A. LATAR BELAKANG
Asal mula istilah ras diketahui sekitar tahun 1600. Saat itu, Francois Bernier,
pertama kali mengemukakan gagasan tentang pembedaan manusia berdasarkan
kategori atau karakteristik warna kulit dan bentuk wajah (Alo Liliweri, 2005:21).
Berdasarkan ciri fisiknya, manusia di dunia dapat di bagi kedalam empat ras besar.
Ras-ras tersebut adalah hitam, putih, kuning dan merah. Seorang tokoh yang
memperkenalkan konsep tentang ras adalah Charles Darwin. Darwin
memperkenalkan ras sebagai sesuatu hal yang mengacu pada ciri-ciri biologis dan
fisik. Salah satunya yang paling jelas adalah warna kulit
Walau ideologi rasis mungkin memudar di masa kini, tapi diskriminasi ras
berdasarkan warna kulit tetap berlanjut, membuat anggotanya tak punya akses ke
pendidikan, pekerjaan, dan berbagai kesempatan lainnya.
2. Rasisme interpersonal
Rasisme interpersonal adalah tindakan rasis dari individu atau kelompok ke
individu atau kelompok yang lainnya dan dapat mempengaruhi interaksi
publik mereka. Misalnya dengan melakukan perilaku negatif seperti
diskriminasi, pelecehan dan juga mengatakan kata-kata rasis.
3. Rasisme institusional
Rasisme institusional pada umumnya terdapat dalam institusi dan juga
sistem politik, hukum, dan juga ekonomi yang secara langsung maupun
tidak langsung dapat menyuburkan diskriminasi dengan berdasarkan pada
perbedaan ras. Hal ini menyebabkan adanya ketidaksetaraan kemakmuran,
pendidikan, pendapatan, perawatan kesehatan, hak-hak sipil, dan juga di
berbagai bidang institusional yang lainnya. Misalnya, pada praktik
perekrutan yang diskriminatif, tidak mendengarkan bahkan membungkam
suara orang dengan ras tertentu di dalam ruangan rapat, atau dalam
budaya kerja yang lebih mengutamakan sudut pandang kelompok ras yang
dominan.
4. Rasisme sistemik
Rasisme sistemik melibatkan entitas atau institusi yang berwenang dalam
menegakkan kebijakan perihal rasisme, baik yang berada di dalam bidang
pendidikan, pemerintahan, perawatan kesehatan, perumahan, dan hal
serupa lainnya. Hal ini merupakan efek riak dari ratusan tahun praktik
rasisme serta diskriminatif yang masih berlangsung hingga masa kini.
Umumnya, penyebab rasisme yang paing sering terjadi karena keputusan kebijakan
pemerintah, termasuk di Indonesia. Hal tersebut dipengaruhi oleh keotoriteran dari
pemimpin dalam pemerintah.
Apa saja yang diajarkan orang tua pada anaknya, akan melekat dalam diri anaknya. Hal
itu berarti, orang tua menjadi satu di antara faktor penyebab rasisme muncul. Hal ini
tersebut tentu bisa terjadi rantai kebencian yang tidak putus karena terus didoktrin
antargenerasi.
Budaya dan adat istiadat setiap pelosok daerah atau bangsa tentu berbeda-beda yang
otomatis memengaruhi pikiran, pemahaman serta perasaan antargolongan.
Penyebab rasisme adalah rasa insecure dan hilangnya identitas. Ketika merasa tidak
punya identitas, Anda akan mencari kelompok yang mempunyai kesamaan dengan diri
Anda. Kesamaan tersebut bisa berupa ras, warna kulit, suku, dan lain-lain. Berada dalam
kelompok berisi orang-orang yang mirip dengan Anda dapat memberikan rasa aman.
Anda tidak lagi merasa kesepian tanpa identitas. Sebaliknya, Anda merasa lebih lengkap
dan memiliki tempat dalam masyarakat.
5. Memusuhi golongan lain
Setelah memiliki identitas diri, kini Anda punya identitas kelompok. Namun, identitas ini
juga bisa membuat Anda memusuhi orang di luar golongan Anda. Permusuhan muncul
karena setiap golongan ingin membuat dirinya lebih kuat. Anda mungkin menjadi dekat
dengan orang-orang dalam golongan Anda dan semakin mencintai prinsipnya. Akan
tetapi, kedekatan itu justru memicu konflik dengan golongan lain. Perbedaan kecil saja
bisa memantik masalah antar-ras, agama, dan sebagainya.
Rasa tidak aman yang menjadi penyebab rasisme kini membuat Anda sulit menghargai
orang lain. Seseorang dalam golongan Anda mungkin berperilaku baik dengan sesama
anggotanya, tapi ia dapat dengan mudah menghakimi orang dari golongan lain. Orang
yang rasis hanya mau berempati kepada golongannya. Saat berhadapan dengan orang
lain, ia hanya melihat perbedaan yang ada. Hal ini menutupi kesamaan lain yang
sebenarnya bisa menyatukan Anda dengan orang-orang dari kelompok lainnya.
7. Stereotip
Pada tahap ini, Anda mulai membuat stereotip. Anda menganggap bahwa setiap orang
dalam suatu golongan mempunyai sifat yang sama, misalnya orang Sunda pasti malas,
orang kulit hitam pasti kriminal, orang Batak biasanya kasar, dan lain-lain. Padahal, setiap
orang memiliki kepribadian berbeda. Namun, orang yang terjebak stereotip tidak dapat
melihat ini. Saat bertemu dengan masyarakat kulit hitam misalnya, mereka akan langsung
berprasangka bahwa orang ini pasti berniat jahat.
Ini adalah tahap akhir yang paling berbahaya dari rasisme. Berbagai emosi terpendam
yang menjadi penyebab rasisme berkumpul pada diri Anda. Kemudian, Anda
melampiaskannya pada orang dari golongan lain. Anda sebenarnya merasa memiliki
kekurangan, tapi Anda melampiaskannya dengan membenci orang lain dari etnis yang
berbeda. Pada beberapa kasus, kebencian ini bisa sangat ekstrem sehingga rasisme
berujung pada penganiayaan atau pembunuhan.
Terdapat beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menghindari sikap rasis, yakni:
1. Menyadari bahwa setiap orang berbeda. Jadi, Anda tidak akan terjebak dalam
stereotip.
2. Jika Anda telanjur memiliki stereotip, ubahlah sedikit demi sedikit. Atau, cobalah
merespons orang lain dengan cara yang lebih baik.
A.LATAR BELAKANG.......................................................................................................1
B.ISI................................................................................................................................2
................ 3
............... 4
C.KESIMPULAN..............................................................................................................5