Anda di halaman 1dari 30

PENGARUH LGBT DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT NEGARA

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh :

Rafi Akbar Gumiwang


UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI TEKNIK REKAYASA OTOMOTIF

NOVEMBER 2023

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan yang maha esa atas limpahan atas rahmat dan anugrah darinya kami

dapat menyelsaikan tugas makalah ini yang berjudul “Pengaruh LGBT Dalam Kehidupan

Masyarakat Negara”.

Penulis sangat berterimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses pembuatan

makalah ini. Makalah ini selain berfungsi sebagai pemenuh tuntutan tugas juga berfungsi sebagai

media berpikir kritis karena dalam makalah ini penulis menjabar hal-hal yang terjadi dalam

ranah pendidikan di dalam berbagai aspek, seperti latar belakang dan sebagainya.

ii
Harapan penulis kedepanya adalah semoga karya tulis ini dapat mendatangkan kebaikan ke

berbagai pihak.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki.

Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.

Malang, 10 November 2023

DAFTAR ISI

iii
Kata pengantar…………………………………………………………………………… i

Daftar isi…………………………………………………………………………………. ii

Bab I

Pendahuluan……………………………………………………………………………… 1

Rumusan masalah………………………………………………………………………… 3

Landasan teori……………………………………………………………………………. 4

Bab III

Pembahasan………………………………………………………………………………. 6

Bab IV

Penutup…………………………………………………………………………………… 11

Daftar pustaka…………………………………………………………………………….. 12

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persoalan penyimpangan seksual telah menjadi perdebatan lama dalam sejarah manusia.

Norma masyarakat yang mengutuk penyimpangan seksual dihadapi tantangan oleh kelompok

yang merasa dirugikan oleh norma-norma tersebut. Perdebatan semacam ini semakin terlihat

setelah muncul kampanye gerakan LGBT, yang berasal dari masyarakat Barat, dimulai oleh

"Gay Liberation Front" di London pada tahun 1970. Gerakan ini bertujuan menyadarkan bahwa

perilaku LGBT bukanlah penyimpangan, melainkan hak seksual yang seharusnya diterima
[1]
seperti orang lain . Amerika Serikat sangat fokus pada isu hak asasi LGBT, menganggap

bahwa tanpa diskriminasi dan kriminalisasi, kehidupan LGBT dapat berjalan "normal" seperti

orang heteroseksual. PBB juga berupaya menolak diskriminasi dan kriminalisasi LGBT sebagai

pengakuan hak asasi manusia, dan sejumlah negara telah melegalkan homoseksualitas dalam 20

tahun terakhir. Sejarah LGBT mencakup penganggapan bahwa pada abad ke-19,

v
homoseksualitas dianggap sebagai gangguan mental, tetapi perlahan-lahan berubah seiring waktu
[2]
dengan munculnya gerakan anti-diskriminasi pada tahun 1950-1970an .

LGBT singkatan dari Lesbian, Gay, Bisexsual dan Transgender sendiri di tanah air

sudah dikenal sejak awal abad ke 20. Pada akhir tahun 1960 muncul suatu pergerakan LGBT

diantaranya mencakupi organisasi yang beranggotakan transgender atau waria. Beberapa tahun

berikutnya hubungan sex sesama jenis atau disebut gay atau lesbian juga mulai menunjukan

eksistensinya melalui media cetak dan organisasinya semakin menjamur. Dari hal tersebut juga

berdampak hingga maraknya penyakit HIV pada tahun 1990an. Karena pola mobilitas dan

kekuatan organisasi kelompok-kelompok tersebut memunculkan pergerakan dan juga mereka


[3]
meminta hak agar perbuatan menyimpang tersebut dapat diterima di tanah air .

Isu LGBT saat ini menjadi global dengan dukungan dari gerakan pro-LGBT dan

didorong oleh deklarasi HAM universal pada tahun 1948. Keberhasilan penyebaran fenomena

ini berkaitan dengan tingkat kemakmuran dan sekularisme suatu bangsa, dengan asumsi bahwa

semakin makmur dan sekuler suatu negara, semakin besar kemungkinannya mendukung hak-

hak LGBT. Isu LGBT juga terkait dengan reformasi politik dan demokratisasi di Indonesia, yang

menyebabkan munculnya organisasi LGBT. Sejarah organisasi LGBT di Indonesia melibatkan

istilah-istilah seperti "Wadam" (Wanita Adam) dan Waria (Wanita Pria), serta pendirian

organisasi seperti Lambda, Persaudaraan Gay Yogyakarta, dan Gay Nusantara. Fenomena ini

juga dipengaruhi oleh upaya kelompok LGBT dalam mengadvokasi hak asasi manusia, dengan

beberapa kampanye dianggap sebagai bagian dari perjuangan hak asasi manusia yang diakui

secara internasional. Meskipun Universal Declaration of Human Rights (UDHR) 1948 tidak

vi
secara khusus menyebutkan orientasi seksual, beberapa pasal yang terkait dengan hak menikah

dapat dijadikan dasar argumen untuk mendukung hak LGBT dalam konteks hukum dan budaya
[2]
Indonesia .

Di Indonesia, gerakan kampanye yang menuntut legalitas LGBT mendapat dukungan

dari akademisi dan aktivis feminis. Mereka bergerak dalam berbagai bidang, mulai dari politik

hingga teologi. Di bidang politik, mereka berusaha mendorong lolosnya undang-undang yang

memungkinkan pernikahan sesama jenis, seperti RUU Keadilan dan Kesetaraan Gender.

Sementara di bidang teologis, mereka mencoba meruntuhkan pandangan tradisional yang hanya

mengakui heteroseksualitas sebagai satu-satunya bentuk seksualitas yang sah. Contohnya,

publikasi ilmiah dari Fakultas Syari'ah IAIN Wali Songo mendukung berbagai jenis ekspresi

seksual, mengajak masyarakat untuk mendukung legalisasi pernikahan sesjenis dan pengakuan
[1]
bagi penyimpang seksual lainnya . Perdebatan tentang homoseksualitas dan LGBT seringkali

berkaitan dengan masalah teologis. Masyarakat yang kental dengan nilai-nilai agama seringkali

menentang legalisasi hak-hak seksual bagi kaum LGBT. Khususnya dalam Islam, banyak negara

mayoritas Muslim dianggap belum memenuhi hak seksual bagi komunitas LGBT. Oleh karena

itu, di negara-negara seperti Indonesia, para akademisi muslim yang mendukung LGBT giat

melakukan upaya untuk mengkritisi ajaran agama yang dianggap mendukung pandangan

heteronormatif.

Dalam penulisan ini akan menjabarkan bagaimana pengaruh LGBT dalam kehidupan

masyarakat negara. Penulis membandingkan dan menjabarkan beberapadata yang berkaitan

vii
dengan penulisan makalah ini, termasuk jurnal, maupun buku untuk mencari hasil dari rumusan

masalah berikut.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pandangan mayoritas warga Indonesia terhadap LGBT?

2. Bagaimana pengaruh dan dampak LGBT pada masyarakat negara?

C. TUJUAN

Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana pandangan

mayoritas warga Indonesia terhadap LGBT. Selain itu, makalah ini juga berguna untuk

mengetahui apa saja dampak datangnya LGBT pada Masyarakat negara Indonesia.

viii
BAB II

LANDASAN TEORI

A. LGBT ( Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender)

Gambar : kampanye komunitas LGBT

Sumber gambar : https://ichef.bbci.co.uk/news/640/amz/worldservice/live/assets/images/

2014/08/14/140814110455_lgbt_indonesia_640x360_afp.jpg

LGBT merupakan istilah yang telah dipakai dari tahun 1990-an, yang menggantikan frasa

“komunitas gay”. Hal ini karena istilah tersebut dirasa mewakili kelompok-kelompok
[4]
yang “mengisi” istilah tersebut secara lebih rinci . Jika dijelaskan secara rinci LGBT

terdiri dari :

a. Lesbian : Lesbian merupakan wanita yang secara fisik/ emosional menyukai wanita

lain;

b. Gay : Gay merupakan laki-laki yang secara fisik/ emosional menyukai laki-laki lain;

c. Biseksual : Biseksual merupakan orang-otang yang secara fisik/ emosional menyukai

lawan jenis dan sesame jenis;

ix
d. Transgender : Transgender merupakan orang-orang yang mengubah identitas gender

dan kelaminnya sesuai dengan identitas gender yang diinginkan.

LGBT mulai dipopulerkan oleh sekelompok wanita transgender atau yang biasa disebut

waria.

B. Pengertian HAM

Tertera dalam Undang-undang No. 39 tahun 1999 yakni mengenai Hak Asasi

Manusia yang memiliki arti sebagai seperangkat hak yang melekat pada hakikat manusia

sebagai mahkluk Tuhan yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib

dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi o;eh negara hukum, pemerintahan dan setiap

orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (pasal 1 butir 1
[5]
UU no. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia)

Sebuah Hak Asasi Manusia ini merupakan sebuah anugerah yang diberikan oleh

Tuhan yang memiliki Hak sebagaimana manusia hidup yang memiliki kehormatan dan

Bersama-sama menjujung tinggi hukum serta martabat sesame manusia, dalam hal

tersebut Hak Asasi juga memiliki beberapa prinsip dasar yakni, kebebasan, kemerdekaan,

persamaan dan keadilan. Dari keempat prinsip tersebut juga memiliki makna didalamnya

yang pertama manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan diberikan Hak kebebasan dalam

menjalankan hidup dari lahir hingga meninggal dunia, dan juga manusia diberikan

kebebasan oleh Tuhan untuk berkuasa. Yang kedua yakni Hak kemerdekaan, dalam artian

Merdeka berarti bebas, tanpa ikatan, belenggu ataupun jajahan, Tuhan memberikan

kebebasan manusia memiliki kemerdekaan hidup. Yang ke tiga yakni Hak persamaan,

yakni manusia merupakan ciptaan Tuhan dan berasal dari dzat yang sama, maka dari itu

x
semua manusia adalah sama di hadapan Tuhan dan persamaan itu harus dijunjung tinggi

oleh segenap manusia, tidak ada perbedaan satu dengan yang lainnya, sama halnya
[5]
dengan manusia dihadapan hukum semua memiliki kedudukan yang sama .

C. Norma

Setiap manusia secara tidak langsung dalam kehidupannya pasti terjadi interaksi

maupun saling memperhatikan. Dalam hal tersebut secara umum dikatakan sebagai

Norma, yakni batas atau patokan tertentu yang disepakati oleh sebagian manusia atau

kelompok tertentu. Norma juga menjadi penentu diterimanya atau tidaknya perilaku

seseorang, norma juga bersifat mengikat terutama kedalam kelompok masyarakat yang

mampu menilai seseorang atas perilakunya sebagai norma sosial yang berhubungan
[6].
dengan Masyarakat

D. Pancasila

Pancasila merupakan landasan suatu bangsa yang dianggap sebagai falsafah, yang

berfungsi sebagai dasar pemersatu bangsa, karena bangsa Indonesia merupakan bangsa

yang memiliki beragam ras, suku dan agama, Pancasila diciptakan untuk mengikat

keutuhan bangsa. Maka dari itu segala undang undang yang berlaku di Indonesia atas
[6]
dasar dari nilai nilai Pancasila sebagai hukum norma dasar negara . Didalam Pancasila

memiliki makna dan dasar atas cita cita suatu bangsa yang merupakan harapan dari

pendahulu yang tidak bisa dirubah dan diganggugugat.

xi
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pandangan Masyarakat terhadap LGBT

LGBT merupakan hal menyimpang yang telah berkembang sejak akhir tahun 1960-an

yang pada mulanya dipopulerkan oleh sekelompok organisasi waria. Waria merupakan

sebutan untuk perempuan transgender (male to female transgender) yang berasal dari Bahasa

Indonesia, wanita-pria. Sebelum popular dengan nama waria, transgender pertama di

Indonesia pada tahun 1968 disebut dengan wadam (Wanita adam). Tahun 1969 berdiri

organisasi pertama, Himpunan Wadam Djakarta (HIWAD) di Jakarta. Pembentukan

organisasi ini antara lain di fasilitasi oleh Gubernur DKI Jakarta Raya, Ali Sadikin. Istilah
[7]
wadam pun akhirnya diubah menjadi waria (wanita-pria) .

Identitas yang kini disandang oleh para transgender merupakan hasil interaksi yang

terjalin antara transgender dengan orang yang ada di sekitar. Gambaran atau pandangan

utama seorang transgender dalam pendapat publik yakni memiliki identitas gender yang
[7]
tidak normal . Karena Indonesia merupakan negara beragama, dan pada agama hanya

membolehkan dua jenis kelamin yakni laki-laki dan perempuan, telah membentuk

kepercayaan masyarakat umum bahwa hanya ada dua jenis kelamin yang normal.

Pandangan-pandangan tersebut mengakibatkan mereka dikucilkan dari lingkungannya.

Dalam kepercayaan agama Islam, yang mayoritas dipeluk oleh masyarakat Indonesia,

LGBT dipandang bertentangan dengan fitrah manusia. Dalam islam, secara fitrah manusia

diciptakan berikut dengan dorongan jasmani dan nalurinya. Salah satu dorongan naluri

adalah naluri melestarikan keturunan yang diantara manifestasinya adalah rasa cinta dan

xii
dorongan seksual antara lawan jenis [8]. Dalam agama lainpun menyatakan LGBT

merupakan tindakan yang dibenci oleh sang pencipta.

Jika kita menengok pada sejarah umat islam, kaum nabi luth atau biasa dikenal

kaum sodom dimusnahkan oleh Allah karena melakukan praktek LGBT. Allah juga

berfirman :

∙ ‫َو َتَذ ُرْو َن َم ا َخ َلَق َلُك ْم َر ُّبُك ْم ِّم ْن َاْز َو اِج ُك ْۗم َبْل َاْنُتْم َقْو ٌم ٰع ُد ْو َن ∙ َاَتْأُتْو َن الُّذ ْك َر اَن ِم َن اْلٰع َلِم ْيَن‬

Artinya : ”Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan

istriistri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang

melampaui batas“ (QS. Asy-Syu‟arâ‟: 165-166)

Kemudian pada Q.S. Al-A’râf: 80-81 :

∙ ‫َو ُلْو ًطا ِاْذ َقاَل ِلَقْو ِمٖٓه َاَتْأُتْو َن اْلَفاِح َشَة َم ا َسَبَقُك ْم ِبَها ِم ْن َاَحٍد ِّم َن اْلٰع َلِم ْيَن ∙ ِاَّنُك ْم َلَتْأُتْو َن الِّر َج اَل َشْهَو ًة ِّم ْن ُد ْو ِن الِّنَس ۤا ِۗء َبْل َاْنُتْم‬

‫∙َقْو ٌم ُّم ْس ِرُفْو َن‬

Artinya : Dan (Kami juga telah mengutus) Lut, ketika dia berkata kepada kaumnya,

“Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun

sebelum kamu (di dunia ini). Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada

sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas.”

Selain itu, kelompok LGBT juga dikaitkan dengan penyakit PMS (Penyakit Menular

Seksual) termasuk HIV-AIDS. Warga Indonesia banyak berpendapat jika kaum LGBT

rentan terkena virus HIV-AIDS. Kaum LGBT sering diisukan sering berganti pasangan

xiii
hingga melakukan hubungan yang mengakibatkan semakin berkembangnya atau memluas

persebaran PMS termasuk virus HIV-AIDS. Jelas hal ini mengakibatkan kaum LGBT

semakin ditolak di Indonesia.

Tetapi, ada juga masyarakat yang pro LGBT menyatakan sikap “diskriminasi” yang

dirasakan oleh kaum LGBT dianggap sebagai pelanggaran HAM. Mereka berpendapat

bahwa kaum LGBT hidup hampir di setiap bagian belahan dunia. Mereka menganggap

kaum LGBT juga merupakan manusia yang memiliki hak dan harus dihormati haknya, akan

tetapi di Indonesia mereka mengalami diskriminasi yang disebabkan oleh identitas dan
[7]
orientasi seksual .

Selain terdapat Masyarakat yang Pro dan Kontra, di Indonesia juga terdapat Masyarakat

yang netral, yakni tidak mendukung dan juga tidak mendiskriminasi kaum LGBT. Mereka

menganggap bahwa LGBT merupakan sebuah penyakit atau masalah hormon yang bisa

disembuhkan. Selain itu, mereka menganggap dengan membiarkan mereka ada, itu sebuah

wujud mereka menghormati HAM.

Meskipun berlindung dibalik HAM, mayoritas masyarakat Indonesia tetap menolak hal

tersebut. Hal ini dikarenakan kaum LGBT berlindung dibalik HAM universal yang dianut

negara barat. Sedangkan Indonesia menganut HAM berdasarkan Pancasila, yang mana

sudah memuat nilai-nilai kemanusiaan. Bermaktub pada Pasal 25 DUMHAM, perlindungan

HAM terhadap kaum LGBT yakni perlindungan hak asasi mereka dalam bentuk jaminan

kesehatan untuk bisa sembuh dari penyakitnya, bukan melegalkan penyimpangan mereka
[9]
.

xiv
Gambar : Koran/media masa yang memberikan berita mengenai penolakan LGBT

Sumber gambar : https://www.rappler.com/world/indonesia/120801-lgbt-ancaman-serius/

Indonesia mayoritas pendudukanya beragama islam, dapat kita ketahui yakni

sebagian besar di tanah air sangat menolak penyimpangan sexsualitas atau hubungan

antar sesame jenis. Karena LGBT itu sendiri selain sudah memiliki larangan sendiri juga

sangat tidak diterima oleh sebgaian besar masyarakat Karena sangat mengganggu atau

merusak perkembangan jaman ke depannya, apalagi yang terserang penyakit ini adalah

kaum muda atau generasi muda, tentunya LGBT ini juga membawa penyakit menular

seperti HIV dan AIDS sungguh sangat mengerikan. Maka dari itu masyarakat sangat

membenci LGBT selain karena larangan dari agama, namun juga karena penyakit yang

mematikan[12].

Kelompok penmganut LGBT sebagian minoritas di Indonesia namun dianggap

sangat berbahaya meskipun hanya minoritas. Karena mereka dianggap mampu menjadi

kelompok yang kuat dan berbahaya jika mereka menyatu dan terus melipat ganda,

mengajak kaum muda, remaja yang kurang pengetahuan akan bahaya LGBT menjadi

xv
permasalahan untuk jangka kedepannya. Mereka dapat menggunakan HAM sebagai

senjata diatas kesetaraan hak dengan kaum heteroseksual[13].

Berikut saya tampilkan hasil wawancara kepada 8 diantaranya Mahasiswa dan juga

Masyarakat sekitar UM.

Wawancara kepada mahasiswa A di sekitar kampus UM pada 08 november 2023

Observer : “Menurut anda, pandangan anda sebagai mahasiswa dan juga Masyarakat

terkait dengan fenomena LGBT di Indonesia?”

Mahasiswa A : “Saya tentunya sangat tidak menyetujui dengan adanya fenomena LGBT

yang ada di Indonesia, apalagi kita merupakan negara yang berlandaskan

Pancasila tentu kita semua adalah manusia berakal dan beragama yang

diajarkan untuk menjauhi LGBT.”

Observer : “menurut anda apakah pendapat anda mengenai LGBT yang mencari

keadilan berlindung dibalik kata HAM?”

Mahasiswa A : “menurut saya, HAM merupakan senjata mereka untuk tidak

dihapuskannya kaum LGBT di Indonesia, jika mereka merasa

terintimidasi oleh minoritas senjata mereka yakni mencari keadilan dan

meminta hak hak Merika, saya rasa ini hal yang sangat sulit untuk

pemerintah dalam bersikap netral. Namun jika saya sebagai Masyarakat

saya sangat sangat menolak LGBT yang sangat berimbas negatif terhadap

bangsa ini.”

Wawancara kepada mahasiswa B di sekitar kampus UM pada 08 november 2023

xvi
Observer : “Menurut anda, pandangan anda sebagai mahasiswa dan juga Masyarakat

terkait dengan fenomena LGBT di Indonesia?”

Mahasiswa B : “Menurut saya LGBT tersebut merupakan hak pribadi masing masing

penganutnya, kita tidak perlu sampai menghakimi ataupun ikut campur

bila tidak menyukainya, biarkan saja mereka bertingkah asalkan tidak

menggangu ketertiban umum.”

Observer : “Pendapat anda mengenai LGBT yang mencari keadilan dan berlindung

dibalik kata HAM?”

Mahasiswa B : “Menurut saya ya pastinya setiap manusia yang mengalami intimidasi

dan tidak diberikan ruang untuk bergerak, mereka jelas akan meminta

keadilan kepada Masyarakat dan negaranya karena mereka juga manusia.”

Wawancara kepada mahasiswa C di sekitar kampus UM pada 09 november 2023

Observer : “Menurut anda, pandangan anda sebagai mahasiswa dan juga Masyarakat

terkait dengan fenomena LGBT di Indonesia?”

Mahasiswa C : “Menurut saya LGBT merupakan penyakit psikologi seseorang ataupun

bisa juga gangguan mental seseorang.”

Observer : “Mengapa anda menganggap demikian, sebagai penyakit mental?”

Mahasiswa C : “Secara logika saja, secara alami makhluk hidup semuanya memiliki

tujuan hidup terutama manusia diciptakan secara berpasang pasangan agar

mampu menciptakan turunannya atau generasi penerusnya, dari

pernyataan tersebut jika difikir secara logika apakah hubungan manusia

sejenis mampu menciptakan sebuah keturunan? Tentu saja tidak bisa,

xvii
mereka justru akan merusak masa depan suatu kehidupan manusia ataupun

peradaban ini sangat berbahaya sekali.”

Observer : “Namun dari pendapat anda apakah LGBT di Indonesia harus diberikan

hak-haknya untuk hidup berdampingan dengan Masyarakat lainnya?”

Mahasiswa C : “Tentu saja itu tidak perlu, karena jika kita menekankan negara yang

bertoleransi terhadap suku agama dan kepercayaan, tetapi kita tidak bisa

menoleransi penyakit LGBT ini, karena ini adalah awal dari pengrusakan

masa depan.”

Wawancara kepada mahasiswa D di sekitar kampus UM pada 09 november 2023

Observer : “Menurut anda, pandangan anda sebagai mahasiswa dan juga Masyarakat

terkait dengan fenomena LGBT di Indonesia?”

Masyarakat D : “Sebagai muslim saya sangat menolak keras keberadaan kaum LGBT

berada di Indonesia maupun dunia ini, karena menurut apa yang ada pada

agama saya, tuhan saya mencontohkan kaum Sodom yang di laknat oleh

tuhan karena perbuatan asusila kaum LGBT tersebut, kami umat muslim

juga tidak ingin hal tersebut terjadi di Indonesia ini karena yang tidak

melakukannya pun dapat merasakan imbasnya.”

Observer : “Menurut anda apakah kaum LGBT d iindonesia butuh dukungan atas

pengakuan hak hak asasi mereka agar diterima Masyarakat lainnya?”

Masyarakat D : “Saya tegaskan kembali, negara kita mayoritas muslim, dan tidak hanya

muslim sebenernya juga dalam semua agama itu memberi Batasan dan

larangan terhadap dilarangnya Tindakan asusila terutama LGBT, jika

xviii
mereka meminta hak haknya kepada pemerintah agar diterima Masyarakat

kan juga percuma, karena mereka merupakan aib ataupun penyakit negara

ini, secara logika Masyarakat akan lebih membenci mereka dan

pemerintah juga menolak mereka atas permintaan diberikannya Hak untuk

hidup berdampingan dengan Masyarakat, tentu sangat tidak bisa.”

Wawancara kepada Masyarakat E di sekitar kampus UM pada 10 november 2023

Observer : “Menurut anda, pandangan anda sebagai mahasiswa dan juga Masyarakat

terkait dengan fenomena LGBT di Indonesia?”

Masyarakat E : “Menurut saya, LGBT merupakan masalah serius yang harus kita

berantas hingga ke akar akarnya, dalam artian kaum LGBT ini berbahaya

bagi masa depan generasi muda bangsa, terlebih lagi kebanyakan di

Indonesia diskriminasi terhadap LGBT sangat keras”

Observer : “Bagaimana pandangan Anda terhadap isu diskriminasi dan stigma yang

sering dihadapi oleh komunitas LGBT? Apakah menurut Anda ada cara

untuk mengurangi hal ini?”

Masyarakat E : “Diskriminasi dan stigma memang masalah serius. Saya pikir edukasi

publik dan pembukaan dialog terbuka dapat membantu mengurangi

ketidakpahaman dan meruntuhkan stigma.”

Wawancara kepada mahasiswa F di sekitar kampus UM pada 11 november 2023

Observer : “Bagaimana pandangan Anda terhadap LGBT dari sudut pandang budaya

dan nilai-nilai yang berlaku di Indonesia?”

xix
Mahasiswa F : “Saya percaya bahwa budaya dan nilai-nilai lokal kita sangat kuat dan

mencerminkan norma-norma Pancasila kehidupan bernegara yang baik

dan tertib. Beberapa pandangan tentang LGBT mungkin bertentangan

dengan nilai-nilai ini. Karena LGBT juga bisa dianggap sebagai pengaruh

dari luar negeri yang disana memang diterima di beberapa negara tertentu

dan dianggap normal dan mendapatkan haknya untuk hidup seperti

Masyarakat pada umumnya. Namu jika kita menemui fenomena LGBT di

negara Indonesia ini tentu sangatlah bertentangan dengan nilai, moral dan

norma yang berlaku di negara ini. Jadi lebih baik kita singkirkan hal yang

dapat memicu konflik internal.”

Observer : “Bagaimana menurut anda Upaya Masyarakat terutama generasi muda

untuk mengerti dan berpandangan luas terhadap LGBT ini?”

Mahasiswa F : “Saya sebagai mahasiswa, generasi muda saya lebih menekankan untuk

sering membaca dan mengerti informasi terkini, jika tentang Upaya untuk

mengerti dan memiliki pandangan mengenai LGBT kita harus mengerti

terlebih dahulu, agar tidak mudah termakan isu, atau yang lebih buruk lagi

terjerumus bergabung menjadi kaum LGBT. Maka dari itu penerapan

nilai-nilai norma, moral dari kecil kita harus perkenalkan agar ketika

dewasa hanya manusia yang berkualitas menaati aturan, norma yang

berlaku dan sesuai dengan dasar negara kita.”

Wawancara kepada mahasiswa G di sekitar kampus UM pada 12 november 2023

Observer : “Apakah Anda memiliki persepsi pribadi tentang komunitas LGBT?”

xx
Mahasiswa G : “Persepsi terhadap komunitas LGBT dapat bervariasi di antara individu

dan masyarakat. Beberapa orang mungkin mendukung dan memahami

sepenuhnya hak-hak dan keberadaan komunitas LGBT, sementara yang

lain mungkin memiliki pandangan yang berbeda, tergantung pada faktor

seperti budaya, agama, dan nilai-nilai pribadi. Penting untuk diingat

bahwa pendapat tentang LGBT dapat sangat dipengaruhi oleh latar

belakang dan pengalaman masing-masing individu.”

Wawancara kepada mahasiswa H di sekitar kampus UM pada 11 november 2023

Observer : “Menurut anda, pandangan anda sebagai mahasiswa dan juga Masyarakat

terkait dengan fenomena LGBT di Indonesia?.”

Mahasiswa H : “Menurut saya, LGBT di Indonesia kurang diterima Masyarakat secara

menyeluruh, tidak seperti di luar negeri seperti Amerika serikat dan

negara negara lainnya, disana kaum LGBT mendapatkan kesetaraan dan

non diskriminasi. Mungkin karena berbeda budaya, norma dan juga karena

mayoritas agama disini menolak adanya LGBT, padahal LGBT tersebut

juga manusia kita harus saling toleransi sesama manusia.”

Observer : “Menurut anda bagaimana seharusnya Indonesia menyikapi LGBT atas

kesetaraan?”

Mahasiswa H : “Menurut saya, dukungan terhadap LGBT sebagai bagian dari HAM

mencakup hak untuk hidup tanpa adanya diskriminasi berdasarkan

orientasi seksual atau identitas gender. Lalu melindungi hak-hak LGBT

dianggap sebagai langkah penting untuk mencapai kesetaraan dalam

masyarakat. Hak asasi manusia mencakup hak untuk privasi dan

xxi
kehidupan keluarga yang diakui untuk setiap individu. Ini mencakup hak

untuk membentuk keluarga tanpa harus merasa terancam atau dihakimi

berdasarkan orientasi seksual atau identitas gender.”

Observer : “Menurut anda Hak untuk berpendapat dan kebebasan apakah

seharusnya diberikan pada komunitas LGBT?”

Mahasiswa H : “Hak untuk berpendapat dan berekspresi adalah bagian dari HAM yang

melibatkan kebebasan individu untuk menyampaikan identitas dan

pengalaman mereka tanpa takut represi. Ini termasuk kebebasan untuk

membicarakan isu-isu LGBT tanpa harus khawatir terhadap hukuman atau

diskriminasi. Dan juga dukungan terhadap HAM bagi komunitas LGBT

juga mencakup hak untuk kesehatan mental dan fisik yang setara dengan

hak-hak yang dinikmati oleh individu lainnya. Menurut saya dalam hal ini

mencakup akses yang sama terhadap layanan kesehatan dan dukungan

sosial. Hak untuk hidup bebas dari kekerasan dan ancaman adalah bagian

integral dari HAM. Dukungan terhadap LGBT di Indonesia melibatkan

upaya untuk mencegah dan menanggulangi kekerasan atau kejahatan

berbasis LGBT untuk menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif.”

B. Pengaruh dan Dampak LGBT pada Masyarakat Negara.

Modernisasi zaman menyebabkan banyak penyimpangan terjadi seperti munculnya kaum

LGBT di Indonesia. Strategi yang digunakan gerakan LGBT di Indonesia adalah lewat

xxii
pendekatan melalui budaya, kesenian, bahkan juga agama [10]. Seperti keberadaan

transgender awalnya ditampilkan pada kesenian ludruk dan memberikan kesan lucu. Secara

langsung maupun tidak langsung, hal ini tentunya akan membawa dampak pada masyarakat

negara Indonesia seperti pada kehidupan sosial, kesehatan, dan lain sebagainya.

Karena perilaku gay merupakan hal yang tabu, maka banyak kaum LGBT mendapatkan

diskriminasi dari Masyarakat sekitar. Adanya diskriminasi ini dapat menyebabkan perasaan

benci dan sakit hati. Hal tersebut jelas dapat menyebabkan perpecahan di lingkungan

tersebut.

Karena adanya diskriminasi, banyak anak sekolah yang masuk dalam golongan LGBT

merasa tidak nyaman. Hal ini menyebabkan LGBT meningkatkan permasalahan putus
[11]
sekolah 5 kali lebih besar daripada normalnya . Ketidakamanan juga dirasakan anak-

anak dikarenakan berdasarkan studi, kaum homo seksual menyebabkan 33% pelecehan

seksual pada anak-anak di Amerika Serikat; padahal kaum mereka hanya 2% dari jumlah
[12]
penduduk di Amerika Serikat . Tidak hanya di luar negeri, praktek pelecehan seksual

pada anak oleh homo seksual juga beberapa kali terjadi di Indonesia.

Selain itu, menurut penelitian,setiap tahunnya seorang gay dapat memiliki 20 hingga

106 pasangan. Beberapa diantara mereka dapat melakukan homo seksual dengan orang yang

tidak mereka kenal, bahkan dapat dilakukan dengan kencan satu malam atau hanya beberapa

menit saja. Jelas sekali, praktek ini sangat menyimpang dari norma-norma sosial yang ada di
[12]
negara kita .

Fakta lain didapatkan dari laporan Kemenkes RI. Pada tahun 2012 Kemenkes RI

melaporkan bahwa terdapat sekitar 1.095.970 gay termasuk yang tampak maupun tidak

tampak.Terdapat 5% dari jumlah gay atau sekitar lebih dari 66.180 orang gay tersebut

xxiii
mengidap HIV. Padahal di tahun 2009 populasi gay hanya sekitar 800 ribu jiwa. Hal ini
[12]
menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 3 tahun terjadi peningkatan sebesar 37% .

Sementara, badan PBB memprediksi jumlah LGBT jauh lebih banyak, yakni pada tahun

2011 sebayak 3.000.000 orang. Dari laporan UNAIDS 2010 homoseksual dan transgender

merupakan kelompok berisiko terkena HIV sekitar 7,3% , PSK sekitar 4,9% dan pengguna
[13]
narkoba suntik sekitar 9,2% .

Di Indonesia dampak yang terlihat dari LGBT yakni Transgender atau biasanya disebut

waria biasa juga disebut banci. Hal tersebut merupakan fenomena yang sering kita lihat dan

banyak dijumpai di tempat umum maupun tempat hiburan malam. Waria di Indonesia lebih

diakui adanya namun juga masih sering dianggap negatif bagi sebagian besar masyarakat.

Waria kebanyakan terwujud karena adanya gangguan psikologi namun bukan gila,

melainkan pengaruh dari lingkungan termasuk juga karena faktor keluarga yang kurang

memberikan perhatian. Mengingat gaya seks bebas sangat berbahaya apalagi LGBT yang

banyak mengakibatkan penyakit menularyang sangat mematikan. Karena kurangnya

pengetauan dan acuh terhadap ilmu kesehatan maupun kurang dekatnya diri dengan

pemikiran religi sering menciptakan fenomena seperti itu[12].

Permasalahan mengenai LGBT mendapat perhatian lebih dari pemerintah maupun

masyarakat, terutama dalam hal penanggulangan atau mengatasi fenomena tersebut. Banyak

usulan maupun pendapat dari hasil keputusan umum untuk kebaikan bersama. Diantaranya

yakni usulan terkait dengan perlunya perbaikan maupun pembaruan dari pasal 292 KHUP,

dengan memberikan pasal terhadap pelaku seksualitas sesama jenis dengan memperketat

peraturan-peraturan agar memberi efek jera bagi pelaku dan juga membuat seseorang

mengubah pikirannya agar tidak melakukan tindakan LGBT. Kemudian bagi kalangan

xxiv
pendidikan seperti perguruan tinggi sebaiknya mendirikan sebuah penanganan dan

pendidikan seksual lebih mendalam terkait dengan LGBT, yang diharapkan untuk

mengurangi pelaku LGBT dan pengobatan terhadap pelaku. Dapat juga sering mengadakan

kampanye bisa juga pemberian penyuluhan terhdap umum mengenai bahaya LGBT agar

memberikan efek penolakan secara bertahap dan efektif.

Dilain sisi sebagai individual yang mengerti akan bahaya LGBT dan juga mengetahui

bahwa perbuatan tersebut menyalahi norma yang berlaku, sebagai masing-masing dari

individu diupayakan mampu memberikan wawasan dimedia sosial dan membagikannya

kepada khalayak umum dengan harapan saling mengingatkan tentang bahanya LGBT[12].

Besar harapan suatu negara terletak pada generasi muda, jika LGBT banyak diminati

kaum muda maka sangat sulit untuk memberantasnya, karena negara yang kuat memiliki

kaum muda yang hebat. Bagaimana jika generasi muda rusak akibat pengaruh LGBT

menggerakan bangsanya, secara individu kita harus saling mengamati satu sama lain agar

tidak ada yang terjerumus kedalam hal yang dianggap buruk. Permasalahan berikutnya yakni

penyakit menular yang hingga sekarang sangat berbahaya bagi manusia yakni HIV,AIDS

yang mampu merenggut nyawa seseorang. Secara logika LGBT juga mampu merusak

peradaban manusia karena tidak dapat dipungkiri bahwa sesama jenis manusia tidak dapat

membuat keturunan. Maka dari itu LGBT merupakan hal yang perlu kita waspadai jangan

dianggap remeh hanya karna mereka minoritas.

xxv
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

LGBT datang ke Indonesia mulai akhir tahun1960-an dan mendapatkan banyak pro dan

kontra dari Masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan, LGBT berbeda dengan kepercayaan

atau agama yang diyakini warga negara Indonesia. Fakta lain menunjukkan bahwa kaum

LGBT dapat memperluas penyebaran PMS (Penyakit Menular Seksual) termasuk HIV-

AIDS. Akan tetapi kaum yang pro LGBT selalu berlindung dibalik HAM.

Adanya LGBT di Indonesia ini menyebabkan beberapa dampak pada budaya, kehidupan

sosial dengan berganti-ganti pasangan, keamanan dengan melakukan kekerasan seksual pada

xxvi
anak, dampak pada Pendidikan dengan menyebabkan anak putus sekolah, serta

membahayakan kesehatan karena dapat menyebarkan penyakit menular seksual.

B. Saran

Saran bagi pembaca makalah ini adalah berhati-hati dalam menganggapi modernisasi.

Sebaiknya hindari hal-hal yang banyak menimbulkan dampak negatif bagi kita maupun

sekitar kita. Sebagai masyarakat atau warga negara Indonesia baiknya kita tetap menjaga dan

menjalankan norma dan hukum yang berlaku di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Ayub, “Penyimpangan Orientasi Seksual (Kajian Psikologis dan Teologis),” Tasfiyah, vol. 1, no. 2, p. 179,
Aug. 2017, doi: 10.21111/tasfiyah.v1i2.1851.

xxvii
[2] D. W. D. Putri, “LGBT dalam Kajian Hak Asasi Manusia di Indonesia,” Ikatan Penulis Mahasiswa Hukum
Indonesia Law Journal, vol. 2, no. 1, pp. 88–100, Feb. 2022, doi: 10.15294/ipmhi.v2i1.53739.

[3] U. Muhammadiyah, M. Khoirurrijal, S. Jurai, and S. Metro, “DAMPAK LGBT DAN ANTISIPASINYA DI
MASYARAKAT Ihsan Dacholfany.”

[4] D. W. D. Putri, “LGBT dalam Kajian Hak Asasi Manusia di Indonesia,” Ikatan Penulis Mahasiswa Hukum
Indonesia Law Journal, vol. 2, no. 1, pp. 88–100, Feb. 2022, doi: 10.15294/ipmhi.v2i1.53739.

[5] U. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Karakter Bangsa Indonesia melalui Demokrasi and H.
dan Masyarakat Madani Aulia Rosa Nasution, “Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial.”

[6] D. Pinasang, “FALSAFAH PANCASILA SEBAGAI NORMA DASAR (GRUNDNORM) DALAM RANGKA
PENGEMBANAN SISTEM HUKUM NASIONAL.”

[7] RISCA BONITA SIOKAIN, “PENGUNGKAPAN IDENTITAS GENDER MELALUI MEDIA SOSIAL,” 2021.

[8] M. ’ Ah, “LESBIAN GAY BISEXUAL AND TRANSGENDER (LGBT): PANDANGAN ISLAM, FAKTOR PENYEBAB,
DAN SOLUSINYA,” 2016.

[9] P. H. Islam, D. Pendekatan, M. Rustam, D. Karnadi, and A. Harahap, “Rustam Dahar Karnadi Apollo
Harahap: LGBT di Indonesia …. (h. 223-248) LGBT DI INDONESIA”.

[10] “minangwan-Seminar-LGBT-bagi-Tatanan-Sosial-Budaya-Bangsa-Indonesia-1457434559”.

[11] U. Muhammadiyah, M. Khoirurrijal, S. Jurai, and S. Metro, “DAMPAK LGBT DAN ANTISIPASINYA DI
MASYARAKAT Ihsan Dacholfany.”

[12] R. Solihatul Afiyah Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi, F. Ushuluddin, and U. Sunan Gunung Djati
Bandung, “Fenomena LGBT Beserta Dampaknya di Indonesia,” Gunung Djati Conference Series, vol. 23,
2023.

[13] Ms. STAIN Jurai Siwo Metro Lampung, “FENOMENA LESBIAN, GAY, BISEKSUAL DAN TRANSGENDER (LGBT)
DI INDONESIA SERTA UPAYA PENCEGAHANNYA.” [Online]. Available:
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/01/23/o1e9ut394-berapa-

[1] A. Ayub, “Penyimpangan Orientasi Seksual (Kajian Psikologis dan Teologis),” Tasfiyah, vol. 1, no. 2, p. 179,
Aug. 2017, doi: 10.21111/tasfiyah.v1i2.1851.

[2] D. W. D. Putri, “LGBT dalam Kajian Hak Asasi Manusia di Indonesia,” Ikatan Penulis Mahasiswa Hukum
Indonesia Law Journal, vol. 2, no. 1, pp. 88–100, Feb. 2022, doi: 10.15294/ipmhi.v2i1.53739.

[3] U. Muhammadiyah, M. Khoirurrijal, S. Jurai, and S. Metro, “DAMPAK LGBT DAN ANTISIPASINYA DI
MASYARAKAT Ihsan Dacholfany.”

[4] D. W. D. Putri, “LGBT dalam Kajian Hak Asasi Manusia di Indonesia,” Ikatan Penulis Mahasiswa Hukum
Indonesia Law Journal, vol. 2, no. 1, pp. 88–100, Feb. 2022, doi: 10.15294/ipmhi.v2i1.53739.

xxviii
[5] U. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Karakter Bangsa Indonesia melalui Demokrasi and H.
dan Masyarakat Madani Aulia Rosa Nasution, “Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial.”

[6] D. Pinasang, “FALSAFAH PANCASILA SEBAGAI NORMA DASAR (GRUNDNORM) DALAM RANGKA
PENGEMBANAN SISTEM HUKUM NASIONAL.”

[7] RISCA BONITA SIOKAIN, “PENGUNGKAPAN IDENTITAS GENDER MELALUI MEDIA SOSIAL,” 2021.

[8] M. ’ Ah, “LESBIAN GAY BISEXUAL AND TRANSGENDER (LGBT): PANDANGAN ISLAM, FAKTOR PENYEBAB,
DAN SOLUSINYA,” 2016.

[9] P. H. Islam, D. Pendekatan, M. Rustam, D. Karnadi, and A. Harahap, “Rustam Dahar Karnadi Apollo
Harahap: LGBT di Indonesia …. (h. 223-248) LGBT DI INDONESIA”.

[10] “minangwan-Seminar-LGBT-bagi-Tatanan-Sosial-Budaya-Bangsa-Indonesia-1457434559”.

[11] U. Muhammadiyah, M. Khoirurrijal, S. Jurai, and S. Metro, “DAMPAK LGBT DAN ANTISIPASINYA DI
MASYARAKAT Ihsan Dacholfany.”

[12] R. Solihatul Afiyah Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi, F. Ushuluddin, and U. Sunan Gunung Djati
Bandung, “Fenomena LGBT Beserta Dampaknya di Indonesia,” Gunung Djati Conference Series, vol. 23,
2023.

[13] Ms. STAIN Jurai Siwo Metro Lampung, “FENOMENA LESBIAN, GAY, BISEKSUAL DAN TRANSGENDER (LGBT)
DI INDONESIA SERTA UPAYA PENCEGAHANNYA.” [Online]. Available:
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/01/23/o1e9ut394-berapa-

Bukti plagiasi

xxix
xxx

Anda mungkin juga menyukai