Anda di halaman 1dari 23

KONAS I 2018

ANGGARAN DASAR
ASOSIASI KLINIK INDONESIA

MUKADIMAH

Bahwa berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa Indonesia telah dapat menikmati hasil
kemerdekaan yang diperjuangkan oleh para pejuang bengsa dalam memerdekakan bangsa
Indonesia dari penjajah.

Bahwa sesunguhnya pembangunan nasional adalah upaya segenap bangsa Indonesia yang
dilaksanakkan secara konsisten, berkelanjutan serta terus menerus menuju tercapainya
masyarakat adil, makmur dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Sesungguhnya cita – cita luhur untuk membangun dan mewujudkan Indonesia yang merdeka,
berdaulat, bersatu, demokratis, adil dan makmur serta beradab dan berkeTuhanan
sebagaimana termaktub di dalam Pembukaan UUD 1945 adalah merupakan cita – cita bersama
dari seluruh rakyat Indonesia. Untuk itu keterlibatan semua kekuatan bangsa baik secara
individual maupun secara bersama – sama merupakan hak dan tanggung jawab seluruh rakyat.

Pembangunan kesehatan merupakan upaya seluruh potensi Bangsa Indonesia, baik


masyarakat, swasta maupun pemerintah. Asosiasi Klinik Indonesia di singkat ASKLIN adalah
wadah untuk menghimpun klinik – klinik dan suatu bentuk kepedulian terhadap pelayanan
kesehatan yang akan menjaga kualitas pelayanan kesehatan terasebut.

Untuk itu ASKLIN mempunyai tugas mempertahankan dan menjaga kualitas pelayanan
kesehatan bersama – sama dengan anggotanya, agar tercapai Indonesia sehat.

ASKLIN mengajak semua komponen yag tergabung dalam Asosiasi Klinik Indonesia baik
anggota maupun bukan anggota untuk bersama – sama menuju satu tujuan mencapai
pelayanan kesehatan yang berkualitas mewujudkan kesehatan rakyat yang baik dan
kesejahteraan bagi bangsa Indonesia.

Maka dengan ini sebagai penguatan organisasi Asosiasi Klinik Indonesia (ASKLIN)
dilaksanakan pada saat Kongres I Tahun 2018 di Jakarta
BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
NAMA

Nama Organisasi Perkumpulan ini adalah Asosiasi Klinik Indonesia dengan nama singkatan
ASKLIN dan terjemahan bahasa Inggris disebut The Indonesian Clinic Association dengan
nama singkatan ICA.

Pasal 2
WAKTU
Asosiasi ini didirikan pada tanggal 01 Agustus 2011, Berdasarkan Akte Pendirian No. 43
Tanggal 27 Desember 2011 pada Notaris Dewi Adriani, SH.,MKn, untuk jangka waktu yang
tidak terbatas. Dan telah terdaftar menjadi Organisasi berbadan Hukum di KemenHum dan
HAM No. AHU-64.AH. 01.07 tahun 2012 tertanggal 04 Mei 2012.

Pasal 3
KEDUDUKAN
Sekretariat Pengurus Pusat Asosiasi Klinik Indonesia berkedudukan di Ibukota Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

BAB II
AZAS DAN SIFAT
Pasal 4
AZAS
ASKLIN berdasarkan asas Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945

Pasal 5
SIFAT
ASKLIN adalah Organisasi dalam bentuk Perkumpulan yang bersifat Independen

BAB III
MAKSUD, TUJUAN DAN KEGIATAN
Pasal 6
MAKSUD
Memberdayakan Klinik sebagai Sarana Pelayanan Kesehatan terdepan yang berkualitas dan
terjangkau dalam rangka melayani kesehatan masyarakat Indonesia, dengan sistem rujukan
yang terarah dan terpadu.

Pasal 7
TUJUAN
a. Melakukan Pemberdayaan Klinik untuk meningkatkan pengelolaan dan pelayanan
Kesehatan ;
b. Meningkatkan Profesionalisme penyelenggaraan klinik;
c. Mengoptimalkan sistem rujukan terarah dan terpadu.
Pasal 8
KEGIATAN

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, asosiasi menjalankan kegiatan sebagai berikut :
a. Membantu / menfasilitasi Klinik menyelesaikan perbagai permasalahan;
b. Membuat Standarisasi Klinik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat;
c. Membantu manajemen / pengelola klinik dalam pengembangan pelayanannya;
d. Membantu/memfasilitasi pembiayaan klinik ;
e. Membuat Klasifikasi klinik sesuai dengan sarana dan fasilitas yang dimilikinya;
f. Membantu para pengelola klinik dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
dengan menyiapkan pelayanan yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat;
g. Membantu tercapainya sistem pelayanan berbasis keluarga;
h. Melakukan advokasi / pembelaan bagi pengelola klinik / penanggung jawab klinik;
i. Melaksanakan program pelayanan sistem rujukan yang optimal;
j. Membantu pencapaian program SDG’s;
k. Menghindari / mencegah persaingan tidak sehat antar pengelola klinik;
l. Membantu pengembangan sumber daya manusia di klinik dengan meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dalam memberikan pelayanan;
m. Menyampaikan informasi kepada klinik tentang program pemerintah yang berhubungan
dengan kesehatan yang dilaksanakan bersama masyarakat ;
n. Melaksanakan tertib administrasi klinik dalam rangka menuju pelayanan yang berkualitas
dan dapat di pertanggungjawabkan;
o. Membantu pemerintah dalam rangka pelaksanaan penilaian klinik untuk memenuhi
standarisasi pelayanan klinik;
p. Memberi masukan kepada pemerintah di bidang pelayanan kesehatan baik tentang
pembiayaan maupun tentang peraturan perundang – undangan.
q. Bekerjasama dengan Organisasi sejenis dan atau terkait di tingkat lokal, nasional, regional
maupun internasional.
r. Mengadakan kegiatan lain yang dianggap perlu untuk tercapainya tujuan organisasi

BAB IV
STATUS, FUNGSI DAN PERAN
Pasal 9
STATUS
ASKLIN merupakan Organisasi Perkumpulan berbadan hukum sebagai wadah Klinik untuk
berhimpun dalam rangka meningkatkan kualitas Pelayanan Kesehatan.

Pasal 10
FUNGSI
ASKLIN berfungsi sebagai Pemersatu, Pembina, Pemberdayaan, Advokasi, Fasilitasi dan
Kemitraan bagi klinik.

Pasal 11
PERAN
ASKLIN berperan untuk mendorong pelayanan kesehatan yang berkualitas meliputi :
profesionalisme sumber daya manusia, pelaku pembangunan di bidang kesehatan dan
melakukan sistem rujukan secara optimal .
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 12
ANGGOTA
Semua Kinik yang mempunyai perizinan sesuai dengan peraturan dan perundangan –
undangan yang berlaku dan terdaftar di ASKLIN

BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 13
KEKUASAAN
Kekuasaan tertinggi Organisasi di tingkat Nasional berada pada Kongres Nasional ( KONAS
), di tingkat propinsi berada pada Musyawarah Daerah ( MUSDA ), dan di Tingkat Kabupaten
/ Kota berada pada Musyawarah Cabang ( MUSCAB ).

