Anda di halaman 1dari 10

PENGERTIAN PELUMASAN

Pelumasan
Pelumasan adalah metode yang digunakan untuk mengurangi gesekan,
keausan dan panas dari bagian mesin yang bergerak relatif satu terhadap
lainnya. Pelumas adalah zat yang bila dimasukkan diantara permukaan-
permukaan yang bergerak, dan melumasi permukaan tersebut.

Klasifikasi pelumasan
Berdasarkan jenis aplikasi pemakaian bearing yang ada, pelumasan dapat
dibagi menjadi :
a) Intermittent Lubrication.
Bearing untuk aplikasi beban ringan dan rpm lambat dapat dilumasi secara
manual. Oil bisanya di masukkan ke dalam lubang pelumasan pada
bearing. Oil yang digunakan biasanya adalah grease menggunakan pressure
gun.
b) Limited Continous Lubrication.
Metode ini lebih baik daripada pelumasan dengan manual. Pelumasan ini
berisi sumbu pelumas atau jarum pelumas. Sumbu membawa oil secara
kapilar. Jika journal bearing berputar, jarum di kocok dan oli mengalir
lewat dari reservoir melalui gap antara jarum dan lubang di plug bearing.
c) Continous Lubricating.
Oil di suplai secara terus menerus dan ini sangat penting untuk pelumasan
hidrodinamik. Ada beberapa jenis continuous lubricating, yang pertama
adalah ring oil system yaitu membuat pelumasan disekeliling bearing
journal. Oil di semprot dari bearing bagian bawah dan ketika journal
bearing berputar maka oil akan terangkat ke atas sehingga melumasi semua
bagian journal. Yang kedua adalah splash lubrication, dimana part yang
berputar direndam bersama oli dan biasanya digunakan untuk pelumasan
mesin, gear-box, compressor. Contohnya pelumasan antara dinding
cylinder dan piston ring, pelumsanannya menggunakan metode ini. Yang
ketiga adalah in-pressure lubrication system yaitu pelumasan dengan
menyemprotkan oil dengan pompa ke titi- titik pelumsan, setelah oil
disemprotkan ke bagian bagian part, oli jatuh dan ditampung dan kembali
masuk ke pompa dan mengalami siklus yang sama.
KEKENTALAN OLI

Kental atau encernya oli bisa dilihat dari kode SAE. Semakin besar angka
yang tertera, maka semakin kental pula tingkat kadar kekentalan oli
tersebut. Contohnya untuk mobil tahun 2000 ke bawah sebaiknya
menggunakan SAE 10W-40 atau SAE 20W-50 yang kekentalannya lebih
kental dibanding oli dengan SAE angka kecil. Untuk Anda yang oli
mobilnya sudah terlanjur salah menggunakan jenis oli hingga terjadi
penguapan, lebih baik untuk segera menggantinya dengan jenis oli yang
sesuai. Tujuannya agar volume oli di ruang mesin kembali ke jumlah
normal. Untuk menambahkan oli sebaiknya dilakukan dalam kondisi mesin
kendaraan sedang dingin.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai kekentalan oli berdasarkan SAE,


dan dapat dibagi menjadi tiga yaitu encer, sedang dan kental. Angka di
belakang SAE menunjukkan tingkat kekentalan oli pelumas pada suhu
tinggi maupun rendah.

Beberapa kode SAE yang sering digunakan oleh oli pelumas yakni:

1. SAE 20W-50 yang berarti oli mampu mengubah kekentalannya sesuai


temperatur, yakni 20W (winter) pada suhu dingin, dan pada temperatur
tinggi kekentalannya akan berubah menjadi SAE 50. Oli jenis ini masih
dapat mengalir (tidak membeku) walaupun temperatur drop hingga -20º
C, dan saat suhu naik mencapai 100º C oli jenis ini masih mampu
mempertahankan kekentalannya.
2. SAE 15W40 yang artinya oli akan bersifat seperti SAE 15W di suhu
rendah dan menjadi SAE 40 di suhu tinggi. Karakteristik oli ini adalah
dapat tetap mengalir di suhu minus 25º C, dan bertahan di level
kekentalan 12,5 cSt-16,3 cSt pada suhu 100º C.
3. SAE 10W30 yang memiliki sifat bisa tetap mengalir di suhu -30º C,
namun di suhu tinggi kekentalannya hanya berkisar antara 9,3 cSt hingga
12,5 cSt.

PERBEDAAN OLI

Oli mempunyai fungsi dasar sebagai pelumas yang bertugas meminimalisir


gesekan atau keausan komponen mesin yang terjadi saat mesin bekerja.
Pelumas yang bekerja secara efektif akan memperpanjang usia mesin
sehingga lebih awet masa pakainya. Selain berfungsi sebagai pelumas oli
mesin juga memiliki fungsi lain sebagai pendingin, pembersih dan penutup
celah antar mesin. Pelumas yang baik selain bertugas mencegah keausan
pada mesin juga dapat meringankan kinerja mesin.

Oli Mineral dan Sintetis

Lalu apa yang membedakan kedua jenis oli ini? Pada dasarnya kedua jenis
oli ini dibedakan oleh bahan dasarnya, berikut penjalasan singkat mengenai
kedua jenis oli tersebut:

Oli Sintetik

Oli sintetik pertama kali dikembangkan pada abad ke-20 oleh Dr.
Hermann Zorn dari IG Farben, Jerman dan Dr. WA Zisman dari Naval
Research Laboratory, Amerika Serikat. Pada dasarnya oli jenis ini
merupakan peluimas artifisial, yang diproses menggunakan formula
terbaru. Oli sintetik biasanya terdiri dari Polyalphaolifins, senyawa yang
hasil pemilahan terbersih dari oli mineral, yaitu gas. Senyawa inilah yang
nantinya dicampur dengan oli mineral.
Oli Sintetik pertama kali muncul di Amerika Serikat, oli ini menggunakan
bahan dasar polyolefin. Seiring dengan berkembangnya teknologi, para
produsen oli terus mengembangkan produk mereka menggunakan bahan
dasar yang beragam mulai dari poliester, polyglycos, sintetis non-PAO,
ester,nafalena dan benzena alkilasi, saat ini para insinyur mekanik dan ahli
kimia terus berusaha membuat formula yang lebih baik untuk memberikan
sistem pelumasan terbaik.

Oli Mineral

Berbeda dengan oli sintetik, oli mineral pada dasarnya merupakan produk
atau varian yang berasal dari minyak bumi. Oli mineral merupakan hasil
turunan dari proses penyulingan fraksional minyak bumi. Oli jenis ini
terdiri dari unsur alam seperti alkaline dan cyclic paraffin. Sebelum
ditemukan pengembangan oli sintetik, oli mineral sempat mendominasi
pasar pelumas mesin.
Oli mobil bensin dan oli mesin diesel memang memiliki fungsi yang sama
dalam penggunaannya, yaitu sebagai pelumas mesin mobil Anda. Namun
tahukah Anda, oli mobil bensin dan oli mesin diesel ternyata memiliki
perbedaan. Perbedaan itulah yang menjadikan masing-masing mesin
memiliki kebutuhan pelumasnya masing-masing.

Perbedaan mendasar antara oli mesin diesel dengan oli mesin bensin, ada
pada viskositas dan kandungan detergennya. Dimana oli diesel memiliki
viskositas yang lebih kental dan kandungan detergen yang lebih banyak
dari oli bensin. Oli diesel perlu viskositas yang lebih kental dan deterjen
lebih banyak agar mampu bertahan saat suhu mesin tinggi. Suhu yang
sangat tinggi ini karena mesin diesel mensyaratkan kompresi yang sangat
tinggi.

Perbedaan paling utama, oli mesin diesel dan bensin adalah mengenai
penanganan jelaga alias endapan partikel hitam. Pelumas mesin diesel
memiliki kebutuhan untuk menetralisir asam yang lebih tinggi. Kenapa
begitu, karena bahan bakar diesel terutama di Indonesia memiliki
kandungan sulfur yang cukup tinggi juga. Sehingga, secara langsung bahwa
secara kriteria dan jenis sudah pasti oli mesin diesel tidak bisa digunakan
pada mobil bermesin bensin, begitu juga sebaliknya.
PENGERTIAN MESIN DIESEL :

Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam; lebih spesifik lagi,
sebuah mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu
tinggi gas yang dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain (seperti
busi). Mesin diesel pada kendaraan otomotif sering digunakan pada mobil-
mobil yang mempunyai kapasitas mesin yang besar, dan juga tenaga yang
besar ( contoh ; Truk, tronton, fuso, bus dan kendaraan besar lainnya. ) hal
ini dikarenakan mesin diesel cocok untuk penggunaan jarak jauh ( mesin
diesel lebih tahan panas dibanding mesin bensin ) dan tenaga yang besar (
karena konstruksi mesin diesel rata-rata berkapasitas besar ).

Mesin diesel ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang
menerima paten pada 23 Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah
mesin untuk dapat digunakan dengan berbagai macam bahan bakar
termasuk debu batu bara. Dia mempertunjukkannya pada Exposition
Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900 dengan menggunakan minyak
kacang (lihat biodiesel). Kemudian diperbaiki dan disempurnakan
oleh Charles F. Kettering.
AKIBAT SALAH PENEMPATAN OLI
Banyak yang tidak menyadari gejala apa yang timbul pada mobil jika kita
salah mengganti oli. Salah satunya mesin menggelitik. Mesin menggelitik
atau biasa disebut dengan engine knocking disebut-sebut menjadi tanda
awal ketika kita salah oli.

Permasalahan mesin menggelitik tersebut jika tidak segera dibetulkan


bakalan merembet ke permasalahan lain hingga akhirnya mesin mobil
rusak dan tidak bisa berjalan lagi.

"Kalau efek salah oli itu pertama gejalanya mesin ngegelitik. Begitu
ngegelitik, dia overheat, begitu overheat kita berhenti dan nyari telepon
minta towing, kira-kira gitu, jadi rusak lah emang,"

"Mogok itu kan nanti begitu dicek ada banyak penyakitnya apa dilihat,
kalau dilihat itu biasanya kalau macet itu overheat mengakibatkan metal
duduk atau metal jalan itu sudah mulai stress karena panas yang berlebih,"
POMPA OLI, SARINGAN OLI DAN SALURAN OLI

Pompa oli bertugas mengisap dan kemudian menyalurkan pelumas ke di


mesin.

"Pompa oli berfungsi untuk memberi tekanan pada oli," ujar Rudy, Pemilik
Bengkel RS Tuning, Jl. Veteran No.9 Tanah Kusir, Jakarta Selatan kepada
GridOto.com.

Sebelum masuk ke pompa oli, oli harus melalui saringan di dalam karter
(bak oli) yang bernama strainer.
Filter oli adalah filter yang didesain untuk menyaring kotoran yang
mengkontaminasi oli mesin, agar oli tetap dalam keadaan bersih untuk
melumasi komponen mesin. Oli mesin dapat terkontaminasi dari berbagai
hal, seperti :

1. Serbuk besi / gram besi. Mesin akan mengalami pengikisan (aus), karena
adanya gesekan antara komponen – komponen mesin. Hasil gesekan tadi
menghaslkan kotoran berupa serbuk besi yang terbawa oleh oli mesin.
2. Sludge / deposit oli. Oli menggumpal rusak zat aditifnya akibat reaksi
kimia yang dipicu oleh suhu yang tinggi.
3. Kotoran debu dari udara. Udara dapat masuk melalu intake pada ruang
pembakaran, dan bercampur dengan oli. Oli akan mudah kotor apabila
udara yang masuk membawa debu/pasir.

Anda mungkin juga menyukai