Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DISKRIMINASI DAN RASISME ATAS PAPUA

Disusun Oleh : HAMDAN HASIBUAN


NIM : 2032500205

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kerusuhan di Papua” tepat
waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari dosen pada bidang studi Wawasan Budi
Luhur di Universitas Budi Luhur.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku dosen pengampu
bidang studi Wawasan Budi Luhur. Tugas yang diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan di bidang yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman yang telah membantu untuk mengerjakan makalah ini.
Saya menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 6 Desember 2020


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI .........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................................1
1.3 Tujuan Pembahasan .........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
2.1. Pengertian Diskriminasi Rasial dan Etnis............................................…………………3
2.2 Penyebab Dan Tujuan Diskriminasi Rasial dan Etnis.....................................................5
2.3 Dampak Rasisme Dalam Masyarakat………………………..........................................4
BAB III KESIMPULAN ......................................................................................................5
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................................9
3.2 Saran…………………………………………………………………………………....9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Isu rasial merupakan hal yang tidak pernah habis dibicarakan. Ras merupakan konsepsi
sosial yang timbul dari usaha untuk mengelompokkan orang ke dalam kelompok-kelompok
berbeda (Samovar dkk, 2010:187). Pembedaan tampilan fisik tersebut menyebabkan ras yang
cenderung menimbulkan penilaian stereotipe.Dari stereotipe inilah individu menganggap bahwa
ras mereka lebih unggul.Hal ini memicu lahirnya faham rasisme.Di masa lalu rasisme merujuk
pada suatu kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat
pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu, bahwa suatu ras tertentu lebih
superior dan memiliki hak untuk mengatur lainnya. Pandangan tentang superioritas inilah yang
memungkinkan seseorang untuk memperlakukan kelompok lain secara buruk berdasarkan ras
dan warna kulit (Samovar dkk, 2010:212).
Rasisme menunjuk pada satu karakteristik fisik, terutama warna kulit yaitu antara kulit
hitam dan kulit putih yang membedakan satu kelompok manusia dengan yang lain. Pembedaan
ini yang menyeret manusia berada dalam konflik ketidakadilan dan penindasan.Sehingga rasis
mengandung suatu keyakinan bahwa satu kelompok ras ditakdirkan lebih unggul daripada
kelompok ras lain (Ballasuriya, 2004:50).
Praktik rasisme juga terjadi di Indonesia yaitu terhadap Papua. Sejak 19 Agustus 2019,
terjadi unjuk rasa di beberapa kabupaten dan kota di provinsi Papua dan Papua Barat, Indonesia,
yang sebagian disertai dengan kerusuhan. Aksi unjuk rasa tersebut dilakukan untuk menyikapi
peristiwa penangkapan sejumlah mahasiswa asal Papua oleh aparat kepolisian dan tentara di
beberapa tempat di Jawa Timur pada tanggal 17 Agustus 2019. Aksi unjuk rasa tersebut terjadi
karena tidak terima atas perlakuan terhadap mahasiswa Papua yang berada di Jawa karena
diduga mereka difitnah dengan mengatakan bahwa mereka orang papua sebagai “monyet”.
Massa pengunjuk rasa meminta agar 43 mahasiswa Papua yang ada di Surabaya harus
dikeluarkan dari tahanan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan diskriminasi rasial dan etnis?
2. Apa saja penyebab dan tujuan diskriminasi rasial dan etnis?
3. Bagaimana dampak rasisme dalam masyarakat?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Mengetahui pengertian diskriminasi rasial dan etnis.
2. Mengetahui penyebab dan tujuan diskriminasi rasial dan etnis
3. Mengetahui dampak rasisme dalam masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Diskriminasi Rasial dan Etnis
Dalam memahami pengertian dari diskriminasi rasial dan etnis perlu dijabarkan terlebih
dahulu konsep pemikiran tentang ras dan etnis. Asal mula istilah ras diketahui sekitar tahun
1600, pertama kali dikemukakan gagasan tentang pembedaan manusia berdasarkan kategori atau
karakteristik warna kulit dan bentuk wajah. Berdasarkan ciri fisiknya, manusia di dunia dapat
dibagi menjadi tiga ras besar. Ras-ras tersebut adalah Kaukasia, Negroid dan Mongoloid.
