Anda di halaman 1dari 38

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi


sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas laporan kerja praktik bengkel teknik mesin
politeknik negeri sriwijaya.

Dalam penyusunannya, saya mengucapkan terimakasih kepada dosen


pembimbing saya yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan
yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini
bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik
lagi.

Meskipun saya berharap isi dari laporan kerja praktir saya ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar laporan kerja praktik
bengkel ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata saya mengucapkan terimakasih, semoga hasil laporan kerja


praktik saya ini bermanfaat.

Palembang, 10 Juli 2017

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………..1

DAFTAR ISI …………………………………………………………………2

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG……………………………………………….
B. TUJUAN……………………………………………………………..
C. MANFAAT…………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

1. MESIN TURNING…………………………………………………..
2. MESIN FRAIS………………………………………………………
3. MESIN GERINDA………………………………………………….

BAB III LANGKAH KERJA……………………………………………......

1. PEMBUATAN DUDUKAN RAGUM


2. PEMBUATAN RING PENAHAN POROS
3. PEMBUATAN PEMEGANG POROS ULIR
4. PEMBUATAN KEPALA RAHANG
5. PEMBUATAN POROS ULIR
6. PEMBUATAN PENAHAN RAHANG
7. PEMBUATAN PEMEGANG RAGUM 3
8. PEMBUATAN MUR POROS PEMEGANG
9. PEMBUATAN POROS ULIR PEMEGANG RAGUM
10. PEMBUATAN POROS PEMEGANG
11. PEMBUATAN PEMEGANG RAGUM 2
12. PEMBUATAN PEMEGANG RAGUM 1
13. PEMBUATAN MUR PEMEGANG POROS ULIR
14. PEMBUATAN RAHANG TETAP
15. PEMBUATAN RAHANG BERGERAK

BAB IV PENUTUP

1. KESIMPULAN…………...........................................................
2. KRITIK DAN SARAN…………………………………………
3. DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
1. MESIN BUBUT

Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk


memotong benda yangdiputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan
benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja
kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan
sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak
potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan
mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat
maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal
ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang
menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.

Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan


pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi
besarnya mulai dari jumlah15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda
gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk
konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

A. Bagian-Bagian Mesin

Mesin bubut terdiri dari kepala tetap dan meja. Adapun penjelasannya
sebagai berikut

Kepala tetap

Kepala tetap adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kiri
mesin, dan bagian inilah yang memutar benda kerja yang di dalamnya terdapat
transmisi roda gigi. Pada Kepala tetap ini ditempatkan berbagai bagian mesin
yang memudahkan kita melakukan pekerjaan. beberapa bagian yang ada di kepala
tetap adalah Plat mesin; engkol pengatur pasangan roda gigi;cakra bertingkat;
motor penggerak mesin.Pada kepala tetap ini pula kita memasang alat pemegang
benda kerja sehingga aman pada saat dikerjakan. Alat pemegang atau penjepit ini
disebut Cekam. Cekam ini dibedakan menjadi dua, yaitu Cekam rahang tiga dan
cekam rahang empat. Cekam rahang tiga pergerakan rahang penjepitnya adalah
serentak sehingga pada saat kita menggerakkan satu kunci penggeraknya, maka
ketiga rahang bergerak serentak. Cekam rahang empat, pada saat kita
menggerakkan kunci penggeraknya, maka rahang yang bergerak adalah satu
persatu.
Kepala lepas

Bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan dari mesin bubut,
yang berfungsi untuk menopang benda kerja yang panjang. Pada saat mengerjakan
benda berukuran panjang, kemungkinan bengkok sangat besar sehingga harus
ditopang pada kedua ujung, yaitu di kepala tetap dan kepala lepas ini. Beberapa
bagian yang ada di kepala tetap adalah; Center Putar, untuk memompang benda
kerja,agar tidak terjadi gesekan,; Handwill,; Pengunci poros,; Pengunci alas.

Alas mesin

Alas mesin berfungsi untuk tempat kedudukan kepal lepas, tempat


kedudukan eretan dan tempat kedudukan penyangga diam.

Eretan

Eretan adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses pemakanan


pada benda kerja dengan cara menggerakkan ke kiri dan ke kanan sepanjang meja.
Eretan utama akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan
eretan atas dan dudukan pahat.

B. Prinsip kerja mesin bubut

Proses pembubutan adalah salah satu prosespemesinan yang mengunakan


pahat dengan satu mata potong untuk membuang material dari permukaan benda
kerja yang berputar. Pahat bergerak pada arah linier sejajar dengan sumbu putar
benda kerja seperti yangterlihat pada gambar. Dengan mekanisme kerja seperti
ini, maka Proses bubut memiliki kekhususan untuk membuat benda kerja
yangberbentuk silinder.

Benda kerja di cekan dengan poros spindel dengan bantuan chuck yang
memiliki rahang pada salah satu ujungnya. Poros spindel akan memutar benda
kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel.
Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir.
Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada
eretan yang membawa pahat. Akibatnya padabenda kerja akan terjadi sayatan
yang berbentuk ulir.

C. Jenis Jenis Pembubutan

Pembubutan tepi (facing)

Pengerjaan benda kerja terhadap tepi penampangnya atau tegak lurus


terhadap sumbu benda kerja.
Pembubutan silindris (turning)

Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis sumbunya. Baik


pengerjaan tepi maupun pengerjaan silindris posisi dari sisi potong pahatnya harus
terletak senter terhadap garis sumbu dan ini berlaku untuk semua proses
pemotongan pada mesin bubut.

Pembubutan alur (grooving)

Pembubutan yang di lakukan di antara dua permukaan.

Pembubutan tirus (chamfering)

Adapun caranya sebagai berikut:*.Dengan memutar compound


rest*.Dengan menggeser sumbu tail stock*.Dengan menggunakan taper
attachment.

Pembubutan ulir (threading)Bentuk ulir didapat dengan cara


menggerindapahat menjadi bentuk yang sesuai dengan menggunakan referensi
mal ulir (thread gauge). Atau bisa juga menggunakan pahat tertentu ukurannya
yangsudah di jual di pasaran, biasanya untuk ulir-ulir standar.

Drilling

Membuat lubang awal pada benda kerja

Boring

Memperbesar lubang pada benda kerja.

Kartel (knurling)

Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada
pegangan tang,obeng agar tidak licin.

Reaming

Memperhalus lubang pada benda kerja. Hal ini dilakukan untuk hasil
pembubutan dalam atau pengeboran di atas mesin bubut. Pada tingkatan tertentu
dibutuhkan kehalusan sesuai ketentuan. Untuk kegiatan tersebut dipergunakan alat
Reamer. Benda berlubang yang akan dihaluskan dikepit pada cekam kepala tetap,
sementara reamer dipasang pada hower dan dijepit di senter kepala lepas.Pada
saat proses penghalusan, posisi kepala lepas didekatkan sehingga reamer dapat
masuk ke lubang benda kerja. Selanjutnya, mesin dinyalakan dan putaran reamer
digerakkan memasuki lubang sehingga geriginya bergesek dengan dinding lubang.
Pada saat itulah terjadi proses penghalusan dinding lubang.

D. Jenis-Jenis Mesin Bubut

Jenis mesin bubut pada garis besarnya diklasifikasikan dalam empat


kelompok, yaitu:

Mesin bubut ringan

Mesin bubut ini dimaksudkan untuk latihan dan pekerjaan ringan. Bentuk
peralatannya kecil dan sederhana. Dipergunakan untuk mengerjakan benda-benda
kerja yang berukuran kecil. Mesin ini terbagi atas mesin bubut bangku dan model
lantai, konstruksinyamerupakan gambaran mesin bubut bangku dan model lantai,
konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut yang besar dan berat.

Mesin bubut sedang (medium lathe)

Konstruksi mesin ini lebih cermat dan dilengkapi dengan penggabungan


peralatan khusus. Oleh karena itu mesin ini digunakan untuk pekerjaan yang lebih
banyak variasinya dan lebih teliti. Fungsi utama adalah untuk menghasilkan atau
memperbaiki perkakas secara produksi.

Mesin bubut standar (Standard Lathe)

Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar daripada yang
dikerjakan mesin bubut ringan dan mesin ini merupakan standar dalam pembuatan
mesin-mesin bubut pada umumnya.

Mesin bubut meja panjang (long bedlathe)

Mesin ini termasuk mesin bubut industri yang digunakan untuk


mengerjakan pekerjaan-pekerjaan panjang dan besar, bahan roda gigi dan lainnya.

E. Jenis lain mesin bubut secara prinsip

Mesin bubut centre lathe

Mesin bubut ini dirancang utnuk berbagai macam bentuk dan yang paling
umum digunakan, cara kerjanya benda kerja dipegang (dicekam) pada poros
spindle dengan bantuan chuck yang memiliki rahang pada salah satu ujungnya,
yaitu pada pusat sumbu putarnya, sementara ujung lainnya dapat ditumpu dengan
center lain.
Mesin Bubut Sabuk

Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa


sehingga memutarroda gigi yang digerakkan sabuk atau puli pada poros spindel.
Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir.
Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada
eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan
yang berbentuk ulir.

Mesin bubut vertical turning and boring milling

Mesin ini bekerja secara otomatis, pada pembuatan benda kerja yang
dibubut dari tangan, pekerjaan yang tidak dilakukan secaraotomatis hanyalah
pemasangan batang-batang yang baru dan menyalurkan produk-produk yang telah
dikerjakan, oleh sebab itu satu pekerja dapat mengawasi beberapa buah mesin
otomatis dengan mudah.

Mesin bubut facing lathe

Sebuah mesin bubut terutama digunakan untuk membubut benda kerja


berbentuk piringan yang besar. Benda-benda kerjanya dikencangkan dengan
cakar-cakar yang dapatdisetting pada sebuah pelat penyeting yang besar, tidak
terdapat kepala lepas.