BAB VII
STRUKTUR KEPEMIMPINAN
Pasal 14
a. Tingkat Pusat :
1. Terdiri dari Dewan Pembina, Dewan Penasehat dan Pengurus Pusat ASKLIN yang masing
- masing memiliki wewenang dan tanggung jawab sesuai tugasnya.
2. Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua Umum Pengurus Pusat ASKLIN berkoordinasi
secara terintegrasi dengan Dewan Pembina dan atau dapat dibantu oleh Dewan Penasehat.
3. Pengurus Pusat ASKLIN adalah Pimpinan Organisasi ASKLIN di tingkat pusat yang
melaksanakan kegiatan eksekutif organisasi dan bertanggung jawab secara keseluruhan
organisasi baik kedalam maupun keluar organisasi.
4. Dewan Pembina adalah Pendiri dan Ketua Purna ASKLIN.
5. Dewan Penasehat adalah Pakar Kesehatan atau tokoh masyarakat yang peduli terhadap
pelayanan kesehatan
6. Ketentuan lebih lanjut tentang Peran , Tugas dan Fungsi Dewan Pembina dan Dewan
Penasehat akan diatur lebih lanjut dalam Tata Laksana Organisasi.

b. Tingkat Daerah :
1. Terdiri dari Penasehat dan Pengurus ASKLIN, yang memiliki wewenang dan tanggung
jawab sesuai tugasnya.
2. Ketua Pengurus Daerah ASKLIN berkoordinasi secara terintegrasi dengan Pengurus Pusat
ASKLIN.
3. Ketua Pengurus Daerah ASKLIN adalah Pimpinan Organisasi ASKLIN di tingkat
Propinsi.

c. Tingkat Cabang :
1. Terdiri dari Penasehat dan Pengurus Cabang ASKLIN, memiliki wewenang dan tanggung
jawab sesuai tugasnya.
2. Ketua Pengurus Cabang ASKLIN berkoordinasi secara terintegrasi dengan Pengurus Pusat
dan Pengurus Daerah ASKLIN.
3. Ketua Pengurus Cabang ASKLIN adalah Pimpinan Organisasi ASKLIN di tingkat Kota
/ Kabupaten.
Pasal 15
KEPUTUSAN ORGANISASI
1. Pengambilan keputusan Organisasi di tingkat Pusat adalah Pengurus Pusat, di tingkat
Daerah adalah Pengurus Daerah dan di Tingkat Cabang adalah Pengurus Cabang ;
2. Pengurus Pusat, Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang dalam melakukan keputusan
melalui mekanisme pengambilan keputusan ;
3. Mekanisame Pengambilan keputusan organisasi melalui musyawarah untuk mufakat, bila
tidak tercapai mufakat, maka pengambilan keputusan dapat melalui pemungutan suara ;
4. Semua keputusan yang diambil tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Organisasi ;
5. Dalam keadaan tertentu Ketua Umum Pengurus Pusat secara bersama - sama dengan
Dewan Pembina dapat mengambil keputusan tanpa melalui mekanisme pengambilan
keputusan Organisasi, sebagaimana butir (3), sepanjang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

Pasal 16
HIRARKI PERATURAN ORGANISASI
1. Hirarki Peraturan Organisasi Asosiasi Klinik Indonesia adalah sebagai berikut
a. Anggaran Dasar
b. Anggaran Rumah Tangga
c. Ketetapan Kongres Nasional
d. Keputusan Ketua Umum Pengurus Pusat
e. Ketetapan Musyawarah Daerah
f. Keputusan Ketua Pengurus Daerah
g. Ketetapan Musyawarah Cabang
h. Keputusan Ketua Pengurus Cabang
2. Setiap Peraturan Organisasi yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan peraturan
Organisasi yang lebih tinggi

BAB VIII
ATRIBUT, MARS DAN HYMNE
Pasal 17
1. Atribut Organisasi terdiri dari :
a. Lambang,
b. Bendera
c. Seragam
d. Kartu Anggota
Atribut Organisasi harus mencantumkan
Lambang ASKLIN
2. MARS dan HYMNE

BAB IX
KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI
Pasal 18
KEUANGAN ORGANISASI

1. Keuangan Organisasi adalah dana yang dimiliki oleh organisasi dan dimanfaatkan serta
digunakan untuk kepentingan kegiatan organisasi.
2. Keuangan Organisasi diperoleh dari :
a) Uang pangkal Anggota ;
b) Uang Iuran Anggota :
c) Usaha – usaha dan kerjasama dalam rangka pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
tujuan dan maksud Organisasi ;
d) Hibah atau bantuan dari perorangan, lembaga non pemerintah / LSM, organisasi
multilateral, Pemerintah dan atau Negara donor yang tidak mengikat ;
e) Sumber – sumber lain yang sah tidak mengikat
3. ASKLIN di setiap tingkatan bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan organisasi
4. Kepemilikan keuangan organisasi sebagaimana tersebut di atas, atas nama badan hukum
ASKLIN

Pasal 19
KEKAYAAN ORGANISASI

1. Kekayaan Organisasi adalah asset milik organisasi baik yang bergerak maupun tidak
bergerak di semua tingkatan :
2. ASKLIN di setiap tingkatan bertanggung jawab atas pengelolaan kekayaan organisasi.
3. Kepemilikan kekayaan organisasi sebagaimana tersebut di atas, atas nama badan hukum
ASKLIN

BAB X
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 20

1. Perubahan Anggaran Dasar Organisasi hanya dapat dilakukan oleh Kongres ASKLIN dan
di hadiri lebih dari 2 / 3 ( dua pertiga ) dari jumlah Pengurus Cabang ASKLIN di seluruh
Indonesia.
2. Keputusan dianggap Sah apabila di setujui oleh sekurang – kurangnya lebih dari 2 / 3 (
dua pertiga ) dari jumlah Pengurus Cabang yang hadir.
3. Usulan perubahan Anggaran Dasar harus disampaikan kepada Pengurus Pusat, untuk
diteruskan kepada semua Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang ASKLIN, selambat-
lambatnya 3 ( tiga ) bulan sebelum Kongres ASKLIN berikutnya.

BAB XI
PEMBUBARAN
Pasal 21

1. Pembubaran ASKLIN hanya dapat dilaksanakan setelah diputuskan oleh Kongres


ASKLIN
2. Organisasi ASKLIN dapat dibubarkan atas usulan dari sekurang – kurangnya 2 / 3 ( dua
pertiga ) dari Jumlah Pengurus Cabang ASKLIN di seluruh Indonesia.
3. Usulan pembubaran harus disampaikan kepada Pengurus Pusat dan Dewan Pembina
dalam waktu selambat-lambatnya 3 ( tiga ) bulan sebelum Kongres ASKLIN, dan harus
didukung oleh sekurang-kurangnya 2/3 ( dua pertiga ) dari jumlah Pengurus Cabang
ASKLIN di seluruh Indonesia.
BAB XII
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 22

Hal – hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini di muat dalam Anggaran Rumah
Tangga atau Peraturan – peraturan / ketentuan – ketentuan lain sepanjang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar dan di pertanggungjawabkan pada Kongres berikutnya.

