Anda di halaman 1dari 20

ANGGARAN DASAR

&
ANGGARAN RUMAH TANGGA

ASOSIASI DESA WISATA INDONESIA


(ASIDEWI)
2016
ANGGARAN DASAR
ASOSIASI DESA WISATA INDONESIA
(ASIDEWI)

MUKADIMAH
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Desa Wisata Indonesia sebagai mata
rantai dalam jajaran Industri Pariwisata berbasis masyarakat dan sosial, sepakat untuk
mempersatukan niat dan tekad dalam memajukan kepariwisataan Indonesia melalui
wadah organisasi yang segala sesuatunya dituangkan dalam Anggaran Dasar ini.
Desa Wisata merupakan usaha industri pariwisata berbasis masyarakat dan sosial
yang merupakan salah satu sumber pemberdayaan masyarakat dan merupakan bagian
dari sistem pembangunan nasional, karenanya dalam perkembangan dan aktivitasnya
tidak dapat dilepaskan satu dengan yang lainnya.
Organisasi adalah mewadahi peran dan atau aspirasi anggota, meningkatkan
profesionalisme, membangun kapasitas anggota, berdaya saing global dan mampu
melayani dan atau melindungi anggota secara proporsional serta dapat memberikan
masukan dan pertimbangan kepada pemerintah, melalui organisasi yang dikelola
berdasarkan prinsip profesionalisme, transparansi, demokratis, jujur, adil dan
akuntabilitas serta mengedepankan musyawarah mufakat untuk menyelesaikan
masalah.
BAB I
PENGERTIAN UMUM
Pasal 1
Dalam Anggaran Dasar ini :
1. Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas
pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu
dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.
2. Dimensi kerja Desa Wisata adalah badan usaha yang di inisiasi oleh masyarakat desa
dan tunduk pada hukum Indonesia, melaksanakan kegiatan usaha yang bersifat komersil
tanpa meninggalkan aspek sosial masyarakat untuk memajukan ekonomi desa.

BAB II
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU
Pasal 2
Nama dan Tempat Kedudukan
1. Organisasi ini bernama ASOSIASI DESA WISATA INDONESIA yang selanjutnya secara
resmi disebut ASIDEWI.
2. ASIDEWI berkedudukan di Republik Indonesia.
3. ASIDEWI tingkat provinsi berkedudukan di Provinsi seluruh Indonesia.
4. ASIDEWI tingkat Kabupaten/Kota berkedudukn di Kabupaten/Kota seluruh Provinsi

Pasal 3
Waktu
ASIDEWI didirikan di Batu - Malang, pada hari Rabu, tanggal tiga belas April, tahun dua
ribu sebelas (13 – 04 - 2011) dan pada saat itu beranama ASIDEWI JAWA TIMUR, untuk
jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya.
BAB III
AZAS, LANDASAN, TUJUAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Pasal 4
Azas Organisasi
Asosiasi Desa Wisata Indonesia (ASIDEWI) berazaskan Pancasila.

Pasal 5
Landasan
1. Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Landasan Konstitusional.
2. Undang-Undang Kepariwisataan yang berlaku
3. Keputusan Musyawarah Asidewi Jatim, sebagai Landasan Operasional.

Pasal 6
Tujuan
1. Meningkatkan peran anggota sebagai salah satu pelaku utama pariwisata berbasis desa,
pemberdayaan masyarakat dan peningkatan pendapatan serta pengembangan kapasitas
usaha masyarakat desa yang mampu berdaya saing global.
2. Meningkatkan Citra Pariwisata Indonesia dengan memberikan kepuasan, rasa aman,
adanya kepastian perlindungan dan jaminan terhadap kepentingan pemakai jasa dan pihak-
pihak yang berkepentingan tanpa mengorbankan kepentingan sesama anggota.
3. Meningkatkan peran anggota dengan melakukan usaha-usaha untuk memajukan
kemampuan yang meliputi kemampuan profesional, teknis dan finansial sehingga bisa
mencapai standar internasional.

Pasal 7
Tugas Pokok
1. Melayani dan melindungi kepentingan anggota, menampung saran dan memperjuangkan
aspirasi anggota.
2. Memberikan bimbingan, arahan kepada anggota dalam rangka mengembangkan
kapasitas dan kemampuan.
3. Memberikan masukan dan atau pertimbangan kepada pemerintah dalam menyusun
kebijakan kepariwisataan dan asosiasi lain yang terkait
4. Memberikan dukungan kepada anggota dalam rangka pemberdayaan dan
pengembangan kemampuan profesionalisme.
5. Melakukan pembinaan dan pengawasan kepada anggota dalam melakukan kegiatan
usaha secara profesional dengan menghindarkan dari praktek usaha yang dapat merugikan
sesama anggota khususnya dan usaha pariwisata pada umumnya.
6. Menjadi mediator anggota dengan para pihak pemangku kepentingan usaha
kepariwisataan, dalam rangka membangun kerjasama sinergis baik di dalam dan atau di
luar usaha jasa pariwista pada tingkat lokal, nasional dan global.

Pasal 8
Fungsi
1. Mewakili dan memperjuangkan kepentingan anggota.
2. Mengembangkan kemampuan dan meningkatkan ketrampilan para anggota agar dapat
mencapai kinerja yang lebih baik.
3. Mencari dan menyebarluaskan informasi mengenai kebijakan pemerintah dan kebijakan
lainnya di bidang kepariwisataan yang berkaitan dengan usaha desa wisata.
4. Menjaga etika usaha, mencegah persaingan tidak sehat di antara sesama pengelola desa
wisata Indonesia serta menggalang kerjasama dengan semua pihak untuk kepentingan
anggota khususnya dan kepentingan kepariwisataan pada umumnya.
5. Melaksanakan fungsi mediasi sesama anggota maupun pihak lain dalam rangka
penyelesaian masalah.
BAB IV
SIFAT, STRUKTUR DAN PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 9
Sifat Organisasi
ASIDEWI adalah organisasi nirlaba yang mengedepankan aspek sosial dan pemberdayaan
masyarakat .

Pasal 10
Struktur Organisasi
1. Organisasi tingkat Nasional disebut dengan Asosiasi Desa Wisata Indonesia
2. Organisasi tingkat Propinsi disebut dengan Asosiasi Desa Wisata Indonesia
(ASIDEWI) – (Nama Provinsi)
3. Organisasi tingkat Kabupaten/Kota disebut dengan Asosiasi Desa Wisata Indonesia
(ASIDEWI) – (Nama Kabupaten/Kota)
4. Pengelola desa wisata di tingkat desa disebut dengan Lembaga Desa Wisata ( LADEWI )

Pasal 11
Perangkat Organisasi
Musyawarah Naional (Rembug Desa Wisata Nasional)

Pasal 12
Permusyawaratan dan Rapat-Rapat
1. Musyawarah Nasional
2. Musyawarah Asidewi Provinsi
3. Musyawarah Asidewi Kabupaten/Kota
4. Musyawarah Luar Biasa.
5. Rapat Kerja
6. Rapat Pleno
7. Wewenang dan persyaratan masing – masing musyawarah dan rapat di atas diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 13
Pengambilan Keputusan
1. Pengambilan Keputusan rapat – rapat ASIDEWI pada dasarnya diambil melalui
musyawarah untuk mufakat.
2. Dalam keadaan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai dapat dilakukan melalui
pemungutan suara (voting).
3. Semua keputusan yang diambil berdasarkan ayat 1 dan 2 di atas mengikat seluruh
anggota untuk ditaati dan dilaksanakan.

Pasal 14
Tata Krama
1. Untuk menjaga integritas dan martabat anggota ASIDEWI telah ditentukan suatu
pedoman tingkah laku yang memberikan arah pada kegiatan pengelolaannya, melindungi
profesi dan masyarakat dari perbuatan yang merugikan.
2. Pedoman tingkah laku sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini selanjutnya
dikukuhkan sebagai Peraturan Tata Krama ( Kode Etik ) yang disusun tersendiri dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Anggaran Dasar ini dan wajib ditaati dan
dijunjung tinggi, dilaksanakan dan mengikat semua anggota.

Pasal 15
Lambang
Untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan diantara para anggota, maka ditentukan
logo ASIDEWI yang merupakan lambang dari hakekat, semangat dan cita-cita Asosiasi
Desa Wisata Indonesia, yang bentuk warna dan macam kegunaannya ditentukan dalam
Anggaran Rumah Tangga.
BAB V
PEMBUBARAN
Pasal 16
1. ASIDEWI dapat dibubarkan atas permintaan secara tertulis 2/3 (dua pertiga) Anggota
Penuh.
2. Pembubaran ASIDEWI dinyatakan sah apabila disetujui oleh 2/3 (dua pertiga) Anggota
Penuh dalam Musyawarah Luar Biasa.

BAB VI
PENUTUP
Pasal 17
1. Anggaran Dasar ini merupakan pedoman organisasi dan dapat di rubah di forum tertinggi
organisasi.
2. Hal – hal yang belum dinyatakan dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Anggaran Dasar ini.

Ditetapkan di : Batu
Pada Tanggal : 13 April 2011
Dalam rembuk desa wisata Jatim 2011
ANGGARAN RUMAH TANGGA
ASOSIASI DESA WISATA INDONESIA
(ASIDEWI)

BAB I
STRUKTUR, TUGAS
Pasal 1
Struktur Organisasi Asidewi
1. DEWAN PENGURUS PUSAT (DPP) ASIDEWI - NASIONAL
2. DEWAN PENGURUS DAERAH (DPD) ASIDEWI – PROVINSI
3. DEWAN PENGURUS CABANG (DPC) ASIDEWI – Kabupaten/Kota

Pasal 2
Tugas Asidewi
1. Tugas Umum DPP
a. Menyatukan langkah, persepsi, misi serta visi anggota ASIDEWI.
b. Mengidentifikasi dan menginventarisasi kendala dan tantangan yang dihadapi anggota
ASIDEWI dalam menjalankan usaha serta mencari pemecahannya.
c. Mempererat hubungan dan rasa persaudaraan sesama anggota guna meningkatkan
persatuan dan kesatuan.
d. Menjalankan amanat organisasi berdasarkan prinsip profesionalisme, transparansi dan
akuntabilitas dengan penuh tanggung jawab.
2. Tugas Umum DPD
a. Menyatukan langkah, persepsi, misi serta visi anggota ASIDEWI.
b. Mengidentifikasi dan menginventarisasi kendala dan tantangan yang dihadapi anggota
ASIDEWI dalam menjalankan usaha serta mencari pemecahannya.
c. Mempererat hubungan dan rasa persaudaraan sesama anggota guna meningkatkan
persatuan dan kesatuan.
d. Menjalankan amanat organisasi berdasarkan prinsip profesionalisme, transparansi dan
akuntabilitas dengan penuh tanggung jawab.
3. Tugas Umum DPC
a. Menyatukan langkah, persepsi, misi serta visi anggota ASIDEWI.
b. Mengidentifikasi dan menginventarisasi kendala dan tantangan yang dihadapi anggota
ASIDEWI dalam menjalankan usaha serta mencari pemecahannya.
c. Mempererat hubungan dan rasa persaudaraan sesama anggota guna meningkatkan
persatuan dan kesatuan.
d. Menjalankan amanat organisasi berdasarkan prinsip profesionalisme, transparansi dan
akuntabilitas dengan penuh tanggung jawab.

Pasal 3
Permusyawaratan
1. Musyawarah Nasional (MUNAS)
a. MUNAS ASIDEWI diadakan 4 (empat) tahun sekali dengan tujuan:
(1) memilih dan menetapkan Ketua Umum dan Pengurus DPP ASIDEWI untuk 1 (satu)
periode kepengurusan selanjutnya;
(2) mendapatkan Laporan Pertanggung jawaban Pengurus DPP ASIDEWI 1 (satu)
periode sebelumnya;
(3) mengubah dan menetapkan AD/ART ASIDEWI;
(4) mengubah dan menetapkan Kode Etik ASIDEWI; dan
(5) menentukan dan menetapkan Program Kerja ASIDEWI untuk 1 (satu) periode
kepengurusan selanjutnya.
b. Peserta MUNAS ASIDEWI adalah Pengurus DPP ASIDEWI, Delegasi DPD ASIDEWI,
Delegasi DPC ASIDEWI, Anggota ASIDEWI, dan Undangan.
c. MUNAS ASIDEWI adalah forum tertinggi ASIDEWI, sehingga Keputusan MUNAS
ASIDEWI merupakan pedoman kebijakan dan kegiatan operasional ASIDEWI dalam 1
(satu) periode kepengurusan selanjutnya.
d. Tata cara pemilihan DPP ASIDEWI diatur dalam MUNAS ASIDEWI.
e. Tata cara penetapan DPP ASIDEWI diatur dalam MUNAS ASIDEWI.
f. Pergantian pengurus DPP ASIDEWI dapat dilakukan dan ditetapkan pada RAKERNAS,
kecuali Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, Wakil Sekretaris Jenderal,
Bendahara dan Wakil Bendahara yang hanya dapat dilakukan pada saat MUNAS.
g. Pelantikan DPP ASIDEWI terpilih dilakukan oleh Pimpinan Sidang Pleno MUNAS
ASIDEWI.
h. Pelantikan dan pengukuhan DPP ASIDEWI selengkapnya dilakukan oleh Pejabat
Kementerian Pariwisata dan dipersiapkan oleh DPP ASIDEWI terpilih.

2. Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB)


a. MUNASLUB diselenggarakan secara khusus untuk mengambil keputusan yang sangat
penting atas kejadian darurat dalam kepengurusan organisasi dan/atau DPP ASIDEWI,
antara lain penggantian Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, dan penetapan Program Kerja
yang bersifat sangat penting menyangkut kebijakan pemerintah di bidang pariwisata dan
terkait dengan program kerja dan kepengurusan DPP ASIDEWI maupun terkait dengan
perubahan AD/ART yang bersifat mendesak.
b. MUNASLUB dapat ditunda/dibatalkan pelaksanaannya apabila Dewan Pembina
menyatakan pertidaksetujuannya dan memberikan solusi yang diharapkan.
c. Atas penundaan/pembatalan rencana pelaksanaan MUNASLUB, maka DPP ASIDEWI
harus segera menyelenggarakan RAKERNAS selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sejak
rencana pelaksanaan MUNASLUB ditunda/dibatalkan.

3. Musyawarah Daerah (MUSDA)


a. MUSDA ASIDEWI diadakan 4 (empat) tahun sekali di tingkat Propinsi dengan tujuan:
(1) memilih dan menetapkan Ketua DPD ASIDEWI dan Pengurus DPD ASIDEWI untuk
1 (satu) periode kepengurusan selanjutnya;
(2) mendapatkan Laporan Pertanggungjawaban Pengurus DPD ASIDEWI 1 (satu)
periode sebelumnya;
(3) memilih, mengangkat dan memberhentikan Dewan Pertimbangan ASIDEWI tingkat
Propinsi; dan
(4) menentukan dan menetapkan Garis Besar Haluan Program Kerja ASIDEWI di
tingkat Provinsi untuk 1 (satu) periode kepengurusan selanjutnya.
b. Peserta MUNAS ASIDEWI adalah perwakilan DPP ASIDEWI, Pengurus DPD ASIDEWI
Anggota ASIDEWI, dan Undangan.
c. MUSDA ASIDEWI adalah forum tertinggi ASIDEWI di tingkat Propinsi, sehingga
Keputusan MUSDA ASIDEWI merupakan pedoman kebijakan dan kegiatan operasional
ASIDEWI di tingkat Propinsi dalam 1 (satu) periode kepengurusan selanjutnya.
d. Tata cara pemilihan DPD ASIDEWI diatur dalam MUSDA ASIDEWI.
e. Tata cara penetapan DPD ASIDEWI diatur dalam MUSDA ASIDEWI.
f. Pada saat pemilihan DPD ASIDEWI periode selanjutnya, apabila diusulkan oleh Peserta
MUSDA ASIDEWI dan berdasarkan pemilihan suara, maka DPD ASIDEWI yang
dimaksud, meskipun tidak lagi menjabat sebagai pengurus pusat di organisasi masing-
masing, dapat ditetapkan sebagai DPD ASIDEWI dengan menyertakan kembali Surat
Mandat dari organisasi masing-masing atau dari organisasi lain yang mengusulkan DPD
ASIDEWI yang dimaksud.
g. DPD ASIDEWI sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) diusulkan mimimum oleh 2
(dua) organisasi/lembaga peserta MUSDA ASIDEWI.
h. Pergantian DPD ASIDEWI dapat dilakukan dan ditetapkan pada RAKERDA, kecuali
Ketua, yang hanya dapat dilakukan pada saat MUSDA.
i. Pelantikan DPD ASIDEWI terpilih dilakukan oleh DPP ASIDEWI.
j. Pelantikan dan pengukuhan DPD ASIDEWI selengkapnya dilakukan oleh pejabat
tingkat provinsi dan dipersiapkan oleh DPD ASIDEWI terpilih.

4. Musyawarah Daerah Luar Biasa (MUSDALUB)


a. MUSDALUB diselenggarakan untuk mengambil keputusan yang sangat penting atas
kejadian darurat dalam organisasi kepengurusan DPD ASIDEWI, yaitu penggantian
Ketua, Sekretaris, dan penetapan Program Kerja yang bersifat sangat penting
menyangkut kebijakan pemerintah daerah di bidang pariwisata dan terkait dengan
program kerja dan kepengurusan DPD ASIDEWI.
b. MUSDALUB dapat ditunda/dibatalkan pelaksanaannya apabila Dewan Pembina
Daerah menyatakan pertidaksetujuannya dan memberikan solusi yang diharapkan.
c. Atas penundaan/pembatalan rencana pelaksanaan MUSDALUB, maka DPD ASIDEWI
harus segera menyelenggarakan RAKERDA selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sejak
rencana pelaksanaan MUSDALUB ditunda/dibatalkan.
d. Dalam hal DPD ASIDEWI belum memiliki Dewan Pembina Daerah, maka
penundaan/pembatalan MUSDALUB dilakukan berdasarkan surat keputusan DPD
ASIDEWI.

5. Musyawarah Cabang (MUSCAB)


a. Musyawarah cabang diselenggarakan sekali dalam 4 (empat) tahun dan mempunyai
wewenang untuk :
(1) Menilai, mensyahkan dan atau menolak laporan pertanggung jawaban DPC
(2) Mengadakan Pemilihan Ketua DPC.
(3) Ketua DPC terpilih berkewajiban membentuk Dewan Pengurus Cabang, selambat-
lambatnya dalam waktu 30 hari sejak terpillih.
(4) Menjabarkan program umum ASIDEWI – Kabupaten/Kota sesuai dengan
situasi dan kondisi daerahnya.
b. Acara – acara yang dicantumkan dalam Musyawarah Cabang antara lain
(1) Laporan dan pertanggung jawaban DPC.
(2) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran yang menunjuk pada hasil Munas.
(3) Pemilihan Pengurus Tingkat Cabang.
(4) Hal – hal lain yang dianggap perlu.
c. Musyawarah Cabang dihadiri oleh :
(1) Anggota Penuh
(2) Anggota Peserta

6. Musyawarah Cabang Luar Biasa (MUSCABLUB)


a. Musyawarah Cabang Luar Biasa dapat diadakan atas permintaan lebih 2/3 (dua
pertiga) Anggota Penuh di daerah yang bersangkutan yang dinyatakan secara tertulis
dengan persetujuan DPC. Rapat diadakan 1 (bulan) setelah permintaan dan dipimpin
Ketua ASIDEWI – Kabupaten/Kota.
b. Musyawarah Cabang Luar Biasa mempunyai wewenang :
(1) Meminta pertanggung jawaban Ketua DPC sesuai dengan Anggaran Dasar.
(2) Menerima atau menolak pertanggungjawaban pengurus sebagaimana yang
dimaksud dalam ayat 3 pasal ini.
(3) Apabila Musyawarah Cabang Luar Biasa menolak pertanggung jawaban Pengurus,
dapat memilih dan mengangkat Dewan Pengurus Cabang baru untuk masa bhakti
yang tersisa.
c. Musyawarah Cabang Luar Biasa dihadiri oleh :
(1) Anggota Penuh
(2) Anggota Peserta

PASAL 4
Rapat-rapat
1. RAKERNAS ASIDEWI diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun
pada 1 (satu) periode kepengurusan DPP ASIDEWI dengan tujuan:
a. mengevaluasi kegiatan ASIDEWI agar sesuai dengan amanah AD/ART ASIDEWI;
b. mengusulkan Program Kerja Pengganti/Tambahan untuk waktu selanjutnya sampai
sebelum pelaksanaan MUNAS berikutnya, agar sesuai dengan Program Kerja ASIDEWI;
c. mendapatkan Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan DPP ASIDEWI selama periode
kepengurusan berjalan;
d. menetapkan dan mengangkat Pengganti DPP ASIDEWI, selain Ketua Umum dan
Sekretaris Jenderal; dan
e. mempersiapkan penyelenggaraan MUNAS berikutnya.
f. Peserta RAKERNAS ASIDEWI adalah Pengurus DPP ASIDEWI, Delegasi DPD
ASIDEWI, Anggota ASIDEWI, dan Undangan.
2. RAPAT KERJA DAERAH (RAKERDA).
Rakerda diadakan sekurang–kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun dihadiri
oleh Anggota Penuh dan undangan lainnya.
3. RAPAT DEWAN PENGURUS DAERAH
a. Rapat DPD diadakan sekurang–kurangnya 1(satu) kali dalam sebulan.
b. DPD dapat mengundang Komite Pengawas Tata Krama dan undangan
lainnya yang dianggap perlu.
4. RAPAT KERJA CABANG (RAKERCAB)
Rakercab diadakan sekurang–kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun dihadiri
oleh Anggota Penuh, anggota DPC dan undangan lainnya.
5. RAPAT DEWAN PENGURUS CABANG
a. Rapat DPC diadakan sekurang–kurangnya sekali dalam sebulan.
b. DPC dapat mengundang pihak–pihak yang dianggap perlu.
6. QUORUM
a. Rapat–rapat Dewan Pengurus dan rapat–rapat anggota adalah syah apabila dihadiri
oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah anggota Dewan Pengurus untuk rapat – rapat
DPP, DPD, DPC dan dari 1/2 (satu perdua) jumlah anggota penuh untuk rapat–rapat
anggota Nasional, Daerah, Cabang.
b. Jika rapat dibatalkan oleh karena tidak mencapai quorum, maka rapat diskors
selambat-lambatnya 2 x 15 menit dan rapat dapat dilanjutkan dan dianggap syah
sekalipun quorum tidak tercapai.

BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 5
Keanggotaan ASIDEWI adalah setiap desa yang sudah menjalankan kegiatan wisata di
desa dan mempunyai struktur organisasi kelembagaan desa wisata

BAB III
KEPENGURUSAN
Pasal 6
KEPENGURUSAN DPP ASIDEWI
1. Pengurus Pusat ASIDEWI disebut Dewan Pengurus Pusat, yang selanjutnya disebut
DPP ASIDEWI.
2. DPP ASIDEWI adalah Pengurus Pusat Organisasi Kepariwisataan yang mendapat Surat
Mandat dari ASIDEWI masing-masing Provinsi untuk diusulkan sebagai wakil organisasi
tersebut dalam kepengurusan DPP ASIDEWI.
3. DPP ASIDEWI dapat berasal dari desa wisata terkait sesuai dengan kriteria keanggotaan
ADART
Pasal 7
Pemilihan dan Penetapan DPP ASIDEWI
1. DPP ASIDEWI untuk pertama kalinya pada saat itu dipilih dalam pemilihan DPP ASIDEWI
yang diadakan di Batu pada tanggal pada pertemuan yang diselenggarakan oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa imur.
(2) Kepengurusan DPP ASIDEWI selengkapnya, untuk pertama kalinya, ditetapkan oleh
DPP ASIDEWI terpilih berdasarkan usulan masing-masing desa wisata, sesuai dengan
permintaan DPP ASIDEWI terpilih untuk menjabat sebagai DPP ASIDEWI periode pertama,
tahun 2012-2017.
(3) Khusus DPP ASIDEWI periode pertama, dalam masa kepengurusan DPP ASIDEWI,
apabila tidak menjabat lagi sebagai pengurus pusat di organisasi masing-masing, tetap
melaksanakan tugasnya sebagai DPP ASIDEWI hingga masa kepengurusan DPP ASIDEWI
periode pertama tahun 2012-2017 berakhir, kecuali apabila tidak lagi menjadi anggota
organisasi masing-masing.
(4) Tata cara pemilihan dan penetapan DPP ASIDEWI selanjutnya dilakukan melalui
Musyawarah Nasional (MUNAS) ASIDEWI.

Pasal 8
Pelantikan dan Pengukuhan Pengurus DPP ASIDEWI
(1) DPP ASIDEWI untuk pertama kalinya dilantik dan dikukuhkan oleh Menteri Pariwisata.
(2) DPP ASIDEWI selanjutnya dilantik oleh Pimpinan Sidang Pleno pada MUNAS ASIDEWI.
(3) DPP ASIDEWI selanjutnya dapat dikukuhkan oleh Menteri yang menyelenggarakan
urusan kepariwisataan atau oleh pejabat yang ditunjuk oleh Menteri terkait.

Pasal 9
Kepengurusan DPD dan DPC ASIDEWI
1. Warga Negara Indonesia.
2. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Memiliki kepribadian, integritas dan kemampuan yang baik dalam bidang pariwisata
khususnya dan organisasi pada umumnya.
4. Tidak dalam stasus terpidana.
5. Pengelola desa wisata.
6. Pernah duduk sebagai pengurus ASIDEWI – Provinsi dan Kabupaten/Kota paling
sedikit 1 ( satu ) periode.
7. Untuk calon ketua DPD/DPC haruslah mempunyai kantor pusat didaerah tersebut.

Pasa 10
Tugas dan Wewenang DPD dan DPC
1. DPD / DPC ASIDEWI melaksanakan putusan - putusan Musda / Rakerda, serta Muscab
/ Rakercab.
2. DPD / DPC ASIDEWI mewakili Dewan Pengurus Daerah / Dewan Pengurus Cabang
untuk bertindak ke dalam dan keluar di daerah masing – masing menentukan kebijaksanaan
serta keputusan ke dalam dan keluar di daerah masing – masing menentukan
kebijaksanaan serta keputusan dalam mengelola organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga serta mempertanggungjawabkan hasilnya kepada DPD.
3. Untuk kelancaran dan kesempurnaan tugasnya DPD / DPC dapat membentuk Tim,
Komisi atau menunjuk / menempatkan orang tertentu pada salah satu jabatan di dalam
maupun di luar ASIDEWI
4. Apabila terjadi kelowongan jabatan Pengurus Daerah, Pengurus Cabang, Dewan
Pengurus Daerah / Dewan Pengurus Cabang dapat mengisi lowongan tersebut sebanyak–
banyaknya 2 (dua) Jabatan Kepengurusan oleh masing – masing satu orang pengurus.
5. Ketua – Ketua Bidang DPD / DPC sesuai dengan bidang masing –masing
bertanggungjawab dalam melaksanakan program kerja dan melapor kepada Ketua DPD /
DPC ASIDEWI
6. Penjabaran tugas dan tanggung jawab DPD / DPC serta pembidangannya diatur lebih
lanjut dalam ketentuan khusus dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari AD &
ART ini.
Pasal 11
Sanksi Terhadap Anggota Pengurus
1. Terhadap pengurus yang melanggar dan atau tidak mematuhi Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga serta melanggar peraturan dan ketetapan organisasi, tidak
mematuhi kewajiban sebagai pengurus organisasi atau bertindak merugikan atau
mencemarkan nama baik ASIDEWI DPP atau DPD atau DPC dapat menjatuhkan sanksi
secara sebagai berikut :
a. Tahap peringatan secara lisan
b. Tahap peringatan secara tertulis
c. Tahap pemberhentian sementara
d. Tahap pemberhentian tetap
2. Anggota Dewan Pengurus yang terkena ketentuan ayat diatas berhak melakukan
pembelaan diri serta naik banding kepada :
a. Musyawarah Nasional untuk DPP ASIDEWI
b. Musyawarah Daerah / Cabang untuk anggota DPD / DPC.

Pasal 12
Penasehat
1. DPP, DPD dan DPC dapat mengangkat para Mantan Ketua, Pengurus dan orang yang
dianggap berjasa sebagai Penasehat.
2. Wewenang para Penasehat adalah :
a. Menyampaikan saran, pendapat dan nasehat secara langsung atau tertulis baik diminta
atau tidak.
b. Saran, pendapat dan nasehat sebagaimana yang dimaksud disampaikan kepada DPP
dan dapat juga disampaikan secara umum dalam permusyawaratan / rapat – rapat.
Pasal 13
Lambang
1. Lambang ASIDEWI berupa TULISAN ASIDEWI dengan dominasi warna HIJAU.
2. Makna lambang ASIDEWI : kemakmuran desa wisata yang mencerminkan kemurnian,
keanggunan, keluhuran, wibawa dan kesetiaan pada cita-cita
3. Ketentuan penggunaan lambang dan hal teknis lainnya diatur dalam ketentuan
khusus dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari AD & ART ini.

BAB IV
KEUANGAN DAN HARTA KEKAYAAN
Pasal 14
Sumber Dana
ASIDEWI memperoleh sumber dana sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar .

BAB V
PEMBUBARAN
Pasal 15
1. Pembubaran ASIDEWI hanya dapat diputuskan oleh Musyawarah Naisonal KHUSUS
(Munasus) yang diadakan khusus untuk maksud tersebut.
2. Dalam Musnasus tersebut dibentuk Tim Likuidasi dan ditetapkan ketentuan – ketentuan
mengenai harta benda kekayaan organisasi.
3. Harta kekayaan ASIDEWI setelah dikurangi kewajiban dan atau biaya lainnya diberikan
ke Badan Sosial.
BAB VI
PENUTUP
Pasal 16
Hal – hal yang belum diatur dalam anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dengan
keputusan Dewan Pengurus Pusat ASIDEWI sepanjang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Ditetapkan di : Batu
Pada Tanggal : 13 April 2011
Dalam rembug Desa Wisata Jawa Timur 2011

Anda mungkin juga menyukai