Mesin Bubut Turret

Mesin bubut turret mempunyai ciri khusus terutama menyesuaikan


terhadap produksi. “Ketrampilan pekerja” dibuat pada mesin ini sehingga
memungkinkan bagi operator yang tidak berpengalaman untuk memproduksi
kembali suku cadang yang identik. Kebalikannya, pembubut mesin memerlukan
operator yang sangat terampil dan mengambil waktu yang lebih lama untuk
memproduksi kembali beberapa suku cadangyang dimensinya sama.Karakteristik
utama dari mesin bubut jenis ini adalah bahwa pahat untuk operasi berurutan
dapat disetting dalam kesiagaan untuk penggunaaan dalam urutan yang sesuai.
Meskipun diperlukan keterampilan yang sangat tinggi untuk mengunci dan
mengatur pahat dengan tepat tapi satu kali sudah benarmaka hanya sedikit
keterampilan untuk mengoperasikannya dan banyak suku cadangdapat diproduksi
sebelum pensettingan dilakukan atau diperlukan kembali.

Mesin bubut Turret Jenis Sadel

Mempunyai turret yang dipasangkan langsung pada sadel yang bergerak


maju mundur dengan turret.
Mesin bubut turret vertikal

Mesin bubut vertikal adalah sebuah mesin yang mirip Freis pengebor
vertikal, tetapi memiliki karakteristik pengaturan turret untukmemegang pahat.
Terdiri atas pencekam atau meja putar dalam kedudukan horizontal, dengan turret
yang dipasangkan di atas rel penyilang sebagai tambahan, terdapat paling tidak
satu kepala samping yang dilengkapi dengan turret bujur sangkar untuk
memegangpahat.Semua pahat yang dipasangkan pada turret atau kepala samping
mempunyai perangkat penghenti masing-masing, sehingga panjang pemotongan
dapat sama dalam daur mesin yang berurutan. Pengaruhnya adalah sama seperti
bubut turret yang berdiri pada ujung kepala tetap. Dan mempunyai segala ciri
yangdiperlukan untuk memudahkan pemuat, pemegang dan pemesinan dari suku
cadang yang diameternya besar dan berat. Pada mesin ini hanya dilakukan
pekerjaan pencekaman.
2. MESIN FRAIS

Pengertian Mesin Frais


Mesin frais (milling machine) adalah mesin perkakas yang dalam proses
kerja pemotongannya dengan menyayat atau memakan benda kerja menggunakan
alat potong bermata banyak yang berputar (multipoint cutter). Pisau frais dipasang
pada sumbu atau arbor mesin yang didukung dengan alat pendukung arbor. Pisau
tersebut akan terus berputar apabila arbor mesin diputar oleh motor listrik, agar
sesuai dengan kebutuhan, gerakan dan banyaknya putaran arbor dapat diatur oleh
operator mesin frais (Rasum, 2006).

Bentuk Pengfraisan
Mesin frais mempunyai beberapa hasil bentuk yang berbeda, dikarenakan
cara pengerjaannya. Berikut ini bentu-bentuk pengfraisan yang bisa dihasilkan
oleh mesin frais.
1. Bidang rata datar
2. Bidang rata miring menyudut
3. Bidang siku
4. Bidang sejajar
5. Alur lurus atau melingkar
6. Segi beraturan atau tidak beraturan
7. Pengeboran lubang atau memperbesar lubang
8. Roda gigi lurus, helik, paying, cacing
9. Nok/eksentrik, dll.

Jenis-Jenis Mesin Frais


Jenis-jenisnya terdiri dari mesin frais tiang dan lutut (column-and-knee),
mesin frais hobbing (hobbing machines), mesin frais pengulir (threadmachines),
mesin pengalur (spline machines) dan mesin pembuat pasak (key milling
machines). Untuk produksi massal biasanya dipergunakan jenis mesin frais
banyak sumbu (multi spindles planer type) dan meja yang bekerja secara berputar
terus-menerus (continuous action-rotary table) serja jenis mesin frais drum (drum
type milling machines) (Efendi, 2010).

Berikut ini ada macam-macam mesin frais:


a. mesin frais horizontal atau bisa disebut dengan mesin frais
mendatar dapat digunakan untuk mengejakan pekerjaan
sebagai berikut ini antara lain:
• mengfrais rata.
• mengfrais ulur.
• mengfrais roda gigi lurus.
• mengfrais bentuk.
• membelah atau memotong.
b. mesin frais vertical atau bisa disebut dengan mesin frais tegak dapat
digunakan untuk mengerjakan pekerjaan sebagai berikut:
• mengfrais rata.
• mengfrais ulur.
• mengfrais bentuk.
• membelah atau memotong.
• mengebor.
c. Mesin frais universal adalah suatu mesin frais dengan kedudukanarbornya
mendatar perubahan kearah vertikal dapat dilakukan dengan mengubah
posisiarbor. Gerakan meja dari mesin inidapat kearah memanjang, melintang, naik
turun. Dan dapat diputar membuat sudut tertentu terhadap bodi mesin.

Alat-Alat Potong Mesin Frais


Mesin frais mempunyai beberapa alat potong yang mempunyai fungsi
berbeda.
Berikut ini alat-alat yang ada pada mesin frais :
1. Jenis-Jenis Pisau Frais
Pisau mesin frais atauCuttermesin frais baikhorisontal
maupunverticalmemiliki banyak sekali jenis dan bentuknya. Pemilihan pisau frais
berdasarkan pada bentuk benda kerja, serta mudah atau kompleksnya benda kerja
yang akan dibuat.
a. Pisau mantel
Pisau jenis ini dipakai pada mesin fraishorizontal.Biasanya
digunakan untuk pemakanan permukaan kasar (Roughing) dan
lebar.
b. Pisau alur
Pisau alur berfungsi untuk membuat alur pada bidang permukaan
benda kerja. Jenis pisau ini ada beberapa macam yang
penggunaanya disesuaikan dengan kebutuhan.
c. Pisau frais bergigi
Pisau jenis ini digunakan untuk membuat roda gigi sesuai jenis dan
jumlah gigi yang diinginkan. Pada pisau bergigi ini benda yang
tersayat akan lebih cepat, dikarenakan bentuk pisaunyayang
bergigi.
d. Pisau frais radius cekung dan cembung
Pisau jenis ini digunakan untuk membuatbenda kerjanya yang
bentuknya memiliki radius dalam (cembung atau cekung). Pisau
frais radius cekung proses kerjanya sama dengan pisau radius
cembung hanya saja yang membedakan adalah bentuk pisau yang
berbeda.
e. Pisau frais alur T
Pisau ini hanya digunakan untuk membuat alur berbentuk T seperti
halnyapada meja mesin frais. Benda kerja yang akan disayat diatur
dengan selera operator, sehingga menghasilkan bentuksayatan yang
diinginkan.
f. Pisau frais sudut
Pisau ini berguna untuk membuat alur berbentuk sudut yang
hasilnya sesuai sudut pisau yang digunakan. Pisau jenis ini
memiliki sudut-sudut yang berbeda diantaranya 30, 45, 50, 60, 70,
80 derajat.
g. Pisau jari
Ukuran pisau jenis ini sangat bervariasi mulai ukuran kecil sampai
ukuran besar. Pada pengoperasiannya biasanya dipakai untuk
membuat alur pada bidangdatar atau pasak dan jenis pisau ini pada
umumnya dipasang pada posisi tegak (mesin fraisvertical).
h. Pisau frais muka dan sisi
Jenis pisau ini memiliki mata sayat dimuka dan disisi, dapat
digunakan untukmengfrais bidang rata dan bertingkat.
i. Pisau frais pengasaran
Pisau jenis ini mempunyai satu ciri khas yang berbeda sisinya
berbentuk alur helik. Cara tersebut dapat digunakan untuk
menyatat benda kerja dari sisi potongcuttersehingga potongan
pisau ini mempu melakukan penyayatan yang cukup besar.
j. Pisau frais gergaji
Pisau jenis ini digunakan untuk memotong atau membelah benda
kerja. Selain itu juga dapat digunakan untuk membuat alur yang
memiliki ukuran lebar kecil.

Alat Bantu Mesin Frais

Mesin frais dalam pengoperasiannya diperlukan suatu alat bantu yang berguna
untuk membantu pekerjaan dalam pengefraisan (Umaryadi, 2007).

Berikut ini alat bantu pada mesin frais:

a. Arbor
Arbor adalah tempat memasang pisau frais pada setiap mesin.
Disepanjang arbor dibuat alur pasak yang sama ukuranya dengan alur
pasak yang terdapat pada ring penjepit pisau yang sesuai dengan alur
pasak yang terdapat pada pisau frais. Alat ini berbentuk bulat panjang
dengan panjang salah satu bagian ujung berbentuk tirus, sementara
ujung lainnya berulir. Poros ini dilengkapi dengan cincin (ring
penekan) yang dinamakancollets.
b. Collets
Colletsberfungsi untuk mencekap mata potong. Khususnya pada
proses pembuatan lubang dan taper.
c. Ragum
Ragum merupakan alat bantu yang digunakan untuk mencekam benda
kerja agar posisinya tidak berubah sewaktu difrais.
d. Kepala lepas
Kepala lepas berguna untuk menyangga benda kerja yang dikerjakan
dengandiving headatau kepala lepas. Hal tersebut agar benda kerja
tidak terangkat atau tertekan kebawah pada waktu penyayatan.
e. Kepala pembagi
Kepala pembagi merupakan salah satu yang sering dipakai dan
ditempatkan dalam meja mesin. Alat ini digunakan untuk proses
pembuatan alur, roda gigi, dan lain-lain
f. Meja putar
Meja putar di gunakan untuk mengfrais benda kerja dengan bentuk
bervariasi dan melingkar, pengfrisan dapat dilakukan pada meja putar.
Dengan alat ini pengfraisan dapat dilakukan secara melingkar.
3. MESIN GERINDA

Mesin gerinda adalah salah satu mesin perkakas yang digunakan untuk
mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan tertentu. Prinsip kerja mesin
gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda.kerja sehingga
terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau pemotongan.

Fungsi Utama Mesin Gerinda


1. Memotong benda kerja yangketebalanya yang tidak relatif tebal.
2. Menghaluskandan meratakan permukaan benda kerja.
3. Sebagai proses jadi akhir ( finishing ) pada benda kerja.
4. Mengasah alat potong agar tajam.
5. Menghilangkan sisi tajam pada benda kerja.
6. Membentuk suatu profil padabenda kerja ( baik itu elips, siku, dan lain-
lain).

Bagian-Bagian Utama Mesin Gerinda


1.Spindel pemakanan batu gerinda Penggerak pemakanan batu gerinda.
2.Pembatas langkah meja mesin
3.Sistem hidrolik Penggerak langkah meja mesin.
4.Spindel penggerak meja mesin naik turun
5.Spindel penggerak meja mesin kanan-kiri
6.Tuas pengontrol meja mesin
7.Panel kontrol Bagian pengatur prises kerjamesin.
8.Meja mesin Tempat dudukan benda kerja yang akan digerinda.
9.Kepala utama Bagian yang menghasilkan gerak putar batu gerinda dan
gerakan pemakanan.

Jenis-Jenis Mesin Gerinda


A. Mesin Gerinda Datar
Penggerindaan datar adalah suatu teknik penggerindaan yang mengacu
pada pembuatan bentuk datar, bentuk dan permukaan yang tidak rata pada sebuah
benda kerja yang berada di bawah batu gerinda yang berputar. Pada umumnya
mesin gerinda digunakan untuk penggerindaan permukaan yang meja mesinnya
bergerak horizontal bolak-balik. Benda kerja dicekam pada kotak meja magnetik,
digerakkan maju mundur di bawahbatu gerinda. Meja pada mesin gerinda
datardapat dioperasikan secara manual atau otomatis.
Berdasarkan sumbu utamanya, mesin gerinda datar dibagi menjadi 4
macam.
1.Mesin gerinda datar horizontal dengan gerak meja bolak-balik. Mesin
gerinda ini digunakan untuk menggerinda benda-benda dengan permukaan rata
dan menyudut.
2.Mesin gerinda datar horizontal dengan gerak meja berputar, mesin jenis
ini dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata poros.
3.Mesin gerinda datar vertical dengan gerakmeja bolak-balik, mesin jenis
ini digunakanuntuk menggerinda benda-benda berpermukaan rata, lebar, dan
menyudut.
4.Mesin gerinda datar vertical dengan gerakmeja berputar, mesin jenis ini
dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata poros.
Berdasarkan prinsip kerjanya mesin gerinda datar dibagi menjadi dua
macam.
1.Mesin gerinda datar semi otomatis, proses pemotongan dapat dilakukan
secara manual (tangan) dan otomatis mesin.
2.Mesin gerinda datar otomatis, proses pemotongan diatur melalui
program(NC/Numerical Control dan CNC/Computer Numerically Control).

Macam-macam batu gerinda


Selain jenis-jenis batu gerinda yang di atas juga terdapat jenis lain
sepertishapedgrinding wheels, cylindrical grinding wheels.

Fungsi dari batu gerinda tersebut juga berbeda-beda dalam pemakaiannya,


berikut fungsi dari beberapa jenis batu gerinda :
1.Flat wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong
sepertihandtap, countersink, mata bor, dan sebagainya.
2.Cup wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti
cutter, pahat bubut, dan sebagainya.
3.Dish grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan profil pada cutter
4.Shaped grinding wheels, untuk memotongalat potong ataupun material
yang sangat keras, seperti HSS, material yang sudah mengalami prosesheat
treatment.
5.Cylindrical grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan diameter
dalam suatu jenis produk.
Selain fungsi yang berbeda pada setiap jenis batu, juga mempunyai warna
batu yang berbeda pula, dimana setiap warna yang dimiliki batu mempunyai
karakteristik yang berbeda pula, di pasaran pada umunya terdapat warna merah
muda, putih dan hijau.
Alat-alat
Alat-alat yang diperlukan selama menggunakan mesin gerinda adalah
sebagaiberikut :
1.Masker,digunakan untuk melindungi pernafasan kita pada saat
melakukan penggerindaan, terutama pada saat melakukandressing.
2.Kacamata, untuk melindungi mata dari percikan bunga api dan debu
pada saat penggerindaan.
3.Bevel protector, alat yang digunakan untuk mengukur sudut pada alat
potong setelah melakukan penggerindaan.
4.Surface plate, alat yang digunakan untuk melihat kerataan/ketinggian
pada mata cutter, berupa alat yang mempunyai permukaan sangat rata dan halus.
5.Caliper,digunakan untuk mengukur sebuah dimensi, biasanya dipakai
untuk membuat pahat ulir.
6.Dresser,merupakanbatu diamond yang digunakan untuk membersihkan
batu gerinda yang kotor.
7.Kunci “L”dan kunci pas, untuk mengatur sudut-sudut pada alat potong
yang akan digerinda.
BAB III LANGKAH KERJA
LANGKAH KERJA MEMBUAT DUDUKAN RAGUM

1. Siapkan benda kerja bahan st 37


dengan ukuran 75 x 25 x 180.

2. Lakukan pemakanan dengan


menggunakan mesin frais pada
benda kerja menjadi ukuran 170
mm x 72 mm x 22 mm.

3. Lakukan pemakanan pada


permukaan benda kerja
menggunakan mesin surface
grinding dengan posisi benda
kerja seperti pada gambar
dengan kedalaman 3 mm , lebar
72 mm dan sepanjang 70 mm.

4. Lakukan pemakanan seperti


pada gambar dengan kedalaman
5 mm,lebar 72 mm dan panjang
5 mm.

5. Lakukan pemakanan seperti


pada gambar dengan kedalaman
5 mm,lebar 72 mm dan panjang
59 mm.
6. Lakukan pemakanan seperti
pada gambar dengan kedalaman
8 mm, lebar 11 mm , dan
panjang 170 mm.

7. Geser batu gerinda kearah depan


selebar 6.4 mm dan lakukan
pemakanan seperti pada gambar
dengan kedalaman 8mm, lebar
6.4 mm dan panjang 100 mm.

8. Lakukan pemakanan seperti


pada gambar dengan kedalaman
8 mm, lebar 11 mm , dan
panjang 170 mm.

9. Geser batu gerinda selebar 6.4


mm dan lakukan pemakanan
seperti pada gambar dengan
kedalaman 8mm, lebar 6.4 mm
dan panjang 100 mm.

10. Bor bagian yang akan dilubangi


seperti gambar dengan ukuran
seperti pada gambar, dengan
ukuran mata bor A1 dan A2
menggunakan bor diameter 5
dan B1 dan B2 menggunakan
bor M5 x 0.5 – 6H.
LANGKAH KERJA MEMBUAT RING PENAHAN POROS

1. Siapkan benda kerja berukuran


Ø 42 x 4.

2. Lakukan pemakanan pada


permukaan benda kerja dengan
kedalaman 1 mm dengan
menggunakan mesin frais.

3. Buatlah pusat lingkaran seperti


gambar dan lubangi bagian
tengah lingkaran dengan Ø16.

4. Lakukan pemakanan pada


benda kerja sehingga menjadi
Ø20 atau buatlah ukuran lebar
benda menjadi 27 mm seperti
pada gambar.

5. Lakukanlah pengeboran
dengan ukuran seperti pada
gambar dengan C1 mata bor Ø
3.4 dan C2 mata bor Ø6 .
LANGKAH KERJA MEMBUAT PEMEGANG POROS ULIR

1. Siapkan benda kerja ukuran


Ø16 x 170.

2. Bubut panjang benda kerja


sehingga menjadi 163 mm.

3. Bubut diameter benda kerja


sehingga menjadi Ø 15.

4. Bubut benda kerja menjadi


Ø11 dengan panjang 147 mm.

5. Bubut benda kerja menjadi Ø 8


dengan panjang 11 mm.
6. Buatlah ulir pada bagian luar
benda kerja tersebut dengan
ukuran M8 x 0.5 .

7. Pada ujung bagian benda kerja


yang berdiameter Ø15 buat
sudut tirus 45o dengan panjang
2 mm.
LANGKAH KERJA MEMBUAT KEPALA RAHANG

1. Siapkan benda kerja st.37


dengan ukuran 55 x 20 x 8.

2. Lakukan pemakanan awal pada


benda kerja sehingga menjadi
ukuran 50 x 18 x 6 .

3. Tandai titik tengah dari benda


kerja, lalu lakukan pemakanan
dengan sudut 90o dan
kedalaman 3 mm.

4. Lubangi pada sisi kiri dan


kanan benda kerja dengan
ukuran seperti pada gambar ,
lubang A1 dan A2 Ø6.2 , B1
dan B2 Ø12 dengan sudut 45o
dan kedalaman 3 mm.
LANGKAH KERJA MEMBUAT POROS ULIR

1. Siapkan benda kerja dengan


ukuran Ø22 x 210

2. Lakukan pembubutan pada


panjang benda kerja sehingga
panjang menjadi 204 mm.

3. Lakukan pembubutan pada


benda kerja menjadi diameter
Ø20 dan panjang 31 mm.

4. Setelah selesai, buatlah sudut


pada ujung benda dengan sudut
2 x 45o .

5. Buat celah pada benda kerja


seperti pada gambar dengan
ukuran diameter Ø16 dan
panjang 4 mm.
6. Buat lubang tembus pada
bagian tengah benda kerja
yang berdiameter 20 dengan
diameter lubang Ø10 .

7. Setelah selesai, tukar posisi


benda kerja sehingga bagian
benda kerja yang lain dapat
dikerjakan.

8. Lakukan pembubutan pada


benda kerja sehingga menjadi
diameter Ø12 dan panjang 170
mm.

9. Ulir pada bagian luar benda


kerja dengan ukuran M12 x 1
dan panjang 110.

10. Buatlah lubang bagian dalam


pada benda kerja tersebut
dengan diameter Ø3 dan
panjang 5 mm.
LANGKAH KERJA MEMBUAT PENAHAN RAHANG

1. Siapkan benda kerja dengan


ukuran 15 x 15 x 70 .

2. Lakukan pemakanan pada


benda kerja sehingga menjadi
ukuran 14 x 14 x 68.

3. Tandai bagian tengah benda


kerja, setelah selesai lakukan
pemakanan dari bagian tengah
benda kerja dengan panjang 28
mm .

4. Lakukanlah pemakanan untuk


membuat sudut di bagian sisi
kiri dan kanan bagian tersebut
dengan sudut masing2 60o.

5. Buatlah champer dibagian


ujung sisi kiri dan kanan benda
kerja pada gambar dengan
ukuran 2 x 45o.

6. Buatlah lubang pada bagian


seperti pada gambar dengan
diameter luar Ø10 x 5.5 dan
diameter luar Ø5.2 x 8 .

LANGKAH KERJA MEMBUAT PEMEGANG RAGUM

1. Siapkan benda kerja dengan


ukuran Ø22 x 15.

2. Lakukan pembubutan pada


bagian depan benda kerja
sehingga panjangnya menjadi
12 mm.

