Puji dan syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena
berkat Rahmat dan Hidayah-Nya kita masih diberikan kenikmatan serta kesehatan
dan berkat pertolongan-Nya lah akhirnya kami mampu untuk menyelesaikan
laporan ini. Shalawat serta Salam tak lupa kami sampaikan, semoga tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan
kepada kita selaku ummatnya hingga akhir zaman.
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
2.1 Mesin Frais.............................................................................................................2
2.2 Bagian-Bagian Mesin Frais....................................................................................2
2.3 Roda Gigi................................................................................................................3
2.3.1 Pengertian roda gigi........................................................................................3
2.3.2 Tipe tipe roda gigi............................................................................................3
2.3.3 Profil Roda gigi................................................................................................8
2.3.4 Proses Pembuatan Roda Gigi.........................................................................9
2.4 Dividing Head (Kepala Pembagi)........................................................................10
2.4.1 Pembagian langsung......................................................................................10
2.4.2 Pembagian Tidak Langsung.........................................................................10
2.4.3 Pembagian Diferensial..................................................................................11
BAB III............................................................................................................................12
3.1 Keselamatan Kerja...............................................................................................12
3.2 Langkah Persiapan sebelum proses pemotongan..............................................12
3.3 Alat yang digunakan............................................................................................13
3.4 Langkah Proses Pembuatan................................................................................14
3.4.1 Proses Pembubutan.......................................................................................14
3.4.2 Proses Pengerjaan Dengan Mesin Milling...................................................19
3.5 Pembagian Secara Differensial............................................................................25
BAB IV............................................................................................................................26
4.1 Kesimpulan...........................................................................................................26
4.2 Saran.....................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
Mesin Milling adalah salah satu dari mesin pekakas yang masih digunakan untuk
memproduksi barang-barang dengan bahan utama baja untuk kebutuhan Produsen.
Awalnya proses tersebut dilakukan secara manual dengan menggunakan alat –alat
sederhana. Namun produksi dengan cara manual seperti itu membutuhkan waktu cukup
lama. Kebutuhan konsumen yang semakin meningkat dengan produksi berasal dari
tenaga sepenuhnya manusia menyebabkan beberapa kerugian untuk produsen. Hal ini
menjadi salah faktor mendorong kemajuan teknologi mesin dalam proses produksi seperti
menggunakan mesin milling. Kemajuan teknologi menghasilkan berbagai macan mesin
milling yang dapat mengatasi masalah produsen dalam masalah waktu dan kebutuhan
konsumen terhadap barang –barang manufaktur.
Mesin Milling atau mesin frais adalah salah satu mesin pekakas yang proses kerja alat
pemotongannya dengan cara menyayat atau memakan benda kerja dengan alat potong
bermata banyak yang berputar (multipointcutter). Cutter Frais dipasangkan pada collet
arbor sebelum dipasangkan pada mesin hal ini dilakukan agar Cutter tercekram dengan
baik pada mesin milling. Pisau tersebut akan terus berputar apabila arbor mesin diputar
oleh motor listrik, agar sesuai dengan kebutuhan, gerakan dan banyaknya putaran arbor
dapat diatur oleh operator mesin frais (Rasum, 2006).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum mesin frais adalah mahasiswa diharapkan dapat menguasai
teknik memasang cutter, memasang benda kerja dengan benar, dan mengatur jarak
pemotongan yang baik. Serta dapat mempergunakan cutter sesuai dengan
penggunaannya.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Mesin Frais
Bagian-bagian mesin frais dapat dilihat pada gambar di bawah ini yaitu :
Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar yang berguna untuk
mentransmisikan daya. Roda gigi bekerja berpasangan dengan roda gigi lainnya,
dengan cara saling bersinggungan.
Proses frais gigi sebenarnya sama dengan frais bentuk, tetapi karena
bentuknya yang spesifik, serta proses pencekaman dan pemilihan pisau berbeda
maka akan dibahas lebih detail. Dari informasi yang diperoleh dari gambar kerja,
untuk proses frais roda gigi diperoleh data tentang jumlah gigi, bentuk profil gigi,
modul, sudut tekan, dan dimensi bakal roda gigi. Dari informasi tersebut perencana
proses frais gigi harus menyiapkan : kepala pembagi, pisau frais gigi, dan
perhitungan elemen dasar (putaran spindel, gerak makan, dan kedalaman potong).
Gambar Pisau Frais Gigi (cutter modul) :
Kepala pembagi digunakan sebagai pemegang bakal roda gigi (dengan bantuan
mandrel). Pada kepala pembagi terdapat mekanisme yang memungkinkan operator
Mesin Frais memutar benda kerja dengan sudut tertentu.
Proses pembuatan Roda Gigi
Contoh :
Pembuatan kepala baut segi enam sama besar, maka dilakukan 6 kali
pemotongan.
Pemotongan 1
Agar benda kerja tidak bergerak, maka spindel dikunci dengan
menggunakan pin pengunci kedalam salah satu lubang pada piring
pembagi 24 lubang, misal pada lubang bernomor 7.
Benda kerja diputar dengan memutar engkol pemutar (setelah pin
penunci dibebaskan) ke kanan atau ke kiri, sampai pin penunci dapat
dimasukkan lagi ke dalam lubang bernomor 11 atau 3.
Demikian Seterusnya sampai pemotongan yang ke enam
40
nk =
z
Dimana nilai nk = putaran engkol, dan z adalah jumlah segi yang dikerjakan.
Bila engkol diputar, maka poros cacing, roda cacing serta benda kerja
akan ikut berputar, demikian pula dengan rangkaian roda gigi ganti A-B-
C-D, karena roda gigi A satu poros dengan roda gigi cacing dan benda
kerja.
Sedangkan roda gigi D yang berputar karena pergerakan dari roda gigi
A, akan menggerakkan helical gear dan otomatis akan memutar piringan
pembagi, karena satu poros.
BAB III
LANGKAH PROSES PEMOTONGAN
a. Facing
Atur sudut rumah pahat sebesar 10° ke kiri dari sumbu y (bila dilihat dari
atas)
Dekatkan ujung pahat bubut pada permukaan benda yang akan di facing
Tarik mundur pahat menjauhi benda kerja
Atur nilai skala pada eretan atas menjadi 0 mm, lalu putar eretan atas
sehingga bernilai 0,2 mm.
Nyalakan mesin.
Putar eretan melintang secara konstan searah jarum jam untuk memajukan
pahat.
Jika ujung pahat sudah mencapai titik pusat benda, mundurkan kembali
pahat menjauhi benda.
Putar kembali eretan atas sehingga nilai yang ditunjukkan bertambah dari
nilai sebelumnya.
Ulangi langkah 6-8 hingga permukaan menjadi rata dan tidak terlihat
bekas potongan.
Lakukan pada sisi sebaliknya hingga target ukuran tercapai (16 mm).
Vc × 1.000
n= , dimana d = diameter mata bor
π ×d
Maka,
20 ×1.000
n= =1062 rpm
3,14 × 6 mm
Nyalakan Mesin
Dekatkan bor pada benda kerja dengan memutar eretan lepas.
Lakukan pemakanan dengan cara memutar eretan secara maju mundur
agar mata bor tidak panas. Berikan pendingin pada bor disetiap
pemakanan.
Lakukan pemakanan hingga mata bor menembus benda kerja.
Bila sudah menembus benda kerja, jauhkan bor dari benda kerja.
Matikan Mesin.
Ganti mata bor ∅ 6 tadi dengan mata bor ∅ 10.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 ×1.000
n= =637 rpm
3,14 × 10 mm
Ulangi langkah 5-10
Ganti mata bor ∅ 10 tadi dengan mata bor ∅ 12.
Ulangi langkah kerja pengeboran sebelumnya.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 ×1.000
n= =531rpm
3,14 × 12 mm
20 ×1.000
n= =398 rpm
3,14 × 16 mm
d. Pemasangan Mandrel
Beri tanda pada bagian mandrel yang memiliki diameter kecil
Masukkan mandrel pada lubang benda kerja
Gunakan mesin press dengan tekanan yang cukup hingga mandrel
menembus keluar dari lubang (± 4 cm dari permukaan benda kerja).
e. Bubut Memanjang
Untuk membuat bidang miring bagian kanan, putar benda kerja sebesar 30 °
dari posisi pembuatan bidang rata dengan menggunakan dividing head.
Perhitungan kepala pembagi (dividing head) :
- Lubang piringan pembagi yang digunakan = 33 lubang
- 1 putaran dividing head = 9 °
- Maka untuk menuju posisi 30 ° , harus memutar sebanyak :
30° 3 11
=3 =3 =3 Putaran +11 Lubang pada piringan33
9° 9 33
Setelah diputar, titik tengah cutter akan sejajar dengan sumbu benda kerja.
Posisikan cutter hingga menyentuh permukaan benda kerja. Gunakan kertas
sebagai media sentuh
Setelah menyentuh, geser cutter menjauhi benda kerja. Atuh kedalaman
pemakanan. Pemakanan maksimal yang diizinkan adalah 0.5 mm.
Lakukan pemakanan hingga pada daerah sekitar celah tersisa bagian 1 mm.
Setelah pemakanan, turunkan meja kerja menjauhi benda kerja.
Untuk membuat bidang miring bagian kiri, putar benda kerja sebesar 60 ° dari
posisi pembuatan bidang miring bagian kanan dengan menggunakan dividing
head.
Perhitungan kepala pembagi (dividing head) :
- Lubang piringan pembagi yang digunakan = 33 lubang
- 1 putaran dividing head = 9 °
- Maka untuk menuju posisi 60 ° , harus memutar sebanyak :
60° 6 22
=6 =6 =6 Putaran+ 22 Lubang pada piringan 33
9° 9 33
Setelah diputar, titik tengah cutter akan sejajar dengan sumbu benda kerja.
Posisikan cutter hingga menyentuh permukaan benda kerja. Gunakan kertas
sebagai media sentuh
Setelah menyentuh, geser cutter menjauhi benda kerja. Atuh kedalaman
pemakanan. Pemakanan maksimal yang diizinkan adalah 0.5 mm.
Lakukan pemakanan hingga pada daerah sekitar celah tersisa bagian 1 mm.
Setelah pemakanan, turunkan meja kerja menjauhi benda kerja.
Matikan mesin
Ganti kepala mesin milling dengan kepala mesin milling khusus untuk cutter
modul.
Pasang cutter modul pada penjepit cutter
Posisikan benda kerja seperti awal pengerjaan celah (1).
Untuk pembuatan profil awal, sudut yang tebentuk adalah sebesar 30 °.
Putar benda kerja sebesar 30 ° dari posisi awal dengan menggunakan dividing
head.
Perhitungan kepala pembagi (dividing head) :
- Lubang piringan pembagi yang digunakan = 33 lubang
- 1 putaran dividing head = 9 °
- Maka untuk menuju posisi 30 ° , harus memutar sebanyak :
30° 3 11
=3 =3 =3 Putaran +11 Lubang pada piringan33
9° 9 33
Posisikan cutter hingga menyentuh permukaan benda kerja. Gunakan kertas
sebagai media sentuh
Setelah menyentuh, geser cutter menjauhi benda kerja. Atuh kedalaman
pemakanan. Pemakanan maksimal yang diizinkan adalah 0.5 mm.
Lakukan pemakanan hingga mencapai nilai H=2,2 ( m )=2,2 ( 1,5 )=3,3 mm
Setelah pemakanan, turunkan meja kerja menjauhi benda kerja.
Untuk pembuatan profil gigi selanjutnya, putar benda kerja sebesar 12 ° dari
profil awal.
Perhitungan kepala pembagi (dividing head) :
- Lubang piringan pembagi yang digunakan = 33 lubang
- 1 putaran dividing head = 9 °
- Maka untuk menuju posisi 12 ° , harus memutar sebanyak :
12° 3 11
=1 =3 =1 Putaran+11 Lubang pada piringan 33
9° 9 33
Posisikan cutter hingga menyentuh permukaan benda kerja. Gunakan kertas
sebagai media sentuh
Setelah menyentuh, geser cutter menjauhi benda kerja. Atuh kedalaman
pemakanan. Pemakanan maksimal yang diizinkan adalah 0.5 mm.
Lakukan pemakanan hingga mencapai nilai H=2,2 ( m )=2,2 ( 1,5 )=3,3 mm
Lakukan langkah yang sama pada pembuatan profil gigi selanjutnya.
3.5 Pembagian Secara Differensial
Contoh jumlah profil gigi yang akan dibuat berjumlah 26 gigi, maka :
Z = 26 gigi.
Karena 26 tidak ada dalam jumlah lubang piringan pembagi, maka kita memerlukan Z
bayangan ( Z ° ). Kita ambil nilai Z ° = 27.
Maka,
40 13
nk = =1
27 27
Jadi engkol diputar 1 putaran + 13 lubang pada piringan 27
5 8 40 8 8 64
AE= × = AE= × =
3 8 24 9 8 72
A × B 40 ×64
RRG= =
C × D 24 ×72
Maka : RA = 40
RB = 64
RC = 24
RD = 72
(Roda gigi A berjumlah 40 gigi, roda gigi B berjumlah 64 gigi, roda gigi C
berjumlah 24 gigi, roda gigi D berjumlah 72 gigi)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Mesin Frais merupakan mesin perkakas yang prinsip kerjanya memakan benda
kerja dengan pisau yang berputar, sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Mesin Frais
memiliki beragam jenis sesuai dengan fungsi dan kebutuhan.
Salah satu aplikasi pengerjaan mesin milling adalah pembuatan roda gigi. Ada
beberapa aspek penting dalam pembuatan roda gigi menggunakan mesin frais, seperti
cutter modul yang digunakan, kecepatan putar yang digunakan, dan pembagian sudut.
1.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://iralsports.wordpress.com/informasi/pelajaran/pemesinan/mesin-milling/
http://teknik-mesin1.blogspot.com/2011/06/kecepatan-potong.html
http://teknikpemesinan01.blogspot.com/2016/09/mesin-frais-lengkap-milling-machine.html
Widarto, dkk. 2008. Teknik Permesinan untuk SMK. Jakarta : Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Departemen Pendidikan Nasional
TN, TT. Introduction to Gears First Edition. Kohara Gear Industry Co., LTD.