BAB XIII
PENUTUP
Pasal 23

1. Tiap anggota ASKLIN wajib mematuhi Anggaran dasar


2. Anggaran Dasar ini mulai berlaku pada saat tanggal ditetapkan.
ANGGARAN RUMAH TANGGA
ASOSIASI KLINIK INDONESIA

BAB I
DASAR PENYUSUNAN
Pasal 1

Anggaran Rumah Tangga yang selanjutnya di singkat ART disusun berdasarkan Anggaran
Dasar Pasal 22

BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
Anggota

1. Anggota adalah Klinik yang telah terdaftar di ASKLIN yang izinnya telah memenuhi
peraturan perundangan.
2. Anggota sebagaimana point (1) wajib mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga ASKLIN dan aktif mengikuti kegiatan serta Pembinaan yang dilakukan oleh
ASKLIN

Pasal 3
Tata Cara Penerimaan Anggota

1. Penerimaan anggota dilakukan oleh Pengurus Cabang Setempat melalui Pendaftaran


secara tertulis / online dan pernyataan persetujuan terhadap Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga ASKLIN
2. Jika Pengurus Cabang ASKLIN belum terbentuk di tempat calon anggota sebagaimana
point (1) pendaftaran anggota dapat dilakukan melalui pengurus cabang ASKLIN terdekat.
3. Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara penerimaan anggota akan diatur dalam Tata
Laksana Organisasi

Pasal 4
Pengesahan Anggota

Pengesahan anggota dilakukan oleh Pengurus Pusat setelah mendapatkan penilaian dari
Pengurus Cabang ASKLIN setempat, dan mendapatkan Rekomendasi Pengurus Daerah.

Pasal 5
Rangkap Anggota

1. Setiap Anggota ASKLIN tidak di perbolehkan dan atau dibenarkan merangkap menjadi
anggota dari organisasi / perkumpulan yang memiliki tujuan dan fungsi yang sama
2. Pengaturan tentang Rangkap Anggota di atur lebih lanjut dalam Tata laksana Organisasi
Pasal 6
Kehilangan Keanggotaan

1. Anggota dinyatakan kehilangan keanggotannya karena atas permintaan sendiri atau di


berhentikan,
2. Pemberhentian atas permintaan sendiri hanya dapat dilakukan dengan pemberitahuan
secara tertulis kepada Pengurus Cabang sekurang – kurangnya 1 ( satu ) bulan sebelumnya.
3. Diberhentikan dari keanggotaan karena pelanggaran Organisasi baik sementara maupun
menetap.

Pasal 7
Peringatan dan Pemberhentian

1. Anggota dapat diberi peringatan atau diberhentikan menjadi anggota dalam hal:

a. Bertindak bertentangan dengan ketentuan yang ditetapkan organisasi dan peraturan


perundangan yang berlaku.
b. Tidak dapat memenuhi ketentuan sesuai dengan syarat-syarat menjadi anggota
c. Bertindak mencemarkan atau merugikan nama baik Organisasi

2. Mengenai peringatan dan atau pemberhentian harus melihat asas keadilan dan persamaan
hak dengan sesama anggota pada daerah kabupaten/kota yang sama dan akan diatur dalam
Tata Laksana Organisasi .

BAB III
KLASIFIKASI KLINIK
Pasal 8
1. Klasifikasi A adalah : Klinik Utama dengan rawat inap
2. Klasifikasi B adalah : Klinik Pratama dengan rawat inap
3. Klasifikasi C adalah : Klinik Utama rawat Jalan
4. Klasifikasi D adalah : Klinik Pratama rawat jalan.

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 9
Hak Anggota
1. Setiap anggota berhak mengeluarkan pendapat, mengajukan usul atau pertanyaan secara
lisan dan atau tertulis kepada pengurus,
2. Setiap anggota berhak mendapatkan kartu anggota dan sertifikat keanggotaan;
3. Setiap anggota berhak mendapatkan manfaat dari upaya organisasi

Pasal 10
Kewajiban anggota

1. Setiap anggota berkewajiban mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
2. Setiap anggota berkewajiban mematuhi peraturan dan keputusan Organisasi serta menjaga
dan mempertahankan kehormatan Organisasi
3. Setiap anggota berkewajiban Membayar uang pangkal dan Iuran anggota sesuai dengan
klasifikasi klinik.
4. Besaran uang pangkal dan iuran anggota di putuskan oleh pengurus pusat setelah mendapat
usulan dari cabang - cabang
5. Setiap anggota berkewajiban menjunjung tinggi pelayanan klinik yang berkualitas bagi
masyarakat

BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
Bagian I
STRUKTUR KEKUASAAN
Pasal 11
Kongres
1.Status :
a. Kongres merupakan kekuasaan tertinggi organisasi sebagai forum musyawarah nasional
ASKLIN
b. Kongres diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun pada akhir masa kepengurusan
c. Dalam keadaan luar biasa Kongres dapat diselenggarakan sewaktu-waktu atas inisiatif satu
cabang dan mendapat persetujuan sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah cabang ;
d. Kongres menyelenggarakan sidang organisasi dan sidang ilmiah ;
e. Sidang organisasi Kongres terdiri dari sidang pleno pengesahan Kongres, sidang pleno
Kongres, sidang komisi, dan sidang khusus ;
f. Pengaturan tentang Status di atur lebih lanjut dalam Tata laksana Organisasi

2.Wewenang :

Sidang Pleno Pengesahan Kongres


1) Menetapkan kuorum;
2) Menetapkan tata tertib Kongres ;
3) Menetapkan agenda acara Kongres ;
4) Menetapkan Presidium Pimpinan Sidang Kongres