3. Buatlah lubang pada bagian


depan benda kerja dengan
diameter Ø10 dan panjang 8
mm.

4. Tukar posisi benda kerja,


buatlah lubang tembus pada
bagian sisi depan yang lainnya
dengan diameter Ø9.

5. Buatlah champer pada bagian


depan benda kerja tersebut
dengan ukuran sudut 45o.
LANGKAH KERJA MEMBUAT MUR POROS PEMEGANG

1. Siapkan benda kerja dengan


ukuran Ø12 x 15.

2. Lakukan pembubutan pada


bagian depan benda kerja
sehingga panjangnya menjadi
10 mm.

3. Buatlah lubang tidak tembus


pada bagian depan benda kerja
dengan ukuran Ø6 x 7.

4. Buatlah ulir dalam pada bagian


depan benda kerja dengan
ukuran M6 x 0.5 .

5. Tukar posisi benda kerja untuk


membubut bagian lainnya,
buatlah champer pada ujung
benda kerja dengan ukuran 1 x
45o .
LANGKAH KERJA MEMBUAT POROS ULIR PEMEGANG RAGUM

1. Siapkan benda kerja st. 37


dengan ukuran Ø16 x 110.

2. Lakukan pembubutan pada


bagian depan benda kerja
sehingga panjang benda kerja
menjadi 100 mm.

3. Buatlah lubang tembus pada


bagian samping benda kerja
dengan jarak seperti pada
gambar dengan ukuran Ø8 .

4. Tukar posisi benda kerja untuk


membubut bagian yang
lainnya, lakukan pemakanan
diameter untuk mengubah
diameter menjadi Ø10 dan
panjang 80 mm.

5. Lakukan pemakanan diameter


untuk mengubah diameter
menjadi Ø7 dan panjang 5 mm.
6. Buatlah lubang dalam pada
benda kerja dengan ukuran
Ø5 x 18.

7. Buatlah ulir dalam pada lubang


tersebut dengan ukuran M5 x
0.8 dan panjang 16 mm.

8. Buatlah ulir luar pada benda


kerja yang berdiameter Ø10
dengan ukuran M10 x 1 dan
panjang 70 mm.

9. Buatlah champer pada ujung


benda kerja yang berdiameter
Ø10 dan Ø7 dengan ukuran
masing2 0.50 x 45o.
LANGKAH KERJA MEMBUAT POROS PEMEGANG

1. Siapkan benda kerja st.37


dengan ukuran Ø12 x 80.

2. Lakukan pemakanan pada


bagian depan benda kerja
untuk mengubah panjang
benda kerja menjadi 76 mm.

3. Lakukan pemakanan pada


diameter benda kerja untuk
mengubah diameter menjadi
Ø8 dan panjang 66 mm .

4. Lakukan pemakanan pada


diameter benda kerja untuk
mengubah diameter menjadi
Ø6 dan panjang 6 mm.

5. Buatlah ulir luar pada bagian


benda kerja yang berdiameter
Ø6 dengan ukuran M6 x 0.5
dan panjang 6 mm.

6. Tukarlah posisi benda kerja


untuk membubut bagian yang
lainnya, buatlah champer pada
ujung benda kerja dengan
ukuran 1 x 45o.
LANGKAH KERJA MEMBUAT PEMEGANG RAGUM 2

1. Siapkan benda kerja st.37


dengan ukuran 75 x 25 x 72.

2. Lakukan pemakanan pada


benda kerja, ubahlah ukuran
benda kerja menjadi 68 x 20 x
68.

3. Lakukan penggerindaan pada


bagian seperti pada gambar
dengan kedalaman 4 mm x
panjang 48 mm pada bagian
atas permukaan dan 4 mm x 48
mm pada bagian bawah
permukaan.
4. Buatlah champer pada bagian
seperti pada gambar dengan
ukuran 2 x 45o.

5. Lakukan pemakanan pada


permukaan benda kerja dengan
ukuran seperti pada gambar.

6. Buatlah radius pada bagian


seperti pada gambar dengan
ukuran R5.
7. Buatlah champer pada bagian
siku luar benda kerja dengan
ukuran 5 x 45o.

8. Lakukan proses pelubangan


pada mesin frais, atur posisi
benda kerja seperti pada
gambar, lubangi bagian yang
diperlukan dengan tinggi
lubang A1 dan A2 adalah 15
mm dan bor Ø5, B1 lubang
tembus dengan bor Ø10 .

9. Buatlah ulir dalam pada


masing2 lubang dengan ukuran
A1 dan A2 M5 x 0.8 dengan
tinggi 10 mm dan B1 M10 x
1.5 .
LANGKAH KERJA MEMBUAT PEMEGANG RAGUM 1

1. Siapkan benda kerja st.37


dengan ukuran 16 x 50 x 30.

2. Lakukan pemakanan pada


mesin frais, ubahlah ukuran
benda kerja awal menjadi 14 x
50 x 28.

3. Atur posisi benda kerja seperti


pada gambar, lakukanlah
pengeboran untuk membuat 2
lubang tembus seperti pada
gambar dengan diameter Ø5.2
dan jarak seperti pada gambar.
4. Setelah selesai, buatlah lubang
kedua setelah lubang awal
dengan diameter Ø10 dan
tinggi 6 mm.
5. Buatlah champer pada bagian
ujung atas kiri dan kanan
dengan ukuran 2 x 45o.
6. Putar posisi benda kerja seperti
pada gambar, lakukan
pengeboran untuk membuat
lubang ketiga dengan jarak
seperti pada gambar, ukuran
diameter lubang Ø10 dan
tinggi 6 mm, dan dilanjutkan
dengan lubang kedua
setelahnya dengan ukuran Ø5.2
x 12 .
LANGKAH KERJA MEMBUAT MUR PEMEGANG POROS ULIR

1. Siapkan benda kerja st 37,


dengan ukuran Ø16 x 20.

2. Lakukan pemakanan dengan


diameter benda kerja untuk
mengubah benda kerja menjadi
Ø15.
3. Buatlah lubang bagian dalam
tidak tembus pada bagian
depan benda kerja dengan
ukuran Ø8 dan panjang 10
mm.
4. Buatlah ulir dalam pada lubang
tadi dengan ukuran M8 x 0.5
dan panjang 8 mm.
5. Tukar posisi benda kerja untuk
membubut bagian yang
lainnya, champer pada bagian
depan benda kerja dengan
ukuran 2 x 45o.
LANGKAH KERJA MEMBUAT RAHANG TETAP

1. Siapkan benda kerja st. 37


dengan ukuran 51 x 51 x 80.

2. Lakukan pemakanan awal


benda kerja, untuk mengubah
ukuran benda kerja menjadi 50
x 50 x 75.

3. Lakukan pemakanan seperti


pada gambar dengan
kedalaman 12 mm .
4. Lakukan pemakanan seperti
pada gambar dengan
kedalaman 4 mm dan panjang
16 mm.
5. Lebihkan ukuran panjang dari
benda kerja yang dikerjakan
tadi 4 mm, lalu buatlah sudut
dari ujung benda kerja tersebut
seperti pada gambar, dengan
sudut 135o.
6. Buatlah 2 lubang dengan mesin
frais dengan diameter Ø6 dan
tinggi 12 mm.
7. Setelah itu, buatlah ulir pada
lubang tersebut dengan ukuran
M6 x 1 dan tinggi 10 mm.

8. Ubah posisi benda kerja seperti


pada gambar, buatlah sudut 45o
dengan cara ukur dari atas ke
bawah dengan tinggi 25 mm,
lalu ukur dengan busur derajat
untuk sudut 45o.
9. Setelah selesai, buatlah lubang
tembus diameter Ø12 dengan
jarak seperti pada gambar.
10. Lanjutkan dengan membuat
lubang berdiameter Ø22 dan
tinggi 3 mm.

11. Buat lubang berikutnya dengan


diameter Ø3 dan tinggi 14 mm.
12. Lanjutkan dengan membuat
ulir pada lubang tersebut
dengan ukuran M3 x 0.5 , dan
tinggi 11 mm.

13. Ubah posisi benda kerja seperti


pada gambar,
14. Buatlah 2 lubang seperti pada
gambar dengan diameter Ø5
dan tinggi 20 mm.
15. Lanjutkan dengan membuat
ulir pada lubang tersebut
dengan ukuran M5 x 0.5
dengan tinggi 15 mm.
16. Lakukan pemakanan celah
dengan mesin frais seperti pada
gambar dengan kedalaman 5
mm dan panjang 6 mm.
LANGKAH KERJA MEMBUAT RAHANG BERGERAK

1. Siapkan benda kerja st . 37


dengan ukuran 51 x 51 x 80.

2. Lakukan pemakanan awal pada


benda kerja untuk mengubah
ukuran benda kerja menjadi 50
x 50 x 75.

3. Lakukan pemakanan seperti


pada gambar dengan
kedalaman 12 mm dan
panjang 43 mm.
4. Lakukan pemakanan seperti
pada gambar dengan
kedalaman 4 mm dan panjang
16 mm.
5. Lebihkan ukuran panjang dari
benda kerja yang dikerjakan
tadi 4 mm, lalu buatlah sudut
dari ujung benda kerja tersebut
seperti pada gambar, dengan
sudut 135o.
6. Buatlah 2 lubang dengan mesin
frais dengan diameter Ø6 dan
tinggi 12 mm.
7. Setelah itu, buatlah ulir pada
lubang tersebut dengan ukuran
M6 x 1 dan tinggi 10 mm.
8. Buatlah lubang tembus dengan
diameter Ø12.
9. Lanjutkan dengan membuat
ulir dalam dengan ukuran M12
x 1 dan tinggi 38mm .
10. Ubah posisi benda kerja seperti
pada gambar, buatlah sudut 45o
dengan cara ukur dari atas ke
bawah dengan tinggi 25 mm,
lalu ukur dengan busur derajat
untuk sudut 45o.
11. Ubah posisi benda kerja
menjadi seperti pada gambar,
lalu tandai titik tengah benda
kerja, dan lakukan pemakanan
dari tengah benda kerja dengan
jarak antara kiri dan kanan dari
titik tengah 14 mm dengan
kedalaman 8 mm.
12. Setelah itu buatlah dibagian
siku kiri dan kanan membentuk
sudut masing2 60o.
BAB IV PENUTUP
1. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai