Anda di halaman 1dari 15

Tasya Shofwa Mahira_200401110299_Psikologi G

RASIALISME DAN DISKRIMINASI

A. Definisi Rasialisme dan Diskriminasi


Rasialisme adalah suatu penekanan pada ras atau pertimbangan rasial.
Kadang istilah ini merujuk pada suatu kepercayaan adanya dan pentingnya
kategori rasial. Dalam ideologi separatis rasial, istilah ini digunakan untuk
menekankan perbedaan sosial dan budaya antar ras. Walaupun istilah ini kadang
digunakan sebagai kontras dari rasisme, istilah ini dapat juga digunakan
sebagai sinonim rasisme. Penganut paham rasialisme, yang sering
disebut rasialis, sering mengutip karya akademik kontroversial seperti Race,
Evolution and Behavior karya J. Philippe Rushton, IQ and the Wealth of
Nations karya Richard Lynn, serta The Bell Curve.
Menurut Firman Noor saat memberikan materi pada diskusi webinar
Lembaga Kajian Islam dan Hukum Islam Fakultas Hukum Universitas Indonesia
dengan topik “Memahami Persfektif Islam tentang Rasialisme, Studi Kasus:
#BlackLivesMatter, Palestina, dan Rohingya” pada 19 Juni 2020, rasialisme adalah
sesuatu yang merendahkan hakekat kemanusiaan yang sayangnya agak sulit
untuk disingkirkan karena memiliki kecenderungan untuk dapat terjadi di
manapun dan kapanpun. Selain itu, seorang pakar antropologi Audrey Smedley
menyatakan bahwa rasialisme adalah sebuah pandangan yang menyatakan
bahwa entitas biologis unik dan terpisah yang dimiliki oleh setiap manusia dapat
membagi manusia menjadi beberapa kelompok yang disebut “ras”.
Pandangan ini berpendapat bahwa beberapa ras lebih unggul
dibandingkan yang lain. Selain itu, pandangan ini menyatakan bahwa terdapat
hubungan timbal balik antara karakteristik fisik yang diturunkan dengan
kepribadian dan budaya lainnya. Ada hubungan sebab akibat antara ciri-ciri fisik
yang diwariskan dan ciri-ciri kepribadian, kecerdasan, moralitas, dan ciri-ciri
budaya dan perilaku lainnya; dan bahwa beberapa ras secara bawaan lebih unggul
dari yang lain (Smedley, 2020). Berdasarkan ketiga definisi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa rasialisme adalah prasangka dan perlakuan berat sebelah
yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain dari suku bangsa yang berbeda
di dalam suatu bangsa.
Tasya Shofwa Mahira_200401110299_Psikologi G

Rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan


bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan
pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan
memiliki hak untuk mengatur yang lainnya. Rasialisme adalah suatu penekanan
pada ras atau pertimbangan rasial. Kadang istilah ini merujuk pada suatu
kepercayaan adanya dan pentingnya kategori rasial. Keberadaan rasisme
disebabkan oleh ego ras tertentu (biasanya ras yang dominan dari segi jumlah
atau populasi) yang merasa bahwa mereka lebih superior sehingga mereka
berhak mengatur ras minor. Salah satu latar belakang di balik keberadaan rasisme
adalah latar belakang sejarah, budaya, dan agama yang dikaitkan dengan
keberagaman ras yang melekat pada tiap manusia.
Kasus terapan rasisme sendiri sebenarnya berbeda di tiap negara, karena
pengaruh latar belakang sejarah dan kebudayaan masing-masing. Demikian
halnya yang terjadi di Indonesia. Jika di Amerika rasisme terjadi karena bangsa
kulit putih merasa lebih superior dibandingkan dengan kulit hitam, di Indonesia
rasisme terjadi karena sentimen negatif terhadap bangsa pendatang yang
dirasakan oleh penduduk pribumi yang menganggap dirinya penduduk asli.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diskriminasi adalah perlakuan terhadap
sesama warga negara, berdasarkan golongan, suku, warna kulit, ekonomi, agama,
dan jenis kelamin. Istilah diskriminasi berasal dari bahasa Inggris, discrimination
yang digunakan pertama kali pada abad ke-17.
Akar kata diskriminasi berasal dari kata bahasa lain yaitu discriminant.
Serapan kata ini menjelaskan tentang pelaku yang menyudutkan korban
minoritas, dengan perlakuan yang berbeda. Pendapat dan Brigham, diskriminasi
menjelaskan perlakuan yang membedakan kelompok minoritas, seperti suku
bangsa, bahasa, adat istiadat, agama, dan kebangsaan. Mengutip dari
mitrahukum.org, diskriminasi awalnya terjadi dari prasangka. Adanya prasangka
ini membuat perbedaan antara individu dan kelompok. Pembedaan ini terjadi
karena sebagai makhluk sosial, orang berkumpul dengan kelompok yang memiliki
kemiripan. Suatu kelompok yang memiliki kemiripan ini seringkali berprasangka
dan memiliki ketakutan jika ada yang berbeda.
Tasya Shofwa Mahira_200401110299_Psikologi G

Sehingga terjadi ketidakpahaman dan generalisasi kelompok lain yang


berbeda. Herrnstein dan Charles Murray, Pada dasarnya diskriminasi adalah
pembedaan perlakuan. Perbedaan perlakuan tersebut bisa disebabkan warna
kulit, golongan atau suku, dan bisa pula karena perbedaan jenis kelamin, ekonomi,
agama, dan sebagainya. Menurut Theodor son & Theodor son, diskriminasi adalah
perlakuan yang tidak seimbang terhadap perorangan, atau kelompok,
berdasarkan sesuatu, biasanya bersifat kategorikal, atau atribut-atribut khas,
seperti berdasarkan ras, kesukubangsaan, agama, atau keanggotaan kelas-kelas
sosial. Istilah tersebut biasanya untuk melukiskan, suatu tindakan dari pihak
mayoritas yang dominan dalam hubungannya dengan minoritas yang lemah,
sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku mereka itu bersifat tidak bermoral dan
tidak demokratis. Diskriminasi adalah perlakuan kelompok mayoritas yang
menyudutkan kelompok minoritas karena perbedaan suku, ras, agama, jenis
kelamin, dan status sosial.
Rasisme dan diskriminasi rasial merupakan salah satu masalah besar yang
sedang dihadapi oleh masyarakat dunia pada saat ini dalam skala yang begitu
besar. Isu yang dilatarbelakangi keanekaragaman ras manusia ini telah lama
menjadi isu atau masalah serius yang sepatutnya mendapatkan perhatian lebih
dari negara, pemerintah, dan masyarakat sendiri. Rasisme dan diskriminasi rasial
memang sudah ada sejak berabad-abad yang lalu dan selalu berujung dengan
tindakan-tindakan yang menjadi faktor pendorong perbudakan, diskriminasi
sosial, segregasi (pembatasan atau pengkotak-kotakan), dan kekerasan rasial,
termasuk genosida (pemusnahan ras), seperti yang pernah coba dilakukan oleh
Adolf Hitler dan partai Nazi Jerman terhadap kaum Yahudi.

B. Jenis-Jenis Rasialisme dan Diskriminasi


Berbagai jenis rasialisme yang sering terjadi di masyarakat antara lain :
a. Eusentrisme merupakan keyakinan bahwa Budaya Eropa memiliki status
paling tinggi daripada budaya dan bangsa lainnya.
b. Rasialisme Internal merupakan hasil dari doktrin untuk mempercayai bahwa
orang-orang berkulit putih adalah Superior (berstatus tinggi).
Tasya Shofwa Mahira_200401110299_Psikologi G

c. Rasialisme Intrarasial merupakan muncul akibat dari Rasialisme Internal yang


mengacu pada diskriminasi dan pertikaian yang dilkukan oleh orang berkulit
hitam terhadap orang yang memiliki warna kulit yang lebih hitam dari mereka.
d. Rasialisme Institusional merupakan perbuatan diskriminasi atau tidak
setaraan ras yang dilakukan dalam praktik kelembagaan dan budaya, yang
bertujuan untuk menguntungkan kelompok yang kuat dan mengorbankan
kelompok lain yang lemah.
e. Rasialisme Struktural, dilakukan oleh Lembaga dengan mempraktikkan
ketidaksetaraan kekuasaan, peluang dan hasil kebijakan berdasarkan ras.
f. Rasialisme Interpersonal, cakupannya lebih sempit, yaitu terjadi dari satu
individu terhadap individu lainnya yang berbeda ras dan budaya.

Berbagai jenis diskriminasi yang sering terjadi di masyarakat antara lain :

a. Diskriminasi berdasarkan suku/etnis, ras, dan agama/keyakinan


b. Diskriminasi berdasarkan jenis kelamin dan gender (peran sosial karena jenis
kelamin). Contohnya, anak laki-laki diutamakan untuk mendapatkan akses
pendidikan dibanding perempuan; perempuan dianggap hak milik suami
setelah menikah; dan lain-lain (dll).
c. Diskriminasi terhadap penyandang cacat. Contoh: penyandang cacat dianggap
sakit dan tidak diterima bekerja di instansi pemerintahan.
d. Diskriminasi pada penderita HIV/AIDS. Contoh: penderita HIV/AIDS
dikucilkan dari masyarakat dan dianggap sampah masyarakat
e. Diskriminasi karena kasta sosial, Contoh: di India, kasta paling rendah
dianggap sampah masyarakat dan dimiskinkan atau dimarjinalkan sehingga
kurang memiliki akses untuk menikmati hak asasinya.
f. Rasial Diskriminasi rasial terjadi pada kelompok masyarakat tertentu, karena
adanya perbedaan warna kulit.

Istilah diskriminasi rasial kadang disamakan dengan segregasi rasial atau


ketidakadilan, dan kemudian dipertentangkan dengan istilah keadilan rasial.
Dalam prinsip keadilan rasial, ketidakadilan adalah masalah pengucilan dari
institusi masyarakat yang dominan dan persamaan adalah persoalan non
diskriminasi serta kesempatan yang sama untuk berperan serta. Dari prinsip ini.
peraturan-peraturan yang memberikan institusi terpisah bagi minoritas banga
Tasya Shofwa Mahira_200401110299_Psikologi G

tidak berbeda dari segregasi rasial, sehingga perluasan alaminya adalah


melepaskan status terpisah kebudayaan minoritas, dan mendorong partisipasi
yang sama dalam masyarakat yang dominan. Dalam hukum internasional, istilah
dan prinsip ini di Amerika Serikat pernah dimanfaatkan untuk melindungi hak-
hak orang Indian, penduduk asli Hawai, dan hak-hak minoritas 39 bangsa. Bentuk
tindakan diskriminasi ras dan etnis ini berbedabeda namun secara umum terdiri
dari:

a. Diskriminasi Etnosentrisme
Sikap diskriminasi ras yang pertama adalah Etnosentrisme, Yaitu pandangan
yang merasa bahwa kelompoknya sendiri adalah pusat segalanya, sehingga
semua kelompok yang lainnya selalu dibandingkan dan dinilai tidak sesuai
dengan standar kelompoknya. Maka dengan demikian Etnosentrisme selalu
menganggap kebudayaan kelompoknya sebagai kebudayaan yang paling baik.
Orang yang berprinsip Etnosentris cenderung kurang bergaul karena hanya
bergaul dengan kalangannya saja, tidak mau membuka wawasan, dan fanatik,
pemeluk agama yang fanatik. Diskriminasi jenis ini adalah diskriminasi yang
sangat rawan dengan penyelewengan kekuasaan dan mempunyai potensi
menguntungkan dan mementingkan kepentingan kelompok sendiri.
b. Diskriminasi Xenophobia
Kata Xenophobia berasal dari kata Yunani, xenos dan phobos. Xenos artinya
orang asing, dan phobos artinya ketakuran. Jadi Xenophobia adalah ketakutan
yang berlebihan terhadap orang asing atau segala sesuatu yang berbau asing.
40 Diskriminasi jenis ini dapat dikatakan masih sangat individual karena
hampir tidak bisa menerima orang diluar ras atau etnisnya.
c. Diskriminasi Miscegenation
Miscegenation adalah sikap diskriminasi yang menolak terjadinya hubungan
antar ras, termasuk dalam hal kawin campur antar ras yang berbeda. Sikap ini
sangat menjaga kemurnian rasnya dan berusaha sekuat mungkin agar tidak
terkotori oleh kawin campur antar ras. Sejarah mencatat Hitler dengan
nazinya adalah kelompok yang sangat mendukung sikap Miscegenation ini. ia
berpandangan bahwa ras arya adalah ras yang paling unggul di dunia, oleh
karena itu harus dijaga kemurnian rasnya. Diskriminasi jenis ini biasanya
sangat kental dengan adat istiadat suatu ras dan etnis.
Tasya Shofwa Mahira_200401110299_Psikologi G

d. Diskriminasi Stereotipe
Stereotipe termasuk bentuk dari sikap diskriminasi ras, sebab menilai
seseorang hanya berdasarkan presepsi pada kelompok dimana orang tersebut
berasal. Stereotipe bisa juga diartikan sebagai sikap mengeneralisir terhadap
suatu kelompok tertentu. Jadi tak penting apa dan bagaimana sesungguhnya
seseorang dimata pengikut sikap diskriminasi ras dan etnis ini. apapun dan
bagaimanapun yang dilakukan orang lain, maka tak mempengaruhi 41
penilaian terhadap orang tersebut, sebab mereka telah memiliki penilaian
sendiri yang bersifat general. Diskriminasi ini adalah menilai semua manusia
yang berasal dari ras atau etnis tertentu semuanya mempunyai karakter yang
sama.

Dari jenis-jenis diskriminasi di atas, maka seseorang bisa saja mendapatkan lebih
dari satu tindakan diskriminasi. Misalkan seorang perempuan, dari etnis
Tionghoa, beragama Konghucu dan miskin, maka ia mendapatkan perbedaan
perlakuan atau diskriminasi karena jenis kelamin, etnis, agama dan status
ekonominya sekaligus.

C. Fenomena Rasialisme dan Diskriminasi


Rasisme disebabkan pada paham masyarakat sejak dulu yang masih suka
berstereotip serta berprasangka buruk mengenai suatu ras atau golongan
tertentu, yang masih terbawa hingga sekarang. Contohnya seperti yang dilakukan
oleh media di Amerika, penyudutan ras kulit hitam sering sekali terjadi dengan
dimunculkannya pemberitaan yang berlebihan mengenai kriminalitas yang
diperbuat oleh ras hitam tersebut seperti adanya pemberitaan kekerasan,
penyalahgunaan narkoba dan pengedarannya, perampokan, serta berbagai
macam perilaku negatif. Hal ini sengaja digiring serta dilakukan untuk
membentuk persepsi masyarakat Amerika mengenai perilaku negatif yang
dilakukan oleh ras warga Amerika yang berkulit hitam. Adapun latar belakang
lainnya yaitu:
• Kebiasaan candaan yang menyinggung soal ras akibat lingkungan tempat
tinggal serta pergaulan sekitar, yang akhirnya menjadi sebuah kebiasaan
yang buruk.
Tasya Shofwa Mahira_200401110299_Psikologi G

• Kurangnya edukasi mengenai rasisme sehingga kurangnya pengetahuan


mengenai akibat buruk dari sebuah perilaku rasisme.
• Candaan yang berkaitan dengan rasisme yang sudah menjadi sebuah
kebiasaan sehingga dianggap sebagai hal yang lumrah.
• Ketakutan serta iri, kedua hal tersebut merupakan yang menjadi penyebab
tindak rasisme, ketakutan serta iri serta pikiran negatif lainnya bahwa jika
orang/ras lain yang dianggap berbeda tersebut nantinya bisa unggul atau
bahkan mendominasi sehingga munculah pemikiran iri serta ketakutan
tersebut.
Masyarakat Amerika berkeyakinan bahwa semua orang harus memiliki
kesempatan yang sama untuk mendapatkan dan mencapai sesuatu yang
diinginkannya. Namun, kenyataannya kesamaan kesempatan itu belum dapat
berjalan dengan semestinya bagi orang kulit hitam, karena ras kulit hitam
dianggap ras yang rendah bagi orang kulit putih, sebaliknya orang kulit putih
menganggap mereka adalah ras yang unggul. Akibat adanya anggapan tersebut,
orang kulit hitam diperlakukan dalam bentuk diskriminasi dan segregasi,
misalnya dalam bidang pendidikan, orang kulit hitam tidak diizinkan sekolah di
tempat orang kulit putih.
Pada masa perbudakan perlakuan tidak adil terhadap orang kulit hitam
sangat jelas terlihat, misalnya dalam bidang pekerjaan, mereka diberi pekerjaan-
pekerjaan rendah seperti tukang kebun dan tukang masak, di samping itu, sering
seorang majikan memperlakukan budaknya dengan kasar. Hal ini sangat jelas
terlihat, apabila seorang budak membuat suatu kesalahan, para mandor kulit
putih akan menghukumnya dengan kejam. Akibat perlakuan tersebut, kehidupan
orang kulit hitam pada masa perbudakan sangat menderita. Perlakuan tidak adil
yang diterima orang kulit hitam tersebut merupakan bentuk rasialisme orang
kulit putih terhadap orang kulit hitam. Biasanya rasialisme ini mereka wujudkan
dalam bentuk prasangka, diskriminasi, dan pemisahan. Akibat perlakuan tersebut,
orang kulit hitam mengalami masalah dan kesulitan dalam kehidupannya.
Sehubungan dengan keberadaan orang kulit hitam di Amerika, Feagin (1982:115)
mengatakan bahwa, "Black Americans have been defined as racially different by
white groups for several centuries on the basis of certain physical characteristics,
such as skin color and hair type, presume to be unchangeable." Pernyataan Feagin
Tasya Shofwa Mahira_200401110299_Psikologi G

tersebut memberikan gambaran bahwa diskriminasi ras dan segregasi masih


muncul pada masyarakat kulit hitam di Amerika pada tahun 1930an.

Perlakuan diskriminasi dan segregasi terhadap orang kulit hitam di


Amerika, dapat dilihat melalui karakter dan peran-peran orang kulit hitam yang
muncul dalam film The Green Mile. Film The Green Mile yang dibuat Frank
Darabont berdasarkan atas novel karya Stephen King, mempresen tasikan orang
kulit hitam sebagai orang yang kejam, brutal, dan pembunuh. Namun, dalam film
ini orang kulit hitam selain ditampilkan sebagai orang bodoh dan pemalas, juga
sebagai peramal. Oleh karena itu, karakter orang kulit hitam dalam film The Green
Mile (1999) merupakan sejenis karikatur stereotip yang muncul di Amerika pada
masa perbudakan.
Berkaitan dengan uraian tersebut di atas, film dapat memperlihat kan
gambaran rasialisme dengan segala bentuk karakter dan stereotipnya terhadap
orang kulit hitam di Amerika sehingga penulis tertarik untuk meneliti dampak
rasialisme terhadap bentuk-bentuk karakter dan stereotip orang kulit hitam yang
muncul dalam film, dan pembentukan stereotip terhadap orang kulit hitam dalam
film. Dalam hubungan ini, penulis meneliti film The Green Mile yang dibuat dengan
latar belakang orang kulit hitam tahun 1930-an. Pemilihan ini dilakukan penulis,
pertama, karena belum adanya penelitian tentang film tersebut. Kedua, film The
Green Mile, menggambarkan perlakuan diskriminasi dan segregasi terhadap
orang kulit hitam.
Ketiga, film The Green Mile tidak hanya sekadar memberikan gambaran,
tetapi juga informasi mengenai keadaan masyarakat kulit hitam pada masa
tersebut. Dengan demikian, bentuk bentuk stereotip yang muncul dalam film
tersebut merupakan cerminan terhadap karakter orang kulit hitam yang dibentuk
orang kulit putih pada masa perbudakan dan setelah perbudakan dihapuskan.
Rasialisme merupakan masalah serius bagi orang kulit hitam di Amerika, karena
perbedaan warna kulit antara hitam dan putih tidak hanya sekadar menjadi
permasalahan biologis, tetapi telah menjadi suatu permasalahan sosial. Dalam hal
ini, Omi dan Winant dalam bukunya Racial Formation in The United States From
the 1960s to the 1990s mengemukakan bahwa permasalahan diskriminasi rasial
Tasya Shofwa Mahira_200401110299_Psikologi G

tidak lagi mengenai konsep biologis, namun lebih mengacu pada pemahaman
terhadap konteks sosial dan sejarah.

Apabila permasalahan diskriminasi rasial dipandang dari sudut biologis,


maka ras hanya menjadi perdebatan yang tidak akan pernah berakhir dan
selanjutnya akan terbentur pada masalah penciptaan awal manusia.
Permasalahan tentang penciptaan ini, kemudian akan memunculkan pertanyaan
mengapa ada orang kulit putih dan mengapa harus ada orang kulit hitam?
Anggapan orang kulit putih bahwa ras orang kulit hitam adalah rendah
menyebabkan hubungan antara kedua ras tersebut sering bermusuhan.
Hubungan yang saling bertentangan tersebut, juga disebabkan oleh perlakuan
diskriminasi, segregasi, dan stereotip terhadap orang kulit hitam. Akibat
perlakuan tersebut muncul di berbagai tempat istilah white only, colored waiting
room, dan color men.
Demikian pula halnya engan penggunaan fasilitas umum, orang kulit hitam
selalu ditempatkan terpisah dengan orang kulit putih. Contohnya, di terminal
terminal bus sering ditemukan pemisahan tempat duduk antara orang kulit hitam
dan orang kulit putih. Bahkan, dalam bus orang kulit hitam tidak diizinkan duduk
di bangku orang kulit putih, mereka harus duduk di bagian belakang bus.
Misalnya, peristiwa yang terjadi tanggal 1 Desember 1955 di Montgomery, ketika
Ny.Rosa Parks seorang wanita kulit hitam, dilarang duduk di tempat orang kulit
putih, namun Ny. Rosa Parks menolak perlakuan tersebut sehingga akhirnya Ny.
Rosa Parks ditahan.".
Tanpa disadari, diskriminasi sering terjadi di lingkungan sosial. Beberapa orang
menganggap kelompok minoritas tak lebih baik dari mereka. Selain itu,
diskriminasi ini terjadi karena individu terlihat berbeda dari yang lain. Berikut
contoh diskriminasi yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari.
a. Contoh Diskriminasi Agama, Jika kalian melihat berita, terjadi kekerasan pada
kelompok minoritas yang menganut agama berbeda. Contoh kasus yaitu suku
Rohingya, kerusakan tempat ibadah agama tertentu, dan orang yang
menjelekkan agama lain. Diskriminasi bisa terjadi di organisasi dan
perusahaan, seperti seseorang yang tidak mendapatkan promosi dan naik
pangkat karena menganut agama berbeda.
Tasya Shofwa Mahira_200401110299_Psikologi G

b. Contoh Diskriminasi Ras, Di Indonesia terjadi diskriminasi antara kelompok


ras suku tertentu, sehingga menimbulkan konflik. Contohnya konflik di
Kalimantan Barat antara suku Dayak, Melayu, dan suku Madura. Contoh
lainnya yaitu kekerasan dan penjarahan terhadap etnis Tionghoa tahun 1998.
c. Contoh Diskriminasi Sosial, Diskriminasi ini terjadi karena status sosial yang
dimiliki individu. Contohnya saja perbedaan antara si kaya dan miskin. Di
India, ada sistem kasta yang membuat masyarakat melakukan diskriminasi.
Kasta paling rendah kesulitan untuk mendapatkan akses pendidikan, ekonomi,
dan lainnya karena dianggap rendah.
d. Contoh Diskriminasi Jenis Kelamin, Di lingkungan sosial tertentu, anak laki-
laki mendapatkan akses pendidikan yang lebih tinggi dibanding perempuan.
Perempuan dianggap sebagai hak milik oleh suami setelah menikah. Contoh
lainnya yaitu laki-laki lebih mudah mendapat pekerjaan, jabatan lebih tinggi,
dan promosi dibanding perempuan. Mengutip dari kemenpppa.go.id,
masyarakat memberikan stereotype gender laki-laki dan perempuan.
Stereotype berdasarkan anggapan dan label untuk membenarkan tindak
kelompok satu dengan yang lain. Contoh stereotype ini perempuan dianggap
cengeng, tidak rasional, mudah emosional, dan tidak bisa mengambil
keputusan penting. Anggapan tersebut dibenarkan oleh kelompok sehingga
memicu diskriminasi antara laki-laki dan perempuan.
e. Contoh Diskriminasi Terhadap Disabilitas, Penyandang disabilitas kesulitan
mendapatkan pekerjaan karena kekurangan yang mereka miliki. Contoh lain
yaitu penyandang cacat tubuh dianggap tak normal oleh teman-temannya.
Contoh Diskriminasi Penderita HIV/Aids Masyarakat mengucilkan penderita
HIV/Aids karena dianggap menyebarkan penyakit. Hal ini terjadi karena
kurangnya edukasi dan pengetahuan pada masyarakat tentang penyakit HIV/
Aids.
f. Contoh Diskriminasi di Sekolah, Kasus pembulian, ancaman, dan cacian
terhadap seseorang sering terjadi di sekolah. Contohnya suatu organisasi yang
mengharuskan senior dan alumni mengatur junior. Senior bisa semena-mena
pada junior sampai menimbulkan kekerasan fisik dan ancaman.
Tasya Shofwa Mahira_200401110299_Psikologi G

