Oleh :
FAKULTAS VOKASI
NOVEMBER 2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan yang maha esa atas limpahan atas rahmat dan anugrah darinya kami
dapat menyelsaikan tugas makalah ini yang berjudul “Pengaruh LGBT Dalam Kehidupan
Masyarakat Negara”.
Penulis sangat berterimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses pembuatan
makalah ini. Makalah ini selain berfungsi sebagai pemenuh tuntutan tugas juga berfungsi sebagai
media berpikir kritis karena dalam makalah ini penulis menjabar hal-hal yang terjadi dalam
ranah pendidikan di dalam berbagai aspek, seperti latar belakang dan sebagainya.
ii
Harapan penulis kedepanya adalah semoga karya tulis ini dapat mendatangkan kebaikan ke
berbagai pihak.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki.
Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.
DAFTAR ISI
iii
Kata pengantar…………………………………………………………………………… i
Daftar isi…………………………………………………………………………………. ii
Bab I
Pendahuluan……………………………………………………………………………… 1
Rumusan masalah………………………………………………………………………… 3
Landasan teori……………………………………………………………………………. 4
Bab III
Pembahasan………………………………………………………………………………. 6
Bab IV
Penutup…………………………………………………………………………………… 11
Daftar pustaka…………………………………………………………………………….. 12
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persoalan penyimpangan seksual telah menjadi perdebatan lama dalam sejarah manusia.
Norma masyarakat yang mengutuk penyimpangan seksual dihadapi tantangan oleh kelompok
yang merasa dirugikan oleh norma-norma tersebut. Perdebatan semacam ini semakin terlihat
setelah muncul kampanye gerakan LGBT, yang berasal dari masyarakat Barat, dimulai oleh
"Gay Liberation Front" di London pada tahun 1970. Gerakan ini bertujuan menyadarkan bahwa
perilaku LGBT bukanlah penyimpangan, melainkan hak seksual yang seharusnya diterima
[1]
seperti orang lain . Amerika Serikat sangat fokus pada isu hak asasi LGBT, menganggap
bahwa tanpa diskriminasi dan kriminalisasi, kehidupan LGBT dapat berjalan "normal" seperti
orang heteroseksual. PBB juga berupaya menolak diskriminasi dan kriminalisasi LGBT sebagai
pengakuan hak asasi manusia, dan sejumlah negara telah melegalkan homoseksualitas dalam 20
tahun terakhir. Sejarah LGBT mencakup penganggapan bahwa pada abad ke-19,
v
homoseksualitas dianggap sebagai gangguan mental, tetapi perlahan-lahan berubah seiring waktu
[2]
dengan munculnya gerakan anti-diskriminasi pada tahun 1950-1970an .
LGBT singkatan dari Lesbian, Gay, Bisexsual dan Transgender sendiri di tanah air
sudah dikenal sejak awal abad ke 20. Pada akhir tahun 1960 muncul suatu pergerakan LGBT
diantaranya mencakupi organisasi yang beranggotakan transgender atau waria. Beberapa tahun
berikutnya hubungan sex sesama jenis atau disebut gay atau lesbian juga mulai menunjukan
eksistensinya melalui media cetak dan organisasinya semakin menjamur. Dari hal tersebut juga
berdampak hingga maraknya penyakit HIV pada tahun 1990an. Karena pola mobilitas dan
Isu LGBT saat ini menjadi global dengan dukungan dari gerakan pro-LGBT dan
didorong oleh deklarasi HAM universal pada tahun 1948. Keberhasilan penyebaran fenomena
ini berkaitan dengan tingkat kemakmuran dan sekularisme suatu bangsa, dengan asumsi bahwa
semakin makmur dan sekuler suatu negara, semakin besar kemungkinannya mendukung hak-
hak LGBT. Isu LGBT juga terkait dengan reformasi politik dan demokratisasi di Indonesia, yang
istilah-istilah seperti "Wadam" (Wanita Adam) dan Waria (Wanita Pria), serta pendirian
organisasi seperti Lambda, Persaudaraan Gay Yogyakarta, dan Gay Nusantara. Fenomena ini
juga dipengaruhi oleh upaya kelompok LGBT dalam mengadvokasi hak asasi manusia, dengan
beberapa kampanye dianggap sebagai bagian dari perjuangan hak asasi manusia yang diakui
secara internasional. Meskipun Universal Declaration of Human Rights (UDHR) 1948 tidak
vi
secara khusus menyebutkan orientasi seksual, beberapa pasal yang terkait dengan hak menikah
dapat dijadikan dasar argumen untuk mendukung hak LGBT dalam konteks hukum dan budaya
[2]
Indonesia .
dari akademisi dan aktivis feminis. Mereka bergerak dalam berbagai bidang, mulai dari politik
hingga teologi. Di bidang politik, mereka berusaha mendorong lolosnya undang-undang yang
memungkinkan pernikahan sesama jenis, seperti RUU Keadilan dan Kesetaraan Gender.
Sementara di bidang teologis, mereka mencoba meruntuhkan pandangan tradisional yang hanya
publikasi ilmiah dari Fakultas Syari'ah IAIN Wali Songo mendukung berbagai jenis ekspresi
seksual, mengajak masyarakat untuk mendukung legalisasi pernikahan sesjenis dan pengakuan
[1]
bagi penyimpang seksual lainnya . Perdebatan tentang homoseksualitas dan LGBT seringkali
berkaitan dengan masalah teologis. Masyarakat yang kental dengan nilai-nilai agama seringkali
menentang legalisasi hak-hak seksual bagi kaum LGBT. Khususnya dalam Islam, banyak negara
mayoritas Muslim dianggap belum memenuhi hak seksual bagi komunitas LGBT. Oleh karena
itu, di negara-negara seperti Indonesia, para akademisi muslim yang mendukung LGBT giat
melakukan upaya untuk mengkritisi ajaran agama yang dianggap mendukung pandangan
heteronormatif.
Dalam penulisan ini akan menjabarkan bagaimana pengaruh LGBT dalam kehidupan
vii
dengan penulisan makalah ini, termasuk jurnal, maupun buku untuk mencari hasil dari rumusan
masalah berikut.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana pandangan
mayoritas warga Indonesia terhadap LGBT. Selain itu, makalah ini juga berguna untuk
mengetahui apa saja dampak datangnya LGBT pada Masyarakat negara Indonesia.
viii
BAB II
LANDASAN TEORI
2014/08/14/140814110455_lgbt_indonesia_640x360_afp.jpg
LGBT merupakan istilah yang telah dipakai dari tahun 1990-an, yang menggantikan frasa
“komunitas gay”. Hal ini karena istilah tersebut dirasa mewakili kelompok-kelompok
[4]
yang “mengisi” istilah tersebut secara lebih rinci . Jika dijelaskan secara rinci LGBT
terdiri dari :
a. Lesbian : Lesbian merupakan wanita yang secara fisik/ emosional menyukai wanita
lain;
b. Gay : Gay merupakan laki-laki yang secara fisik/ emosional menyukai laki-laki lain;
ix
d. Transgender : Transgender merupakan orang-orang yang mengubah identitas gender
LGBT mulai dipopulerkan oleh sekelompok wanita transgender atau yang biasa disebut
waria.
B. Pengertian HAM
Tertera dalam Undang-undang No. 39 tahun 1999 yakni mengenai Hak Asasi
Manusia yang memiliki arti sebagai seperangkat hak yang melekat pada hakikat manusia
sebagai mahkluk Tuhan yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi o;eh negara hukum, pemerintahan dan setiap
orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (pasal 1 butir 1
[5]
UU no. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia)
Sebuah Hak Asasi Manusia ini merupakan sebuah anugerah yang diberikan oleh
Tuhan yang memiliki Hak sebagaimana manusia hidup yang memiliki kehormatan dan
Bersama-sama menjujung tinggi hukum serta martabat sesame manusia, dalam hal
tersebut Hak Asasi juga memiliki beberapa prinsip dasar yakni, kebebasan, kemerdekaan,
persamaan dan keadilan. Dari keempat prinsip tersebut juga memiliki makna didalamnya
yang pertama manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan diberikan Hak kebebasan dalam
menjalankan hidup dari lahir hingga meninggal dunia, dan juga manusia diberikan
kebebasan oleh Tuhan untuk berkuasa. Yang kedua yakni Hak kemerdekaan, dalam artian
Merdeka berarti bebas, tanpa ikatan, belenggu ataupun jajahan, Tuhan memberikan
kebebasan manusia memiliki kemerdekaan hidup. Yang ke tiga yakni Hak persamaan,
yakni manusia merupakan ciptaan Tuhan dan berasal dari dzat yang sama, maka dari itu
x
semua manusia adalah sama di hadapan Tuhan dan persamaan itu harus dijunjung tinggi
oleh segenap manusia, tidak ada perbedaan satu dengan yang lainnya, sama halnya
[5]
dengan manusia dihadapan hukum semua memiliki kedudukan yang sama .
