Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

(TEKS DISKUSI “RASISME”)

DISUSUN OLEH KELOMPOK IV


Anggota : 1.Andi Nursyafira .M
2.Ariska Amelia Yasin
3.Eet Syahrani
4.Fatina Hasila
5.Wensislaus Bulean Litak

TAHUN AJARAN 2022/2023


SMP NEGERI 1 WONOMULYO
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada teman dan bapak/ibu guru yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi.

kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa praktikkan teman teman dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami.
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rasisme, diskriminasi rasial, prejudice dan berbagai sikap intoleransi masih


hidup subur tidak hanya di bagian-bagian dunia yang secara stereotip
dihubungkan dengan keadaan itu seperti halnya Amerika Serikat. Sikap intoleransi
itu ada dimana-mana, dengan berbagai baju

Asal mula istilah ras diketahui sekitar tahun 1600. Saat itu, Francois Bernier,
pertama kali mengemukakan gagasan tentang pembedaan manusia berdasarkan
kategori atau karakteristik warna kulit dan bentuk wajah (Alo Liliweri, 2005:21).
Berdasarkan ciri fisiknya, manusia di dunia dapat di bagi kedalam empat ras besar.
Ras-ras tersebut adalah hitam, putih, kuning dan merah. Seorang tokoh yang
memperkenalkan konsep tentang ras adalah Charles Darwin. Darwin
memperkenalkan ras sebagai sesuatu hal yang mengacu pada ciri-ciri biologis dan
fisik. Salah satunya yang paling jelas adalah warna kulit

Pada akhirnya, perbedaan berdasarkan warna kulit tersebut memicu lahirnya


gerakan-gerakan yang mengunggulkan rasnya sendiri-sendiri. 2 Teori Darwin
dijadikan sebagai dasar tindakan untuk membenarkan penguasaan ras satu atas
ras yang lain. Maka timbullah superioritas ras, ras yang merasa lebih unggul
menindas ras yang dianggap lebih rendah. Konsep tentang keunggulan ras ini
kemudian melahirkan rasialisme. Rasisme secara umum dapat diartikan sebagai
serangan sikap, kecenderungan, pernyataan, dan tindakan yang mengunggulkan
atau memusuhi kelompok masyarakat terutama karena identitas ras. Rasisme juga
di pandang sebagai sebuah kebodohan karena tidak mendasarkan (diri) pada satu
ilmu apapun, serta berlawanan dengan norma-norma etis, perikemanusiaan, dan
hak-hak asasi manusia. Akibatnya, orang dari suku bangsa lain sering
didiskriminasikan, dihina, dihisap, ditindas dan dibunuh.
B.Isi

Rasisme secara umum dapat diartikan sebagai serangan sikap,


kecenderungan, pernyataan, dan tindakan yang mengunggulkan atau memusuhi
kelompok masyarakat terutama karena identitas ras. Rasisme juga di pandang
sebagai sebuah kebodohan karena tidak mendasarkan (diri) pada satu ilmu
apapun, serta berlawanan dengan norma-norma etis, perikemanusiaan, dan hak-
hak asasi manusia. Akibatnya, orang dari suku bangsa lain sering didiskriminasikan,
dihina, dihisap, ditindas dan dibunuh.
Di Myanmar, misalnya, kaum minoritas sering jadi target pelanggaran HAM.
PBB berpendapat bahwa ‘pembersihan etnis’ yang disertai genosida terjadi
terhadap Rohingya. Orang Rohingya menjadi target pembunuhan, penyiksaan, dan
perlakuan buruk. Militer Myanmar diduga membunuh laki-laki, perempuan, dan
anak-anak Rohingya, memperkosa perempuan dan anak-anak, dan membakar
desa tempat tinggal mereka. Mereka juga disiksa jika tak bisa bekerja sesuai
harapan. Mereka kerap dipukuli, tidak diberi makanan, air, istirahat dan pelayanan
kesehatan, dan bahkan dibunuh jika ketahuan ingin kabur. Banyak yang dipaksa
kerja tanpa dibayar di proyek konstruksi baru.

Rasisme menyebabkan kesenjangan akses pendidikan, pekerjaan, dan


kesempatan lainnya
Secara historis, mereka yang secara terbuka mengakui atau mempraktikkan
rasisme berpendapat bahwa anggota ras berstatus rendah harus dibatasi pada
pekerjaan berstatus rendah, sementara anggota ras dominan harus memiliki akses
eksklusif ke kekuasaan politik, sumber daya ekonomi, pekerjaan berstatus tinggi,
dan hak-hak sipil lainnya.

Walau ideologi rasis mungkin memudar di masa kini, tapi diskriminasi ras
berdasarkan warna kulit tetap berlanjut, membuat anggotanya tak punya akses ke
pendidikan, pekerjaan, dan berbagai kesempatan lainnya.

MACAM MACAM JENIS SIKAP RASISME ADALAH SEBAGAI BERIKUT


1. Rasisme internal
Rasisme internal merajuk kepada pikiran, perasaan, dan tindakan dari
dalam diri kita sendiri, secara sadar maupun tidak sadar, sebagai individu.
Contohnya seperti mempercayai bahwa adanya stereotip ras yang negative
atau bahkan menyangkal bahwa rasisme tidak ada.

2. Rasisme interpersonal
Rasisme interpersonal adalah tindakan rasis dari individu atau kelompok ke
individu atau kelompok yang lainnya dan dapat mempengaruhi interaksi
publik mereka. Misalnya dengan melakukan perilaku negatif seperti
diskriminasi, pelecehan dan juga mengatakan kata-kata rasis.

3. Rasisme institusional
Rasisme institusional pada umumnya terdapat dalam institusi dan juga
sistem politik, hukum, dan juga ekonomi yang secara langsung maupun
tidak langsung dapat menyuburkan diskriminasi dengan berdasarkan pada
perbedaan ras. Hal ini menyebabkan adanya ketidaksetaraan kemakmuran,
pendidikan, pendapatan, perawatan kesehatan, hak-hak sipil, dan juga di
berbagai bidang institusional yang lainnya. Misalnya, pada praktik
perekrutan yang diskriminatif, tidak mendengarkan bahkan membungkam
suara orang dengan ras tertentu di dalam ruangan rapat, atau dalam
budaya kerja yang lebih mengutamakan sudut pandang kelompok ras yang
dominan.

4. Rasisme sistemik
Rasisme sistemik melibatkan entitas atau institusi yang berwenang dalam
menegakkan kebijakan perihal rasisme, baik yang berada di dalam bidang
pendidikan, pemerintahan, perawatan kesehatan, perumahan, dan hal
serupa lainnya. Hal ini merupakan efek riak dari ratusan tahun praktik
rasisme serta diskriminatif yang masih berlangsung hingga masa kini.

1. Keputusan kebijakan pemerintah

Umumnya, penyebab rasisme yang paing sering terjadi karena keputusan kebijakan
pemerintah, termasuk di Indonesia. Hal tersebut dipengaruhi oleh keotoriteran dari
pemimpin dalam pemerintah.

2. Sosialisasi dalam keluarga

Apa saja yang diajarkan orang tua pada anaknya, akan melekat dalam diri anaknya. Hal
itu berarti, orang tua menjadi satu di antara faktor penyebab rasisme muncul. Hal ini
tersebut tentu bisa terjadi rantai kebencian yang tidak putus karena terus didoktrin
antargenerasi.

3. Budaya serta adat istiadat

Budaya dan adat istiadat setiap pelosok daerah atau bangsa tentu berbeda-beda yang
otomatis memengaruhi pikiran, pemahaman serta perasaan antargolongan.

4. Munculnya rasa tidak aman

Penyebab rasisme adalah rasa insecure dan hilangnya identitas. Ketika merasa tidak
punya identitas, Anda akan mencari kelompok yang mempunyai kesamaan dengan diri
Anda. Kesamaan tersebut bisa berupa ras, warna kulit, suku, dan lain-lain. Berada dalam
kelompok berisi orang-orang yang mirip dengan Anda dapat memberikan rasa aman.
Anda tidak lagi merasa kesepian tanpa identitas. Sebaliknya, Anda merasa lebih lengkap
dan memiliki tempat dalam masyarakat.
5. Memusuhi golongan lain

Setelah memiliki identitas diri, kini Anda punya identitas kelompok. Namun, identitas ini
juga bisa membuat Anda memusuhi orang di luar golongan Anda. Permusuhan muncul
karena setiap golongan ingin membuat dirinya lebih kuat. Anda mungkin menjadi dekat
dengan orang-orang dalam golongan Anda dan semakin mencintai prinsipnya. Akan
tetapi, kedekatan itu justru memicu konflik dengan golongan lain. Perbedaan kecil saja
bisa memantik masalah antar-ras, agama, dan sebagainya.

6. Hilangnya rasa menghargai orang lain

Rasa tidak aman yang menjadi penyebab rasisme kini membuat Anda sulit menghargai
orang lain. Seseorang dalam golongan Anda mungkin berperilaku baik dengan sesama
anggotanya, tapi ia dapat dengan mudah menghakimi orang dari golongan lain. Orang
yang rasis hanya mau berempati kepada golongannya. Saat berhadapan dengan orang
lain, ia hanya melihat perbedaan yang ada. Hal ini menutupi kesamaan lain yang
sebenarnya bisa menyatukan Anda dengan orang-orang dari kelompok lainnya.

7. Stereotip

Pada tahap ini, Anda mulai membuat stereotip. Anda menganggap bahwa setiap orang
dalam suatu golongan mempunyai sifat yang sama, misalnya orang Sunda pasti malas,
orang kulit hitam pasti kriminal, orang Batak biasanya kasar, dan lain-lain. Padahal, setiap
orang memiliki kepribadian berbeda. Namun, orang yang terjebak stereotip tidak dapat
melihat ini. Saat bertemu dengan masyarakat kulit hitam misalnya, mereka akan langsung
berprasangka bahwa orang ini pasti berniat jahat.

8. Pelampiasan pada golongan lain

Ini adalah tahap akhir yang paling berbahaya dari rasisme. Berbagai emosi terpendam
yang menjadi penyebab rasisme berkumpul pada diri Anda. Kemudian, Anda
melampiaskannya pada orang dari golongan lain. Anda sebenarnya merasa memiliki
kekurangan, tapi Anda melampiaskannya dengan membenci orang lain dari etnis yang
berbeda. Pada beberapa kasus, kebencian ini bisa sangat ekstrem sehingga rasisme
berujung pada penganiayaan atau pembunuhan.

CARA PENCEGAHAN TERJADINYA RASISME

Terdapat beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menghindari sikap rasis, yakni:

1. Menyadari bahwa setiap orang berbeda. Jadi, Anda tidak akan terjebak dalam
stereotip.

2. Jika Anda telanjur memiliki stereotip, ubahlah sedikit demi sedikit. Atau, cobalah
merespons orang lain dengan cara yang lebih baik.

3. Melihat segala hal dari sudut pandang orang lain. 


C.Kesimpulan

Kebersamaan merupakan salah satu solusi penting guna meminimalisir


rasisme dalam kehidupan keseharian manusia, karena dengan berkumpul dalam
semangat kebersamaan, akan tercipta sebuah pembauran yang spontan dan
selaras antara berbagai elemen masyarakat yang memiliki begitu banyak
keragaman – tidak perlu takut atau ragu untuk berbaur, dan sekaligus
mengingatkan bahwa di balik semua perbedaan yang begitu kontras sekalipun kita
masih memiliki banyak kesamaan, yang semuanya sewajarnya dipandang bukan
sebagai pembatas, tapi sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat yang utuh.

Pada hakikatnya perbedaan sebaiknya dipandang sebagai bagian dari satu


kesatuan yang penting, sehingga diperlukan toleransi, saling menghormati, dan
saling pengertian agar tercipta sebuah keselarasan. Dan seperti makna
kebersamaan itu sendiri, kebersamaan akan membuat kita merasa ”dekat” satu
dengan yang lainnya.
DAFTAR ISI

A.LATAR BELAKANG.......................................................................................................1

B.ISI................................................................................................................................2
................ 3
............... 4

C.KESIMPULAN..............................................................................................................5

Anda mungkin juga menyukai