Kelompok 3
Nama Anggota kelompok:
1. Muh. Na'im Naflyansyah S.R
2. Nurul Fajrin
3. Satyawada Adhi Putra
4. Widya Ningrum Anggraini
Kelas: XII-7
ASPEK SOSIAL BUDAYA
Dampak Positif:
1. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Tercipatnya kesetaraan gender.
3. Terbentuknya pemikiran masyarakat yang lebih rasional dan ilmiah.
4. Menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang lebih modern dan ideal.
5. Menciptakan penemuan baru yang dapat mempermudah kehidupan manusia.
6. Menciptakan jenis-jenis lapangan pekerjaan yang baru.
7. Melahirkan berbagai lembaga sosial yang lebih kompleks.
8. Semakin banyak tenaga kerja profesional yang lahir.
9. Efektivitas dan efisiensi kerja semakin meningkat.
10. Sistem politik mengalami transformasi.
Dampak Negatif:
1. Meningkatnya kenakalan remaja.
2. Menyebabkan disintegrasi sosial.
3. Menimbulkan kerusakan lingkungan.
4. Nilai-nilai adat dan kebudayaan semakin ditinggalkan.
5. Terjadi cultural shock.
6. Lembaga sosial tidak berfungsi dengan maksimal.
7. Semakin menguatnya paham sekularisasi, hedonisme, serta konsumerisme.
8. Budaya lokal semakin tergeser oleh budaya asing.
9. Penyimpangan sosial semakin kompleks.
10. Norma, moral, serta kaidah-kaidah budaya semakin luntur.
Contoh kasus:
Rasisme
Pengertian rasisme adalah pandangan terhadap ideologi atau paham yang dianut oleh masyarakat
yang menolak atau tidak suka pada suatu golongan masyarakat tertentu yang biasanya
berdasarkan rasnya, derajat, dan lain sebagainya.
Alo Liliweri
Pengertian rasisme adalah suatu ideologi yang mendasarkan diri pada diskriminasi terhadap
seseorang atau sekelompok orang, karena ras mereka bahkan ini menjadi doktrin politis.
Oliver C. Cox
Rasisme merupakan peristiwa, situasi yang menilai berbagai tindakan, dan nilai dalam suatu
kelompok berdasar perspektif kulturalnya yang memandang semua nilai sosial masyarakat lain
diluar diri mereka itu salah dan tidak dapat diterima.
Dari penjelasan pengertian rasisme menurut beberapa ahli di atas, bisa disimpulkan bahwa
pengertian rasisme adalah ideologi yang berlandaskan pada kepercayaan bahwa ciri-ciri tertentu
yang melekat sejak lahir menandakan yang memiliki ciri tersebut lebih rendah sehingga otomatis
didiskriminasi.
Penyebab Rasisme
Adapun beberapa penyebab dari rasisme adalah antara lain sebagai berikut
Selain penyebab yang disebutkan di atas, penyebab rasisme muncul yang lain adalah karena
kesenjangan ekonomi, kesenjangan sarana dan prasarana, dan rasa cinta yang berlebihan serta
munculnya rasa iri.
Contoh Rasisme:
Ada begitu banyak praktik rasisme yang dilakukan masyarakat dalam kehidupan, baik dilakukan
secara sadar ataupun tidak sadar. Adapun beberapa contoh rasisme yang dilakukam secara
implisit dalam bidang olahraga adalah antara lain sebagai berikut:
2. Bacalah buku dan dengarkan musik yang mempromosikan tentang praktek anti-rasisme.
Penyanyi legendaris, Michael Jackson adalah salah satu yang paling sering mempromosikan
pada dunia untuk menghindari sikap rasis dan diskriminasi.
3. Jadilah masyarakat cerdas! Beberapa kelompok yang rasis seringkali berpura-pura sebagai
kelompok yang religius. Padahal mereka sedang menyembunyikan agenda atau kepentingan
kelompok mereka sendiri.
4. Bertemanlah dengan orang lain yang memiliki latar belakang (ras, suku, dan agama) berbeda
dengan mu.
5. Jika ada seseorang yang mencoba melakukan praktek diskriminasi dan rasisme pada mu,
lawanlah dengan berani. Biarkan mereka tahu bahwa kamu menolak segala bentuk rasisme.
Katakan pada mereka bahwa konstitusi negara ini dibangun dengan semangat
6. Bila kamu berargumen dengan orang lain yang memiliki perbedaan ras dengan mu, jangan
pernah menggunakan pendekatan rasis atau mengeluarkan kata-kata rasis padanya. Berdebatlah
dengan sikap dewasa.
7. Saling bertanya dan menjelaskan. Jangan pernah ragu untuk bertanya pada teman mu yang
berbeda ras tentang latar belakang mereka. Misalnya, kamu punya teman berdarah Tionghoa,
seringlah bertanya mengenai budaya masyarakat Tionghoa. Begitu juga sebaliknya jika ada yang
bertanya pada mu.
8. Belajar terbuka untuk mempelajari dan memahami agama orang lain. Praktek seperti ini sering
disarankan oleh mantan Presiden Indonesia, KH Abdurrahman Wahid alias Gusdur. Belajar
tentang agama lain bukan berarti kamu harus pindah agama. Dengan mempelajari agama lain,
kamu akan lebih memahami cara berpikir mereka sehingga sikap toleransi akan terus terjaga.