NIM : 015546716
Artinya :
“Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya,
(sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir”.
Dari ayat ini kita bisa belajar bahwa teknologi harus digunakan untuk kebaikan manusia. Kita
harus menggunakan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan untuk
menciptakan lingkungan yang lebih baik. Kita juga harus memahami bahwa teknologi harus
seimbang dengan prinsip-prinsip keseimbangan alam semesta.
Kita juga bisa belajar bahwa teknologi harus digunakan untuk menemukan jawaban atas misteri-
misteri alam. Dengan teknologi, kita dapat menyelidiki alam semesta lebih dalam, dan mungkin
menemukan jawaban atas misteri-misteri alam yang selama ini tak terpecahkan.
b. Dari ayat di atas kita bisa tahu bahwa Allah memberi keistimewaan tersendiri bagi
orang-orang yang mencari ilmu. Bahkan, ada juga kalimat yang menyatakan bahwa
Allah memberi ilmu agar mereka beriman kepada-Nya.
Dari pemahaman tersebut kita bisa pahami bahwa orang berilmu dan
mempunyai pengetahuan akan jadi lebih beriman pada Allah. Hal itu karena dengan
semakin berilmu maka orang tersebut akan semakin tahu betapa besarnya kekuasaan
Allah.
Selain itu, rasa beriman yang tinggi itu bisa tumbuh juga karena mereka menyadari
bahwa semua ilmu sumbernya adalah dari Allah SWT. Kemudian, hal itu akan
mendorong mereka untuk menjaga sikap rendah hati walaupun tahu banyak hal dan
berwawasan luas.
Artinya :
“Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang
(yang beragama) Yahudi atau Nasrani". Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong
belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar".
Jadi sudah jelas bahwa islam telah mangajarkan umatnya untuk selalu berfikir kritis
dan rasional, hal ini sebagai pembuktian bahwa setiap klaim yang dikeluarkan harus
disertai dengan bukti, namun kritis disini tetap dalam aturan kebijaksanaan.
3. 1. Ayat Tentang Tanggung Jawab dan Kerja
"Allah tidak mengubah nasib suatu kaum sehingga mereka mengubah nasib mereka
sendiri." (QS Ar-Ra'd, 13:11)
Dalam ayat ini Allah menekankan bahwa bekerja adalah cara untuk suatu kaum
mengubah nasib mereka sendiri. Tanpa adanya usaha maka nasib mereka tak akan
berubah.
"Dan katakanlah: Kerjakanlah, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin
akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang
Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa
yang telah kamu kerjakan." (QS At-Tawbah, 9:105)
Dalam bekerja kita tidak boleh melakukannya dengan setengah-setengah karena akan
berpengaruh terhadap apa yang nantinya kita peroleh. Selain itu, usahakan untuk
menganggap bekerja sebagai bentuk pengabdian pada Allah SWT.
Tak hanya mendapat gaji yang besar, dengan menerapkan prinsip ini maka kita sudah
mendapatkan nilai ibadah. Selain itu, hasil yang diperoleh pun akan jadi lebih berkah dan
bermanfaat.
"Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'."
(QS Al-Baqarah, 2:43)
Jangan sampai bekerja membuatmu lalai untuk beribadah. Tetap luangkan waktu untuk
setidaknya menunaikan shalat, zakat, puasa, dan kewajiban lain di sela-sela waktu
bekerja. Dengan begitu maka kamu akan memperoleh berkah yang sangat besar.
Pada dasarnya Allah SWT senantiasa membebankan tanggung jawab yang sesuai dengan
kemampuan umat-Nya. Jadi, kurangilah mengeluh dan menyalahkan Allah SWT atas
beban pekerjaan yang kamu terima. Berusahalah mengerjakannya sebaik mungkin.
Bersikap jujur memang menjadi kewajiban yang tak boleh kita tinggalkan. Menerapkan
sikap jujur harus terus dilakukan, bahkan ketika sedang bekerja. Contohnya adalah
membuat laporan keuangan yang sesuai untuk dilaporkan pada atasan.