D. Bentuk Rasialisme dan Diskriminasi


Bentuk-Bentuk Sikap Rasis
a. Prasangka rasial
Prasangka adalah antipati berdasarkan generealisasi yangsalah atau
generalisasi yang tidak luwes. Antipati rasial dapat dirasakan atau dinyatakan.
Antipati rasial bisa langsung ditunjukan kepada kelompok atau invidu dari
kelompok tertentu.
b. Diskriminasi rasial
Diskriminasi rasial adalah memperlakukan seseorang secaratidak adil
berdasarkan ras mereka. Diskriminasi rasial bisa muncul dari sikap sadar atau
tidak sadar, yang menempatkan seseorang lebih rendah berdasarkan ras.
c. Kekerasan rasial
Kekerasan rasial (racial harassment) adalah tindakanancaman, intimidasi baik
secara psikologis, sosial maupun fisik yang diarahkan kepada individu atau
kelompok dari ras tertentu.
d. Stereotip berdasarkan ras
Stereotip adalah keyakinan seseorang untukmenggeneralisasikan sifa-sifat
tertentu yang cenderung negatif tentang orang lain. Stereotip berdasarkan ras
ini muncul karena pandangan seseorang tentang perbedaan antar kelompok
yang mungkin terlalu tinggi atau terlalu rendah sebagai ciri khas individu atau
kelompok.

Bentuk Diskriminasi :

a. Rasisme
Secara umum, Rasisme dapat diartikan sebagai sikap, kecenderungan,
pernyataan dan Tindakan yang mengunggulkan atau memusuhi kelompok
masyarakat terutama karena identitas ras. Rasisme adalah paham yang
dipandang sebagai sebuah kebodohan karena tidak mendasarkan (diri) pada
satu ilmu apapun, serta berlawanan dengan norma-norma etis, peri
kemanusiaan dan HAM.
b. Seksisme
Adanya kepercayaan bahwa kekuatan fisik dan kecerdasan dimiliki oleh laki-
laki, sedangkan pada perempuan memiliki kekuatan emosional.
Tasya Shofwa Mahira_200401110299_Psikologi G

c. Ageisme
Pandangan yang menekankan pada aspek usia seseorang yang mempengaruhi
bagaimana orang bersikap.
d. Tokenism
Pemberian sedikit perlakuan positif kepada kelompok tertentu sebagai alas an
untuk menolak pemberian positif yang lebih besar.
e. Reverse Discrimination
Kecenderungan untuk menilai dan memperlakukan seseorang dari kelompok
tertentu dengan lebih baik dibanding perlakuan terhadap keompok lainnya.
f. Disabilitas
Diskriminasi kecacatan terjadi ketika seseorang diperlakukan kurang
menyenangkan atau Ketika ia tidak diberi kesempatan sama seperti yang lain
dalam situasi sama karena kecacatannya.

E. Penyebab Diskriminasi
Diskriminasi seringkali diawali dengan prasangka. Dengan prasangka, kita
membuat pembedaan antara kita dengan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari
kita sering bilang “kita” dan “mereka”. Pembedaan ini terjadi karena kita adalah
makhluk sosial yang secara alami ingin berkumpul dengan orang yang memiliki
kemiripan dengan kita. Prasangka seringkali didasari pada tidak pahaman, tidak
pedulian pada kelompok “mereka”, atau ketakutan atas perbedaan. Dengan
ketidak pahaman inilah, kita sering membuat generalisasi tentang ‘mereka’, dan
membuat semua orang di kelompok ‘mereka’ pasti sama. Prasangka makin
diperparah dengan cap buruk (stigma/ stereotype). Cap buruk ini lebih
didasarkan pada berbagai fakta yang menjurus pada kesamaan pola, sehingga
kemudian kita sering menggeneralisasi seseorang atas dasar kelompoknya. Cap
buruk ini sulit diubah, walaupun ada pola positif, berkebalikan dari yang
ditanamkan. Cap buruk ini dipelajari seseorang dari pengaruh sosial seperti
masyarakat, tetangga, keluarga, orang tua, sekolah, media massa, dll. Diskriminasi
terjadi ketika keyakinan atas cap buruk dan prasangka itu sudah berubah menjadi
aksi. Diskriminasi adalah tindakan memperlakukan orang lain tidak adil han ya
karena dia berasal dari kelompok sosial tertentu.
Tasya Shofwa Mahira_200401110299_Psikologi G

F. Dampak Diskriminasi
Dampak Diskriminasi Ras dan Etnis Sikap Diskriminasi menunjukkan martabat
rendah bagi pelakunya dan akan memicu munculnya perilaku buruk lainnya yang
dilarang, akibat buruk dari sikap diskriminasi diantaranya adalah:
a. Memicu munculnya sektarianisme.
b. Memunculkan permusuhan antar kelompok, perasaan melebihkan kelompok
sendiri dan merendahkan kelompok yang lain menjadi pemicu perseteruan
antar kelompok.
c. Mengundang masalah sosial yang baru dan dapat memancing konflik
horizontal ditengah masyarakat.
d. Menciptakan penindasan dan otoritarianisme dalam kehidupan akibat adanya
perasaan lebih dan sentiment terhadap kelompok, sehingga hak-hak
kelompok lain diabaikan.
e. Jika sikap diskriminasi sangat dominan, maka keadilan sulit untuk ditegakan,
sebab suatu kelompok dalam pengambilan keputusan hanya didasarkan pada
pertimbangan yang subyektif.
f. Sikap diskriminasi dapat menghancurkan sendi-sendi kehidupan sosial, yang
berakibat pada perpecahan.
g. Dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi seharusnya bisa diselesaikan
dengan baik. Namun dengan adanya diskriminasi menjadi berlarut dan tidak
menutup kemungkinan memunculkan masalah baru. Sangat banyak dampak
buruk yang di timbulkan oleh diskriminasi ras dan etnis mulai dari saling
melukai antar manusia atau yang cukup parah diskriminasi ras dan etnis dapat
memecah suatu bangsa.

G. Intervensi Rasialisme dan Diskriminasi


Rasisme tertutup diduga hadir dalam skala jauh lebih besar dari rasisme terbuka
karena lebih susah untuk dideteksi. Dalam tatanan norma masyarakat Indonesia,
rasisme tertutup misalnya terekspesikan dalam bentuk anggapan bahwa laki-laki
dari suku A tidak boleh menikah perempuan dengan suku B karena faktor tabu.
Memerangi rasisme tertutup jauh lebih sulit karena sudah melembaga dalam
norma dan pola pikir masyarakat.
Tasya Shofwa Mahira_200401110299_Psikologi G

Upaya mengatasi masalah ini membutuhkan perubahan cara pandang lewat


pengasuhan dan pendidikan sejak dini untuk menanamkan kesetaraan antar ras
dan suku. Membangun kepercayaan diri dan menanamkan rasa kesetaraan di
bawah payung kemanusiaan adalah hal terpenting untuk dilakukan, namun
proses butuh waktu yang lama. Negara punya tanggung jawab besar untuk
mengimplementasikan kebijakan anti-diskriminasi. Selain itu, negara seharusnya
membangun institusi dan penegak hukum yang menjamin kesetaraan hak dan
perlakuan adil yang diikuti dengan penerapan hukum yang tegas. Negara juga
harus memberikan layanan kepada rakyatnya tanpa diskriminasi.
Selanjutnya intervensi dapat dilakukan dengan mengubah motivasi dan budaya.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa budaya dapat berperan dalam
melanggengkan stereotip dan prasangka. Pada tingkat budaya itulah juga banyak
potensi untuk perubahan positif. Paparan gambar yang mencerminkan
keragaman dalam kelompok sosial, mampu membantu melemahkan stereotip dan
memerangi aktivasi otomatis stereotip. Gambar-gambar ini juga dapat mengubah
kecenderungan orang untuk melihat grup sebagai entitas yang relatif tetap dan
membantu melihat grup sebagai entitas yang dinamis dengan batas yang tidak
terlalu kaku (Kassin et al.,2011). Motivasi, norma, dan nilai-nilai dapat dan sering
berubah seiring waktu. Dalam hal ini, budaya yang populer memegang peranan
kunci.
Orang-orang (terutama yang lebih muda) melihat gambaran dalam budaya
populer seperti rekan-rekan dan panutannya (role model) terkait informasi
tentang sikap dan perilaku apa yang keren atau ketinggalan zaman, termasuk
norma-norma tentang stereotip dan prasangka (Crandall 43 & Eshleman, 2003;
Fein et al., 2003; Paluck, 2009; Stangor et al., 2001) . Mempelajari norma-norma
dapat memotivasi kita untuk menerapkannya. Undang-undang yang menentang
kebencian, perlakuan yang tidak setara, dan lingkungan yang bermusuhan juga
bisa menjadi senjata yang penting (Aronson, 1992; Kassin et al.,2011)
Tasya Shofwa Mahira_200401110299_Psikologi G

(Prayoga, 2020)

Referensi
Arianingtyas, R. (2009). Memahami Diskriminasi. Jakarta Selatan: The Indonesian Legal
Resource Center.
Ariansyah, P. (2020). Skripsi Bab 2 : Tinjauan Umum. 31-54.
Prayoga, W. (2020). Perancangan Informasi Edukasi Tentang Rasisme Melalui Media
Komik Strip. E- Library Unikom, 1689-1699.

Anda mungkin juga menyukai