Anda di halaman 1dari 20

Mesin Bubut (Lathe)

Mesin Bubut (lathe) adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda
yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan
secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja
disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan
mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan
diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan
jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir.
Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15
sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai
kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.
Bagian-Bagian Mesin
Mesin bubut terdiri dari kepala tetap dan meja. Adapun penjelasannya sebagai berikut
Kepala tetap
Kepala tetap adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kiri mesin, dan bagian
inilah yang memutar benda kerja yang di dalamnya terdapat transmisi roda gigi. Pada Kepala tetap
ini ditempatkan berbagai bagian mesin yang memudahkan kita melakukan pekerjaan. beberapa
bagian yang ada di kepala tetap adalah Plat mesin; engkol pengatur pasangan roda gigi;cakra
bertingkat; motor penggerak mesin.Pada kepala tetap ini pula kita memasang alat pemegang benda
kerja sehingga aman pada saat dikerjakan. Alat pemegang atau penjepit ini disebut Cekam. Cekam
ini dibedakan menjadi dua, yaitu Cekam rahang tiga dan cekam rahang empat. Cekam rahang tiga
pergerakan rahang penjepitnya adalah serentak sehingga pada saat kita menggerakkan satu kunci
penggeraknya, maka ketiga rahang bergerak serentak. Cekam rahang empat, pada saat kita
menggerakkan kunci penggeraknya, maka rahang yang bergerak adalah satu persatu.
Kepala lepas
Bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan dari mesin bubut, yang berfungsi
untuk menopang benda kerja yang panjang. Pada saat mengerjakan benda berukuran panjang,
kemungkinan bengkok sangat besar sehingga harus ditopang pada kedua ujung, yaitu di kepala
tetap dan kepala lepas ini. Beberapa bagian yang ada di kepala tetap adalah; Center Putar, untuk
memompang benda kerja,agar tidak terjadi gesekan,; Handwill,; Pengunci poros,; Pengunci alas.
Alas mesin
Alas mesin berfungsi untuk tempat kedudukan kepal lepas, tempat kedudukan eretan dan
tempat kedudukan penyangga diam.
Eretan
Eretan adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses pemakanan pada benda kerja
dengan cara menggerakkan ke kiri dan ke kanan sepanjang meja. Eretan utama akan bergerak
sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan eretan atas dan dudukan pahat.
Prinsip kerja mesin bubut
Proses pembubutan adalah salah satu proses pemesinan yang mengunakan pahat dengan satu mata
potong untuk membuang material dari permukaan benda kerja yang berputar. Pahat bergerak pada
arah linier sejajar dengan sumbu putar benda kerja seperti yang terlihat pada gambar. Dengan
mekanisme kerja seperti ini, maka Proses bubut memiliki kekhususan untuk membuat benda kerja
yang berbentuk silinder.
Benda kerja di cekan dengan poros spindel dengan bantuan chuck yang memiliki rahang
pada salah satu ujungnya. Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa
sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan
disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi
gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan
yang berbentuk ulir.
Jenis Jenis Pembubutan
Pembubutan tepi (facing)
Pengerjaan benda kerja terhadap tepi penampangnya atau tegak lurus terhadap sumbu
benda kerja.
Pembubutan silindris (turning)
Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis sumbunya. Baik pengerjaan tepi maupun
pengerjaan silindris posisi dari sisi potong pahatnya harus terletak senter terhadap garis sumbu dan
ini berlaku untuk semua proses pemotongan pada mesin bubut.
Pembubutan alur (grooving)
Pembubutan yang di lakukan di antara dua permukaan.
Pembubutan tirus (chamfering)
Adapun caranya sebagai berikut:
 Dengan memutar compound rest
 Dengan menggeser sumbu tail stock
 Dengan menggunakan taper attachment.
Pembubutan ulir (threading)
Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai dengan
menggunakan referensi mal ulir (thread gauge). Atau bisa juga menggunakan pahat tertentu
ukurannya yangsudah di jual di pasaran, biasanya untuk ulir-ulir standar.
Drilling
Membuat lubang awal pada benda kerja
Boring
Memperbesar lubang pada benda kerja.
Kartel (knurling)
Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada pegangan tang,obeng
agar tidak licin.
Reaming
Memperhalus lubang pada benda kerja. Hal ini dilakukan untuk hasil pembubutan dalam
atau pengeboran di atas mesin bubut. Pada tingkatan tertentu dibutuhkan kehalusan sesuai
ketentuan. Untuk kegiatan tersebut dipergunakan alat Reamer. Benda berlubang yang akan
dihaluskan dikepit pada cekam kepala tetap, sementara reamer dipasang pada hower dan dijepit di
senter kepala lepas. Pada saat proses penghalusan, posisi kepala lepas didekatkan sehingga reamer
dapat masuk ke lubang benda kerja. Selanjutnya, mesin dinyalakan dan putaran reamer digerakkan
memasuki lubang sehingga geriginya bergesek dengan dinding lubang. Pada saat itulah terjadi
proses penghalusan dinding lubang.
Jenis-Jenis Mesin Bubut
Jenis mesin bubut pada garis besarnya diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu:
Mesin bubut ringan
Mesin bubut ini dimaksudkan untuk latihan dan pekerjaan ringan. Bentuk peralatannya
kecil dan sederhana. Dipergunakan untuk mengerjakan benda-benda kerja yang berukuran kecil.
Mesin ini terbagi atas mesin bubut bangku dan model lantai, konstruksinya merupakan gambaran
mesin bubut bangku dan model lantai, konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut yang besar
dan berat.
Mesin bubut sedang
(medium lathe) Konstruksi mesin ini lebih cermat dan dilengkapi dengan penggabungan
peralatan khusus. Oleh karena itu mesin ini digunakan untuk pekerjaan yang lebih banyak
variasinya dan lebih teliti. Fungsi utama adalah untuk menghasilkan atau memperbaiki perkakas
secara produksi.
Mesin bubut standar
(standard lathe) Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar daripada yang
dikerjakan mesin bubut ringan dan mesin ini merupakan standar dalam pembuatan mesin-mesin
bubut pada umumnya.
Mesin bubut meja panjang (long bed lathe)
Mesin ini termasuk mesin bubut industri yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan-
pekerjaan panjang dan besar, bahan roda gigi dan lainnya.
Jenis lain mesin bubut secara prinsip
Mesin bubut centre lathe
Mesin bubut ini dirancang untuk berbagai macam bentuk dan yang paling umum
digunakan, cara kerjanya benda kerja dipegang (dicekam) pada poros spindle dengan bantuan
chuck yang memiliki rahang pada salah satu ujungnya, yaitu pada pusat sumbu putarnya,
sementara ujung lainnya dapat ditumpu dengan center lain.
Mesin Bubut Sabuk
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar
roda gigi yang digerakkan sabuk atau puli pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung,
putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut
diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja
akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
Mesin bubut vertical turning and boring milling
Mesin ini bekerja secara otomatis, pada pembuatan benda kerja yang dibubut dari tangan,
pekerjaan yang tidak dilakukan secara otomatis hanyalah pemasangan batang-batang yang baru
dan menyalurkan produk-produk yang telah dikerjakan, oleh sebab itu satu pekerja dapat
mengawasi beberapa buah mesin otomatis dengan mudah.
Mesin bubut facing lathe
Sebuah mesin bubut terutama digunakan untuk membubut benda kerja berbentuk piringan
yang besar. Benda-benda kerjanya dikencangkan dengan cakar-cakar yang dapat disetting pada
sebuah pelat penyeting yang besar, tidak terdapat kepala lepas.
Mesin Bubut Turret
Mesin bubut turret mempunyai ciri khusus terutama menyesuaikan terhadap produksi.
“Ketrampilan pekerja” dibuat pada mesin ini sehingga memungkinkan bagi operator yang tidak
berpengalaman untuk memproduksi kembali suku cadang yang identik. Kebalikannya, pembubut
mesin memerlukan operator yang sangat terampil dan mengambil waktu yang lebih lama untuk
memproduksi kembali beberapa suku cadang yang dimensinya sama.
Karakteristik utama dari mesin bubut jenis ini adalah bahwa pahat untuk operasi berurutan dapat
disetting dalam kesiagaan untuk penggunaaan dalam urutan yang sesuai. Meskipun diperlukan
keterampilan yang sangat tinggi untuk mengunci dan mengatur pahat dengan tepat tapi satu kali
sudah benar maka hanya sedikit keterampilan untuk mengoperasikannya dan banyak suku cadang
dapat diproduksi sebelum pensettingan dilakukan atau diperlukan kembali.
Mesin bubut Turret Jenis Sadel
Mempunyai turret yang dipasangkan langsung pada sadel yang bergerak maju mundur
dengan turret
Mesin bubut turret vertikal
Mesin bubut vertikal adalah sebuah mesin yang mirip Freis pengebor vertikal, tetapi
memiliki karakteristik pengaturan turret untuk memegang pahat. Terdiri atas pencekam atau meja
putar dalam kedudukan horizontal, dengan turret yang dipasangkan di atas rel penyilang sebagai
tambahan, terdapat paling tidak satu kepala samping yang dilengkapi dengan turret bujur sangkar
untuk memegang pahat.
Semua pahat yang dipasangkan pada turret atau kepala samping mempunyai perangkat
penghenti masing-masing, sehingga panjang pemotongan dapat sama dalam daur mesin yang
berurutan. Pengaruhnya adalah sama seperti bubut turret yang berdiri pada ujung kepala tetap. Dan
mempunyai segala ciri yang diperlukan untuk memudahkan pemuat, pemegang dan pemesinan
dari suku cadang yang diameternya besar dan berat. Pada mesin ini hanya dilakukan pekerjaan
pencekaman.
Jenis-jenis pahat bubut:
Pahat bubut merupakan suatu alat potong utama yang biasa digunakan pada proses pembubutan.
Jenis pahat bubut itu bermacam-macam tergantung dari fungsinya.
Hal ini berarti bahwa 1 macam bentuk pahat bubut prinsipnya tidak boleh dipakai untuk berbagai
macam pengerjaan.
Berikut ini kami jelaskan macam-macam pahat bubut menurut berbagai sisi beserta gambarnya:

Gambar Pahat bubut dan sudut-sudutnya


Ada beberapa istilah geometris pada pahat bubut, antara lain :
1. sudut potong samping (side cutting edge angle)
2. sudut potong depan (front cutting edge angle)
3. sudut tatal (rake angle)
4. sudut bebas sisi (side clearance angle)
5. sudut bebas depan (front clearance angle)
Besarnya sudut potong dan sudut-sudut kebebasan pahat tergantung dari jenis bahan/material
benda kerja. Karena akan sangat berpengaruh terhadap hasil pembubutan dan performa pahat.
11 Jenis Pahat Bubut dan Fungsinya adalah sebagai berikut :

Gambar. Pahat Bubut


1. Pahat bubut rata kanan
Pahat rata kanan digunakan untuk membubut diameter luar benda kerja hingga rata, arah
pemakanannya dari kanan ke kiri. Besar sudut puncaknya 80°.

Meski bentuk asahan-nya bermacam-macam, namun bentuk sudutnya relatif tidak banyak
berubah.
2. Pahat bubut rata kiri
Pahat rata kiri digunakan untuk membubut diameter luar benda kerja hingga rata, arah
pemakanannya dari kiri ke kanan. Besar sudut puncaknya 80°.
Meski bentuk asahan-nya bermacam-macam, namun bentuk sudutnya relatif tidak banyak
berubah. Pahat ini cocok untuk melakukan facing untuk permukaan di sebelah kiri.
3. Pahat muka

Hampir sama dengan pahat rata. perbedaannya terletak pada besar sudut puncaknya yaitu 55°.
Digunakan untuk membubut permukaan ujung benda kerja hingga rata, baik benda kerja yang
ditahan oleh senter atau tidak.
Pemakanannya di mulai dari bagian tengah (titik senter) ke arah sisi pekerjaan. Jadi gerakannya
mundur. Putaran benda kerja harus benar.
Jika putaran salah akan menyebabkan benda kerja tidak terpotong dan memberi beban berlebih
pada pahat sehingga patah.
4. Pahat potong
Digunakan untuk memotong benda kerja pada mesin bubut. Pemotongan dapat dilakukan dengan
benda kerja ditahan oleh senter (jika benda kerja panjang) atau tidak ditahan senter (jika benda
kerja pendek).
Pelaksanaan pemotongan tidak boleh sampai putus untuk menghindari meloncatnya benda kerja
dan patahnya pahat.
5. Pahat ulir

digunakan untuk membuat ulir yang dibutuhkan. Bisa untuk membuat ulir kiri, ulir kanan, ulir
tunggal, ulir ganda, dan lain-lain.
Sudut pahatnya juga berbeda sesuai dengan ulir yang akan dibuat. Contoh ulir metris dengan sudut
60° dan ulir whitworth dengan sudut 55°
6. Pahat alur
digunakan untuk membuat celah alur pada benda kerja sesuai dengan kebutuhan. Biasanya
digunakan untuk pembatas ketika anak mengulir benda kerja. Bentuknya hampir sama dengan
pahat alur.
7. Pahat bentuk

Adalah pahat yang mata pemotongannya berbentuk sedemikian rupa sehingga hasil
pemotongannya akan berbentuk sesuai dengan bentuk mata potongnya.
Pada umumnya pahat ini memiliki sudut-sudut bebas sehingga dapat bergerak ke kiri atau ke kanan
serta maju tegak lurus.
Dengan pahat ini kita bisa menghasilkan bentuk yang sama untuk beberapa pekerjaan.
8. Pahat chamfer
digunakan untuk menumpulkan bagian benda kerja yang tajam. Tujuannya untuk memudahkan
benda kerja dalam perakitannya.
Sebenarnya semua bagian yang tajam sebaiknya di chamfer, walaupun di gambar kerja tidak ada
perintahnya.
Chamfer yang tidak ada pada gambar kerja cukup yang kecil saja. Ambil kira-kira 0,2 mm x 45°.

9. Pahat Bubut Rata Dalam

Pahat bubut rata dalam, digunakan untuk membubut lubang atau bagian dalam benda kerja.
Biasanya digunakan untuk memperbesar diameter lubang.
10. Pahat Bubut Facing Dalam

Seperti namanya, pahat bubut ini digunakan untuk meratakan bagian muka atau facing yang ada
di dalam lubang.
11. Pahat Alur Dalam

Pahat bubut yang digunakan khusus untuk membuat alur pada lubang.
12. Pahat Ulir Dalam

Pahat bubut ulir dalam digunakan khusus untuk membuat ulir dalam pada lubang.
10 Jenis Pahat Bubut Menurut Materialnya
1. Pahat Bubut Baja Karbon Tinggi
Digunakan sebagai alat potong untuk pengerjaan baja lunak dan kuningan. Biasanya digunakan
sebagai pahat bubut.
Bahan ini akan kehilangan kekerasannya pada suhu 250°C. Memiliki kekerasan kira-kira Rc = 65.
Memiliki kecepatan potong 5 m/menit.
2. Pahat Bubut HSS (High Speed Steel)/ Baja kecepatan tinggi
Material ini biasanya digunakan pada pahat bubut, mata bor, pisau frais, reamer, dan lain-lain.
Kehilangan kekerasannya pada suhu 600°C.
Kadang-kadang tungsten pada material ini digantikan dengan molybdenum. Karena HSS dengan
bahan molybdenum lebih murah dibandingkan HSS dengan bahan tungsten.
HSS dengan bahan molybdenum memiliki ketangguhan yang lebih tinggi dibandingkan HSS
dengan bahan tungsten. Namun memiliki ketahanan air yang lebih rendah.
3. Pahat Bubut Baja paduan non ferro (Non – ferrous cast alloys)
Material ini memiliki ciri khas tidak bisa dipanaskan. Digunakan untuk membuat suatu cetakan
atau dies. Kehilangan kekerasannya pada suhu 800°C.
Dibandingkan dengan HSS, material ini memiliki usia pakai yang lebih lama dan dapat digunakan
untuk kecepatan potong yang lebih tinggi.
Namun memiliki ketegangan yang lemah, sehingga mudah pecah apalagi ketika menerima beban
kejut.
4) Pahat Bubut Widya / Karbida (cemented carbides)

Material yang diproduksi dengan teknik metalurgi dengan pemanasan pada suhu 1000°C.
Memiliki kecepatan potong 6 sampai 8 kali kecepatan potong HSS.
Dapat bertahan hingga suhu 1000°C. Memiliki kekuatan tekan yang tinggi namun memiliki
kekuatan tarik yang rendah.
Material ini sangat kaku dan memiliki modulusitas yang tinggi. Memiliki ketahanan aus yang
tinggi dan memiliki koefisien termal yang rendah. Memiliki konduktivitas termal yang tinggi.
Kelebihan karbida adalah memiliki kapasitas produktivitas yang tinggi. Dapat menghasilkan
permukaan benda kerja dengan kualitas yang baik.
Dapat juga digunakan untuk pengerjaan baja yang telah dikeraskan. Sehingga menghemat biaya
produksi.
5. Pahat Bubut Keramik dan sintered oxsides
Material yang digunakan untuk alat potong berkecepatan tinggi sekitar 500 m/menit. Cocok
digunakan untuk pemotongan yang terus menerus.
Dapat bertahan hingga suhu 1200°C. Memiliki ketahanan abrasi yang tinggi. Umumnya digunakan
untuk pengerjaan bahan plastik.
6. Pahat Bubut Cermet
Cermet merupakan kombinasi antara keramik dan logam melalui proses metalurgi. Keramik pada
material ini berfungsi meningkatkan refraktifitas.
Sedangkan logam pada material ini berfungsi untuk memberikan ketangguhan yang tinggi dan
ketahanan panas.
Biasanya menggunakan persentase 90% keramik dan 10% logam. Semakin tinggi persentase
logam maka akan meningkatkan ketahanan kerapuhan dan mengurangi ketahanan aus.
7. Pahat Bubut Didamon / Intan / Berlian
Material ini memiliki tingkat kekerasan yang sangat tinggi, ekspansi termal yang rendah. Juga
memiliki konduktivitas termal yang tinggi dan koefisien gesek yang rendah.
Alat potong dengan material berlian dapat digunakan untuk kecepatan 1500 sampai 2000 m/menit.
Dapat bertahan hingga suhu diatas 1500°C.
8. Pahat Bubut Cubic Boron Nitride (CBN)
Umumnya dikenal dengan nama Borozone. Terbentuk dari atom nitrogen dan boron melalui proses
metalurgi daya. Biasanya digunakan sebagai pengganti alat potong dengan material berlian.
Material ini juga digunakan sebagai roda gerinda untuk mengasah alat potong HSS. Karena dapat
memberikan permukaan finishing yang sangat baik.
9. Pahat Bubut UCON
UCON merupakan material yang dikembangkan oleh Union Carbide di AS. Material ini terdiri
dari 50% Columbium, 30% Titanium, dan 20% Tungsten.
Merupakan paduan logam tahan api yang memiliki permukaan luar yang keras dan inti yang lunak.
Material ini jarang digunakan karena harganya yang mahal.
10. Pahat Bubut Sialon (Si-Al-O-N)
Sialon dibuat melalui proses metalurgi serbuk. Dengan mencampurkan serbuk Silicon, Nitrogen,
Aluminium, dan Oxygen dengan cara dipanaskan sampai suhu 1800°C.
Material ini memiliki kekerasan yang lebih tinggi daripada keramik dan dapat digunakan untuk
pemotongan terputus. Memiliki kecepatan potong 2 sampai 3 kali lipat dari keramik.
Perhitungan waktu pada Proses Pembubutan Rata

Parameter
Parameter pada proses pembubutan adalah, informasi berupa dasar-dasar perhitungan, rumus dan
tabel-tabel yang mendasari teknologi proses pemotongan/penyayatan pada mesin bubut. Parameter
pemotongan pada proses pembubutan meliputi:
kecepatan potong (Cutting speed - Cs),
kecepatan putaran mesin(Revolotion Permenit - Rpm),
kecepatan pemakanan (Feed - F)
waktu proses pemesinannya

Kecepatan potong (Cutting speed – Cs )


Kecepatan potong (Cs) adalah kemampuan alat potong menyayat bahan dengan aman
menghasilkan tatal dalam satuan panjang/waktu (meter/menit atau feet/ menit).
Kecepatan Putaran Mesin Bubut ( Rpm)
Kecepatan putaran mesin bubut adalah, kemampuan kecepatan putar mesin bubut untuk
melakukan pemotongan atau penyayatan dalam satuan putaran/menit. Maka
dari itu untuk mencari besarnya putaran mesin sangat dipengaruhi oleh seberapa besar kecepatan
potong dan keliling benda kerjanya. Mengingat nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan
sudah ditetapkan secara baku, maka komponen yang bisa diatur dalam proses penyayatan adalah
putaran mesin/benda kerjanya. Dengan demikian rumus dasar untuk menghitung putaran mesin
bubut adalah:

Keterangan:
d : diameter benda kerja (mm)
Cs : kecepatan potong (meter/menit)
π : nilai konstanta = 3,14

Contoh :
Sebuah baja lunak berdiameter 62 mm, akan dibubut dengan kecepatan potong (Cs) 25
meter/menit. Kecepatan putaran (rpm) adalah:
Jadi kecepatan putaran mesinnya adalah sebesar 128,415 putaran per-menit.

Hasil perhitungan di atas sebagai acuan dalam menyetel putaran mesin agar sesuai dengan putaran
mesin yang tertulis pada tabel yang ditempel di mesin tersebut. Artinya, putaran mesin aktualnya
dipilih dalam tabel pada mesin yang nilainya paling dekat dengan hasil perhitungan di atas.
Untuk menentukan besaran putaran mesin bubut juga dapat menggunakan tabel yang sudah
ditentukan berdasarkan perhitungan empiris.

Kecepatan Pemakanan (Feed - F)

Kecepatan pemakanan atau ingsutan ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor,


diantaranya: kekerasan bahan, kedalaman penyayatan, sudut-sudut sayat alat potong, bahan alat
potong, ketajaman alat potong dan kesiapan mesin yang akan digunakan. Kesiapan mesin ini dapat
diartikan, seberapa besar kemampuan mesin dalam mendukung tercapainya kecepatan pemakanan
yang optimal. Disamping beberapa pertimbangan tersebut, kecepatan pemakanan pada umumnya
untuk proses pengasaran ditentukan pada kecepatan pemakanan tinggi karena tidak memerlukan
hasil pemukaan yang halus (waktu pembubutan lebih cepat), dan pada proses
penyelesaiannya/finising digunakan kecepatan pemakanan rendah dengan tujuan mendapatkan
kualitas hasil penyayatan yang lebih baik sehingga hasilnya halus (waktu pembubutan lebih cepat).

Besarnya kecepatan pemakanan (F) pada mesin bubut ditentukan oleh seberapa besar
bergesernya pahat bubut (f) dalam satuan mm/putaran dikalikan seberapa besar putaran mesinnya
dalam satuan putaran. Maka rumus untuk mencari kecepatan pemakanan (F) adalah

F = f.n
Keterangan:
f = besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)
n = putaran mesin (putaran/menit)

Contoh :
Sebuah benda kerja akan dibubut dengan putaran mesinnya 750 putaran/menit dan besar
pemakanan (f) 0,2 mm/putaran.

Pertanyaannya adalah; Berapa besar kecepatan pemakanannya

F = f. n
F = 0,2 x 750 = 150 mm/menit

Contoh :
Sebuah benda kerja berdiameter 40 mm, akan dibubut dengan kecepatan potong (Cs) 25
meter/menit dan besar pemakanan (f) 0,15 mm/ putaran. Pertanyaannya adalah: Berapa besar
kecepatan pemakanannya

F=fxn
F = 0,15 x 199 = 29,85 mm/menit.
Pengertiannya adalah, pahat bergeser sejauh 29,85 mm, selama satu menit

Waktu Pemesinan Bubut (tm)


Dalam membuat suatu produk atau komponen pada mesin bubut, lamanya waktu proses
pemesinannya perlu diketahui/dihitung. Hal ini penting karena dengan mengetahui kebutuhan
waktu yang diperlukan, perencanaan dan kegiatan produksi dapat berjalan lancar. Apabila
diameter benda kerja, kecepatan potong dan kecepatan penyayatan/ penggeseran pahatnya
diketahui, waktu pembubutan dapat dihitung

Waktu Pemesinan Bubut Rata


Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pemesinan bubut adalah, seberapa besar panjang atau
jarak tempuh pembubutan (L) dalam satuan mm dan kecepatan pemakanan (F) dalam satuan
mm/menit. Pada gambar dibawah menunjukkan bahwa, panjang total pembubutan (L) adalah
panjang pembubutan rata ditambah star awal pahat (ℓa), atau: L total= ℓa+ ℓ (mm). Untuk nilai
kecepatan pemakanan (F), dengan berpedoman pada uraian sebelumnya F= f.n (mm/putaran)

Keterangan
tm = waktu pemesinan bubut rata
ℓ = panjang pembubutan rata (mm)
la = jarak star pahat (mm)
L = panjang total pembubutan rata (mm)
F = kecepatan pemakanan mm/menit
Contoh :
Sebuah benda kerja dengan diameter (D) = 30 mm dibubut sepanjang (ℓ) = 70, dengan jarak star
pahat (ℓa) = 4 mm. Data-data parameter pemesinannya ditetapkan sebagai berikut:
Kecepatan potong (Cs) = 25 meter/menit
pemakanan mesin dalam satu putaran (f) = 0,03 mm/putaran.
Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan proses pembubutan rata sesuai data diatas, apabila
pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/proses.

Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pembubutan rata sesuai data diatas adalah selama 9,308 menit.

Anda mungkin juga menyukai