C. Norma
Setiap manusia secara tidak langsung dalam kehidupannya pasti terjadi interaksi
maupun saling memperhatikan. Dalam hal tersebut secara umum dikatakan sebagai
Norma, yakni batas atau patokan tertentu yang disepakati oleh sebagian manusia atau
kelompok tertentu. Norma juga menjadi penentu diterimanya atau tidaknya perilaku
seseorang, norma juga bersifat mengikat terutama kedalam kelompok masyarakat yang
mampu menilai seseorang atas perilakunya sebagai norma sosial yang berhubungan
[6].
dengan Masyarakat
D. Pancasila
Pancasila merupakan landasan suatu bangsa yang dianggap sebagai falsafah, yang
berfungsi sebagai dasar pemersatu bangsa, karena bangsa Indonesia merupakan bangsa
yang memiliki beragam ras, suku dan agama, Pancasila diciptakan untuk mengikat
keutuhan bangsa. Maka dari itu segala undang undang yang berlaku di Indonesia atas
[6]
dasar dari nilai nilai Pancasila sebagai hukum norma dasar negara . Didalam Pancasila
memiliki makna dan dasar atas cita cita suatu bangsa yang merupakan harapan dari
xi
BAB III
PEMBAHASAN
LGBT merupakan hal menyimpang yang telah berkembang sejak akhir tahun 1960-an
yang pada mulanya dipopulerkan oleh sekelompok organisasi waria. Waria merupakan
sebutan untuk perempuan transgender (male to female transgender) yang berasal dari Bahasa
Indonesia pada tahun 1968 disebut dengan wadam (Wanita adam). Tahun 1969 berdiri
organisasi ini antara lain di fasilitasi oleh Gubernur DKI Jakarta Raya, Ali Sadikin. Istilah
[7]
wadam pun akhirnya diubah menjadi waria (wanita-pria) .
Identitas yang kini disandang oleh para transgender merupakan hasil interaksi yang
terjalin antara transgender dengan orang yang ada di sekitar. Gambaran atau pandangan
utama seorang transgender dalam pendapat publik yakni memiliki identitas gender yang
[7]
tidak normal . Karena Indonesia merupakan negara beragama, dan pada agama hanya
membolehkan dua jenis kelamin yakni laki-laki dan perempuan, telah membentuk
kepercayaan masyarakat umum bahwa hanya ada dua jenis kelamin yang normal.
Dalam kepercayaan agama Islam, yang mayoritas dipeluk oleh masyarakat Indonesia,
LGBT dipandang bertentangan dengan fitrah manusia. Dalam islam, secara fitrah manusia
diciptakan berikut dengan dorongan jasmani dan nalurinya. Salah satu dorongan naluri
adalah naluri melestarikan keturunan yang diantara manifestasinya adalah rasa cinta dan
xii
dorongan seksual antara lawan jenis [8]. Dalam agama lainpun menyatakan LGBT
Jika kita menengok pada sejarah umat islam, kaum nabi luth atau biasa dikenal
kaum sodom dimusnahkan oleh Allah karena melakukan praktek LGBT. Allah juga
berfirman :
∙ َو َتَذ ُرْو َن َم ا َخ َلَق َلُك ْم َر ُّبُك ْم ِّم ْن َاْز َو اِج ُك ْۗم َبْل َاْنُتْم َقْو ٌم ٰع ُد ْو َن ∙ َاَتْأُتْو َن الُّذ ْك َر اَن ِم َن اْلٰع َلِم ْيَن
Artinya : ”Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan
istriistri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang
∙ َو ُلْو ًطا ِاْذ َقاَل ِلَقْو ِمٖٓه َاَتْأُتْو َن اْلَفاِح َشَة َم ا َسَبَقُك ْم ِبَها ِم ْن َاَحٍد ِّم َن اْلٰع َلِم ْيَن ∙ ِاَّنُك ْم َلَتْأُتْو َن الِّر َج اَل َشْهَو ًة ِّم ْن ُد ْو ِن الِّنَس ۤا ِۗء َبْل َاْنُتْم
Artinya : Dan (Kami juga telah mengutus) Lut, ketika dia berkata kepada kaumnya,
“Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun
sebelum kamu (di dunia ini). Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada
sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas.”
Selain itu, kelompok LGBT juga dikaitkan dengan penyakit PMS (Penyakit Menular
Seksual) termasuk HIV-AIDS. Warga Indonesia banyak berpendapat jika kaum LGBT
rentan terkena virus HIV-AIDS. Kaum LGBT sering diisukan sering berganti pasangan
xiii
hingga melakukan hubungan yang mengakibatkan semakin berkembangnya atau memluas
persebaran PMS termasuk virus HIV-AIDS. Jelas hal ini mengakibatkan kaum LGBT
Tetapi, ada juga masyarakat yang pro LGBT menyatakan sikap “diskriminasi” yang
dirasakan oleh kaum LGBT dianggap sebagai pelanggaran HAM. Mereka berpendapat
bahwa kaum LGBT hidup hampir di setiap bagian belahan dunia. Mereka menganggap
kaum LGBT juga merupakan manusia yang memiliki hak dan harus dihormati haknya, akan
tetapi di Indonesia mereka mengalami diskriminasi yang disebabkan oleh identitas dan
[7]
orientasi seksual .
Selain terdapat Masyarakat yang Pro dan Kontra, di Indonesia juga terdapat Masyarakat
yang netral, yakni tidak mendukung dan juga tidak mendiskriminasi kaum LGBT. Mereka
menganggap bahwa LGBT merupakan sebuah penyakit atau masalah hormon yang bisa
disembuhkan. Selain itu, mereka menganggap dengan membiarkan mereka ada, itu sebuah
Meskipun berlindung dibalik HAM, mayoritas masyarakat Indonesia tetap menolak hal
tersebut. Hal ini dikarenakan kaum LGBT berlindung dibalik HAM universal yang dianut
negara barat. Sedangkan Indonesia menganut HAM berdasarkan Pancasila, yang mana
HAM terhadap kaum LGBT yakni perlindungan hak asasi mereka dalam bentuk jaminan
kesehatan untuk bisa sembuh dari penyakitnya, bukan melegalkan penyimpangan mereka
[9]
.
xiv
Gambar : Koran/media masa yang memberikan berita mengenai penolakan LGBT
sebagian besar di tanah air sangat menolak penyimpangan sexsualitas atau hubungan
antar sesame jenis. Karena LGBT itu sendiri selain sudah memiliki larangan sendiri juga
sangat tidak diterima oleh sebgaian besar masyarakat Karena sangat mengganggu atau
merusak perkembangan jaman ke depannya, apalagi yang terserang penyakit ini adalah
kaum muda atau generasi muda, tentunya LGBT ini juga membawa penyakit menular
seperti HIV dan AIDS sungguh sangat mengerikan. Maka dari itu masyarakat sangat
membenci LGBT selain karena larangan dari agama, namun juga karena penyakit yang
mematikan[12].
sangat berbahaya meskipun hanya minoritas. Karena mereka dianggap mampu menjadi
kelompok yang kuat dan berbahaya jika mereka menyatu dan terus melipat ganda,
mengajak kaum muda, remaja yang kurang pengetahuan akan bahaya LGBT menjadi
xv
permasalahan untuk jangka kedepannya. Mereka dapat menggunakan HAM sebagai
Berikut saya tampilkan hasil wawancara kepada 8 diantaranya Mahasiswa dan juga
Observer : “Menurut anda, pandangan anda sebagai mahasiswa dan juga Masyarakat
Mahasiswa A : “Saya tentunya sangat tidak menyetujui dengan adanya fenomena LGBT
Pancasila tentu kita semua adalah manusia berakal dan beragama yang
Observer : “menurut anda apakah pendapat anda mengenai LGBT yang mencari
meminta hak hak Merika, saya rasa ini hal yang sangat sulit untuk
saya sangat sangat menolak LGBT yang sangat berimbas negatif terhadap
bangsa ini.”
xvi
Observer : “Menurut anda, pandangan anda sebagai mahasiswa dan juga Masyarakat
Mahasiswa B : “Menurut saya LGBT tersebut merupakan hak pribadi masing masing
Observer : “Pendapat anda mengenai LGBT yang mencari keadilan dan berlindung
dan tidak diberikan ruang untuk bergerak, mereka jelas akan meminta
Observer : “Menurut anda, pandangan anda sebagai mahasiswa dan juga Masyarakat
Mahasiswa C : “Secara logika saja, secara alami makhluk hidup semuanya memiliki
xvii
mereka justru akan merusak masa depan suatu kehidupan manusia ataupun
Observer : “Namun dari pendapat anda apakah LGBT di Indonesia harus diberikan
Mahasiswa C : “Tentu saja itu tidak perlu, karena jika kita menekankan negara yang
bertoleransi terhadap suku agama dan kepercayaan, tetapi kita tidak bisa
menoleransi penyakit LGBT ini, karena ini adalah awal dari pengrusakan
masa depan.”
Observer : “Menurut anda, pandangan anda sebagai mahasiswa dan juga Masyarakat
Masyarakat D : “Sebagai muslim saya sangat menolak keras keberadaan kaum LGBT
berada di Indonesia maupun dunia ini, karena menurut apa yang ada pada
agama saya, tuhan saya mencontohkan kaum Sodom yang di laknat oleh
tuhan karena perbuatan asusila kaum LGBT tersebut, kami umat muslim
juga tidak ingin hal tersebut terjadi di Indonesia ini karena yang tidak
Observer : “Menurut anda apakah kaum LGBT d iindonesia butuh dukungan atas
Masyarakat D : “Saya tegaskan kembali, negara kita mayoritas muslim, dan tidak hanya
muslim sebenernya juga dalam semua agama itu memberi Batasan dan
xviii
mereka meminta hak haknya kepada pemerintah agar diterima Masyarakat
kan juga percuma, karena mereka merupakan aib ataupun penyakit negara
Observer : “Menurut anda, pandangan anda sebagai mahasiswa dan juga Masyarakat
Masyarakat E : “Menurut saya, LGBT merupakan masalah serius yang harus kita
berantas hingga ke akar akarnya, dalam artian kaum LGBT ini berbahaya
Observer : “Bagaimana pandangan Anda terhadap isu diskriminasi dan stigma yang
sering dihadapi oleh komunitas LGBT? Apakah menurut Anda ada cara
Masyarakat E : “Diskriminasi dan stigma memang masalah serius. Saya pikir edukasi
Observer : “Bagaimana pandangan Anda terhadap LGBT dari sudut pandang budaya
xix
Mahasiswa F : “Saya percaya bahwa budaya dan nilai-nilai lokal kita sangat kuat dan
dengan nilai-nilai ini. Karena LGBT juga bisa dianggap sebagai pengaruh
dari luar negeri yang disana memang diterima di beberapa negara tertentu
negara Indonesia ini tentu sangatlah bertentangan dengan nilai, moral dan
norma yang berlaku di negara ini. Jadi lebih baik kita singkirkan hal yang
Mahasiswa F : “Saya sebagai mahasiswa, generasi muda saya lebih menekankan untuk
sering membaca dan mengerti informasi terkini, jika tentang Upaya untuk
terlebih dahulu, agar tidak mudah termakan isu, atau yang lebih buruk lagi
nilai-nilai norma, moral dari kecil kita harus perkenalkan agar ketika
xx
Mahasiswa G : “Persepsi terhadap komunitas LGBT dapat bervariasi di antara individu
Observer : “Menurut anda, pandangan anda sebagai mahasiswa dan juga Masyarakat
non diskriminasi. Mungkin karena berbeda budaya, norma dan juga karena
kesetaraan?”
Mahasiswa H : “Menurut saya, dukungan terhadap LGBT sebagai bagian dari HAM
xxi
kehidupan keluarga yang diakui untuk setiap individu. Ini mencakup hak
Mahasiswa H : “Hak untuk berpendapat dan berekspresi adalah bagian dari HAM yang
juga mencakup hak untuk kesehatan mental dan fisik yang setara dengan
hak-hak yang dinikmati oleh individu lainnya. Menurut saya dalam hal ini
sosial. Hak untuk hidup bebas dari kekerasan dan ancaman adalah bagian
LGBT di Indonesia. Strategi yang digunakan gerakan LGBT di Indonesia adalah lewat
xxii
pendekatan melalui budaya, kesenian, bahkan juga agama [10]. Seperti keberadaan
transgender awalnya ditampilkan pada kesenian ludruk dan memberikan kesan lucu. Secara
langsung maupun tidak langsung, hal ini tentunya akan membawa dampak pada masyarakat
negara Indonesia seperti pada kehidupan sosial, kesehatan, dan lain sebagainya.
Karena perilaku gay merupakan hal yang tabu, maka banyak kaum LGBT mendapatkan
diskriminasi dari Masyarakat sekitar. Adanya diskriminasi ini dapat menyebabkan perasaan
benci dan sakit hati. Hal tersebut jelas dapat menyebabkan perpecahan di lingkungan
tersebut.
Karena adanya diskriminasi, banyak anak sekolah yang masuk dalam golongan LGBT
merasa tidak nyaman. Hal ini menyebabkan LGBT meningkatkan permasalahan putus
[11]
sekolah 5 kali lebih besar daripada normalnya . Ketidakamanan juga dirasakan anak-
anak dikarenakan berdasarkan studi, kaum homo seksual menyebabkan 33% pelecehan
seksual pada anak-anak di Amerika Serikat; padahal kaum mereka hanya 2% dari jumlah
[12]
penduduk di Amerika Serikat . Tidak hanya di luar negeri, praktek pelecehan seksual
pada anak oleh homo seksual juga beberapa kali terjadi di Indonesia.
Selain itu, menurut penelitian,setiap tahunnya seorang gay dapat memiliki 20 hingga
106 pasangan. Beberapa diantara mereka dapat melakukan homo seksual dengan orang yang
tidak mereka kenal, bahkan dapat dilakukan dengan kencan satu malam atau hanya beberapa
menit saja. Jelas sekali, praktek ini sangat menyimpang dari norma-norma sosial yang ada di
[12]
negara kita .
Fakta lain didapatkan dari laporan Kemenkes RI. Pada tahun 2012 Kemenkes RI
melaporkan bahwa terdapat sekitar 1.095.970 gay termasuk yang tampak maupun tidak
tampak.Terdapat 5% dari jumlah gay atau sekitar lebih dari 66.180 orang gay tersebut
xxiii
mengidap HIV. Padahal di tahun 2009 populasi gay hanya sekitar 800 ribu jiwa. Hal ini
[12]
menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 3 tahun terjadi peningkatan sebesar 37% .
Sementara, badan PBB memprediksi jumlah LGBT jauh lebih banyak, yakni pada tahun
2011 sebayak 3.000.000 orang. Dari laporan UNAIDS 2010 homoseksual dan transgender
merupakan kelompok berisiko terkena HIV sekitar 7,3% , PSK sekitar 4,9% dan pengguna
[13]
narkoba suntik sekitar 9,2% .
Di Indonesia dampak yang terlihat dari LGBT yakni Transgender atau biasanya disebut
waria biasa juga disebut banci. Hal tersebut merupakan fenomena yang sering kita lihat dan
banyak dijumpai di tempat umum maupun tempat hiburan malam. Waria di Indonesia lebih
diakui adanya namun juga masih sering dianggap negatif bagi sebagian besar masyarakat.
Waria kebanyakan terwujud karena adanya gangguan psikologi namun bukan gila,
melainkan pengaruh dari lingkungan termasuk juga karena faktor keluarga yang kurang
memberikan perhatian. Mengingat gaya seks bebas sangat berbahaya apalagi LGBT yang
pengetauan dan acuh terhadap ilmu kesehatan maupun kurang dekatnya diri dengan
masyarakat, terutama dalam hal penanggulangan atau mengatasi fenomena tersebut. Banyak
usulan maupun pendapat dari hasil keputusan umum untuk kebaikan bersama. Diantaranya
yakni usulan terkait dengan perlunya perbaikan maupun pembaruan dari pasal 292 KHUP,
dengan memberikan pasal terhadap pelaku seksualitas sesama jenis dengan memperketat
peraturan-peraturan agar memberi efek jera bagi pelaku dan juga membuat seseorang
mengubah pikirannya agar tidak melakukan tindakan LGBT. Kemudian bagi kalangan
xxiv
pendidikan seperti perguruan tinggi sebaiknya mendirikan sebuah penanganan dan
pendidikan seksual lebih mendalam terkait dengan LGBT, yang diharapkan untuk
mengurangi pelaku LGBT dan pengobatan terhadap pelaku. Dapat juga sering mengadakan
kampanye bisa juga pemberian penyuluhan terhdap umum mengenai bahaya LGBT agar
Dilain sisi sebagai individual yang mengerti akan bahaya LGBT dan juga mengetahui
bahwa perbuatan tersebut menyalahi norma yang berlaku, sebagai masing-masing dari
kepada khalayak umum dengan harapan saling mengingatkan tentang bahanya LGBT[12].
Besar harapan suatu negara terletak pada generasi muda, jika LGBT banyak diminati
kaum muda maka sangat sulit untuk memberantasnya, karena negara yang kuat memiliki
kaum muda yang hebat. Bagaimana jika generasi muda rusak akibat pengaruh LGBT
menggerakan bangsanya, secara individu kita harus saling mengamati satu sama lain agar
tidak ada yang terjerumus kedalam hal yang dianggap buruk. Permasalahan berikutnya yakni
penyakit menular yang hingga sekarang sangat berbahaya bagi manusia yakni HIV,AIDS
yang mampu merenggut nyawa seseorang. Secara logika LGBT juga mampu merusak
peradaban manusia karena tidak dapat dipungkiri bahwa sesama jenis manusia tidak dapat
membuat keturunan. Maka dari itu LGBT merupakan hal yang perlu kita waspadai jangan
xxv
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
LGBT datang ke Indonesia mulai akhir tahun1960-an dan mendapatkan banyak pro dan
kontra dari Masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan, LGBT berbeda dengan kepercayaan
atau agama yang diyakini warga negara Indonesia. Fakta lain menunjukkan bahwa kaum
LGBT dapat memperluas penyebaran PMS (Penyakit Menular Seksual) termasuk HIV-
AIDS. Akan tetapi kaum yang pro LGBT selalu berlindung dibalik HAM.
Adanya LGBT di Indonesia ini menyebabkan beberapa dampak pada budaya, kehidupan
sosial dengan berganti-ganti pasangan, keamanan dengan melakukan kekerasan seksual pada
xxvi
anak, dampak pada Pendidikan dengan menyebabkan anak putus sekolah, serta
B. Saran
Saran bagi pembaca makalah ini adalah berhati-hati dalam menganggapi modernisasi.
Sebaiknya hindari hal-hal yang banyak menimbulkan dampak negatif bagi kita maupun
sekitar kita. Sebagai masyarakat atau warga negara Indonesia baiknya kita tetap menjaga dan
DAFTAR PUSTAKA
[1] A. Ayub, “Penyimpangan Orientasi Seksual (Kajian Psikologis dan Teologis),” Tasfiyah, vol. 1, no. 2, p. 179,
Aug. 2017, doi: 10.21111/tasfiyah.v1i2.1851.
xxvii
[2] D. W. D. Putri, “LGBT dalam Kajian Hak Asasi Manusia di Indonesia,” Ikatan Penulis Mahasiswa Hukum
Indonesia Law Journal, vol. 2, no. 1, pp. 88–100, Feb. 2022, doi: 10.15294/ipmhi.v2i1.53739.
[3] U. Muhammadiyah, M. Khoirurrijal, S. Jurai, and S. Metro, “DAMPAK LGBT DAN ANTISIPASINYA DI
MASYARAKAT Ihsan Dacholfany.”
[4] D. W. D. Putri, “LGBT dalam Kajian Hak Asasi Manusia di Indonesia,” Ikatan Penulis Mahasiswa Hukum
Indonesia Law Journal, vol. 2, no. 1, pp. 88–100, Feb. 2022, doi: 10.15294/ipmhi.v2i1.53739.
[5] U. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Karakter Bangsa Indonesia melalui Demokrasi and H.
dan Masyarakat Madani Aulia Rosa Nasution, “Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial.”
[6] D. Pinasang, “FALSAFAH PANCASILA SEBAGAI NORMA DASAR (GRUNDNORM) DALAM RANGKA
PENGEMBANAN SISTEM HUKUM NASIONAL.”
[7] RISCA BONITA SIOKAIN, “PENGUNGKAPAN IDENTITAS GENDER MELALUI MEDIA SOSIAL,” 2021.
[8] M. ’ Ah, “LESBIAN GAY BISEXUAL AND TRANSGENDER (LGBT): PANDANGAN ISLAM, FAKTOR PENYEBAB,
DAN SOLUSINYA,” 2016.
[9] P. H. Islam, D. Pendekatan, M. Rustam, D. Karnadi, and A. Harahap, “Rustam Dahar Karnadi Apollo
Harahap: LGBT di Indonesia …. (h. 223-248) LGBT DI INDONESIA”.
[10] “minangwan-Seminar-LGBT-bagi-Tatanan-Sosial-Budaya-Bangsa-Indonesia-1457434559”.
[11] U. Muhammadiyah, M. Khoirurrijal, S. Jurai, and S. Metro, “DAMPAK LGBT DAN ANTISIPASINYA DI
MASYARAKAT Ihsan Dacholfany.”
[12] R. Solihatul Afiyah Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi, F. Ushuluddin, and U. Sunan Gunung Djati
Bandung, “Fenomena LGBT Beserta Dampaknya di Indonesia,” Gunung Djati Conference Series, vol. 23,
2023.
[13] Ms. STAIN Jurai Siwo Metro Lampung, “FENOMENA LESBIAN, GAY, BISEKSUAL DAN TRANSGENDER (LGBT)
DI INDONESIA SERTA UPAYA PENCEGAHANNYA.” [Online]. Available:
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/01/23/o1e9ut394-berapa-
[1] A. Ayub, “Penyimpangan Orientasi Seksual (Kajian Psikologis dan Teologis),” Tasfiyah, vol. 1, no. 2, p. 179,
Aug. 2017, doi: 10.21111/tasfiyah.v1i2.1851.
[2] D. W. D. Putri, “LGBT dalam Kajian Hak Asasi Manusia di Indonesia,” Ikatan Penulis Mahasiswa Hukum
Indonesia Law Journal, vol. 2, no. 1, pp. 88–100, Feb. 2022, doi: 10.15294/ipmhi.v2i1.53739.
[3] U. Muhammadiyah, M. Khoirurrijal, S. Jurai, and S. Metro, “DAMPAK LGBT DAN ANTISIPASINYA DI
MASYARAKAT Ihsan Dacholfany.”
[4] D. W. D. Putri, “LGBT dalam Kajian Hak Asasi Manusia di Indonesia,” Ikatan Penulis Mahasiswa Hukum
Indonesia Law Journal, vol. 2, no. 1, pp. 88–100, Feb. 2022, doi: 10.15294/ipmhi.v2i1.53739.
xxviii
[5] U. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Karakter Bangsa Indonesia melalui Demokrasi and H.
dan Masyarakat Madani Aulia Rosa Nasution, “Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial.”
[6] D. Pinasang, “FALSAFAH PANCASILA SEBAGAI NORMA DASAR (GRUNDNORM) DALAM RANGKA
PENGEMBANAN SISTEM HUKUM NASIONAL.”
[7] RISCA BONITA SIOKAIN, “PENGUNGKAPAN IDENTITAS GENDER MELALUI MEDIA SOSIAL,” 2021.
[8] M. ’ Ah, “LESBIAN GAY BISEXUAL AND TRANSGENDER (LGBT): PANDANGAN ISLAM, FAKTOR PENYEBAB,
DAN SOLUSINYA,” 2016.
[9] P. H. Islam, D. Pendekatan, M. Rustam, D. Karnadi, and A. Harahap, “Rustam Dahar Karnadi Apollo
Harahap: LGBT di Indonesia …. (h. 223-248) LGBT DI INDONESIA”.
[10] “minangwan-Seminar-LGBT-bagi-Tatanan-Sosial-Budaya-Bangsa-Indonesia-1457434559”.
[11] U. Muhammadiyah, M. Khoirurrijal, S. Jurai, and S. Metro, “DAMPAK LGBT DAN ANTISIPASINYA DI
MASYARAKAT Ihsan Dacholfany.”
[12] R. Solihatul Afiyah Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi, F. Ushuluddin, and U. Sunan Gunung Djati
Bandung, “Fenomena LGBT Beserta Dampaknya di Indonesia,” Gunung Djati Conference Series, vol. 23,
2023.
[13] Ms. STAIN Jurai Siwo Metro Lampung, “FENOMENA LESBIAN, GAY, BISEKSUAL DAN TRANSGENDER (LGBT)
DI INDONESIA SERTA UPAYA PENCEGAHANNYA.” [Online]. Available:
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/01/23/o1e9ut394-berapa-
Bukti plagiasi
xxix
xxx