنظ ي ِ ه٨٣
Maka tatkala datang azab kami, kami jadikan negeri kaum Luth ituyang di atas ke
bawah (Kami balikkan), dan kami hujani mereka denganbatu dari tanah yang
terbakar dengan bertubi-tubi.Yang diberi tandaoleh Tuhanmu, dan siksaan itu
tiadalah jauh dari orang-orang yangzalim.(QS. al-Hud:82-83).
19
Disamping al-Qur’an, hadist Nabi juga dijadikan rujukan mengenai
homoseksualitas, hadist-hadist tersebut antara lain;9
Dari Abu Sa‟id al-Khudri dari Rasulullah SAW. Beliau bersabda: ”Seoranglaki-
laki tidak boleh melihat aurat laki-laki lainnya dan janganlah seorangperempuan
melihat aurat perempuan lainnya dan janganlah seorang priabersentuhan dengan
pria lainnya dalam satu selimut, demikianlah jugajanganlah bersentuhan
perempuan dengan perempuan lainnya dalam satuselimut”.Dari sahabat Ibnu
Abbas ra. Sesungguhnya Rasulullah SAW. Bersabda:”Barang siapa yang
menjumpai orang yang mengerjakan seperti kaum Nabi Luth maka bunuhlah si
pelaku bersama pasangannya”. (hadist riwayatImam Rawi hadist kecuali an-
nasa‟ie).Dari Ibnu Abbas ra. Dari Nabi SAW. Beliau bersabda: ”Allah
melaknatorang yang melakukan kebiasaan kaum Luth sampai tiga kali”.
(Hadistriwayat an-Nasa‟ie)
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hukum pidana nasional tidak melarang hubungan homoseksual pribadi dan yang
tidak bersifat komersial antara orang dewasa. Sebuah RUU nasional untuk
mengkriminalisasi homoseksualitas, bersama dengan hidup bersama, perzinahan dan
praktek sihir, gagal diberlakukan pada tahun 2003 dan tidak ada rencana berikutnya untuk
memperkenalkan kembali undang-undang tersebut. Hukum Indonesia tidak
mengkriminalisasi homoseksualitas, jika dilakukan secara pribadi dan di antara orang
dewasa. Namun, hukum Indonesia tidak mengakui pernikahan gay, serikat sipil atau
manfaat kemitraan domestik.
LGBT bukanlah bagian dari hak asasi manusia karena hak asasi manusia merupkan
hak yang diberikan oleh tuhan yang menciptakan kita sebagai anugrah. Fatwa Majelis
Ulama’ Indonesia (MUI) tertanggal 31 Desember 2014 yang ditandatangani oleh Prof.
Dr. H. Hasanuddin, AF. MA bahwa homoseksual merupakan perbuatan yang hukumnya
haram, merupakan suatu bentuk kejahatan dan pelakunya dijatuhi hukuman mati.Ibarat
“jatuh ketiban tangga”, Fatwa MUI melengkapi beban seorang LGBT yang ter-
diskriminasi dari keluarga, masyarakat dan negara.
3.2 Saran
Untuk permasalahan LGBT diharapkan dapat menurun atau bahkan dapat di
hilangkan. Karena LGBT menurut islam merupakan sesuatu yang haram. Tetapi kaum
LGBT pun tidak boleh kita olok-olok apalagi dihinakan, mereka perlu di ayomi dan
disembuhkan. Peran keluarga sangat penting dengan memberikan motivasi-motivasi
yang baik agar dapat berubah menjadi hidup yang normal kembali. Para LGBT pun dapat
di rehabilitasi untuk merubah hidupnya dan kita dapat melakukan pendekatan kepada
kaum LGBT untuk mengajak mereka berubah.
21
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Rustam Dahar Karnadi Apollo. Oktober 2016. Dalam jurnal “LGBT DI
INDONESIA: Perspektif Hukum Islam, HAM, Psikologi dan Pendekatan
Maṣlaḥah”. Volume 26, Nomor 2. Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo,
Semarang.
Siti Musdah Mulia, Islam dan Hak Asasi Manusia: Konsep dan
Implementasi,Yogyakarta: Naufan Pustaka, 2010.
22