Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

PROSES PRODUKSI

Disusun Oleh:

Nama : Putri Mayang Sari

Nim : 41616120062

Asisten Laboratorium:

1.Muwahid Adli Lutfi


2.Arif Nugraha
3.Muhammad Fachreza

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MERCU BUANA

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur mari kita panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat-Nya
kita semua masih diberi nikmat kesehatan, sehingga dapat melakukan aktivitas dengan baik.
Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa ummatnya dari masa kebodohan menuju era yang serba ilmu pengetahuan sampai
saat ini.

Pada kesempatan kali ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada Pak Iwan
Roeswandi serta Asisten Laboratorium Muwahid Adli Lutfi, Arif Nugraha dan Muhammad
Fachreza yang telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian Laporan Praktikum Mata
Kuliah Proses Produksi. Sehingga, penyusunan laporan ini bisa berjalan dengan baik.

Penyusun akan membahas Materi mengenai Praktikum Proses Produksi. Semoga


penyusunan laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya kepada
khalayak yang membaca laporan ini. Penulis juga menyadari dalam penyusunan laporan ini
pasti terdapat kekurangan, sehingga saran yang membangun sangat dibutuhkan agar laporan
ini bisa bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Pada akhirnya, tak ada gading yang tak retak. Semoga penyusunan laporan ini dapat
menambah khazanah ilmu pengetahuan, khususnya mengenai Praktikum Mata Kuliah Proses
Produksi. Akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih dan mohon maaf jika terdapat
kekeliruan dalam penyusunan laporan.

Jakarta, 22 Mei 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar..................................................................................................................... i

Daftar Isi.............................................................................................................................. ii

BAB I MESIN BUBUT (LATHE MACHINE)

1.1 Pengertian................................................................................................................ 1
1.2 Jenis-jenis................................................................................................................. 4
1.3 Alat dan Bahan......................................................................................................... 11
1.4 Tugas........................................................................................................................ 12

BAB II KERJA BANGKU

2.1 Pengertian................................................................................................................ 16
2.2 Jenis-jenis................................................................................................................. 20
2.3 Alat Dan Bahan........................................................................................................ 26
2.4 Tugas........................................................................................................................ 27

BAB III LAS LISTRIK (ELECTRIC WELDING)

3.1 Pengertian................................................................................................................ 31
3.2 Jenis-jenis................................................................................................................. 34
3.3 Alat dan Bahan......................................................................................................... 41
3.4 Tugas........................................................................................................................ 42

BAB IV MESIN BOR

4.1 Pengertian................................................................................................................ 50
4.2 Jenis-jenis................................................................................................................. 57
4.3 Alat dan Bahan......................................................................................................... 60

BAB V PROSES PRODUKSI

5.1 Hari Petama.............................................................................................................. 61


5.2 Hari Kedua............................................................................................................... 62

ii
5.3 Hari Ketiga............................................................................................................... 63
5.4 Hari Keempat........................................................................................................... 65
5.5 Hari Kelima.............................................................................................................. 66

Lampiran.............................................................................................................................. 67

Daftar Pustaka...................................................................................................................... 68

iii
BAB I

MESIN BUBUT (LATHE MACHINE)

1.1 Pengertian

Mesin bubut adalah suatu mesin yang membentuk benda kerja dengan cara menyayat,
dimana gerak utamanya adalah gerak rotasi benda kerja dan gerak pemakanannya adalah
gerak translasi pahat ke kiri dan kekeanan searah dengan sumbu mesin bubut sebagai
gerak bantu. Pergerakan pahat kekiri dan kekanan merupakan fungsi utama mesin bubut
untuk pengerjaan silindris. Pahat juga bisa bergerak untuk facing (menghasilkan
permukaan rata pada sisi datar dari silinder).

Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi
pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal
ini dapat dilakukan dengna jalan menukar roda gigi translasi (change gears) yang
menghubungkan poros spindel dengan poros ulir (lead screw). Roda gigi penukar
disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada
masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai
dengan jumlah gigi maksimum 127. roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai
ke khususan karena digunakan untuk mengkonversi dari ulir matrik ke ulir inchi.
Prinsip Kerja Mesin Bubut mulai dari poros spindel akan memutar benda kerja melalui
piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi
penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir,
putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa
pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir. Adapun
fungsi mesin bubut adalah sebagai berikut :
1. Untuk membuat benda kerja berbentuk silindris
2. Untuk membubut panjang
3. Untuk membubut melintang
4. Untuk membubut tirus
5. Untuk membuat alur
6. Untuk pembubutan bola

1
7. Untuk pembuatan lubang (pengedrillan)
8. Untuk menghaluskan permukaan benda kerja
9. Untuk menggurdi
10. Untuk membuat chamfer
11. Untuk membubut dalam
12. Untuk membuat gerigi
13. Untuk me-reamer
14. Untuk membubut bertingkat dan Untuk knurling

Mesin bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang
diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang
digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar
dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut
gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan
kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar
yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang
menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.

Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir.
Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari
jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah
127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir
inci.

Ukuran Mesin Bubut

Ukuran mesin bubut di tentukan oleh : Panjang jarak kedua sentemya dalam inchi Tinggi
di ukur ujung senternya terhadap alasnya. Pasang atau stel kedudukan pahat bubut agar
posisi ujung potong pahat tepat pada titik senter dari kepala lepas. Untuk mengatur posisi
tersebut dapat menggunakan ganjal plat tipis atau dengan menggunakan tempat pahat
model perahu (American tool post). Kemudian lanjutkan membubut benda kerja sesuai
dengan ukuran yang telah ditentukan.

Prinsip kerja mesin bubut

2
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga
memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan
disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut
diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda
kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

Klasifikasi

a.       Mesin Bubut Umum (General Purpose Machine)


Adalah mesin bubut yang digunakan untuk pengerjaan pekrjaan pembubutan secara
umum, keunggulan mesin ini adalah mampu untuk membuat benda tanpa bantuan
mesin-mesin lain. Tatapi mesin bubut ini pengoperasiannya sangat sulit sehingga
tidak efisien untuk pengerjaan benda  kerja dalam jumlah yang sangat banyak.

Gambar 1.1 Mesin Bubut Umum

b.      Mesin Bubut Khusus


 Mesin bubut ini sering dipakai untuk industri-industri yang mengkhususkan produksi
pengerjaan benda yang satu jenis. Untuk contohnya akan dibahas pada jenis-jenis
mesin bubut.

3
Gambar 1.2 Mesin Bubut Khusus

1.2 Jenis-jenis

Jenis mesin bubut dapat dibedakan berdasarkan dimensi dan prinsip kerjanya.
Berdasarkan dimensinya, mesin bubut dibedakan menjadi:

1. Mesin bubut ringan

Gambar 1.3 Mesin Bubut Ringan

4
Mesin bubut ringan diperuntukkan untuk pekerjaan membubut objek yang berukuran
kecil dan ringan. Bentuk mesin ini relatif kecil dan sederhana dengan panjang mesin
umumnya tidak lebih dari 1200 mm sehingga sangat cocok untuk latihan dan industri
rumah tangga. Mesin bubut ringan ini bisa diletakkan di meja atau di tempat mana saja
sesuka anda dengan sangat mudah, karena ukurannya yang mini dari jenis mesin bubut
lainnya.Karena memilki berat yang ringan dan ukuran yang mini, mesin bubut ini bisa
dibawa atau di angkat oleh satu orang. Mesini ini biasa kita jumpai di beberapa sekolah
mesin yang di gunakan untuk latihan dan pembelajaran.

2. Mesin bubut sedang (medium lathe)

Gambar 1.4 Mesin Bubut Sedang

Dibanding dengan mesin mesin bubut ringan, mesin bubut sedang memiliki konstruksi
yang lebih detail dan dilengkapi dengan peralatan khusus. Mesin bubut sedang
digunakan untuk pekerjaan yang memiliki banyak variasi dan membutuhkan ketelitian.
Mesin bubut jenis ini dapat membubut material dengan diameter sampai dengan 200mm
dan panjang 100mm. Tidak hanya untuk menghasilkan perkakas, mesin bubut sedang
juga dapat digunakan untuk memperbaiki perkakas dan cocok digunakan sebagai
peralatan pelatihan di sekolah.

5
3. Mesin bubut standar (standard lathe)

Gambar 1.5 Mesin Bubut Standar

Mesin bubut standar memiliki ukuran yang besar dan lebih berat. Jenis mesin bubut ini
merupakan standar dalam pembuatan mesin bubut pada umumnya.
Dengan komponen seperti pada mesin bubut ringan dan sedang serta dilengkapi dengan
keran pendingin, lampu kerja, bak penampung beram, dan rem. Mesin bubut standar
paling banyak digunakan di home industry.

4. Mesin bubut meja panjang (long bed lathe)

Mesin bubut ini digunakan untuk  mengerjakan benda yang besar dan panjang, dan
banyak digunakan untuk pabrik-pabrik besar. Sedangkan berdasarkan prinsip kerja,
mesin bubut dibedakan menjadi:

a. Mesin bubut centre lathe

Gambar 1.6 Mesin Bubut Centre lathe

6
Mesin bubut centre lathe paling banyak digunakan pada industri karena dirancang untuk
berbagai macam bentuk. Mesin bubut ini menggunakan poros spindle yang memiliki
chuck berahang pada satu sisinya sebagai alat cengkram material. Rahang ini menjadi
pusat sumbu dan sisinya yang lain menjadi pemutar.
Mesin ini banyak digunakan diberbagai industri besar ataupun kecil dan juga dibeberapa
perusahaan manufactur dengan cara kerja yang sangat efektif dan mudah. Mesin ini
dirancang dengan berbagai bentuk dan tipe sehingga.

b. Mesin bubut sabuk


Jenis mesin bubut sabuk menggunakan sabuk untuk memutar roda gigi. Sabuk
melingkari roda gigi dan berputar dengan putaran poros dari spindle yang terkait dengan
sabuk. Roda gigi yang dilingkari sabuk inilah menjadi kunci pembuatan ulir dan
pemotongan material karena diujung rangkaian roda gigi tersebut terdapat eretan pahat
yang bergerak memutar konstan untuk membentuk ulir

c. Mesin bubut vertical turning & boring milling

Gambar 1.6 Mesin Bubut vertical turning

Mesin bubut ini bekerja secara otomatis. Sebelum bekerja, mesin bubut ini hanya perlu
menentukan bentuk akhir dari setiap potongan yang diberikan oleh operator dan

7
selanjutnya mesin bubut ini akan membubut sesuai setingan.  Poros mesin akan
mengeset sendiri cengkramannya pada material bahan kerja.
Dengan cara kerja yang sangat otomatis, anda dengan mudah dapat mengawasi beberapa
mesin lainnya dengan sangat mudah dan cepat. Dengan cara kerja otomatis ini,
memudahkan para pengguna menggunakan mesin jenis ini.
Mesin otomatis ini banyak di jumpai di beberapa perusahaan industri dan manufactur
yang membutuhkannya.
 
d. Mesin bubut facing lathe
Untuk material berbentuk piringan, mesin bubut facing lathelah pilihannya. Mesin bubut
ini memiliki cakram atas piringan berupa plat besar yang berada pada sisi dasar,
kemudian proses pembubutan bekerja pada kedua sisi piringan.

e. Mesin bubut turret


Mesin  bubut turret memiliki kemampuan untuk mengerjakan material secara identic.
Maksud identic disini adalah mesin bekerja sesuai dengan urutan kerja yang telah diatur
oleh operator mesin sehingga sangat cocok untuk produksi material secara massal di
industri-insdustri.

f. Mesin bubut turret jenis sadel


Hampir mirip dengan mesin bubut turrent biasa, mesin bubut turret jenis sadel
menggunakan sadel untuk melakukan pengaturan dan pengoperasian untuk
menghasilkan material yang identik.

g. Mesin bubut turret vertical


Mesin bubut turret  jenis ini juga dapat menghasilkan material dengan identik. Mesin
bubut turret vertikal memiliki meja putar bercengkram dan turret yang terpasang di atas
rel yang menyilang pada meja putar. Pada turret terdapat kepala samping yang menjadi
pengontrol pahat dengan sistem yang sudah diset sehingga terjadi pengulangan proses
secara identik pada saat dioperasikan.
Jika kecepatan translasi dari pahat diatur dengan perbandingan tertentu, maka akan
menghasilkan ulir dengan ukuran tertentu di benda putar. Bentuk ulir yang bermacam-
macam serta ukuran yang berbeda-beda dihasilkan dari komponen mesin roda gigi
translasi.

8
Bagian-bagian

Bagian-bagian umum mesin bubut terdiri atas:

1. Kepala tetap (head stoke)


Pada kepala tetap ini terdapat poros spindel mesin yang berfungsi sebagai tempat
kedudukan cekam (chuck) sehingga bila poros spindel berputar maka cekam juga
akan ikut berputar. Di dalam kepala tetap terdapat juga puli (pulley) yang
dihubungkan dengan motor penggerak melalui belt (sabuk). Untuk mengubah
kecepatan dan arah putaran mesin, puli ini dihubungkan dengan poros spindel mesin
melalui susunan roda gigi transmisi di dalam gear box (kotak roda gigi).

2. Kepala lepas (tail stoke)


Berfungsi untuk mendukung benda kerja yang panjang, di mana senter diam ataupun
senter putar dapat dipasang pada kepala lepas ini. Berbeda dengan kepala tetap yang
diam di tempat, maka kepala lepas dapat digeserkan maju-mundur sepanjang alas
mesin.

Selain itu, kepala lepas dilengkapi dengan roda pemutar atau roda tangan yang dapat
diputarkan secara manual dengan tangan sehingga poros kepala lepas bergerak
memanjang dan memendek.

3. Eretan alas atau eretan memanjang


Berfungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah memanjang sejajar sumbu
benda kerja. Eretan alas ini memiliki roda pemutar yang dapat diputar secara manual
maupun secara otomatis. Dengan demikian eretan memanjang ini dapat bergerak
mendekati atau menjauhi kepala tetap.

4. Eretan melintang
Berfungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah melintang sumbu benda kerja.
 Eretan melintang ini juga memiliki roda pemutar yang dapat digerakkan secara
manual maupun secara otomatis untuk mendekati ataupun menjauhi titik pusat benda
kerja.

9
5. Eretan atas atau eretan kombinasi
Memiliki fungsi untuk melakukan gerakan pemakanan ke arah sudut yang diinginkan
sesuai penyetelannya. Eretan atas ini dapat diputar menurut sudut yang dikehendaki,
juga eretan ini dilengkapi roda pemutar untuk menggerakkan eretan atas maju atau
mundur.

Dilihat dari konstruksinya, eretan atas bertumpu pada eretan melintang dan eretan
melintang bertumpu pada eretan memanjang. Dengan demikian, jika eretan
memanjang digerakkan atau digeser, maka eretan melintang bersama-sama eretan atas
juga akan ikut bergerak.

6. Rumah pahat
Digunakan untuk memegang (menjepit) pahat. Secara garis besar rumah pahat dapat
dibedakan menjadi rumah pahat standar dan rumah pahat yang dapat disetel.
Pada rumah pahat standar untuk mengatur ketinggian pahat harus dilakukan dengan
cara memberi ganjal, sementara pada rumah pahat yang dapat disetel untuk mengatur
ketinggian pahat tidak perlu menggunakan ganjal karena rumah pahat jenis ini dapat
disetel ketinggiannya.
7. Alas mesin, berfungsi sebagai tempat kedudukan eretan memanjang dan kepala
lepas.

8. Poros pembawa, mempunyai fungsi untuk membawa eretan pada waktu melakukan
pembubutan secara otomatis.

9. Poros transportir

Merupakan poros berulir yang pada umumnya memiliki bentuk ulir trapesium atau
segi empat. Poros transportir digunakan untuk membawa eretan sewaktu melakukan
pembubutan ulir.

10. Tuas roda gigi, digunakan untuk mengatur kecepatan poros spindel mesin bubut.

11. Tuas motor, dipakai untuk menjalankan motor penggerak mesin.

10
12. Cekam atau chuck, sebenarnya cekam ini merupakan perlengkapan dari mesin
bubut. Cekam dipasang pada poros spindel mesin dan dipakai untuk menjepit benda
kerja yang akan dibubut.

Gambar berikut ini diperlihatkan nama-nama bagian atau komponen yang umum dari
mesin bubut:

Gambar 1.7 Bagian-Bagian Mesin Bubut

1.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:

Alat :
1. Mesin bubut
2. Pahat bubut
3. Kunci pas
4. Jangka sorong
5. Palu
6. Penitik nomor
7. Ragum
8. Maju
Bahan :
1. Sebuah besi silinder dengan diameter 19 mm dan panjang 100 mm.

11
1.4 Tugas

1. Tugas dan Pertanyaan


1.1 Tugas

Dalam tugas saat praktikum proses produksi, mahasiswa ditugaskan untuk membubut
pegangan palu dengan menggunakan mesin bubut. Yang semula besi berukuran 19 cm
dibubut menjadi ukuran 17 cm dan sesuai tugas yang digambarkan seperti di bawah
ini.

menjadi :

Cara Pengerjaan :

1) Pasang benda kerja (besi) pada chuck, dikencangkan dan diperiksa apakah
tidak goyang saat mesin dijalankan.
2) Atur kecepatan mesin bubut pada kecepatan SI 260 / 540 dan putar tuas ke
arah I sehingga kecepatan mesin yang digunakan adalah 260 rpm.
3) Menyalakan mesin bubut, dengan menarik tuas dan menggerakkannya ke arah
bawah, kemudian benda kerja berdiameter 19 mm dibubut sepanjang 100 mm
dan sedalam 2 mm hingga mendapatkan ukuran 17 mm, dengan tahap
pembubutan kedalaman 0,5 mm.
4) Ulangi langkah 2, namun bubut benda kerja hingga berdiameter 15 mm,
bubut sepanjang 80 mm.
5) Ulangi langkah sebelumnya, namun kali ini bubut benda kerja dengan
panjang yang tersisa hingga memiliki diameter 12 mm.

12
6) Jangan lupa untuk selalu mengukur diameter benda kerja menggunakan
jangka sorong agar benda kerja yang kita bubut memiliki diameter yang
sesuai dengan yang kita inginkan.
7) Setelah mendapat ukuran sesuai yang diinginkan, benda kerja bubut kembali
dengan menghaluskan permukaan.
8) Matikan mesin bubut dan lepaskan pahat, selanjutnya pasang pahat katel
untuk dilakukan pengkartelan pada besi yang akan dijadikan pegangan palu
agar permukaannya tidak licin. Sebelum mesin bubut dinyalakan, lumuri
benda kerja dengan oli terlebih dahulu.
9) Nyalakan kembali mesin bubut, pada saat pengkartelan eretan atas mesin
bubut harus ditahan agar tidak terjadi gaya tarik mesin bubut terhadap pahat
kartel akibat putaran mesin bubut.
10) Selesai pengkartelan matikan mesin bubut dan lepaskan dari kepala spindle.

1.2 Pertanyaan

1. Jelaskan bagaimana cara pemasangan benda kerja berbentuk kotak pada mesin
bubut, agar benda itu center untuk dilakukan pengeboran?
Jawab :
Cara pemasangan benda kerja berbentuk kotak sama dengan pemasangan
benda berbentuk silindris, hanya saja pencekam dengan chuck yang digunakan
adalah four jaw chuck (cekam rahang 4).

2. Sebutkan sifat-sifat baja potong cepat (HSS)?


Jawab :
Sifat –sifat HSS (baja potong cepat) adalah :
 Memiliki nilai Cutting Ability yang baik.
 Ketahanan terhadap aus yang cukup baik hingga suhu 650 ℃ .
 Ulet atau kekerasan relative tinggi.
 Mengandung Fe-18%, Wolfram dan Chrom 5,5% dengan tambahan
Vanadium, Molibdenum, dan Kobalt.

2. Kesimpulan dan Saran

13
2.1 Kesimpulan

Mesin bubut merupakan mesin yang banyak memberikan manfaat bagi pelaku-pelaku
kerja di bidang yang berkaitan. Dengan menggunakan mesin bubut, dapat
mempermudah dan mempersingkat waktu dalam mengerjakan benda kerja sehingga
dapat tercapai efisiensi dan efektifitas yang sangat erat kaitannya dengan keilmuan
teknik industri.

Kesabaran dan ketelitian merupakan kunci utama dalam melakukan pembubutan


terhadap benda kerja. Bekerja dengan etos seperti itu tentu saja benda kerja yang
dihasilkan akan sesuai dengan apa yang kita inginkan.

2.2 Saran

Dalam pengerjaan pembubutan kita harus memperhatikan beberapa faktor yang


sangat mempengaruhi proses pengerjaan, yaitu :

 Material dari benda kerja. Hal ini perlu diperhatikan agar kita tidak salah dalam
memilih jenis pahat yang akan digunakan.
 Material dari pahat. Hal ini perlu diperhatikan agar kita dapat memperhitungkan
waktu pengoperasian mesin (efisiensi kerja).
 Memperhitungkan waktu pengerjaan, karena hal ini akan sangat berpengaruh
pada kemungkinan biaya yang akan timbul dalam proses pembubutan tersebut.
 Ketinggian mata pahat harus sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja karena
bila tidak sejajar maka pahat akan cepat aus dan permukaan yang dipotong tidak
akan rata.
 Gerak potong pada mesin bubut adalah gerakan dari benda yang menyebabkan
dirinya terpotong. Gerakan ini dilakukan oleh benda kerja berupa gerak putar.
 Gerak makan adalah gerak yang bertujuan untuk memperluas bidang potong.
Gerakan ini dilakukan oleh pahat berupa gerak menuju permukaan benda kerja.
 Kedalaman benda kerja yang hendak dibubut diatur dengan pemutar untuk
gerakan eretan dan diusahakan bila menginginkan kedalaman yang cukup dalam
dilakukan secara bertahap.
 Reduksi diameter dilakukan berulang-ulang , sedikit demi sedikit hingga
mendapatkan diameter yang diinginkan.

14
 Untuk membuat ulir digunakan mata pahat yang khusus. Proses ini dilakukan
berulang-ulang hingga mencapai kedalaman celah ulir yang diinginkan. Sebelum
memulai proses ini, kita harus lebih dahulu menentukan lebar pitch yang
diinginkan.
 Parameter-parameter dalam proses bubut yaitu kecepatan potong, gerak makan,
kedalaman potong, waktu potong, dan panjang permesinan.

15
BAB II

KERJA BANGKU

2.1 Pengertian

Kerja bangku adalah proses pengerjaan yang dilakukan dengan tenaga manusia.
Untuk dapat menciptakan sumber daya manusia yang terampil dalam melakukan kerja
bangku, perlu adanya pendidikan dan latihan rutin. Pada disiplin ilmu manufaktur
kompetensi kerja bangku diberikan di awal pembelajaran.

Teknik Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam
mengerjakan benda kerja. Pekerjaan kerja bangku penekanan pada pembuatan benda
kerja dengan alat tangan, dan dilakukandi bangku kerja. Praktik kerja bangku melatih
mahasiswa agar mampumenggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta mampu
menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja
yangditentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaandengan
baik sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan praktek kerja bangku.

16
Gambar 1. Perlengkapan Kerja Bangku

Ada berbagai macam jenis pekerjaan yang tergolong dalam kompetensi kerja
bangku. Masing-masing pekerjaan tersebut memiliki tujuan tersendiri. Sebagai
contoh anda ingin memotong baja, maka anda harus menggergajinya. Sehingga
proses penggergajian bertujuan untuk memotong benda padat. Berikut beberapa
jenis pekerjaan yang tergolong dalam kerja bangku:

Mengikir
Mengikir adalah kegiatan menyayat benda kerja sehingga benda tersebut mencapai
bentuk dan ukuran yang diinginkan. Sayatan-sayatan pada pekerjaan ini sangatlah
lembut. Untuk mengurangi dimensi baja dengan cara dikikir, membutuhkan waktu
yang cukup lama. Jenis pengerjaan ini dilakukan dengan alat yang disebut sebagai
kikir (dalam Bahasa Inggris, kikir adalah file).

Memahat
Memahat adalah kegiatan mengurangi volume atau menyayat suatu benda padat
secara drastis. Proses pemahatan dilakukan dengan alat yang disebut sebagai pahat
(chisel). Selain untuk menyayat, pemahatan juga digunakan untuk memotong
benda padat (misalnya untuk memotong baut berkarat yang susah dilepas).

Menggergaji
Menggergaji adalah kegiatan memotong benda padat. Penggergajian dilakukan
dengan perkakas yang disebut sebagai gergaji (saw). Pada material kayu,
penggergajian dilakukan dengan handsaw. Sedangkan pada material logam,
penggergajian dilakukan dengan hacksaw.

Menggambar
Menggambar adalah kegiatan memberi tanda atau menggores suatu bentuk pada
benda kerja. Kegiatan ini selalu dilakukan sebelum anda memotong suatu benda.
Alat yang dapat digunakan untuk menggambar antara lain: penggores, penitik,
mistar, pensil, kapur, dll.

Kelebihan Kerja Bangku

17
Kerja bangku memiliki beberapa kelebihan yaitu:
 Hemat energi.
 Dapat dilakukan di mana saja tanpa harus memikirkan sumber listrik atau
infrastruktur listrik.
 Dapat menjangkau posisi-posisi yang sulit.
 Biaya pengerjaan murah.
 Lebih ramah lingkungan.

Kelemahan Kerja Bangku


Kerja bangku memiliki beberapa kelemahan antara lain:
 Waktu pengerjaan lambat.
 Kurang produktif.
 Butuh sumber daya manusia yang terampil untuk menghasilkan produk yang
bagus.

Klasifikasi

1. Kikir gepeng (plat)  


 Kikir ini berguna untuk meratakan  membuat bidang sejajar tegak lurus 

kikir gepeng / plat

2. Kikir persegi empat (square)  


Kikir ini berguna untuk  membuat bidang rata agar siku,  antara bidang
yang satu dengan yang lain

Kikir persegi empat (square)

3. Kikir persegi tiga (triangle)


Kikir ini berguna untuk meratakan  serta menghaluskan bidang yang
berbentuk sudut 60 derajat, atau lebih besar (sering di gunakan untuk
mengkikir mata gergaji) 

18
Kikir persegi tiga (triangle)

4. Kikir setengah bulat (half round)


Kikir ini berguna untuk, menghaluskan atau meratakan suatu bidang
cekung

Kikir setengah bulat (half round)

5. Kikir bulat (round)


Kikir bulat berguna untuk menghaluskan serta menambah diameter  suatu
lubang bulat

Kikir bulat {round}

Pengelompokan kikir berdasarkan kode kekasaran gigi


Untuk dapat menghasilkan pengikiran yang maksimal, pemilihan kikir harus
sesuai dengan jenis pekerjaan dan hasil pengikiran yang dikehendaki.
Tabel Pengelompokan kikir berdasarkan kode kekasaran gigi dan
penggunaannya

2.2 Jenis-jenis

19
Adapun bentuk kikir itu dibuat bermacam-macam sesuai dengan fungsi dan
kebutuhannya.Berikut ini bentuk kikir dan fungsinya :
1. Kikir gepeng (plat) tebal kikir seluruhnya sama, lebar kikir kearah ujungnya menirus
kikir. Fungsinya untuk meratakan dan membuat bidang sejajar dan tegak lurus.
2. Kikir blok lebar kikir seluruhnya sama,lebar kikir bagian ujungnya berkurang.
Fungsinya membuat rata, sejajar dan menyiku antara bidang satu dengan bidang
lainnya.
3. Kikir segi empat (square) , fungsinya membuat rata dan menyiku antara bidang satu
dengan bidang lainnya.
4. Kikir segitiga (Treangle) bentuknya segi tiga,segitiga kikir pada bagian ujungnya
mengecil. Fungsinya untuk meratakan dan menghaluskan bidang berbentuk sudut 60
atau lebih besar.
5. Kikir pisau (knife) bentuknya mirip pisau,fungsinya untuk meratakan dan
menghaluskan bidang berbentuk sudut 60 atau lebih kecil.
6. Kikir setengah bulat (half round), fungsinya untuk menghaluskan,meratakan dan
membuat bidang cekung.
7. Kikir silang (crossing) fungsinya untuk menghaluskan bidang cekung,dan membuat
bidang cekung.
8. Kikir bulat (round) bentuk bulatnya pada ujungnya makin mengecil.Fungsinya untuk
menghaluskan dan menambah diameter bidang bulat.

Menurut kasarnya gigi, kikir dibagi atas:


1. Gigi kasar (bastard) dipakai untuk pengerjaan awal.
2. Gigi sedang (second cuts) dipakai untuk finishing atau menghaluskan bidang benda
kerja.
3. Gigi halus (smooth cuts) dipakai untuk finishing atau menghaluskan bidang benda
kerja.

Tap ( Membuat ulir dalam )


Alat yang dipakai untuk membuat ulir dalam dengan tangan dimanakan “TAP” dalam hal
ini disebut saja “tap tangan” untuk membedakan penggunaannya dengan yang dipakai
mesin. Bahannya terbut dari baja karbon atau baja suat cepat (HSS) yang dikeraskan.
Tiap satu set, tap terdiri dari 3 buah yaitu tap no.1 (Intermediate tap) mata potongnya tirus
digunakan untuk pengetapan langkah awal, kemudian dilanjutkan dengan tap no. 2

20
(Tapper tap) untuk pembentukan ulir, sedangkan tap no. 3 (Botoming tap) dipergunakan
untuk penyelesaian ( Gambar 1)

Gambar 3.1. Jenis-jenis Tap

Tap memiliki beberapa macam ukuran dan tipe sesuai dengan jenis ulir yang dihasilkan
apakah itu Ulir Metrik ataupun Ulir Withworth. Berikut arti huruf dan angka yang tertera
pada Tap ( hal ini juga berlaku pada Sney).

Alat Bantu yang dipakai untukmenggunakan tap, supaya dalam pemakainannya lebih
mudah. Dibutuhkan kunci pemegang tap atau tangkai tap. Pemegang tap bentuknya ada
3 macam (  Gambar 2 ), yaitu:
 tipe batang,
 tipe penjepit,
 tipe amerika.

21
Gambar 2. Pemegang Tap

Jenis-jenis alat penanda :


1. Penggores
Macam penggores yang sering digunakan di bengkel, antara lain:
a. Penggores sederhana
b. Penggores dengan salah satu ujungnya bengkok
c. Penggores yang dapat diubah-ubah ujungnya
d. Penggores dengan ketinggian yang dapat diatur sesuai skala yang penggunaannya
dilakukan di atas meja pengukur kerataan.

2. Cap (Stamp)
Cap digunakan untuk menandai logam dan beberapa bahan bukan logam dengan
nomor, huruf, angka, angka tanda-tanda lainnya.

3. Penitik
Penitik adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang pada benda kerja. Penitik
terbuat dari besi yang ujungnya runcing membentuk sudut 30-90 derajat.

4. Jangka
Macam-macam jangka, antara lain:
a. Jangka tusuk, dipergunakan untuk melukis busur dan lingkaran dengan teliti.
b. Jangka hati, dipergunakan untuk membuat garis pada permukaan logam sejajar
dengan sisi benda.

Jenis-Jenis alat pemotong

22
Berikut beberapa alat pemotong beserta fungsinya yang umum digunakan dalam kerja
bangku:
1. Pahat
Pahat (chisel) digunakan untuk keperluan-keperluan seperti memotong, membuat
alur, meratakan bidang, membentuk sudut dsb. Macam-macam pahat, antara lain:
a. Pahat pelat, digunakan untuk meratakan bidang dan memotong pelat logam.
b. Pahat alur/roreh; digunakan untuk membuat alur dan sponeng.
c. Pahat setengah bulat, digunakan untuk membuat alur setengah bulat salutan
minyak dalam bantalan.
2. Kikir
Kikir terbuat dari baja karbon tinggi yang ditempa yang disesuaikan dengan
ukuran panjang, bentuk, jenis, dan gigi pemotongnya. Macam-macam kikir,
antara lain:

Bagian-bagian

KIKIR ( FILE )

1.   Kikir gepeng (plat) tebal kikir seluruhnya sama, lebar kikir kearah
ujungnya menirus kikir.

23
Fungsinya : untuk meratakan dan membuat bidang sejajar dan tegak lurus.
       Menurut kasarnya gigi, kikir dibagi atas: 
a. Gigi kasar (bastard) dipakai untuk pengerjaan awal.

 
b. Gigi sedang (second cuts) dipakai untuk finishing atau menghaluskan bidang
benda   kerja.
c. Gigi halus (smooth cuts) dipakai untuk finishing atau menghaluskan
              Kikir segi empat (square)

     

d. Kikir segitiga (Triangle) bentuknya segi tiga,segitiga kikir pada bagian ujungnya
mengecil.

24
e. Kikir setengah bulat (half round)

   
f. Kikir bulat (round) bentuk bulatnya pada ujungnya makin mengecil.

       Posisi kaki

Selama mengikir, posisi berada di sebelah kiri ragum dengan kaki tetap pada tempatnya.
Kedua lutut harus dibentangkan, dan jarak antara kadua kaki disesuaikan dengan panjang
kikir. Sudut antara poros ragum dan kaki kira-kira 30° untuk kaki kiri dan kurang lebih
75° untuk kaki kanan

25
      Posisi Badan  

Badan berdiri tegak pada posisi awal dan selanjutnya dicondongkan ke depan selama
gerakan pemotongan berlangsung. Kaki kanan tetap lurus selama proses pengikiran dan
lutut kiri dibengkokkan ke dalam. Pandangan mata selalu tertuju pada benda kerja

      Cara memegang kikir

2.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:


1. Mesin bor                                  6. Benda Kerja
2. Minyak Pelumas 7. Kikir
3. Tap dan Snei
4. Jangka sorong
5. Palu dan Penitik

26
2.4 Tugas

2. Tugas dan Pertanyaan

2.1 Tugas

Pada saat praktikum, maahsiswa ditugaskan untuk membuat ulir dengan


menggunakan tap dan snei. Dan juga mengikir benda kerja setelah dilakukan
permesinan bubut dengan langkah kerja yang ada pada landasan teori. Jelaskan cara
kerjanya!

Jawab :

Tap digunakan untuk membuat ulir dalam, langkah kerjanya :

1. Buatlah lubang dengan bor pada benda kerja dengan diameter yang telah
ditentukan.
2. Gunakan bor persing untuk membuat camfer pada lubang tadi.
3. Ambil mata Tap M10 x 1,5 dan pasangkan pada tangkainya.
4. Mulailah melakukan pengetapan dengan urutan pertama, yaitu Tap no.1
(Intermediate Tap), kemudian dilanjutkan dengan Tap no.2 (Tapper Tap) untuk
pembentukan ulir, dan terakhir Tap no.3 (Bottoming Tap) dipergunakan untuk
penyelesaian/finishing.
5. Sebelum mengetap berikan sedikit pelumas pada Tap, kemudian pastikan bahwa
Tap benar-benar tegak lurus terhadap benda kerja. Putar Tap secara perlahan
searah jarum jam. Pemutaran Tap hendaknya dilakukan ±270 ° maju searah
jarum jam, kemudian diputar mundur ±90 ° berlawanan arah jarum jam dengan
tujuan untuk memotong tatal, selanjutnya kembalikan pada posisi awal dan
putar lagi ±270 °maju searah jarum jam dan mundur lagi ±90 ° berlawanan arah
jarum jam, demikian seterusnya sampai selesai.
6. Lakukan checking ulir agar ulir yang dibuat sesuai dengan baut yang akan
digunakan.

Snei digunakan untuk membuat ulir luar, cara kerjanya :


1. Memasang senai pada tangkai senai.
 Mengendorkan sekrup pengunci pada batang senai.

27
 Memasukkan senai pada batang, tanda ukuran berada di atas, sampai senai
terkunci oleh sekrup pengunci.
 Mengencangkan sekrup pengunci.
2. Melumasi gigi senai dengan pelumas.
 Memulai penyenaian.
 Menempatkan senai pada ujung benda kerja yang telah dichamper.
 Memberikan tekanan yang seimbang pada kedua ujung tangkai saat senai
diputar searah putaran jarum jam.
3. Memeriksa kelurusan setelah dua atau tiga kali putaran batang.
 Perhatikan senai dan benda kerja harus tegak lurus.
 Memperbaiki setiap ketidaklurusan dengan memberikan tekanan yang lebih
besar pada sisi batang yang lebih tinggi.
4. Melanjutkan penguliran benda kerja.
 Memberikan sedikit pelumas pada ulir setelah tangkai diputar dua atau tiga
kali putaran.

Langkah kerja mengikir :

- Hasil benda kerja setelah dibubut disiapkan dan ditempatkan pada ragum.
- Pegang kikir menggunakan tangan kanan dan ibu jari berada di atas tangkai
kikir.
- Lalu gosokkan atau gesekkan kikir kepada benda kerja yang ingin dikikir,
yang sebelumnya telah ditempatkan di ragum.
- Gesekkan secara horizontal maupun vertikal, dan perlu diingat untuk pegang
ujung kikir agar dapat bekerja optimal.
- Untuk pengikiran berat, genggam ujung kikir dengan kuat.
- Untuk pengikiran ringan, tekan ujung kikir dengan jari atau pegang dengan
jari.

2.2 Pertanyaan

1. a. Jelaskan definisi dari kerja bangku dan mengapa disebut demikian!


b. Sebutkan jenis kikir yang anda ketahui beserta gambar dan fungsinya!

28
Jawab :
a. Kerja bangku atau work bench merupakan salah satu kegiatan dalam
proses industri manufaktur yang dapat dioperasikan secara manual, semi
otomatis, maupun otomatis. Kerja bangku juga dapat berarti pekerjaan
perkakas tangan yang digunakan untuk melakukan pembentukan,
perbaikan, dan perakitan yang sesuai dengan masing-masing fungsi
peralatan tangan dengan mesin dan semua pekerjaan dilakukan di atas
meja kerja (work bench).
b. Jenis-jenis kikir antara lain :
o Kikir gepeng (plat)
Kikir ini berguna untuk meratakan dan membuat bidang sejajar tegak
lurus.
o Kikir persegi empat (square)
Kikir ini berguna untuk membuat bidang rata agar siku, antara bidang
yang satu dengan yang lain.
o Kikir persegi tiga (triangle)
Kikir ini berguna untuk meratakan serta menghaluskan bidang yang
berbentuk sudut 60 derajat, atau lebih besar (sering digunakan untuk
mengikir mata gergaji).
o Kikir setengah bulat (half round)
Kikir ini berguna untuk menghaluskan atau meratakan suatu bidang
cekung.
o Kikir bulat (round)
Kikir bulat berguna untuk menghaluskan serta menambah diameter
suatu lubang bulat.

2. Bagaimana cara menggergaji yang benar? Jelaskan alasannya!

Jawab :

o Membuat Alur
Bagian yang digergaji harus sedekat mungkin dengan mulut catok/ragum.
Pada permulaan menggergaji, tahan sisi gergaji dengan ibu jari. Namun,
untuk pemotongan yang dianggap presisi, sebelum digergaji benda kerja

29
harus ditandai terlebih dahulu dengan kikir segitiga sebagai jalan awal
penggergajian.
o Buat Sudut
Sebagai awal penggergajian kedudukan gergaji, menyudut ±30 °,
selanjutnya gergajilah bagian sisi terlebih dahulu yang lambat laun
sudutnya akan makin mengecil.
o Pemotongan Benda Kerja
Potonglah benda kerja pada bagian yang dekat dengan mulut ragum.
o Benda Kerja Lebar
Bila bahan yang akan digergaji melebihi lebar gergaji, maka pemasangan
daun gergaji harus diputar 90 °
o Pemberian Tekanan
Jika tekanan pada gergaji besar maka semakin cepat benda terpotong,
namun hasilnya kurang presisi. Untuk hasil yang lurus cukup diberi
tekanan yang ringan saja.

3. Kesimpulan dan Saran

3.1 Kesimpulan

Kerja bangku merupakan bagian dasar dari berbagai macam teknik pengerjaan yang
selanjutnya akan menggunakan mesin. Seorang teknik industri harus mampu menguasai
kerja bangku sebagai bagian dari keterampilan mereka agar lebih siap ketika mendapat
pekerjaan yang mengharuskannya melakukan hal tersebut. Kerja bangku sangat
bermanfaat, karena akan mengembangkan skill kita ke depannya. Diharapkan setelah
menyelesaikan praktikum ini khususnya kerja bangku, mahasiswa dapat
mengaplikasikannya jika hal tersebut dibutuhkan karena memang menguasainya.

3.2 Saran

Ketika melakukan kerja bangku, alangkah baiknya agar lebih sabar dalam
mengerjakannya karena semua kegiatan dalam kerja bangku bersifat manual oleh
karena itu, kesabarn sangat diperlukan selain tenaga.

30
BAB III

LAS LISTRIK (ELECTRIC WELDING)

3.1 Pengertian

Pengelasan (welding) adalah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara
mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan
dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu.
Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi
perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan
sebagainya. Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk
reparasi misalnya untuk mengisi nlubang-lubang pada coran. Membuat lapisan las
pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan macam –macam
reparasi lainnya.

Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana
untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las dan
cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan memperlihatkan kesesuaian
antara sifat-sifat lasdengan kegunaan kontruksi serta kegunaan disekitarnya.
Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya didalamnya
banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan
bermacam-macam penngetahuan. Karena itu didalam pengelasan, penngetahuan
harus turut serta mendampingi praktek, secara lebih bterperinci dapat dikatakan
bahwa perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus
direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Cara ini pemeriksaan, bahan las,
dan jenis las yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dari bagian-bagian bangunan
atau mesin yang dirancang.

Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer

31
atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah
sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi
panas. Pada waktu ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan termasuk
pengelasan yang dilaksanakan dengan cara menekan dua logam yang disambung
sehingga terjadi ikatan antara atom-atom molekul dari logam yang
disambungkan.klasifikasi dari cara-cara pengelasan ini akan diterangkan lebih
lanjut. Pada waktu ini pengelasan dan pemotongan merupakan pengelasan
pengerjaan yang amat penting dalam teknologi produksi dengan bahan baku logam.
Dari pertama perkembangannya sangat pesat telah banyak teknologi baru yang
ditemukan. Sehingga boleh dikatakan hamper tidak ada logam yang dapat dipotong
dan di las dengan cara-cara yang ada pada waktu ini. Dalam bab ini akan
diterangkan beberapa cara penngelasan dan pemotongan yang telah banyak
digunakan sedangkan penerapannya dalam praktek akan diterangkan dalam bab-bab
yang lain.

Las busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan
menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan
disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian
juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan
merambat terus sampai habis.

Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur
dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan
tersambunglah kedua logam tersebut. 

Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan
tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan
menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan
logam yang terkena.

Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan
ukuran dan type elektrodanya. Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang
ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda.
Elektroda atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada

32
sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara
elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan
memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas
dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C.

Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan elektroda
berlapis tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi
tempa dan baja lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu pengelasan
dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las.
Fluks membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-oksida yang tidak
diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling banyak
digunakan dalam berbagai pengelasan komersil.

Klasifikasi
1. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai
mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang
terbakar.
Contoh Aplikasi Pengelasan Cair :
- Las Busur
- Las Gas
- Las Listrik Terak
- Las Listrik Gas
- Las termit

2. Pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan


kemudian ditekan hingga menjadi satu.
Pengelasan tekan :
Contoh Las Resistansi Listrik
- Las Tekan Gas
- Las Tempa
- Las Gesek
- Las Ledakan

33
3. Pematrian adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan disatukan
denngan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam
hal ini logam induk tidak turut mencair.

-Pembrasingan
- Penyolderan

3.2 Jenis-jenis

Berikut ini pembahasan dari masing-masing jenis mesin las listrik tersebut :
1. Mesin Las Arus AC (Bolak-Balik)

Mesin las ini membutuhkan arus bolak-balik atau biasa disebut arus AC. Arus
ini adalah arus yang dihasilkan oleh pembangkit lisrik , listrik PLN, atau listrik
hasil generator AC. Biasanya tegangan listrik yang dihasilkan dari sumber
listrik ini belum sesuai dengan tegangan listrik yang dibutuhkan alat las, bisa
jadi tegangan lebih besar atau pun lebih kecil sehingga dibutuhkan alat untuk
menurunkan atau menaikkan tegangan listrik ini, alat tersebut ialah
transformator atau biasa disingkat trafo. Gambar di samping ini merupakan
contoh jenis las arus AC.

Trafo yang digunakan pada alat las listrik di pasaran menggunakan trafo step
down yaitu trafo yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik. Mengapa
menggunakan trafo step down? Karena listrik yang disalurkan PLN masih
berupa tegangan tinggi. Biasanya tegangan listrik yang didistribusikan ke
daerah bisnis sekitar 20 kV sedangkan yang disalurkan ke konsumen rumah

34
tangga sekitar 220 V. Alat las listrik di pasaran hanya membutuhkan tegangan
listrik berkisar 55  hingga 85 Volt.

Trafo yang digunakan pada alat las listrik memiliki daya yang cukup besar.
Agar alat las listrik dapat mencairkan sebagian logam induk dan elektroda
maka dibutuhkan energi yang besar. Dikarenakan tegangan listrik pada bagian
terminal kumparan sekunder hanya kecil, maka untuk menghasilkan daya yang
besar perlu arus besar. Arus yang digunakan untuk peralatan las sekitar 10
ampere sampai 500 ampere. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan
keperluan las. Untuk keperluan daya besar diperlukan arus yang lebih besar
pula, dan sebaliknya.

Arus pada transformator dapat disetel sesuai kebutuhan dengan memutar ulir
penyetel arus. Desain ini biasanya memungkinkan tukang las untuk dapat
memilih arus keluaran dengan menggerakkan kumparan primer mendekat atau
menjauh dari kumparan sekunder, menggerakkan  magnetic shunt (gulungan
magnetik) ke dalam atau ke luar dari inti trafo, menggunakan rangkaian seri
dari transduktor. Pada transformator las AC, terdapat dua kabel yaitu kabel
busur dan kabel masa, dimana jika kedua kabel tersebut tertukar, tidak akan
mempengaruhi perubahan temperature yang timbul.

Kelebihan dari mesin las arus searah


 Perlengkapan dan perawatan lebih murah
 Kabel massa dan kabel elektroda dapat ditukar untuk mempengaruhi
keluaran
 Busur yang menyala kecil sehingga dapat mengurangi timbulnya
keropos pada gerigi las
Kekurangan dari mesin las arus searah
 Tidak dapat dipergunakan untuk semua jenis elektroda
 Tidak dapat digunakan untuk mengelas semua jenis logam
 Suara yang dihasilkan lebih bising
 Nyala busur tidak terlalu stabil

35
2. Mesin Las Arus DC (Searah)

Selain arus bolak balik, arus searah atau arus DC juga dapat menjadi sumber
listrik untuk mesin las listrik. Arus listrik ini berasal dari mesin berupa dinamo
listrik searah. Dinamo dapat digerakkan oleh motor listrik, motor bensin, motor
diesel, atau alat penggerak yang lain. Mesin arus yang menggunakan motor
listrik sebagai penggerak pada mulanya memerlukan peralatan yang berfungsi
sebagai penyearah arus. Penyearah arus atau rectifier berfungsi dalam
mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC). Arus bolak-balik
yang diubah menjadi arus searah pada proses pengelasan mempunyai beberapa
kelebihan, antara lain:
 Nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil,
 Dapat menggunakan berbagai jenis elektroda,
 Tingkat kebisingan lebih rendah,
 Lebih fleksibel, karena dapat diubah ke arus bolak-balik atau arus
searah.
 Dapat digunakan untuk mengelas plat logam yang lebih tipis

Gambar diatas merupakan jenis las AC. Di pasaran terdapat 2 jenis mesin las
DC, yaitu mesin las stasioner atau mesin las portabel. Mesin las stasioner
dapat Anda gunakan pada tempat atau bengkel yang mempunyai jaringan
listrik permanen, misal listrik PLN.

36
Adapun mesin las portable yang mempunyai bentuk relatif kecil bisa Anda
gunakan untuk melakukan las di tempat-tempat yang tidak terjangkau jaringan
listrik, seperti pulau atau daerah terpencil yang jaringan listriknya belum
permanen atau listrik yang dihasilkan tidak stabil seperti listrik hasil sel tenaga
surya, angina, dan sumber energi terbarukan lainnya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian mesin las adalah
penggunaan yang sesuai dengan prosedur yang dikeluarkan oleh prabrik
pembuat mesin, perawatan yang sesuai dengan anjuran. Acap kali gangguan-
gangguan dapat timbul pada mesin las, antara lain mesin tidak mengeluarkan
arus listrik atau nyala busur listrik yang dihasilkan lemah.

3. Mesin Las Ganda (AC – DC)

Jenis yang terakhir ialah mesin las ganda, dimana mesin las ini mampu
mengelas dengan menggunakan sumber listrik arus searah (DC) maupun
dengan arus bolak-balik. Mesin las ganda mempunyai transformator satu fasa
dan sebuah penyearah atau rectifier dalam satu unit mesin.

Output arus bolak-balik diambil dari terminal lilitan sekunder transformator


melalui regulator arus. Adapun arus searah diambil dari keluaran rectifier.
Pengaturan untuk memilih keluaran arus bolakbalik atau arus searah dapat

37
dilakukan dengan mudah, yaitu hanya dengan memutar alat pengatur arus dari
mesin las. Gambar di samping ini adalah mesin las ganda (AC-DC).

Mesin las AC-DC lebih fleksibel karena mempunyai semua kemampuan yang
dimiliki masing-masing mesin las DC atau mesin las AC. Mesin las jenis ini
sering digunakan untuk bengkel-bengkel yang mempunyai jenis-jenis
pekerjaan yang lebih bervariasi, sehingga tidak perlu mengganti-ganti jenis las
untuk pengelasan berbeda. Mesin las arus ganda dapat menyuplai arus antara
25 ampere sampai 140 ampere yang digunakan untuk mengelas plat – plat
tipis, baja anti karat (stainless steel) dan alumunium. Dalam melakukan
pengelasan benda kerja yang tebal, arus dapat diatur dari 60 hingga 300
ampere.

Bagian-bagian
1. Kabel Las

Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dengan
karet isolasi. Yang disebut kabel las ada tiga macam, yaitu :
a. Kabel elektroda , yaitu kabel yang menghubungkan pesawat las
dengan elektroda.
b. Kabel masa, yaitu yang menghubungkan pesawat las dengan
benda kerja
c. Kabel tenaga, yaitu kabel yang menghubungkan sumber tenaga
atau jaringan lisrtik dengan pesawat las.

2. Pemegang Elektroda

38
Ujung yang berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda. Ini
terdiri dari mulut penjepit dan pemegang yang dibungkus oleh bahan penyekat
(biasanya dari embonit).

3. Palu Las

Palu ini digunakan untuk melepaskan dan mngeluarkan terak las pada jalur las
dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las. Gunakanlah
kaca mata terng pada waktu poembersihan terak, sebeb dapat memercikan
pada mata.

4. Sikat Kawat

Sikat kawat digunakan untuk :


a. Membersihkan benda kerja yang akan dilas
b. Membersihkan terak las yang sudah dilepas dari jalur las oleh pukulan
palu las

39
5. Klem massa

Ini adalah alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja. Terbuat dari bahan
yang menghantar dengan baik (tembaga). Klem masa dilengkapi dengan pegas yang
kuat, yang dapat menjepit benda kerja dengan baik. Tempat yang dijepit harus bersih
dari kotoran (karet, cat, minyak dan sebagainya).

6. Penjepit

Ini digubakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang masih panas
sehabis pengelaan.

Elektroda

40
Elektroda yang dipergunakan pad alas busur mempunyai perbedaan komposisi selaput
maupun kawat inti. Diantaranya adalah elektroda berselaput . Pada elektroda ini
pengelasan fluksi pada kawat inti dapat dengan cara destruksi, semprot atau celup.
Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 sampai 7 mm dengan panjang antara 350
sampai 450 mm.

3.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:


Alat :
1.      Palu                                     7. Topeng las
2.      Mistar siku                          8. Tang
3.      Ragum                                 9. Meja las
4.      Kikir                                  10. Elektroda
5.      Sikat kawat                       11. Mesin las
6.      Penitik nomor
Bahan :
1. Dua buah besi strip 1 inchi x 9 mm x 20 mm.

3.4 Tugas

3. Tugas dan Pertanyaan

3.1 Tugas

Dalam tugas saat praktikum proses produksi, mahasiswa ditugaskan untuk mengelas 2
potongan besi hingga menjadi 1 bagian dengan menggunakan las listrik. Jelaskan cara
kerjanya!

41
Jawab :

Langkah-langkah penyatuan 2 potongan besi menjadi satu dengan menggunakan las


listrik :

1. Siapkan 2 plat besi dengan panjang yang telah ditentukan untuk disatukan.
2. Sebelum melakukan pengelasan, agar terlebih dahulu memakai alat pelindung
berupa kacamata las agar mata terlindung dari sinar las, serta sarung tangan anti
panas agar tangan terlindung dari percikan api.
3. Setelah itu genggam tang elektroda dengan tangan kanan, dan kacamata di tangan
kiri.
4. Letakkan plat besi pada meja kerja, dalam praktikum ini disenderkan pada batang
besi.
5. Dekatkan tang elektroda ke plat besi yang telah diletakkan sebelumnya. Dekatkan
secara perlahan.
6. Lakukan pengelasan, ada dua cara, yaitu las hentakan dan las goresan. Dalam
praktikum ini menggunakan las goresan.
7. Lakukan pengelasan untuk menyatukan plat besi.
8. Cara mengelas dengan membuat talinya terlebih dahulu dan dengan las vertikal,
kemudian sambungan tersebut di las hingga menjadi satu.

3.2 Pertanyaan

1. Sebutkan metode/cara pengelasan dalam mengelas suatu benda kerja!

Jawab :

Cara pengelasan yang baik dan benar :

a. Bersihkan bahan yang akan dilas. Gunakan palu untuk membersihkan kerak
pada permukan area yang akan dilas. Gunakan sikat baja untuk hasil yang
maksimal.
b. Letakkan bahan yang akan dilas pada tempat yang telah disediakan. Baik itu
menggunakan meja kerja atau hanya meletakkannya di lantai. Atur kerapatan
antara dua bahan. Gunakan klem jika diperlukan.
c. Jika bahan sangat tebal, buatlah coakan pada bagian yang akan dilas, boleh
salah satu dan bisa juga dua-duanya. Sehingga setelah nanti disatukan, akan ada

42
tempat untuk cairan elektroda. Sehingga proses pengelasan benar-benar
matang.
d. Letakkan masa mesin las pada salah satu bagian bahan yang akan dilas.
Masukkan elektroda pada panel penjepit elektroda di mesin las. Pasang
kemiringan elektroda, menyesuaikan dengan posisi bahan. Biasanya sudah ada
tempat khusus kemiringan elektroda pada tang penjepit elektroda. Baik itu
tegak lurus 90 derajat, 30, atau 40 derajat.
e. Setelah bahan siap untuk dilas, perlahan dekatkan ujung elektroda pada bahan
yang akan dilas.
f. Jarak antara ujung elektroda dengan bahan yang akan dilas sangat
mempengaruhi kualitas pengelasan. Jika jarak terlalu jauh, akan timbul
percikan seperti hujan bintik-bintik api. Proses pengelasan pun akan tidak
sempurna. Jika jarak terlalu dekat, api tidak menyala dengan sempurna. Dan
tidak ada cukup jarak untuk tempat lelehan elektroda. Jarak yang baik adalah
seperdelapan dari tebal elektroda.
g. Dengan menggunakan masker pelindung atau kacamata las, anda dapat
memperhatikan bagian elektroda yang sudah mencair, dan menyatu antara dua
bahan yang dilas tersebut. Perlahan gerakkan elektroda ke sepanjang area yang
dilas.
h. Putar perlahan tang elektroda jika area yang dilas cukup luas sehingga cairan
elektroda menutup rapat permukaan bagian yang akan dilas.
i. Hasil yang baik saat proses pengelasan dapat dilihat saat permukaan yang dilas
berbentuk seperti gelombang rapat dan teratur menutup sempurna bagian yang
dilas
j. Setelah selesai, bersihkan kerak yang menutupi bagian yang dilas dengan
menggunakan palu. Periksa kembali apakah terdapat bagian yang belum
sempurna. Jika belum sempurna, ulangilah bagian yang belum menyatu dengan
baik tersebut. Pada beberapa kasus, bahan yang sudah dilas harus digerinda lagi
jika pengelasan tidak sempurna. Namun jika tidak terlalu fatal, kita cukup
mengelas bagian yang belum terlas secara sempurna tersebut.

Metode pengelasan ada 2 cara, yaitu :

 Dengan cara goresan


 Dengan cara hentakan

43
Bagi pemula, sebaiknya memilik dengan menggunakan cara goresan. Bila busur
telat timbul, angkat elektroda kira-kira 3 mm dari benda kerja agar busur terbentuk.
Kalau tidak diangkat, elektroda akan melekat dan bila mengangkatnya terlalu jauh,
maka busur akan hilang.

Melepas elektroda yang melekat pada benda kerja dengan menggerakkan elektroda
ke kanan dan ke kiri atau lepaskan elektroda nya dari tang las. Kemudian bila busur
telat terbentuk, maka jarak antara elektroda dengan benda kerja dipertahankan.

2. Gambarkan skema susunan peralatan las listrik dan berikan keterangan masing-
masing fungsi pada alat-alat!

Jawab :

a. Pesawat Las Arus Bolak Balik (AC)


Macam-macam pesawat las ini seperti Transformator las, pembangkit listrik
motor diesel atau motor bensin. Transformator las yang kebanyakan
digunakan di industri-industri mempunyai kapasitas 200-500 Ampere.
Pesawat las ini sangat banyak dipakai karena biaya operasinya yang rendah
di samping harganya yang relatif murah. Voltase keluar dari pesawat
transformator ini antara 38-70 Volt.

44
b. Kabel Las

Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilih dan dibungkus dengan
karet isolasi. Yang disebut kabel las ada 3 macam, yaitu :
o Kabel elektroda, yaitu kabel yang menhubungkan pesawat las dengan
elektroda.
o Kabel masa, yaitu kabel yang menhubungkan pesawat las dengan benda
kerja.
o Kabel tenaga, yaitu kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau
jaringan listrik dengan pesawat las.

c. Pemegang Elektroda

45
Ujung yang berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda. Ini
terdiri dari mulut penjepit dan pemegang yang dibungkus oleh bahan
penyekat (biasanya dari embonit)

d. Palu Las

Palu ini digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan kerak pada jalur las
dengan cara memukulkan atau menggoreskan pada daerah las. Gunakanlah
kacamata terang pada waktu proses pembersihan kerak, sebab percikannya
dapat mengenai mata.

e. Sikat Kawat

Sikat kawat digunakan untuk :


o Membersihkan benda kerja yang akan di las.
o Membersihkan keras las yang sudah dilepas dari jalur las oleh pukulan
palu las.

46
f. Klem Masa

Ini adalah alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja . Terbuat
dari bahan yang menghantar dengan baik (tembaga). Klem masa dilengkapi
dengan pegas yang kuat, yang dapat menjepit benda kerja dengan baik.
Tempat yang dijepit harus bersih dari kotoran (karet, cat, minyak, dan
sebagainya).

g. Penjepit

Alat ini digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang
masih panas sehabis pengelasan.
h. Elektroda

Elektorda yang digunakan pada alas busur mempunyai perbedaan komposisi


selaput maupun kawat inti. Diantaranya adalah, elektroda berselaput. Pada
elektroda ini, pengelasan fluksi pada kawat inti dapat dengan cara destruksi,
semprot, atau celup. Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5-7 mm
dengan panjang antara 350-450 mm.

47
3. Bagaimana pengaruh las AC/DC terhadap busur listrik?

Jawab :

 Pengaruh las AC terhadap busur listrik.


Pada mesin las AC, kabel masa dan kabel elektroda dapat dipertukarkan tanpa
mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur nyala. Sehingga pada
las AC pengaruh terhadap busur listrik kecil, sehingga memperkecil
kemungkinan timbulnyakeropos pada rigi-rigi las. Selain itu, perlengkapan dan
perawatannya lebih murah. Besar arus dalampengelasan dapat diatur dengan alat
penyetel, dengan jalan memutar handle menarik atau menekan, tergantung pada
konstruksinya.

 Pengaruh las DC terhadap busur listrik.


Pada las DC terdapat 2 cara penggunaan yaitu :
- Bila kabel elektroda dihubungkan ke kutub positif maka disebut hubungan
polaritas lurus (D.C.S.P). Pada hubungan D.C.S.P, panas yang timbul,
sepertiga memanaskan elektroda dan dua pertiga memanaskan benda kerja.
Berarti benda kerja menerima paans lebih banyak dari elektroda. Bila kabel
elektroda dihubungkan ke kutub negatif, maka disebut hubungan polaritas
terbaik (D.C.R.P). Sehingga pada las DC pengaruh terhadap busur listrik
stabil maka dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut.
- Selain itu, dapat mengelas pelat tipis dalam hubungan D.C.R.P dan dapat
dipakai untuk mengelas pada tempat-tempat yang lembab dan sempit.

4. Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

Pengertian Pengelasan menurut DIN (Deutch Industrie Normen), LAS adalah suatu ikatan
metalurgi pada sambungan logam panduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau
cair. Dari definisi tersebut dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat

48
dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Mesin las yang digunakan
biasanya dibedakan menajdi dua, yaitu :

 Mesin las AC
 Mesin las DC

Metode pengelasan yang biasa dilakukan pun terbagi menjadi dua, yaitu :

 Metode goresan
 Metode hentakan

4.2 Saran

Sesaat sebelum melakukan pengelasan, lebih diperhatikan keamanan dan keselamatan


kerja. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk melengkapi diri dengan kacamata las serta
sarung tangan anti panas yang dapat melindungi bagian tubuh. Untuk pemula lebih baik
menggunakan metode pengelasan dengan cara goresan agar hasil lebih baik, sedangkan
metode hentakan digunakan untuk menambal lubang hasil pengelasan yang tidak raih.

49
BAB IV

MESIN BOR

4.1 Pengertian

Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang
arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan
pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi menghasilkan lubang
berbentuk bulat dalam lembaran-kerja dengan menggunakan pemotong berputar
yang disebut BOR. Bor adalah salah satu mesin perkakas, yang secara umum
digunakan untuk mengebor suatu benda kerja. Pada mesin ini juga dapat
dilakukan pekerjaan – pekerjaan yang lainnya seperti, memperluas lubang,
pengeboran untuk tirus pada bagian suatu lubang atau pembenaman. Dalam
pelaksanaannya pengeboran sesungguhnya adalah suatu poros yang berputar,
dimana pada bagian ujungnya (bagian bawah) disambungkan mata bor yang dapat
mengebor terhadap benda kerja yang di jepit pada meja mesin bor.  Jadi secara
umum dalam pelaksanaan pengeboran suatu lubang pada benda kerja diperlukan
suatu mesin bor yang bekerja baik dan teliti. mesin Dapat mengebor benda kerja
secara terus menerus dan mempunyai kecepatan poros yang dapat disetel menurut
kebutuhannya dan dapat dilakukan bermacam-macam pengeboran yang sesuai
kebutuhan. 

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam


pemilihan mesin bor yang digunakan, diantaranya meliputi:
1. Tipe/ model mesin bor
2. Diameter lubang
3. Sliding stroke
4. Berat mesin bor
5. Power unit

50
6. Kemampuan rotasi/ tumbuk per satuan waktu
7. Hoisting capacity (kapasitas)
8. Dimensi (panjang x lebar x tinggi)

Mesin Bor ialah alat yg dimanfaatkan guna membuat lubang, alur, peluasan,


penghalusan dengan presisi & akurat. Cara kerja mesin bor yakni dengan memutarkan
alat pemotong yg arah pemakanan mata bor hanya terhadap sumbu mesin tersebut.
Fasilitas ini amat memudahkan tugas manusia dalam kehidupan sehari-hari ataupun
dalam industri. Dalam perkembangannya mesin bor terdiri dari beraneka type sesuai
dengan kegunaan & fungsinya masing-masing.

Jenis cutting tool (mata bor) yang digunakan dalam proses pengeboran antara lain:
1. Drilling
Proses yang digunakan untuk membuat suatu lubang pada benda kerja yang solid.
2. Step drill
Proses yang digunakan untuk pembuatan lubang dengan diameter bertingkat.
3. Reaming
Reaming adalah cara akurat pengepasan dan finishing lubang yang sudah ada
sebelumnya.
4. Boring
Proses memperluas sebuah lubang yang sudah ada dengan satu titik pahat. Boring
lebih disukai karena kita dapat memperbaiki ukuran lubang, atau keselarasan dan
dapat menghasilkan lubang yang halus.
5. Counter Bore
Operasi ini menggunakan pilot untuk membimbing tindakan pemotongan.
Digunakan untuk proses pembesaran ujung lubang yang telah dibuat dengan
kedalaman tertentu, untuk mengakomodasi kepala baut
6. Countersink (bor benam)
Khusus pembesaran miring berbentuk kerucut pada akhir lubang untuk
mengakomodasi sekrup versink. Kerucut sudut 60 °, 82 °, 90 °, 100 °, 110 °, 120
°
7. Tapping
Tapping adalah proses dimana membentuk ulir dalam. Hal ini dilakukan baik
oleh tangan atau oleh mesin.

51
Untuk Mekanisme Proses pengerjaan pengeboran adalah sebagai berikut ;
1. Pemasangan Benda Kerja
a. Jika menggunakan ragum, untuk benda kerja rata dan mendatar dengan ukuran
benda tebalnya lebih pendek dari ukuran tinggi mulut ragum, dibagian bawah
benda kerja ditahan denagan bantalan yang rata dan sejajar (paralel). Agar ragum
tidak turut bergerak, ragum diikat denagan menggunakan mur baut pada meja
bor.
b. Jika tidak menggunakan ragum, benda kerja diikat pada meja bor dengan
menggunakan dua buah mur baut, dua buah penjepit bentuk U dengan dua balok
penahan yang sesuai.
c. Untuk mengebor logam batang berbentuk bulat, benda kerja diletakan pada
sebuah balok V dan dijepit dengan batang pengikat khusus, kemudian ditahan
dengan menggunakan balok yang sesuai dan diikat oleh mur baut pada meja
mesin bor.
d. Untuk benda kerja yang akan dibor tembus, benda kerja dijepit dengan
menggunakan batang, penjepit khusus, balok penahan yang sesuai tingginya dan
diikat dengan mur baut pengikat agar tidak merusak ragum.

2. Pemasangan Mata Bor pada chuck


a. Bor dengan tangkai lurus (taper) langsung dimasukan pada lubang sumbu mesin
bor, tidak boleh menggunakn pemegang bor. Dengan demikian, lubang alur
menerima ujung taper dan lubang taper diimbangi oleh selubang yang
distandarisasi (dinormalisasikan). Ujung taper tidak digunakan untuk memegang
tapi untuk mempermudah dilepas dari selumbung dengan menggunakan soket.
Sebelum melepas bor, sepotong kayu harus diletakan dibawahnya, sehingga mata
bor tidak akan rusak pada saat jatuh.
b. dengan tangkai selinder diguanakan “ Pemegang bor berkonsentrasi sendiri”
dengan dua atau tiga rahang. Bor harus dimasukan sedalam mungkin sehinggan
tidak selip pada saat berputar. Permukaan bagiaan dalam pemegang berhubungan
dengan tangakai mata bor, sehingga menghasilkan putaran bor.
c. Bor dengan kepala bulat lurus diperguanakan pemegang/ penjepit bor otomatis
(universal), dimana bila diputar kuncinya, maka mulutnya akan membuka atau
menjepit dengan sendirinya (otomatis).

52
d. Bor dengan kepala tirus dipergunakan taper atau sarung pangurang yang dibuat
sesuai dengan tingkatan dan kebutuhan, sehingga terdapat bermacam-macam
ukuran.
e. Mata bor yang baik asahan mata potongnya akan mengebor dengan baik dan
akan menghasilkan tatal yang sama tebal dengan yang keluar melalui kedua
belah alur spiral bor. Untuk bahan memerlukan pendinginan, dipergunakan cerek
khusus tempat bahan pendingin.

3. Atur posisi benda kerja dengan menggerakkan meja, untuk arah vertical cukup
memutar handle, untuk gerak putar mejanya cukup membuka pengunci di bawah
meja dan di sesuaikan, setelah itu jangan lupa mengunci semua pengunci.
4. Tancapkan steker mesin ke stop kontak sumber listrik, kemudian tekan sakelar on
(pada saat ini spindle sudah berputar). Atur kecepatan yang sesuai dengan benda
kerja.
5. Untuk pemakanan ke benda kerja, putar Drill feed Handle sehingga mata bor
turun dan memakan benda kerja.
6. Gunakan cairan pendingin bila perlu
7. Setelah selesai, tekan sakelar off untuk mematikan mesin
8. Untuk Mesin bor tangan / pistol sakelar khusus untuk pilhan putaran ke kanan dan
ke kiri.

PERAWATAN MESIN
Sebuah mesin dalam menjaga performa kinerjanya juga membutuhkan perawatan
yang intensif pada setiap komponen mesinnya. Hal ini juga diperlukan untuk mesin
bor. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Pelumasan secara rutin untuk menghilangkan panas dan gesekan.
2. Mesin harus dibersihkan setelah digunakan
3. Chips harus dibersihkan menggunakan kuas.
4. T-slots, grooves, spindles sleeves, belts, and pulley harus dibersihkan.
5. Mesin diolesi dengan cairan anti karat untuk mencegah dari berkarat
6. Pastikan untuk alat pemotong berjalan lurus (stabil) sebelum memulai operasi.
7. Jangan menempatkan alat-alat lain di meja pemboran
8. Hindari pakaian longgar
9. Perlindungan khusus untuk mata

53
Klasifikasi
Didalam pemboran ada beberapa jenis mesin bor diantaranya adalah sebagai berikut
a)      Mesin Bor Tumbuk
b)      Mesin Bor Putar
c)      Mesin Bor Putar-Hidrolik
 
a)      Mesin Bor Tumbuk
Mesin bor tumbuk yang biasanya disebut cable tool atau spudder rig yang diopersikan
dengan cara mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat secara berulang- berulang ke
dalam lubang bor.

Mata bor akan memecahkan batuan terkosolidasi menjadi kepingan kecil,atau akan
melepaskan butiran – butiran pada lapisan.Kepingan atau hancuran tersebut merupakan
campuran lumpur dan fragmen batuan pada bagian dasar lubang, jika di dalam lubang
tidak dijumpai air, perlu ditambahkan air guna membentuk fragmen batuan
(slurry).Pertambahan volume slurry sejalan dengan kemajuan pemboran yang pada
jumlah terentu akan mengurangi daya tumbuk bor.

Bila kecepatan laju pemboran sudah menjadi sangat menjadi sangat lambat, slurry
diangkat ke permukaan dengan menggunakan timba (bailer) atau sand pump. Beberapa
factor yang mempengaruhi kecepatan laju pemboran (penetrasi) dalam pemboran tumbuk
diantaranya adalah:
 Kekerasan lapisan batuan
 Diameter kedalam lubang bor
 Jenis mata bor
 Kecepatan dan jarak tumbuk
 Beban pada alat bor

Kapasitas mesin bor tunbuk sangat tergantung pada berat perangkat penumbuk yang
merupakan fungsi dari diameter mata bor, diameter dan panjang drill-stemnya. Adapun
beberapa kelebihan dan kekurangan mesin bor tumbuk jika dibandingkan denngan mesin
bor putar dapat dijelaskan sebagai berikut:

54
Kelebihannya:
1. Ekonomis: -Harga lebih murah sehingga depresiasi lebih kecil
2. Biaya transportasi lebih murah
3. Biaya operasi dan pemeliharaannya lebih rendah
4. Penyiapan rig untuk pemboran lebih cepat
5. Menghasilkaaan contoh pemboraan yang lebih baik
6. Tanpa sistem sirkulasi.
7. Lebih mempermudah pengenalan lokasi akifer
8. Kemungkinan kontaminasi karena pemboran relative lebih kecil

Kekurangannya:
1. Kecepatan laju pemboran rendah
2. Sering terjadi sling putus
3. Tidak bisa mendapatkan core
4. Tidak memiliki saran pengontrol kestabilan lubang bor
5. Terbatasnyaa personil yang berpengalaman
6. Pada formasi yang mengalami swelling clay akan menghadapi banyak hambatan

b)     Mesin Bor Putar

Mesin bor putar merupakan jenis mesin bor yang mempuyai mekanisme yang paling
sederhana, untuk memecahkan batuan menjadi kepingan kecil, mata bor hanya
mengandalkan putaran mesin dan beban rangkaian stang bor. Jika pemboran dilakukan
pada formasi batuan yang cukup keras, maka rangkain stang bor dapat ditambah dengan
stang pemberat. Kepingan batuan yang hancur oleh gerusan mata bor akan terangkat ke
permukaan karena dorongan fluida. Contoh yang populer dari jenis ini adalah meja putar
dan elektro motor.Pada jenis meja putar, putaran vertical yang dihasilkan oleh mesin
penggerak dirubah menjadi putaran horizontal oleh sebuah meja bulat yang ada pada
bagian bawahnya terdapat alur – alur yang berpola konsentris, sedangkan pada elektro
motor, energi mekanik yang digunakan untuk memutar rangkaian stang bor berasal dari
generator listrik yang dihubungkan pada sebuah elektro motor.
Komponen – komponen utama dari mesin bor putar adalah:
 Swivel
55
 Kelly bar
 Stabilizer
 Mata bor
 Stang bor
 Stang pemberat

       c) Mesin Bor-Hidrolik

Pada mesin bor putar – hidrolik, pembebanan pada mata bor terutama diatur oleh sistem
hidrolik yang terdapat pada unit mesin bor, disamping beban yang berasal dari berat stang
bor dan mata bor. Cara kerja dari jenis mesin bor ini adala mengombinasikan tekanan
hidrolik, stang bo dan putaran mata bor di atas formasi batuan.
Formasi batuan yang tergerus akan terbawa oleh fluida bor ke permukaan melalui rongga
anulus atau melalui rongga stang bor yang bergantung pada sistem sirkulasi fluida bor
yang digunakan.

Adapun contoh mesin bor putar – hidrolik adalah:


a. Top Drive
Unit pemutar pada jenis Top Drive bergerak turun naik pada menara, tenaganya berasal
dari unit transmisi hidrolik yang digerakkan oleh pompa. Penetrasinya dapat langsung
sepanjang stang bor yang dipakai (umumnya sepanjang 3,6m – 9 m), sehingga jenis
mempuyai kinerja yang paling baik.

b. Spindle
Pada jenis ini pemutarannya bersifat statis, kemajuan pemboran sangat dipengaruhi oleh
panjang spindle (umumnya antara 60 m – 100 m), dan tekanan hidrolik yang dibutuhkan.
Adapun spesifikasi mesin bor yang digunakan adalah:
 Merk
 Kapasitas
 Berat
 Kemampuan rotasi
 Dimensi

56
 Diameter lubang
 Tipe/ model

4.2 Jenis-jenis

1. Mesin Bor Meja


Mesin bor meja adalah mesin bor yang diletakkan diatas meja. Mesin ini
digunakan untuk membuat lobang benda kerja dengan diameter kecil (terbatas
sampai dengan diameter 16 mm). Prinsip kerja mesin bor meja adalah putaran
motor listrik diteruskan ke poros mesin sehingga poros berputar. Selanjutnya
poros berputar yang sekaligus sebagai pemegang mata bor dapat digerakkan naik
turun dengan bantuan roda gigi lurus dan gigi rack yang dapat mengatur tekanan
pemakanan saat pengeboran.

2. Mesin bor tangan (pistol)


Mesin bor tangan adalah mesin bor yang pengoperasiannya dengan menggunakan
tangan dan bentuknya mirip pistol. Mesin bor tangan biasanya digunakan untuk
melubangi kayu, tembokmaupun pelat logam. Khusus Mesin bor ini selain
digunakan untuk membuat lubang juga bisa digunakan untuk mengencangkan
baut maupun melepas baut karena dilengkapi 2 putaran yaitu kanan dan kiri.
Mesin bor ini tersedia dalam berbagai ukuran, bentuk, kapasitas dan juga
fungsinya masing-masing.

3. Mesin bor Radial


Mesin bor radial khusus dirancang untuk pengeboran benda-benda kerja yang
besar dan berat. Mesin ini langsung dipasang pada lantai, sedangkan meja mesin
telah terpasang secara permanen pada landasan atau alas mesin.. Pada mesin ini
benda kerja tidak bergerak. Untuk mencapai proses pengeboran terhadap benda

57
kerja, poros utama yang digeser kekanan dan kekiri serta dapat digerakkan naik
turun melalui perputaran batang berulir.

4.Mesin Bor Tegak (Vertical Drilling Machine)


Digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan ukuran yang lebih besar,
dimana proses pemakanan dari mata bor dapat dikendalikan secara otomatis naik
turun. Pada proses pengeboran, poros utamanya digerakkan naik turun sesuai
kebutuhan. Meja dapat diputar 3600 , mejanya diikat bersama sumbu berulir pada
batang mesin, sehingga mejanya dapat digerakkan naik turun dengan
menggerakkan engkol.

5.Mesin bor koordinat


Mesin bor koordinat pada dasarnya sama prinsipnya dengan mesin bor yang
lainnya. Perbedaannya terdapat pada sistem pengaturan posisi pengeboran. Mesin
bor koordinat digunakan untuk membuat/membesarkan lobang dengan jarak titik
pusat dan diameter lobang antara masing-masingnya memiliki ukuran dan
ketelitian yang tinggi. Untuk mendapatkan ukuran ketelitian yang tinggi tersebut
digunakan meja kombinasi yang dapat diatur dalam arah memanjang dan arah
melintang dengan bantuan sistem optik. Ketelitian dan ketepatan ukuran dengan
sisitem optik dapat diatur sampai mencapai toleransi 0,001 mm.

6.Mesin bor lantai


Mesin bor lantai adalah mesin bor yang dipasang pada lantai. Mesin bor lantai
disebut juga mesin bor kolom. Jenis lain mesin bor lantai ini adalah mesin bor
yang mejanya disangga dengan batang pendukung. Mesin bor jenis ini biasanya
dirancang untuk pengeboran benda-benda kerja yang besar dan berat.

7.Mesin bor berporos (mesin bor gang)


Mesin bor ini mempunyai lebih dari satu spindel, biasanya sebuah meja dengan
empat spindel. Mesin ini digunakan untuk melakukan beberapa operasi sekaligus,
sehingga lebih cepat.untuk produksi masal terdapat 20 atau lebih spindel dengan
sebuah kepala penggerak.

Bagian-bagian

58
1.Base (Dudukan )
Base ini merupakan penopang dari semua komponen mesin bor. Base terletak
paling bawah menempel pada lantai, biasanya dibaut. Pemasangannya harus kuat
karena akan mempengaruhi keakuratan pengeboran akibat dari getaran yang
terjadi.

2.Column (Tiang)
Bagian dari mesin bor yang digunakan untuk menyangga bagian-bagian yang
digunakan untuk proses pengeboran. Kolom berbentuk silinder yang mempunyai
alur atau rel untuk jalur gerak vertikal dari meja kerja.

3.Table (Meja)
Bagian yang digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan di bor. Meja
kerja dapat disesuaikan secara vertikal untuk mengakomodasi ketinggian
pekerjaan yang berbeda atau bisa berputar ke kiri dan ke kanan dengan sumbu
poros pada ujung yang melekat pada tiang (column). Untuk meja yang berbentuk
lingkaran bisa diputar 3600 dengan poros ditengah-tengah meja. Kesemuanya itu
dilengkapi pengunci (table clamp) untuk menjaga agar posisi meja sesuai dengan
yang dibutuhkan. Untuk menjepit benda kerja agar diam menggunakan ragum
yang diletakkan di atas meja.

4.Drill (Mata Bor)


Adalah suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien. Mata bor yang paling
sering digunakan adalah bor spiral, karena daya hantarnya yang baik, penyaluran
serpih (geram) yang baik karena alur-alurnya yang berbentuk sekrup, sudut-sudut
sayat yang menguntungkan dan bidang potong dapat diasah tanpa mengubah
diameter bor. Bidang–bidang potong bor spiral tidak radial tetapi digeser sehingga
membentuk garis-garis singgung pada lingkaran kecil yang merupakan hati bor.

5.Spindle
Bagian yang menggerakkan chuck atau pencekam, yang memegang / mencekam
mata bor.

6.Spindle head

59
Merupakan rumah dari konstruksi spindle yang digerakkan oleh motor dengan
sambungan berupa belt dan diatur oleh drill feed handle untuk proses
pemakananya.

7.Drill Feed Handle


Handel untuk menurunkan atau menekankan spindle dan mata bor ke benda kerja
( memakankan)

8.Kelistrikan
Penggerak utama dari mesin bor adalah motor listrik, untuk kelengkapanya mulai
dari kabel power dan kabel penghubung , fuse / sekring, lampu indicator, saklar on
/ off dan saklar pengatur kecepatan.

Gambar 2.1 Mesin Bor

4.3 Alat dan Bahan

 Mesin Bor
 Objek/Benda yang ingin dilubangi

60
BAB V

PROSES PRODUKSI

INSTRUKSI KERJANYA YAITU :


1. Mengelas dua plat dengan ukuran panjangang 10 cm
2. Membuat palu dengan ketentuan sebagai berikut :

5.1 Gambar Aturan Pembuatan Palu

5.1 MINGGU PERTAMA

 Melakukan penyetelan mesin bubut, untuk membubut gagang palu sesuai ukuran
 Melakukan pembubutan

61
Gambar 5.2 Penyetelan/Men-setting Mesin Bubut

Gambar 5.3 Mesin bubut

5.2 MINGGU KEDUA

 Melakukan pemotongan besi untuk kepala dan gagang palu dengan ukuran yang telah
ditentukan

62
Gambar 5.6 Pemotongan Kepala Palu sesuai ukuran

Gambar 5. 7 Pemotongan Ujung Kepala Palu

5.3 MINGGU KETIGA

 Memotong plat dengan menggunkan gergaji besi manual dengan ukuran panjang 10
cm (sebanyak 2 buah)

63
 Kemudian melakukan proses pengelasan

Gambar 5.4 Pengukuran dan Persiapan Pemotongan Plat

Gambar 5.5 Pemotongan Plat

64
Gambar 5.6 Proses Pengelasan

Gambar 5.7 Plat Sudah Di Las


5.4 MINGGU KEEMPAT

 Melakukan pemboran (melubangi) kepala palu dengan ukuran yang telah ditentukan
 Melanjutkan proses bubut pada gagang palu

65
5.5 Mesin Bor

Gambar 5.10 Hasil Praktikum Hari Ke 4

5.5 MINGGU KELIMA

 Melakukan finishing yaitu melakukan pembubutan pada gagang palu berdasarkan


ukuran yang telah ditentukan

66
 Meratakan kepala palu dengan menggunkan kikir

Gambar 5.11 proses meratakan permukaan kepala palu

DAFTAR PUSTAKA

67
Tim Prodi Mesin UNLAM.2009.Panduan Praktikum Proses Manufaktur. Banjarbaru:Prodi
Mesin Unlam.
Buku Ajar , Proses Manufaktur, Universitas wijaya putra,2009, Jakarta.
Buku Petunjuk Praktikum Teknologi Mekanik STTR Cepu, 2006/2007.
Modul Teknik Mesin, Alat-alat Perkakas I, SMK N 56, 2012, Jakarta.
Laporan Laboratorium Konstruksi Baja , Politeknik Negeri Bandung, 2010, Bandung.

68

Anda mungkin juga menyukai