Anda di halaman 1dari 10

PAKTA INTEGRITAS

Kami yang bertanda tangan di bawah ini : 


Nama : 
Jabatan  : 

Sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan perusahaan berwenang bertindak untuk dan atas 
nama : 
Perusahaan : 
Alamat kedudukan : 

Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya, bahwa : 

1.  Kami telah melaksanakan pengadaan barang/jasa berupa ...... (jika jumlahnya banyak dapat dibuat
lampiran) sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh anggaran dasar dan peraturan
perusahaan serta peraturan perundang-undangan, berdasarkan prinsip-prinsip itikad baik, dengan
kecermatan yang tinggi, dan dalam keadaan bebas, mandiri atau tidak dibawah tekanan, maupun
pengaruh dari pihak lain(independency)

2. Kami telah mengambil keputusan sehubungan dengan hal-hal sebagaimana yang tersebut di atas
dengan penuh kehati-hatian (duty of care and loyalty)  demi untuk kepentingan yang terbaik bagi
perusahaan, dengan mengindahkan berbagai sumber informasi, keterangan dan telah melakukan
perbandingan yang cukup, sebagaimana layaknya kami mempertimbangkan keputusan bagi
kepentingan diri kami sendiri(prudent person rule)

3. Dalam mengambil keputusan kami tidak memiliki kepentingan pribadi atau tujuan untuk melakukan
sesuatu untuk manfaat diri sendiri, maupun kepentingan pihak yang terkait dengan diri kami, atau
pihak yang terafiliasi dengan kami, dan dengan demikian tidak memiliki posisi yang mengandung
potensi benturan kepentingan (conflict of interest rule), termasuk dengan seluruh pihak yang terlibat
dengan tindakan di atas.

4. Kami telah melaksanakan proses tersebut dengan pemahaman yang cukup tentang berbagai peraturan
dan kewajiban normatif lainnya yang terkait, dan memenuhi seluruh ketentuan dan peraturan
perundang-undangan, termasuk mempertimbangkan best practice, yang dipandang perlu, penting,
dan kritikal dalam proses tersebut (duty abiding the laws).
Demikian, pernyataan ini kami sampaikan dengan sebenar-benarnya, tanpa menyembunyikan fakta dan
hal material apapun, dan dengan demikian kami akan bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran
dari hal-hal yang kami nyatakan disini, demikian pula akan bersedia bertanggungjawab baik secara
perdata maupun pidana, apabila laporan dan pernyataan ini tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Demikian pernyataan ini kami buat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

(tempat dibuatnya pernyataan, tanggal-bulan-tahun)

Jabatan

Meterai 6.000

Nama

 PEMBUKAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bahwa Republik Indonesia sebagai negara maritim memiliki ribuan pulau dengan pantai yang
terpanjang kedua di dunia, lautan tropis dan sumberdaya kelautan dan perikanan yang
merupakan salah satu modal dasar pembangunan nasional yang sangat besar nilainya dan
harus dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat Indonesia.

Bahwa nelayan Indonesia sebagai sumberdaya manusia juga merupakan salah satu modal
dasar pembangunan nasional perlu dibina dan didorong untuk mampu menggali dan
memanfaatkan secara lestari sumberdaya kelautan dan perikanan yang sangat potensial itu
untuk meningkatkan harkat, martabat serta kesejahteraannya.

Sehubungan dengan itu, kaum nelayan yang merupakan tenaga-tenaga produktif memerlukan
pembinaan yang terpadu untuk menumbuhkan jiwa kesetiakawanan dan kebersamaan dalam
meningkatkan keterampilan profesinya serta ketangguhan dalam sikap mental mereka, agar
lebih mampu berperan serta secara aktif berperan dalam pelaksanaan pembangunan nasional,
dalam rangka mencapai kehidupan serta kesejahteraan yang lebih baik sekaligus ikut serta
menunjang tumbuhnya semangat pembangunan dari bawah.

