10. Usaha Jasa Pramuwisata adalah badan usaha yang menyediakan jasa pramuwisata.
BAB II
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU
Pasal 2
Nama dan Tempat Kedudukan
1. Organisasi ini bernama ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA,
di dalam bahasa Inggris disebut ASSOCIATION OF THE INDONESIAN TOURS AND
TRAVEL AGENCIES (ASITA) yang selanjutnya secara resmi disebut ASITA.
2. ASITA tingkat Nasional berkedudukan di Ibukota Republik Indonesia, ASITA
tingkat Propinsi berkedudukan di Ibukota Propinsi dan ASITA tingkat Cabang
berkedudukan di Kabupaten / Kota.
Pasal 3
Waktu
ASITA didirikan di Jakarta, pada hari Kamis tanggal tujuh Januari seribu sembilan
ratus tujuh puluh satu (07-01-1971) untuk jangka waktu yang tidak ditentukan
lamanya.
BAB III
AZAS, LANDASAN, TUJUAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Pasal 4
Azas
ASITA berazaskan Pancasila.
Pasal 5
Landasan
ASITA berlandaskan pada :
1. Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Landasan Konstitusional.
2
2. TINGKAT DAERAH
2.1Musyawarah Daerah
2.2Rapat Kerja Daerah
2.3Dewan Pengurus Daerah
2.4Dewan Pengawas Tata Krama Daerah (DEPETA DAERAH)
3. TINGKAT CABANG
3.1Musyawarah Cabang
3.2Rapat Kerja Cabang
3.3 Dewan Pengurus Cabang.
Pasal 12
Permusyawaratan dan Rapat-Rapat
1. Permusyawaratan terdiri dari Musyawarah Nasional, Musyawarah Daerah,
Musyawarah Cabang, masing-masing diadakan sekali dalam 4 (empat) tahun.
2. Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB) dan Musyawarah Daerah Luar
Biasa (MUSDALUB).
3. Musyawarah Nasional Khusus, disingkat MUNASSUS.
Wewenang dan persyaratan masing masing musyawarah di atas diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
4. RAPAT-RAPAT
Rapat-rapat terdiri dari Rapat Kerja Nasional, Rapat Kerja Daerah, Rapat Kerja
Cabang masing-masing diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
setahun.
Wewenang dan persyaratan masing-masing rapat di atas diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
5. RAPAT PLENO
Rapat Pleno Dewan Pengurus Pusat, Dewan Pengurus Daerah dan Dewan
Pengurus Cabang diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) bulan.
Pasal 13
Pengambilan Keputusan
1. Pengambilan Keputusan rapat rapat ASITA pada dasarnya diambil melalui
musyawarah untuk mufakat.
2. Dalam keadaan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai dapat dilakukan
melalui pemungutan suara (voting).
3. Semua keputusan yang diambil berdasarkan ayat 1 dan 2 di atas mengikat
seluruh anggota untuk ditaati dan dilaksanakan.
5
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 14
Jenis dan Sistem Keanggotaan
1. Anggota ASITA terdiri dari : Anggota Penuh, Anggota Peserta (Associate
Member), Anggota Luar Negeri dan Anggota Kehormatan.
2. ASITA menganut Sistem Keanggotaan Aktif.
3. Hal hal yang berkaitan dengan jenis, persyaratan dan tata cara keanggotaan
diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 15
Hak dan Kewajiban Anggota Penuh
1. HAK ANGGOTA PENUH
1.1Memilih dan dipilih dalam kepengurusan.
1.2Berbicara atau menyampaikan usulan dan saran di dalam Musyawarah
Nasional, Musyawarah Daerah, Musyawarah Cabang serta rapat rapat.
1.3Memperoleh informasi, menggunakan logo ASITA dan mengikuti semua
kegiatan ASITA.
1.4Menerima atau menolak laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus
dalam permusyawaratan.
1.5Hak hak sebagaimana tercantum dalam ayat 1 pasal ini berlaku untuk
seluruh anggota penuh yang telah mendapat Nomor Induk Anggota (NIA)
ASITA.
2. KEWAJIBAN ANGGOTA PENUH
2.1.1.Mematuhi segala ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga serta Kode Etik ASITA.
2.1.2.Mematuhi segala keputusan rapat rapat ASITA seperti Munas, Rakernas,
Rapat DPP / Musda, Rakerda, Rapat DPD / Muscab, Rakercab dan Rapat
DPC.
2.1.3.Menempatkan simpanan wajib dalam bentuk deposito yang bunganya
menjadi sumber penerimaan organisasi, yang besarnya disesuaikan dengan
kondisi dan kemampuan daerah masing-masing, baik untuk perusahaan
induk maupun cabang.
2.1.4.Membayar uang pangkal dan iuran wajib setiap bulan yang besarnya
ditentukan sesuai dengan kondisi dan kemampuan daerah masing-masing.
2.1.5.Tidak bersikap dan berbuat yang dapat merugikan sesama anggota atau
pengurus.
Hak dan Kewajiban Anggota Peserta, Anggota Luar Negeri dan Anggota
Kehormatan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB VII
KEPENGURUSAN
Pasal 16
1. Pengelolaan kegiatan ASITA diserahkan kepada:
DPP tingkat Nasional, DPD tingkat Propinsi dan DPC tingkat Kabupaten / Kota.
2.
3.
4. Tugas dan wewenang DPP, DPD, DPC termasuk jumlah dan pembidangan
tugas akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.
5. Ketua DPP, DPD, DPC ASITA dipilih melalui MUNAS, MUSDA, MUSCAB untuk masa
bakti 4 ( empat) tahun dan tidak dapat dipilih kembali untuk jabatan yang
sama lebih dari dua kali masa bakti.
7
6.
Ketua DPP, DPD, DPC ASITA yang tepilih melalui MUNASLUB, MUSDALUB,
MUSCABLUB melanjutkan sisa jabatan kepengurusan terdahulu.
7. Persyaratan dan mekanisme pemilihan Ketua DPP, DPD, DPC ASITA diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
8. Persyaratan dan mekanisme pembentukan Pengurus DPP, DPD, DPC ASITA
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
9. Hak dan Tanggung Jawab Pengurus :
9.1
9.2 DPD ASITA bertanggung jawab atas segala pekerjaannya kepada anggota di
dalam Musyawarah Daerah ASITA.
9.3 DPC ASITA bertanggung jawab atas segala pekerjaannya kepada anggota di
dalam Musyawarah Cabang ASITA.
9.4 DPP ASITA, DPD dan DPC ASITA berhak untuk melakukan segala tindakan
yang dianggap bermanfaat bagi kepentingan organisasi.
9.5
BAB VIII
KEUANGAN DAN HARTA KEKAYAAN
Pasal 17
1. Keuangan tetap ASITA diperoleh dari :
1.1
Uang Pendaftran Keanggotaan Baru.
1.2
Bunga Deposito dari Simpanan Wajib Anggota.
1.3
Iuran tetap setiap bulan.
1.4
Kontribusi dari kegiatan ASITA.
1.5
Sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat.
1.6
Usaha-usaha lain yang sah.
2. Keuangan dan kekayaan ASITA dikelola
efektifitas, transparansi dan akuntabilitas.
berdasarkan
prinsip
efisiensi,
3. Tahun buku ASITA dimulai pada tanggal 1 Januari dan ditutup pada tanggal 31
Desember tahun berjalan dan diaudit.
4. Jika suatu ketika ASITA bubar, segala harta kekayaan dan keuangan harus
dibahas dan ditentukan oleh Tim Likuidasi yang pembentukannya diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
5. Hal hal yang menyangkut tentang perolehan keuangan ASITA tatacara
pengaturan dan penggunaannya ditentukan dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB IX
TATA KRAMA DAN LAMBANG
Pasal 18
Tata Krama
1. Untuk menjaga integritas dan martabat anggota ASITA telah ditentukan suatu
pedoman tingkah laku yang memberikan arah pada kegiatan usahanya,
melindungi profesi dan masyarakat dari perbuatan yang merugikan.
2. Pedoman tingkah laku sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini
selanjutnya dikukuhkan sebagai Peraturan Tata Krama ( Kode Etik ) yang
disusun tersendiri dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Anggaran
Dasar ini dan wajib ditaati dan dijunjung tinggi, dilaksanakan dan mengikat
semua anggota.
Pasal 19
Lambang
Untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan di antara para anggota, maka
ditentukan logo ASITA yang merupakan lambang dari hakekat, semangat dan cita
cita Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia yang bentuk warna dan
macam kegunaannya ditentukan dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB X
PEMBUBARAN
Pasal 20
1. ASITA dapat dibubarkan atas permintaan secara tertulis 2/3 (dua pertiga)
Anggota Penuh.
2. Pembubaran ASITA dinyatakan sah apabila disetujui oleh 2/3 (dua pertiga)
Anggota Penuh dalam Musyawarah Nasional Khusus (MUNASSUS).
BAB XI
PENUTUP
Pasal 21
1. Anggaran Dasar ini merupakan penyempurnaan Anggaran Dasar pada
Musyawarah Nasional VIII ASITA tanggal 15 Desember 2003 di Batam.
2. Hal hal yang belum dinyatakan dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Anggaran Dasar ini.
Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada Tanggal : 25 Agustus 2007
Dalam Musyawarah Nasional ASITA IX 2007
10
2.
1.2.2.
1.2.3.
1.2.4.
Menjalankan
amanat
organisasi
berdasarkan
prinsip
profesionalisme, transparansi dan akuntabilitas dengan penuh
tanggung jawab.
3.
1. MUSYAWARAH NASIONAL
11
1.1. Musyawarah Nasional ASITA diadakan sekali dalam 4 (empat) tahun, adapun
tempat dan waktu ditentukan oleh MUNAS sebelumnya, kecuali dalam
keadaan force majure dan kondisi tertentu dapat diubah melalui rapat
pleno yang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 jumlah DPD.
1.2. Musyawarah Nasional mempunyai wewenang untuk :
1.2.1. Menilai, mensyahkan dan atau menolak laporan pertanggungjawaban
DPP.
1.2.2. Menyusun dan atau Menetapkan Program Kerja dan Rencana Anggaran
Organisasi dan Kebijakan Umum ASITA.
1.2.3. Mengadakan Pemilihan Ketua Umum dan Ketua DEWAN TATA KRAMA.
1.2.4. Ketua Umum terpilih berkewajiban membentuk Dewan Pengurus
Pusat, selambat-lambatnya dalam waktu 30 hari sejak tanggal
terpilih.
1.3. Pemberitahuan kepada seluruh anggota mengenai tanggal, tempat dan
materi Munas disampaikan selambat lambatnya 2 (dua) bulan sebelum
Musyawarah Nasional diselenggarakan melalui DPD, DPC masing masing
disertai keterangan mengenai acara, fasilitas, transportasi, akomodasi dan
sebagainya.
1.4. Acara yang dicantumkan di dalam Musyawarah Nasional antara lain adalah :
1.4.1. Laporan dan pertanggungjawaban Dewan Pengurus Pusat ASITA.
1.4.2. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran.
1.4.3. Pemilihan Ketua Umum dan Ketua DEWAN TATA KRAMA.
1.4.4. Hal hal lain yang dianggap perlu.
1.5. Musyawarah Nasional ASITA dihadiri oleh :
1.5.1. Anggota penuh sebagai peserta.
1.5.2. Anggota Peserta (Associate Member) dan Anggota Kehormatan
sebagai peninjau.
1.6. Tata cara pemilihan Ketua Umum berdasarkan proporsional yang diwakili
oleh DPD.
1.7. Ketentuan lain mengenai tata tertib, mekanisme dan persyaratan
persidangan dalam Musyawarah Nasional, akan diatur lebih lanjut dalam
ketentuan khusus dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Anggaran Rumah Tangga ini.
2. MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA
2.1.
3.
2.2.
2.3.
3.2. Munassus diselenggarakan oleh DPP atas permintaan secara tertulis 2/3
(dua pertiga) jumlah anggota penuh yang keterwakilannya dilakukan oleh
DPD secara proporsional, yakni 1 100 Anggota : 1 suara, berlaku untuk
kelipatannya.
3.3. Peserta Munassus terdiri dari atas :
3.3.1. Anggota Penuh yang diwakili oleh DPD secara proporsional
sebagaimana tersebut dalam ART Pasal 2 Ayat 3 butir 3.2.
3.3.2. DPP.
3.3.3. Dewan Tata Krama (Kode Etik).
3.3.4. Anggota Peserta (Associate Member) dan Kehormatan sebagai
Peninjau.
3.4. Hak Peserta Munassus
3.4.1. Setiap DPD yang merupakan perwakilan anggota penuh secara
proposional mempunyai hak suara dan hak bicara.
3.4.2. DPP mempunyai hak bicara.
3.4.3. Dewan Tata Krama (Kode Etik) mempunyai hak bicara. Hak-hak lain
mengenai penyelenggaraan Munassus diatur, ditetapkan dalam Tata
Tertib Munassus dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga .
3.5. Kewajiban Peserta Munassus
Peserta Munassus berkewajiban mentaati dan melaksanakan ketentuan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Tata Tertib dan
ketentuan mengenai penyelenggaraan Munassus, yang telah memperoleh
penetapan/persetujuan Munassus.
3.1. Quorum Munassus.
13
3.1.1. Munassus dinyatakan dan ditetapkan mencapai Quorum dan syah jika
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) jumlah peserta
yang mempunyai hak suara, sebagaimana tersebut ART Pasal 2 ayat 3
butir 3.2.
3.1.2. Apabila Quorum tidak tercapai maka Munassus dapat ditunda selamalamanya 2 (dua) kali 2 (dua) jam.
3.1.3. Apabila sesudah penundaan sebagaimana dimaksud butir 3.6.2 diatas
Quorum belum juga tercapai, maka Munassus dinyatakan batal.
3.2. Keputusan Munassus
3.2.1. Keputusan Munassus mengenai perubahan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga diupayakan melalui Musyawarah atau oleh
suara terbanyak dari peserta yang memiliki hak suara yang hadir
dalam Munassus sesuai ART Pasal 2 ayat 3 butir 3.7.1.
3.2.2. Keputusan mengenai pembubaran ASITA harus disepakati oleh seluruh
peserta yang mempunyai hak suara yang hadir dalam Munassus sesuai
ART pasal 2 ayat 3 butir 3.7.1.
4. MUSYAWARAH DAERAH DAN MUSYAWARAH DAERAH LUAR BIASA
4.1. MUSYAWARAH DAERAH
4.1.1. Musyawarah Daerah diselenggarakan sekali dalam 4 (empat ) tahun
dan mempunyai wewenang untuk :
4.1.1.1. Menilai, mensyahkan dan atau menolak laporan
pertanggung jawaban DPD.
4.1.1.2. Mengadakan Pemilihan Ketua DPD dan Ketua DEWAN TATA
KRAMA DAERAH.
4.1.1.3. Ketua DPD terpilih berkewajiban membetuk Dewan
Pengurus Daerah, selambat lambatnya dalam waktu 30
hari sejak terpilih.
4.1.1.4. Menyusun dan atau menjabarkan program umum DPP ASITA
yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah.
4.1.2. Acara acara yang dicantumkan dalam Musyawarah Daerah antara
Lain :
4.1.2.1. Laporan dan pertanggung-jawaban Dewan Pengurus Daerah.
4.1.2.2. Penyusunan rencana kerja dan anggaran yang merujuk pada
hasil Munas.
4.1.2.3. Pemilihan Ketua DPD dan Ketua DEWAN TATA KRAMA.
4.1.2.4. Hal hal lain yang dianggap perlu.
4.1.3. Musyawarah Daerah dihadiri oleh :
4.1.3.1. Anggota Penuh
4.1.2.2. Anggota Peserta
14
MUSYAWARAH CABANG
4.1.1.
Musyawarah cabang diselenggarakan sekali dalam 4 (empat) tahun
dan mempunyai wewenang untuk :
4.1.1.1. Menilai, mensyahkan dan atau menolak laporan
pertanggung jawaban DPC.
4.1.1.2. Mengadakan Pemilihan Ketua DPC.
4.1.1.3. Ketua DPC terpilih berkewajiban membentuk Dewan
Pengurus Cabang, selambat-lambatnya dalam waktu 30 hari
sejak terpillih.
4.1.1.4.
Menjabarkan program umum DPP ASITA sesuai dengan
situasi dan kondisi daerahnya.
4.1.2 Acara acara yang dicantumkan dalam Musyawarah Cabang antara lain
:
4.1.2.1.
Laporan dan pertanggung jawaban DPC.
4.1.2.2.
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran yang menunjuk
pada hasil Munas.
15
4.1.2.3.
4.1.2.4.
4.2.2.
16
5.2.2.
6.
QUORUM
6.1.
6.2
Jika rapat dibatalkan oleh karena tidak mencapai quorum, maka rapat
diskors selambat-lambatnya 2 x 15 menit dan rapat dapat dilanjutkan dan
dianggap syah sekalipun quorum tidak tercapai.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 3
1. ANGGOTA PENUH
1.1. Yang dapat diterima sebagai ANGGOTA PENUH adalah Perusahaan
Perjalanan Wisata Indonesia beserta cabangcabangnya yang telah
memenuhi semua persyaratan yang ditentukan oleh ASITA dan telah
memperoleh izin usaha dari Pemerintah.
1.2. Cabang Perusahaan Perjalanan yang berdomisili di kota lain dan atau pada
satu kota dengan induk perusahaannya harus menjadi Anggota Penuh ASITA
17
untuk
21
22
Tahap
Tahap
Tahap
Tahap
5.2. Anggota Dewan Pengurus yang terkena ketentuan ayat diatas berhak
melakukan pembelaan diri serta naik banding kepada :
5.1.1 Musyawarah Nasional untuk DPP ASITA
5.1.2 Musyawarah Daerah / Cabang untuk anggota DPD / DPC.
6. PENASEHAT
6.1.
DPP, DPD dan DPC dapat mengangkat para Mantan Ketua, Pengurus dan
orang yang dianggap berjasa sebagai Penasehat..
6.2.
6.2.3.
8.5.
8.6.
9.2.
9.3.
9.4.
24
jawab
kepada
DPC
atas
25
13.2. KEPALA TATA USAHA tidak menjabat sebagai Karyawan Usaha Biro
Perjananan Wisata, Agen Perjalanan Wisata secara langsung.
13.3. KEPALA TATA USAHA dan stafnya adalah tenaga yang bekerja secara
penuh waktu yang memperoleh penghasilan (gaji) dan fasilitas lainnya
yang besar dan bentuknya diatur oleh DPC.
13.4. Penggantian dan penghentian tenaga pada Sekretariat DPC dilaksanakan
sesuai
dengan
norma
peraturan
dan
perundangundangan
ketenagakerjaan yang berlaku.
Pasal 5
DEWAN PENGAWAS TATA KRAMA PUSAT
DEWAN PENGAWAS TATA KRAMA DAERAH
Dewan Pengawas Tata Krama di tingkat Pusat dan Dewan Pengawas Tata Krama di
tingkat Daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Dewan Pengurus
ASITA.
1. DEWAN PENGAWAS TATA KRAMA PUSAT
1.1.DEWAN PENGAWAS TATA KRAMA PUSAT beranggotakan sekurangkurangnya
terdiri 5 atau lebih anggota penuh yang Ketuanya dipilih dan diangkat oleh
Musyawarah Nasional setiap 4 (empat) tahun sekali dan dapat dipilih
kembali bila Munas ASITA memutuskan.
1.2.Anggota DEWAN PENGAWAS TATA KRAMA PUSAT tidak dapat merangkap
menjadi anggota DPP.
1.3.Diantara para anggota DEWAN PENGAWAS TATA KRAMA PUSAT dipilih
seorang Ketua dan Sekretaris tetap atau periodik untuk jangka waktu yang
disepakati bersama.
2. DEWAN PENGAWAS TATA KRAMA DAERAH
2.1.Ditingkat Daerah dibentuk DEWAN PENGAWAS TATA KRAMA DAERAH
beranggotakan 3 orang atau lebih anggota penuh dan bukan anggota DPD.
2.2.Ketua DEWAN PENGAWAS TATA KRAMA DAERAH dipilih langsung oleh
Musyawarah Daerah setiap 4 (empat) tahun sekali kemudian dapat dipilih
kembali bila Musda ASITA yang memutuskan.
2.3.Diantara anggota DEWAN PENGAWAS TATA KRAMA DAERAH dipilih seorang
Ketua dan Sekretaris tetap atau periodik untuk jangka waktu yang disepakati
bersama.
3. TUGAS DAN WEWENANG DEWAN PENGAWAS TATA KRAMA PUSAT DAN DEWAN
PENGAWAS TATA KRAMA DAERAH.
26
4. Segala bentuk investasi oleh Dewan Pengurus yang bersumber dari harta
kekayaan ASITA, hanya dapat dilakukan dengan persetujuan anggota melalui
Rapat Kerja Nasional.
5. Auditor Independen bekerja secara profesional dan segala biaya yang timbul
karenanya ditanggung oleh ASITA.
6. Tim Likuidasi ASITA dibentuk secara khusus yang beranggotakan 9 orang, terdiri
dari :
- 4 ( empat ) orang dari unsur DPP.
- 5 ( lima ) orang dari unsur DPD.
7. Dalam melaksanakan tugasnya Tim Likuidasi dapat mengangkat tenaga ahli /
profesional yang bekerja untuk keperluan tersebut atas biaya ASITA.
BAB V
PEMBUBARAN
Pasal 8
1.
2.
3.
Harta kekayaan ASITA setelah dikurangi kewajiban dan atau biaya lainnya
diberikan ke Badan Sosial.
BAB VI
PENUTUP
Pasal 9
Hal hal yang belum diatur dalam anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dengan
keputusan Dewan Pengurus Pusat sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada Tanggal : 25 Agustus 2007
Dalam Musyawarah Nasional ASITA IX 2007
29