Anda di halaman 1dari 5

KETERKATIAN PANCASILA DENGAN RASISME YANG ADA DI INDONESIA

Alfarizi Iba Firgiawan (211344003), Sulthan Putra Firdiansyah (211344029),


Fahrin Nisa (211344014)

Politeknik Negeri Bandung

Abstract
The purpose of this research is to hope that in the future there will be no more acts of racism
against taste, ethnicity or skin color in Indonesia. This article contains the relationship
between Pancasila and the diversity that exists in Indonesia, which should be a unifier, but it
is feared that it will cause division because there are some individuals who commit acts of
racism or discriminate against certain groups or races that have significant differences. As
stated in Pancasila (the basis of the State) in the 3rd principle which reads "Indonesian unity"
from this precept we can conclude that no matter how many differences in race, ethnicity,
religion, and language we must remain united, because that is the form of Indonesian unity.
Keywords: Racism, Pancasila, Diversity

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah diharapkan kedepannya tidak ada lagi tindakan rasisme
terhadap rasa, suku ataupun warna kulit diIndonesia. Pada artikel ini memuat keterkaitan
pancasila dengan Keanekaragaman yang ada di Indonesia yang seharusnya menjadi
pemersatu malah di takukan akan menjadi penyebab perpecahan karena ada sebagian oknum
yang melakukan tindakan rasisme atau mendiskriminasi kelompok atau ras tertentu yang
memiliki perbedaan yang signifikan. Seperti yang tercantum dalam Pancasila (dasar Negara)
pada sila ke-3 yang berbunyi “persatuan Indonesia” dari sila ini dapat kita simpulkan bahwa
sebanyak apapun perbedaan ras, suku, agama, dan bahasa kita harus tetap bersatu, karna
itulah bentuk dari persatuan Indonesia.
Kywords: Rasisme, Pancasila, Keanekaragaman
PENDAHULUAN
Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan yang sering didengar oleh masyarakat Indonesia.
Arti dari Bhineka Tunggal Ika itu sendiri merupakan berbeda-beda namun tetap satu.
Semboyan ini berasal dari kakawin Sutasoma karangan Mpu Tantular yang diperkirakan
sekitar abad 14 zaman kerajaan Majapahit di Indonesia.( Rizki, A. M., & Djufri, R. A. 2021).
Bhineka Tunggal Ika sangat di junjung tinggi oleh Indonesia karena makna dari Semboyan
atau motto ini sangat mewakili Indonesia yang terdiri dari puluhan ribu pulau dan juga
sebagai Negara yang memiliki ras,agama,suku bangsa dan budaya yang beragam. Selain itu,
Bhineka Tunggal Ika bukanlah sekedar semboyan, melainkan juga digunakan sebagai
pedoman kehidupan dan sarana untuk mencapai cita-cita Bangsa Indonesia Indonesia.

seperti kita ketahui Indonesia merupakan 20 Negara terbesar di dunia, dan Indonesia
merupakan Negara terbesar yang ada di Asia Tenggara yang mempunyai berbagai
macam suku, bahasa, dan adat istiadat. Indonesia juga merupakan salah satu negara
kepulauan yang memiliki jumlah pulau sebanyak 17.000. Ada beragam jenis suku, ras,
agama dan adat istiadat yang sangat indah di dalamnya. Keanekaragam ini seharusnya
dijadikan suatu alat untuk mempersatu bangsa, tetapi terkadang hal ini menjadi salah satu
faktor yang memicu terjadinya perpecahan. Perpecahan yang terjadi disebabkan adanya
diskriminasi dari sebagian oknum kepada suatu ras tertentu yang memiliki perbedaan yang
sangat menonjol selain itu rasisme biasanya ditujukan kepada kelompok – kelompok
minoritas.

Ada banyak bentuk diskriminasi yang masih terjad di negara tercinta kita ini kuhususnya
rasisme terhadap warna kulit dan bentuk fisik. Keanekaragam ini seharusnya menjadi alat
untuk mempersatu bangsa, tetapi terkadang hal ini menjadi salah satu faktor yang memicu
terjadinya perpecahan.Mungkin yang sering kita lihat rasisme di Indonesia terjadi terhadap
kepada etnis china yang bukan merupakan etnis asli di Indonesia tapi kenyataannya banyak
etnis etnis dan kelompok asli Indonesia lainya yang mengalami rasisme ini salah satunya
adalah etnis/masyarkat Papua.

Rasisme diartikan sebagai serangan sikap, kecenderungan, pernyataan, dan tindakan yang
mengunggulkan atau memusuhi kelompok masyarakat terutama karena identitas ras.
Menurut Oliver C.Cox Rasisme merupakan peristiwa, situasi yang menilai berbagai tindakan,
dan nilai dalam suatu kelompok berdasar perspektif kulturalnya yang memandang semua
nilai sosial masyarakat lain di luar diri mereka itu salah dan tidak dapat diterima.Rasisme ini
terjadi dalam berbagai bidang mulai dari pendidikan,bermasyarakat,kesehatan dan lain lain.
Rasisme ini sering terjadi kepada etnis yang memiliki ciri fisik yang sangat menojolkan
perbedaan.di dunia ini secara umum dapat dibagi menjadi 4 ras besar yaitu ras hitam,ras
putih,ras kuning dan ras merah.Di Indonesia sendiri rasisme terjadi kepada etnis yang
memiliki perbedaan fisik seperti etnis cina,papua dan lain-lain.

Rasisme tidak hanya berwujud sikap benci,intimidasi,atau kekerasan.cemoohan,bullying,atau


dengan menyingkirkan orang lain atau golongan tertentu dari aktivitas itu semua merupakan
tindakan rasisme juga.

Rasis sebenarnya ialah pertahanan diri manusia ketika cemas atau merasa insecure (tidak
aman). Seseorang melakukan rasis untuk membuat posisinya seakan lebih penting dan
berharga di mata orang lain.
Sikap ini tidak disengaja. Para ahli menemukan ada beberapa jenjang
1. Memudarnya rasa menghargai orang lain
Orang yang rasis hanya mau menghargai kepada golongannya. Saat berhadapan dengan
orang lain, ia hanya melihat perbedaan yang ada. Hal ini menutupi kesamaan lain yang
sebenarnya bisa menyatukan kita dengan orang-orang dari kelompok lainnya. Rasa tidak
aman yang menjadi penyebab rasisme kini membuat kita sulit menghargai orang lain.

2. Pelampiasan pada golongan lain


Berbagai emosi terpendam yang menjadi penyebab rasisme berkumpul pada diri sendiri.
Kemudian, melampiaskannya pada orang dari golongan lain. Jika kita sebenarnya merasa
memiliki kekurangan tapi kita melampiaskannya dengan membenci orang lain dari etnis yang
berbeda. Pada beberapa persoalan, kebencian ini bisa sangat ekstrem sehingga rasisme
berujung pada penganiayaan atau pembunuhan.

3. Menyamakan sifat suatu ras


Jika kita menganggap bahwa setiap orang dalam suatu golongan mempunyai sifat yang sama,
misalnya orang Sunda pasti malas, orang kulit hitam pasti kriminal, orang Batak biasanya
kasar, dan lain-lain. Namun orang yang terbiasa menyamakan sifat suatu ras tidak dapat
membedakan ini. Misalnya saat bertemu dengan orang kulit hitam mereka akan langsung
berprasangka bahwa orang ini pasti berniat jahat.
4. Bermusuhan dengan kelompok lain
Setelah kita memiliki identitas diri, kita juga akan memiliki identitas kelompok. Tapi
identitas ini juga bisa membuat memusuhi orang di luar kelas kita. Permusuhan muncul dari
kenyataan bahwa setiap kelompok ingin menjadi lebih kuat. Kita lebih dekat dengan orang
yang dicintai dan lebih mencintai prinsip mereka. Namun keakraban ini justru berbenturan
dengan kelompok lain. Bahkan perbedaan kecil dapat menyebabkan masalah ras, agama, dan
lain lain.

5. Munculnya Kecemasan
Rasisme disebabkan oleh kecemasan dan hilangnya identitas. Ketika merasa tidak memiliki
identitas, kita mencari kelompok yang memiliki kesamaan. Kesamaan tersebut dapat berupa
ras, warna kulit, suku, dan lain lain. Berada dalam kelompok orang seperti diri sendiri dapat
memberikan keamanan. Tanpa kepribadian, kita tidak lagi kesepian. Sebaliknya, kita merasa
lebih utuh dan mengambil tempat kita di masyarakat.

Cara menghindari rasisme


Orang secara alami saling menyamakan satu sama lain. Meskipun perilaku ini tidak serta
merta menimbulkan kecemasan, namun bisa berbahaya jika berkembang menjadi kebencian,
terutama jika difasilitasi oleh kecemasan yang mendalam. Untungnya, ada banyak cara untuk
menghindari rasisme yaitu
- Harap dipahami bahwa setiap orang berbeda. Dengan cara ini tidak akan jatuh ke dalam
perangkap menyamakan sifat suatu ras.
- Jika sudah memiliki menyamakan sifat suatu ras, ubahlah secara bertahap atau coba jawab
orang lain dengan lebih baik.
- Melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Bagaimana perasaan kita jika berada di
posisi mereka.
Penyebab rasisme terletak pada ketakutan akan kelemahan diri sendiri, tetapi tidak semua
orang menyadarinya. Beberapa orang sudah jatuh ke dalam pikiran negatif dan akhirnya
bertindak seperti rasis. Rasisme berbahaya dan tidak dapat diabaikan. Jika orang-orang
terdekat Anda melakukan ini, cobalah memberi mereka pengertian. Terlepas dari perbedaan
ras, warna kulit, dan agama, pada akhirnya semua orang adalah sama.
Keadaan ini tentu tidak bisa terus didiamkan begitu saja. Harus segera diberi jalan keluar dan
solusi yang bisa diambil. Selain menyangkut kesatuan negara kita kasus ini juga merupakan
persoalan kemanusiaan dimana ini adalah persoalan kebutuhan dasar karena negara akan sulit
maju jika persoalan kemanusiaanya belum tuntas. Aktivitas ekonomi, pendidikan dan sosial
akan terganggu sehingga penting bagi semua pihak untuk menyelesaikan ini bersama-sama.
Penulis dalam penelitian ini ingin mengangkat Subtema Pendidikan sebagai landasan utama.

Metode Penelitian
Pendekatan yang dilakukan adalah dengan menggnakan metode pendekatan

A. Pengertian dan makna dari rasisme


Rasisme adalah suatu sistem  atau  yang menyatakan bahwa perbedaan manusia
menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior
dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya. Selain itu rasisme secara umum
dapat diartikan sebagai serangan sikap, kecenderungan, pernyataan, dan tindakan yang
mengunggulkan atau memusuhi kelompok masyarakat terutama karena identitas ras.
Adapun pengertian rasisme menurut para ahli :
Pramoedya Ananta Toer
Rasisme atau rasialisme ialah pemahaman yang menolak suatu golongan masyarakat
yang berdasarkan atau berbeda ras. Dengan kata lain, mempunyai kelainan daripada
umumnya.
Alo Liliweri
Rasisme adalah suatu ideologi yang mendasarkan diri pada diskriminasi terhadap
seseorang atau sekelompok orang karena ras mereka bahkan ini menjadi doktrin politis.
Human Rights and Equal Opportunity Commission
Rasisme merupakan suatu ideologi yang menyumbangkan pernyataan mitos perihal
kelompok ras dan etnis lainnya yang merendahkan kelompok atau komunitas tersebut.
Oliver C. Cox
Rasisme merupakan peristiwa, situasi yang menilai berbagai tindakan, dan nilai dalam
suatu kelompok berdasar perspektif kulturalnya yang memandang semua nilai sosial
masyarakat lain di luar diri mereka itu salah dan tidak dapat diterima.

Anda mungkin juga menyukai