Bahwa untuk mencapai cita-cita kaum nelayan tersebut diatas, dan untuk kelangsungan
peningkatan produksi perikanan dan kelautan perlu adanya penyerasian yang menyeluruh dan
terpadu dari organisasi nelayan baik struktur, sikap mental dan pola berfikir agar organisasi
nelayan tersebut dapat melaksanakan tugas dan peranannya secara efektif dan efisien yang
berlandaskan kepada falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Atas dasar semangat kekeluargaan dan dengan kesepakatan bulat diantara semua organisasi
massa nelayan terbentuklah HIMPUNAN NELAYAN SELURUH INDONESIA yang telah mampu
mempersatukan kaum nelayan dan memperjuangkan aspirasi serta kepentingannya secara
dinamis dalam era pembangunan nasional untuk melanjutkan tugas kewajiban dalam
memperjuangkan aspirasi serta kepentingan masyarakat nelayan diperlukan peraturan
organisasi yang lebih sesuai dengan perkembangan keadaan, maka ditetapkan Anggaran
Dasar Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia yang telah disempurnakan pada MUNAS V HNSI

BAB I
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, WAKTU DAN SIFAT

Pasal 1
Nama

Organisasi ini bernama Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia, disingkat HNSI sebagai wadah
himpunan masyarakat nelayan

Pasal 2
Tempat Kedudukan

Pusat Organisasi berkedudukan di Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan


cabang organisasi tersebar diseluruh wilayah tanah air.

Pasal 3
Jangka Waktu Didirikan

HNSI didirikan pada tanggal 21 Mei 1973 sebagai wadah pelaksanaan Pernyataaan Bersama
Ormas-Ormas Nelayan Tingkat Pusat Seluruh Indonesia untuk waktu yang tidak ditentukan dan
berbentuk kesatuan.

Pasal 4
Sifat
Organisasi ini bersifat profesi, independen dan non partisan

BAB II
ASAS, TUJUAN DAN USAHA

Pasal 5
Asas

Organisasi ini berasaskan Pancasila

Pasal 6
Tujuan

Mencapai kesejahteraan hidup yang layak dan adil bagi masyarakat nelayan khususnya dan
rakyat Indonesia pada umumnya berdasarkan Undang-undang Dasar 1945.

Pasal 7
Usaha dan Kegiatan

(1) Mengusahakan terlaksananya modernisasi usaha perikanan dalam arti luas dengan jalan
memberikan bimbingan dan tuntunan bagi masyarakat nelayan dalam bidang penangkapan,
budidaya, pengolahan dan pemasaran dan kegiatan usaha lain yang terkait, serta mendorong
terbentuknya dan berperannya koperasi yang bergerak di bidang usaha perikanan dan kegiatan
bisnis yang terkait.
(2) Mengusahakan terpenuhinya syarat-syarat untuk meningkatkan taraf hidup kaum nelayan baik
yang berhubungan dengan sarana usaha, modal usaha, perumahan, kesehatan, pendidikan,
lingkungan hidup dan lain-lain.
(3) Meningkatkan partisipasi kaum nelayan untuk mempercepat tercapainya tujuan Pembangunan
Nasional.
(4) Mengadakan kerjasama dengan organisasi dan lembaga-lembaga baik nasional maupun
Internasional dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan Nelayan.
(5) Mengusahakan terciptanya iklim kerja dan memperjuangkan adanya peraturan Perundangan-
undangan yang memberikan jaminan dan perlindungan hukum bagi kepentingan masyarakat
nelayan.
(6) Mengadakan kerjasama dengan organisasi lainnya baik politik, ekonomi dan sosial budaya
dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan Nelayan
(7) Apabila dipandang perlu DPP dapat membentuk lembaga badan usaha.
(8) Meningkatkan hubungan persahabatan dan persaudaraan antar sesama anggota dan
masyarakat luas.
(9) Meningkatkan pembinaan, penyuluhan dan pelatihan bagi anggota dan masyarakat nelayan
(10) Membantu Pemerintah dalam memelihara, melestarikan, mengelola dan memanfaatkan
potensi suberdaya perikanan dan kelautan

BAB III
KEANGGOTAAN, HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 8
Anggota

(1) Anggota HNSI ini terdiri dari anggota biasa dan anggota luar biasa.
(2) Anggota Biasa adalah warga negara Republik Indonesia yang semua atau sebagian mata
pencahariannya dan/atau yang semua atau sebagian usahanya dibidang Perikanan dan
Kelautan
(3) Anggota Luar Biasa adalah warga negara Republik Indonesia yang mata pencahariannya bukan
dari usaha-usah dibidang Perikanan dan Kelautan tetapi mempunyai minat untuk meningkatkan
pembangunan Perikanan dan Kelautan serta meningkatkan taraf hidup masyarakat nelayan
(4) Tata cara menjadi anggota dan keluarnya seseorang dari keanggotaan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.

Pasal 9
Hak Dan Kewajiban Anggota

Hak dan Kewajiban Anggota diatur dalam Anggaran Rumah Tangga


BAB IV
KEKUASAAN, DAN PIMPINAN ORGANISASI

Pasal 10
Kekuasaan Organisasi

(1) Musyawarah Nasional (MUNAS) adalah Kekuasaan Tertinggi Organisasi.


(2) Munas diadakan sedikitnya satu kali dalam 5 (lima) tahun
(3) Munas Luar Biasa dapat diadakan sewaktu waktu bila dipandang perlu.

Pasal 11

(1) Musyawarah Daerah (MUSDA) adalah Rapat untuk Propinsi/Daerah Istimewa/Daerah Khusus
diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam 5 (lima) tahun.
(2) Musyawarah Cabang (MUSCAB) adalah Rapat untuk Kabupaten/Kota yang diadakan sekurang-
kurangnya satu kali dalam 5 (lima) tahun.
(3) Musyawarah Ranting (MUSRAN) adalah Rapat untuk Kecamatan yang diadakan sekurang-
kurangnya satu kali dalam 5 (lima) tahun.
(4) Musyawarah Rukun Nelayan adalah Rapat untuk Desa/Kelurahan yang diadakan sekurang-
kurangnya satu kali dalam 5 (lima) tahun.
(5) Rapat Pimpinan (RAPIM) dan Musyawarah Kerja (MUKER) untuk masing – masing tingkat
Organisasi diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam 1 (satu) tahun.
(6) Munas Luar Biasa diadakan hanya untuk Pembubaran Organisasi dan mengubah Pengurus
sebelum masa baktinya berakhir atas permintaan Dewan Pimpinan Pusat atau atas
kesepakatan lebih dari setengah Dewan Pimpinan Daerah yang didukung oleh lebih dari
setengah Dewan Pimpinan Cabang.
(7) Musda, Muscab, Musran dan Musyawarah Rukun Nelayan Luar Biasa diadakan hanya untuk
mengubah Pengurus sebelum masa baktinya berakhir.

Pasal 12

Pengambilan keputusan sejauh mungkin diusahakan secara musyawarah untuk mufakat dan
apabila secara musyawarah tidak mungkin lagi diadakan, keputusan diambil berdasarkan suara
terbanyak melalui pemungutan suara.

Pasal 13

(1) Dewan Pimpinan Pusat memegang kekuasaan eksekutif tertinggi dari organisasi.
(2) Dewan Pimpinan Daerah, Dewan Pimpinan Cabang, Pimpinan Ranting dan Pengurus Rukun
Nelayan adalah pimpinan eksekutif di daerahnya masing¬masing.

Pasal 14
Kepengurusan 

(1) Dewan Pimpinan Pusat untuk tingkat Nasional


(2) Dewan Pimpinan Daerah untuk tingkat Propinsi/Daerah Istimewa/Daerah Khusus
(3) Dewan Pimpinan Cabang untuk tingkat Kabupaten/Kota
(4) Pimpinan Ranting untuk tingkat Kecamatan
(5) Rukun Nelayan untuk tingkat Desa/Kelurahan dan atau atas dasar kesatuan ekonomi dan sosial
budaya setempat
(6) Tugas, Hak dan Kewajiban Pengurus diatur dalam Anggaran Rumah Tangga

Pasal 15
Susunan Kepengurusan

(1) Kepengurusan HNSI Pusat/Daerah/Cabang terdiri atas :


a. Dewan Penasehat Dewan Pertimbangan Organisasi
b. Dewan Pimpinan Pusat/Daerah/ Cabang
c. Departemen, Biro dan Bagian.
(2) Kepengurusan Ranting dan Rukun Nelayan terdiri atas :
a. Pimpinan
b. Seksi-Seksi
(3) Dewan Pengawas adalah badan pengawas yang melakukan kegiatan pengawasan dan
pemeriksaan semua kegiatan organisasi.
(4) Pengurus adalah yang menjalankan tugas dan kegiatan organisasi.
(5) Tugas,Kewajiban, hak dan wewenang Dewan Pengawas Organisasi diatur pada Anggaran
Rumah Tangga.
(6) Tugas,Kewajiban, hak dan wewenang Dewan Pengurus Pusat/Daerah/Wilayah/Ranting dan
Rukun Nelayan diatur pada Anggaran Rumah Tangga

BAB VI
MUSYAWARAH

Pasal 16
Musyawarah Dan Rapat-Rapat Organisasi

(1) Musyawarah HNSI terdiri atas : Musyawarah Nasional/Daerah/Cabang/Ranting dan Rukun


Nelayan
(2) Rapat-Rapat organisasi terdiri dari:
a. Rapat Kerja Nasional/Daerah/Cabang
b. Rapat Paripurna Pengurus Pusat/Daerah/Cabang
c. Rapat Pengurus Harian Pusat/Daerah/Cabang/Ranting dan Rukun Nelayan
(3) Segala sesuatu yang berhubungan dengan musyawarah dan Rapat-Rapat HNSI diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.

BAB VII
PERBENDAHARAAN
Pasal 17
Sumber Keuangan

Keuangan organsasi diperoleh dari:


a. Uang Pangkal dan iuran tetap
b. Sumbangan-sumbangan dan bantuan-bantuan sukarela dan tidak mengikat.
c. Usaha-usaha lain yang sah.
d. Cara pengurusan kekayaan organisasi, diatur dalam Anggaran Rumah Tangga

BAB VIII
ATRIBUT HNSI

Pasal 18

(1) Atribut HNSI terdiri dari Lambang, Bendera, Lagu dan Pakaian Seragam.
(2) HNSI memiliki Motto Perjuangan “NELAYAN SEJAHTERA”
(3) Segala sesuatu yang menyangkut Atribut HSNI diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB IX
ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 19
Segala sesuatu yang belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, diatur dan ditetapkan
dalam Anggaran Rumah Tangga, sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.

BAB X
PEMBUBARAN

Pasal 20
HNSI hanya dapat dibubarkan berdasarkan keputusan Musyawarah Nasional yang khusus
diselenggarakan untuk maksud tersebut.

BAB XI
PENGESAHAN ANGGARAN DASAR
DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 21
Perubahan Anggaran Dasar

(1) Anggaran Dasar ini hanya dapat diubah dan ditambah oleh Musyawarah Nasional atau
Musyawarah Nasional Luar Biasa.
(2) Pelaksanaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, diatur dalam Peraturan
Organisasi yang ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat HNSI

Pasal 22
Pengesahan

Anggaran Dasar HNSI untuk pertama kalinya ditetapkan pada Munas I tahun 1973 di Jakarta
selanjutnya disempurnakan pada Munas V Tahun 2007 di Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai