Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk hidup paling istimewa dan mulia

diantara makhluk hidup lainnya. Manusia diciptakan serupa dengan Allah,

selain itu manusia juga diberikan akal dan budi, sehingga membuat manusia

menjadi makhluk hidup paling istimewa diantara makhluk hidup lainnya.

Manusia sudah ada di bumi ini sebelum munculnya sejarah 1. Awalnya

manusia tidak ada bedanya dengan makhluk hidup lainnya, namun karena

adanya perkembangan zaman dan sebuah usaha untuk bertahan hidup,

manusia terus belajar dan berkembang.

Dalam perkembangannya manusia harus membangun sebuah jejaring

kerja sama massal untuk mempertahankan keunggulannya. Karena seperti

yang diketahui manusia merupakan makhluk sosial, otomatis manusia butuh

orang lain untuk hidup. Namun kemunculan jejaring tersebut dalam

perkembangannya semakin tidak netral. Jejaring tersebut memunculkan suatu

tatanan hierarki. Tatanan tersebut membuat yang berada di atas menikmati

hasil kesuksesannya, sedangkan yang di bawah harus menerima penderitaan

1
HARARI Yuval Noah , Sapiens (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia), 4

1
dan penindasan. Contohnya ada pada undang-undang Hammurabi yang

menetapkan urutan kekuasaan menjadi beberapa kelas2. Tentu saja yang kelas

atas menerima segala hal dan hak yang istimewa, sedangkan yang di bawah

menerima sisanya atau bahkan pukulan jika menentang.

Tatanan tersebut sulit untuk dihapuskan karena adanya suatu hukum

besi sejarah yang menyangkal adanya kemerdekaan. Contohnya Aristoteles

yang membuat suatu argumen yang menyatakan bahwa seorang budak hanya

memiliki sifat budak, sedangkan orang merdeka hanya memiliki sifat

merdeka.

Dari tatanan tersebut berkembanglah sebuah budaya rasisme, yang

terus hidup dan beradaptasi sampai sekarang. Budaya tersebut seperti

tanaman liar karena jika tidak dicabut dari akarnya akan terus berkembang.

Rasisme tidak pernah mati adalah kalimat yang cocok untuk menggambarkan

budaya tersebut. Hal tersebut membuat penulis ingin membahas

permasalahan ini secara lebih lanjut, dengan pembuatan karya tulis ini.

B. Rumusan Masalah

Dalam penulisan karya tulis ini, penulis memiliki beberapa rumusan

masalah yaitu:

2
HARARI Yuval , Sapiens (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia), 158

2
1. Apa itu rasisme dan anarkisme?

2. Kenapa rasisme dan anarkisme bisa menjadi masalah yang besar bagi

suatu bangsa?

3. Bagaimana tanggapan orang atau instansi terhadap rasisme dan

anarkisme?

C. Tujuan Penulisan

Dalam pembuatan karya tulis ini, penulis memiliki empat tujuan yaitu:

1. Menjelaskan dan memberi pemahaman mengenai rasisme dan anarkisme

kepada pembaca.

2. Menjelaskan alasan rasisme dan anarkisme bisa menjadi masalah yang

besar bagi suatu bangsa.

3. Menjelaskan tanggapan orang atau instansi lain terkait rasisme dan

anarkisme.

D. Manfaat Penulisan

Dalam penulisn karya tulis ini memiliki beberapa manfaat bagi

penulis dan pembaca, yaitu:

1. Sarana penulis untuk berlatih menulis.

2. Memperdalam pengetahuan penulis mengenai rasisme dan

anarkisme.

3. Mengenalkan rasisme dan anarkisme kepada pembaca.

4. Menambah wawasan pembaca mengenai rasisme dan anarkisme

5. Membuat pembaca sadar mengenai penting menjaga rasa toleransi

dan persatuan di masyarakat.

3
E. Metode Penulisan

Dalam proses penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan metode

pengumpulan data dari buku-buku, artikel-artikel, serta berita-berita yang

ada di Indonesia maupun negara lain. Lalu data-data tersebut akan diolah

dan dianalisis. Setelah itu analisis penelitian akan disimpulkan dan ditulis

pada karya tulis ini.

F. Sistematika Penyajian

Penulis membagi penulisan karya tulis ini menjadi empat bab untuk

memudahkan dalam membaca, juga agar tersusun secara sistematis dan

terstruktur.

Pada bab yang pertama ini penulis memaparkan latar belakang, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika

penyajian.

Pada bab kedua penulis menjelaskan mengenai rasisme dan anarkisme

secara lebih dalam dan jelas.

Pada bab yang ketiga ini penulis menjelaskan tentang gambaran sejarah

serta problematika dari rasisme dan anarkisme.

4
Kemudian pada bab yang keempat penulis akan menjelaskan Tanggapan

Gereja, pemerintah, dan akademisi mengenai rasisme dan anarkisme.

Pada bab kelima penulis akan memaparkan kesimpulan, relevansinya

bagi formatio dan refleksi mengenai rasisme dan anarkisme .

5
BAB II

RASISME DAN ANARKISME

A. Pengertian Rasisme

1. Istilah “rasisme” seringkali digunakan secara tidak tepat untuk

menggambarkan permusuhan atau hal-hal negatif kepada satu ras. Tapi

terkadang hal tersebut diikuti dengan tindakan-tindakan brutal dan tidak

manusiawi dan melawan hukum. Hitler mengembangkan teori-teori rasialis

untuk membenarkan penyiksaan genosidanya pada orang-orang Yahudi

Eropa, hal tersebut juga dilakukan oleh kelompok supremasi kulit putih di

Amerika Selatan untuk menjelaskan mengapa hukum Jim Crow sangat

diperlukan untuk memisahkan ras kulit putih dan kulit hitam dan tetap tidak

setara.3

2. Menurut KBBI rasialisme adalah prasangka berdasarkan keturunan bangsa,

perlakuan yang berat sebelah terhadap (suku) bangsa yang berbeda-beda, dan

paham bahwa ras diri sendiri adalah ras yang paling unggul.4

3. Menurut Kamus Sosiologi merupakan pengelompokan manusia berdasarkan

warna kulit dan fisik tubuh tertentu yang diturunkan secara turun-temurun.

Hal ini menunjukkan definisi rasisme yaitu sebuah sikap kebencian yang

ditujukan kepada suatu ras.

3
George M. Fredickson, Racism: A Short Story (Princeton University Press 2015) 2

4
http://kbbi.web.id/pusat. Diakses pada 12 November 2022 pada pukul 13:47

6
4. Menurut kamus antropologi, rasisme adalah konsep yang menghubungkan

sifat-sifat keunggulan manusia berdasarkan ciri-ciri ras. Hal ini bisa dilihat di

Amerika pada abad ke-19, di mana banyak orang kulit putih yang masih

menganggap orang kulit hitam sebagai budak dan selalu ditekan oleh

masyarakat.

5. Rasisme merupakan sebuah tindakan yang mendukung terjadinya perpecahan.

Di Inggris murid yang dikeluarkan sementara karena melakukan tindakan

rasisme meningkat menjadi 40%.5 Dari sini dapat terlihat bahwa rasisme

merupakan sebuah budaya yang menjamur dan sulit untuk dimusnahkan.

6. Rasisme seringkali disamakan dengan diskriminasi, namun sebenarnya kedua

kata tersebut mengandung arti yang berbeda. Lalu apa diskriminasi itu?

Menurut KBBI diskriminasi adalah pembedaan perlakuan terhadap sesama

warga negara (berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dan

sebagainya).6 Dari pengertian ini bisa dilihat ada perbedaan pengertian,

rasisme merupakan sebuah tindakan yang merendahkan suatu ras, sedangkan

diskriminasi bisa berupa ejekan kepada kondisi ekonomi seseorang, agama

yang dianut, dan lain-lain.

7. Dari pengertian-pengertian di atas, bisa disimpulkan bahwa rasisme

berkembang menjadi sebuah ajaran yang mengajarkan bahwa perbedaan

biologis pada manusia, menentukan derajat ndividu tersebut. Hal ini membuat

5
https://www.bbc.com/indonesia/majalah-50965206 diakses pada November 14, 2022 pada pukul 14:01

6
http://kbbi.web.id/pusat. Diakses pada 14 November 2022 pada pukul 15:55

7
suatu ras tertentu merasa lebih superior dan merasa memiliki hak untuk

mengatur ras lainnya.

8. Menurut Lilian Green, rasisme dibagi menjadi 4 dimensi yaitu:

a. Rasisme internal mengacu pada pikiran, perasaan dan tindakan kita

sendiri, sadar dan tidak sadar, sebagai individu. Contohnya seperti

mempercayai stereotip ras yang negatif, atau bahkan menyangkal

adanya rasisme.7

b. Rasisme interpersonal adalah tindakan rasis dari seseorang ke orang

lain, yang bisa mempengaruhi interaksi publik mereka. Misalnya

perilaku negatif seperti pelecehan, diskriminasi, dan kata-kata rasis. 8

c. Rasisme institusional ada dalam institusi dan sistem politik, ekonomi,

atau hukum yang secara langsung atau tidak langsung melanggengkan

diskriminasi atas dasar ras. Ini menyebabkan ketidaksetaraan

kekayaan, pendapatan, pendidikan, perawatan kesehatan, hak-hak sipil,

dan bidang lainnya. Misalnya, praktik perekrutan diskriminatif,

membungkam suara orang dengan ras tertentu di ruang rapat, atau

budaya kerja yang mengutamakan sudut pandang kelompok ras

dominan.9

d. Rasisme sistemik melibatkan institusi atau entitas berwenang yang

menegakkan kebijakan rasis, baik di bidang pendidikan, perawatan

kesehatan, perumahan, pemerintah, dan lain-lain. Ini adalah efek riak

7
https://www.amnesty.id/rasisme-dan-ham diakses pada Desember 1, 2022 pada pukul 20:30

8
Ibid

9
Ibid

8
dari ratusan tahun praktik rasis dan diskriminatif yang masih

berlangsung hingga kini.10

B. Pengertian Anarkisme

1. Anarkisme, merupakan sebuah kata yang sering digunakan dan didengar

dalam kehidupan sehari-hari. Anarkisme sering dikaitkan dengan kekerasan

yang terjadi di masyarakat. Namun, ternyata kata anarkisme memiliki makna

yang sangat luas dan memiliki sangkut paut dengan komunisme.

2. Anarkisme berasal dari kata dasar anarki dengan ditambahkan imbuhan -isme.

Anarkis berasal dari bahasa Yunani, yaitu anarchos/anarchein. An- merupakan

sebuah huruf sisipan yang berarti tanpa lalu ditambah dengan kata

archos/archein yang berarti pemerintah/kekuasaan. Dari sini bisa disimpulkan

bahwa anarkisme adalah suatu tindakan yang menolak pemerintah dan

kekuasaan.

3. Anarkisme sebagai sebuah konsep dalam ilmu sosial maupun filsafat kerap

kali disalahartikan –atau bisa jadi sengaja disalahartikan sebagai suatu

prinsip yang berhubungan dengan hal-hal yang bernuansa destruktif, chaotic,

dan ketidakteraturan (disorder).11

10
Ibid

11
Seán M. Sheehan, Anarkisme: Perjalanan Sebuah Gerakan Perlawanan (2007, 2014) vii

9
4. Menurut KBBI, anarkisme merupakanajaran (paham) yang menentang setiap

kekuatan negara; teori politik yang tidak menyukai adanya pemerintahan dan

undang-undang.12

5. Menurut Peter Kropotkin, seorang tokoh anarkis yang terkemuka dari Rusia,

anarkisme adalah sebuah sistem sosialis tanpa pemerintahan. Dia dimulai di

selang manusia, dan akan mempertahankan vitalitas dan kreativitasnya selama

merupakan pergerakan dari manusia.

6. Anarkisme sendiri merupakan suatu paham politik yang bertujuan

menciptakan suatu masyarakat yang tanpa hierarkis. Para Anarkis berusaha

mempertahankan bahwa anarki, ketiadaan aturan-aturan, adalah sebuah format

yang bisa diterapkan dalam sistem sosial dan bisa menciptakan kebebasan

individu dan kebersamaan sosial.

7. Dalam perjalanannya, para anarkis seringkali menggunakan kekerasan untuk

memperjuangkan ide-idenya. Penggunaan kekerasan dalam anarkisme sangat

berkaitan ketat dengan cara propaganda by the deed, yaitu cara gerakan

dengan memakai gerakan langsung (perbuatan yang nyata) sebagai jalan yang

ditempuh, yang artiannya juga melegalkan pengrusakan, kekerasan, maupun

penyerangan. Oleh karena itu, anarkisme seringkali disangkut pautkan dengan

kekerasan. Padahal, anarkisme memiliki arti yang berbeda dengan kerusuhan

atau kekerasan.

8. Dari penjelasan diatas bisa disimpulkan bahwa anarkisme bukan hanya soal

kekerasan, melainkan soal kebebasan dan keadilan di masyarakat. Anarkisme

sebenarnya bukan paham yang menyesatkan melainkan mencari kebebasan di


12
http://kbbi.web.id/pusat. Diakses pada 14 November 2022 pada pukul 16:25

10
masyarakat yang sudah dikuasai para kaum borjuis. Memang dalam

perjalanannya para anarkis menggunakan jalan kekerasan untuk

memperjuangkan pendirian dan idenya, namun tidak selalu anarkis merupakan

orang yang melakukan kekerasan.

11
BAB III

SEJARAH RASISME DAN ANARKISME

A. Sejarah Rasisme

1. Sejarah Perbudakan

Jika ditarik dari akar permasalahannya, rasisme dimulai dari perbudakan.

Perbudakan yang mulai menjadi trend di kalangan orang orang Eropa.

Perbudakan yang memberi banyak keuntungan, mulai merebak sampai ke negara-

negara Eropa. Di abad ke 15-17, negara-negara Eropa gencar melakukan

penjelajahan mencari wilayah baru untuk memperluas wilayah dan kekayaan.

Penjelajahan tersebut sampai ke benua Afrika, dan yang pertama kali tiba di sana

adalah orang orang Portugis. Mereka langsung takjub pada SDA yang tersedia di

Afrika. Mereka juga tergiur dengan budak yang dijual di sana, karena saat itu

mereka sedang kekurangan tenaga kerja.13

Karena melihat bisnis perbudakan sangat menguntungkan, pada tahun

1526, Portugal menjadi pelopor Trans Atlantic Slave Trade atau perdagangan

budak trans-atlantik.14 Mendengar bisnis baru Portugal yang sangat sukses,

negara-negara Eropa yang lain tidak ingin ketinggalan. Inggris, Spanyol, Prancis,

Belanda, dan Denmark memulai perjalanan ke Afrika untuk membeli budak dan

menjualnya ke Eropa dan Amerika. Tapi jauh sebelum Portugis tiba di Afrika,

perbudakan sudah dikenal terlebih dahulu dan menjadi budaya di Afrika. Orang-
13
George M. Fredickson, Racism: A Short Story (Princeton University Press 2015) 13

14
Ibid 14

12
orang Eropa biasanya membeli budak-budak yang ditangkap akibat perang antar

suku di Afrika. Raja-raja di Afrika juga gencar melakukan bisnis perdagangan

budak. Diperkirakan sejak abad ke 16-19 ada sekitar 12 juta orang Afrika dijual

ke Amerika dan Eropa.15

Menurut penelitian Rutger Bregman di buku Human Kind, perbudakan

membawa malapetaka pada kelangsungan hidup suatu daerah, daerah tersebut

adalah Pulau Paskah. Pulau Paskah merupakan sebuah pulau yang terkenal

dengan misteri dan patung Moyai yang ada di pulau tersebut. Kapal budak

pertama kali datang pada tahun 1862. Para pedagang budak melihat Pulau Paskah

sebagai mangsa empuk. Pulau itu terpencil, berpenduduk sehat dan kuat, serta

tidak diklaim negara besar manapun.16 Akhirnya, 16 kapal budak membawa pergi

total 1.407 orang (sepertiga penduduk pulau) untuk dijual dan dijadikan budak di

Peru. Para budak tersebut pun satu persatu mulai mati. Yang tidak bekerja mati di

tambang karena penyakit menular.17

Akhirnya pada 1863, pemerintah Peru terpaksa setuju untuk memulangkan

budak yang tersisa karena tekanan internasional. Namun, banyak sekali budak

yang tewas di tengah perjalanan karena wabah virus cacar yang menyebar di

kapal. Wabah ini terus menyebar di Pulau Paskah dan menyisakan hanya 110

orang yang tersisa.

2. Sejarah Rasisme di Amerika

15
Ibid

16
Rutger Bregman, Human Kind (Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama ,2020), 136.
17
Ibid

13
Negara Amerika awalnya tidak mengenal perbudakan. Pada tahun

1619, Inggris membawa 20 budak Afrika ke Jamestown,Virginia, yang di

rampas dari kapal budak Portugis. Namun, pada awalnya mereka tidak

dianggap sebagai budak, meskipun mereka berstatus warga kelas 2 dengan

hak-hak yang terbatas.18 Mereka kebanyakan bekerja di perkebunan. Jadi

perbudakan yang terjadi di Amerika bukanlah suatu hal yang instan, tapi

proses yang membutuhkan waktu yang lumayan panjang. Pada tahun

1705, ditetapkan suatu aturan yang mengatur aktivitas warga kulit hitam

dan kulit putih yang bernama “Virginia Slave Codes”, hal ini menandai

dimulainya kesenjangan sosial antara orang kulit hitam dan kulit putih.

Peraturan tersebut dibuat karena populasi orang kulit hitam di Virginia

semakin banyak.19

Setelah itu perbudakan mulai berkembang semakin luas, terutama

di daerah selatan yang memiliki banyak perkebunan luas. Budak menjadi

suatu kasta terendah di Amerika. Jika ada anak yang terlahir dari seorang

budak, otomatis berstatus sebagai budak. Budak menjadi suatu

barang/properti yang bisa dijual belikan, ditukar, dsb. Budak akan dicap

dengan besi panas sebagai identitas kepemilikan tuannya. Setelah

kemerdekaan Amerika Serikat, undang-undang baru mengakui adanya

perbudakan di Amerika Serikat. Namun pada tahun 1704 dan 1804, negara

bagian utara menghapuskan perbudakan, namun negara bagian selatan

tidak peduli dan terus menjalankan perbudakan.


18
George M. Fredickson, Racism: A Short Story, 22

19
Ibid 23

14
Saat Abraham Lincoln yang pro pada penghapusan perbudakan

terpilih menjadi presiden, negara bagian selatan menjadi marah. Mereka

takut supremasi kulit putih tidak akan ada lagi dan perbudakan akan

dihapuskan. Mereka pun membuat pernyataan untuk memisahkan diri dari

Amerika Serikat dan membuat negara sendiri bernama Confederate State.

Karena hal tersebut timbul perang saudara antara Amerika dan

Confederate state. Pada akhirnya dimenangkan oleh Amerika Serikat.20

Pada tahun 1862 Perbudakan pun dihapuskan di Amerika Serikat. Para

warga kulit hitam akhirnya memiliki hak untuk mempunyai

kewarganegaraan, dilindungi undang-undang, dan mempunyai hak untuk

memilih. Namun kenyataan tidak seindah itu, pada tahun 1865 negara

bagian selatan langsung membuat aturan black code untuk membatasi

warga kulit hitam yang ada di wilayah mereka.21

Setelah itu muncul lagi peraturan Jim Crow pada tahun 1877, Jim

Crow sendiri merupakan karakter fiktif yang sering berada dalam teater.

Jim Crow digambarkan sebagai pria kulit hitam dengan baju compang-

camping. Pada saat hukum ini dibuat, mulailah era segregasi (pemisahan

kulit hitam dan putih) yang dibungkus dengan kalimat “separate but

equal”. Di mata hukum kasta warga kulit hitam sangatlah rendah. Hal ini

terbukti saat maraknya kasus pembunuhan warga kulit hitam oleh warga

kulit putih, aparat dan pemerintah seakan tutup mata.

20
Ibid 28

21
Ibid 34

15
Namun, pada akhir tahun 1940-an sampai tahun 1960-an muncul

gerakan “civil right movement” oleh para warga kulit hitam. Gerakan ini

menuntut agar diskriminasi warga kulit putih dihentikan, sehingga warga

kulit hitam memiliki hak yang sama. Gerakan ini dipimpin oleh Marthin

Luther King, Jr, yang memimpin gerakan ini tanpa diikuti oleh kekerasan

sama sekali. Namun, pada akhirnya beliau harus menerima nasib mati

terbunuh oleh warga kulit putih yang tidak menyukai gerakannya. Berkat

adanya gerakan ini pada tahun 1964 hukum Jim Crow dihapuskan.

Namun, diskriminasi tetap terjadi di segala bidang.

Pada 1971, Presiden Richard Nixon menyatakan perang terhadap

narkoba. Pada saat itu banyak orang yang ditangkap dan target utamanya

adalah orang kulit hitam. Pada tahun 1994, Presiden Bill Clinton

menetapkan “crime bill” (undang-undang kejahatan). Hal ini

menyebabkan semakin banyak warga kulit hitam yang dijebloskan

kedalam penjara. Kasus terakhir dan merupakan yang terbesar di tahun

2020, adalah kasus George Floyd, yang ditangkap dan terbunuh karena

polisi menaruh lutut di lehernya sehingga George tidak bisa bernafas. Lalu

setelah itu munculah gerakan “Black Lives Matter” yang diikuti oleh

banyak orang dan selebriti di Amerika.

a. Ku Klux Klan

Ku Klux Klan merupakan perkumpulan orang orang yang

membenci warga kulit hitam. Mereka tidak segan untuk melukai

bahkan membunuh warga kulit hitam. Ku Klux Klan terkenal

16
dengan topeng putih berbentuk kerucut yang sering mereka

gunakan saat berkumpul. Sejak 1865, Ku Klux Klan telah

menyediakan sarana untuk rasisme terhadap warga kulit hitam.22

Mereka menyebarkan ketakutan bukan hanya pada orang kulit

hitam, tapi juga pada pekerja sipil dan orang orang Yahudi.

Pembelaan diri dan balas dendam menjadi motivasi bagi orang

orang untuk ikut dalam organisasi ini, terutama yang miskin dan

tidak teredukasi.

b. Black Face

Black face adalah suatu trend , dimana orang orang

mengecat muka mereka menjadi warna hitam bertujuan untuk

hiburan. Biasanya yang melakukan adalah orang orang kulit putih.

Ini semua dilakukan untuk meniru orang kulit hitam, yang dari

dulu dianggap berderajat lebih rendah dari orang orang kulit putih.

Asal mula trend ini tidak diketahui secara jelas, namun

diperkirakan trend ini berasal dari teater-teater klasik di Eropa.

Trend ini masuk ke Amerika pada abad ke-18 lewat Minstrel

Show23. Menurut David Leonard, kebanyakan orang yang mengikuti

Minstrel Show adalah orang Irlandia.

3. Rasisme di Era Nazi

22
Klanwatch Project, Ku Klux Klan (United States of America: Southern Poverty Law Center,
2011), 4.
23
Sebutan untuk orang yang tampil solo, duo, atau trio yang bernyani dari satu tempat ke tempat lain.
Mereka bernanyi dan menari dengan menirukan orang kulit hitam, mulai dari dandanan muka sampai
tingkah laku orang kulit hitam.

17
Pada tahun 1941-1945, Nazi melakukan pembantaian besar-besaran pada

kaum Yahudi. Peristiwa tersebut lebih dikenal dengan sebutan Holocaust. Bukan

hanya orang Yahudi ang dibunuh oleh Nazi, tapi juga orang-orang Roma gipsi,

orang-orang disabilitas, dan beberapa kelompok minoritas lainnya. Holocaust

diambil dari bahasa Yunani yaitu “Holos” (keseluruhan) dan “Kaustos”

(dibakar). Sebenarnya kata tersebut digunakan untuk menggambarkan

persembahan kurban di atas altar. Namun semenjak 1945, kata holocaust menjadi

sinonim untuk pembantaian orang-orang Yahudi. 24

Holocaust dimulai saat era pemerintahan Hitler, yang merupakan pemipin

partai Nazi. Nazi memiliki ideologi anti semitisme, yaitu sikap permusuhan pada

orang-orang yahudi sebagai kelompok, ras, agama, dan etnis. Permasalahan ini

sebenarnya tidak baru dimulai saat itu, karena sebenarnya orang-orang yahudi

sudah ditindas, di diskriminasi, dan dianiaya selama ratusan tahun, seringkali

karena alasan agama. Contohnya mereka dianggap bersalah karena kematian

Yesus. Pada abad pertengahan mereka seringkali dipaksa untuk tinggal di luar

komunitas lingkungan, dan dikeluarkan dari berbagai profesi25. Pada abad ke-19

muncul gagasan bahwa orang Yahudi berasal dari ras yang berbeda dan karena itu

mereka bukan bagian dari ras atau bangsa.

Pada tahun 1933-1939, Nazi membuat hidup ras yahudi semakin tersiksa.

Orang-orang Yahudi menjadi korban diskriminasi, pengucilan, perampokan, dan

kekerasan. Tujuan utama Nazi adalah mengusir orang-orang Yahudi dari Jerman,

24
https://www.history.com/topics/world-war-ii/the-holocaust. Diakses pada 8 Januari 2023 pada pukul
13:40

25
Ibid

18
dengan cara mengizinkan mereka melakukan imigrasi. Untuk memperkuat

dorongan itu, Nazi mengambil mata pencaharian mereka. Orang Yahudi tidak

boleh bekerja dalam profesi tertentu. Mereka tidak diperbolehkan lagi untuk

masuk bar dan taman umum. Pada tahun 1935, muncul aturan bahwa orang

Yahudi dilarang menikah oleh orang non-yahudi. Orang Yahudi juga kehilangan

kewarganegaraan mereka, yang membuat mereka otomatis menjadi warga kelas 2

dengan hak terbatas.26

Pada 1938, Nazi mengorganisir seluruh Jerman untuk menghancurkan

toko-toko dan rumah-rumah orang Yahudi, serta ribuan orang Yahudi

dipenjarakan di kamp-kamp konsentrasi. Ketika perang pecah pada tahun 1939,

sekitar 250 ribu orang Yahudi melarikan diri dari Jerman karena kekerasan dan

diskriminasi yang dialami. Pada saat perang dunia pecah dan Nazi menginvasi

Polandia, ada sekitar 1,7 juta orang Yahudi Polandia yang ditahan. Mereka

ditempatkan di perumahan Yahudi yang mirip dengan penjara. Mereka tidak

diperbolehkan meninggalkan lingkungan perumahan tanpa izin, dan seringkali

harus ikut kerja paksa.27

Pada 1941 Jerman menginvasi Uni Soviet dan diperkirakan tentara Jerman

membunuh ribuan orang Yahudi di daerah tersebut. Perilaku diskriminasi diterima

oleh orang Yahudi di hampir seluruh daerah yang dikuasai Nazi di Eropa. Pada

akhir 1940, orang-orang Yahudi tidak diizinkan untuk mengambil pekerjaan di

beberapa profesi. Orang-orang Yahudi yang sehat biasanya dikirim di kamp-kamp

26
Ibid

27
Ibid

19
konsentrasi untuk kerja paksa, sedangkan yang sudah tua dan cacat biasanya

langsung di eksekusi di tempat. 28

Latar belakang kebencian Nazi pada ras lain, dikarenakan Nazi

menganggap ras Arya adalah ras yang paling maju. Ambisi utama Nazi adalah

melindungi umat manusia dari degenerasi dan mendorong evolusi progresifnya.29

Sedangkan ras-ras rendahan seperti Yahudi, Roma, dan lainnya harus

dimusnahkan. Nazi menjelaskan bahwa manusia muncul ketika salah satu

populasi superior manusia purba berevolusi, sementara populasi-populasi inferior

seperti neandertal punah.30

Pada tahun 1942, diadakan sebuah pertemuan di Wannse di pinggiran

Berlin. Anggota terkemuka Nazi hadir dalam pertemuan itu. Pertemuan tersebut

dikenal dengan nama Konferensi Wannse yang diadakan pada 20 Januari 1942.

Pada pertemuan itu, mereka membahas rencana pembantaian 11 juta orang

Yahudi di Eropa. Pada 1942, Nazi mulai mendeportasi orang-orang Yahudi dari

wilayah pendudukan di Eropa Barat. Pada 1943-1944, deportasi dilakukan di

Italia, Hongaria, dan Balkan. Mereka semua dikirim ke kamp-kamp pemusnahan

Nazi. Di Kamp Auschwitz hampir 1 juta orang yang dibunuh dengan gas

genosida, dan sebagian lagi meninggal karena kelaparan dan penyakit.31

Pada tahun 1944, pasukan sekutu yang terdiri dari Inggris, Amerika, dan

Uni Soviet mulai memukul mundur Nazi secara perlahan lahan. Sekutu perlahan
28
Ibid

29
 HARARI Yuval Noah , Sapiens (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia), 276

30
Ibid

31
https://www.bbc.co.uk/bitesize/topics/zk94jxs/articles/zt48dp3 . Diakses pada 9 Januari 2023 pada pukul
14:23

20
lahan mulai mengetahui adanya kamp pemusnahan milik Nazi. Kamp yang

pertama kali dibebaskan adalah Kamp Konsentrasi Majdanek di Polandia pada

1944. Pada Januari 1945, Kamp Konsentrasi Auschwitz akhirnya bisa dibebaskan.

Akhirnya Jerman terdesak dan menyerah pada 8 Mei 1945. Para tahanan kamp

yang masih tersisa dan masih hidup dibebaskan oleh tentara sekutu. Pada 10

November 1945 sampai 1 Oktober 1946, tentara sekutu mengadakan Pengadilan

Nurnberg dan menghukum para pelaku genosida. Pada tahun 1953, pemerintah

Jerman melakukan pembayaran pada orang-orang Yahudi secara individu dan

pada komunitas orang Yahudi. Hal ini dilakukan Jerman untuk memperlihatkan

tanggung jawab rakyat Jerman atas kekejaman yang dilakukan atas nama mereka.

Pada akhirnya pada tanggal 27 Januari setiap tahunnya diperingati sebagai hari

peringatan Holocaust internasional sebagai pengingat atas kekejaman yang

dilakukan Nazi.32

4. Rasisme di Indonesia

Jika dilihat dari sejarahnya, akar dari rasisme di Indonesia terjadi pada

masa kolonial. Rasisme berakar kuat sejak munculnya hukum Regerings

Reglement (RR) pada tahun 1854. Pada peraturan tersebut pemerintah Belanda

membagi masyarakat menjadi beberapa golongan. Kebijakan tersebut memecah

belah status penduduk bedasarkan golongan hukum.33

32
Ibid

33
https://historia.id/politik/articles/rasisme-sejak-dalam-pikiran-P3opE/page/1. Diakses pada Kamis, 19
Januari 2023 pada pukul 19:58

21
Setelah proklamasi 17 Agustus 1945, rasisme tidak menghilang sampai

sekarang. Orang-orang Tionghoa menjadi sasaran rasisme paling empuk. Pada

masa pemerintahan Soekarno di era Orde Lama, kebijakan terhadap etnis

Tionghoa mengalami pasang surut. Pada masa ini sekolah-sekolah dijinkan tetapi

di bawah pengawasaan yang ketat. Begitu juga kesenian-kesenian Tionghoa pada

masa Orde Lama cukup banyak. Namun tetap terjadi pula diskriminasi dalam

bidang ekonomi antara lain diberlakukan larangan terhadap perdagangan secara

eceran yang dilakukan orang-orang asing di wilayah pedesaan (PP 10 tahun

1959).34

Pasca pecahnya pemberontakan G 30 S/ PKI di Jakarta yang gagal di

mana terindikasi keterlibatan Pemerintahan RRT lalu dilanjutkan dengan operasi

penumpasan, diskriminasi terhadap etnis Tionghoa semakin menjadi-jadi antara

lain ditandai dengan adanya pelarangan terhadap budaya Tionghoa di Indonesia.

Sedangkan bentuk-bentuk diskriminasi yang dialami oleh etnis Tionghoa pada

masa rezim Orde Baru dibawah kendali presiden Soeharto, diantaranya:35

a. Menutup semua sekolah yang berbahasa Tionghoa (1966). Pada tahun 1967

juga dilarang menggunakan aksara Tionghoa di tempat umum, seperti merk

toko atau perusahaan, buku, majalah, atau surat kabar;

34
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-kalbar/baca-artikel/14721/Hilangkan-Rasisme-dan-
Diskriminasi-Terhadap-Etnis-Tionghoa-dengan-Asimilasi-Integrasi-Tionghoa-Indonesia-Tanpa-Paksaan.html.
Diakses pada Kamis 19 Januari 2023 pada pukul 20:05

35
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-kalbar/baca-artikel/14721/Hilangkan-Rasisme-dan-
Diskriminasi-Terhadap-Etnis-Tionghoa-dengan-Asimilasi-Integrasi-Tionghoa-Indonesia-Tanpa-Paksaan.html.
Diakses pada Kamis 19 Januari 2023 pada pukul 20:05

22
b. Diskriminasi dalam bidang sosial-budaya seperti pergantian nama dan

bahasa;

c. Diskriminasi dalam bidang keagamaan (kepercayaan) yaitu dengan hanya

membolehkan melakukan kegiatan keagamaan dalam lingkungan sendiri dan

tidak boleh diperlihatkan pada umum;

d. Diskriminasi berupa larangan perayaan Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh dan

upacara ritual kebudayaan Tionghoa seperti barongsai dan sebagainya.

Pada era setelah reformasi, diskriminasi pada etnis Tionghoa mulai

dihapuskan dengan dukungan pemerintah. Contohnya, Presiden B.J. Habibie yang

mengahapus/membatalkan peraturan yang bersifat diskriminatif, Presiden

Abdurachman Wahid juga melakukan hal serupa yaitu menghapuskan peraturan

perizinan para masyarakat Tionghoa untuk melakukan ibadah. Presiden Megawati

juga meneruskan hal baik tersebut dengan menetapkan Tahun Baru Imlek sebagai

hari libur nasional.

B. Sejarah Anarkisme

1. Revolusi Prancis

Revolusi Prancis menjadi tonggak sejarah anarki. Penggunaan kekerasan

revolusioner oleh massa akan menarik hari para anarkis bertahun-tahun kemudian.

Oleh karena itu sebelum masuk pada pergerakan anarkisme, penulis akan

menjelaskan sejarah revolusi Prancis terlebih dahulu. Revolusi Prancis sendiri

merupakan gerakan yang menuntut dilakukannya perubahan besar-besaran di

23
Prancis dalam kurun waktu 1789-1799.36 Pelopor utamanya adalah kaum

demokrat yang menginginkan penghapusan sistem demokrat di Prancis.

Revolusi Prancis merupakan puncak dari ketidakpuasan serta kekecewaan

rakyat Prancis terhadap sistem dan praktik monarki absolut di Prancis.37 Bagi

rakyat Prancis, kekuasaan yang sangat absolut membuat raja Prancis menjadi

korup dan mementingkan kepentingan dirinya sendiri serta keluarganya di atas

kepentingan rakyat. Pada saat Raja Louis XVI menjadi raja, Prancis mengalami

krisis ekonomi yang hebat. Kasus kelaparan dan gizi buruk meningkat di seluruh

wilayah Prancis. Hal tersebut disebabkan karena gagal panen selama beberapa

tahun, juga karena wabah penyakit yang menimpa ternak-ternak.38 Akhirnya

negara mengalami inflasi dan pengangguran pun meningkat. Pemerintah tidak

bisa berbuat apa-apa karena utang yang sangat banyak. Utang tersebut

dikarenakan Prancis yang membantu Amerika dalam perang kemerdekaannya.

Krisis ekonomi yang dialami oleh rakyat tidak membuat pihak kerajaan

prihatin. Mereka malah terus menerus bergaya hidup mewah dan berfoya-foya.

Sementara itu, raja malah asyik berburu daripada mengurus negara.39 Revolusi

Prancis sendiri banyak dipengaruhi oleh revolusi Amerika.40 Setelah menang

perang melawan Inggris, pasukan Prancis pulang dan melihat bahwa negaranya

36
HAPSARI Ratna, Sejarah untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial (Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2016), 171

37
Ibid

38
Ibid, 172.

39
Ibid

40
Ibid, 173.

24
berada dalam kondisi buruk. Kenyataan ini membangkitkan tekad rakyat untuk

melakukan revolusi seperti Amerika.

Pada 5 Mei 1789, Etats-Generaux yang merupakan lembaga perwakilan

bagi semua golongan melaksanakan sidang di Versailles. Namun sidang tersebut

berlangsung riuh dan gagal menghasilkan resolusi. Hal tersebut terjadi karena

adanya ketidaksepakatan antara golongan bangsawan, klerus, dan rakyat.41

Golongan bangsawan dan klerus mengusulkan agar setiap golongan hanya

memiliki 1 suara.42 Hal ini sangat tidak menguntungkan bagi golongan rakyat,

karena sudah bisa dipastikan golongan bangsawan dan klerus akan bekerja sama

untuk memenuhi kepentingan mereka. Usul tersebut lalu ditentang oleh golongan

rakyat, mereka ingin setiap orang memiliki hak suara masing-masing. Sehingga

akhirnya sidang ditutup tanpa ada hasil.

Pada 28 Mei 1789, Sieyes mengumpulkan golongan ketiga dan

membentuk Communes, semacam “Majelis Perwakilan Rendah”.43 Pada 17 Juni

1789, bertempat di Salle des Estats, Communes menyatakan diri sebagai Majelis

Nasional.44 Dari situ mulai banyak gerakan rakyat yang memaksa Raja Louis XVI

melakukan kompromi dengan rakyat. Akhirnya setelah banyak gerakan rakyat,

Louis XVI memerintahkan cara pemungutan suara yang baru, yaitu “satu kepala

satu suara”. Pada 14 Juli 1789 Louis XVI mengirim pasukan untuk menghentikan

pertemuan Majelis Rakyat. Kedatangan pasukan kerajaan disambut dengan

41
Ibid

42
Ibid

43
Ibid, 174.

44
Ibid

25
perlawanan oleh rakyat. Pada hari yang sama rakyat menyerbu Penjara Bastille,

tempat penyimpanan senjata dan simbol kekuasaan raja.Rakyat memanfaatkan

kekacauan untuk menyerang penjara, rakyat juga diuntungkan karena tentara yang

berkumpul di Paris berpihak pada rakyat. Gelombang revolusi tersebut akhirnya

menyebar dengan cepat ke seluruh Prancis.

Sayangnya revolusi yang berlangsung hanya satu hari tersebut tidak bisa

meruntuhkan monarki, hanya melumpuhkan nya. Hal ini disebabkan karena di

dalam majelis terdapat banyak sekali fraksi, ada juga yang secara terang-terangan

menolak revolusi. Di saat-saat itu, Raja Louis XVI berusaha melarikan diri secara

diam-diam tetapi berhasil digagalkan, Louis XVI beserta keluarganya pun

akhirnya ditahan di Paris. Pada 17 Januari 1793, Majelis memutuskan

menghukum mati Raja Louis XVI dengan dakwaan “berkonspirasi melawan

publik dan keamanan umum”. Revolusi Prancis menjadi sumber dari konsep-

konsep komunis, sosialis dan anarkis, meski pun revolusi tidak menghasilkan

negara sosialis.

2. Anarkisme Kuno/Klasik

Jika berbicara soal anarkisme, kita tidak bisa lepas dari tokoh terkenal yang

menyebut dirinya anarkis pertama. Tokoh tersebut adalah Pierre-Joseph

Proudhon, seorang pakar ekonomi dari Prancis. Proudhon berbicara mengenai

anarkisme untuk pertama kalinya dalam bukunya yang berjudul “Qu’est-ce que le

Properiete, ou Recherces sur le principe du droit et du Gouvernement”.45

Proudhon semakin dikenal lewat bukunya yaitu “What is Property?” yang di

dalamnya menyatakan bahwa hak milik pribadi adalah pencurian. Pemikirannya


45
Plekhanov, G.V., Anarkisme & Sosialisme (Bandung: Ultimus,2006) 19

26
mengajarkan anarkisme secara damai. Menurutnya masyarakat yang layak untuk

bertahan bergantung pada niat baik dari anggota masyarakat itu sendiri.

Proudhon memulai era anarkisme klasik. Anarkisme klasik menginspirasi

revolusi anarkis di Catalonia selama Perang Saudara Spanyol sampai saat perang

dunia II. Anarkisme klasik muncul dari pemikiran pada filosofi politik dan moral

Jean-Jacques Rousseau dan fokusnya yang berat pada pengertian tentang

kebebasan, keadilan, kesetaraan dan visi utopis tentang kehendak umum yang

diungkapkan melalui kedaulatan masyarakat di bawah pimpinan demokrasi.46

Peter Kropotkin, dalam Encyclopedia Britannica untuk linimasa sejarah

Anarkisme menguraikan perkembangan sejarah dan evolusi dari pemikiran

anarkis.47 Dalam tulisan Aristippus yang mengajarkan bahwa “orang bijak tidak

boleh menyerahkan kebebasan mereka pada negara”.48 Menurut Kropotkin, awal

mula anarkis sebagai cabang filsafat politik yang mementingkan diri ada pada

karya William Godwin yang menyusun konsep anarkis politik dan ekonomi,

meski pun ia tidak memberikan nama itu untuk gagasan anarkisme. Proudhon

kemudian menganggap istilah anarkis dari gagasan dan konsep yang didukung

oleh Godwin, menanam venih untuk kelahiran gerakan massa dan filsafat politik

yang matang.49

3. Anarkisme Modern

46
https://libcom.org/article/contrasting-classical-anarchism-anarchism-after-1945 diakses pada 7 Januari
2023 pada pukul 15:46

47
Ibid

48
Ibid

49
Ibid

27
Pada malam hari di tanggal 29 November 1999, delegasi WTO tiba di

Seattle.50 Ribuan demonstran menanti kedatangan mereka yang diantar iringan

limosin dan bis ke pusat pameran. Arak-arakan perama di sepanjang Seattle

dimulai pukul enam pagi keesokan harinya, dan blokade jalan terus berlangsung

sampai menjelang senja. Mereka melakukan hal tersebut sebagai bentuk

solidaritas bagi teman-teman sesama anarkis yang ditahan. Prinsip anarkis terlihat

begitu sukses mengatasi keadaan sepanjang 5 hari protes.

Para militan non-anarkis mulai mengadopsi cara tersebut. Mereka kompak

turun ke jalan dan membuat rantai manusia. Mereka mengibarkan spanduk dan

menampilkan teater jalanan. Komunikasi berjalan efektif dengan memanfaatkan

ponsel, dan papan-papan pengumuman besar, sampai pesan-pesan yang ditulis di

kaos. Bendera hitam terlihat mengibar di tengah asap yang menyengat, tetapi saat

sebuah gerai McDonald’s di serang, Keju Roquefort lah yang menggempur

jendela mereka, bukan batu atau yang lainnya.51 Media tercengang karena tak ada

kelompok atau pimpinan tunggal satu pun di balik aksi yang sangat rapi ini.52

Kelompok kecil-kecil berpencar untuk melakukan blokade jalan dan hotel, mereka

menghalangi delegasi WTO berangkat ke tempat rapat mereka. Hal yang mereka

lakukan tidak asal-asalan, contohnya saja Keju roquefort yang dipilih untuk di

lempar karena keju tersebut salah satu produk Eropa yang dikenai bea masuk

50
M. Sheehan, Sean, Anarkisme: Perjalanan Sebuah Gerakan Perlawanan (Tangerang: Marjin Kiri, 2007) 3

51
Ibid, 4.

52
Ibid, 6.

28
tambahan sebesar 100% oleh AS sebagai balasan Eropa yang melarang impor

daging sapi AS yang disuntik hormon buatan53

Kritik mendasar atas ekonomi pasar bebas yang dilontarkan gerakan

antikapitalis ini punya banyak kesamaan dengan analisa sosial ekonomi Marxis.54

Kemajuan evolusioner Marxisme dan anarkisme juga menempuh jalur yang sama

radikalnya dalam mempertanyakan dampak sosial politik sistem ekonomi

kapitalis.55 Semua ini adalah perjalanan panjang dari citra tradisional anarkisme

yang bersinonim dengan kekerasan dan penghancuran. Stereotip yang muncul

karena aksi-aksi pembunuhan akhir abad ke-19 yang diilhami oleh anarkisme.

Anarkisme bersifat revolusioner dalam menciptakan tatanan sosial baru.56

Anarkisme sadar akan masalah dalam membangun koordinasi dalam struktur

pengambilan keputusan tanpa harus membangun birokrasi yang berisi benih-benih

otoritarian57 Anarkisme tidak bisa dibatasi dalam pengertian gerakan politik,

filsafat, atau aliran kesenian saja. Anarkisme adalah semua itu bahkan lebih dari

itu. Anarkisme adalah proses, terjadi saat satu sama lain bekerja sama secara

sukarela berdasar kebutuhan akan keadilan. Anarkisme adalah tegangan antara

yang terjadi sekarang dengan yang seharusnya terjadi.58

4. Anarkisme Di Indonesia

53
Ibid

54
Ibid, 10.

55
Ibid

56
Ibid, 13.

57
Ibid

58
Ibid, 178.

29
Anarkisme di Indonesia dimulai pada saat penjajahan Belanda. Hal tersebut

diawali dengan adanya buku Max Havelaar karya Douwes Dekker atau sering

dikenal dengan nama samaran Multatuli. Bukunya memberi pengaruh kuat

terhadap anarkis yang ada di tanah air. Buku tersebut membawa angin baru bagi

perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajah.

Pada 1990-an anarkisme mulai tumbuh menjelang jatuhnya Soeharto.59 Pada

awal kebangkitannya, para anarkis langsung melakukan pengrusakan dan

kekacauan untuk menyuarakan suara mereka. Para mahasiswa menjadi pelopor

kebangkitan anarkisme di Indonesia ini. Strategi demonstrasi tersebut membuat

kaget para aktivis tahun 1980-an yang biasa melakukan aksi damai.60

Mulai dari saat itu sampai sekarang ini, perusakan fasilitas negara dianggap

hal biasa pada saat demonstrasi. Contohnya ada pada unjuk rasa di Makasar pada

9 Desember 2009 yang berakhir pada pembakaran supermarket. Anarkisme

semakin dikenal dengan kegiatan yang penuh kekerasan dan perusakan.

Anarkisme yang bertujuan untuk menyuarakan kebebasan malah menjadi sarana

pelampiasan emosi dan dendam oleh orang-orang yang kurang terdidik.

59
https://historia.id/politik/articles/menggali-akar-anarkisme-di-indonesia-vgXG7/page/1. Diakses pada 19
Januari 2023 pada pukul 20:55

60
Ibid

30
31
BAB IV

Beberapa Pandangan Mengenai Rasisme dan Anarkisme

A. Beberapa Pandangan Tentang Rasisme

1. Pandangan Para Ahli

Menurut Teun A. Van Dijk, rasisme merupakan sebuah ideologi yang

berbahaya. Beliau mengatakan bahwa ideologi rasialis merebak bersama sikap

rasis, prasangka, dan sebagainya. Sikap ini adalah pendapat negatif atas (peran)

Minoritas dalam berbagai ranah sosial: imigrasi, perumahan, kesejahteraan,

pekerjaan atau pendidikan.61 Ideologi rasisme berhasil mempertahankan

kekuasaan seseorang atas ras lain, contohnya ras kulit putih di Amerika terhadap

ras dengan kulit berwarna lainnya.

Ideologi rasisme tidak hanya mempengaruhi kehidupan ras kulit hitam

dibidang, pendidikan, pekerjaan, perlindungan hukum dan penggunaan fasilitas

umum tetapi juga berdampak terhadap kehidupan sosial budaya. Hubungan ras

kulit hitam dan ras kulit putih dalam sosial budaya sering tidak bersahabat. Hal

itu terlihat dari pemberian stereotip negatif, seperti, pemalas, kotor, penjahat,

badut, dan bodoh.62

Norman Fairclough, dalam buku discourse and social change menyatakan

bahwa rasisme seringkali membuat seseorang diperlakukan dengan tidak adil.

Contohnya, ras kulit hitam di Amerika diberikan pekerjaan rendah seperti

Van Dijk, T.A, Prejudice in Discourse. An Analysis of Ethnic Prejudice in


61

Cognition and Conversation (Amsterdam: J. Benjamins Co, 1984), 23.


62
https://www.amnesty.id/rasisme-dan-ham/. Diakses pada 12 Januari 2023 pada pukul 19:15.

32
pembantu, menjaga ladang, dsb. Sedangkan ras kulit putih diberikan pekerjaan

yang bagus seperti karyawan bank, koki, politikus. Orang kulit hitam juga tidak

diberikan kesempatan untuk memilih, mereka harus mematuhi tuannya dan jika

tidak patuh sudah pasti dihukum.

Dari pendapat 2 ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa rasisme bukanlah hal

yang sepele. Jika diteruskan hal ini bisa menjatuhkan harga diri suatu ras dan

menghancurkan masa depan ras tersebut. Bayangkan sebuah sikap merendahkan

yang digunakan untuk menundukkan ras lain bisa membangkitkan sebuah

ideologi yang menghancurkan ras lainnya.

2. Pandangan Agama Katolik

Sebelum masuk kepada pandangan agama Katolik terhadap rasisme, patut

diketahui bahwa Yesus memberikan nyawanya untuk menyelamatkan dunia. Hal

ini jelas tertulis dalam injil Yohanes “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia

ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang

yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”

(Yoh 3:16). Disana tertulis bahwa Yesus menyerahkan nyawanya untuk dunia

tidak terbatas bata beberapa ras saja. Yesus menunjukkan bahwa kasih-Nya

universal dan dapat diterima oleh siapa saja yang beriman pada-Nya.

Dalam Kitab Kejadian tertulis bahwa “Berfirmanlah Allah: ”Baiklah Kita

menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas

ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh

bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” “ (Kej 1:26). Jelas

tertulis bahwa manusia merupakan citra Allah itu sendiri. Manusia diciptakan

33
masing-masing secara autentik tetapi masih serupa dengan Allah. Lantas mengapa

rasisme masih terjadi?

Hal tersebut juga terjawab dalam Surat Yakobus. Disitu dijelaskan bahwa

ada pembedaan perlakuan antara orang miskin dan orang kaya, “dan kamu

menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya: ”Silakan

tuan duduk di tempat yang baik ini!”, sedang kepada orang yang miskin itu kamu

berkata: ”Berdirilah di sana!” atau: ”Duduklah di lantai ini dekat tumpuan

kakiku!”, bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan

bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat? “ (Yakobus 2: 3-4). Disana

Yakobus menyebut bahwa orang-orang yang melakukan pembedaan bertindak

sebagai hakim dengan pikiran yang jahat. Hati nurani mereka tertutup oleh hawa

nafsu untuk menguasai dan mementingkan diri sendiri.