Kemudian etnis atau suku bangsa merupakan suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya
mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan pada garis keturunan
yangdianggap sama.
Identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lainakan ciri khas kelompok tersebut
seperti kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku, dan ciri-ciri biologis.Seorang tokoh yang
memperkenalkan konsep tentang ras adalah Charles Darwin. Darwin memperkenalkan ras
sebagai sesuatu hal yang mengacu pada ciri-ciri biologis dan fisik. Salah satunya yang paling
jelas adalah warna kulit, yang pada akhirnya, perbedaan berdasarkan warna kulit tersebut
memicu lahirnya gerakan-gerakan yang mengunggulkan rasnya sendiri-sendiri. Teori Darwin
dijadikan sebagai dasar tindakan untuk membenarkan penguasaan ras satu atas ras yang lain,
maka timbulah superioritas ras, ras yang merasa lebih unggul menindas ras yang dianggap lebih
rendah. Konsep tentang keunggulan ras ini kemudian melahirkan rasisme.
Rasisme sebagai sebuah ideologi atau sistem kepercayaan yang dibentuk untuk
membenarkan dan merasionalisasi ketidaksetaraan rasial dan etnis. Anggota kelompok
masyarakat secara sosial mendefinisikan kategori rasial berbeda tidak hanya aspek fisik semata
tetapi juga dikaitkan dengan perilaku sosial, kepribadian dan kepintaran. Mendefinisikan rasisme
sebagai keyakinan bahwa beberapa populasi manusia yang dianggap unggul dari pada yang lain
karena dikaitkan pada warisan yang karakteristik ditransmisikan secara genetis.
Istilah diskriminasi rasial kadang disamakan dengan segregasi rasial atau ketidakadilan,
dan kemudian dipertentangkan dengan istilah keadilan rasial. Dalam prinsip keadilan rasial,
ketidakadilan adalah masalah pengucilan dari institusi masyarakat yang dominan dan persamaan
adalah persoalan non diskriminasi serta kesempatan yang sama untuk berperan serta. Dari prinsip
ini, peraturan-perundangan yang memberikan intitusi terpisah bagi minoritas bangsa tidak
berbeda dari segregasi rasial, sehingga perluasan alaminya adalah melepaskan status terpisah
kebudayaan minoritas, dan mendorong partisipasi yang sama dalam masyarakat yang dominan.
Dalam hukum internasional, istilah dan prinsip ini di Amerika Serikat pernah dimanfaatkan
untuk melindungi hak-hak orang Indian, penduduk asli Hawai, dan hak-hak minoritas bangsa.
Bentuk tindakan diskriminasi rasial ini berbeda-beda,namun secara umum terdiri dari:
a. Diskriminasi Etnosentrisme
Sikap diskriminasi ras yang pertama adalah etnosentrisme, yaitu pandangan yang
merasa bahwa kelompoknya sendiri adalah pusat segalanya, sehingga semua
kelompok yang lainnya selalu dibandingkan dan dinilai sesuai dengan standar
kelompoknya. Maka dengan demikian etnosentrisme selalu menganggap
kebudayaan kelompoknya sebagai kebudayaan yang paling baik. Orang yang
berprinsip etnosentris cenderung kurang bergaul karena hanya bergaul dengan
kalangannya saja, tidak mau membuka wawasan, dan fanatik, pemeluk agama
yang fanatik.
b. Diskriminasi Xenophobia
Kata xenophobia berasal dari kata Yunani, xenos dan phobos. Xenos artinya
orang asing, dan phobos artinya ketakutan. Jadi xenophobia adalah ketakutan
yang berlebihan terhadap orang asing, atau segala sesuatu yang berbau asing.
Contoh nyata sikap xenophobia ini adalah kejadian pasca perhelatan Piala Dunia
di Afrika Selatan 2010 lalu.Sikap ketakutan yang berlebihan terhadap orang asing
tersebut bisa berubah menjadi aksi anarki seperti yang terjadi dua tahun sebelum
perhelatan tersebut dimulai tepatnya pada bulan Maret 2008. Pada waktu itu
korban tewas bahkan mencapai 62 orang karena diserang massa yang ketakutan
yang tidak mendasar tersebut.
c. Diskriminasi Miscegenation
Miscegenation adalah sikap diskriminasi yang menolak terjadinya hubungan antar
ras, termasuk dalam hal kawin campur antar ras yang berbeda.Sikap ini sangat
menjaga kemurnian rasnya dan berusaha sekuat mungkin agar tidak “terkotori”
oleh kawin campur antar ras. Sejarah mencatat Hitler dengan nazinya adalah
kelompok yang sangat mendukung sikap miscegenation ini. Ia berpandangan
bahwa ras arya adalah ras yang paling unggul di dunia, oleh karena itu harus
dijaga kemurnian rasnya.
d. Diskriminasi Stereotipe Stereotipe termasuk bentuk dari sikap diskriminasi ras,
sebab menilai seseorang hanya berdasarkan persepsi kepada kelompok dimana
orang tersebut berasal. Stereotipe juga diartikan sebagai sikap megeneralisir
terhadap suatu kelompok tertentu. Jadi tak penting apa dan bagaimana
sesungguhnya seseorang di mata pengikut sikap diskriminasi ras ini. Apapun dan
bagaimana pun yang dilakukan orang lain, maka tak mempengaruhi penilaian
terhadap orang tersebut, sebab mereka telah memiliki penilaian tersendiri yang
bersifat general.
2.2 Penyebab dan Tujuan Diskriminasi Rasial dan Etnis
Dalam konvensi Internasional tentang segala bentuk diskrimiasi rasial, menyatakan
bahwa diskriminasi ras merupakan hambatan bagi hubungan persahabatan dan perdamaian
bangsa-bangsa. Diskriminasi ras juga dapat mengganggu perdamaian dan keamanan internal
bangsa. Dengan demikian perlu diketahui penyebab dan latar belakang dari munculnya
diskriminasi rasial yang bisa sangat beragam, bergantung pada banyak faktor seperti berikut ini :
 Faktor ekonomis
Pada masa purba persaingan terjadi dalam perebutan sumberdaya alam.Namun perebutan
sumber daya bernilai ekonomis tidak berhentipada masa purba saja, tetapi menyebar ke
dalam setiaplapisan kehidupan manusia pada setiap masa.Kebutuhan ekonomis bersama
dan persaingan sengit dapat menciptakan jurang kebencian
antarkelompokmanusia.Termasuk di dalamnya tingkat upah, jaminan, dan pelayanan
sosial penduduk yang pelaksanaannya dapat berbeda secara sangatmencolok.Jika
peraturannya berlaku merugikan kelompok etnik atau rastertentu sehingga
terjadipemerasan ekonomi, di situlah muncul diskriminasi rasial.
 Faktor politis
Para diktator modern meningkatkan keangkuhan ras dan etnis untukmempertahankan dan
meningkatkan posisinya.Contohnya di Eropa pada masa lampau, munculnya anti-
semitisme di Jerman sejak tahun1871, laluakibat kasus Dreyfus di Prancis yang berawal
pada 1884, jugapemberantasan orang Tionghoa di Indonesia pada masa kolonial abad ke-
16 .
 Faktor sosio-kultural
Prasangka ras dapat timbul sebagai akibat perbedaan budaya.Orang Timur, misalnya, tak
mau dipengaruhi kebiasaan mandat dankebiasaan-kebiasaan dari Barat, karena mereka
takut struktur socialmereka berubah dan menganggap kebiasaan-kebiasaan itu sebagai
produk kaum Barbar.Lalu setiap budaya asing mereka remehkan, hinabahkan benci.
 Faktor psikologis
Dalam perilaku yang mengagungkan superioritasjasmani rohani suatu ras, terdapat unsur
yang tak dapat dijelaskan secara politik maupunkultural.Misalnya di Afrika Selatan,
apalagi pada saat-saat konflik antar ras mencatat titik kritis yang membahayakan.
 Faktor religious
Perbedaan agama dapat melahirkan kebencian antar ras.Meskisetiap agama yang
bersangkutan mengajarkan saling pengertian, kasihdan toleransi, dalam sejarah terbukti
peperangan serta penindasan dapatmerajalela ketika penganut agama Kristen berhadapan
dengan pemeluk agama Islam, atau antara Katolik dan Protestan sendiri. Di
TimurTengah,perbedaan agama dapat membakar kesatuan menjadi kebencian yang
memakan banyak korban, seperti yang terjadi pada perang saudara di Lebanon dan
perang Irak-Iran. Dapat pula muncul prasangka ras jika pihak tertentu dilihat terlalu
hidup enak karena korupsi atau menindas pihak lain.
