NIM :015546716
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan multikulturalisme dalam era Globalisasi! Berikan
contoh konkret!
Jawab :
Negara-negara ini memiliki penduduk yang sangat beragam etnis dan budaya, dan
mengakui keberagaman tersebut sebagai sumber kekuatan dan identitas nasional
mereka.
Contohnya, di Amerika Serikat terdapat beragam festival dan acara budaya yang
dirayakan oleh berbagai kelompok etnis, seperti Mardi Gras di New Orleans, Pawai
Budaya di San Francisco, dan lain-lain.
Jawab :
Stereotipe adalah konsep yang dimiliki seseorang atas sifat suatu golongan tertentu.
Konsep tersebut dapat berupa konsep yang negatif atau bisa juga positif. Stereotip
sering kali membuat sebagian orang menggeneralisasi golongan tertentu memiliki sifat
yang sama semua, tanpa mempertimbangkan bahwa setiap orang punya kepribadian
dan ciri khasnya masing-masing.
1. Rasisme
Rasisme merujuk pada sikap berprasangka terhadap ras atau kelompok nasional
seseorang. Bentuk paling umum dari rasisme adalah sikap berprasangka yang
didasarkan pada warna kulit. Warna kulit memang menjadi salah satu tanda utama yang
paling jelas dari ras seseorang.
Contoh sederhananya adalah ketika melihat seseorang yang berkulit gelap, terkadang
muncul pikiran bahwa orang tersebut jorok dan tidak menjaga kebersihan. Padahal
belum tentu pikiran tersebut benar, belum tentu mereka yang berkulit putih dan cerah
lebih menjaga kebersihan daripada mereka yang berkulit hitam.
2. Seksisme
Seksisme merupakan stereotip berdasarkan gender. Sedari dulu sampai sekarang,
seksisme mayoritas terjadi pada perempuan, walaupun memang sejatinya hal tersebut
dapat juga terjadi pada laki-laki. Contoh sederhananya adalah pandangan sebelah mata
dari kaum laki-laki terhadap perempuan di tempat kerja, menganggap perempuan tidak
lebih mampu dibanding laki-laki ketika berurusan dengan pekerjaan.
3. Classism
Jenis ini merujuk pada perlakuan berbeda terhadap individu atau kelompok sosial lain
atas kelas sosial mereka. Classism terjadi karena mereka yang berada di kelas sosial
atas ingin menjadi lebih dominan terhadap mereka yang berada di kelas sosial bawah.
Akibat paling buruk yang dapat ditimbulkan oleh classism adalah kesenjangan sosial
yang memperjauh jarak antara si kaya dan si miskin.
4. Ageism
Ageism merupakan sebuah istilah stereotip yang merujuk pada perlakuan berbeda
terhadap individu atau kelompok sosial lain atas usia mereka, baik itu muda maupun
tua. Istilah ageism pertama kali digagas oleh Robert Neil Butler pada tahun 1969, di
mana ia mendeskripsikan tentang diskriminasi yang dihadapi oleh orang-orang berusia
lanjut.
5. Homofobia
Homofobia secara konstan dihadapi oleh mereka yang berada dalam kelompok
LGBTQIA+. Homofobia merupakan perasaan irasional seperti ketakutan, kebencian,
ketidaknyamanan, dan ketidakpercayaan seseorang terhadap kaum lesbian, gay, dan
biseksual. Stereotip jenis ini sangat membahayakan bagi mereka yang termasuk dalam
kategori LGBTQIA+, di mana stereotip tersebut dapat menimbulkan persekusi serta
mengancam nyawa dan hak hidup mereka.
6. Xenofobia
Xenofobia adalah ketakutan atau kebencian terhadap sesuatu yang dianggap asing atau
aneh. Perasaan ketakutan dan kebencian tersebut dapat berbentuk kecurigaan
seseorang terhadap kegiatan kelompok sosial tertentu, keinginan untuk menghapus
keberadaan kelompok sosial tertentu, dan menghilangkan identitas etnis, ras, serta
nasional mereka. Xenofobia dan rasisme merupakan dua stereotip negatif yang saling
berkaitan satu sama lain.
8. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sebuah anggapan atau gerakan yang mengampanyekan
ketertarikan seseorang terhadap kelompok maupun kebangsaan lain. Mereka yang
memiliki pemikiran semacam ini secara tidak sadar akan merasa lebih hebat ketimbang
individu yang berasal dari etnis, latar belakang agama, dan budaya lain.
Jawab :
Sumber referensi :
Kymlicka, W. (2012). Multiculturalism: Success, failure, and the future. Washington, DC:
Migration Policy Institute.