Orang yang melakukan rasisme memang melakukan kesalahan yang

sangat besar. Mungkin banyak pikiran yang muncul bahwa mereka tidak pantas

untuk diampuni. Namun, sebenarnya umat manusia juga tidak pantas menerima

pengampunan dari Allah. Dosa-dosa yang manusia lakukan tidak layak sama

sekali untuk mendapat pengampunan dari Allah, namun Allah memperlihatkan

kasihnya dan mengirim putra-Nya untuk menebus dosa manusia. Para korban

harus bisa mengampuni, seperti yang Rasul PAulus sampaikan kepada jemaat di

Efesus, “ Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih

mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah

mengampuni kamu.” (Efesus 4:32).

34
Dalam Evangelium Vitae disebutkan bahwa apa saja yang berlawanan

dengan kehidupan sendiri, misalnya dalam bentuk pembunuhan yang mana pun

juga, penumpasan suku, pengangguran, euthanasia dan bunuh diri yang disengaja.

Perbuatan tersebut mencoreng peradaban manusiawi, perbuatan tersebut lebih

mencemarkan mereka yang melakukannya, dari pada mereka yang menanggung

ketidak-adilan, lagi pula sangat berlawanan dengan kemuliaan Sang Pencipta.63

3. Pandangan Pemerintah

Pada 2008, pemerintah membuat suatu undang-undang tentang penghapusan

diskriminasi ras dan etnis. Terjadinya hal tersebut karena pemerintah

mempertibangkan:

a. Bahwa umat manusia berkedudukan sama di hadapan Tuhan Yang Maha

Esa dan umat manusia dilahirkan dengan martabat dan hak-hak yang sama

tanpa perbedaan apa pun, baik ras maupun etnis; 64

b. Bahwa segala tindakan diskriminasi ras dan etnis bertentangan dengan

nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945, dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia;65

63
Seri Dokumen Gerejawi No. 41, Evangelium Vitae (Semarang: Departemen Dokumentasi dan
Penerangan KWI, 1996), 11.
64
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2008/40tahun2008uu.htm diakses pada 12 Januari 2023
pukul 19.40.

65
Ibid.

35
c. Bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum

dan berhak atas perlindungan terhadap setiap bentuk diskriminasi ras dan

etnis;66

d. Bahwa adanya diskriminasi ras dan etnis dalam kehidupan bermasyarakat

merupakan hambatan bagi hubungan kekeluargaan, persaudaraan,

persahabatan, perdamaian, keserasian, keamanan, dan kehidupan bermata

pencaharian di antara warga negara yang pada dasarnya selalu hidup

berdampingan.67

e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tentang

Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.68

Oleh karena itu pemerintah menetapkan undang-undang nomor 40 tahun 2008

tentang penghapusan diskriminasi ras dan etnis.

Dari penerapan undang-undang ini bisa terlihat bahwa pemerintah Indonesia

sangat serius dalam penanggulangan rasisme di Indonesia. Namun, mengapa

rasisme masih seringkali terjadi? Hal tersebut kembali kepada diri warga

indonesia masing masing. Rasisme tidak hanya bisa membuat suatu ras tertekan,

tapi ideologi bangsa Indonesia bisa tergantikan oleh rasisme. Perlu diingat bahwa

seluruh warga negara Indonesia memiliki kedudukan dan hak yang sama. Adanya

rasisme dalam hidup bernegara suatu bangsa.

4. Pandangan Penulis
66
Ibid.
67
Ibid.
68
Ibid.

36
Dari sudut pandang diatas penulis memiliki pendapat bahwa rasisme

bukan hanya bertujuan untuk mendiskriminasi ras lain atau golongan lain. Jauh

dari itu rasisme menjadi usaha seseorang/beberapa pihak untuk menaklukkan

suatu ras. Dari penaklukkan tersebut mereka mengambil kesempatan untuk

mencari keuntungan. Contohnya pada rasisme di Amerika, dimana warga kulit

putih menggunakan rasisme untuk tetap menundukkan ras kulit hitam agar

mereka tetap bisa menggunakan tenaga kerja yang murah dan tetap bisa

mengontrol mereka.

Yesus sendiri sudah mengajarkan cinta kasih dalam setiap tindakannya.

Seharusnya manusia juga bisa mengikuti ajaran cinta kasih-Nya untuk disalurkan

kepada orang lain. Manusia diciptakan serupa dengan rupa Allah sendiri. Jika

manusia menghina atau merendahkan sesamanya, hal itu berarti manusia tidak

menghargai Allah. Manusia harus belajar untuk mengasihi secara tulus dan tetap

memegang spirit cinta kasih Yesus Kristus.

B. Beberapa Pandangan Tentang Anarkisme

1. Pandangan Para Ahli

Menurut Georg Wilhelm Friedrich Hegel negara perlu, karena hanya hukum

dan pemerintahan negara yang dapat menjamin bahwa egoisme para warga tidak

membawa masyarakat dalam anarkisme.69 Dari kutipan tersebut bisa disimpulkan

bahwa anarkisme muncul dari rasa egoisme. Rasa egoisme itu muncul dari 2

pihak, pihak yang menindas dan tertindas. Pihak yang menindas menggunakan
69
Franz Magnis-Suseno, Dari Mao ke Marcuse: Percikan Filsafat Marxis Pasca-Lenin (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2016), 10.

37
egonya untuk mengambil keuntungan dari pihak yang ditindas, sedangkan pihak

yang tertindas menggunakan egonya dengan menggunakan anarkisme sebagai

sarananya untuk kembali mengambil hak-haknya.

Menurut Noam Chomsky, anarkisme mendambakan pelepasan bebas tanpa

batas semua kekuatan individual dan sosial dalam kehidupan.70 Bagi seorang

anarkis71 kebebasan merupakan peluang bagi setiap manusia untuk

mengembangkan dirinya dan mengubahnya menjadi perangkat sosial. Bagi Emma

Goldman anarkisme bukanlah suatu teori mengenai masa depan, tetapi merupakan

“kekuatan yang menggerakkan keseluruhan hidup manusia, yang terus-menerus

menciptakan keadaan-keadaan baru, berjuang dalam keadaan apapun untuk

menolak segala sesuatu yang menghambat perkembangan manusia”.72

2. Pandangan Agama Katolik

Evangelium Vitae menyebutkan bahwa “Sementara itu berkembang dan

semakin berpengaruhlah iklim budaya baru, yang memberi tindak-tindak

kejahatan melawan kehidupan ciri-ciri baru dan sekiranya mungkin sifat yang

lebih mengerikan lagi. Sektor-sektor luas opini umum membenarkan tindak-

tindak kriminal tertentu melawan kehidupan demi hak hak atas kebebasan

perorangan, dan berdasarkan itu menuntut bukan hanya pembebasan dari

70
Seán M. Sheehan, Anarkisme: Perjalanan Sebuah Gerakan Perlawanan (Tangerang:Marjin Kiri,
2014), x.
71
Anarkis adalah sebutan untuk orang yang menganut paham anarkisme.
72
Seán M. Sheehan, Anarkisme: Perjalanan Sebuah Gerakan Perlawanan (Tangerang:Marjin Kiri,
2014), XI.

38
hukuman, melainkan pengesahan oleh negara, sehingga semuanya itu dapat

dijalankan dengan kebebasan yang sepenuhnya.73

Kutipan di atas menjelaskan bahwa anarkisme dengan jalan kekerasan

tidak diperbolehkan. Indonesia memang negara demokrasi, tapi bukan berarti

masyarakat bisa berbuat seenaknya apalagi dengan kekerasan untuk melakukan

protes pada pemerintah. Anarkisme dianggap salah karena terlalu

memperjuangkan egoisme untuk mencapai kebebasan. Peraturan pemerintah

dibuat dengan pertimbangan yang sangat yakin. Masyarakat harus percaya pada

pemerintah, jika memang ada kesalahan dalam peraturan yang dibuat bisa

menggunakan cara damai untuk menyelesaikannya, bukan dengan anarkisme atau

dengan kekerasan.

3. Pandangan Pemerintah

Pada saat deklarasi damai wali kota di Pendhapi Gedhe Sala, Balai Kota

Surakarta, pada hari Senin 19 November 2020, Wali Kota Surakarta FX Hadi

Rudyatmo menyampaikan 6 poin komitmen pemerintah dan masyarakat yaitu:

a. Pertama, menyampaikan pendapat di muka umum dengan berlandaskan

pada asas keseimbangan, hak dan kewajiban serta mengedepankan

musyawarah untuk mufakat.74

73
Seri Dokumen Gerejawi No. 41, Evangelium Vitae (Semarang: Departemen Dokumentasi dan
Penerangan KWI, 1996), 11.

74
https://jatengprov.go.id/beritadaerah/demo-boleh-anarkis-jangan/ diakses pada 13 Januari
2023, pada pukul 7:15.

39
b. Dua, menyampaikan segala bentuk aspirasi dalam bentuk penyampaian

pendapat di muka umum dengan aman, tertib, dan damai, serta santun dan

bertanggung jawab.75

c. Tiga, menolak segala bentuk anarkisme dan kerusuhan dalam

menyampaikan pendapat di muka umum.76

d. Empat, tidak memberi ruang dan menolak segala bentuk intoleransi,

kekerasan, radikalisme, anarkisme, rasisme dan separatisme.77

e. Lima, mendukung sepenuhnya langkah dan tindakan Polri serta TNI untuk

menindak secara tegas para pelaku kekerasan, kerusuhan dan anarkisme.78

f. Enam, bersama–sama dan bekerja sama untuk menjaga dan memelihara

situasi kamtibmas di Kota Surakarta tetap aman dan kondusif.79

Dari komitmen diatas bisa dilihat tanggapan pemerintah bahwa untuk

melakukan suatu protes atau memberi masukan kepada pemerintah diperbolehkan.

Namun, semua harus dijalankan dengan cara damai dan tidak mengarah kepada

tindakan anarkis. Tidak perlu berdemo sambil merusak fasilitas umum. Karena

kekerasan bukanlah penyelesaian atas masalah-masalah, jika menggunakan

kekerasan justru masalah tersebut akan menjadi semakin parah.

Dalam undang undang juga dituliskan pada pasal 23 huruf e Perkap 7/2012

menyatakan bahwa “kegiatan penyampaian pendapat di muka umum dinyatakan

sebagai bentuk pelanggaran apabila berlangsung anarkis, yang disertai dengan

75
Ibid.
76
Ibid.
77
Ibid.
78
Ibid.
79
Ibid.

40
tindak pidana atau kejahatan terhadap ketertiban umum, kejahatan yang

membahayakan keamanan umum bagi orang atau barang, dan kejahatan terhadap

penguasa umum”.80 Hal tersebut kembali menegaskan bahwa protes yang

dilakukan dengan anarkis dianggap sebagai suatu bentuk pelanggaran. Tentu saja

jika demonstrasi berlangsung anarkis pasti bukan hanya demonstran dan

pemerintah saja yang terkena imbasnya, tapi juga masyarakat sekitar yang tidak

tahu apa-apa bisa terkena imbasnya.

4. Pandangan Penulis

Bagi penulis sendiri anarkisme bukanlah hal yang salah. Karena jika

pemerintah terlalu mengekang perkembangan masyarakat dan menyandera

kebebasan masyarakat, kebebasan tersebut harus diperjuangkan kembali. Yang

tidak bisa diterima oleh penulis yaitu jika paham anarkisme tersebut diarahkan

pada kekerasan. Seperti yang diketahui bahwa kekerasan bukanlah bentuk

penyelesaian masalah. Kebebasan bisa diperjuangkan dengan jalur mediasi

dengan pemerintah.

Bagi penulis demo bukan hanya soal anarkis saja, buktinya masih banyak

demo yang damai di luar sana. Namun, saat melakukan demonstrasi kita harus

lebih berhati-hati karena pasti ada saja orang yang menjadi provokator. Banyak

juga orang yang tidak mengetahui apa-apa soal pokok permasalahan yang dialami

sehingga terjadinya demonstrasi tersebut, mereka mengikuti demo agar terlihat

80
https://www.hukumonline.com/klinik/a/kewenangan-polri-menindak-demo-anarkis-di-
kampus-lt4c82d75d9dca9 diakses pada 14 Januari 2023 pada pukul 8:26.

41
keren saja. Orang-orang seperti itu biasanya mudah diprovokasi dan akhirnya

menimbulkan kerusuhan.

42
BAB V

Penutup

A. Kesimpulan

Rasisme menjadi momok bagi masyarakat sampai saat ini. Meskipun begitu,

banyak orang yang masih menyepelekan hal ini. Rasisme masih terus

berkembang, terutama di Indonesia. Di Indonesia kasus rasisme seringkali terjadi

kepada orang-orang Papua. Padahal Bhinneka Tunggal Ika sudah menjadi

semboyan bangsa Indonesia sejak lama.

Rasisme yang terparah mungkin terjadi pada zaman pemerintahan Hitler.

Karena banyak sekali pembantaian yang terjadi karena perbedaan ras. Bagi Hitler,

tujuan utama dari keberadaan manusia di muka bumi ini bukan untuk

mempertahankan Negara, apalagi pemerintahan, melainkan untuk

mempertahankan ras / spesies. Ras / spesies, bagi Hitler merupakan tujuan utama

bagi manusia bernegara, Negara untuk ras dan bukan ras untuk Negara. Karena

jika sebuah ras atau spesies terancam maka otoritas dan legalitas apapun harus

direduksi sampai titik terendah demi selamatnya ras tersebut.

43
Dari situ bisa terlihat bahwa rasisme bisa membawa petaka bagi banyak

orang yang tidak bersalah, tidak tahu apa apa. Mereka terpaksa harus menerima

nasib mereka, kebebasan mereka dirampas. Hal ini bisa mengarah kepada

anarkisme, karena rakyat yang terus ditekan dan direndahkan pasti memiliki

keinginan untuk mengambil kembali hak kebebasan mereka. Hal ini dapat dilihat

pada pemberontakkan di kamp-kamp konsentrasi Nazi dan pada saat Perang

Saudara di Amerika.

Anarkisme sebenarnya merupakan paham yang baik. Karena masyarakat

dituntut untuk berani mendapatkan kebebasan mereka yang mungkin terampas.

Menurut penulis, yang salah ada cara untuk mencapai kebebasan tersebut. Dalam

perjalanannya kekerasan menjadi solusi untuk mencapai kebebasan tersebut.

Demo yang akhirnya mengarah pada kekerasan, pengrusakan fasilitas umum

menjadikan paham anarkisme sebagai paham negatif.

B. Relevansi

Seperti yang dikatakan oleh Franz-Magnis Suseno, “Karena kami punya

prinsip harus tahu bagaimana lawan berpikir”. Rasisme dan anarkisme menjadi

momok yang bisa menghancurkan persatuan di negara Indonesia dan agama

Katolik. Kedua paham tersebut bisa menjadi bahan untuk memecah belah

persatuan yang sudah sangat sulit untuk diperjuangkan.

Melalui kartul ini penulis merasa bahwa banyak orang yang bisa

teredukasi mengenai rasisme dan anarkisme. Karena penulis sadar bahwa hanya

44
sedikit orang yang mengenal rasisme dan anarkisme secara mendalam. Jika

banyak orang yang teredukasi mengenai kedua paham tersebut, ancaman yang

timbul bisa teratasi dengan lebih mudah.

Seminari juga merupakan sekolah yang memiliki murid yang beragam.

Banyak siswa yang berasal dari luar Jawa. Penulis ingin meningkatkan rasa

toleransi di hati para siswa di seminari. Jangan sampai ada rasisme yang terjadi di

seminari dan membuat perpecahan terjadi disini. Karena meski tiap orang

diciptakan berbeda, semua sama di mata Allah.

C. Refleksi

Di era globalisasi ini, budaya semakin berkembang di kalangan

masyarakat. Di saat perkembangan ini, paham-paham yang dulu menjadi momok

kembali muncul ke permukaan. Jika melihat berita saat ini rasisme semakin

banyak terjadi dimana-mana. Hal ini diperparah dengan banyaknya kaum muda

saat ini yang tidak ingin dikekang. Mereka berusaha mencari kebebasan mereka

sendiri. Terkadang mereka sering menggunakan cara yang salah untuk mencapai

kebebasan tersebut. Seminari sendiri memiliki banyak keberagaman di dalamnya.

Seminari memiliki banyak peraturan untuk menjaga keberlangsungan formatio

yang baik. Namun, internet yang semakin berkembang seakan membawa arus

yang buruk bagi seminaris. Terkadang seminaris merasa terkekang dan

mengabaikan peraturan-peraturan yang ada. Seminaris juga merasa sudah sangat

dekat dengan teman-teman seangkatan maupun lintas angkatan. Karena

45
keberagaman yang ada terkadang seminaris merasa membawa ras lain dalam

candaan mereka merupakan hal yang biasa. Secara tidak sadar jika hal ini terus

berlanjut, perpecahan akan tercipta di seminari. Oleh karena itu, edukasi

mengenai rasisme dan anarkisme perlu ditingkatkan untuk mendukung kehidupan

pluralisme di tempat penyemaian benih panggilan ini.

46

Anda mungkin juga menyukai