Klinik PKU
No. Dokumen No Revisi Halaman :
Muhammadiyah
01/LAB/V/2014 0 1 dari 2
Merden Banjarnegara
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR 2 Mei 2014 Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Dwi Novrianto
Pengertian Alur rujukan adalah suatu cara teknis rujukan pasien dari suatu unit,
atau dari rumah sakit lain ke Unit Laboratorium Klinik PKU
Muhammadiyah Merden.
Tujuan Agar pasien laboratorium dapat dilayani dan teradministrasi secara
terarah dan teratur.
Kebijakan Laboratorium Klinik PKU Muhammadiyah Merden Banjarnegara
melayani rujukan tidak hanya dari unit dalam klinik, tetapi melayani
juga rujukan dari klinik, rumah sakit, Dokter praktek, dan pelayan
kesehatan lainnya.
Prosedur 1. Pasien datang terlebih dulu mendaftar di loket pendaftaran (RM).
2. Pasien menuju ke poli sesuai yang dibutuhkan.
3. Dokter merujuk ke laboratorium dengan memakai format rujukan
yang ada atau telah disediakan, yaitu :
a. Jika dari rumah sakit atau klinik lain membawa rujukan dari
rumah sakit atau klinik lain yang merujuk.
b. Jika dari Unit Rawat Inap, maka petugas Unit Rawat Inap
menggunakan buku ekspedisi laboratorium sebagai surat
rujukan.
c. Khusus untuk pasien Rawat Inap, petugas laboratorium yang
datang ke bangsal yang bersangkutan.
d. Jika pasien dari Unit Rawat Jalan atau UGD maka langsung
datang ke laboratorium dengan membawa surat rujukan dari
dokter pemeriksa.
4. Pasien datang ke laboratorium dengan membawa rujukan yang
diminta oleh Dokter.
5. Petugas laboratorium memeriksa tulisan rujukan dan menjelaskan
yang akan diperiksa.
6. Petugas mengambil sampel sesuai dengan pemeriksaan yang
diminta.
7. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan.
8. Petugas menyerahkan hasil ke pasien untuk diberikan ke poli
yang merujuk atau klinik lain yang merujuk.
Unit Terkait RM, Unit Rawat Jalan, Unit Rawat Inap, Laboratorium
PEMERIKSAAN MANUAL ANGKA LEUKOSIT
Klinik PKU
No. Dokumen No Revisi Halaman :
Muhammadiyah
02/LAB/V/2014 0 1 dari 1
Merden Banjarnegara
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR 2 Mei 2014 Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Dwi Novrianto
Pengertian Leukosit adalah sel darah putih yang membentuk komponen darah.
Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan
berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak
secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler atau
diapedesis.
Tujuan Mengetahui jumlah leukosit dalam darah menggunakan cara manual.
Kebijakan Pemeriksaan manual digunakan apabila hematologi analyzer tidak
bisa digunakan dan ditujukan untuk pemeriksaan pada pasien dengan
indikasi infeksi, kelainan sel darah putih yang bertanggung jawab
terhadap imunitas tubuh, evaluasi infeksi bakteri dan virus, proses
metbolik toksik dan diagnosis keadaan leukemia.
Prosedur A. Alat dan Bahan
Sampel Darah, Reagen Turk, Yellow Tipe, Mikro Pipet, Bilik
Hitung, Deckglass, Tabung Reksi Kecil Bersih dan Kering.
B. Prosedur kerja
1. Siapkan bilik hitung yang sudah ditutup deckglass di meja
2. Hisap darah EDTA dng pipet lekosit → sampai tanda 0,5
3. Hapus kelebihan darah dng kertas tisu
4. Hisap lar. Turk sampai tanda 11
5. Kocok darah dan larutan ± 2 - 3 menit
6. Buang lar 3 - 4 tetes → masukan kedalam kamar hitung
7. Hitung leukosit dengan mikroskop
C. Nilai Normal : 4.000-11.000/ml
Unit Terkait Laboratorium
PENGOPERASIAN ASAM URAT STIK
Klinik PKU
No. Dokumen No Revisi Halaman :
Muhammadiyah
03/LAB/V/2014 0 1 dari 1
Merden Banjarnegara
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR 2 Mei 2014 Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Dwi Novrianto
Pengertian Penyakit asam urat (GOUT) merupakan akibat dari konsumsi zat
purin secara berlebihan. Purin diolah tubuh menjadi asam urat, tapi
jika kadar asam urat berlebih, ginjal tidak mampu mengeluarkan
sehingga kristal asam urat menumpuk di persendian. Akibatnya sendi
terasa nyeri, bengkak dan meradang.