 Faktor biologis
Perbedaan ciri-ciri pada jasmani cukup sering menjadi dasarmunculnyadiskriminasi
rasial. Lain ukuran pada bagian badan misalnya dapatmengakibatkan perilaku tertentu
yang seolah-olah dimaksudkan untukmenyinggung perasaan kelompok lain. Padahal
kadang perilaku itubertolak dari nilai kesopanan.

2.3 Dampak Rasisme Dalam Masyarakat


Berdasarkan uraian faktor-faktor penyebab berkembangnya rasisme dalam masyarakat
dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya rasisme menimbulkan dampak negatif terhadap
hubungan sosial dalam masyarakat. Hubungan sosial yang terjalin antara ras yang menguasai
dengan ras yang dikuasai tidak seimbang, ada gap yang tak terseberangi antar keduanya. Di satu
sisi, paham rasialisme mendatangkan "keuntungan" bagi ras yang berkuasa tetapi di sisi lain
paham rasialisme menimbulkan "kerugian" yang tak ternilai harganya bagi ras yang dikuasai.
Disini akan ditinjau dampak rasialisme dari kedua sisi tersebut.
1. Dampak rasialisme bagi ras yang menguasai
Secara politik, ras ini mendapat kebebasan untuk menjalankan sistim politik yang mereka
kehendaki demi menjaga kekuasaannya agar tidak terancam oleh pihak-pihak larn. Secara
ekonomi, ras ini menguasai aspek-aspek ekonomi yang mendatangkan banyak
keuntungan. Kehidupan ekonomiyang terus meningkat menuju kemakmuran mendorong
pengembangan SDM yang semakin maju dalam menggali SDA yang ada. Secara sosial,
ras yang "unggul" mendapat posisi atau berada pada levelyang nyaman dalam
bersosialisasi. Mereka dapat berinteraksi dengan bebas di dalam kelompoknya, dapat
mengekspresikan ide-idenya dengan bebas, mengembangkan potensisecara
maksimaltanpa rasa takut akan dihalang-halangi. lntinya, status sosial mereka berada
dalam payung "kemerdekaan," bebas daritekanan atau penguasaan pihak lain. Dalam
bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan, ras yang "unggul" mendapat kebebasan dalam
menempuh pendidikan setinggi mungkin. Mereka bebas menguasai ilmu pengetahuan
dan mengembangkannya untuk kepentingan-kepentingan mereka. Andre Gorz
berpendapat bahwa ilmu pengetahuan dengan suatu cara tefientu dibentuk dan
dikembangkan oleh ras yang berkuasa supaya kekuasaannya tidak terancam. Kemajuan
tekhnologi yang dihasilkan dapat dinikmati atau dimanfaatkan secara optimal demi
meningkatkan kesejahteraan hidup. Dari segi kultural, mereka menguasai dan
mengembangkan kebudayaannya secara maksimal. Karya-karya seni dikembangkan dan
disosialisasikan secara luas. Dengan demikian kebudayaan ras ini semakin dikenal dan
akhirnya inendongkrak posisinya sebagai ras yang "benar-benar unggul" dibandingkan
dengan ras-ras lainnya.
2. Dampak rasialisme bagi ras yang didiskriminasikan
Secara politik, mereka dikekang, ditindas, dan dikuasai sepenuhnya oleh ras yang
menguasainya. Mereka'tidak dapat menyuarakan keluhan, bantahan atau usulan terhadap
ras yang menguasai mereka karena segala sesuatu ditentukan oleh pihak penguasa.
Kalaupun mereka terpaksa mengapresiasikannya, hal itu hanya dimungkinkan dengan
pemberontakan atau perlawanan yang pada akhirnya selalu membuahkan kegagalan dan
penderitaan yang lebih memprihatinkan lagi. Dalam bidang ekonomi, SDA mereka
dieksploitasisecara besar-besaran tetapi mereka sendiritidak menikmati hasilnya. SDM
mereka dimanfaatkan secara paksa untuk menyukseskan perekonomian ras yang
menguasai mereka. Tenaga mereka terkuras untuk bekerja keras agar para "tuan"
mendapatkan banyak keuntungan dari hasil kerja keras mereka. Kehidupan ekonomi
mereka tidak menentu, mereka sepenuhnya bergantung pada ras yang menguasai mereka.
Dari segi sosial, mereka terisolir dari masyarakat umum. Mereka dikucilkan dan selalu
menjadi bulan-bulanan jika tidak taat kepada keinginan tuannya. DiAmerika,
diskriminasi sosial mengakibatkan jurang pemisah yang sangat dalam antara warga kulit
hitam dam warga kulit putih. "Orang kulit putih tidak mengenal kompromi dalam
menjalankan kontrol negara bagian untuk menjaga dominasi kulit putih dengan cara
memanfaatkan posisi mereka di Pemerintahan NasionaldiWashington. Masyarakat
wilayah selatan (1880-an) memberlakukan pemisahan sosialyang kaku antara orang kulit
putih dan hitam, serta mentolerir kekerasan rasial. Dalam bidang pendidikan, ras yang
lebih lemah tidak dapat menikmati pendidikan selayaknya. Para penguasa tidak memberi
kebebasan untuk menempuh pendidikan dan berupaya mengeksploitasitenaga mereka
semaksimal mungkin. Mereka semakin tersisih karena tidak berpendidikan.
Dari segi hukum, ras yang lemah selalu menjadi obyek penindasan. Aturan-aturan yang
dibuat seringkali bersifat mengikat dan membatasi hak-hak mereka. "DiAmerika, orang-
orang kulit putih bersatu dalam organisasisepertr Ku Klux Klan, yang mengintimidasi
orang kulit hitam dan mencegah mereka untuk menggunakan haknya. lni berlanjut
sampai abad 20.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penguraian yang telah dikemukakan, penulis menyimpulkan beberapa hal
terkait dengan paham rasisme sebagai berikut:
1. Paham ini berkembang seiring dengan adanya perubahan-perubahan dalam sejarah
perkembangan masyarakat dunia.yang selalu berputar dari satu keadaan menuju tingkatan
kehidupan selanjutnya.
2. Paham rasisme bukan sebuah penemuan baru dalam disiplin ilmu social karena paham ini
sebenarnya sudah ada sejak peradaban Yunani kuno, diturunkan dari generasi ke generasi
melalui mitos dan teori-teori yang sama sekalitidak terbukti kebenarannya.
3. Beberapa faktor yang mendorong berkembangnya paham rasisme antara lain mitos-mitos
dan cara berpikir yang mengagungkan rasionalitas, teori evolusi yang dikemukakan oleh
Charles Robert Darwin, kolonialisme bangsa Eropa, serta dorongan untuk menguasai
materi dan memperoleh kekuasaan.
4. Dampak yang ditimbulkan akibat rasisme dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi ras
yang
diuntungkan dan ras yang dirugikan. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh oleh ras
yang
berkuasa sifatnya dominan sedangkan pada ras yang didiskriminasi menimbulkan
kerugian yang sangat fatal baik dari segi mental maupun fisik'
5. Paham rasisme mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, sifatnya negatif dan
dampaknya sangat merugikan kelompok masyarakat tertentu. Paham ini tidak seharusnya
dikembangkan dalar masyarakat dunia yang heterogen karena tujuannya mementingkan
salah satu pihak dan merugikan pihak lainnya.

3.2 Saran
Beberapa saran yang dapat penulis usulkan sebagai berikut:
1. perlu diadakan pendalaman historis yang lebih luas mengenai perkembangan paham
rasisme khususnya dalam masyarakat-masyarakat primitif agar diperoleh kejelasan yang
lebih mendetail terkait dengan isu rasisme.
2. Pemerintah perlu mengupayakan suatu tindakan yang bertujuan memberantas praktek
rasisme maupun perluasan paham ini dalam masyarakat agar tercipta masyarakat yang
dapat berinteraksi secara terbuka dan independen, tanpa intervensi dari pihak lain.
3. Perlu diadakannya penyuluhan-penyuluhan terhadap masyarakat agar mereka memahami
rasialisme serta dampak-dampak yang ditimbulkannya sehingga masyarakat tidak
terjebak dengan bersosialisasi secara ekstrem seperti ini.
4. Pemerintah perlu bertindak tegas dengan menerapkan aturan hukum yang jelas
menyangkut persoalan rasisme agar para pelaku tindak rasisme dapat dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai