Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa

Indonesia Vol 10 No 1, Maret 2021


REPRESENTASI IDEOLOGI LIBERALISME DALAM KUMPULAN
CERPEN LGBT (LESBIAN, GAY, BISEKS, DAN TRANSGENDER)
PENJARA KARYA MOCH. SATRIOWELANG, DKK.

1
P.S.I. Wahyuni, 2I.W. Rasna, 3I.B. Putrayasa

Program Studi Pendidikan Bahasa


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
1
sri.indra.wahyuni@undiksha.ac.id, 2wayan.rasna@undiksha.ac.id,
3
bagus.putrayasa@undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ideologi liberalisme dalam buku Kumpulan Cerpen LGBT
(Lesbian Gay Biseks dan Transgender) Penjara Karya Moch. SatrioWelang, dkk. Penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian berupa deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah
cerpen-cerpen yang terdapat pada buku Kumpulan Cerpen LGBT (Lesbian Gay Biseks dan Transgender)
Penjara Karya Moch. SatrioWelang, dkk. dengan objek penelitian adalah ideologi liberalisme yang
terdapat dalam buku Kumpulan Cerpen LGBT (Lesbian Gay Biseks dan Transgender)
PenjaraKaryaMoch. SatrioWelang, dkk. Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi dan analisis
deskriptif, dengan menggunakan instrumen berupa catatan dokumentasi. Tahapan analisis data meliputi
reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga
temuan, yaitu: temuan pertama, sembilan cerpen yang mememiliki ideologi liberalisme dari empat belas
cerpen yang terdapat pada buku kumpulan cerpen tersebut. ideologi liberalisme digambarkan dalam dua
cara, yaitu secara dramatik, analitik dan kombinasi dari keduanya. Temuan kedua, pengarang terbagi ke
dalam tiga kubu, kubu yang pertama yaitu memihak ideologi liberalisme, kubu kedua yaitu memihak
ideologi pancasila, dan kubu ketiga tidak memihak salah satu ideologi tersebut. temuan ketiga, tokoh
dalam cerpen tersebut digambarkan dalam tiga teknik, yaitu teknik showing, teknik telling dan kombinasi
dari keduanya.

Kata kunci: Analitik; Dramatik; Ideologi Pancasila; Ideologi Liberalisme; Teknik Showing; Teknik Telling

Abstrack
This study aimed to describe the ideology of liberalism in the book Collection of LGBT short stories
(Lesbian Gay Bisexual and Transgender) Prison written by Moch. SatrioWelang, et al. This study used a
qualitative descriptive research design. The subjects in this study were short stories contained in the book
Collection of LGBT short stories (Lesbian Gay Bisexual and Transgender) Prison created by Moch.
SatrioWelang, et al. with the object of research was the ideology of liberalism contained in the book
Collection of LGBT short stories (Lesbian Gay Bisexual and Transgender) Prison created by Moch.
SatrioWelang, et al. The data was collected by means of documentation and descriptive analysis, using
instruments in the form of documentation notes. The stages of data analysis included data reduction, data
presentation, and conclusion. The results showed that there were three findings. The first, nine short
stories that have the ideology of liberalism from the fourteen short stories contained in the short story
collection book. The ideology of liberalism was described in two ways, namely dramatically, analytically
and both combinations. The second, the author was divided into three camps, the first camp was in favor
of the ideology of liberalism, the second side was in favor of the Pancasila ideology, and the third camp
did not side with any of these ideologies. The third finding, the characters in the short stories were
described in three techniques, namely showing techniques, telling techniques and both combinations

Keywords: Analytic; Dramatic; Pancasila Ideology; Liberalism Ideology; Showing Techniques;


Tellingtechniques

81
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 10 No 1, Maret 2021
PENDAHULUAN Sudan, Yaman, Nigeria dan Somalia
Ambisi negara Indonesia untuk memberlakukan hukuman mati kepada
menjadi negara maju ditengah-tengah kaum LGBT. PBB juga menyerukan agar 76
kepungan arus globlalisasi memberikan negara yang masih mengkriminalisisasi
tantangan baru bagi pemerintah dan hubungan seks antar sesama jenis
masyarakat Indonesia. Negara Indonesia memperhatikan hak asasi kaum LGBT untuk
pernah berada pada keadaan harus menjadi manusia seutuhnya.
memberikan dukungan terhadap pengakuan Berbeda dengan negara-negara
HAM bagi kaum LGBT di Indonesia. Namun berkembang kepercayaan terhadap agama
begitu, pemerintah sempat memberikan yang mereka anut menjadi ideologi tertinggi
dukungan suam-suam kuku di deoan PBB dalam segala aspek kehidupan. Indonesia,
seperti dilansir dalam HRW (Human Rights misalnya. Indonesia memiliki Ideologi
Watch) pada bulan September 2017 yang Pancasila. Sila yang pertama dan yang
bertajuk Dukungan Suam-suam Kuku utama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
Indonesia terhadap LGBT di PBB. Indonesia di mana ada 5 agama yang secara sah
tidak memberikan hukuman mati kepada dizinkan berkembang di Indonesia. Setiap
kaum LGBT, tetapi Indonesia juga tida warga negaranya diwajibkan menganut
memberikan izin bagi kaum LGBT untuk salah satu dari lima agama ini. Mengenai
menikah seperti halya yang dilakukan oleh orientasi seksual, kelima agama ini memiliki
Jerman dan Amerika. pandangan yang serupa, yaitu menganggap
Negara-negara Eropa dan Amerika orientasi seksual yang diridoi oleh Tuhan
percaya bahwa hak manusia untuk adalah heteroseksual, sedangkan
mengatur dirinyalah yang utama, tanpa homoseksual adalah orientasi yang
harus dihalang-halangi oleh pemerintah dan menyimpang dan dosa besar. Dalam
agama untuk mencapai kebahagiannya, mayoritas masyarakat Indonesia,
rasa aman, dan nyaman sebagai manusia. homoseksual dianggap orientasi yang salah,
Dalam hal ini, mereka yang menganut menyimpang, dosa, menjijikkan, dan
ideologi ini berlindung pada HAM atau merupakan aib bagi keluarga.
Human Rights. Dalam hal orientasi seksual, Karya sastra merupakan sebuah
dewasa ini mereka percaya bahwa tidak bentuk kegelisahan atau cermin dari
hanya ada satu orientasi seksual yang keseharian atau permasalahan yang
dianggap “normal”, melainkan ada beberapa dihadapi pengarang baik secara langsung
orientasi seksual yang sudah dilegalkan dan maupun tidak langsung. Penciptaan sebuah
juga dianggap “normal”, bahkan boleh karya sastra melalui proses yang melibatkan
melakukan pernikahan secara sah dan konteks budaya dari masyarakat tertentu.
dilindungi secara hukum sehingga Berbagai macam pihak berperan besar
memberikan rasa aman dan nyaman bagi dalam proses penciptaan sebuah karya
warganya. Warga yang memiliki orientasi sastra, distribusi dan reproduksinya. Yang
seksual jenis homoseksual dianggap sama pertama adalah pencipta karya sastra, yakni
“normal”nya dengan warga yang memiliki pengarang yang berdasarkan kreativitas dan
orientasi seksual jenis heteroseksual. imajinasi pengarang dalam menciptakan
Hal tersebut sejalan dengan dukungan suatu karya. Yang kedua adalah kehidupan
penuh yang dilakukan oleh PBB dalam pengarang. Kehidupan pengarang yang
membela hak-hak kaum LGBT di dunia dimasud adalah lingkungan sosial
internasional. Seperti yang peneliti kutip dari pengarang, nilai-nlai serta ideologi dari
Liputan Berita VOA (01/10/2015) yang masyarakat tempat pengarang tersebut
bertajuk PBB Dukung Hak Kaum LGBT, Dari berasal.
193 negara anggota PBB, 76 tidak Karya sastra merupakan hasil dari
menerima hak kaum LGBT. Sementara mimesis yang dilakukan oleh pengarang.
pernikahan sejenis legal di 20 negara. PBB Plato membagi kenyataan dalam karya
memberikan dukungan penuh pada hak-hak sastra menjadi tiga tingkatan. Pertama,
kaum LGBT karena terdapat 9 negara yaitu: kenyataan yang tertinggi, yaitu kenyataan
Brunei, Iran, Mauritania, Qatar, Arab Saudi, yang berasal dari kebenaran hakiki yaitu

82
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 10 No 1, Maret 2021
bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. menginginkan kebebasan bagi
Kebenaran dan kebaikan tertinggi berada masyarakatnya. Karakteristik dari ideologi
pada dunia ilahi. Kedua, kenyataan yang ini, yaitu kebebasan berpikir bagi para
berada di bawah kenyataan ideal, yaitu hal individu. Kaum yang menganut paham ini
yang nyata dalam kehidupan manusia tidak menginginkan pembatasan, baik dari
sehari-hari. Kenyataan kedua ini tidika pemerintah maupun agama. Masyarakat
sepenuhnya dapat dipercaya karena hanya liberal klasik beranggapan bahwa setiap
meneladani kenyataan yang haiki. Dan orang memiliki kebebasan untuk berpikir,
ketiga, kenyataan imajinatif yang menjelma menuntut haknya, dan berekspresi. Setiap
dalam bentuk karya seni. Karya seni tidak orang dianggap mampu untuk berpikir dan
langsung berhubungan dengan kenyataan tidak ada seorangpun yang lebih cocok
hakiki, tetapi meneladani kenyataan sehari- untuk mengatur seseorang selain dirinya
hari, atau kenyataan kedua (Atmazaki, 1990: sendiri. Hal tersebut berlaku dalam segala
40). hal termasuk dalam hal orientasi seksual.
Dalam (KBBI, 2008: 1200) Karena merupakan aib, maka keluarga
representasi diartikan sebagai perbuatan yang salah satu anggota keluarganya
mewakili, keadaan mewakili, apa yang menganut orientasi seksual homoseksual
mewakili, dan perwakilan. Representasi cenderung berusaha mengubah anaknya ke
ideologi liberalisme dapat dimaknai sebagai “jalan yang benar” sesuai dengan perintah
keadaan fisik dan nonfisik yang bisa agama yang mereka anut dan yakini. Pada
mewakili pemahaman, sikap, dan ide-ide umumnya, kaum homoseksual ini berusaha
yang dianut oleh segolongan masyarakat bersembunyi, kalaupun rahasianya
sosial tertentu yang menganut ideologi terbongkar bahkan mungkin melawan, maka
liberalisme. kemungkinan besar orang tersebut akan
Karya sastra diinterpretasikan melalui dibuang oleh keluarganya, bahkan
tiga cara, yaitu reflective approach, dikeluarkan dari daftar keluarga dan daftar
intentionalapproach, dan constructionist penerima warisan. Itu artinya, mereka harus
approach, (Hasfi,N. 2011). Peneliti tertarik hidup bersembunyi dari dunia.
menggunakan model yang kedua, yaitu Hal tersebutlah yang dibahas dalam
intentionalapproach, karena bahasa kumpulan cerpen yang berjudul Penjara
digunakan mengekspresikan arti personal yang dipelopori oleh Moch. SatrioWelang.
dari seseorang penulis, pelukis, dll. Dalam buku kumpulan cerpen Penjara
Setiappenulis menggunakan bahasa, terdapat empat belas cerpen hasil karya
bahasa ini merupakan penyambung lidah empat belas cerpenis se-Indonesia. Cerpen-
bagi penulis dalam menceritakan karya- cerpen yang disuguhkan pada kumpulan
karyanya kepada pembaca, sehingga cerpen tersebut banyak sekali mengenai
penulis dapat menyampaikan ideologi yang kehidupan kaum heteronormativitas yang
ia yakini dala karya sastranya. berusaha eksis dalam lingkungan sosial
Salah satu representasi karyasastra heteroseksual. Adapun keempat belas
yang bisa dianalisis adalah dari segi cerpen tersebut yaitu: a)
ideologinya.Ideologi bisa dianggap sebagai SebuahCeritaTentangAnakku dan Temanku,
cara memandang segala sesuatu dalam terdapat pada halaman 9, karya
kehidupan sehari-hari atau sebuah ide atau ArdyKresnaCrenata yang berasal dari
pemikiran yang diajukan dan disetujui oleh Bogor. b) Aib, terdapat pada halaman 21,
kelas dominan pada seluruh anggota karya Aries Pidrawan yang berasal dari
masyarakat. Ideologi adalah sistem Karangasem. c) Dandelion, terdapat pada
pemikiran abstrak yang dianut oleh halaman 29, karya Ayu Riesky berasal dari
kelompok mayoritas dan disetujui dalam Denpasar. d) PenariUlar, terdapat pada
pelaksanaannya dalam masyarakat halaman 45, karya DG Kumarsana yang
tersebut. berasal dari Mataram. e) SimfoniDuaDunia,
Dalam (Rida Aida, 2005: 97) terdapat pada halaman 57, karya
menjelaskan bahwa kaum yang menganut DiajengVeronicaRiviRaviantina yang berasal
paham Liberalisme merupakan kaum yang dari Semarang. f) Pulang, terdapat pada

83
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 10 No 1, Maret 2021
halaman 69, karya Dwi S.Wibowo, yang setengah-setengah dalam kasus ini, hal
berasal dari Yogyakarta. g) Bayi, terdapat tersebut tersebut seperti yang telah
pada halaman 77, karya Moch. dipublikasikan pada HRW (Human Rights
SatrioWelang, yang berasal dari Denpasar. Watch) pada bulan September 2017 yang
h) Poolside, terdapat pada halaman 85, bertajuk Dukungan Suam-suam Kuku
karya Nana Sastrawan yang berasal dari Indonesia terhadap LGBT di PBB. Indonesia
Jakarta. i) Sang Mantan, terdapat pada tidak memberikan hukuman mati kepada
halaman 97, karya NennyMakmun yang kaum LGBT, tetapi Indonesia juga tida
berasal dari Jakarta. j) Mas Boy, terdapat memberikan izin bagi kaum LGBT untuk
pada halaman 107, karya Nurjanah Abdul menikah seperti halya yang dilakukan oleh
Syukur yang berasal dari Tanggerang. k) Jerman dan Amerika. Hal tersebut terdapat
TiraiPelangi, terdapat pada halaman 113, pada petikan berikut ini:
karya Nyimas Hilmiyati yang berasal dari Kaum LGBT dengan bebas
Depok. l) Titik di Kala Senja, terdapat pada berkeliaran, bahkan tidak jarang
halaman 129, karya Putu Sri IndraWahyuni, mempengaruhi juga bahasa pergaulan di
yang berasal dari Denpasar. m) Aku Bukan kalangan artis sehingga sampai dan
Homo!, terdapat pada halaman 143, karya dipergunakan juga oleh masyarakat luas
RatnaDewiBarrie, yang berasal dari yang notabene kaum heteroseksual. Di
Lampung. n) Sesemburitan, terdapat pada samping itu, dalam kehidupan kota
halaman 151, karya Rio Johan yang berasal kosmopolitan seperti Jakarta, masyarakat
dari Baturaja, Sumsel. semakin permisif, bahkan membiarkan kaum
Kehidupan percintaan kaum LGBT ini LGBT tidak hanya bekerja di belakang
juga tidak jarang digunakan oleh para panggung keartisan, malah telah eksis
sastrawan sebagai tema dari karya sastra menjadi artis. Dua artis yang terkenal yaitu:
mereka. Novel Lelaki Terindah karya Andrei Dorce dan LucitaLuna, dan mungkin banyak
Aksana dan Novel Cintaku Salah Jalur karya lagi yang lain.
Wayan Artika misalnya. Kedua novel ini Keheteronormativitasan yang
sama-sama membahas tentang kaum LGBT disuguhkan dalam cerpen-cerpen dalam
yang khusus menyoroti kehidupan dan kisah kumpulan cerpen Penjara ini seperti
cinta para gay. Selain dua Novel tersebut, menggeliat, walau masih terperangkap
terdapat juga kumpulan cerpen Penjara dalam sel-sel ideologi tertinggi yang dianut
yang digagas oleh Moch Welang. Kumpulan oleh bangsa Indonesia yaitu Ideologi
cerpen ini tidak hanya menyoroti kehidupan Pancasila. Ketika undang-undang yang
dan kisah cinta para gay, tetapi juga kaum memihak kaum ini dibahas di meja DPR RI,
LGBT secara luas, di mana menceritakan masyarakat heteroseksual langsung
kisah cinta dan kehidupan para lesbian, gay, bereaksi keras karena didorong rasa
bahkan biseks dan transgender yang khawatir akan ideologi liberalisme yang telah
berusaha tetap hidup dan eksis tidak hanya membuat pemerintah Jerman dan Amerika
di Indonesia, tetapi mencakup kawasan Asia melegalkan pernikahan sesama jenis di
dan Eropa. negaranya akan melemahkan ideologi
Cerita mengenai heteronormativitas Pancasila yang telah dijunjung tinggi oleh
yang disuguhkan oleh kumpulan cerpen masyarakat Indonesia selama berpuluh-
Penjara inilah yang menggelitik minat puluh tahun. Hal tersebut telah
peneliti sehingga tertarik untuk menganalisis dipublikasikan pada HRW pada bulan
representasi ideologi liberalisme yang September 2017. Sebuah kelompok yang
berusaha eksis di tengah-tengah rakyat menentang komunitas Lesbian, Gay dan
Indonesia melalui tokoh-tokoh dalam Transjender (LGBT) sedang bersiap untuk
kumpulan cerpen penjara. Tidak dapat menghadapi kelompok pro-LGBT yang
dipungkiri bahwa di Indonesia, masyarakat melakukan protes tandingan di Monumen
marginal yang menganut heteronormalitas- Tugu, Yogyakarta, pada 23 Pebruari. ©
kaum LGBT- ini masih ada dan tetap eksis, 2016 Andreas Fitri Atmoko/Antara
bahkan sebenarnya mulai diakui oleh Maka dari itu, peniliti juga ikut merasa
masyarakat. Indonesia mengambil sikap khawatir terhadap keadaan tersebut. peneliti

84
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 10 No 1, Maret 2021
tertarik menganalisis buku antologi Penjara Departemen Pendidikan Republik Indonesia.
ini karena ingin mengenal lebih jauh Peneliti percaya, bahwa pemerintah dan
bagaimana pola pikir kaum LGBT dan bangsa Indonesia tidak akan membiarkan
mengapa mereka sampai paham liberalisme ini menyebar luas di
mengenyampingkan ideologi Pancasila yang Indonesia. Melalui pembelajaran agama di
notabene telah mereka pelajari sejak kecil. sekolah-sekolah yang kian kental, ideologi
Berbekal dari kekhawatiran tersebutlah Pancasila terutama sila pertama akan
maka peneiti berupaya untuk mengamati mempengaruhi hati dan pikiran generasi
penggambaran ideologi liberalisme, muda semakin ketat dan lekat, sehingga
penggambaran karakter tokoh serta ideologi liberalisme yang dalam hal ini
keberpihakan pengarang terhadap ideologi membebaskan manusia dalam memilih
liberalisme. kecenderungan seksual pun tidak dapat
Peneliti tertarik meneliti Buku merasuki generasi muda.
Kumpulan Cerpen Penjara penjara ini Peneliti percaya bahwa cerpen-cerpen
karena terdapat empat belas karya sastra yang terdapat pada kumpulan cerpen
yang bertemakan LGBt yang diciptakan oleh penjara tersebut memiliki dan
empat belas penulis Indonesia yang bebeda, menggambarkan bagaimana tokoh-tokoh
hal ini tidak saya dapatkan pada buku novel yang memiliki ideologi liberal khususnya
lelaki terindah karya Anderi Aksana yang berorientasi homoseksual ditentang oleh
diciptakan hanya oleh satu orang dan buku masyarakat Indonesia yang berorientasi
novel Cintaku Salah jalur karya Wakan Pancasila. Peneliti ingin membuktikan hal
Artika. Pada Buku Novel Lelaki Terindah, tersebut dengan menganalisis kumpulan
diceritakan bahwa penulis yaitu cerpen Penjara ini yang ditulis oleh empat
AndreiAksana ditemui oleh seorang Gay belas cerpenis se-Indonesia. Bagaimana
yang padah hati, dan ingin ceritanya dibuat pihak keluarga berusaha mempengaruhi
menjadi sebuah novel. Pada buku yang kaum homoseksual ini kembali pada
berjudul Citaku Salah Jalur adalah buku Pancasila terutama sila yang pertama.
novel yang dibuat berdasarkan sebuah Di samping ingin merepresentasikan
penelitian dari kehidupan kaum LGBT yang mengenai ideologi liberalisme yang
dilakukan sendiri oleh I Wayan Artika “mengganggu” eksistensi ideologi Pancasila
sebagai penulisnya. yang ditanamkan oleh para penulis terhadap
Hal berbeda terjadi pada buku tokoh-tokoh yang terdapat pada kumpulan
Kumpulan Cerpen Penjara ini. Buku ini cerpen tersebut, peneliti juga tertarik untuk
digagas sendiri oleh Moch Satrio Welang mengetahui bagaimana penggambaran
yang juga seorang Gay. Ia mengumpulkan tokoh yang digunakan oleh para penulis
empat belas penulis se-Indonesia untuk cerpen yang terdapat pada kumpulan
menceritakan sudut pandang mereka cerpen Penjara. Melalui observasi awal,
melalui karya sastra cerpen dalam buku peneliti mengetahui bahwa penulis
Kumpulan Cerpen Penjara ini. Maka dari itu, menggunakan dua teknik penggambaran
peneliti percaya, dengan meneliti buku ini, yaitu teknik analitik dan teknik dramatik
maka peneliti mendapatkan berbagai sudut dalam menggambarkan ideologi liberalisme
pandang dari kehidupan kaum LGBT. Hal dan menggunakan teknik telling dan
tersebut akan menambah pengetahuan showing untuk menggambarkan karakter
peneliti dalam memahami bagaimana tokoh dalam cerpen. Maka dari itu, peneliti
ideologi liberalisme ini tertanam dalam para akan menggunakan dua teknik ini untuk
tokoh yang terdapat dalam cerita. meneliti penggabaran tokoh dalam
Di samping itu, pengaruh ideologi kumpulan cerpen Penjara.
liberalisme ini yang seringkali dikhawatirkan
dalam dunia pendidikan sehingga sejak K13 METODE
diberlakukan, hal yang paling ditekankan Penelitian ini merupakan penelitian
adalah penilaian sikap dan budipekerti, di deskriptif kualitatif. Data yang digunakan
mana pembelajaran agama disisipi oleh budi merupakan data yang kualitatif, yaitu data
pekerti dan mendapat perhatian lebih dari yang tidak terdiri atas angka. Penelitian ini

85
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 10 No 1, Maret 2021
menggunakan rancangan penelitian dari itu, peneliti memandang penting untuk
deskriptif kualitatif yang digunakan untuk memilih cerpen yang hanya bersetting di
mendeskripsikan analisis data berupa Indonesia. Selain itu, peneliti juga memilih
representasi penggambaran ideologi cerpen yang hanya menunjukkan
liberalisme dalam Kumpulan Cerpen Penjara pertentangan tokoh yang menganut ideologi
karya Moch Satrio Welang, dkk. dengan liberalisme dengan tokoh lain yang
teori analisis Sosiologi Sastra menganut ideologi Pancasila dalam satu
Penelitian ini mengandalkan deskriptif cerpen. Dengan mempertimbangkan hal
berupa kata atau kalimat yangdisusun tersebut, maka peneliti percaya dengan
dengan sistematis mulai dari menghimpun menggunakan purposing sampling, maka
data, menafsirkan, dan menyajikan hasil dara yang akan didapatkan merupakan data
penelitian. Adapun hal yang dideskripsikan yang relevan dengan tujuan dari penelitian
dalam penelitian ini kutipan dialog dan ini.
paragraf serta kalimat yang terdapat pada Metode pengumpulan data bertujuan
cerpen-cerpen dalam kumpulan cerpen untuk memeroleh data yang akan digunakan
Penjara karya Moch Satrio Welang, dkk untuk menjawab masalah penelitian.
Populasi adalah wilayah generalisasi Instrumen penelitian adalah alat yang
yang mempunyai karakteristik tertentu untuk digunakan untuk mengumpulkan data
ditetapkan oleh peneliti dan mempunyai penelitian (Sanjaya,2009:84). Adapun objek
kesempatan menjadi subjek penelitian. dalam penelitian ini adalah ideologi yang
Sampel merupkan bagian dari jumlah dan terdapat pada Kumpulan Cerpen Penjara
karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. karya empat belas cerpenis se-Indonesia
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh yang diterbitkan oleh SastraWelangPustaka
cerpen yang terdapat pada kumpulan pada tahun 2014. Penelitian ini
cerpen Penjara karya Moch. Satrio Welang, menggunakan metode pengumpulan data
dkk sedangkan sampel dalam penelitian ini studi pustaka, yaitu dengan teknik baca dan
adalah cerpen yang berjudul Sebuah Cerita catat. Disamping itu peneliti membaca
Tentang Anakku dan Temanku karya Ardy berbagai pustaka, termasuk sastra yang
Kresna Crenata, Aib karya Aries Pidrawan, menjadi objek penelitian secara cermat.
Simfoni Dua Dunia karya Diajeng Veronica Teknik baca digunakan karena dalam
Rivi Raviantina, Bayi karya Moch Satrio memperoleh data digunakan tahap
Welang, Poolside karya Nana Sastrawan, membaca, yaitu membaca disertai
Mas Boy karya Nurjanah Abdul Syukur, Tirai pengamatan. Teknik selanjutnya adalah
Pelangi karya Nyimas Hilmiyati, Titik Di Kala teknik catat yaitu menjaring data dengan
Senja karya Putu Sri Indra Wahyuni. mencatat hasil penyimakan data pada kartu
Peneliti memilih sembilan cerpen tersebut data. Hasil penyimakan dalam penelitian ini
karena berdasarkan observasi awal yang selain menggunakan kartu data, juga
telah peneliti lakukan, peneliti mendapatkan menggunakan lembar analisis data. Lembar
bahwa Sembilan cerpen tersebut bersetting analisis data digunakan secara langsung
tempat di Indonesia. Fokus dalam penelitian untuk menganalisis perspektif pemberitaan.
ini adalah bagaimana ideologi liberalisme – Setelah data tercatat dengan baik dalam
yang dalam hal ini memengaruhi rakyat lembar analisis data, selanjutnya dilakukan
Indonesia- berpaling dari ideologi Pancasila, teknik pemberian kode. Sementara itu, kartu
terutama dalam hal orientasi seksualnya. data digunakan untuk menganalisis
Teknik sampling yang digunakan dalam penggambaran ideologi liberalisme,
pemilihan sampel adalah purposive keberpihakan pengarang terhadap ideologi
sampling. Peneliti menggunakan teknik liberalisme, dan metode yang digunakan
purposive samplingkarena peneliti pengarang dalam menggambarkan tokoh.
menginginkan data yang relevan dengan Peneliti menyiapkan dan merancang
tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan instrument yang duganakan dalam untuk
hasil analisis penggambaran ideologi mendapatkan data yang mendukung
liberalisme dalam masyarakat Indonesia penelitian. Instrumen yang digunakan dalam
yang menganut ideologi Pancasila. Maka penelitian ini adalah kartu data yang

86
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 10 No 1, Maret 2021
digunakan untuk mencatat kutipan-kutipan Poolside terdapat kutipan (Apakah dia
dari cerpen. malu ditonton oleh kami? Hal yang
Dalam penelitian ini, peneliti akan bersifat pribadi seperti ini memang
menggunakan metode analisis data formal sangat tidak pantas dipertontonkan di
dan deskriptif kualitatif. Teknik analisiss depan umum. Namun, kami hidup di
dalam penelitian ini, ialah (1) data reduction apartemen, semua tidak peduli bukan?)
(reduksi data), (2) data display (penyajian memperlihatkan hak natural yang menjadi
data), dan (3) conclusion drawing/verification konsep dasar dari ideologi liberalisme yaitu
(penarikan kesimpulan). Mereduksi data hak hidup, bebas dan memiliki properti
berarti memilih hal pokok yang menjadi terpenuhi. Dalam hal ini yang sangat tampak
fokus masalah dalam penelitian ini dan adalah pada hak bebas dan memiliki
membuang yang tidak perlu. property. Bagi manusia, property dasar yang
ia miliki adalah tubuhnya sendiri, maka
HASIL DAN PEMBAHASAN sudah selayaknya setiap mabusia bebas
Setelah dilakukan penelitian bentuk mempergunakan tubuhnya sebagaimana
kritik sosial yang diwacanakan dalam lagu yang ia inginkan tanpa kekangan atau
karya Nanoe Biroe dilihat dari unsur teks, tekanan dari pihak manapun. Pada data a 1
kognisi, dan konteks, ditemukan hasil tokoh utama menghormati hak teman-
sebagai berikut. temannya untuk hidup bebas dan
memperlakukan tubuhnya sesuai dengan
1. IdeologiLiberalisme dalam buku kemauannya yang dalam hal ini mengikuti
KumpulanCerpen LGBT (Lesbian, orientasi seksual yang diinginkan. Hal yang
Gay, Biseks, dan sama pun terlihat pada data a 3 tokoh utama
Transgender)Penjara mengomentari si suami yang merasa malu
Ideologi liberalisme merupakan karena istrinya ingin mempertontonkan
ideologi yang dimulai pada masa adegan ranjang dipinggir kolam renang
Renaissance sebagai reaksi terhadap apartemen. Namun tokoh utama memiliki
ortodoks religious (Aida Rida, 2005: 95). pemikiran bahwa tidak perlu malu, karena
Locke berargumen mengenai tidak akan ada yang peduli, karena mereka
keberadaan „natural rights‟ atau hak natural semua bisa hidup bebas dan melakukan
yang mengatakan bahwa setiap individu apapun dan dimana pun terhadap property
terlahir dengan hak untuk hidup, bebas, dan mereka sendiri.
berkepemilikan property (Constitutional Sementara itu, pada data a 2 yaitu
Rights Foundation, 2001). Ketiga prinsip ini cerpen yang berjudul Bayi terdapat kutipan
tidak dapat dilanggar oleh otoritas (fakta bahwa ayahnya diam-diam
pemerintahan. Konteks liberalisme ini menyimpan bara pada pemuda-pemuda
memang pada dasarnya memiliki elemen- desa yang renyah bermain layang-layang.
elemen yang memberontak ketidakadilan Fakta bahwa dari tatapannya, aku
pemerintahan otoriter. Hal tersebutlah yang menemukan gelora lain yang terpendam),
tampak dari data a 1yaitu cerpen yang data a 4yaitu cerpen berjudulMas Boy
berjudul Simfoni Dua Dunia terdapat (Mendengung telingaku bila mendengar
kutipan (Dunia yang berbeda tak membuat kata-kata itu. Aku jijik menerima
kami saling menjauh, namun membuat pengakuannya.), data a 5 cerpen yang
kami belajar untuk saling memahami dan berjudul Tirai Pelangi(Aku berteriak
menghargai bahwa setiap individu histeris. Aku meracau tak tentu apa yang
memiliki alasan tersendiri dalam telah aku ucapkan. Aku marah. Aku benci
kehidupannya.) Pada data ini tampak dengan hidupku. Oh Tuhan, ampuni aku.)
bahwa tiga prinsip ideologi liberalisme sudah dan data a 6cerpen yang berjudul
terpenuhi. Pengarang menggunkan tokoh TitikDiKalaSenja(GairahAdhi bangkit.
utama untuk menyampaikan pesan tersebut Gairah yang berbeda, yang tak pernah
kepada pembaca. bisa terlampiaskan pada tubuh istrinya
Hasil serupa juga peneliti temukan yang terlalu lembut, terlalu kemayu. Ia
pada data a 3 yaitu cerpen yang berjudul menginginkan tubuh Anthony, tubuh

87
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 10 No 1, Maret 2021
kekasihnya yang selalu memberinya yang terlalu lembut, terlalu kemayu. Ia
cinta yang berbeda, cinta yang menginginkan tubuh Anthony, tubuh
merenggutnya dengan kasar, cinta yang kekasihnya yang selalu memberinya
dapat memuaskan hasratnya yang cinta yang berbeda, cinta yang
bergelora.) Memperlihatkan bahwa terdapat merenggutnya dengan kasar, cinta yang
pertentangan antara ideologi pancasila dapat memuaskan hasratnya yang
dengan ideologi liberalisme. Ideologi bergelora. Pengarang secara langsung
pancasila yang dianut oleh masyarakat menggambarkan kedirian tokoh yang
Indonesia membuat pertentangan dan memiliki orientasi seksual jenis biseks yang
menimbulkan polemik tersendiri dalam tak bisa puas hanya dengan berhubungan
pikiran maupun perasaan tokoh dalam intim dengan perempuan, tetapi harus juga
cerpen-cerpen tersebut. masyarakat dipuaskan oleh laki-laki. Pengarang
Indonesia yang berideologi pancasila memaparkan secara langsung bahwa tokoh
muncul untuk menentang kaum atau utama yang bernama Adhi tersebut tak
komunitas LGBT dengan ideologi dapat seratus persen mengikuti ideologi
liberalismenya yang dimunculkan oleh pancasila yang hanya mengakui orientasi
pengarang. Perasaan bersalah, jijik, merasa seksual jenis heteroseksual, walaupun ia
berdosa dan merasa berbeda kerap kali telah berusaha melakukannya. Ia masih
dirasakan oleh orang yang berhadapan menyimpan salah satu bentuk ideologi
langsung dengan ideologi liberalisme liberalisme –yang mengakui terdapat
khususnya dalam hal orientasi seksualnya orientasi LGBT- dalam dirinya walaupun
(LGBT). harus dilampiaskan secara bersembunyi.
Ideologi liberalisme dan ideologi Selain menggunakan teknik analitik,
pancasila yang menjadi dasar dari karakter peneliti menemukan beberapa pengarang
tokoh pada data a 1 sampai data a 6 juga menggunakan teknik dramatik dalam
tersebut digambarkan dengan cara yang menunjukkan keberadaan ideologi
sama, yaitu dengan teknik penggambaran liberalisme ataupun pertentangan antara
analitik. Teknik penggambran analitik ini ideologi pancasila dengan ideologi
dapat pula disebut dengan teknik liberalisme. Misalnya ada data a 7 yaitu
penggabaran langsung. (Nurgiantoro, 2013) cerpen yang berjudul Sebuah Cerita
menjelaskan teknik ini sebagai teknik yang tentang Anakku dan Temankuterdapat
menghadirkan tokoh cerita dengan tidak kutipan (“Ah, Mama. Apa sih sesuatu
berbelit-belit melainkan begitu saja dan yang wajar itu? Apa sih sesuatu yang
langsung disertakan deskripsi yang berupa normal itu?” Responnya. “Menurutmu
sikap, sifat, watak, tingkah laku, atau bahkan apa?” “Itu tak lebih dari apa yang
juga ciri fisiknya. Perasaan jijik, yang dilakukan oleh kebanyakan orang. Dan
tergambar pada data a 4 yaitu cerpen yang apakah sudah pasti bahwa apa yang
berjudul Mas Boyterdapat kutipan dilakukan oleh kebanyakan orang itu
(Mendengung telingaku bila mendengar sesuatu yang benar, dan selain itu salah?
kata-kata itu. Aku jijik menerima Kurasa tidak, Ma. Buku-buku yang
pengakuannya), misalnya langsung kubaca pun tak membenarkan anggapan
diutarakan begitu saja dengan tidak berbelit- kuno itu.”). Kutipan tersebut menunjukkan
belit dengan langsung disertakan deskripsi adanya pertentangan antara ideologi
berupa sikap dan tingkah laku tokohnya. pancasila dengan ideologi liberalisme.
(Nurgiantoro, 2013) memberikan penjelasan Pertentangan tersebut tekandung dalam
bahwa teknik ini tidak hanya perdebatan antara dua tokoh, yaitu tokoh
memperkenalkan latar dan suasana dalam mama dengan tokoh anak. Tokoh mama
rangka “menyituasikan” pembaca, ingin mengembalikan anaknya kepada
melainkan juga data-data kedirian tokoh paham pancasila dengan segala norma
cerita. Pada data a 6 (cerpen Titik Di Kala agama dan norma kesusilaan yang
Senja), misalnya Gairah Adhi bangkit. melengkapinya, namun tokoh anak yang
Gairah yang berbeda, yang tak pernah telah terpengaruh dengan ideologi
bisa terlampiaskan pada tubuh istrinya liberalisme dengan tiga unsur (hak hidup,

88
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 10 No 1, Maret 2021
bebas, dan memiliki properti) sesuai dengan tidak salah karena telah diakui oleh negera-
teori yang dia baca dalam buku-buku telah negara maju, namun di Indonesia, dimana
mempertanyakan apa yang dianggap tidak ideologi pancasila dengan undang-undang
normal oleh masyarakat yang berpaham pernikahan serta norma agama dan sosial
pancasila. Pengarang melukiskan keraguan masih tertancap kuat dalam sebagian besar
mengenai ideologi pancasila tersebut masyarakatnya, tak ada pilihan lain selain
melalui dialog. Pengarang membiarkan para melakukannya dengan sembunyi-sembunyi.
tokoh menunjukkan ideologi yang dianutnya Selain melalui perdebatan, peneliti
sendiri melalui perdebatan tersebut. hal ini menemukan pengarang lain di buku
membuat pembaca merasakan hal yang kumpulan cerpen ini yang menggambarkan
sama yang sering terjadi, baik pada ideologi liberalisme dengan cara menggugat
masyarakat secara luas, maupun masyarakat yang berideologi pancasila
masyarakat di dunia maya. Peneliti sering karena masyarakat tersebut menghukum
menemukan perdebatan yang serupa terjadi mereka dengan mengusir mereka dari desa.
baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Tokoh dalam data a 8 percara bahwa yang
Hal yang serupa juga terjadi pada data mereka perjuangkan adalah cinta. Dan cita
a 11 yaitu pada cerpen Titik Di Kala Senja adalah hal suci dan tidak pernah salah. Hal
terdapat kutipan (“Kamu salah. Kami tersebut terlihat pada data a 8 yaitu cerpen
punya cinta. Cinta yang tumbuh pada yang berjudul Aibterdapat kutipan (Kita
suatu senja di pantai Lovina. Senja yang memiliki cinta. Kemudian megapa ketika
dinaungi oleh matahari jingga.” “Bah! cinta tulus kita menyatu orang-orang
Mana ada cinta. Jangan jadi naif dan menganggapnya aneh? Ya, orang-orang
sentimental begitu. Dunia kita tidak menganggap ini aneh, tapi kita tidak. Kita
memiliki hal gombal seperti itu. Kita tidak perduli jika orang-orang mencibir
hanya memetik sendiri apa yang kita kita atau mereka mengusir kita seperti
dapatkan dari tubuh lelaki, dan sekarang. Kita tidak kekurangan tempat.)
menghidangkannya dalam kegelapan Selain berupa gugatan, pengarang juga
yang tersembunyi.” “Tersembunyi dari menggunakan dengan ungkapan
apa? Kami tidak pernah bersembunyi. kekecewaan yang terlihat pada data a 9
Bahkan kami sudah akan menikah. Dia yaitu cerpen yang berjudul Sang
sudah melamarku.” “Benarkah kau tidak Mantanterdapat kutipan (Sempat terbersit
bersembunyi? Dari orangtuamu, dari kamu akan berubah menjadi seperti aku
keluargamu, dari teman-temanmu?”). setelah Casy juga mengkhianatimu
Pengarang cerpen TitikDiKala Senja dengan kejam, ah ternyata aku salah
melukiskan adanya ketidaksepahaman besar! Kamu tetap mencari cinta sejati
antara sesama gay sendiri mengenai arti dari kaum hawa! Yang jelas-jelas
cinta dalam komunitas mereka. Berbeda melukaimu. Ben! Ben…. Iam really falling
dengan data a 7 yang menganggap in love with you, but I am not strong
hubungan sesama jenis –yang dalam hal ini enough to tell the truth…). Bedasarkan
lesbian- berlandaskan cinta, pada data a 11 kutipan tersebut pengarang menggunakan
menunjukkan bahwa sesama gay memiliki monolog yang mengandung ungkapan
pandangan yang berbeda. Menurut tokoh kekecewaan dari tokoh utama –seorang
Adhi, hubungan sesama gay adalah gay- kepada laki-laki yang sangat dicintainya
hubungan yang sama sucinya dengan karena lebih memili kaum hawa sebagai
hubungan yang dilakukan oleh pasangana kekasihnya walaupun kaum hawa telah
heteroseksual, sementara menurut tokoh membuatnya patah hati. Hal tersebut
Budi hubungan sesama gay hanya untuk dilakukan untuk melukiskan ideologi
memuskan hasrat yang berbeda yang telah liberalisme dalam cerpen tersebut.
mereka miliki. Walaupun mereka menganut Berdasarkan temuan tersebut, dapat
ideologi liberalisme, namun kenyataannya dikatakan bahwa ideologi liberalisme yang
adalah ideologi tersebut harus bersembunyi digambarkan menggunakan penggambaran
dalam pikiran maupun benak simepunya. analitik secara murni terdapat pada empat
Walaupun menurut mereka orientasi mereka cerpen, yaitu cerpen yang berjudul Simfoni

89
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 10 No 1, Maret 2021
Dua Dunia Karya Diajeng Veronica Rivi semakin permisif terhadap keberadaan
Raviantina, Bayi Karya Moch Satrio Welang, komunitas LGBT ini sekaligus sudah mulai
Poolside karya Nana Sastrawan, dan Tirai terpengaruh terhadap ideologi liberalisme
Pelangi karya Nyimas Hilmiyati. Cerpen yang menekankan konsep hidup bebas dan
yang hanya menggunakan penggambaran individualistis. Konsep tersebut pun
dramatik untuk menggambaran ideologi tercermin pada data-data berikut ini:
liberalisme terdapat pada cerpen yang Data b 1:
berjudul Sebuah Cerita tentang Anakku dan “Memangnya kenapa kalau dia tak
Temanku Karya Adi Kresna Crenata, Aib seumuran denganku dan kalau dia
karya Aries Pidrawan, dan Sang Mantan perempuan? Ini hidupku. Aku bebas
Karya Nenny Makmun. Sedangkan cerpen menentukan pilihanku sendiri dan
yang menggunakan penggambaran analitik Mama sudah terlalu ikut campur.
dan dramatik untuk menggambarkan Umurku sudah dua puluh dua, Ma. Ingat
ideologi liberalisme adalah cerpen yang itu.”
berjudul Mas Boy karya Nurjanah Abdul (Sebuah Cerita tentang Anakku dan
Syukur dan Titik Di Kala Senja karya Putu Temanku, Halaman 10)
Sri Indra Wahyuni.
Data b 5:
2. Penggambaran keberpihakan Kita tidak perduli jika orang-orang
pengarang terhadap ideologi mencibir kita atau mereka mengusir
liberalisme dalam KumpulanCerpen kita seperti sekarang. Kita tidak
penjara kekurangan tempat. Hutan selalu
Ideologi liberalisme merupakan memberi tempat untuk kita. Hutan
ideologi yang memiliki unsur-unsur yang tenang, hutan tidak menuntut,
kebebasan, persetujuan pemerintahan, dan hanya hutan yang benar-benar
kesetaraan di depan hukum (Kanazawa, memahami arti cinta. Kita sepakat
2010, p.38). DiAmerikaSerikat, penggunaan tidak ada yang aneh tentang cinta
kata liberal atau liberalisme dipahami kita.
sebagai sebuah sistem welfare-state yang (Aib, Halaman 25)
menjadi dasar kesejahteraan Data b 9:
masyarakatnya. Berdasarkan ideologi Akhirnya aku pun tau bahwa tak Cuma
liberalisme yang dianut oleh pemerintahan Rocky dan Dicky saja yang mempunyai
Amerika Serikat inilah, maka, kaum LGBT di hubungan istimewa, namun ternyata
Amerika Serikat mengajukan legalisasi beberapa kawanku yang lain juga
pernikahan sesama jenis. Seperti yang telah memiliki dan terlibat dalam hubungan
di beritakan oleh Kompas.Com-26/06/2015, “Cinta Yang Berbeda”…. Dunia yang
Mahkamah Agung (MA) Amerikat Serikat berbeda tak membuat kami saling
akhirnya melegalkan pernikahan sesama menjauh, namun membuat kami
jenis di 50 negara bagian pada hari Jumat, belajar untuk saling memahami dan
26 Juni 2015. Hal serupa juga telah terjadi di menghargai bahwa setiap individu
Jerman. Pernikahan sesama jenis telah legal memiliki alasan tersendiri dalam
di Jerman sehingga membuat gembira kehidupannya.
komunitas LGBT di negara itu. (SimfoniDuaDuni, Halaman 64)
Lalu, bagaimana dengan di Indonesia? Data b 1 menunjukkan tokoh yang
Pada subbab terdahulu peneliti telah memiiki orientasi seksual LGBT memiliki
menunjukkan bahwa komunitas LGBT di ideologi liberalisme yang kuat. Hal tersebut
Indonesia sudah ada, masih ada, dan mulai terlihat pada kalimat Aku bebas
menunjukkan eksistensinya di masyarakat. menentukan pilihanku sendiri dan Mama
Komunitas tersebut berpegang pada sudah terlalu ikut campur. Dalam ideologi
kemerdekaan HAM. Hal tersebutlah yang liberalisme (hak hidup bebas) , bahkan
juga dilakukan oleh komunitas LGBT di orang tua pun tidak berhak mengintervensi
negara Amerka dan Jerman. Sementara itu, orientasi seksual anaknya. Mengintervensi
masyarakat khususnya generasi muda orientasi seksual anak malah dianggap

90
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 10 No 1, Maret 2021
suatu kejahatan dan akan dijerat hukum. Hal norma agama dan moral yang ada dalam
tersebutlah yang terjadi di Jerman dan di ideologi pancasila. Contoh lain yaitu
Amerika. Hal serupa terlihat pada data b5 , terdapat pada data b 14 pada kutipan
yaitu Kita tidak perduli jika orang-orang Mataku membuka. Aku lihat, sudah
mencibir kita atau mereka mengusir kita berdiri kekasih hatiku, abang. Dengan
seperti sekarang. Pada data b 5 ini terlihat mesra ia mengulurkan tangannya
ideologi liberalisme (sikap individualistis) kepadaku dan mengajakku pulang ke
yang sangat jelas terutama pada kata kita istana fatamorgana kami. Pada bagian
tidak peduli. Selain du sikap tersebut akhir cerita dari cerpen yang berjudul Tirai
terdapat pula sikap permisif yang sering Pelangi ini tokoh utama akhirnya menyerah
dianggap sebagai toleransi antar sesama kepada tokoh abang yang menjadi bos
manusia terhadap tokoh yang memiliki sekaligu “suaminya” untuk tetap hidup
orientasi seksual LGBT, yaitu terlihat pada sebagai pasangan gay, walaupun orang
data b 9: Dunia yang berbeda tak tuanya bercerai dan akhirnya meninggal
membuat kami saling menjauh, namun karena perilakunya.
membuat kami belajar untuk saling Berdasarkan temuan tersebut, peneliti
memahami dan menghargai bahwa setiap menyimpulkan bahwa pengarang yang
individu memiliki alasan tersendiri dalam murni memihak ideologi liberalisme pada
kehidupannya. Pada data b 9 tersebut cerpennya adalah Moch Satrio
tokoh utama melakukan tindakan permisif Welangdengan cerpennya yang berjudul
terhadap teman-temannya yang memiliki Bayi, Nana Sastrawan dengan cerpennya
orientasi seksual LGBT walaupun ia masih yang berjudul Poolside dan Nyimas Hilmiyati
berpegang pada norma keagamaan dan dengan cerpennya yang berjudul Tirai
moral yang dimiliki oleh ideologi pancasila. Pelangi.
Tokoh utama membiarkan saja bahkan Pengarang yang murni menentang
menghargai apa yang dilakukan oleh teman- ideologi Liberalisme dan hanya memihak
temannya itu tanpa ada upaya untuk ideologi Pancasila adalahNenny Makmun
berdialog atau memberitahu mereka bahwa dengan cerpennya yang berjudul Sang
hal tersebut sangat bertentangan dengan Mantan, Nurjanah Abdul Syukur dengan
norma yang ber;aku di negara ini. cerpennya yang berjudul Mas Boy dan Putu
Pada data-data tersebut juga Sri Indra Wahyuni dengan cerpennya yang
menunjukan keberpihakan pengarang berjudul Titik Di Kala Senja. Bukti bahwa
terhadap ideologi liberalisme yang dalam hal ketiga pengarang ini lebih memihak ideologi
ini orientasi seksual LGBT yang sering pancasila dibandinggkan dengan ideologi
menjadi fenomena pelik dan mengundang liberalisme, yaitu terlihat pada data berikut
polemic di masyarakat Indonesia. ini:
Keberpihakan pengarang selain terlihat Data b 21:
pada data b 1, data b 5 dan data b 9, Keringat Ben mengucur, perubahan suhu
keberpihakan pengarang juga terlihat pada tubuhnya menddak ekstrim. Kalimat-
bagian enjing cerita, yaitu apakah pengarang kalimat bernada melankolis tulisan Pandi
lebih memenangkan piha penganut ideologi masih terasa lekat dari balik kacamata
liberalisme atau memenangkan penganut Ben. Ben tidak menyangka sahabat
ideologi pancasila. Pada data b 8, misalnya terbaiknya ternyata sedang menderita
terdapat kutipan Tapi yakinlah, tidak dengan perasaan yang salah
sampai sehari aku akan mengunjungi (Sang Mantan, Halaman 105)
hutanmu dan kamu mengunjungi
hutanku. Hutan akan menjadi sorga buat Data b 22:
kita. Pengarang membiarkan dua tokoh Aku tidak akan terus membiarkan diriku
yang merupakan pasangan gay ini akhirnya berada dalam kesulitan bercinta, aku
bis abersatu di hutan setelah di usir dari tahu cinta itu buta, sebab itu masih ada
desa. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa yang tidak tahu ke mana tujuannya. Aku
tak ada yang dapat menghalangi cinta coba menguatkan jiwa daripada terus
mereka, tidak juga masyarakat, ataupun berperang agar tidak mudah mengalah

91
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 10 No 1, Maret 2021
dan pasrah. Dengan berkat kesabaran menganut agama yang telah dianggap sah
dan keimanan yang ada, aku sukses dan oleh pemerintah Indonesia. Lima agama
cemerlang menempuh hidupku. tersebut, yaitu Agama Islam, Hindu, Kisten
(Mas Boy, halaman 111 – 112) Protestan, Kristen Katolik, dan Budha serta
Data b 23: satu aliran kepercayaan yang telah
“Benarkah kau tidak bersembunyi? Dari berkembang menjadi agama baru yaitu
orangtuamu, dari keluargamu, dari Konghucu. Itu artinya setiap individu akan
teman-temanmu?” bergabung kedalam komunitas agama-
Adhi bungkam, bayangan tentang ibunya agama tersebut lalu mengikuti aturan dan
datang lagi. Mengingat ibunya bagai pedoman yang didogmakan oleh agama-
mengingat akar dirinya yang tak pernah agama yang dianut ataupun diyakininya
ia lupakan. Mengingat ibunya bagai beserta dengan norma-norma yang
mengingat dekap hangatnya dan lembut mengikutinya. Norma-norma itulah yang
buaiannya. Demi dialah Adhi menikah mengatur masyarakat sebagai manusia
dengan Kirana. Air mata Adhi menetes yang telah tertuang pada sila kedua, yaitu
lagi. kemanusiaan yang adil dan beradab.
(TitikDiKalaSenja, Halaman 140 – 141) Norma-norma dari sila pertama itulah yang
Ideologi pancasila dapat diartikan membuat manusia yang dalam hal ini
sebagai seperangkat ide atau cita-cita masyarakat Indonesia menjadi masyarakat
yang menentukan keyakinan dan cara yang beradab dan mempunyai budi pekerti
berpikir untuk mewujudkan suatu tujuan yang luhur yang sesuai dengan aturan-
dengan berlandaskan pada lima sila aturan agama yang dianutnya.
dalam Pancasila. Ideologi berada pada Seperti yang dikatakan oleh Rohim
tataran ide, cita-cita dan gagasan. Dalam (2010) dalam penelitiannya yang berjudul
penerapannya, setiap tindakan individu Penelusuran Ideologi Novel Ayat-Ayat Cinta:
sebagai bagian dari bangsa harus dipandu, SebuahAnalisisTematis dan Estetis,Ideologi
didorong dan diarahkan oleh ide dan cita- yang dituangkan dalam sebuah karya sastra
cita yang membentuk ideologi pancasila. ibaratnya seperti tangan yang dapat
Singkatnya, oleh karena ideologi bangsa mengubah proses kehidupan melalui
Indonesia yang disepakati adalah pancasila, ungkapan, gagasan pengarang. Lebih lanjut,
maka setiap tindakan kita sebagai warga Rohim mengatakan bahwa sikap pengarang
negara dan bagaian dari masyarakat yang terlihat melalui tokoh-tokohnya dalam
Indonesia harus selaras dengan nilai-nilai menyikapi permasalahan keagamaan
pancasila. Karakteristik ideologi pancasila, diantaranya bagaimana seorang muslim
yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa, berpacaran, cara menggauli isitri, sikap
Penghargaan kepada sesama umat Islam terhadap Barat, perlakuan Ialam
manusia apapun suku bangsa dan terhadap perempuan, pandanga tentangn
bahasanya, Bangsa Indonesia menjunjung poligami, dan lain sebagainya. Artinya,
tinggi persatuan bangsa, Kehidupan bangsa melalui karaktestik tokoh peneliti dapat
Indonesia dalam kemasyarakatan dan memahami keberpihakan pengarang
kenegaraan berdasarkan sistem demokrasi, terhadap ideologi yang terdapat pada
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat karyanya. Pengarang umunya
Indonesia. Kelima karakteristik ini tertuang memenangkan tokoh yang ia yakini benar
ke dalam lima sila dalam pancasila. pada akhir cerita, sehingga melalui itulah
Karakteristik yang pertama yaitu peneliti dapat menangkap keberpihakan
ketuhanan yang maha esa yang merupakan pengarang terhadap ideologi tertentu.
Pengakuan bangsa Indonesia akan Pada penelitian ini, data b 21, data b
eksistensi Tuhan sebagai pencipta dunia 22, dan data b 23 merupakan perwujudan
beserta segala isinya. Tuhan sebagai kausa dari karakteristik satu dan dua pada ideologi
prima. Oleh karena itu, sebagai umat yang pancasila. Pada data b 21 yaitu Ben tidak
ber-Tuhan adalah dengan sendirinya harus menyangka sahabat terbaiknya ternyata
taat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Maka sedang menderita dengan perasaan yang
dari itu, bangsa Indonesia diwajibkan untuk salah, menunjukkan bahwa menyukai

92
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 10 No 1, Maret 2021
sesama laki-laki adalah perasaan yang Maka dari itu, dapatlah dikatakan bahwa
salah dan tidak sesuai dengan adab ketiga pengarang ini memihak ideologi
masyarakat pancasila. Dan kalimat itulah pancasila.
yang menjadi ending dari cerpen yang Sementara itu, pengarang yang
berjudul Sang Mantan. Pada ending memunculkan pertentangan antara ideologi
tersebut, tokoh utama tetap kekeuh pada liberalisme dengan ideologi Pancasila dalam
ideologi pancasila yang mebuat drinya cerpennya sehingga kedua ideologi tersebut
mendai manusia beradab. Hal serupa juga tampak di dalam cerpen mereka adalah Adi
ditunjukkan pada data b 22, yaitu Aku coba Kresna Crenata dengan cerpennya yang
menguatkan jiwa daripada terus berjudul Sebuah Cerita tentang Anakku dan
berperang agar tidak mudah mengalah Temanku, Aries Pidrawan dengan
dan pasrah. Dengan berkat kesabaran cerpennya yang berjudul Aib, dan Diajeng
dan keimanan yang ada, aku sukses dan Veronica Rivi Raviantina dengan cerpennya
cemerlang menempuh hidupku. Data yang berjudul Simfoni Dua Dunia.
tersebut menujukkan bahwa tokoh utama Sayangnya ketiga pengarang tersebut masih
akhirnya meninggalkan pertemanan dan belum memihak pada salah satu ideologi,
kisah cinta sesama jenisnya dengan wanita baik itu ideologi liberalisme maupun ideologi
yang dipanggil Mas Boy. Tokoh utama Pancasila. Akhir cerita pada cerpen mereka
melanjutkan hidupmya sehingga sukses masih gamang, seakan-akan pengarang
menjadi manusia yang pancasilais dan menyerahkan kepada pembaca untuk lebih
memiliki kehidupan yang lebih baik. Hal memilih untuk berpihak pada ideologi
tersebut menunjukkan bahwa pengarang Pancasila ataupun liberalisme.
menyadari ideologi pancasila telah
mengantarkan manusia Indonesia sebagai 3. Teknik penggambaran tokoh yang
manusia yang beradab. Pada data b digunakan dalam KumpulanCerpen
23“Benarkah kau tidak bersembunyi? penjara
Dari orangtuamu, dari keluargamu, dari Teknik telling mengandalkan
teman-temanmu?”Adhi bungkam, pemaparan watak tokoh pada eksposisi dan
bayangan tentang ibunya datang lagi. komentar langsung dari pengarang. Melalui
Mengingat ibunya bagai mengingat akar metode ini keikutsertaan atau turut
dirinya yang tak pernah ia lupakan. campurnya pengarang dalam menyajikan
Mengingat ibunya bagai mengingat perwatakan tokoh sangat terasa, sehingga
dekap hangatnya dan lembut buaiannya. pembaca memahami dan menghayati
Demi dialah Adhi menikah dengan perwatakan tokoh berdasarkan paparan
Kirana. Air mata Adhi menetes lagi. pengarang. Pemaparan karakter tokoh yang
Dataini menunjukkan bahwa tokoh Budi dilakukan secara langsung oleh si
yang meupakan seorang gay juga menerima pengarang. Pada data c 1, misalnya walau
bahwa ideologi pancasila d Indonesia harus dirimu tidak tampan, tetapi ada aura yang
dijunjung tinggi. Perihal orientasi seksual berbeda yang muncul dari tubuhmu.
mereka yang “menyimpang” tersebut harus Setiap kali aku berada di sisimu, aku
disembunyikan rapat-rapat. Bahkan ia merasakan kebahagiaan yang luar biasa.
berusaha menyadarkan tokoh utama (Adhi) Pengarang memaparkan alasan ketertarikan
bahwa apa yang mereka lakukan itu tokoh utama terhadap tokoh kedua secara
merupakan tindakan yang terlarang dan langsung kepada pembaca dengan
akan memnyakiti keluarga mereka. menggunakan sudut pandang orang
Walaupun dengan terpaksa tokoh utama pertama pelaku utama. Pengarang bebas
mengakui bahwa apa yang dikatan Budi itu bercerita kepada pembaca mengenai segala
benar, Karena ia juga telah melakukan hal hal yang dialami maupun yang dirasakan
yang sama. Melalui ending cerita itu, oleh tokoh utama seakan-akan
pengarang berupaya meyakinkan pembaca pengaranglah yang mengalaminya.
bahwa tindakan berhubungan intim dengan Pengarang menceritakan setiap detilnya
sesama jenis adalah sebuah kesalahan secara langsung tanpa membuat pembaca
dalam masyarakat berideologi pancasila. berpikir untuk memahaminya. Hal yang

93
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 10 No 1, Maret 2021
serupa juga terjadi pada data c 2 yaitu memberitahunya. Ya, itulah yang aling
Siang itu mentari terasa lebih terik dari masuk akal. Mungkin di dalam diri
biasanya, lalulintas begitu padat dan anakku, temanku itu menemukanku. Bibir
membuat perjalananku menuju Jogja kami, mata kami, memang sangat mirip.
terasa lambat. Armada bis yang aku Bisa dibilang sama. Kalau kuingat-ingat
tumpangi berusaha menerobos puluhan sekarang ukuran tubuhku saat itu pun
kuda besi di sela-sela debu yang saat itu seperti anakku sekarang ini.
berterbangan di jalan raya. Pada data Pantaslah jika temaku itu kemudian
ini,pengarang –menggunkan sudut pandang menjalin hubungan dengan anakku dan
orang pertama pelaku utama- dengan bebas hubungan itu telah bertahan hingga satu
dan lugas menceritakan keadaan yang tahun lebih. Data tersebut berupa monolog
dialaminya kepada pembaca secara natural dari tokoh utama yang menerka-nerka
sehingga pembaca dapat membayangkan bagaimana anaknya mengetahui kisah cinta
dengan mudah bagaimana padat dan dirinya dengan sang mantan.
panasnya situasi saat itu. Hal ini merupakan Pengarang yang menggunakan dua
keuntungan tersendiri bagi pengarang dalam teknik penggambaran, baik itu teknik
menyampaikan maksud pengarang kepada langsung maupun tidak langsung untuk
pembaca. Pada data c 7 ini pun penulis menggambarkan karakter pada cerpennya,
menemukan hal yang sama, yaitu yaitu: MochSatrioWelang dengan cerpennya
pengarang menggunakan sudut pandang yang berjudul Bayi terlihat pada data c 10
orang pertama pelaku utama untuk yaitu Keesokan harinya, seorang nelayan
menceritakan perasaan kecewa dan sakit tergagap menemukan kengerian
hati tokoh utama karena merasa telah tersangkut di jaringya dan tak lama desa
ditolak dan dihina oleh ayahnya sendiri itu pun geger. “Mayat siapa itu, mbak?”
karena perbedaan tubuhnya. Hal tersebut “MayatSabarudin, katanya karena
dapat dilihat pada kalimat Aku tak lebih ditinggal pacar gelap.” Diiringi bisik-bisik
seperti sampah. Padahal semua itu kerumunan, mayat berkebaya bunga
bukanlah kehendakku. Aku terlahir tidak emas itu mengapung. Memeluk boneka
kuat dan tangguh menurut bapak. Aku wol biru. Penngambaran langsung terdapat
sangat sensitif dan sangat cengeng. pada bagian narasi yaitu pada kalimat
Mental tempe katanya. Beda dengan Keesokan harinya, seorang nelayan
kedua kakak lelakiku yang lainnya. tergagap menemukan kengerian
Perasaan tersebut langsung tersampaikan tersangkut di jaringya dan tak lama desa
secara jelas dan nyata kepada pembaca itu pun geger dan penggambaran tidak
sehingga pembaca mudah memahaminya. langsung terdapat pada dialog “Mayat
Sementara itu, pengarang yang siapa itu, mbak?” “MayatSabarudin,
menggunakan teknik penggambaran tidak katanya karena ditinggal pacar gelap.”
langsung dalam menggambarkan karakter Kemudian disusul lagi dengan
tokoh pada cerpennya adalah Ardy Cresna penggambaran langsung yaitu pada kalimat
Crenata dengan cerpennya yang berjudul Diiringi bisik-bisik kerumunan, mayat
Sebuah Cerita tentang Anakku dan berkebaya bunga emas itu mengapung.
Temanku.Teknik ini memperlihatkan Memeluk boneka wol biru. Penggunaan
pengarang menempatkan diri di luar kisahan dua jenis penggambaran ini membantu
dengan memberikan kesempatan kepada pengarang dalam melakukan kejutan atau
para tokoh untuk menampilkan perwatakan mind blowing kepada pembaca yang sejak
mereka melalui dialog percakapan dan di awal cerita pengarang hanya
tindakan; tingkah laku tokoh. Teknik yang menceritakan Gayatri yang sering
mengabaikan kehadiran pengarang menggunakan kebaya bunga emas dan
sehingga para tokoh dalam karya sastra membawa bayi yang mengenakan pakaian
dapat menampikan diri secara langsung dari bahan wol biru. Pengarang lain yang
melalui tingkah laku mereka. Hal tersebut menggunakan dua teknik penggaabaran
telihat pada data Hal tersebut telihat pada yaitu Nana Sastrawan dengan cerpennya
data c 9 yaitu Mungkin temankulah yang yang berjudul Poolside, Nenny Makmun

94
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 10 No 1, Maret 2021
dengan cerpennya yang berjudul Sang Pelangi.Pengarang yang murni menentang
Mantan, Nurjanah Abdul Syukur dengan ideologi Liberalisme dan hanya memihak
cerpennya yang berjudul Mas Boy, dan Putu ideologi Pancasila adalah Nenny Makmun
Sri Indra Wahyuni dengan cerpennya yang dengan cerpennya yang berjudul Sang
berjudul Titik Di Kala Senja. Mantan, Putu Sri Indra Wahyuni dengan
cerpennya yang berjudul Titik Di Kala Senja
PENUTUP dan Nurjanah Abdul Syukur dengan
Ada beberapa hal yang menjadi cerpennya yang berjudul Mas Boy.
simpulan dalam penelitian ini. Pertama, Sementara itu, pengarang yang
Pengarang – pengarang dalam kumpulan memunculkan pertentangan antara ideologi
cerpen ini terbagi kedalam tiga dikotomi, liberalisme dengan ideologi Pancasila dalam
yaitu pengarang yang murni memihak cerpennya sehingga kedua ideologi tersebut
ideologi liberalisme pada cerpennya adalah tampak di dalam cerpen mereka adalah Adi
Moch Satrio Welangdengan cerpennya yang Kresna Crenata dengan cerpennya yang
berjudul Bayi, Nana Sastrawan dengan berjudul Sebuah Cerita tentang Anakku dan
cerpennya yang berjudul Poolside dan Temanku, Aries Pidrawan dengan
Nyimas Hilmiyati dengan cerpennya yang cerpennya yang berjudul Aib, dan Diajeng
berjudul Tirai Pelangi. Pengarang yang Veronica Rivi Raviantina dengan cerpennya
murni menentang ideologi Liberalisme dan yang berjudul Simfoni Dua Dunia.
hanya memihak ideologi Pancasila adalah Sayangnya ketiga pengarang tersebut masih
Nenny Makmun dengan cerpennya yang belum memihak pada salah satu ideologi,
berjudul Sang Mantan, Putu Sri Indra baik itu ideologi liberalisme maupun ideologi
Wahyuni dengan cerpennya yang berjudul Pancasila. Akhir cerita pada cerpen mereka
Titik Di Kala Senja dan Nurjanah Abdul masih gamang, seakan-akan pengarang
Syukur dengan cerpennya yang berjudul menyerahkan kepada pembaca untuk lebih
Mas Boy. Sementara itu, pengarang yang memilih untuk berpihak pada ideologi
memunculkan pertentangan antara ideologi Pancasila ataupun liberalisme
liberalisme dengan ideologi Pancasila dalam Ketiga, Tokoh-tokoh pada Sembilan
cerpennya sehingga kedua ideologi tersebut cerpen yang terdapat pada kumpulan
tampak di dalam cerpen mereka adalah Adi cerpen Penjara digambarkan dengan dua
Kresna Crenata dengan cerpennya yang cara, yaitu teknik langsung maupun tidak
berjudul Sebuah Cerita tentang Anakku dan langsung. Namun begitu beberapa
Temanku, Aries Pidrawan dengan pengarang juga menggunakan kombinasi
cerpennya yang berjudul Aib, dan Diajeng dari teknik keduanya. Adapun pengarang
Veronica Rivi Raviantina dengan cerpennya yang menggunakan teknik penggambaran
yang berjudul Simfoni Dua Dunia. langsung untuk menggambarkan tokohnya,
Sayangnya ketiga pengarang tersebut masih yaitu: Aries Pidrawan dengan cerpennya
belum memihak pada salah satu ideologi, yang berjudul Aib, Diajeng Veronica Rivi
baik itu ideologi liberalisme maupun ideologi Raviantina dengan cerpennya yang berjudul
Pancasila. Akhir cerita pada cerpen mereka Simfoni Dua Dunia dan Nyimas Hilmiyati
masih gamang, seakan-akan pengarang dengan cerpennya yang berjudul Tirai
menyerahkan kepada pembaca untuk lebih Pelangi. Sementara itu, pengarang yang
memilih untuk berpihak pada ideologi menggunakan teknik penggambaran tidak
Pancasila ataupun liberalisme langsung dalam menggambarkan karakter
Kedua, Pengarang – pengarang dalam tokoh pada cerpennya adalah Ardy Cresna
kumpulan cerpen ini terbagi kedalam tiga Crenata dengan cerpennya yang berjudul
dikotomi, yaitu pengarang yang murni Sebuah Cerita tentang Anakku dan
memihak ideologi liberalisme pada Temanku. Pengarang yang menggunakna
cerpennya adalah Moch Satrio dua teknik penggambaran, baik itu teknik
Welangdengan cerpennya yang berjudul langsung maupun tidak langsung untuk
Bayi, Nana Sastrawan dengan cerpennya menggambarkan karakter pada cerpennya,
yang berjudul Poolside dan Nyimas Hilmiyati yaitu: Moch Satrio Welang dengan
dengan cerpennya yang berjudul Tirai cerpennya yang berjudul Bayi, Nana

95
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 10 No 1, Maret 2021
Sastrawan dengan cerpennya yang berjudul [PengantarMemahamiSastra untuk
Poolside, Nenny Makmun dengan PerguruanTinggi]. Magelang :
cerpennya yang berjudul Sang Mantan, IndonesiaTera
Nurjanah Abdul Syukur dengan cerpennya
Constitutional Rights Foundation. (2001).
yang berjudul Mas Boy, dan Putu Sri Indra
Wahyuni dengan cerpennya yang berjudul The Declaration of Independence and
Titik Di Kala Senja. Natural Rights. https://www.crf-
Berdasarkan temuan-temuan dalam usa.org/foundations-of-our-
penelitian ini, penulis menyampaikan constitution/natural-rights.html
beberapa saran. (1) Bagi guru dan dosen, Dahana, RahdarPanca. 2001. Kebenaran
penelitian ini dapat dijadikan gambaran atau dan Dusta dalam Sastra. Magelang:
pedoman dalam memberikan contoh
Indonesiatera.
fenomena ideologi libealisme yang sedang
marak berkembag di indonesia. (2) Bagi Edrie, Fajar. 2019. Memahami Apa Itu
pengarang karya sastra khususnya cerpen, LGBT. Pikiran Rakyat.com
dapat menggunakan teknik penggambaran – (https://www.pikiran-rakyat.com/gaya-
penggambaran yang sudah digunakan oleh hidup/pr-01306054/memahami-apa-itu-
pengarang pada kumpulan cerpen ini. (3) lgbt?page=2)
Bagi peneliti lain, disarankan agar Eriyanto. 2009. AnalisisWacana:
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
PengantarAnalisisTeks Media.
parenting atau pendidikan seks yang relevan
dan baik digunakan pada anak usia dini Yogyakarta: PT.LKiS Printing
dalam hal menanamkan ideologi Pancasila Cemerlang.
sehingga bisa terhindar dari pengaruh Esten, Mursal. 2000. Kesusastraan
negatif ideologi liberalisme, khususnya Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung
dalam hal orientasi seksual. : Angkasa.
Hasfi, N. (2011). Analisis Framing
DAFTAR PUSTAKA
Pemberitaan Malinda Dee di detik.com,
Abdullah. 2016. Respon Masyarakat Muslim Majalah Tempo, dan Metro TV.
Abdullah. 2016. Respon Masyarakat Diperoleh dari
Muslim terhadap Liberalisme Di http://www.eprints.undip.ac.id/
Indonesia. Sulesana, Vol. 10, No 2. Hartati, Mesterianti. 2019. Penggambaran
(respon masyarakat muslim Watak dalam Cerita Rakyat
terhadap liberalisme di “Petualangan Pak Aloi” karya Zainudin
indonesiajournal.uin-alauddin.ac.id) Mushyid.JurnalPendidikanBahasa. E-
Ahyar, Juni. 2019. ApaItu Sastra :Jenis- ISSN: 2407-1.51X. P-ISSN: 2089-
Jenis Karya Sastra dan Bagaimanakah 2910. VOL 8. No. 1.
Cara Menulis dan https://internasional.kompas.com/read/2015/
MengapresiasiSastra. Yogyakarta: 06/26/23073761/Mahkamah.Agung.Am
PenerbitDeepublish (CVBudi Utama) erika.Legalkan.Pernikahan.Sesama.Je
Aida, Rida. 2005. Liberalisme dan nis?page=all
Komunitarianisme: Konsep tentang Ichall, Fais. 2014. Heteronormatifitas
Individu dan Komunitas. Demokrasi Sebagai Bentuk Ketidaksetaraan
vol. IVNo. 2 th 2005. Gender. Aliansi Laki-laki Baru.
Artika. 2016. Sastra dan Kenyataan. Kanazawa, Satoshi. 2010. Why Liberals and
Denpasar: PustakaLarasan Atheists Are More Intelligent. Retrieved
Atmazaki. 1990. IlmuSastra: Teori dan from Academic Search Complete.
Terapan. Padang: AngkasaRaya.
Budianta, Melani, dkk.
2003. MembacaSastra
96
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 10 No 1, Maret 2021
Madung, Otto Gusti. 2016. Pancasila dalam Pembelajaran SMA. Jurnal kata
PusaranDiskursusLiberalisme versus (Bahasa, Sastra, dan
Komunitarisme. Kazanah Jurnal Studi Pembelajarannya). Vol. 4. No. 1. April
Islam dan Humaniora. Vol. 13, No 2, 2016.
2015. Suedi, Hasan. dkk. 2017. AspekIdeologi
Milawasri, F.A. 2017. Analisis Karakter dalam Novel Kemi1 :
Tokoh Utama Wanita dalam Cerpen TinjauanWacanaKritis.
Mendiang Karya UniversitasMuhammadiyahJember.
S.N.Ratmana.JurnalBindoSastra. Vol Hasan Suedi, Eka Nova Ali W. Aspek
1, No. 2. Ideologi dalam Novel ... Halaman 154–
Miles, M. B., & Huberman, M. A. 1994. 166 Volume 2, No. 2, September 2017
Qualitative data analysis: an expanded Suhendar, dan Supinah, Pien.
sourcebook (2rd ed). London: Sage 1993. Pendekatan Teori Sejarah dan
Publication Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung:
Minderop, Albertine. 2010. PsikologiSastra. PionirJaya.
Karya sastra, Metode, Teori, dan Sujarwa. 2019. Model dan
ContohKasus.Jakarta: ParadigmaTeoriSosiologiSastra.
YayasanPustakaOborIndonesia Yogyakarta: PustakaPelajar
Nurgiyantoro, Burhan. 2015. Sujarweni, V. Wiratna. 2020.
TeoriPengkajianFiksi. Cetakan MetodologiPenelitian. Yogyakarta:
1X.Yogyakarta: GajahMadaUniversity Pustaka Baru Press.
Press. Tobing, Letezia. 2012. Hukum Perkawinan
Pickering, JamesH, dan Hoeper Jeffrey D. Sesama Jenis Di Indonesia. Hukum
Concise Companion to Literature. New Online. Com.
York: Macmillan Publising Co., Inc,. (https://www.hukumonline.com/klinik/d
1981. etail/ulasan/lt50c9f71e463aa/hukum-
Ratna, NyomanKutha. 2004. Teori, Metode, perkawinan-sesama-jenis/)
dan Teknik: PenelitianSastra. Wahyudi, Nyoman Deni dan Widiasih, Luh
Yogyakarta: PustakaPelajar. Ketut Sri. 2015. Representasi Lesbian,
Rohim. 2010. PenelusuranIdeologi dalam Gay, dan Transgender dalam
Novel Ayat-Ayat Cinta: AntologiCerpenPenjara: Sebuah
SebuahAnalisisTematis dan Estetis. tinjauan Sosiopragmatik. 123dok.
Jurnal Pensisikan dan Kebudayaan, ISSN: 2355-5106. Vol 2. No. 1.
Vol. 16, Nomor 5, September 2010. Welang. Satrio. dkk. 2014. Penjara:
Rokhmansyah, Alfian. 2019. Formasi KumpulanCerpen Se-Indonesia Tema
Ideologi dalam Cerpen Tikus Karya Lesbian, Gay, Biseks dan
Indra Tranggono. Lingua. Volume XV. Transgender. Denpasar:
Nomor 2. Juli 2019. P-ISSN 1829 PenerbitSastraWelangPustaka.
9342, E-ISSN 2549-3183.
(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php
/lingua)
Semi, Atar. 2013. KritikSastra. Bandung:
PenerbitAngkasa
Setiawan, Bagus dan Kahfie Nazaridin.
2016. Penokohan pada Novel Guru
KaryaAwangSurya dan Rancangan

97

Anda mungkin juga menyukai