Tujuan Untuk mengetahui adanya penyakit GOUT (Menegaskan diagnosa)
Kebijakan Pasien dengan indikasi GOUT, diambil sampel darahnya.
Prosedur A. Persiapan Alat dan Bahan
1. Sampel : darah kapiler/vena
2. Reagen : stik gula
3. Alat dan Bahan : Kapas Alcohol, Lancet Steril dan Auto Klik,
Kapas Kering, Glucometer.
B. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat glukometer.
2. Masukan stik asam urat pada posisi dan chip yang benar.
3. Tunggu sampe bunyi “tit”.
4. Massage jari dengan mengusap kapas alkohol.
5. Tusuk dengan lancet steril menggunakan auto klik.
6. Usap dengan kapas kering tetesan darah pertama.
7. Masukan tetes darah berikutnya ke dalam stik asam urat
sampai batas maksimal dan bunyi “tit”.
8. Tunggu beberapa detik sampai terlihat angka pada layar LCD.
9. Baca dan catat hasil, kemudian bereskan alat dan bahan.
C. Nilai Normal
1. Laki-laki : 3,4-7,0 mg/dl
2. Perempuan : 2,4-5,7 mg/dl
Unit Terkait Laboratorium
PEMERIKSAAN BT DUKE
Klinik PKU
No. Dokumen No Revisi Halaman :
Muhammadiyah
04/LAB/V/2014 0 1 dari 1
Merden Banjarnegara
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR 2 Mei 2014 Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Dwi Novrianto
Pengertian Waktu perdarahan/Bleeding Time (BT) adalah uji laboratorium untuk
menentukan lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma
yang dibuat secara laboratoris. Pemeriksaan ini mengukur hemostasis
dan koagulasi.
Tujuan Menghitung waktu perdarahan.
Kebijakan Pemeriksaan terhadap pasien dengan indikasi kelainan hemoragik
(Nilai normalnya adalah 2 - 3 menit).
Prosedur 1. Siapkan alat dan bahan seperti lancet dan auto klik, kapas
alkohol, stopwatch, kertas saring.
2. Bersihkan anak daun telinga dengan kapas alkohol dan biarkan
hingga kering.
3. Tusukan anak pinggiran daun telinga dengan auto klik yang terisi
lancet kurang lebih 2 mm.
4. Jika terlihat darah mulai keluar jalankan stopwatch.
5. Isaplah tetes darah dengan kertas saring tiap 30 detik sekali tetapi
jangan sampai menekan kulit pada waktu menghisap darah
dengan kertas saring.
6. Hentikan stopwatch pada waktu darah sudah tidak bisa dihisap
dengan kertas saring lagi.
Unit Terkait Laboratorium
PEMERIKSAAN BTA
Klinik PKU
No. Dokumen No Revisi Halaman :
Muhammadiyah
05/LAB/V/2014 0 1 dari 1
Merden Banjarnegara
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR 2 Mei 2014 Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Dwi Novrianto
Pengertian BTA (Basil Tahan Asam) merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri
yaitu berantai karbon (C) yang panjangnya 8 - 95 dan memiliki
dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak
mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat dinding sel.
BTA merupakan mycobacterium tuberculosis.
Tujuan Pemeriksaan BTA bertujuan untuk mengetahui adanya bakteri
tuberculosis pada sputum (dahak).
Kebijakan Pemeriksaan dilakukan terhadap pasien dengan indikasi TB paru.
Prosedur A. Persiapan alat dan bahan
1. Sampel : dahak S/P/S
2. Reagen
Ziech Nelson, Karbol Fuchsin 0,3%, Asam Alkohol, Metylen
Blue 0,3%
3. Alat dan bahan
Obyek Glass, Lidi/Ose Bulat, Api Spritus, Mikroskop,
Minyak Imersi, Pinset, Rak.
B. Prosedur Kerja
1. Siapkan obyek glass
2. Tulis nomor desiaan dahak yang terdiri dari 3 kelompok
angka dan 1 huruf.
a. Kelompok pertama merupakan no. urut angka Kabupaten.
b. Kelompok angka kedua merupakan nomor urut KPK.
c. Kelompok angka ketiga merupakan nomor urut sediaan.
d. Huruf A, B, C menunjukan dahak S/P/S.
3. Panaskan ose sampai merah menyala dan kemudian biarkan
sampai dingin.
4. Ambil dahak, oleskan secara spiral, merata ukuran 2x3 cm,
keringkan 15-30 menit, di safety cabinet atau udara terbuka
dan jangan terkena sinar matahari langsung.
5. Masukan ose ke dalam botol beralkohol 70 % dan garis pasir
setinggi 3-5 cm, goyang-goyang ose sampai partikel terlepas
botol harus diganti setiap harinya.
6. Panaskan ose sampai merah menyala biarkan hingga dingin.
7. Setelah sediaan kering, lakukan fiksasi dengan melewatkan
apusan dahak yang menghadap ke atas, di atas lampu spritus
sebanyak 3x.
8. Letakan sediaan dahak dengan hapusan dahak menghadap ke
atas dan beri jarak secukupnya, teteskan larutan carbol fuksin
0,3 % sampai menutupi seluruh permukaan sediaan.
9. Dengan menggunakan pinset, panaskan sediaan di atas api
spritus sampai keluar uap tapi tidak boleh sampai mendidih
atau kering, setelah itu diamkan selama 5 menit.
10. Bilas dengan air mengalir sampai zat warna bebas terbuang.
11. Tetesi dengan alkohol asam sampai warna merah benar-benar
menghilang.
12. Bilas dengan air mengalir.
13. Tetesi dengan metylen blue selama 15 detik.
14. Bilas dengan air mengalir sampai sisa cat hilang.
15. Keringkan udara.
16. Periksa dengan mikroskop perbesaran kuat dengan ditetesi
minyak imersi.
17. BTA positif : bentuk batang bewarna merah cerah dengan
latar belakang biru.
18. Catat dan laporkan
a. Negatif : tidak ditemukan BTA
b. Positif : ditemukan BTA 1 - 9 BTA/LPB
c. Positif 1 : ditemukan BTA 10 - 99/LPB
d. Positif 2 : ditemukan 1 - 10 BTA/LP
e. Positif 3 : ditemukan BTA > 10 BTA/LP
Unit Terkait Laboratorium
PENGOPERASIAN CENTRIFUGE
Klinik PKU
Muhammadiyah No. Dokumen No Revisi Halaman :
Klinik PKU
No. Dokumen No Revisi Halaman :
Muhammadiyah
15/LAB/V/2014 0 1 dari 2
Merden Banjarnegara
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR 2 Mei 2014 Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Dwi Novrianto
Pengertian Hemoglobin (Hb) adalah metaloprotein (protein yang mengandung
zat besi) yang berada di dalam sel darah merah yang berfungsi
sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Tujuan 1. Pemeriksaan Hb dilakukan untuk menentukan kadar Hb pada
komponen darah.
2. Untuk pemeriksaan pendahuluan dan rencana selanjutnya sebagai
parameter dan monitoring terapi anemia.
Kebijakan Pemeriksaan dengan metode cyanmet digunakan apabila pemeriksaan
dengan menggunakan hematologi analyzer tidak bisa digunakan, dan
ditujukan untuk pasien dengan indikasi anemia, kehilangan darah,
hemolisis, polisitemia, dan kondisi lainnya.
Prosedur A. Alat dan Bahan
Sampel Darah, Reagen Cyanmethemoglobin, Yellow Tipe, Mikro
Pipet, Timer, 2 Tabung Reksi, Fotometer, Spuit 3 ml.
B. Prosedur Kerja
1. Siapkan fotometer pilih menu pemeriksaan hemoglobin,
biarkan temperatur suhu stabil dan siap untuk digunakan.
2. Ambil masing-masing 2,5 ml reagen cyanmethemoglobin,
masukan ke dalam 2 tabung reaksi (tabung 1 untuk blanko,
sedangkan tabung ke 2 untuk reagen kerja).
3. Ambil sampel darah 20 ul masukan dalam reagen kerja.
4. Homogenkan, inkubasikan dalam suhu ruang selama 5 menit.
5. Aspiret sampel dan baca hasilnya.
C. Nilai Normal
♀ : 12-14 g/dl
♂ : 13-16 g/dl
Unit Terkait Laboratorium
PEMERIKSAAN HB SAHLI
Klinik PKU
Muhammadiyah No. Dokumen No Revisi Halaman :
Klinik PKU
No. Dokumen No Revisi Halaman :
Muhammadiyah
20/LAB/V/2014 0 1 dari 2
Merden Banjarnegara
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR 2 Mei 2014 Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Dwi Novrianto
Pengertian Kalibrasi adalah suatu cara atau kegiatan menstandarkan alat agar
sesuai dengan standar yang ada sehingga hasil pemeriksaan tepat dan
mutu terjaga (pemantapan mutu).
Tujuan Alat selalu dalam kondisi standar, sehingga hasil pemeriksaan yang
diperoleh selalu akurat.
Kebijakan Kalibrasi terhadap peralatan laboratorium yang meliputi hematologi
analyzer, fotometer, mikroskop, cat BTA, giemsa dan mikro/makro
pipet.
Prosedur 1. Hematologi analyzer harus dikalibrasi setiap 1 (satu) bulan
sekali dengan menggunakan nilai kontrol yang tersedia,
pengecekan diluent, dialys dan diluent setiap kali alat mau
digunakan.
2. Setiap pemeriksaan yang menggunakan fotometer harus selalu
menggunakan standar yang ada dari masing-masing kit
pemeriksaan.
3. Kalibrasi mikroskop dengan perawatan mikroskop secara rutin
yaitu :
a. Membersihkan lensa dengan kertas lensa setiap habis pakai.
b. Mengecilkan lampu mikroskop sebelum dimatikan.
c. Mencatat adanya jamur jika ada pada lensa.
d. Catat semua kegiatan tersebut pada buku catatan tersendiri
sebagai hasil kalibrasi.
4. Kalibrasi cat Zil Nelson dan Giemsa, yaitu :
a. Dengan membuat sediaan BTA positif dan malaria positif.
b. Catat waktu pembuatan sediaan.
c. Cat satu sediaan dengan masing-masing cat.
d. Peeriksa, amati warna parasit dan BTA.
e. Catat tanggal periksaan pertama.
f. Cat lagi sediaan yang lain secara berkala setiap setengah
bulan pada sediaan yang lain.
g. Catat waktunya.
5. Mikro dan makro pipet harus dikalibrasi setiap satu bulan sekali
dengan menggunakan alat ukur lain yang dianggap masih valid
dan akurat ukurannya.
Unit Terkait Laboratorium
PENGAMBILAN DARAH KAPILER
Klinik PKU
No. Dokumen No Revisi Halaman :
Muhammadiyah
21/LAB/V/2014 0 1 dari 1
Merden Banjarnegara
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR 2 Mei 2014 Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Dwi Novrianto
Pengertian Darah kapiler adalah darah yang mengalir melalui pembuluh darah
kapiler dengan cara menusuk kulit.
Tujuan Untuk memperoleh darah dalam volume lebih kecil.
Kebijakan 1. Pemeriksaan dilakukan terhadap pasien dengan indikasi
pemeriksaan laboratorium.
2. Petugas menggunakan handscoen.
Prosedur 1. Menentukan lokasi pengambilan darah vena (ujung jari tangan,
cuping telinga, pada bayi ujung jari kaki atau tumit).
2. Menyiapkan lancet disposibel, auto clik, kapas alkohol, dan
kapas kering.
3. Daerah yang akan ditusuk difiksasi dengan memijatnya
menggunakan dua jari.
4. Disinfeksi dengan kapas alkohol 70 %, biarkan sampai kering.
5. Tusuk dengan gerakan cepat dan tepat sehingga didapat tusukan
dengan kedalaman yang diinginkan.
6. Buang tetesan pertama dengan menghapuskan kapas kering
bersih.
7. Tetesan darah selanjutnya siap untuk pemeriksaan.
8. Letakan kapas kering steril di atas tusukan, setelah darah cukup
diambil untuk pemeriksaan.
Unit Terkait Laboratorium
PEMERIKSAAN KOLESTROL STIK
Klinik PKU
No. Dokumen No Revisi Halaman :
Muhammadiyah
22/LAB/V/2014 0 1 dari 2
Merden Banjarnegara
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR 2 Mei 2014 Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Dwi Novrianto
Pengertian Kolesterol adalah semacam zat seperti lilin yang dibutuhkan tubuh
untuk membangun dinding sel dan membuat hormon-hormon
tertentu. Kadar kolesterol tinggi (Hiperkolesterolemia) dalam tubuh
dapat membahayakan kesehatan.
Tujuan Untuk memeriksa kadar kolestrol dalam darah.
Kebijakan Pemeriksaan dilakukan terhadap pasien dengan indikasi penyakit
jantung.
Prosedur A. Persiapan Alat dan Bahan
1. Sampel : darah kapiler/vena
2. Reagen : stik kolestrol
3. Alat dan bahan
Kapas alkohol, Lancet steril dan auto klik, Kapas kering,
Glucometer
B. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat glukometer.
2. Masukan stik kolestrol pada posisi dan chip yang benar.
3. Tunggu sampai bunyi “tit”
4. Massage jari dengan mengusap kapas alkohol.
5. Tusuk dengan lancet steril menggunakan auto klik.
6. Usap dengan kapas kering tetesan darah pertama.
7. Masukan tetes darah berikutnya ke dalam stik kolestrol
sampai batas maksimal dan bunyi “tit”.
8. Tunggu selama 150 detik.
9. Baca hasil dan catat hasil pada buku register dan lembar hasil.
10. Bereskan alat dan bahan.
C. Nilai Normal : 150-240 mg/dl
Unit Terkait Laboratorium
PEMERIKSAAN LED (LAJU ENDAP DARAH)
Klinik PKU
No. Dokumen No Revisi Halaman :
Muhammadiyah
23/LAB/V/2014 0 1 dari 1
Merden Banjarnegara
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR 2 Mei 2014 Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Dwi Novrianto
Pengertian LED adalah kecepatan pengendapan sel-sel darah setiap jamnya yang
dinyatakan dalam milimeter karena adanya perbedaan berat jenis
antara sel dan plasma.
Tujuan Mengetahui nilai LED seseorang yang diperiksa dalam mm/jam.
Kebijakan Pemeriksaan LED dilakukan terhadap pasien dengan indikasi infeksi.
Prosedur A. Persiapan alat dan Bahan
Spuit Disposibel, Kapas Alkohol, Kapas Kering, Torniquet,
Tabung Reaksi Bersih dan Kering, Timer, Tabung Westergren
Dan Raknya, Reagen Natrium Citrat 3,8%, Mikropipet.
B. Prosedur Kerja
1. Cari pembuluh darah vena pada lengan atas.
2. Bendung dengan torniquet.
3. Usap dengam kapas alkohol biarkan hingga kering.
4. Tusuk pembuluh darah vena dengan spuit disposibel.
5. Hisap darah sampai dengan 2 cc, tuang pada edta k3.
6. Masukan 200 ul natrium citrat ke dalam tabung reaksi bersih.
7. Hisap darah ke dalam tabung westergren dengan
menggunakan spinball hingga angka nol, kemudian masukan
pada tabung reaksi yang terisi natrium citrat.
8. Di homogenkan, kemudian hisap kembali hingga angka nol.
9. Sumbat tabung LED bagian bawah dengan menggunakan
tutup vial dan pasang di rak LED.
10. Baca setelah 1 jam dan setelah 2 jam.
C. Nilai normal
♂ : 0-15 mm/jam
♀ : 0-20 mm/jam
Unit Terkait Laboratorium
PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM
Klinik PKU
Muhammadiyah No. Dokumen No Revisi Halaman :
Klinik PKU
No. Dokumen No Revisi Halaman :
Muhammadiyah
25/LAB/V/2014 0 1 dari 2
Merden Banjarnegara
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR 2 Mei 2014 Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Dwi Novrianto
Pengertian Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia bersifat menular
dan disebabkan oleh parasit yang disebut plasmodium yang masuk
kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk anopheles betina.
Tujuan 1. Mengetahui jenis plasmodium.
2. Pengobatan radikal berdasarkan parasit malaria yang ditemukan.
3. Obat diminum sesuai petunjuk.
Kebijakan Pemeriksaan terhadap pasien dengan indikasi penyakit malaria.
Prosedur A. Persiapan Alat dan Bahan
1. Pemeriksaan dengan Dipstik
a. Lancet steril dan auto klik
b. Kapas alkohol dan kapas kering
c. Reagensia : Dipstik malaria falcifarum dan vivax
2. Pemeriksaan Giemsa
a. Lancet steril dan auto klik
b. Reagen Giemsa
c. Obyek glass
d. Kapas alkohol dan kapas kering
B. Prosedur Kerja
1. Pemeriksaan dengan Dipstik
a. Buka dipstik dari bungkusnya, tunggu hingga suhu sama
dengan suhu ruang sehingga siap digunakan.
b. Bersihkan ujung jari manis/ tengah dengan kapas alkohol.
c. Tusuk ujung jari dengan cepat menggunakan auto klik
yang berisi lancet.
d. Usap tetesan darah pertama menggunakan kapas kering.
e. Tetesan darah berikutnya diambil dengan menggunakan
loop yang tersedia.
f. Masukan sampel pada lubang bagian sampel pada dipstik.
g. Kemudian masukan larutan buffer pada lubang yang
tersedia untuk buffer sebanyak.
h. Tunggu hingga 10 menit.
i. Baca dan catat hasilnya.
2. Pemariksaan dengan Giemsa
a. Prosedur pembuatan sediaan
1) Bersihkan ujung jari manis/tengah dengan kapas
alkohol.
2) Tusuk ujung jari dengan cepat menggunakan auto klik
yang berisi lancet.
3) Hapus tetesan darah pertama dengan kapas kering.
4) Tetesan darah berikutnya ditempelkan 1-2 tetes.
5) Bentuklah sebuah bulatan dengan ujung kaca benda
yang lain dengan garis tengah 1 cm.
6) Beri etiket, letakan sediaan pada tempat yang rata dan
tunggu hingga kering.
b. Prosedur pewarnaan cepat
1) Alat dan bahan : pepet tetes dan botol penampung,
mikroskop untuk pembacaan.
2) Perbandingan reagensia 1 : 3
3) Keringkan sediaan darah dan kipas angin atau
panaskan dengan bola lampu.
4) Cat dengan giemsa sampai menutupi permukaan
sediaan darah.
5) Biarkan 7-10 menit.
6) Cuci dengan air pada botol, diguyur perlahan-lahan
sehingga sediaan tidak lepas.
7) Biarkan kering udara.
8) Periksa dengan mikroskop perbesaran kuat.
C. Pembacaan Hasil (Identifikasi Parasit)
1. Plasmodium falciparum
2. Plasmodium vivax
3. Plasmodium malariae
4. Plasmodium ovale
5. Falciparum ring
6. Vivax ring
Unit Terkait Laboratorium
PEMERIKSAAN RESTI
DAN PETUGAS LABORATORIUM
Klinik PKU
Muhammadiyah
No. Dokumen No Revisi Halaman :
Merden Banjarnegara
26/LAB/V/2014 0 1 dari 2
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR 2 Mei 2014 Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Dwi Novrianto
Pengertian Semua spesimen dan pemeriksaan laboratorium dianggap beresiko
tinggi terhadap penularan penyakit karena belum diketahui apa yang
terkandung didalamnya. Sehingga semua sampel dianggap infeksius
yang dapat menularkan penyakit baik langsung maupun tidak
langsung.
Tujuan Menghindari atau meminimalkan penularan penyakit dari spesimen
maupun limbah pemeriksaan kepada petugas laboratorium maupun
lingkungan.
Kebijakan Pemeriksaan meliputi :
1. Petugas laboratorium.
2. Semua sampel atau spesimen pemeriksaan yang dilakukan di
laboratorium.
3. Semua limbah laboratorium Klinik PKU Muhammadiyah Merden
Banjarnegara.
Prosedur 1. Petugas laboratorium harus menggunakan atau memakai jas
laboratorium yang telah ditentukan instansi sesuai dengan standar
dan aturan yang berlaku.
2. Petugas menggunakan handscoen ketika sampling, pemeriksaan
dan ketika konseling dengan pasien.
3. Petugas memakai masker ketika melakukan pemeriksaan
laboratorium dan juga ketika melakukan bimbingan konseling
dengan pasien.
4. Petugas melaksanakan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan
prosedur tetap atau Standar Prosedur Operasional yang tetah di
tetapkan.
5. Membersihkan dan meletakan peralatan yang telah digunakan.
6. Petugas mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan alkohol
setelah melakukan pemeriksaan.
7. Memisahkan antara sampah medis dan non medis serta proses
pembuangannya sesuai dengan protap dan Standar Prosedur
Operasional yang berlaku.
Unit Terkait Laboratorium
PEMERIKSAAN MANUAL ANGKA TROMBOSIT
Klinik PKU
No. Dokumen No Revisi Halaman :
Muhammadiyah
27/LAB/V/2014 0 1 dari 1
Merden Banjarnegara
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR 2 Mei 2014 Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Dwi Novrianto
Pengertian Trombosit adalah sel anuclear nulliploid (tidak mempunyai nukleus
pada DNA-nya) dengan bentuk tak beraturan dengan ukuran diameter
2-3 µm yang merupakan fragmentasi dari megakariosit.
Tujuan Menghitung jumlah trombosit dalam darah dengan cara manual.
Kebijakan Pemeriksaan dilakukan apabila hematologi analyzer tidak bisa
digunakan dan ditujukan pada pasien kelainan hemoragik
Prosedur A. Alat dan Bahan
1. Sampel darah
2. Reagen pipet eritrosit
3. Kamar hitung (Improved Neubauer)
4. Mikroskop
5. Reagen : Larutan Rees Ecker
B. Prosedur Kerja
1. Siapkan bilik hitung yang sudah ditutup dengan menggunakan
deckglass di meja.
2. Hisap darah EDTA dengan menggunakan pipet erytrosit →
sampai tanda 0,5
3. Hapus kelebihan darah dengan kertas tisu.
4. Hisap lar Rees Echer sampai tanda 101.
5. Kocok darah dan larutan ± 2 – 3 menit.
6. Buang lar 3 – 4 tetes → masukan kedalam kamar hitung.
7. Hitung trombosit dengan mikroscop → lap 1,3,7,9 → hasil x
500.
C. Nilai Normal
150.000 – 400.000/mm3
Unit Terkait Laboratorium
PEMERIKSAAN UREUM
Klinik PKU
No. Dokumen No Revisi Halaman :
Muhammadiyah
28/LAB/V/2014 0 1 dari 1
Merden Banjarnegara
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR 2 Mei 2014 Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Dwi Novrianto
Pengertian Ureum adalah hasil dihidrolisa dalam air dengan urease membentuk
ammonia dan karbondioksida. Dalam modifikasi reaksi berthelot, ion
ammonium bereakshypokklorit dan silsilat membentuk warna hijau.
Tujuan Mengukur kadar ureum dalam darah.
Kebijakan Pemeriksaan terhadap pasien dengan indikasi penyakit ginjal.
Prosedur A. Alat dan Bahan
Sampel : serum atau plasma, Reagen urea FS diasys, Fotometer,
3 tabung reaksi bersih dan kering, Mikro pipet 10 Ul, Mikro pipet
1000 uL, Tissu
B. Prosedur Kerja
1. Siapkan fotometer pilih menu pemeriksaan urea, pastikan
faktor dan gelombang sesuai.
2. Siapkan serum dan reagen kerja R1 dan R2, pipet dalam
tabung reaksi
Pipet dalam Tabung Blanko Standar Sampel
Reaksi
Sampel atau standar 10 uL 10 uL
Reagen 1 1000 uL 1000 ul 1000 uL
3. Campurkan.
4. Homogenkan dan inkubasi 37 C selama 1 menit.
5. Aspiret pada fotometer dan tunggu 60 detik kemudian baca
hasilnya.
C. Nilai Rujukan
Wanita < 50 th : 15-40 mg/dl
> 50 th : 21-43 mg/dl
Laki-laki < 50 th : 19-44 mg/dl
> 50 th : 18-55 mg/dl
Unit Terkait Laboratorium
PEMERIKSAAN URINE
Klinik PKU
No. Dokumen No Revisi Halaman :
Muhammadiyah
29/LAB/V/2014 0 1 dari 1
Merden Banjarnegara
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR 2 Mei 2014 Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Dwi Novrianto
Pengertian Urine adalah larutan komplek yang terdiri dari 96% air dan 4% zat
terlarut yang dihasilkan oleh ginjal, disimpan sementara di kandung
kemih dan dikeluarkan dari tubuh melalui saluran kemih bawah.
Tujuan Mengetahui adanya kelainan pada saluran kemih.
Kebijakan Pemeriksaan dilakukan terhadap pasien dengan indikasi ISK.
Prosedur A. Persiapan alat dan Bahan
Sampel Urine, Botol Penampung Urine, Reagen Stik Urin 10
Parameter Obyek Glass dan Deckglass, Centrifuge Urine,
Mikroskop, Tabung Reaksi, Deck Glass.
B. Prosedur Kerja
1. Pasien disuruh kencing ke dalam botol yang sudah disiapkan
dan diberitahu jangan sampai tercampur dengan air.
2. Masukan air pada tabung reaksi.
3. Celipkan stik urine sampai semua parameter tergenangi air
dan diamkan selama satu menit.
4. Angkat stik dan baca
Pembacaan parameter dan makroskopis ini meliputi : warna,
kejernihan, reduksi, protein, bilirubin, urobilinogen, keton,
nitrit, Ph, dan BJ.
5. Sisa urine dicentrifuge agar terjadi endapan dengan kecepatan
16.000 rpm selama 10 menit.
6. Buang cairan urine, ambil endapan dan teteskan pada obyek
glass kemudian tutup deck glass.
7. Baca dengan perbesaran lemah. Pemeriksaan sediment ini
meliputi adanya : leukosit, eritrosit, epitel, silinder, cristal,
bakteri.
Unit Terkait Laboratorium
PENGAMBILAN DARAH VENA
Klinik PKU
No. Dokumen No Revisi Halaman :
Muhammadiyah
30/LAB/V/2014 0 1 dari 2
Merden Banjarnegara
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR 2 Mei 2014 Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Dwi Novrianto
Pengertian Pengambilan darah vena adalah cara pengambilan darah dengan
menusuk area pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit.
Pengambilan darah vena yaitu suatu pengambilan darah vena yang
diambil dari vena dalam fossa cubiti, vena saphena magna/vena
supervisial lain yang cukup besar untuk mendapatkan sampel darah
yang baik dan representatif dengan menggunakan spuit atau
vacutainer.
Tujuan 1. Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi
syarat untuk melakukan pemeriksaan.
2. Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah (infeksi,
needle stic injury) akibat vena punctie bagi petugas maupun
penderita.
3. Untuk petunjuk bagi petugas yang melakukan pengambilan darah
(phlebotomy).
4. Untuk mendapatkan spesimen darah vena tanpa anti koagulan
yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan kimia klinik dan
imunoserologi.
5. Untuk menganalisa kandungan komponen darah, seperti sel darah
merah, sel darah putih, angka leukosit, dan menganalisa angka
trombosit.
6. Darah vena juga dapat digunakan untuk analisa gas darah jika
darah arteri tidak dapat diperoleh, tetapi hanya berguna untuk
mengevaluasi pH, PaCO2 dan base excess.
Kebijakan 1. Pemeriksaan dilakukan terhadap pasien dengan indikasi
pemeriksaan laboratorium.
2. Petugas menggunakan handscoen.
3. Pelaksanaan harus sesuai prosedur.
Prosedur 1. Menentukan lokasi pengambilan darah vena (vena vicial, divosa
cubiti).
2. Menyiapkan spuit disposibel, kapas alkohol, torniquet, tabung
edta k3, kapas kering dan plesterin.
3. Torniquet dipasang di atas vena yang akan diambil.
4. Vena difiksasi dengan menegangkan kulit bagian distal dengan
ibu jari kiri.
5. Disinfeksi dengan kapas alkohol 70 %, biarkan sampai kering.
6. Tusuk bagian vena pelan-pelan dengan sudut 45 derajat.
7. Tarik torak spuit pelan-pelan sampai jumlah darah yang
diinginkam.
8. Lepas torniquet.
9. Letakam kapas kering steril diatas tusukan, jarum dikeluarkan
pelan-pelan.
10. Lepaskan jarum dari semprit, masukan darah pelan-pelan lewat
dinding tabung edta k3.
11. Kocok pelan-pelan supaya homogen.
12. Darah siap diperiksa.
Unit Terkait Laboratorium
PEMERIKSAAN WIDAL
Klinik PKU
Muhammadiyah No. Dokumen No Revisi Halaman :