Sidang pleno ;
a. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Pedoman - Pedoman Pokok
Tata Laksana Organisasi, kebijakan dan Program Strategis Nasional ASKLIN
b. Menilai pertanggung jawaban Ketua Umum Pengurus Pusat ASKLIN
c. Memilih Ketua Umum Pengurus Pusat ASKLIN.
d. Mengukuhkan Ketua Umum Pengurus Pusat ASKLIN.
e. Menerima dan menetapkan hasil – hasil sidang komisi.
f. Menerima hasil - hasil sidang khusus untuk diteruskan kepada Ketua Umum Pengurus
Pusat;
g. Menetapkan tempat pelaksanaan Rapat kerja kerja nasional dan Kongres ASKLIN
berikutnya yang memenuhi persyaratan;
h. Memberikan tanda kehormatan kepada orang-orang yang berjasa pada organisasi
ASKLIN;
3. Tata Tertib :
a. Pengurus Pusat adalah penanggung jawab penyelenggara kongres;
b. Kongres dihadiri oleh utusan, peninjau dan undangan
a. Utusan adalah mewakili Pengurus Cabang, wajib membawa surat mandat yang sah, yang
mempunyai hak pilih dan hak bicara
c. Peninjau adalah peserta dari Pengurus Daerah dan Pengurus pusat yang di tetapkan oleh
Pengurus Pusat, yang mempunyai hak bicara dan tidak mempunyai hak pilih
d. Undangan adalah peserta yang di undang dan ditetapkan oleh pengurus pusat, yang tidak
mempunyai hak pilih dan hak bicara
e. Mekanisme pengambilan keputusan dalam kongres dilaksanakan dalam sidang pleno.
f. Sidang pleno kongres dipimpin oleh tiga orang presidium yang dipilih dari peserta, dan
oleh peserta.
g. Sidang pengesahan kuorum, pembahasan dan pengesahan agenda acara, tata tertib sidang,
dan pemilihan pimpinan sidang pleno kongres dipimpin oleh panitia pengarah kongres
h. Kongres baru dinyatakan sah apabila dihadiri lebih dari 2/3 dari jumlah pengurus Cabang
yang hadir pada saat perhitungan kuorum
i. Apabila huruf (h) tidak terpenuhi maka kongres di undur paling lama 1x24 jam dan setelah
itu kongres dianggap sah.
j. Setelah laporan pertanggungjawaban pengurus pusat diterima oleh kongres, maka
pengurus pusat dinyatakan demisioner.
k. Pengaturan tentang jumlah hak suara cabang diatur lebih lanjut di dalam tatalaksana
organisasi
Pasal 12
Musyawarah Daerah

1. Status :
a. Musyawarah Daerah merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi ditingkat daerah
b. Musyawarah Daerah adalah musyawarah yang mewakili anggota ASKLIN dalam hal ini
diwakili oleh Pengurus Cabang
c. Musyawarah daerah diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun pada akhir kepengurusan dan
atau paling lambat 6 ( enam ) bulan setelah Kongres
d. Diantara musyawarah daerah, pengurus daerah dapat melaksanakan rapat kerja daerah,
yang dimaksudkan untuk menilai dan kemudian memperbaiki/mengadaptasi pelaksanaan
program kerja pengurus daerah.
2. Wewenang :
a. Menilai pertanggungjawaban pengurus daerah mengenai amanat yang diberikan oleh
Musyarawarah Daerah Sebelumnya
b. Menetapkan garis besar program kerja daerah dengan berpedoman pada hasil – hasil
Kongres.
c. Memilih dan menetapkan Ketua Pengurus Daerah untuk periode berikutnya.

3.Tata Tertib :
a. Pengurus Daerah adalah penanggung jawab penyelenggaraan musyawarah daerah.
b. Musyawarah daerah dihadiri oleh peserta utusan, peserta peninjau dan undangan.
c. Peserta utusan adalah mewakili Pengurus Cabang, wajib membawa surat mandat yang sah,
yang mempunyai hak pilih dan hak bicara.
d. Peserta peninjau adalah peserta dari Pengurus Daerah dan Pengurus pusat yang di tetapkan
oleh Pengurus Daerah, setelah berkoordinasi dengan pengurus pusat yang mempunyai hak
bicara dan tidak mempunyai hak pilih
e. Undangan adalah peserta yang di undang dan ditetapkan oleh pengurus daerah, yang tidak
mempunyai hak pilih dan hak bicara
f. Sidang organisasi musyawarah daerah dipimpin oleh tiga orang pimpinan sidang yang
dipilih dari peserta, dan oleh peserta.
g. Sidang pengesahan kuorum, pembahasan dan pengesahan agenda acara, tata tertib sidang,
dan pemilihan pimpinan sidang organisasi dipimpin oleh panitia pengarah musyawarah
daerah
h. Musyawarah daerah baru dinyatakan sah apabila dihadiri lebih dari 2/3 jumlah Cabang
ASKLIN yang hadir pada saat perhitungan kuorum
i. Apabila huruf (h) tidak terpenuhi maka musyawarah daerah diundur paling lama 1x24 jam
dan setelah itu musyawarah daerah dianggap sah.
j. Setelah laporan pertanggungjawaban pengurus daerah diterima oleh musyawarah daerah,
maka pengurus daerah dinyatakan demisioner.
k. Ketua Pengurus Daerah yang baru segera membentuk kepengurusan selambat-lambatnya
14 hari setelah penerbitan surat keputusan sementara dan selanjutnya diajukan ke Pengurus
Pusat untuk pengesahannya;
l. Apabila selambat lambatnya dalam 6 (enam) bulan setelah habis masa bakti periode
kepengurusan dan telah minimal 3 (tiga) kali diperingatkan secara tertulis untuk
mengadakan musyawarah daerah, tetapi pengurus daerah tidak melakukan musyawarah
daerah, maka pengurus pusat segera menunjuk tim caretaker yang terdiri dari 1 (satu)
orang pengurus pusat, 1 (satu) orang dari unsur pengurus daerah yang telah berakhir massa
kepengurusannya, dan 1 (satu) orang dari pengurus cabang dimana daerah tersebut
berkedudukan; untuk menyelenggarakan musyawarah daerah.
Pasal 13
Musyawarah Cabang
1. Status :
a. Musyawarah Cabang merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi ditingkat Cabang
b. Musyawarah Cabang adalah musyawarah yang dalam hal ini diwakili oleh Anggota
c. Musyawarah Cabang diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun pada akhir kepengurusan dan
atau paling lambat 1 ( satu ) tahun setelah Kongres
e. Diantara musyawarah Cabang, pengurus Cabang dapat melaksanakan rapat kerja Cabang,
yang dimaksudkan untuk menilai dan kemudian memperbaiki/mengadaptasi pelaksanaan
program kerja pengurus Cabang.
2. Wewenang :
a. Menilai pertanggungjawaban pengurus Cabang mengenai amanat yang diberikan oleh
Musyarawarah Cabang Sebelumnya
b. Menetapkan garis besar program kerja Cabang dengan berpedoman pada hasil – hasil
Kongres.
c. Memilih dan menetapkan Ketua Pengurus Cabang untuk periode berikutnya.
3. Tata Tertib :
a. Pengurus Cabang adalah penanggung jawab penyelenggaraan musyawarah Cabang ;
b. Muscab dihadiri oleh anggota, peninjau, dan undangan;
c. Anggota adalah semua anggota biasa yang ada di cabang bersangkutan;
d. Peninjau adalah Pengurus Dareah dan Pengurus Pusat ;
e. Jumlah peninjau dan undangan ditetapkan oleh Pengurus Cabang;.
f. Anggota memiliki hak bicara dan hak suara;
g. Peninjau memiliki hak bicara;
h. Undangan adalah peserta yang di undang dan di tetapkan oleh Pengurus Cabang tidak
mempunyai hak bicara dan hak suara;
i. Pengambilan keputusan dalam Muscab dilaksanakan dalam Sidang Pleno;
j. Banyaknya suara cabang dalam muscab ditentukan jumlah anggota pada cabang yang
bersangkutan;
k. Sidang pengesahan kuorum, pembahasan dan pengesahan agenda acara, tata tertib sidang,
dan pemilihan pimpinan sidang pleno muscab dipimpin oleh panitia pengarah muscab;
l. Sidang muscab dipimpin oleh tiga orang presidium yang dipilih dari anggota dan oleh
anggota;
m. Muscab baru dinyatakan sah bila dihadiri lebih dari 50 (limapuluh) % jumlah anggota
dengan melampirkan bukti pengiriman undangan;
n. Ayat (m) tidak terpenuhi maka muscab diundur paling lama 1 x 24 jam dan setelah itu
muscab dianggap sah;
o. Setelah selesai laporan pertanggungjawaban Pengurus Cabang, maka Pengurus Cabang
dinyatakan demisioner;
p. Setelah Ketua Pengurus Cabang terpilih, Pengurus Pusat segera menerbitkan Surat
Keputusan sementara untuk Ketua terpilih pada saat muscab selesai.
q. Ketua Pengurus Cabang yang baru segera membentuk kepengurusan selambat-lambatnya
14 hari setelah penerbitan surat keputusan sementara dan selanjutnya diajukan ke Pengurus
Pusat untuk pengesahannya;
r. Selambat lambatnya 6 (enam) bulan setelah habis masa bakti periode kepengurusan dan
telah maksimal 3 (tiga) kali diingatkan secara tertulis dengan, segera menunjuk tim
caretaker yang terdiri dari satu orang Pengurus Daerah, satu orang dari unsur pengurus
cabang yang telah berakhir massa kepengurusannya untuk segera menyelenggarakan
muscab.

Bagian II
RAPAT KERJA NASIONAL
Pasal 14

1. Status :
a. Rapat Kerja Nasional yang disingkat dengan Rakernas adalah rapat yang dihadiri oleh
segenap perangkat organisasi dari tingkat pusat dan tingkat Daerah;
b. Rakernas diadakan sekurang - kurangnya 2 (dua) kali dalam periode kepengurusan.

2. Wewenang :
a. Menyusun rencana kerja selama masa kepengurusan.
b. Menilai pelaksanaan program kerja nasional Pengurus Pusat ASKLIN
c. Menyempurnakan dan memperbaiki program kerja nasional untuk dilaksanakan pada sisa
periode kepengurusan selanjutnya;
d. Mempersiapkan bahan - bahan Kongres yang akan datang.
3. Tata Tertib :
a. Pengurus Pusat adalah penanggungjawab penyelenggaraan Rakernas;
b. Rakernas dihadiri oleh seluruh perangkat organisasi yang terdiri dari Pengurus Pusat
termasuk Dewan Pembina beserta anggotanya, Pengurus Daerah, Pengurus Cabang
dimana Rakernas dilaksanakan, dan undangan dari Pengurus Pusat;
c. Sidang-sidang Rakernas terdiri dari Sidang organisasi dan sidang ilmiah;
d. Sidang organisasi terdiri dari sidang pleno dan sidang komisi;
e. Sidang Pleno dipimpin oleh Ketua Umum Pengurus Pusat.

Bagian III
STRUKTUR KEPEMIMPINAN
Pasal 15
Pengurus Pusat

1.Status :

a. Pengurus Pusat adalah struktur kepemimpinan tertinggi organisasi yang melaksanakan,


dan mengurus kebijakan-kebijakan strategis dan operasional yang bersifat nasional;
b. Ketua Umum Pengurus Pusat adalah pimpinan tertinggi organisasi yang
bertanggungjawab untuk dan atas nama organisasi baik ke dalam maupun ke luar
organisasi;
c. Domisili Ketua Umum Pusat harus berdomisili di Ibukota negara.
d. Dalam melaksanakan kebijakan strategis yang bersifat nasional, Ketua Umum Pengurus
Pusat berkoordinasi dan terintegrasi dengan Dewan Pembina sesuai dengan tanggung
jawab masing-masing;
e. Ketua umum pengurus pusat mengesahkan dan melantik Pengurus Pusat termasuk,
Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang
f. Dalam melaksanakan kebijakan operasional, Ketua Umum Pengurus Pusat dibantu oleh
Bidang-bidang Dalam mengembangkan dan memformulasikan kebijakan ,
g. Pengurus Pusat dapat membentuk komite-komite tetap dan/atau ad-hoc,
h. Pengaturan tentang Tugas pokok dan fungsi Ketua Umum dan Dewan pembina diatur lebih
lanjut dalam Pedoman Tatalaksana organisasi;
i. Masa jabatan Ketua Umum adalah 5 (lima) tahun, dan dapat dipilih kembali untuk massa
jabatan 5 (lima) tahun kedua.
j. Yang dapat dipilih menjadi Ketua Umum harus seorang Tenaga Medis dengan
menunjukkan Ijazah yang sah.
k. Dalam hal Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas dan berhalangan tetap, maka
Pengurus Pusat yang ada mengadakan Rakernassus untuk menunjuk Ketua Umum
Sementara dan mempersiapkan Kongres Luar Biasa untuk memilih Ketua Umum Definitif
yang baru.
l. Pengaturan tentang Ketua Umum diatur dalam Tata Laksana Organisasi.

2. Personalia :
a. Personalia Pengurus Pusat ASKLIN sekurang-kurangnya terdiri dari :
1. Ketua Umum
2. Sekretaris Jenderal
3. Bendahara Umum
4. Bidang - bidang :
- Organisasi dan pengembangan daerah
- Pengendalian mutu
- Pengembangan Sumber Daya Manusia
- Kajian pembiayaan untuk klinik
- Advokasi dan Bantuan Hukum
- Kerjasama Antar Lembaga
- Pengabdian Masyarakat

b. Yang dapat menjadi Pengurus Pusat adalah dokter, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan
lain, bukan dari tenaga kesehatan yang perduli terhadap peningkatan pelayanan kesehatan
di Indonesia, bisa dari utusan klinik anggota ASKLIN atau dari perorangan, serta
mempunyai integritas moral, etika, disiplin, loyalitas, dedikasi tinggi dan memiliki
komitmen terhadap tujuan dan upaya terhadap organisasi ASKLIN

3. Tugas dan Wewenang :

a. Melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan yang telah
ditetapkan Kongres;
b. Mengumumkan kepada seluruh Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang yang menyangkut
pengambilan keputusan organisasi kemudian mempertanggung jawabkan kepada Kongres
berikutnya;
c. Melakukan pembinaan dan pengawasan internal organisasi;
d. Melakukan advokasi kebijakan kesehatan kepada pembuat kebijakan menyangkut
permasalahan klinik dan yang terkait;
e. Membina hubungan yang baik dengan semua stakeholder yang ada, pemerintah maupun
swasta didalam ataupun diluar negeri, khususnya dengan stakeholder yang berhubungan
dengan kesehatan;
f. Membuat kerjasama dengan pihak lain, baik yang bergerak dibidang kesehatan maupun
yang tidak bergerak dibidang kesehatan yang menguntungkan bagi anggota ASKLIN
g. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga yang ada di klinik khusus untuk
anggota ASKLIN.
h. Menyiapkan draft materi Kongres melalui forum Rakernas
i. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada anggota melalui forum Kongres;
j. Menyelenggarakan Kongres pada akhir periode;
k. Mengesahkan Pengurus Daerah, Pengurus Cabang serta perangkat organisasi baik tingkat
pusat maupun tingkat cabang.
Pasal 16
Pengurus Daerah
1. Status :
a. Pengurus Daerah adalah struktur kepemimpinan tertinggi dalam satu Daerah Propinsi yang
diketuai oleh Ketua Pengurus Daerah.
b. Dalam 1 ( satu ) propinsi hanya boleh ada satu pengurus Daerah
c. Ketua Daerah harus berdomisili di Ibukota propinsi.
d. Pengurus daerah dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh bidang-bidang
e. Masa jabatan Pengurus Daerah adalah 5 ( lima ) tahun
f. Pengurus Daerah adalah kesatuan organisasi yang dibentuk di propinsi yang mempunyai
lebih dari satu cabang atas usul cabang-cabang bersangkutan dan disetujui oleh Pengurus
Pusat ;
g. Seorang anggota ASKLIN hanya diperbolehkan dipilih menjadi Ketua Pengurus Daerah
maksimal dua kali masa kepengurusan.
h. Yang dapat dipilih menjadi Ketua Pengurus Daerah harus seorang Tenaga Medis dengan
menunjukkan Ijazah yang sah.

2. Personalia :

a. Personalia Pengurus Daerah ASKLIN sekurang-kurangnya terdiri dari


1. Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Bidang-bidang :
- Organisasi
- Pengembangan Sumber Daya Manusia
- Kajian pembiayaan untuk klinik
- Pengendalian mutu
- Advokasi dan Bantuan Hukum
b. Yang dapat menjadi Pengurus Daerah adalah dokter, tenaga keperawatan, tenaga
kesehatan lain, bukan dari tenaga kesehatan yang perduli terhadap peningkatan pelayanan
kesehatan di Indonesia, bisa dari utusan klinik anggota ASKLIN atau dari perorangan,
serta mempunyai integritas moral, etika, disiplin, loyalitas, dedikasi tinggi dan memiliki
komitmen terhadap tujuan dan upaya terhadap organisasi Klinik Indonesia
c. Dalam hal Ketua Pengurus Daerah tidak dapat menjalankan tugas dan atau non aktif maka
dapat di angkat pejabat Ketua pengurus Daerah sampai dilaksanakannya Musyawarah
Daerah luar biasa, oleh Pengurus Pusat atas usulan Pengurus Daerah

3. Tugas dan Wewenang :

a. Melaksanakan hasil kongres, keputusan pengurus pusat , musda dan ketetapan-ketetapan


organisasi;
b. Melaksanakan tugas-tugas operasional organisasi yang didelegasikan oleh Pengurus Pusat,
baik yang menyangkut masalah organisasi
c. Melakukan pendataan klinik yang menjadi Anggota ASKLIN di wilayahnya dan
melaporkannya ke Pengurus Pusat.
d. Melakukan pembinaan dan pengawasan internal organisasi yang berada dibawahnya.
e. Melakukan advokasi kebijakan kesehatan menyangkut permasalahan klinik dan yang
terkait diwilayahnya.
f. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga yang ada di klinik.
g. Melaksanakan Rapat Kerja Daerah minimal 2 ( dua ) kali dalam 1 ( satu ) periode
kepengurusan.
h. Menghadiri setiap Muscab yang berada di wilayahnya;
i. Meneruskan usulan pengurus cabang dari ketua cabang terpilih yang akan disahkan oleh
Pengurus Pusat;
j. Melantik Pengurus Cabang atas nama Pengurus Pusat.
k. Mewakili Pengurus Pusat bila diperlukan dan atau atas permintaan Pengurus Pusat ;
l. Melaksanakan program kerja yang diputuskan pada musda dan program kerja yang
merupakan penjabaran program kerja ASKLIN yang diputuskan Kongres.
Pasal 17
Pengurus Cabang
1. Status :
a. Pengurus Cabang adalah kesatuan organisasi yang dibentuk di kabupaten / kota
b. Dalam satu kabupaten / kota hanya boleh ada satu kepengurusan cabang.
c. Ketua Cabang harus berdomisili di Kabupaten atau Kota.
d. Masa jabatan Pengurus cabang adalah 5 ( lima ) tahun;
e. Seorang anggota ASKLIN hanya diperbolehkan dipilih menjadi Ketua Pengurus Cabang
maksimal dua kali masa kepengurusan.
f. Yang dapat dipilih menjadi Ketua Pengurus Cabang harus seorang Tenaga Medis dengan
menunjukkan Ijazah yang sah.

2. Personalia :
a. Personalia Pengurus cabang ASKLIN sekurang-kurangnya terdiri dari
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Bidang-bidang :
- Organisasi
- Pengembangan Sumber Daya Manusia
- Kajian pembiayaan untuk klinik
- Pengendalian mutu
- Advokasi dan Bantuan Hukum
b. Yang dapat menjadi Pengurus Cabang adalah dokter, tenaga keperawatan, tenaga
kesehatan lain, bukan dari tenaga kesehatan yang perduli terhadap peningkatan pelayanan
kesehatan di Indonesia, bisa dari utusan klinik anggota ASKLIN atau dari perorangan,
serta mempunyai integritas moral, etika, disiplin, loyalitas, dedikasi tinggi dan memiliki
komitmen terhadap tujuan dan upaya terhadap organisasi Klinik Indonesia
c. Dalam hal Ketua Pengurus Cabang tidak dapat menjalankan tugas dan atau non aktif maka
dapat di angkat pejabat Ketua pengurus cabang sampai dilaksanakanya Musyawarah
Cabang luar biasa, oleh Pengurus Daerah atas usulan Pengurus Cabang

3. Tugas dan Wewenang :


a. Melaksanakan hasil kongres, keputusan pengurus pusat , Muscab dan ketetapan-ketetapan
organisasi;
b. Melaksanakan tugas - tugas operasional organisasi yang didelegasikan oleh Pengurus
Pusat, baik yang menyangkut masalah organisasi maupun masalah lain yang terkait.
c. Melakukan pendataan klinik yang menjadi Anggota ASKLIN di wilayahnya dan
melaporkannya ke Pengurus Pusat.
d. Melakukan pembinaan dan pengawasan internal organisasi yang berada dibawahnya.
e. Melakukan advokasi kebijakan kesehatan menyangkut permasalahan klinik dan yang
terkait diwilayahnya.
f. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga yang ada di klinik.
g. Melaksanakan Rapat Kerja Cabang minimal 2(dua) kali dalam 1 (satu) periode
kepengurusan.
h. Mewakili Pengurus Pusat dan/ atau pengurus Daerah bila diperlukan ;
i. Melaksanakan program kerja yang diputuskan pada muscab dan program kerja yang
merupakan penjabaran program kerja ASKLIN yang diputuskan Kongres.
Pasal 18
TATA CARA PEMBENTUKAN

1. Pengurus Daerah :
a. Pengurus Daerah yang pertama kali di bentuk sebelumnya telah mendapatkan mandat dari
pengurus Pusat untuk membentuk kepengurusan di tingkat Daerah sebagai Pejabat ketua
Pengurus Daerah atau ketua Pengurus Daerah sementara dengan beberapa anggota lainnya
b. Masa berlaku Surat Mandat 3 ( tiga ) bulan dan atau sebelum masa berlaku mandat telah
terbentuk Pengurus.
c. Pengurus yang telah terbentuk di kirimkan ke Pengurus pusat untuk di sahkan dengan di
terbitkannya Surat Keputusan dari Pengurus Pusat.
d. Apabila sampai selesainya masa berlakunya Surat mandat belum terbentuk kepengurusan
maka surat mandat tidak dapat di perpanjang lagi, pengurus pusat dapat menunjuk anggota
lain yang di anggap mampu untuk membentuk kepengurusan daerah.

2. Pengurus Cabang :

a. Pengurus Cabang yang pertama kali di bentuk sebelumnya telah mendapatkan mandat dari
Pengurus Daerah untuk membentuk kepengurusan di tingkat Cabang sebagai Pejabat ketua
Pengurus Cabang atau ketua Pengurus Cabang sementara dengan beberapa anggota
lainnya
b. Masa berlaku Surat Mandat 3 ( tiga ) bulan dan atau sebelum masa berlaku mandat telah
terbentuk Pengurus.
c. Pengurus yang telah terbentuk di kirimkan ke Pengurus Daerah untuk di teruskan ke
Pengurus pusat untuk di sahkan dengan di terbitkannya Surat Keputusan dari Pengurus
Pusat.
d. Apabila sampai selesainya masa berlakunya Surat mandat belum terbentuk kepengurusan
maka surat mandat tidak dapat di perpanjang lagi, pengurus daerah dapat menunjuk
anggota lain yang di anggap mampu untuk membentuk kepengurusan cabang.

BAB VI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 19

1. Di Tingkat Pusat dalam rangka menjalankan tugasnya, Pengurus pusat melakukan


pengambilan keputusan dengan menyelenggarakan :
a. Rapat Pleno;
b. Rapat Pleno Diperluas.
c. Rapat Pengurus Harian
2. Di Tingkat Daerah dalam rangka menjalankan tugasnya, Pengurus Daerah melakukan
pengambilan keputusan dengan menyelenggarakan :
a. Rapat Pleno;
b. Rapat Pleno Diperluas.
c. Rapat Pengurus Harian
3. Di Tingkat Cabang, dalam rangka menjalankan tugasnya, Pengurus cabang melakukan
pengambilan keputusan dengan menyelenggarakan:
a. Rapat Pleno.
b. Rapat Pengurus Harian
Pasal 20
Rapat Pleno

1. Status :
a. Rapat Pleno merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang berfungsi
mengevaluasi program kerja dan menentukan langkah-langkah konkrit sesuai
tingkatan;
b. Rapat Pleno diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam 3 (tiga) bulan.
2. Peserta Rapat Pleno :
a. Peserta Rapat Pleno Pengurus Pusat terdiri dari seluruh Pengurus ASKLIN termasuk
Dewan Pembina dan atau Dewan penasehat.
b. Peserta rapat Pleno pengurus Daerah terdiri dari pengurus daerah, penasehat dan
cabang
c. Peserta rapat Pleno pengurus Cabang terdiri dari pengurus Cabang, dan penasehat
d. Rapat Pleno dipimpin oleh Ketua Pengurus ASKLIN, masing - masing tingkatan
3. Tugas dan Wewenang :
a. Rapat Pleno memiliki tugas dan wewenang mengevaluasi program kerja dan
menentukan langkah-langkah konkrit sesuai tingkatannya.

Pasal 21
Rapat Pleno Diperluas

1. Status :
a. Rapat Pleno Diperluas merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang berfungsi
mengkoordinasikan program Pengurus Pusat dan atau Pengurus Daerah ASKLIN;
2. Peserta Rapat Pleno Diperluas :
a. Peserta Rapat Pleno Diperluas terdiri dari seluruh Pengurus Pusat, Pengurus Daerah,
Dewan Pembina dan Dewan Penasehat.
b. Rapat Pleno Diperluas dipimpin oleh Ketua Umum Pengurus Pusat.
3. Tugas dan Wewenang :
a. Rapat Pleno Diperluas memiliki tugas dan wewenang mensosialisasikan dan
mengkoordinasikan program ASKLIN dan membahas hal-hal khusus yang dianggap
perlu.
b. Rapat Pleno Diperluas memiliki tugas dan wewenang meminta masukan dalam
pelaksanaan program ASKLIN yang akan dan atau sedang dilaksanakan.

Pasal 22
Rapat Pengurus Harian

Rapat pengurus harian adalah rapat dalam pengambilan keputusan yang bersifat sementara
dan tidak menetap untuk pemenuhan kebutuhan dalam menjalankan organisasi, terdiri dari ;
a. Ketua sesuai tingkatannya
b. Sekretaris sesuai tingkatannya
c. Bendahara sesuai tingkatannya
d. Ketua-ketua bidang sesuai tingkatannya
e. Bahasan dalam rapat harian menyangkut evaluasi program, pelaksanaan program dan
kebijakan organisasi, serta hal-hal yang dianggap perlu
BAB VII
ATRIBUT, MARS dan HYMNE
Pasal 23
Pengertian
1. Atribut organisasi ASKLIN adalah simbol atau ciri-ciri atau tanda-tanda organisasi
Asosiasi Klinik Indonesia, Atribut tersebut dapat berupa lambang, bendera, seragam, kartu
anggota
2. Logo organisasi adalah logo ASKLIN yang terdiri dari tulisan A S K L I N berwarna
merah, dibawahnya ada WADAH menahan 2/3 ( dua pertiga ) tulisan A S K L I N dengan
dasar TIGA SUDUT BERWARNA HITAM, dan dibawahnya tulisan ASOSIASI
KLINIK INDONESIA ½ ( setengah) lingkaran berwarna hitam.
Pasal 24
Penggunaan
1. Setiap atribut ASKLIN berupa lambang, bendera, seragam,kartu Anggota dan simbol-
simbol ASKLIN lainnya harus mencantumkan logo ASKLIN
2. Logo ASKLIN dapat dipasang dalam kop surat, seragam ASKLIN, pakaian lapangan
ASKLIN ( rompi ASKLIN, topi ASKLIN, PIN Baju Kaos dan yang lainnya sesuai
proporsinya )
3. Sebagai identitas anggota ASKLIN wajib mencantumkan logo ASKLIN didalam papan
nama kliniknya dan berada di sebelah kiri atas tulisan kliniknya.
4. Logo ASKLIN dapat pula dicantumkan sebagai identitas pengurus ASKLIN berupa:
a. Kartu Anggota
b. Sticker
c. Sertifikat
d. Jepit dasi
5. Logo dalam kop surat dan amplop berukuran garis tengah 3cm .logo diletakkan pada sisi
atas kiri kop surat dan amplop.
6. Badge ASKLIN berukuran garis tengah 5-7 cm, untuk dibordir atau dikenakan di baju,
Cara penempatan adalah pada dada kiri atas. Pakaian dengan badge berlogo ASKLIN
dipakai pada acara-acara resmi ASKLIN.
7. Lencana/Pin berlogo ASKLIN, disematkan didada sebelah kiri atau dileher baju depan
sebelah kiri.
8. Bendera/ pataka/vandel
Bendera atau pataka ASKLIN : warna dasar
putih dengan logo ASKLIN ditengah
,ukuran bendera/pataka 180 X 120.
9. Seragam ASKLIN berupa jas ASKLIN berwarna abu-abu muda, didada bagian kiri
terpasang logo ASKLIN, dikenakan pada acara resmi ASKLIN atau acara lain dalam
gedung.
10. Rompi ASKLIN berwarna abu-abu gelap/krim/hitam, didada bagian kiri terpasang logo
ASKLIN dikenakan sebagai pakaian lapangan, misalnya saat melakukan kegiatan bakti
sosial.
11. Topi/pet ASKLIN berwarna abu-abu gelap/krim/hitam, masing-masing pada bagian depan
terpasang logo ASKLIN, dikenakan terutama untuk pasangan pakaian lapangan.
BAB VIII
KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI
Pasal 25
Keuangan Organisasi
1. ASKLIN menjalankan sistem keuangan sentralisasi
2. Keuangan Organisasi adalah dana yang dimiliki oleh organisasi dan dimanfaatkan serta
digunakan untuk kepentingan kegiatan organisasi.
3. Keuangan Organisasi diperoleh dari :
a. Uang pangkal Anggota
b. Uang Iuran Anggota
c. Usaha – usaha dan kerjasama dalam rangka pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
tujuan dan maksud Organisasi ;
d. Hibah atau bantuan dari perorangan, lembaga non pemerintah / LSM, organisasi
multilateral, Pemerintah dan atau Negara donor yang tidak mengikat ;
e. Sumber – sumber lain yang tidak mengikat
f. Sumbangan dan Usaha – usaha lain yang sah .
4. ASKLIN di setiap tingkatan bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan organisasi.
5. Kepemilikan keuangan organisasi sebagaimana tersebut, atas nama badan hukum
ASKLIN.
6. Pengaturan tentang Tata cara pengelolahan keuangan organisasi, besaran uang pangkal
dan besaran iuran anggota di atur lebih lanjut dalam Pedoman Tata laksana organisasi
Pasal 26
Kekayaan Organisasi
1. Kekayaan Organisasi adalah asset milik organisasi baik yang bergerak maupun tidak
bergerak di semua tingkatan :
a. Gedung dan tanah
b. Kendaraan bermotor (mobil atau motor)
c. Furniture dan perangkat kantor lainnya: meja, kursi, lemari, AC
d. Peralatan kantor : komputer, printer, laptop, LCD, Telpon dan Telpon Seluler
e. Materi pendidikan dan penyuluhan yang dikembangkan oleh ASKLIN
f. Alat atau perabot lain untuk kepentingan Organisasi,
g. Deposito dan dana
2. ASKLIN di setiap tingkatan bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan dan kekayaan
organisasi.
3. Kepemilikan keuangan dan kekayaan organisasi sebagaimana tersebut di atas, atas nama
badan hukum ASKLIN.
4. Pengaturan tentang Tata cara pengelolahan kekayaan organisasi di atur lebih lanjut dalam
Pedoman Tata laksana organisasi.

BAB IX
ADMINISTRASI
Pasal 27
1. ASKLIN menjalankan sistem administrasi yang bersifat sentralisasi dan desentralisasi;
2. Kegiatan yang bersifat sentralisasi adalah kegiatan dalam rangka administrasi keanggotaan
dan kegiatan operasional yang dikelola oleh Pengurus Pusat ASKLIN
3. Kegiatan yang bersifat desentralisasi adalah kegiatan penyelenggaraan administrasi
operasional organisasi sesuai tingkatannya;
BAB X
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 28

1. Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan oleh Kongres dan atau
Kongres Luar Biasa.
2. Rencana perubahan Anggaran Rumah Tangga diajukan oleh Pengurus Pusat atau Pengurus
Cabang.
3. Rencana perubahan Anggaran Rumah Tangga telah disampaikan kepada Pengurus Pusat
selambat-lambatnya tiga bulan sebelum Kongres dan atau Kongres Luar Biasa dan
tembusannya disampaikan kepada seluruh Pengurus Daerah ASKLIN dan , Pengurus
Cabang ASKLIN.

BAB XI
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 29

1. Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan oleh Kongres yang diadakan khusus untuk
itu.
2. Keputusan pembubaran organisasi atas usulan dari sekurang – kurangnya dua pertiga
jumlah cabang.
3. Sesudah pembubaran, maka segala hak milik ASKLIN diserahkan kepada badan-badan
sosial atau perkumpulan yang ditetapkan oleh Kongres.
4. Penjelasan lebih lanjut butir 1 diatur dalam Pedoman Tatalaksana Organisasi.

BAB XII
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 30

1. Setiap anggota ASKLIN dianggap telah mengetahui Anggaran Rumah Tangga ASKLIN
2. Setiap anggota ASKLIN harus mentaati Anggaran Rumah Tangga ini
3. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran Anggaran Rumah Tangga, maka penafsiran
tersebut diserahkan kepada Pengurus Pusat dan berkoordinasi dengan Dewan Pembina
4. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur dalam peraturan
tersendiri, dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
ASKLIN

BAB XIII
ATURAN PERALIHAN
Pasal 31

1. Pembahasan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dalam sidang pleno Kongres
tidak dapat terselesaikan, maka bagian-bagian yang telah disepakati dinyatakan berlaku
dan dapat ditetapkan;
2. Penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga tidak terselesaikan dan belum
disepakati dalam Kongres, maka menggunakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga sebelumnya.
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 32
Dengan disyahkannya Anggaran Rumah Tangga ini, maka Anggaran Rumah Tangga
sebelumnya dinyatakan tidak berlaku.
Anggaran Rumah Tangga ini disahkan dalam sidang Pleno Kongres di ……….tanggal … dan
berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai